Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN INVENTORY

STUDY KASUS PT UNILEVER, tbk

A. PENDAHULUAN

Manajemen persediaan (inventory) merupakan bagian dari salah satu fungsi


operasional didalam bisnis yang memiliki peranan penting. Hal ini disebabkan karena
persediaan produk merupakan investasi yang membutuhkan modal besar,
mempengaruhi pelayanan terhadap pelanggan serta berpengaruh terhadap fungsi
operasi, pemasaran dan keuangan. Sehingga perlu adanya suatu sistem yang mampu
mengendalikan atau mengontrol persediaan produk dalam bentuk fisik. Apabila tidak
dilakukan pengendalian terhadap persediaan maka akan dikhawatirkan terjadinya
konflik interest antar fungsi dalam struktur bisnis tersebut, yaitu bidang operasi,
pemasaran dan keuangan. Bidang keuangan menginginkan tingkat persediaan yang
rendah, sedangkan bidang operasi dan pemasaran menginginkan tingkat persediaan
yang tinggi agar kebutuhan produksi dan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.

Adapun tujuan utama dari manajemen inventory adalah bagaimana suatu


perusahaan selalu mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang
tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas
usaha dapat terjamin (tidak terganggu). Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya tidak
terlepas dari penerapan nilai- nilai prinsip ekonomi sehingga biaya- biaya yang
dikeluarkan tidak terlalu tinggi, baik ketika persediaan banyak maupun sedikit yang
dapat menimbulkan biaya pembengkakan pada persediaan.

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam melakukan aktifitas


pengendalian persediaan, antara lain:

1. Struktur biaya persediaan, meliputi; biaya per unit, biaya penyiapan


pemesanan,biaya pengelolaan persediaan, biaya resiko kerusakan dan
kehilangan, biaya akibat kehabisan persediaan.
2. Penentuan berapa besar dan kapan pemesanan dilakukan.

Hal- hal tersebut diatas sangat berkaitan dengan tingkat efisiensi serta efektifitas yang
akan terjadi didalam proses bisnis suatu perusahaan. Oleh karenanya, sangat
dibutuhkan perhitungan serta forcasting yang tepat guna mencapai tujuan yang
dimaksud.

B. PROFIL PERUSAHAAN

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933


sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van
Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di
Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan
diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal
22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta
no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama
perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh
Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23
Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998
Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar
Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal
saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di
hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.
tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak


sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan
produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal


13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris
Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai
distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh
Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik
Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000. Perusahaan memulai
operasi komersialnya pada tahun 1933.

C. PRODUK PERUSAHAAN

PT. Unilever Indonesia,Tbk. yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933, telah
tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai peran penting di
Indonesia. Unilever adalah produsen merek-merek terkenal di seluruh dunia yang juga
terkenal ditingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove,
Sunsilk, Clear,Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro dan
masih banyak lagi. Posisi Unilever sebagai pemimpin pasar sangat kuat dan telah
diakui melalui berbagai penghargaan Nasional dan Regional yang diterima oleh
perusahaan. PT. Unilever Indonesia melalui brand-brandnya kembali membuktikan
keunggulannya dengan meraih peringkat dalam.Packaging Consumer Branding Award
2005 yang diselenggarakan oleh Indonesia Brand Identity Summit (IBS) bekerjasama
dengan majalah SWA dan MIX. Berikut adalah peringkat yang diraih setahun
oleh brand-brand Unilever Indonesia dalam Packaging Consumer Award 2005, yaitu;
Sunsilk, Pepsodent, Lux, Molto, Lifebuoy, Axe dan Clear merupakan merek produk
perawatan rumah dan tubuh (home and Personal Care) yang tak asing lagi di
telinga masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk produk makanan dan ice cream ada blue
band yang legendaries, Bango, Sari Wangi, Royco dan Walls. Masih ada sederet merek produk
lagi yang bila disebutkan satu persatu namanya, terasa sangat akrab dengan kehidupan
kita.
PT.Unilever Indonesia,Tbk. saat ini memiliki 33 merek dan beroperasi di 13
kategori sementara di seluruh dunia. PT.Unilever Indonesia,Tbk merupakan anak
perusahaan Unilever International yang berkantor pusat di dua kota yakni di London,
Inggris dan Rotterdam Belanda. Sementara diIndonesia, Unilever berkantor pusat di Jakarta
dan memiliki dua pabrik besar di Cikarang dan Rungkut (Surabaya). Pabrik di Surabaya
utamanya memproduksi sabun sedangkan diCikarang memproduksi es krim, margarin,
dan berbagai makanan ringan. Secara umum Unilever menjadi pemimpin pasar barang
konsumer (consumer goods) di Indonesia.

D. EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS

Menurut Dearden yang di terjemahkan oleh Agus Maulana dalam bukunya yang
berjudul Sistem Pengendalian Manajemen,pengertian efisiensi adalah sebagai
berikut:

Efisiensi diartikan sebagai kemampuan suatu unit usaha untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan dengan tujuan organisasi yang harus dicapai oleh
perusahaan. (Agus Maulana, 1997:46)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian efisiensi adalah:

Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang-
buang waktu,tenaga dan biaya). (1995 : 250)
Pengertian efisiensi itu sendiri telah didefinisikan oleh banyak pakar ekonomi
dan manajemen, diantara adalah pengertian Efisiensi menurut Malayu S.P Hasibuan
yaitu :

Perbandingan terbaik antara input (masukan ) dan output (hasil), antara keuntungan
dengan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan sumber yang digunakan), seperti
halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.
(1994 ; 07)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi merupakan


kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk memperoleh hasil
tertentu dengan menggunakan masukan (input yang serendah-rendahnya) untuk
menghasilkan suatu keluaran (output), dan juga merupakan kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar.

Suatu pusat pertanggungjawaban dikatakan efisiensi jika pusat


pertanggungjawaban tersebut :

1. Menggunakan sumber, atau biaya atau masukan lebih kecil untuk menghasilkan
keluaran dalam jumlah yang sama.
2. Mengguanakan sumber, atau biaya, atau masukan yang sama untuk
menghasilkan keluaran dalam jumlah yang lebih besar.

Sedangkan pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa


jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai
dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa :

Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target


(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase
target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
Sedangkan pengertian efektifitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986:35)
adalah sebagai berikut :

Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara


membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output
realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif .

Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa


efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target
tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut maka untuk
mencari tingkat efektifitas dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Efektifitas = Ouput Aktual/Output Target >=1

Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau sama dengan
1 (satu), maka akan tercapai efektifitas.

Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada 1 (satu),
maka efektifitas tidak tercapai.

Jadi efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-
tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan
dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh
jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan,
maka cara tersebut adalah benar atau efektif.

Sedangkan efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna


pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang
benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-
penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima.

BIAYA- BIAYA

Biaya adalah salah satu aspek yang dapat mempengaruhi laba. Jika biay lebih
besar dari pada pendapatan maka perusahaan akan mengalami kerugian, tetepi jika
biaya lebih kecil dari pendapatan maka perusahaan akan mengalami untung.

Menurut Mulyadi menjelaskan pengertian biaya sebagai berikut:

Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Dalam arti sempit Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh aktiva. (2000:8)

Sedangkan pengertian biaya menurut R.A Supriyono dalam bukunya


akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok mengatakan
bahwa:

Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan. Biaya dogolongkan kedalam harga pokok penjualan, biaya administrasi
dan umum, biaya bunga dan biaya pokok persediaan. (1999:16)

Dari pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah
pengorbanan ekonomi yang dapat diukur dengan satuan uang yang digunakan untuk
memperoleh manfaat atau keuntungan tertentu.

Menurut Ahyari ( 2003 : 261 ), biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
sehubungan dengan penyelenggaraan persediaan di dalam suatu perusahaan terdiri dari
tiga macam, yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya tetap persediaan.
a. Biaya Pemesanan

Biaya Pemesanan merupakan biaya-biaya yang terkait langsung dengan


kegiatan pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal yang diperhitungkan di
dalam biaya pemesanan adalah berapa kali pemesanan dilakukan, dan berapa jumlah
unit yang dipesan pada setiap kali pemesanan. Beberapa contoh dari biaya pemesanan
antara lain :

1) Biaya persiapan pembelian


2) Biaya pembuatan faktur
3) Biaya ekspedisi dan administrasi
4) Biaya bongkar bahan yang diperhitungkan untuk setiap kali pembelian
5) Biaya biaya pemesanan lain yang terkait dengan frekuensi pembelian.
Biaya pemesanan ini seringkali disebut sebagai biaya persiapan pembelian, set
up cost, procurement cost. Pada prinsipnya biaya pemesanan ini akan diperhitungkan
atas dasar frekuensi pembelian yang dilaksanakan dalam perusahaan.

b. Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan


sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan. Beberapa
contoh dari biaya penyimpanan antara lain :

1) Biaya simpan bahan


2) Biaya asuransi bahan
3) Biaya kerusakan bahan dalam penyimpanan
4) Biaya pemeliharaan bahan
5) Biaya pengepakan kembali
6) Biaya modal untuk investasi bahan
7) Biaya kerugian penyimpanan
8) Biaya sewa gudang per satuan unit bahan
9) Risiko tidak terpakainya bahan karena usang
10) Biaya biaya lain yang terikat dengan jumlah bahan yang disimpan dalam
perusahaan yang besangkutan.

Biaya penyimpanan semacam ini sering disebut sebagai carrying cost atau holding
cost.

c. Biaya Tetap Persediaan

Biaya tetap persediaan adalah seluruh biaya yang timbul karena adanya
prsediaan bahan di dalam perusahaan yang tidak terkait , baik dengan frekuensi
pembelian maupun jumlah unit yang disimpan di dalam perusahaan tersebut. Beberapa
contoh dari biaya tetap

persediaan antara lain :

1) Biaya sewa gudang per bulan


2) Gaji penjaga gudang per bulan
3) Biaya bongkar bahan per unit
4) Biaya biaya persediaan lainnya yang tidak terkait dengan frekuensi dan jumlah unit
yang disimpan.

E. SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


Manajemen Rantai Suplai adalah koordinasi dari bahan, informasi dan arus
keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga
berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke
konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai.

Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen
melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur
ulang dan pembuangan.
Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan
status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia
material mentah.
Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal
pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2000,
h198)

Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen


rantai suplai, yaitu:

Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain

Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan
manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau
kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur
second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua
jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam
upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.

Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management


Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan
barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari
para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu
masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian
yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian
persediaan.

Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment

Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang


melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream
supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi,
dan after-sales-service.

Permasalahan Manajemen Suplai Rantai

Manajemen suplai rantai harus memasukan problem dibawah:

Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi,


pusat distribusi ( distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.
Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung,
Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.
Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi
informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan
transportasi dsb.
Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang
mentah, proses kerja, dan barang jadi.
Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana
melewati entitas di dalam rantai suplai.
Eksekusi rantai suplai ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material,
informasi dan dana di antara rantai suplai tersebut. Alurnya sendiri dua arah.

Aktivitas/Fungsi

Manajemen rantai suplai ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk


mengatur pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari
barang jadi keluar organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih
fokus dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka harus mengurangi kepemilikan
mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini meningkat
menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam memuaskan
permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari logistik harian.
Pengendalian lebih sedikit dan partner rantai suplai menuju ke pembuatan konsep
rantai suplai. Tujuan dari manajemen rantai suplai ialah meningkatkan ke[percayaan
dan kolaborasi di antara rekanan rantai suplai, dan meningkatkan inventaris dalam
kejelasannya dan meningkatkan percepatan inventori.

Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi,
jejaring dan perencaan kapasitas, dan pengembangan rantai suplai. Beberapa model
telah diajukan untuk memahami aktivitas yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan
material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah model manajemen rantai
suplai yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai Suplai. Model lain ialah
SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF). Aktivitas suplai rantai
bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.

Strategis

Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang,


pusat distribusi dan fasilitas
Rekanan strategis dengan pemasok suplai, distributor, dan pelanggan, membuat
jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan operasional
seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang ketiga
Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa
diintregasikan secara optimal ke rantai suplai,manajemen muatan
Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli
Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi
pasokan/suplai

Taktis

Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya


Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas
dari inventori
Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan
definisi proses perencanaan.
Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan
Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan
kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan
Gaji berdasarkan pencapaian

Operasional

Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai
Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktur di rantai suplai (menit
ke menit)
Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan
dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok
Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi
permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok
Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang
diterima
Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished
goods)
Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke
pelanggan
Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan
rantai suplai, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi,
dan pelanggan lain

Arus Material dan Informasi

Tujuan dalam rantai suplai ialah memastikan material terus mengalir dari
sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian (parts) yang bergerak di dalam rantai suplai
haruslah berjalan secepat mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya
penumpukan inventori di satu lokal, arus ini haruslah diatur sedemikian rupa agar
bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah yang sering
digunakan ialah synchronous. (Knill, 1992)

Terkadang sangat susah untuk melihat sifat arus "akhir ke akhir" dalam rantai
suplai yang ada. Efek negatif dari kesulitan ini termasuk penumpukan inventori dan
respon tidak keruan pada permintaan konsumen akhir. Jadi, strategi manajemen
membutuhkan peninjauan yang holistik pada hubungan suplai.

Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan


penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir,
kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai
konsumen yang lebih. Tujuannya ialah mengintegrasikan data permintaan dan suplai
jadi gambaran yang akuarasinya sudah meningkatdapat diambil tentang sifat dari
proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan
peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai
suplai akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.

F. KESIMPULAN
1. Supplay chain management PT Unilever, tbk mampu mengelola
Supplay chain management dengan baik sangat efektif dan efisien
dalam memastikan produk sampai dengan cepat sampai ditangan
konsumen dengan pengeluaran biaya-biaya yang tetap murah.
2. PT Unilever, tbk sebagai produsen consumer goods besar di Indonesia
sangat jeli dalam mengelola inventory sehingga keuntungan perusahaan
terus meningkat.

REFERENSI

https://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/

http://globallavebookx.blogspot.com/2014/07/pengertian-efisiensi-menurut-para-
ahli.html

http://maylanisusanti.blogspot.com/2013/04/efektivitas-efisiensi-
produktivitas_27.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_suplai

MANAJEMEN INVENTORY

STUDY KASUS PT UNILEVER, tbk


Oleh

Endang Marhumah Sari (11211018)

Umi Wahyuni (11211048)

MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS TRILOGI JAKARTA

2015

Anda mungkin juga menyukai