Anda di halaman 1dari 3

Krisis moral yang terjadi sekarang ini sangat memprihatinkan.

Permasalahan
tersebut selalu menjangkiti generasi muda sebagai para penerus bangsa.
Permasalahan itu juga merupakan permasalahan multidimensi yang banyak sekali
contohnya. Salah satu faktor yang menjadi penyebab permasalahan tersebut
adalah fenomena globalisasi yang memberikan perubahan di bidang ilmu
pengetahun dan teknologi. Perubahan itu selain memberikan dampak positif tetapi
juga memberikan dampak negatif. Memunculkan berbagai permasalahan seperti
sikap konsumeristis, hedonistis, dan sekuleristis yang menjadi awal dari
kemorosotan moral (Erviana, 2021)
Berbagai kejahatan seperti kasus kekerasan seksual dan narkoba dari tahun ke
tahun terus meningkat menyebabkan nilai-nilai moralitas yang dimiliki oleh
Masyarakat Indonesia semakin menurun. Selain itu, merajalelanya media sosial
yang menampilkan konten-konten kurang bermanfaat dan jauh dari nilai-nilai Al-
Qur’an dan As-Sunnah membuat para generasi penerus bangsa kehilangan rasa
malu. Konten prank yang merupakan konten dark comedy akhir-akhir ini begitu
disenangi Masyarakat karena tanyangannya yang sangat menghibur. Namun, di
sisi lain konten tersebut adalah perilaku antisosial dalam kacamata Psikologi
Hukum karena dianggap sangat mengganggu ketertiban, memberikan kerugian
untuk diri individu itu sendiri dan oranng lain (Isnawan, 2021)
Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK)
pada Tahun 2022 bahwa ditemukan hanya mengalami sedikit peningkatan dari
angka 3,80 menjadi 38,3 (BPS, 2022) Hal tersebut menujukkan bahwa masih
banyak masyarakat Indonesia yang memiliki persepsi untuk melakukan tindakan
korupsi. Kemudian, dilansir dari Pusat Edukasi Anti Korupsi go.id dinyatakan
bahwa modus para koruptor yang paling banyak mendominasi di Indonesia adalah
penyalahgunaan anggaran. Indonesia Corruption Watch juga menyatakan bahwa
pada Tahun 2021 ditemukan 133 kasus penyalagunaan anggaran dan dari kasus
tersebut dirinci menjadi 109 kasus untuk proyek fiktif, 79 kasus modus
penggelapan, serta 54 kasus untuk mark up anggaran.
Tingginya kasus korupsi di Indonesia menyebabkan terjadinya pelanggaran
terhadap hak-hak ekonmi serat sistem sosial yang ada di masyarakat. Bahkan,
ketika korupsi terjadi maka secara otomatis mengakibatkan kebocoran APBN
yang sangat besar sehingga mneimbulkan kemiskinan dan kesenjangan sosial
yang sangat tinggi (Alwi et al., 2021) Namun, di sisi lain tindakan ini tidak hanya
terjadi di ranah pemerintahan saja tetapi di ranah kehidupan bermasyrakat seperti
sekolah dan keluarga juga terjadi tindakan seperti ini sehingga menyebabkan
bangsa Indoenesia mengkhianati ideologinya sendiri, yakni pancasila. Di dalam,
bahwa tindakan korupsi ini adalah perilaku yang sangat bertentangan dengan
agama, huku, dan moral karean perilaku tersebut hanya bertujuan untuk
memperkaya diri sendiri sehingga menghancurkan tatanan sosial di masyarakat.
(Alwi et al., 2021)
Selanjtunya, sekarang ini paham tentang LGBTQ semakin marak dan begitu
massif didemontrasikan. Mencari para pendudkung dan menghilangkan
diskriminasi atas ekputusan mereka di dalam menganut paham tersebut. Di dalam
penelitian The Framing Analysis Of News Construkction On Issues Lesbian, Gay,
Bisexual and Transgender in Online Media 'Detik.com and Republika.co.id'
disebutkan bahwa media massa menjadi salah satu jalan untuk mengkampanyekan
paham LGBT. Dikatakan juga bahwa Detik.com merupakan situs berita nasional
yang menganggap bahwa para pelaku merupakan masyarakat yang perlu diberikan
simpati tabpa didiskriminasi (Wahid & Yakut, 2018) Hal tersebut menunjukkan
bahwa media massa menjadi tempat kampanye yang digunakan,

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, B., Anwari, A. H., & Arman, A. (2021). Wawasan Pemberantasan Korupsi
Dalam Perspektif Hukum Positif Dan Hukum Islam. HAKAM: Jurnal Kajian
Hukum Islam Dan Hukum Ekonomi Islam, 5(1), 13–27.
https://doi.org/10.33650/jhi.v5i1.1983
BPS. (2022). Indeks Perilaku Anti Korupsi. 1 Agustus 2022, 59, 1–16.
https://bit.ly/3Qtexm0
Erviana, V. Y. (2021). Penanganan Dekadensi Moral melalui Penerapan Karakter
Cinta Damai dan Nasionalisme. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 14(1), 1–
9. https://doi.org/10.21831/jpipfip.v14i1.27149
Isnawan, F. (2021). Konten Prank Sebagai Krisis Moral Remaja di Era Milenial
Dalam Pan-dangan Psikologi Hukum dan Hukum Islam. Jurnal Surya
Kencana Satu : Dinamika Masalah Hukum Dan Keadilan, 12(1), 59.
https://doi.org/10.32493/jdmhkdmhk.v12i1.10207
Wahid, U., & Yakut, S. A. (2018). The Framing Analysis of News Construction
on Issues Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender in Online Media
‘Detik.com and Republika.co.id.’ Advanced Science Letters, 24(4), 2387–
2391. https://doi.org/10.1166/asl.2018.10960

Anda mungkin juga menyukai