Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EFISIENSI

DOSEN MATA KULIAH

Nurfardiansyah B., S.K.M.,M.Kes.

DISUSUN OLEH

ARSYSTRY FIRDANI 14120200022

KELAS: B1

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ EFISIENSI”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada nabi besar kita yaitu,
Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk melengkapi salah
satu tugas mata kuliah EKONOMI KESEHATAN.

Saya menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
lagi di masa yang akan datang.

Makassar, 27 Februari 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………. i

Daftar Isi……………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………... 2

2.1 Pengertian Efisiensi………………………………………………………... 2

2.2 Tujuan dan Manfaat Efisiensi……………………………………………… 4

2.3 Syarat Tercapainya Efisiensi………………………………………………. 4

2.4 Jenis dan Contoh Efisiensi…………………………………………………. 5

2.5 Prinsip Berlakunya Efisiensi………………………………………………. 6

2.6 Cara Meningkatkan Efisiensi dalam Organisasi…………………………… 7

2.7 Efisiensi dalam Kesehatan…………………………………………………. 8

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………... 9

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya dibutuhkan sebuah


manajemen yang baik, dan manajemen yang baik adalah manajemen yang efisien
namun juga efektif.  Karena manajemen yang efisien saja akan sia-sia jika gagal dalam
mencapai tujuannya karena kurang efektif, dan manajemen yang efektif saja akan sangat
mungkin terjadi pemborosan karena tidak efisien. Namun, dalam makalah ini kami akan
lebih menekankan terhadap efisiensi saja. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
menjelaskan apa pengertian efisiensi, tujuan dan manfaat efisiensi, syarat tercapainya
efisiensi,jenis dan contoh efisiensi, prinsip berlakunya efisiensi, dan cara meningkatkan
efisiensi dalam organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian efisiensi?
2. Apa tujuan dan manfaat efisiensi?
3. Apa saja syarat tercapainya efisiensi?
4. apa saja jenis dan contoh efisiensi?
5. Apa prinsip berlakunya efisiensi?
6. Bagaimana cara meningkatkan efisiensi dalam organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Efisiensi


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisiensi diterjemahkan dengan daya guna.
Ini menunjukkan bahwa efisiensi selain menekankan pada hasilnya, juga ditekankan
pada daya atau usaha/pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut agar tidak terjadi
pemborosan.
Menurut Wirapati efisiensi adalah usaha mencapai prestasi yang sebesar-besarnya
dengan menggunakan kemungkinan-kemungkinan yang tersedia (material, mesin, dan
manusia) dalam tempo yang sependek-pendeknya di dalam keadaan yang nyata tanpa
mengganggu keseimbangan antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga, dan waktu.
Sedangkan menurut Ghiselli dan Brown The term efficiency has a very exact
definition, It is expessed as the ratio of output to input. Jadi, menurut Ghiselli dan
Brown istilah efisiensi mempunyai pengertian yang sudah pasti, yaitu menunjukkan
adanya perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input).
Efisiensi merupakan perbandingan terbaik antara suatu hasil (output) dengan
usahanya (input). Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi berikut ini:
1.      Hasil (Output)
Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien jika suatu usaha memberikan hasil yang
maksimum.
2.      Usaha (Input)

Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien, jika suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha
yang minimum.

Dari beberapa pengertian efisiensi di atas, kami menyimpulkan bahwa efisiensi


adalah kegiatan mencapai tujuan dengan benar, dengan cara menggunakan sumber daya,
waktu, tenaga yang minimum secara optimal dengan hasil output yang maksimal.
Optimal di sini bukan berarti menggunakan sumber daya yang ada secara berlebihan,
tetapi menggunakan sumber daya yang ada itu secara baik-baik dan sesuai dengan apa
yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah output.
Sebuah manajemen yang efisien (efficient operation) akan menggunakan sumber
daya yang ada secara optimal demi mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal,
dan tidak membuang-buang sumber daya yang ada secara cuma-cuma dalam
melaksanakan operasinya. Suatu operasi tidak efisien jika sebuah manajemen
menggunakan sumber daya melebihi dari jumlah yang diperlukan.

Pada umumnya, manajemen yang berhasil adalah manajemen yang efisien namun
juga efektif. Karena manajemen yang efisien saja akan sia-sia jika gagal dalam
mencapai tujuannya karena kurang efektif, dan manajemen yang efektif saja akan sangat
mungkin terjadi pemborosan karena tidak efisien.
Dalam agama Islam sangat menganjurkan efisiensi, mulai dari efisiensi keuangan,
waktu, bahkan dalam berkata dan berbuat yang sia-sia (tidak ada manfaat dan tidak ada
keburukan) saja diperintahkan untuk meninggalkannya, apalagi berbuat yang
mengandung keburukan atau kerugian.

‫) َوالَّ ِذينَ ُه ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو‬2( َ‫اش ُعون‬ 4َ ُ‫قَ ْد أَ ْفلَ َح ا ْل ُم ْؤ ِمن‬


َ ‫) الَّ ِذينَ ُه ْم ِفي‬1( ‫ون‬
ِ ‫صالتِ ِه ْم َخ‬
)3( َ‫ضون‬
ُ ‫ُم ْع ِر‬

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1) (yaitu) orang-orang yang


khusyuk dalam shalatnya(2) dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan
dan perkataan) yang tiada berguna(3)”(QS.Al-Mu’minuun1-3)

Dalam mempergunakan waktu, Islam juga memerintahkan untuk menggunakan waktu


yang kita miliki seoptimal mungkin dan jangan sampai ada waktu yang terbuang secara
sia-sia. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Ashr.

‫ت‬ َّ ‫) إِال الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا ال‬2(‫س ٍر‬


ِ ‫صالِ َحا‬ ْ ‫سانَ لَفِي ُخ‬ َ ‫) إِنَّ اإل ْن‬1(‫ص ِر‬ ْ ‫َوا ْل َع‬
)34(‫ص ْب ِر‬
َّ ‫اص ْوابِال‬ ِّ ‫اص ْوا بِا ْل َح‬
َ ‫ق َوت ََو‬ َ ‫َوتَ َو‬
“Demi masa(1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian(2)
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat
menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi
kesabaran(3)” (QS.Al-Ashr 1-3).
2.2 Tujuan dan Manfaat Efisiensi

Efisiensi ini sering dilakukan pada segala macam bidang kehidupan manusia yang
tentunya mempunyai tujuan ialah sebagai alasan dilakukannya efisiensi. Secara umum,
tujuan efisiensi ini ialah sebagai berikut:

1. Untuk mencapai sebuah hasil atau tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Untuk menghemat atau juga mengurangi penggunaan sumber daya didalam
melakukan aktivitas atau kegiatan.
3. Untuk bisa memaksimalkan penggunaan segala sumber daya yang dipunya
sehingga tidak ada yang terbuang dengan percuma.
4. Untuk bisa meningkatkan kinerja suatu unit kerja sehingga hasil atau output-nya
semakin maksimal.
5. Untuk bisa memaksimalkan keuntungan yang mungkin didapatkan.

Dari penjelasan di atas kita mengetahui bahwa tujuan dari segala macam upaya efisiensi
ini ialah untuk mencapai efisiensi optimal. Efisiensi optimal merupakan perbandingan
terbaik antara pengorbanan yang dilakukan dalam mendapatkan sebuah hasil yang
diharapkan.

2.3 Syarat Tercapainya Efisiensi

Manusia itu selalu berupaya untuk dapat melakukan efisiensi dalam segala aspek bidang
kehidupan. Supaya efisiensi tersebut dapat dikatakan berhasil maka harus memenuhi
beberapa syarat berikut:

1. Berhasil guna, adalah suatu kemampuan sebuah unit kerja dalam mendatangkan
hasil serta manfaat. Contohnya seperti, barang yang diproduksi bermanfaat bagi
masyarakat.
2. Ekonomis, merupakan suatu tindakan untuk vusa mendapatkan input (barang
atau jasa) yang berkualitas dengan tingkat pengeluaran sekecil mungkin.
3. Pelaksanaan kerja itu bisa dipertanggungjawabkan
4. Pembagian kerja yang nyata
5. Rasionalitas wewenang serta tanggungjawab
6. Prosedur kerja yang praktis
2.4 Jenis dan Contoh Efisiensi

Setelah kita memahami pengertian efisiensi, kita juga perlu untuk mengetahui contoh
efisiensi yang sering dilakukan oleh manusia. Dibawah ini merupakan beberapa contoh
efisiensi adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi Optimal

Efisiensi optimal ini merupakan suatu perbandingan terbaik antara pengorbanan yang
dilakukan untuk bisa mendapatkan suatu hasil yang diharapkan.

1. Ditinjau dari segi hasil. Contohnya ialah seperti seorang manajer bisa 


mencapai suatu output/hasil (produktivitas, performance) yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan masukan-masukan (tenaga kerja, uang, waktu, serta
bahan) yang dipakai.
2. Ditinjau dari segi penghematan. Contohnya ialah seperti dengan penggunaan
peralatan yang modern maka proses kerja itu akan lebih cepat dan akan
menghemat waktu dan biaya.

2. Efisiensi dengan Tolak Ukur

Efisiensi dengan tolak ukur merupakan suatu perbandingan antara hasil minimum yang
ditentukan dengan hasil riil yang dicapai, yang mana dapat dikatakan efisien itu apabila
hasil riil lebih besar dari angka minimun yang ditentukan.

Sebagai contoh

1. Buruh Indonesia bisa  menyusun bata itu sekitar 100-125 bata per hari (8 jam)
2. Buruh Thailand itu mampu menghasilkan 250 batu bata didalam sehari (8 jam).

Dalam hal tersebut tolak ukurnya ialah kemampuan dari masing-masing buruh
bangunan tersebut dalam mencapai hasil minimum yang sudah ditentukan didalam
waktu tertentu.
3. Efisiensi dengan Titik Impas

Efisiensi dengan titik impas sering digunakan pada bidang usaha yang mana titik impas
(break even point) ialah titik batas antara usaha yang efisien serta tidak efisien.

2.5   Prinsip Berlakunya Efisiensi


Untuk menentukan apakah suatu kegiatan dalam organisasi itu termasuk efisien
atau tidak maka prinsip-prinsip atau persyaratan efisiensi harus terpenuhi. Adapun
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1.     Efisiensi Harus Dapat diukur
Standar untuk menetapkan batas antara efisien dan tidak efisien adalah ukuran
normal. Ukuran normal ini merupakan patokan (standar) awal untuk selanjutnya
menentukan apakah suatu kegiatan itu efisien atau tidak. Batas ukuran normal untuk
pengorbanan (input) adalah pengorbanan maksimum. Sedangkan batas ukuran
normal  untuk hasil (output) adalah hasil minimum. Kalau tidak dapat diukur maka
tidak akan dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau cara kerja itu efisien atau tidak.
2.    Efisiensi Mengacu Pada Pertimbangan yang Rasional
Saat melakukan pertimbangan, haruslah pertimbangan itu pertimbangan yang
rasional. Maksudnya, segala pertimbangan harus berdasarkan akal sehat, masuk akal,
logis, dan bukan emosional. Dengan pertimbangan yang rasional, objektivitas
pengukuran dan penilaian akan lebih terjamin.
3.    Efisiensi Tidak Boleh Mengorbankan Kualitas (Mutu)
Dalam hal ini kuantitas boleh saja ditingkatkan tetapi jangan sampai mengorbankan
kualitasnya. Jangan hanya mengejar kuantitas tetapi dengan mengorbankan kualitas.
4.    Efisiensi Merupakan Teknis Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya jangan sampai bertentangan dengan kebijakan atasan.
Karena kebijakan atasan tentu saja sudah dipertimbangkan dari berbagai segi yang luas
cakupannya, pelaksanaan operasionalnya dapat diusahakan seefisien mungkin sehingga
tidak terjadi pemborosan.
5.    Pelaksanaan Efisiensi Harus disesuaikan dengan Kemampuan Organisasi yang
Bersangkutan
Penerapan efisiensi disesuaikan dengan kemampuan sumber daya, dana, fasilitas,
dan lain-lain yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan sambil diusahakan
peningkatannya. Setiap organisasi tidak selalu mempunyai kemampuan yang sama dan
pengukuran efisiensi hendaknya didasarkan pada kemampuan yang dimilikinya, baik
mengenai sumberdaya, dananya, fasilitasnya ataupun yang lainnya. 
Dari kesemua prinsip yang telah kami jelaskan di atas, prinsi-prinsip tersebut harus
terpenuhi untuk menentukan tingkat efisiensi sebuah kegiatan dalam organisasi. Jika
prinsip atau persyaratan diatas tidak terpenuhi maka tidak dapat diketahui apakah suatu
kegiatan itu sudah efisien atau tidak.

2.6  Cara Meningkatkan Efisiensi dalam Organisasi


       Agar tercipta organisasi yang efisien, ada beberapa cara untuk meningkatkan
efisiensi dalam organisasi. Adapun cara tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Pelaksanaan fungsi manajemen secara tepat
Dalam fungsi manajemen yang meliputi planing, organizing, actuating, dan
controlling itu harus dilaksanakan dengan tepat. Jika ada fungsi manajemen yang tidak
tepat itu akan menjadikan suatu manajemen kurang efisien dan tentu saja akan
menjadikan organisasi yang tidak efisien pula.
2.      Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang tepat
Semua sumber daya ekonomi yang ada seperti sumber daya alam, sumber daya
manusia, sumber daya kewirausahaan, dan juga sumber daya modal dipilih dengan baik,
kemudian dimanfaatkan secara tepat.
3.      Pelaksanaan fungsi fungsi organisasi sebagai alat pencapai tujuan yang setepat tepatnya
Memanfaatkan fungsi-fungsi organisasi yang sebagai wadah untuk digunakan
sebagai alat pencapaian  tujuan yang telah direncanakan sebeumnya secara tepat.
4.      Pengarahan dan dinamika organisasi dilakukan untuk pengembangan dan kemajuan
yang berkesinambungan.
Pengarahan-pengarahan dan dinamika yang sudah ada ataupun sudah berjalan
dalam sebuah organisasi dilakukan dengan sebaik mungkin secara terus menerus  demi
berkembangnya sebuah organisasi dan juga kemajuan yang secara  berkesinambungan.
2.7 Efisiensi Dalam Kesehatan
 Efisiensi produktif.
Sebuah puskesmas atau RS mencapai efisiensi produktif jika memproduksi kuantitats
output dengan kuantitas input seminimal mungkin, atau memproduksi semaksmimal
mungkin kuaantitas output dengan kuantiats input yang tersedia (Clewer dan Perkins,
1998). Pada setting Puskesmas, output tersebut msailnya “jumlah pasien yang diobati”
 Efisiensi teknis.
Sebuah puskesmas atau RS mencapai efisiensi teknis jika memproduksi kuantitats
output dengan kombinasi biaya seminimal mungkin, atau memproduksi semaksmimal
mungkin kuaantitas output dengan biaya yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998).

 Efisiensi alokatif.
Efisiensi alokatif terjadi jika, dengan distribusi pendapatan yang ada di masyarakat,
tidak mungkin merealokasikan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan seorang
(dalam arti kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang) tanpa menyebabkan
kesejahteraan paling tidak seorang lainnya menjadi lebih buruk. Efisiensi alokatif terjadi
jika input maupun output digunakan sebaik mungkin dalam ekonomi sehingga tidak
mungkin lagi diperoleh perbaikan kesjahteraan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisiensi diterjemahkan dengan daya guna.
Menurut Wirapati efisiensi adalah usaha mencapai prestasi yang sebesar-besarnya
dengan menggunakan kemungkinan-kemungkinan yang tersedia (material, mesin, dan
manusia) dalam tempo yang sependek-pendeknya di dalam keadaan yang nyata tanpa
mengganggu keseimbangan antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga, dan waktu.
Sedangkan menurut Ghiselli dan Brown istilah efisiensi mempunyai pengertian yang
sudah pasti, yaitu menunjukkan adanya perbandingan antara keluaran (output) dan
masukan (input).
Untuk menentukan apakah suatu kegiatan dalam organisasi itu termasuk efisien
atau tidak maka prinsip-prinsip atau persyaratan efisiensi harus terpenuhi. Adapun
prinsip tersebut adalah sebagai berikut: efisiensi harus dapat diukur,
efisiensi mengacu pada pertimbangan yang rasional,
efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas(mutu), efisiensi merupakan
teknis pelaksanaan, pelaksanaan efisiensi harus disesuaikan dengan kemampuan
organisasi yang bersangkutan.
Agar tercipta organisasi yang efisien, ada beberapa cara untuk meningkatkan
efisiensi dalam organisasi. Adapun cara tersebut adalah sebagai berikut: pelaksanaan
fungsi manajemen secara tepat, pemanfaatan sumber daya ekonomi yang tepat,
pelaksanaan fungsi fungsi organisasi sebagai alat pencapai tujuan yang setepat tepatnya,
pengarahan dan dinamika organisasi dilakukan untuk pengembangan dan kemajuan
yang berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA

Syamsi, Ibnu.  2004. Efisiensi, sistem, dan prosedur kerja. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai