Laporan Aktualisasi
Laporan Aktualisasi
DISUSUN OLEH:
NAMA : Adiesta Clarizka
NIP : 199512292019012002
COACH : Lewinda Oletta
Mentor,
Surdiyanto
NIP 198105122006041001
i
BERITA ACARA
Pada hari ini, Jum’at, tanggal dua puluh bulan Oktober tahun dua ribu dua puluh tiga jam
WIB, bertempat di ………………. telah diseminarkan Laporan Aktualisasi Peserta Pelatihan
Fungsional Analis Hukum Ahli Pertama Angkatan III Tahun 2023.
Penguji, Mentor,
………………….. Surdiyanto
NIP NIP 197003101993031001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan Aktualisasi ini selesai
dilakukan. Penulisan Laporan Aktualisasi ini bertujuan sebagai prasyarat menyelesaikan
pendidikan Pelatihan Jabatan Fungsional Analis Hukum Ahli Pertama di Kementerian Hukum
dan HAM RI. Penulis juga mendapatkan banyak dukungan, bimbingan dan bantuan dari banyak
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Asep N. Mulyana, selaku Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan;
2. Lewinda Oletta, selaku coach yang telah membimbing dan memberikan Penulis
masukan sehingga laporan aktualisasi ini bisa terselesaikan dengan dengan baik;
3. Surdiyanto, selaku atasan langsung yang bertugas sebagai Mentor yang telah dengan
sabar dan ikhlas memberikan Penulis waktu untuk dapat menyelesaikan diklat
fungsional analis hukum;
4. Seluruh Pengajar dan Panitia Pelatihan Fungsional Analis Hukum Ahli Pertama Angkatan
IV yang telah memberikan pemahaman materi kepada seluruh peserta dengan sangat
baik;
5. Rekan-rekan pelatihan jabatan fungsional Analis Hukum Angkatan IV; dan
6. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Tuhan memberkati penulis untuk melaksanakan Laporan Aktualisasi yang
disusun. Semoga Laporan Aktualisasi ini dapat dipahami oleh para pembaca. Sebelumnya
penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Tak lupa
Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun.
Adiesta Clarizka
NIP. 199412252017122002
iii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan;
2. Lembar Disposisi;
3. Salinan Permohonan Nomor 84/PUU-XXI/2023 tentang Pengujian Pasal 10 dan Pasal 114
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di Mahkamah Konstitusi;
4. Surat Menteri Sekretaris Negara RI Nomor R-300/M/D-1/HK.06.01/09/2023 tanggal 1
September 2023 Hal Surat Kuasa Khusus Menteri Sekretaris Negara atas nama Presiden
untuk Penanganan Permohonan Uji Materiil atas Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, di Mahkamah Konstitusi (Register Perkara Nomor 84/PUU-XXI/2023
tanggal 3 Agustus 2023);
5. Surat Menteri Hak Asasi Manusia RI tanggal 1 September 2023 hal Surat Kuasa
Substitusi untuk Penanganan Permohonan Uji Materiil atas Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta, di Mahkamah Konstitusi;
6. Surat Panitera Mahkamah Konstitusi Nomor 425.84/PUU/PAN.MK/PS/10/2023 tanggal 6
Oktober 2023 hal Panggilan Sidang;
7. Undangan Rapat Konsinyering Pembahasan Permohonan dan Penyusunan Keterangan
Presiden Perkara 84/PUU-XXI/2023.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN AKTUALISASI............................................................................ i
BERITA ACARA............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Identifikasi dan Rumusan Kegiatan........................................................................ 2
C. Tujuan dan Manfaat............................................................................................... 3
BAB II PROFIL UNIT KERJA............................................................................................ 4
A. Gambaran Umum Instansi..................................................................................... 4
B. Tugas dan Fungsi Instansi....................................................................................... 5
C. Struktur Organisasi................................................................................................. 6
BAB III RENCANA AKSI.................................................................................................. 8
A. Rencana Kegiatan................................................................................................... 8
B. Tahapan Kegiatan................................................................................................... 10
C. Output yang Diharapkan........................................................................................ 11
BAB IV IMPLEMENTASI AKTUALISASI............................................................................ 12
A. Capaian Pelaksanaan.............................................................................................. 12
B. Realisasi Aktualisasi................................................................................................ 13
C. Kendala.................................................................................................................. 18
BAB V PENUTUP........................................................................................................... 19
A. Kesimpulan............................................................................................................. 19
B. Saran...................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ vi
LAMPIRAN................................................................................................................... viii
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Pasal 78 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 41
Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undagan mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan perundang-undangan, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian dalam Pasal 114 Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 41 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelakasanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang Litigasi Peraturan Perundang-undangan dan penyelesaian sengketa
peraturan perundang-undangan di luar pengadilan sesuai dengan kebijakan teknis yang
ditetapkan Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.
Sesuai Pasal 116 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 41
Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
susunan organisasi Direktorat Litigaasi Peraturan Perundang-undangan terdiri atas
Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional, dimana kelompok jabatan
fungsional tersebut dibagi kembali ke dalam tiga kelompok untuk menangani penyelesaian
sengketa peraturan perundang-undangan di dalam maupun di luar pengadilan,
Subdirektorat Penyiapan dan Pendampingan Persidangan Bidang Politik, Hukum, Hak Asasi
Manusia dan Keamanan, Subdirektorat Penyiapan dan Pendampingan Persidangan Bidang
Kesejahteraan Rakyat, dan Subdirektorat Penyiapan dan Pendampingan Persidangan
Bidang Perekonomian.
Dalam pelaksanaan kegiatannya sehari-hari, selain penyelesaian sengketa
peraturan perundang-undangan yang ditangani oleh Direktorat Litigasi Peraturan
Perundang-undangan yang berasal dari pem di Mahkamah Agung dan permohonan
pendapat hukum/Legal Opinion, penyelesaian sengketa peraturan perundang-undangan di
Direktorat Litigasi sebagian besar berasal dari permohonan pengujian undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang diterima melalui
Mahkamah Konstitusi, yang hingga saat ini apabila dicek melalui website Mahkamah
Konstitusi, permohonan pengujian peraturan perundang-undangan yang masuk telah
mencapai nomor register perkara 138/PUU-XXI/2023, yang berarti sepanjang tahun 2023
ini sudah terdapat 138 (seratus tiga puluh delapan) perkara yang masuk untuk ditangani
oleh Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan. Adapun dari 138 (seratus tiga
1
puluh delapan) perkara yang masuk di Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan,
sekitar ___ perkara merupakan perkara di bidang Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia dan
Keamanan, yang ditangani oleh Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan
Perundang-undangan di Bidang Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan
Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan.
Bahwa sebagian besar permohonan yang diterima pada Subdirektorat Penyelesaian
Sengketa Peraturan Perundang-undangan di Bidang Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia, dan
Keamanan Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan merupakan pengujian
terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mengingat
waktu Pemilihan Umum Periode 2024-2029 yang semakin dekat, terlebih terdapatnya
permohonan pengujian terkait batas minimal usia calon Presiden dan Calon Wakil Presiden,
namun terdapat juga perkara lain yang turut menarik perhatian publik, salah satunya
permohonan uji materiil terhadap Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta (selanjutnya disebut sebagai UU Hak Cipta) yang diajukan oleh PT. Aquarius Pustaka
Musik, PT. Aquarius Musikindo, dan Melly Goeslaw tanggal (selanjutnya disebut sebagai
Para Pemohon) tanggal 3 September 2023 dengan Nomor Register Perkara
84/PUU-XXI/2023 di Mahkamah Konstitusi. Para Pemohon disini mengajukan permohonan
uji materiil terhadap Pasal 10 dan Pasal 114 UU Hak Cipta yang dianggap telah merugikan
hak-hak konstitusional Pemohon, karena secara normatif sangatlah terbatas serta sempit
karena hanya menekankan pada Pengelola Tempat Perdagangan, padahal telah tersedia
Platform Layanan Digital (Digital Service Platform). Seharusnya Platform Layanan Digital
dipersamakan sebagai Tempat Perdagangan secara digital namun berbasis pada UGC (User
Generated Content/Pengguna). Namun apabila merujuk kepada pasal a quo, Pengelola
Platform Layanan Digital tidak dapat dipersamakan dengan Pengelola Tempat
Perdagangan, sehingga menyebabkan permasalahan terkait hak konstitusional para
Pemohon, dimana dengan berlakunya pasal a quo hak asasi Para Pemohon guna
memperoleh manfaat atas ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dalam rangka
peningkatan kualitas hidup berdasarkan Pasal 28C ayat (1) UUD 1945 dan perlindungan
jaminan kepastian hukum yang adil seperti ditegaskan dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945
tidak terjamin dan terlindungi sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 28I ayat (4) dan (5)
UUD 1945.
Bahwa telah diterima Surat Panitera Mahkamah Konstitusi Nomor
425.84/PUU/PAN.MK/PS/10/2023 tanggal 6 Oktober 2023 hal Panggilan Sidang, yang
berisikan panggilan Sidang dengan agenda Mendengarkan Keterangan DPR dan Presiden
atas Perkara 84/PUU-XXI/2023 pada hari Kamis, 19 Oktober 2023 di Mahkamah Konstitusi,
sehingga perlu segera dilakukan penentuan/identifikasi terhadap dokumen
gugatan/permohonan yang masuk atau gugatan/permohonan yang diajukan dengan
2
membuat ringkasan gugatan, untuk mendukung penyusunan Keterangan Presiden atas
perkara terkait.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Penulis yang merupakan peserta Pelatihan
Fungsional Analis Hukum Ahli Pertama Angkatan IV Tahun Anggaran 2023 yang diadakan
dari tanggal 11 September 2023 sampai dengan 23 Oktober 2023 yang termasuk dalam
Subdirektorat Penyelesaian Sengketa Peraturan Perundang-undangan Bidang Politik,
Hukum, HAM dan Keamanan Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan akan
merumuskan aktualisasi kegiatan jabatan fungsional analis hukum ahli pertama
mengidentifikasi Permohonan Uji Materiil Peraturan Perundang-Undangan Perkara
84/PUU-XXI/2013 Tentang Pengujian Pasal 10 dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 Tentang Hak Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 di Mahkamah Konstitusi.
3
Tujuan pemilihan kegiatan ini bagi organisasi adalah untuk mendukung penyusunan
Keterangan Presiden atas Uji Materiil Pasal 10 dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023 di
Mahkamah Konstitusi.
b. Manfaat
1) Bagi Peserta
Manfaat pelaksanaan aktualisasi yaitu untuk menambah pemahaman Penulis dalam
melaksanakan tugas dan fungsi Analis Hukum Ahli Pertama dalam lingkup
penyusunan laporan klasifikasi bahan dan data, dan juga Penulis dapat berperan
dalam penyusunan Keterangan Presiden atas Uji Materiil Pasal 10 dan Pasal 114
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terhadap Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Nomor Register
Perkara 84/PUU-XXI/2023 di Mahkamah Konstitusi.
4
BAB II
PROFIL UNIT KERJA
5
kebijakan di bidang peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan publikasi,
litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan peraturan perundang-
undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan perancang peraturan
perundang- undangan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perancangan, harmonisasi, pengundangan dan
publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi perancangan peraturan
perundang-undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan pembinaan perancang
peraturan perundang- undangan;
3. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perancangan, harmonisasi,
pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi
perancangan peraturan perundang- undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan
pembinaan perancang peraturan perundang-undangan;
4. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perancangan, harmonisasi,
pengundangan dan publikasi, litigasi peraturan perundang-undangan, fasilitasi
perancangan peraturan perundang-undangan di daerah sesuai permintaan daerah, dan
pembinaan perancang peraturan perundang-undangan;
5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang- undangan;
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
6
3. Memberikan laporan berkala kepada Direktur Perancangan Peraturan Perundang-
undangan dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan;
4. Memberikan laporan terhadap permasalahan yang bersifat krusial kepada Direktur
Perancangan Peraturan Perundang-undangan dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Peraturan Perundang-undangan.
C. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-Undangan adalah
sebagai berikut:
Perundang-undangan
Direktorat Harmonisasi Peraturan
Perundang-undangan I
Direktorat Pengundangan,
Penerjemahan, dan Publikasi
Peraturan Perundang-undangan
Bagan 1
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan.
7
Saat ini Penulis bertugas di Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan. Selain
itu, Penulis juga merupakan anggota Kelompok Kerja Pengharmonisasian Rancangan Peraturan
Menteri dan Rancangan Peraturan Badan/Lembaga.
8
BAB III
RENCANA AKSI
A. Rencana Kegiatan
Untuk memenuhi tugas dan fungsi sebagai Analis Hukum Ahli Pertama sesuai dengan Standar Kualitas Hasil Kerja yang
ada di lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Analis Hukum diperlukan rencana kegiatan yang memuat hal-hal yang akan dilakukan dalam melakukan
penentuan/identifikasi terhadap dokumen gugatan yang masuk atau gugatan yang diajukan dengan membuat ringkasan
gugatan (Butir Kegiatan VII.A.a) terkait Uji Materiil Pasal 10 dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Hak Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dilakukan berdasarkan Permohonan
dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023 yang diajukan oleh PT. Aquarius Pustaka Musik (Pemohon I), PT. Aquarius
Musikindo (Pemohon II), dan Melly Goeslaw (Pemohon III) yang diwakili oleh Ignatius Supriyadi, S.H., LL.M., dkk., selaku para
advokat yang tergabung pada Kantor Hukum WNA Supriyadi, beralamat di Jakarta Utara berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 24 Juli 2023.
9
rancangan aktualisasi yang telah disusun. Pada tahap ini Penulis juga
menyampaikan bahan dan data yang sekiranya akan disampaikan pada
Laporan Akhir Aktualisasi.
5 Penyusunan Identifikasi Pada tahap ini, Penulis melakukan identifikasi terkait Uji Materiil Pasal 10
Permohonan terkait dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023, mulai dari identitas
pemohon/kuasa hukumnya, legal standing Pemohon, klasifikasi pasal yang
diuji dan peraturan perundang-undangan/putusan MK yang terkait, dalil-
dalil Pemohon, juga petitum yang dimohonkan oleh Pemohon. Selain itu,
Penulis juga akan ikut serta dalam kegiatan rapat konsinyering Pembahasan
Permohonan dan Penyusunan Keterangan Presiden Perkara
84/PUU-XXI/2023, untuk mengidentifikasi gugatan dan menyusun bahan
dan data yang diperlukan untuk mendukung percepatan finalisasi
Keterangan Presiden yang harus diserahkan ke Mahkamah Konstitusi.
6 Penyusunan Laporan Akhir Pada tahap ini penulis menyusun laporan akhir dari hasil Aktualisasi Kegiatan
Aktualisasi penyusunan identifikasi permohonan terkait Uji Materiil Pasal 10 dan Pasal
114 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan
Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023
B. Tahapan Kegiatan
Adapun tahapan dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini dapat dirinci sebagai berikut:
10
No Waktu Kegiatan
1 Senin, 9 Oktober 2023 Konsultasi dengan Coach terkait pemilihan judul aktualisasi, yaitu penyusunan
identifikasi permohonan pengujian peraturan perundang-undangan di MK
2 Selasa, 10 Oktober 2023 Konsultasi dengan Mentor untuk menentukan perkara yang akan dipilih untuk
dilakukan identifikasi, yang akhirnya ditentukan untuk melakukan identifikasi
pada permohonan Uji Materiil Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023
3 Rabu, 11 Oktober 2023 Melakukan penyusunan identifikasi gugatan pada permohonan Uji Materiil
Pasal 10 dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023, dimulai dari identitas
Pemohon/Kuasa Hukumnya dan legal standing Pemohon.
5 Kamis, 12 Oktober 2023 Melakukan penyusunan identifikasi gugatan pada permohonan Uji Materiil
Pasal 10 dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023, yaitu terkait klasifikasi
pasal yang diuji dan peraturan perundang-undangan/putusan MK terkait, juga
menghadiri rapat konsinyering terkait pembahasan permohonan dan
penyusunan Keterangan Presiden atas Perkara 84/PUU-XXI/2023.
6 Jum’at, 13 Oktober 2023 Melakukan penyusunan identifikasi gugatan pada permohonan Uji Materiil
Pasal 10 dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023, yaitu terkait dalil-dalil
permohonan dan petitum yang dimohonkan Pemohon, juga menghadiri rapat
konsinyering terkait pembahasan permohonan dan penyusunan Keterangan
Presiden atas Perkara 84/PUU-XXI/2023.
11
7 Sabtu, 14 Oktober 2023 Penyusunan bukti dukung dan Laporan Aktualisasi Kegiatan Identifikasi
permohonan Uji Materiil Pasal 10 dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-
XXI/2023
8 Senin, 16 Oktober 2023 Bimbingan Laporan Aktualisasi
9 Selasa, 17 Oktober 2023 Penyempurnaan Laporan Aktualisasi Kegiatan Identifikasi permohonan Uji
Materiil Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Nomor
Register Perkara 84/PUU-XXI/2023
12
BAB IV
IMPLEMENTASI AKTUALISASI
A. Capaian pelaksanaan
Rencana kegiatan yang telah disampaikan pada bab sebelumnya yaitu Identifikasi permohonan Uji Materiil Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023 telah terlaksana dan hasil yang diharapkan telah tercapai, dengan rincian
sebagai berikut:
13
Identifikasi permohonan Uji Materiil Pasal 10 dan Pasal 114 tanggal 14-15 Oktober 2023
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dengan Nomor Register Perkara
84/PUU-XXI/2023
6 Bimbingan Laporan Aktualisasi Telah berhasil dilaksanakan sesuai rencana pada
tanggal 16 Oktober 2023 melalui zoom meeting
7 Penyempurnaan Laporan Aktualisasi Kegiatan Identifikasi Telah berhasil dilaksanakan sesuai rencana pada
permohonan Uji Materiil Undang-Undang Nomor 28 Tahun tanggal 17-19 Oktober 2023
2014 tentang Hak Cipta terhadap Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Nomor
Register Perkara 84/PUU-XXI/2023
B. Realisasi Aktualisasi
Sesuai dengan format hasil kerja dari butir-butir kegiatan Jabatan Fungsional Analis Hukum sebagaimana diatur dalam
Lampiran Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2022 tentang petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Analis Hukum, maka realisasi aktualisasi yang dilakukan dapat disusun dalam sebuah laporan sebagai berikut.
a. Melakukan penentuan/identifikasi terhadap dokumen gugatan yang masuk atau gugatan yang diajukan dengan
membuat ringkasan gugatan (Butir Kegiatan VII.A.a.)
1) Tujuan Identifikasi
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan untuk penyelesaian
sengketa peraturan perundang-undangan, perlu dilakukan identifikasi terhadap Permohonan Uji Materiil Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023. Kegiatan ini bertujuan menghasilkan ringkasan permohonan
yang akan dipergunakan dalam penyusunan Keterangan Presiden yang komprehensif atas perkara terkait.
14
2) Materi Permohonan
Bahwa Pemohon mengajukan permohonan uji materiil terhadap Pasal 10 dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Nomor
Register Perkara 84/PUU-XXI/2023. Bahwa Pasal 10 mengatur Pengelola tempat perdagangan dilarang membiarkan
penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan
yang dikelolanya, dan Pasal 114 mengatur mengenai pidana hukumannya, yaitu denda paling banyak Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah). Pemohon beranggapan bahwa Pasal a quo secara normatife sangatlah terbatas
serta sempit karena hanya menekankan pada Pengelola Tempat Perdagangan, padahal telah tersedia Platform
Layanan Digital (Digital Service Platform), padahal seharusnya dipersamakan sebagai Tempat Perdagangan secara
digital namun berbasis pada UGC (User Generated Content/Pengguna).
15
nama Perseroan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 12 angka 3
butir b Anggaran Dasar Perseroan yang berbunyi: “Dalam hal
Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun
juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka
salah seorang anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang
bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan”,
beralamat di Jl. Batu Tulis No. 17, Jakarta 10120, selanjutnya
disebut sebagai Pemohon II
3 MELLY GOESLAW Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang lahir di Bandung,
tanggal 7 Januari 1974, dengan profesi sebagai Pencipta Lagu dan
Artis Penyanyi, bertempat tinggal di Jl. Taman Puri Bintaro PB33 No.
33 Bintaro Jaya Sektor 9, Tangerang, selanjutnya disebut sebagai
Pemohon III
Pemohon I, Pemohon II, dan Pemohon III (yang secara bersama-sama disebut sebagai Para Pemohon), yang dalam
hal ini memberikan kuasa kepada:
4 Ignatius Supriyadi, S.H., LL.M; Para Advokat yang tergabung pada Kantor Hukum WNA Supriyadi,
Sidik, S.H.I., M.H. beralamat di Citi Hub, Level 3, Sentra Bisnis Artha Gading D -3, Jalan
Janteri, S.H. Boulevard Artha Gading, Jakarta Utara 14240, berdasarkan 3 (tiga)
Surat Kuasa Khusus masing-masing tertanggal 24 Juli 2023.
16
yang mencakup usaha penerbitan musik seperti perolehan berdasarkan perjanjian antara
dan pencatatan hak cipta untuk gubahan musik, yang dapat Pemohon I dan Pencipta, dengan
dibuktikan dengan akta sebagai berikut: adanya pengalihan hak kepada
- Akta Nomor 97 tanggal 24 Mei 1993 yang dibuat di Pemohon I dari Pencipta.
hadapan James Herman Rahardjo, S.H., Notaris di
Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Bahwa Pengelola Platform Layanan
Menteri Kehakiman sesuai Surat Keputusan Menteri Digital berbasis UGC dengan cara
Kehakiman RI Nomor: C-5809.HT.01.01.TH.99 tidak pantas
tanggal 31 Maret 1999; memanipulasi/memanfaatkan
- Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham pengguna untuk memanfaatkan
PT. Aquarius Pustaka Musik Nomor 42 tanggal 20 platform digitalnya dengan
April 2021 yang dibuat di hadapan Recky Francky menyediakan
Limpele, S.H., Notaris di Jakarta Pusat, yang telah fasilitas/sarana/wadah berupa
disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi perpustakaan suara yang
Manusia dengan Surat Keputusan Nomor AHU- memungkinkan pengguna untuk
0026272.AH.01.02 Tahun 2021 tanggal 29 April menggunggah materi lagu milik
2021; Pemohon I tanpa izin Pemohon I
- Akta Nomor 324 tanggal 2 September 2019 yang sehinga memicu pengguna untuk
dibuat di hadapan Recky Francky Limpele, S.H., membuat materi lagu sebagai
Notaris di Jakarta Pusat, sebagaimana telah bahan video untuk menggungah
memperoleh penerimaan pemberitahuan konten videonya untuk ditampilkan
Perubahan Data Perseroan dari Kementerian ke publik ditambah fitur
Hukum dan HAM Nomor AHU-AH.01.03-0331917 aktifitas/program kampanye berupa
tanggal 16 September 2019, susunan pengurus hadiah, insentif yang bisa
Pemohon I Rita Marlina sebagai Direktur Utama menguntungkan pengguna.
sehingga berwenang secara sah mewakili serta
bertindak untuk dan atas nama Pemohon I,
17
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 12 angka 3
huruf a Anggaran Dasar Perseroan, beralamat di Jl.
Batu Tulis XIII No. 17, Jakarta 10120, selanjutnya
disebut Pemohon I.
18
AHU-0026295.AH.01.02 Tahun 2021 tanggal 29 April digunakan dalam pembuatan suatu
2021. video yang kemudian dibagikan
- Akta Nomor 323 tangal 2 September 2019 yang kepada publik. Memang terdapat
dibuat di hadapan Recky Francky Limpele, S.H., beberapa Platform Layanan Digital
Notaris di Jakarta Pusat, akta mana telah dilaporkan yang meminta izin, namun juga
kepada dan memperoleh tanda penerimaan dari terdapat pihak-pihak yang tidak
Kementerian Hukum dan HAM Nomor AHU- meminta izin.
AH.01.03-0331913 tanggap 16 September 2019,
yang menyatkan Budi Hariadi sebagai salah satu Ketidakberagaman sikap pengelola
anggota Direksi Pemohon II, sehingga secara yuridis Platform Layanan Digital itu sedikit
ebrhak dan berwenang untuk mewakili serta banyak tentunya dipicu oleh
bertindak untuk dan atas nama Pemohon II seperti ketidakjelasan rumusan Pasal 10
ditentukan dalam Pasal 12 angka 3 butir b Anggaran dan Pasal 114 yang tidak
Dasar Pemohon II, sehingga memenuhi kualifikasi memberikan sanksi pidana bagi
sebagai badan hukum privat seperti ditentukan Pengelola Platform Layanan Digital.
dalam pasal 51 huruf c UUMK dan Pasal 4 ayat (1)
huruf c PMK-2/2021.
3 MELLY GOESLAW Perorangan Warga Negara Indonesia dengan NIK Pemohon III adalah pencipta lagu
3175024701740003 dan beralamat di Jalan Daksinapati dan pelaku pertunjukan, dengan
Timur Nomor 8 RT 008 RW 014, Rawamangun, Kecamatan lagu yang diciptakan Pemohon III
Pulo Gadung, Jakarta Timur, dan berprofesi sebagai lebih kurang sebanyak 358 lagu
Pencipta Lagu serta Artis Penyanyi, sehingga Pemohon III yang Pemohon III serahkan
memenuhi kualifikasi untuk dapat mengajukan pengelolaan serta eksploitasi
permohonan uji materiil sebagai perorangan warga Negara ekonominya kepada Pemohon I.
Indonesia sebagaimana ditentukan dalam Pasal 51 huruf (a)
UUMK dan Pasal 4 ayat (1) huruf a PMK-2/2021. Hak-hak konstitusional Pemohon III
tidak memperoleh jaminan dan
19
kepastian dengan berlakunya Pasa
10 dan Pasal 114 UU Hak Cipta
sebab keduanya tidak memadai and
tidak mencakup pengelola Platform
Layanan Digital, padahal
penyedia/pengelola Platform
Layanan Digital dengan sengaja
membuat dan memberikan
celah/ruang untuk menayangkan
berbagai macam video dari
penggunanya, di mana konten
video-video tersebut rentan dengan
pelanggaran hak cipta dan hak
terkait. Akan tetapi penggandaan,
pemanfaatan dan pelangaran hak
moral itu timbul akibat difasilitasi
oleh Pengelola Platform Layanan
Digital itu sendiri, akan tetapi belum
terdapat kepasttian hukum yang
adil bagi Pemohon III karena tidak
dapat menuntut
pertanggungjawaban penyedia
Platform Layanan Digital mengingat
pengelola Platform Layanan Digital
tidak termasuk dalam kategori
Pengelola Tempat Perdagangan.
20
Bahwa berdasarkan uraian di atas, secara konstitusional, Para Pemohon berhak untuk memanfaatkan Hak Cipta dan Hak Terkait
secara komersial dengan memperoleh royalty dari setiap pemaikan oleh pihak lain, dan manfaat ekonomi tersebut dapat
dipergunakan untuk meningkatkan kualitas hidup dari Para Pemohon, akan tetapi pelaku/pengelola platform layanan digital berbasis
UGC mendapatkan keuntungannya secara illegal tanpa harus membayar royalty apapun kepada Para Pemohon dan platformnya
semakin besar dengan mendatangkan sebanyak mungkin pengguna, sehingga hak konstitusional Para Pemohon untuk memperoleh
manfaat dari karya seni music dan lagu demi peningkatan kesejahteraannya sesuai PasaL 28C ayat (1) telah dirugikan, tetapi
kerugian tersebut tidak dapat dipulihkan dengan baik mengingat Pasal 10 dan Pasal 114 UU Hak Cipta belum dapat memberikan
jaminan dan perlindungan kepastian hukum sebagaimana diperintahkan dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945.
21
Pasal 28D ayat (1):
“Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di
hadaan hukum.”
22
d. Klasifikasi/inventarisasi data pada Perkara 84/PUU-XXI/2023
Bahwa adapun klasifikasi atau inventarisasi data yang dapat ditemukan pada Perkara 84/PUU-XXI/2023 yaitu:
1) Undang-Undang
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;
c) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
d) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;
e) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elekronik sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016;
f) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek);
2) Peraturan Pemerintah
a) Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan melalui Sistem Elektronik;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik;
c) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2022 tentang Kekayaan Intelektual Komunal;
d) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pencatatan Ciptaan dan Produk Hak Terkait;
e) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elekronik
23
Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Penyelenggara
Sistem Elektronik Lingkup Privat
d) Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2016 tentang Batasan Tanggung Jawab
Penyedia Platform dan Pedagang (Merchant) Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (Electronic Commerce) Yang
Berbentuk User Generated Content.
e. Materi Gugatan
Bahwa adapun dalil-dalil Para Pemohon pada pokoknya adalah sebagai berikut:
1) Bahwa salah satu pasal dalam UU Hak Cipta yang memuat suatu pencegahan adalah Pasal 10 yang melarang
Pengelola Pusat perdagangan membiarkan penjualan dan/atau penggandaan hasil pelanggaran hak cipta,
sedangkan sanksi hukumannya terhadap larangan itu dirumuskan dalam Pasal 114.
2) Bahwa larangan dalam Pasal 10 belum sepenuhnya dapat bersifat secara maksimal sebab hanya mengatur
pengelola pusat perdagangan dalam segala bentuknya, padahal saat ini tengah marak pengelola platform layanan
digital berbasis teknologi yang sengaja menyediakan media untuk menyimpan, mengumumkan (membuat
tersedia) dan menampilkan konten-konten yang merupakan pelanggaran hak cipta atau setidak-tidaknya
penggunaan hak cipta khususnya music dan lagu tanpa iin dari pemegang hak cipta dan/atau pemilik hak terkait.
3) Bahwa pemanfaatan hak cipta atas musik dan/atau lagu itu sama sekali tidak memberikan manfaat apa pun bagi
pencipta dan pemilik hak terkait karena hak ekonomi berupa royalty yang harusnya dibayarkan kepada pemegang
hak cipta dan/atau pemilik hak terkait sama sekali tidak ada, bahkan tidak jarang hak moral dari pencipta
dan/atau pelaku pertunjukan justru dilanggar atau dihilangkan dengan diganti Namanya dengan nama orang lain
(atau pengunggah).
4) Bahwa sesuai Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 seharusnya pencipta (pemegang hak cipta) dan pemilik hak terkait
dapat memanfaatkan hak cipta dan/atau hak terkaitnya untuk memperoleh manfaat (pendapatan) yang dapat
dipergunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhandasar serta penikatan kesejahteraan hidupnya, namun alih-alih
dapat menikmati hak-haknya, mereka justru tidak mendapatkan apapun dan pemanfaatan hasil karyanya sama
sekali tidak meningkatkan kesejahteraannya sehingga perlindungan yang berikan dalam Pasal 28C ayat (1) UUD
24
1945 terhadap hak cipta dan hak terkait tidak dapat optimal, kecuali diberikan pemaknaan baru atas Pasal 10
yang memuat larangan sebagai bentuk pencegahan dan Pasal 114 yang merumuskan sanksinya.
5) Bahwa sanksi hukuman yang dituangkan dalam Pasal 114 UU Hak Cipta belum dapat dipergunakan untuk
menjerat pengelola platform layanan digital berbasis UGC oleh karena sempitnya makna pengelola pusat
perdagangan.
6) Bahwa rumusan yang terkandung dalam Pasal 10 dan 114 UU Hak Cipta tidak lagi mampu secara memadai serta
mencukupi untuk dapat melindungi dan menegakkan hak konstitusional Para Pemohon atas jaminan
perlindungan hukum yang adil. Keduanya juga secara normatif sulit untuk mengikuti perkembangan teknologi
dengan pertimbangan bahwa rumusan kedua Pasal itu sangat terbatas, sempit dan sangat jauh untuk dapat
menjangkau fenomena atau fakta pelik dan problematiknya media sosial yang sangat rentan dengan pelanggaran
Hak Cipta atau Hak Terkait.
7) Bahwa UU Hak Cipta belum atau tidak menyediakan pranata hukum secara memadai atau mencukupi yang dapat
memulihkan kerugian akibat pelanggaran hak cipta yang terkait dengan atau berhubungan dengan
pertanggungjawbaan pengelola Platform Layanan Digital atau teknologi berbasis UGC, yang menyediakan wadah
untuk menyimpan, mentransimisikan, menampilkan, mengumumkan, dan/atau membuat tersedia konten-konten
video pendek yang dibuat dan diunggah oleh Pengguna aplikasi milik penyedia Platform Layanan Digital.
8) Bahwa terdapat kekosongan hukum, di mana pengelola Platform Layanan Digital yang bukan merupakan tempat
perdagangan maya tidak termasuk pihak yang terkena larangan dan sanksi pidananya dalam ketentuan Pasal 10
dan Pasal 114 UU Hak Cipta, padahal sewajarnya dan seharusnya menurut hukum pengelola Platform Layanan
Digital lainnya menjadi subjek dari kedua Pasal itu.
9) Bahwa sangat mendesak untuk menggeser paradigma “kesengajaan” dalam Pasal 114 ke “kealpaan” mengingat
tidaklah adil Pengelola Platform Layanan Digital berbasis UGC diberi karpet merah untuk bersikap pasif atas
pelanggaran yang terjadi dengan menunggu pemberitahuan atau aduan dari pemilik hak atas perlanggaran yang
terjadi baru kemudian menurukannya tanpa adanya kewajiban apapun padahal kerusakan yang ditimbulkan
terhadap hak cipta begitu dahsyat.
10) Bahwa kesulitan pemilik hak untuk membedakan konten mana yang diunggah UGC murni buatan UGC atau
dibawah arahan dari pengelola aplikasi tidak seharusnya secara yuridis menjadi beban pemilik hal, yang
25
seharusnya dibebankan kepada pengelola untuk mengatasi dengan memerintahkannya untuk memperoleh izin
dari pemilik atau setidak-setidaknya mensyaratkan untuk menyediakan teknologi yang dapat mengantisipasi
dimuatnya konten yang melanggar hak cipta dari UGC.
11) Bahwa frasa “dengan sengaja dan mengetahui” dalam Pasal 114 UU Hak Cipta perlu disesuaikan sehingga menjadi
“sepatutnya mengetahui”, juga menambahkan pula hukuman penjara terhadap pelanggaran yang terjadi, untuk
mendorong penyedia platform untuk meminta izin kepada pemilik hak cipta dalam melangsungkan usahanya.
12) Bahwa penggunaan atau penayangan lagu-lagu tanpa izin yang terdapat dalam Platform Layanan Digital berbasis
UGC dilakukan dengan cara menggandakan atau mendistorsi atau mensinkronisasi atau mengadaptasi atau
mengumumkan atau mempertunjukkan tanpa ijin pada hakikatnya sama dengna pembanjakan sehingga tepat
kiranya apabila Mahkamah menambahkan hukuman pidana penjara dan/atau pidana denda layaknya hukuman
terhadap pelaku pembajakan yaitu penjara selama sepuluh tahun dan/atau denda sebesar Rp. 4.000.000.000,-
(empat milyar rupiah).
13) Bahwa sempitnya pemakanaan yang terkandung dalam Pasal 10 dan Pasal 114 UU Hak Cipta yang telah
menimbulkan kekosongan hukum dan pada akhirnya mengakibatkan ketidakpastian hukum sebagai ekses
terjadinya penentangan terhadap moralitas, rasionalitas dan keadilan.
f. Petitum
Bahwa Adapun petitum yang dimohonkan oleh Pemohon yaitu:
1) Mengabulkan Permohonan para Pemohon untuk seluruhnya;
2) Menyatakan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5599) adalah bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai : Pengelola tempat perdagangan dan/atau
Platform Layanan Digital berbasis User Generated Content (UGC) dilarang membiarkan penjualan, penayangan,
dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan
dan/atau Layanan Digital yang dikelolanya
3) Menyatakan Pasal 114 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5599) adalah bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai : Setiap orang yang mengelola tempat
26
perdagangan dan/atau Platform Layanan Digitala berbasis User Generated Content (UGC) dalam segala
bentuknya yang sepatutnya mengetahui membiarkan penjualan, penayangan dan/atau penggandaan barang
hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan dan/atau Layanan Digital yang
dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat milyar rupiah).
4) Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya.
5) Atau apabila Majelis Hakim Konstitusi yang mulia memandang perlu dan layak, maka kami memohonkan agar
perkara a quo dapat diputuskan seadil-adilnya (ex aequo et bono).
C. Kendala
Dalam pelaksanaan aktualiasi ini dan penyusunan laporannya, Penulis tidak menemukan kendala yang berarti
dalam melakukan penentuan/identifikasi terhadap dokumen gugatan yang masuk atau gugatan yang diajukan dengan
membuat ringkasan gugatan (Butir Kegiatan VII.A.a) terkait Uji Materiil Pasal 10 dan Pasal 114 Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
dilakukan berdasarkan Permohonan dengan Nomor Register Perkara 84/PUU-XXI/2023, selain adanya keterbatasan
waktu. Namun kendala tersebut tidak menjadi hambatan bagi penulis untuk menyusun dan menyelesaikan laporan
aktualisasi ini.
27
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikianlah laporan aktualisasi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dan
capaian pembelajaran pelatihan Fungsional Analis Hukum Ahli Pertama Angkatan IV
Tahun Anggaran 2023, setelah melalui tahapan pengimplementasian substansi mata
pelatihan ke dalam rancangan rencana aksi, pelaksanaan seminar rencana aksi,
pembimbingan aktualisasi, dan pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja. Laporan ini
kemudian akan dijadikan bahan materi seminar aktualisasi yang akan dilaksanakan
sebagai tahapan terakhir dalam pelatihan Fungsional Analis Hukum Ahli Pertama
Angkatan IV Tahun Anggaran 2023.
B. Saran
Pelatihan dengan metode yang lebih banyak menjalankan praktik seperti yang
telah diterapkan dalam Pelatihan Fungsional Analis Hukum Ahli Pertama Angkatan IV
merupakan metode yang sangat baik karena peserta dapat lebih memahami teori dan
dapat langsung mengimplementasikannya. Dalam pelaksanaan pelatihan ini durasi
waktu untuk melaksanakan aktualisasi dan menyusun laporan sebaiknya diperpanjang,
sehingga setiap peserta bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik.
28
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599)
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 41 Tahun 2021 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 1365)
vi
LAMPIRAN I
vii
6 16 Oktober 2023 Bimbingan Laporan
Aktualisasi
viii
LAMPIRAN II
ix
LAMPIRAN III
x
xi
LAMPIRAN IV
xii
LAMPIRAN V
xiii
LAMPIRAN VI
xiv
LAMPIRAN VII
xv