Mitologi
Dalam kepercayaan fanömba adu,
terdapat beberapa dewa yang dikenal
oleh para penganutnya. Dewa pertama
adalah Lowalangi. Dewa ini diposisikan
sebagai dewa yang terpenting dari dewa-
dewa lainnya. Lowalangi dianggap
sebagai penguasa dunia atas atau sang
pencipta.[3] Lowalangi memiliki
wewenang untuk menjatuhkan hukuman
kepada orang yang berbuat jahat.[5]
Istilah Lowalangi kini digunakan sebagai
penyebutan Allah bagi pengikut ajaran
Kristen di Nias, pertama kali
diperkenalkan oleh misionaris Denninger
pada tahun 1865.[6]
Sistem kepercayaan
Pemaknaan tentang kehidupan dan
kematian dalam ajaran fanömba adu
tercermin dalam adanya konsep
mengenai dua macam tubuh, yaitu boto
atau tubuh kasar serta tubuh halus yang
terdiri dari dua jenis, yaitu noso (napas)
dan lumölumö (bayangan). Saat
seseorang meninggal dunia, maka noso-
nya akan kembali kepada Lowalangi
(Tuhan). Sementara itu, bayangannya
berubah menjadi bekhu atau roh.[7]