Anda di halaman 1dari 3

Resume Tugas Peace Studies

Nama : Kevin Dio Kresnayuda


Npm : 2010631260058
Kelas : 6A

Kekerasan Menurut Perwita dan Sabban pada tahun 2015


Sampai saat ini kiprah PBB berhasil mengurangi jumlah perang antar Negara. Namun
hal ini tidak membuat perang menghilang begitu saja. Seiring berkembangnya zaman, perang
dalam bentuk lain juga bermunculan, menurut Perwita dan Sabban utamanya perang internal
(intra-state) atau perang yang terjadi didalam sebuah negara. Seperti yang sudah kita ketahui
di teori HI, misalnya realisme, dapat dipahami bahwa perdamaian dapat ditemui di dalam
balance of power antarnegara atau mungkin dengan adanya suatu hegemoni. Sedangkan bagi
kaum kapitalis perdamaian bisa diwujudkan dengan cara kerja sama dan pengumpulan
kekayaan. Orang orang paham lingkungan menganggap bahwa dunia akan aman dan damai
jika manusia tidak merusak alam. Ada tiga jenis kekerasan menurut Perwita dan Sabban yaitu;
• Kekerasan langsung adalah segala macam bentuk kekerasan secara verbal yang
mengakibatkan luka fisik dan penderitaan yang dalam bagi seseorang dan perang adalah
contoh yang paling tepat untuk mengambarkan kekerasan secara langsung.
• Kekerasan struktural adalah kekerasan yang terjadi secara non-verbal, seperti
kemiskinan, kelaparan, penindasan dan pengasingan sosial yang menyebabkan
penderitaan yang mendalam bagi seseorang. Banyaknya pelanggaran HAM di dalam
sebuah negara, yang mana kebebasan berpendapat, aktif dalam politik, serta penindasan
lainnya adalah sebuah kekerasan struktural.
• Kekerasan Kultural adalah segala bentuk kekerasan yang dilakukan karena rasa benci,
rasa takut dan prasangka yang tidak. Sumber sumbernya dapat berasal dari agama,
ideologi, seni dan ilmu pengetahuan. Hal-hal tersebut adalah sumber yang mudah
digunakan sebagai alat pembenaran dan terganggunya perdamaian. Pada umumnya
kekerasan kultural memiliki hubungan langsung dengan kekerasan yang dilakukan secara
langsung.
Sebelum masuk membahas konflik mari kita pahami dulu apa itu konflik. Jadi konflik
adalah contention atau disputation antara dua pihak atau lebih. Dengan menggunakan
senjata untuk menaklukan satu sama lain dan memaksakan perdamaian sesuai dengan
syarat yang diajukan oleh pemenang perang (Webel dan Galung 2007). Konflik juga
dapat didefinisikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih yang merasa memiliki
tujuan tidak sejalan. Konflik sendiri terbagi menjadi 6 tahapan, yang pertama adanya
sumber konflik atau penyebab terjadinya konflik, kedua isu atau permasalahan konflik
yang ada didalam konflik tersebut, ketiga eskalasi konflik atau peningkatan konflik,
keempat puncak konflik atau klimaks dari konflik tersebut, kelima terminasi konflik atau
penurunan tensi sebelum melakukan penyelesaian, keenam penyelesaian konflik.
Kondisi negative peace dan positive peace
Kondisi negative peace atau yang ditandai dengan ketiadaan konflik antara kedua belah
pihak atau lebih yang berusaha mencapai kepentingan masing-masing, ketiadaan asimetri
ketakutan, dan ketiadaan perbenturan kepentingan. Ciri ciri lainnya adalah ketiadaan
menunjukan kekuatan (show of force) dan suasana yang terjadi bukan sekedar tanpa
perang, tetapi ketidakadilan sosial dan penindasan ekonomi belum terselaikan.
Dan untuk kondisi positive peace atau yang ditandai dengan keberadaan suatu
perangkat penyelesaian konflik yang bersifat nonkoersif untuk mencegah timbulnya
konflik. Hal ini termasuk tidak adanya kondisi yang menekan atau menyengsarakan
manusia, yang meliputi spektrum kondisi yang sangat luas, terjaminnya kebutuhan
lahiriah ( keamanan dari kekerasan dan kelaparan) dan batiniah ( keamanan dari rasa
takut, jaminan untuk melakukan ibadah, serta kebebasan untuk berpikir dan
berpendapat). Adanya perangkat penyelesaian konflik yang demokratis dan nonkoersif,
situasi ketiadaan perang, terciptanya keadilan sosial, kemakmuran ekonomi, dan
pembagian politik yang luas adalah langkah awal terciptanya positive peace.
Selanjutnya untuk penghambat terjadinya perdamaian itu ada 2;
1. Kondisi objektif (state level ), yaitu kepentingan nasional, teritori, kedaulatan,
perebutan sumber daya ekonomi, dan pembangunan. Kondisi objektif ini sebagai
kebijakan atau kepentingan negara sebagai aktor dunia internasional dan juga sebagai
negara entitas nasional.
2. Kondisi subjektif ( community level ) yaitu keinginan untuk memperoleh pengakuan
atas suatu indetitas, entitas, perlindunga kebudayaan dan masalah representasi politik.
Kondisi ini sering ditemui didalam wilayah negara, adanya ketidakpuasan terhadap
kebijakan negara juga. Beberapa contoh lainnya adalah kelompok masyarakat yang
dianggap sebagai oposisi negara.
Apa itu 4 tipe konflik bersenjata
Apa itu konflik bersenjata (armed conflict), menurut palang merah internasional
(ICRC) yang dikutip indrawan, konflik bersenjata adalah perbedaan-perbedaan yang
terjadi diantara 2 negara atau lebih yang mengarah pada intervensi yang dilakukan oleh
angkatan bersenjata masing-masing negara. Di dalam konflik bersenjata itu terbagi
menjadi 4 yaitu yang pertama;
1. Konflik bersenjata internasional
Konflik ini terjadi di antar negara dengan dua atau lebih pihak yang berkonflik
adalah negara yang secara internasional diakui kedaulatannya. Konflik ini
sifatnya cepat selesai tapi biasanya membawa dampak kehancuran yang besar.
Pasca perang dunia ke II negara yang terlibat pertempuran berkurang drastis dan
kondisi inilah yang membawa ke konflik bersenjata tipe 2

2. Kondisi konflik bersenjata non-internasional

Konflik ini terjadi didalam sebuah negara, antara pemerintah yang berdaulat dengan
melawan pihak lain yang bukan pemerintah. Banyaknya konflik non internasional
membuat munculnya banyak negara-negara baru didalam sistem internasional. Jadi
perang domestik adalah bentuk paling umum dari konflik bersenjata ini.
3. Konflik bersenjata yang terinternasionalisasikan

Konflik ini adalah konflik tipe yang mana pemerintah maupun kelompok bersenjata
non negara yang melawannya menerima bantuan militer dari pemerintah atau pihak
asing diluar negara tersebut, contohnya adalah pemerintah bashar assad di suriah
melawan pihak oposisi. Konflik ini juga termasuk dari dua faksi internal didalam
sebuah negara, yang masing masing didukung oleh pihak asing yang berbeda.

4. Konflik di luar negara

Konflik ini terjadi antara negara melawan kelompok bersenjata di luar pemerintah,
yang terjadi diluar wilayah negara tersebut. Contohnya, perang antara pemerintah
irak melawan militan ISIS yang mana pertempurannya tidak terjadi hanya di irak
tetapi berdampak sampai suriah,lebanon,yordania,lebanon dan bahkan palestina,
selain itu perang AS melawan al-qaeda di afghanistan yang meluas sampai pakistan
dan irak.

Anda mungkin juga menyukai