Anda di halaman 1dari 87

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI


IBU DALAM PENIMBANGAN BAYI DAN BALITA
KE POSYANDU DI BPM SINTA 2020

DI SUSUN OLEH :

FENY HUMAIDATUZ ZAHRO


181540102004

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2020
KARYA TULIS ILMIYAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI


IBU DALAM PENIMBANGAN BAYI DAN BALITA
KE POSYANDU DI BPM SINTA 2020

Proposal Ini Diajukan Sebagai


Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
AHLI MADYA KEBIDANAN (A.Md.Keb)

DI SUSUN OLEH :
FENY HUMAIDATUZ ZAHRO
181540102004

DISUSUN OLEH :

FENY HUMAIDATUZ ZAHRO


181540102004

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Iliyah
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Dalam Penimbangan
Bayi Dan BalitaKe Posyandu Di Bpm Sinta 2020
Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tm Penguji Karya Tulis
Ilmiyah Ptodi DIII Kebidanan STIKES Aisyiyah Palembang

Dosen Pembimbing

I. Rhipiduri Rivanica,S.SiT.,M.Kes (.....................................)


NIK. 2009.07.002

II. Adelina Pratiwi.,SST.,M.Kes (.....................................)


NIK. 2011.11.029

Mengetahui
Ketua Prodi DIII Kebidanan

Wita Solama.,SST.M.Kes
NIK. 2011.10.10.021

iii
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILIYAH
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU
DALAM PENIMBANGAN BAYI DAN BALITA
KE POSYANDU DI BPM SINTA 2020

Disusun Oleh :
Feny Humaidatuz Zahro
181540102004
Telah Di Pertahankan Di Depan Tim Penguji
Pada Tanggal :

SUSUNAN TIM PENGUJI

Penguji I
Susanti Delina,S.pd..,M.Kes (....................................)
NIK.2016.11.064

Penguji II
Adelina Pratiwi., SST.,M.Kes (....................................)
NIK.2011.11.029

Penguji III
Rhipiduri Rivanica.,S.SiT.,M.Kes (...................................)
NIK. 2009.07.002

Mengetahui
Ketua STIKES ‘Aisyiyah Palembang

NIK. 2000.12.014

iv
PERSEMBAHAN

KTI ini ku persembahkan untuk :

1. Teristimewa Kedua orang tua ku (Suteguh dan Hidayaun Tasripah)

yang telah memberikan semua restu, dukungan dan do’anya yang


tidak pernah berhenti dan tak ada kata lelah untuk menjadikan
anaknya menjadi orang yang sukses.
2. Kakak dan Adik tersayang (Vyna N.B dan Awfa Kenia) yang telah

memberikan dukungan dan semangat dalam segala hal.


3. Sahabatku yang telah memberikan support dan juga
membangkitkan semangat untuk kembali kuat demi mencapai cita2
dan juga demi membahagiakan orang tuaku.
4. Almamater Tercinta

v
RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI
Nama :Feny Humaidatuz Zahro
Tempat/Tanggal lahir :Oku Timur, 13-november-2000
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Alamat :Belitang, Oku Timur
Anak :Anak ke Dua dari Tiga Bersaudara
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 2006-2012 : Tamat MI Negeri 4 Oku Timur
2. Tahun 2012-2015 : Tamat MTs Islamiyah Trimoharjo
3. Tahun 2015-2018 : Tamat SMA Terpadu Nurul Huda
4. Tahun 2018-2021 : Prodi DIII STIKES ‘Asyiyah Palembang

vi
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Feny Humaidatuz Zahro

Nim :181540102004

Tempat/Tanggal Lahir :OKU Timur, 13 Novmber 2000

Alamat :Belitang, OKU Timur

Telepon :0812-7445-7049

Judual Penelitian :Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi

ibu dalam penimbangan bayi dan balita ke posyandu

di BPM sinta 2021

Dipublikasikan :STIKES ‘Asyiyah Palembang

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian ini di di buat

sendiri (buka plagiat).Apabila di kemudian hari ternyata saya member pernyataan

di atas,maka saya bersedia di tuntut secara hukum.

Palembang,Februari 2021

Yang Menyatakan

Feny Humaidatuz Zahro

vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas STIKES ‘Asyiyah Palembang,saya yang bertanda tangan

dibawah ini:

Nama :Feny Humaidatuz Zahro

Nim :181540102004

Program Studi :DIII Kebidanan

Jenis Karya :Karta Tulis Ilmiah(KTI)

Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada

STIKES ‘Asyiyah Palembang Hak Bebas Noneklusif(Non-Exclusive Royalty-

Free Right) atas KTI Yang berjudul:faktor-faktor yang berhubungan dengan

tingkat kecemasan ibu postpartum di BPM Sinta tahun 2020

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan).Dengan Hak bebas Royati

Nonekslusif ini STIKES ‘Asyiyah Palembang berhak menyimpan,mengalih

media/format,Mengolah dalam bentuk pangkalan data (database),merawat dan

memplubikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

pemilik Hak Cipta.Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di :STIKES ‘Asyiyah Palembang

Pada tanggal: 11 februari 2020

Yang Menyatakan

(Feny Humaidatuz Zahro)

viii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
‘‘faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu dalam
penimbangan bayi dan balita ke posyandu di BPM sinta 2021“ dapat
diselesaikan tepat waktunya.
Penulisan Karya Tulis Ilmiyah ini merupakan tugas dalam rangkaian ujian

tingkat III Semester V. Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiyah Penelitian ini

penulis banyak mengalami hambatan, Namun berkat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak maka Karya Tulis Ilmiyah Penelitian ini dapat diselesaikan.

Dalam kesempatan ini, Peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Khoirin.,SKM.,M.Kes ,selaku Ketua STIKES ‘Aisyiyah Palembang

atas do’a dan motivasinya.

2. Ibu Wita Solama, S.SiT., M.Kes, selaku Ketua Prodi STIKES ‘Aisyiyah

Palembang.

3. Ibu Sinta yag tlah memberi ijin untuk mengadakan penelitian di Klinik BPM

Sinta

4. Ibu Rhipiduri Rivanica,S,SiT.,M.Kes selaku Pembimbing I KTI Penelitian

5. Ibu Adelina Pratiwi,SST.,M.Kes.selaku Pembimbing II KTIl Penelitian

6. Para dosen dan staf pendidikan di STIKES ‘Aisyiyah Palembang yang telah

memberikan pendidikan dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di

bangku perkuliahan.

ix
7. Para staff pegawai BPM Sinta yang membantu dalam proses akan

pengambilan penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa penyusunan KTI ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapan segenap kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk laporan-laporan selanjutnya. Penulis berharap semoga

KTI ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa/mahasiswi

STIKES ‘Aisyiyah Palembang. Aamiin.

x
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Halaman Judul...................................................................................... i
Halaman Persetujuan........................................................................... ii
Halaman Pengesahan........................................................................... iii
Persembahan......................................................................................... iv
Riwayat Hidup...................................................................................... v
Surat Pernyataan.................................................................................. vi
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi..................................... viii
Kata Pengantar.................................................................................... ix
Abstract................................................................................................. x
Daftar Isi.............................................................................................. xi
Daftar Tabel..........................................................................................
Daftar Gambar.....................................................................................
Daftar Skema........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 5
C. Tujuan Penulisan................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................. 6
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Posyandu.................................................................................. 8
B.Penimbangan Balita ………………............................................ 12
C. Faktor- faktor Partisipasi ibu dalam penimbangan bayi dan
Balita.............................................................................................15
D. Kerangka Teori.............................................................................27

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL


DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep................................................................ 29
B. Definisi Operasional............................................................ 30
C. Hipotesis.............................................................................. 31

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Jenis/Desain Penelitian....................................................... 33
B. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................... 31

xi
C. Lokasi Penelitian................................................................. 34
D. Teknik instrument pengambilan data ................................. 34
E. Teknik pengambilan datan dan analisa data ……………. 35

BAB V HASIL PENELITIAN……………………………………………. 34


A. Gambaran Umum Tempat Penelitian..................................... 37
B. Pembahasan................................................................................38

BAB VI PEMBAHASAN…………………………………………………. 39

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan…………………………………………………………. 53
B. Saran………………………………………………………………....5

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Definisi Operasional.......................................................... 26

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Partisipasi Ibu dalam penimbangan


bayi dan balita di posyandu BPM sinta Tahun 2021.................. 37
..

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu pada Penimbangan


bayi dan balita di Posyandu BPM Sinta Tahun 2021..... ...... 38

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu pada Penimbangan


bayi dan balita di Posyandu BPM Sinta Tahun 2021.............. 38
.....

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu pada Penimbangan


bayi dan balita di Posyandu BPM Sinta Tahun 2021............... 39

Tabel 5.6 Hubungan antara Pengetahuan Ibu pada Penimbangan


bayi dan balita di Posyandu BPM Sinta Tahun 2021................ 41

Tabel 5.7 Hubungan antara Pendidikan dengan Pendidikan Ibu


Pada Penimbangan bayi dan balita di Posyandu BPM
Sinta Tahun 2021......................................................................42

Tabel 5.8 Hubungan antara Pekerjaan Ibu pada Penimbangan


bayi dan balita di Posyandu BPM Sinta Tahun 2021................43

xiii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori................................................................... 23

Skema 3.1 Kerangka Konsep................................................................ 24

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pengajuan Judul

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 4 Informed Consent

Lampiran 5 Lembar Kuisioner

Lampiran 6 Master Tabel

Lampiran 7 Frekuensi dan Distribusi

Lampiran 8 Dokumentasi

xv
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHAYAN ‘AISYIYAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

KARYA TULIS ILMIYAH, 11 Februari 2021

Feny Humaidatuz Zahro

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Dalam Penimbangan


Bayi Dan Balita Ke Posyandu Di Bpm Sinta 2020
(LIV + 84 Halaman, 8 Tabel, 8 Lampiran)

ABSTRAK

Posyandu merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
Cakupan partisipasi ibu dalam penimbangan bayi dan balita di posyandu adalah sebesar
20 responden (82,75%). Penelitian ini bertujuan untuk menetahui faktor apa saja yang
berhubungan dengan partisipasi Ibu untuk menimbang balita di Posyandu BPM Sinta
tahun 2020.. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan
crosssectional. Populasi adalah semua ibu yang mempunyai balita yang berumur 12-59
bulan yang datang ke Posyandu BPM Sinta dengan teknik Purposive sampling.
Instrument penelitian menggunakan kuesioner dan analisis data dengan chisquare.
Berdasarkan hasil penelitian didapat Partisipasi Ibu aktif 20 (82,75%), tingkat pendidikan
ibu tinggi 17 (58,63%), ibu yang bekerja 30 (90,9%), pengetahuan ibu kurang 19
(65,52%), Ibu yang tidak bekerja 24 responden (82,75%), tidak ada hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu dengan Partisipasi Ibu dalam penimbanan balita ke posyandu
dengan p-value=0,502, tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
Partisipasi Ibu dalam penimbanan balita ke posyandu dengan p-value=0,293, tidak ada
hubungan antara pekerjaan dengan Partisipasi Ibu dalam penimbanan balita ke posyandu
dengan p-value=0,358.
Disarankan pada BPM Sinta dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat
terkhusus ibu yang memiliki bayi dan balita hendaknya juga menggunakan audio visual,
poster ataupun leaflet agar lebih menarik minat masyarakat.

Kata kunci : pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, partisipasi ibu


Daftar Pustaka : 18 (2010-2018)

xvi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHAYAN ‘AISYIYAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

Scientific Writing Task, 11 Februari 2021

Feny Humaidatuz Zahro

Factors Related to Mother's Participation in Weighing Babies and Toddlers to


Posyandu at Bpm Sinta 2020
(LIV + 54 Pages, 8 Tables, 8 Attachments)

ABSTRACT

Posyandu is a form of community participation in the health sector. The coverage of


mother's participation in weighing babies and toddlers at the posyandu was 20
respondents (82.75%). This study aims to determine what factors are related to the
participation of mothers in weighing toddlers at the Posyandu BPM Sinta in 2020. This
research is an analytical study with a cross-sectional approach. The population was all
mothers who had children aged 12-59 months who came to Posyandu BPM Sinta using
purposive sampling technique. The research instrument used a questionnaire and data
analysis with chi-square. Based on the results of the study, it was found that active
mother participation was 20 (82.75%), the level of education of mothers was high 17
(58.63%), mothers who worked 30 (90.9%), knowledge of mothers was less 19 (65.52%),
24 respondents (82.75%) did not work, there was no relationship between the level of
maternal knowledge and maternal participation in storing toddlers at posyandu with p-
value = 0.502, there was no relationship between maternal education level and maternal
participation in storing toddlers at posyandu with p-value = 0.293, there is no relationship
between work and maternal participation in saving children under five to posyandu with
p-value = 0.358.
It is suggested to BPM Sinta that in providing counseling to the community, especially
mothers who have babies and toddlers, they should also use audio visuals, posters or
leaflets to attract more public interest.

Key words: education, work, knowledge, mother's participation


Bibliography: 18 (2010-2018)

xvii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama

masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. (Kemenkes RI :

Direktorat Bina Gizi).

Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan

tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan menggunakan

Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS memuat kurva pertumbuhan nonnal anak

berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur Dengan

penimbangan bulanan ini diharapkan gangguan pertumbuhan setiap anak

dapat diketahui lebih awal sehingga dapat ditanggulangi secara cepat dan

lepat Pemantauan pertumbuhan perlu ditingkatkan perannya dalam tindak

kewaspadaan untuk mencegah memburuknya keadaan gizi balita.

Tujuan dari penimbangan bayi dan balita, Semakin dini diketahui

masalah kesesuaian pertumbuhan yang berkaitan dengan status gizi dan

stunting maka, akan membantu memperbaiki kondisi kesehatan anak untuk

jangka panjang seperti gangguan kognitif akibat stunting akan menurunkan d

aya kecerdasan (intelligent Quotient) atau IQ hingga 8 poin. Sekiranya.

1
2

ditemukan kasus gizi kurang, gizi buruk dan stunting sebelum usia 2

tahun akan dapat diberikan perlakuan khusus pada anak dengan segera oleh

pihak pemerintah di fasilitas kesehatan yang ada(Jahari, 2018).

Beberapa dampak yang dialami balita, bila ibu balita tidak aktif dalam

kegiatan posyandu antara lain tidak mendapatkan penyuluhan

kesehatan tentang pertumbuhan balita yang normal, tidak mendapat

vitamin A untuk kesehatan mata, ibu balita tidak mengetahui pertumbuhan

berat badan balita tiap bulan, ibu balita tidak mendapatkan pemberian

dan penyuluhan tentang makanan tambahan (PMT). (Pamungkasiwi, 2016)

Cakupan penimbangan balita di Posyandu ditunjukkan oleh presentase

jumlah balita yang datang per jumlah balita keseluruhan (D/S) dan merupakan

indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan

pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang.

Semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin

tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang.

Setelah mengetahui kekurangan gizi pada balita dan berbagai gangguan

pertumbuhan pada anak-anak yang menyebabkan mereka tidak bisa tumbuh

optimal sesuia dengan surat dalam AL-Qu‟ran surat An- Nisa ayat 9, yaitu

yang berbunyi:

‫َو ۡل َيۡخ َش اَّلِذ ۡي َن َلۡو َتَر ُك ۡو ا ِم ۡن َخ ۡل ِفِهۡم ُذ ِّر َّيًة ِض ٰع ًفا َخ اُفۡو ا َع َلۡي ِهۡم ۖ َفۡل َيَّتُقوا َهّٰللا َو ۡل َيُقۡو ُلوا َقۡو اًل َسِد ۡي ًدا‬

Artinya “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah


3

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan

yang benar” (QS. An-Nisa: 9).

Menurut Mawarti (2015), Tidak ada hubungan antara tingkat

pendidikan ibu dengan kunjungan balita dengan p-value 0,133. ada hubungan

antara tingkat pendidikan ibu tinggi 20 (64,5%), ibu bekerja 30 (90,9%),

pengetahuan ibu kurang 28 (87,5%), tidak ada hubungan antara tingkat

pendidikan ibu dengan kunjungan balita dengan p-value=0,133, ada hubungan

antara pekerjaan dan pengetahuan ibu dengan kunjungan balita dengan p-

value=0,000. Hal ini di karenakan sebagian besar responden merupakan anak

dari orang tua yang berprofesi sebagai buruh dan berpendidikan sekolah dasar,

tetapi sebagian besar responden sudah memiliki pendidikan menengah. Hal ini

bisa dipengaruhi adanya faktor lain seperti motivasi individu dan kesadaran

orang tua yang tinggi akan pentingnya pendidikan.

Frekuensi kunjungan ibu balita ke posyandu semakin berkurang dengan

semakin meningkatnya umur anak. Sebagai gambaran proporsi anak 6-11

bulan yang ditimbang di posyandu 91,3%, pada anak usia 12-23 bulan turun

menjadi 83,6%, dan pada usia 24-35 bulan turun menjadi 73,3% (Kemenkes,

2015). Pada tahun 2018, persentase rata-rata balita umur 6-59 bulan yang

ditimbang di Indonesia yaitu 68,37% anak per bulan. Persentase tertinggi

terdapat di Provinsi Bali yaitu sebesar 84,71%, sedangkan persentase terendah

terdapat di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu sebesar 32,51%. Sebanyak

empat provinsi belum melaporkan datanya, yaitu Provinsi Papua, Papua Barat,

Maluku, dan Nusa Tenggara Barat. (KEMENKES RI, 2018).


4

Berdasarkan data Sumatera Selatan (2018), Cakupan D/S tahun 2018

belum mencapai target 85%, baru mencapai 73,2% (669,814 balita) dari

914,527 balita. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2017

(75,99%). Cakupan D/S belum mencapai target antara lain disebabkan

efektifitas kegiatan posyandu dan kegiatan luar puskesmas belum optimal. Di

tahun 2017, Kabupaten Musi Rawas menjadi kabupaten dengan cakupan

terendah 62,04%. Pun di tahun 2018 Kabupaten Musi Rawas kembali menjadi

kabupaten dengan cakupan D/S terendah di Provinsi Sumatera Selatan, bahkan

cakupannya lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yakni 56%. Sedangkan

Kota Palembang kembali menjadi wilayah dengan cakupan D/S tertinggi

bahkan melebihi target yakni 90%. setelah di tahun sebelumnya Kota

Palembang juga menjadi wilayah dengan cakupan tertinggi (89,56%).

Hasil Survey di BPM Sinta, data jumlah total Ibu yang mempunyai bayi

dan balita bulan Januari-November 2020 di kelurahan sukajadi yaitu 1275.

Hasil survey lapangan di BPM Sinta pada bulan Januari-Februari 2020, Ibu

yang menimbang bayi pada 2020 dalah 106 jiwa. Tidak dilakukan survey

data pada bulan Maret-Mei oleh karna pandemi covid-19. Dan dilanjutkan

kembali pada bulan Juni-November 2020 dengan jumlah ibu yang menimbang

bayi dan balita yaitu 301 jiwa.

Berdasarkan masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi

Ibu untuk Menimbang Balita di Posyandu BPM Sinta Tahun 2020.


5

B. Rumusan Masalah

Faktor apa saja yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu untuk

Menimbang Balita di Posyandu BPM Sinta Tahun 2020

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi

Ibu untuk Menimbang Balita di Posyandu BPM Sinta Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi Penimbangan Balita di Posyandu BPM

Sinta Tahun 2020”.

b. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu pada penimbangan

balita di Posyandu BPM Sinta tahun 2020.

c. Diketahui distribusi frekuensi pekerjaan pada penimbangan balita di

Posyandu BPM Sinta tahun 2020.

d. Diketahui distribusi frekuensi Pendidikan pada penimbangan balita

di Posyandu BPM Sinta tahun 2020.

e. Diketahui tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan penimbangan

balita di Posyandu BPM Sinta tahun 2020.

f. Diketahui tidak ada hubungan pekerjaan dengan penimbangan balita

di Posyandu BPM Sinta tahun 2020.


6

g. Diketahui tidak ada hubungan pendidikan dengan penimbangan

balita di Posyandu BPM Sinta tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi baru dan

menambah wawsasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

partisipasi ibu dalam penimbangan bayi dan balita ke posyandu.

2. Bagi Ibu dan Balita

Penelitian ini diharapkan sebagai pengetahuan dan

informasi dan usaha menjaga keterlibatan ibu untuk ikut bertanggung

jawab dalam menimbang balita.

3. Bagi STIKES Aisyiyah Palembang

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi baru dan menambah

wawasan bagi Mahasiswi di STIKES Aisyiyah Palembang mengenai

Pentingnya keikut sertaan posyandu bagi ibu dan balita.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian merupakan penelitian di bidang ilmu kebidanan,

penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

partisipasi ibu untuk menimbang bayi dan balita ke posyandu di BPM sinta

2020 karena Posyandu di BPM Sinta telah diyakini masyarakat dapat

menjamin pelayanannya.
7

Penelitian ini sudah dilakukan di bulan januari 2020. penelitian ini

menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive sampling dengan

alat ukur kuesioner. Data diolah dengan uji statistik chi-square, kemudian

data dianalisa menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Posyandu

1. Definisi Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber

daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat. Posyandu dapat memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Posyandu

merupakan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat,

dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran

yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu

menyusui, dan ibu nifas. Posyandu menjadi tanggung jawab seluruh

komponen bangsa dalam menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan

upaya kesehatan. Strategi pendekatan upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat adalah dengan akses sosial budaya masyarakat yang

didasarkan atas nilai-nilai tradisi gotong royong sehingga masyarakat

mandiri dalam mengatasi masalaah kesehataannya (Malinda, 2018).

Penimbangan merupakan langkah awal dalam kegiatan utama

program perbaikan gizi anak. Hal ini sebagai upaya masyarakat dalam

memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Antusiasme masyarakat

dapat terlihat pada perbandingan jumlah balita yang dtimbang dengan

jumlah balita yang ada. Jika partisipasi bayi atau balita yang menimbang

8
semakin tinggi, maka semakin banyak pula data penggambaran status gizi

mereka.

9
9

Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di

posyandu. Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan

pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan

balita. Dari penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut

dapat diketahui status pertumbuhan balita, apabila penyelenggaraan

posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan

baik pula.

Tak hanya sebagai data acuan, penimbangan juga dilakukan untuk

mengukur berat badan bayi saat lahir dan masuk rumah sakit. Ini bertujuan

untuk mengindentifikasi dan mengantisipasi masalah berat lahir rendah,

serta penghitungan dosis dan jumlah cairan yang diperlukan oleh bayi atau

balita.

Penimbangan yang rutin diadakan setiap bulan di Posyandu dan sarana

lainnya ini bertujuan untuk mengetahui apakah bayi atau balita tumbuh

sehat, mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan, mengetahui bila

balita sakit, kelengkapan imunisasi dan mendapatkan penyuluhan gizi.

Setelah menimbang berat badan, ada dua kategori hasil yaitu:

2. Tujuan posyandu

Tujuan Posyandu Secara umum tujuan diadakannya posyandu

adalah untuk membantu menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita

di Indonesia. Dengan adanya posyandu bisa memberdayakan masyarakat

untuk selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

Adapun tujuan khusus dari penyelenggaraan dari posyandu adalah:


10

a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

b. Meningkatkan kegotongroyongan masyarakat.

c. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam penyelenggaraan

posyandu.

d. Meningkatkan cakupan dan memudahkan masyarakat untuk

memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

e. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dalam rangka mewujudkan

ketahanan dan kesejahteraan keluarga. 6. Sebagai tempat untuk saling

memperoleh dan memberikan berbagai informasi.

3. Sasaran Posyandu Sasaran dalam penyelenggaraan posyandu adalah

seluruh masyarakat, khususnya bayi, anak balita, ibu hamil, ibu

melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui, wanita usia subur dan Pasangan Usia

Subur (PUS).

4. Kegiatan Posyandu

Pelaksanaan posyandu berdasarkan lima kegiatan pokok yaitu:

KIA, KB, imunisasi, gizi, dan pencegahan diare. Lima kegiatan pokok

posyandu dijabarkan ke dalam berbagai kegiatan, sebagai berikut:

a. Penimbangan berat badan serta mencatat di Kartu Menuju Sehat

(KMS).
11

b. Penentuan status pertumbuhan balita.

c. Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dilakukan pemeriksaan

kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila

ada kelainan segera dirujuk puskesmas. Pemberian imunisasi oleh

vaksinator/bidan/perawat kesehatan pada bayi umur 3-14 bulan.

Imunisasi tersebut adalah BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis

B.

d. Pemberian motivasi KB dan pemasangan alat kontrasepsi oleh

petugas kesehatan.

e. Pemberian makanan Tambahan (PMT).

f. Penyuluhan oleh kader atau petugas kesehatan terkait gizi dan

kesehatan anak.

g. Pemberian oralit kepada bayi dan anak diare serta demonstrasi

pembuatan larutan gula garam jika diperlukan.

5. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Kegiatan Posyandu ini dikenal dengan system lima meja yaitu:

a. Meja 1 Berfungsi sebagai tempat pendaftaran balita dan juga ibu

hamil.

b. Meja 2 Tahap kedua ini sebagai tempat penimbangan.

c. Meja 3 Setelah ditimbang langsung kemeja 3 untuk tempat

pencatatan hasil penimbangan.


12

d. Meja 4 Meja ini cukup istimewa karena ada dua kegiatan yaitu

tempat penyuluhan perorangan dan tempat pembagian PMT.

e. Meja 5 Di meja ini adalah untuk petugas kesehatan dari puskesmas

tempat pelayanan imunisasi, kesehatan dan pelayanan KB.

B. Penimbangan Balita

Balita merupakan salah satu periode usia manusia dengan rentang

usia hingga lima tahun atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu 12-60

bulan. Balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan

badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi dan

jumlah relative besar dalam setiap kilogram berat badannya. Masa balita

merupakan masa yang sangat penting bagi proses kehidupan manusia.

Pada masa ini akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan anak dalam

proses tumbuh kembang selanjutnya.

Pada balita terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan

perkembangan, yaitu cepat dan lambat. Pertumbuhan memiliki pengertian

perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu. Tujuan dari penimbangan

bayi dan balita, Semakin dini diketahui masalah kesesuaian pertumbuhan

yang berkaitan dengan status gizi dan stunting maka, akan membantu

memperbaiki kondisi kesehatan anak untuk jangka panjang seperti

gangguan kognitif akibat stunting akan menurunkan daya kecerdasan

(intelligent Quotient) atau IQ hingga 8 poin. Sekiranya ditemukan kasus

gizi kurang, gizi buruk dan stunting sebelum usia 2 tahun akan dapat
13

diberikan perlakuan khusus pada anak dengan segera oleh pihak

pemerintah di fasilitas kesehatan yang ada(Jahari, 2018).

Selain peran Posyandu dalam penimbangan, pemantauan tumbuh

kembang balita sangat penting dilakukan oleh orang tua, yang dapat

dilakukan dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat). Hal ini

bertujuan agar tumbuh kembang anak dapat terpantau dengan baik, maka

orang tua harus memberikan stimulus-stimulus yang baik dan asupan

nutrisi yang sehat untuk anak. Anak yang sehat dan terpenuhi kebutuhan

gizinya akan memiliki grafik pertumbuhan yang mengikuti garis hijau

pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

1. Balita Yang Naik Berat Badannya

Persentase balita yang naik timbangannya dibandingkan

dengan jumlah balita yang ditimbang dapat menggambarkan

keberhasilan dalam memberikan penyuluhan gizi kepada

masyarakat.

Ini juga merupakan tanda orangtua dapat memberikan

makanan cukup gizi kepada anak-anaknya.

Anak bisa dikatakan sehat jika seiring bertambahnya umur maka

akan bertambah pula berat badannya. Selain itu, persentase balita

yang naik timbangannya dapat menggambarkan tingkat kesehatan

balita di wilayah tersebut.


14

Beberapa hal bisa berpengaruh, misalnya pengetahuan keluarga

tentang kebutuhan gizi balita, penyuluhan gizi masyarakat dan

ketersediaan pangan di tingkat keluarga.

2. Balita Bawah Garis Merah (BGM)

BGM adalah merupakan hasil penimbangan dimana berat

badan balita berada di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat

(KMS). Tak hanya berpatokan pada BGM, penggambaran gizi buruk

pada balita juga harus dilihat dari tinggi badan.

Jika tinggi badan sesuai umur maka orangtua haruslah waspada dan

berupaya agar kondisi anak tidak menjadi lebih buruk. Namun, jika

tingginya dibawah rata-rata maka anak tersebut termasuk bayi atau

balita berstatus gizi buruk.

Demi memantau gizi anak, bulan penimbangan balita (BPB)

yang rutin dilaksanakan setiap bulan dapat memberikan gambaran

tentang status gizi balita 100% secara berkala.

Ada tiga macam metode pengukuran penimbangan balita. Metode

tersebut diantaranya:

1. Berat Badan menurut Umur (BB/U)

BB/U merupakan penilaian status gizi berdasarkan

pengukuran BB dibandingkan umur, menggambarkan keadaan

saat ini yang berhubungan dengan masa lalunya, dan bila ada

balita dengan status “gizi buruk” ini kasus kronis.


15

2. Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

BB/TB merupakan penilaian status gizi berdasarkan

pengukuran BB dibandingkan TB. Status ini menggambarkan

kondisi anak saat ini, dan bila ada balita dengan status “sangat

kurus” maka ini akut harus segera diintervensi.

3. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

TB/U merupakan status gizi berdasarkan pengukuran TB

dibandingkan dengan umur, pada pengukuran ini kita akan

mendapatkan status “pendek/stunting” yang merupakan kasus

kronis. Namun bila balita kurang dari dua tahun, hal ini masih

dapat diperbaiki dengan intervensi yang baik.

Sebagai upaya pencegahan, ada baiknya perlu perhatian

sejak anak masih dalam kandungan melalui pemeriksaan rutin

(ANC), “1000 hari pertama kehidupan” yang dimulai dari anak

damlam kandungan ibu (280 hari) sampai anak berusia 2 tahun

(720 hari) dan dilanjutkan dengan pemantauan rutin pertumbuhan

dan perkembangan sesuai dengan tingkatan usianya hingga anak

berumur 6 tahun.

C. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Partisipasi Ibu dalam penimbangan

bayi dan Balita

Partisipasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah turut

berperan serta dalam suatu kegiatan. Secara umum partisipasi merupakan


16

ikut sertanya dalam suatu kegiatan di bidang kesehatan dengan tujuan

untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi (Notoadmodjo, 2012).

Partisipasi Ibu dapat dilihat dari Kehadiran Ibu di Posyandu yaitu

hadirnya ibu balita pada hari dimana kegiatan posyandu dilaksanakan dan

mengikuti kegiatan yang ada Kehadiran ibu dihitung berapa kali hadir

dalam satu tahun terakhir.

Tingkat partisipasi ibu di posyandu dalam penelitian ini

dikategorikan dalam 2 kategori yaitu aktif dan tidak aktif. Partisipasi aktif

jika frekuensi kehadiran di posyandu ≥ 4 kali berturut-turut dalam 6 bulan

terakhir dan tidak aktif jika frekuensi kehadiran di posyandu < 4 kali

berturut-turut dalam 6 (enam) bulan terakhir (Kemenkes, 2011).

Adapun Faktor-faktor yang berhubungan dengan Partisipasi Ibu

dalam penimbangan bayi dan Balita

1. Pengetahuan

Notoatmodjo (2014) menjelaskan

bahwa, pengetahuan adalah hal yang diketahui oleh orang atau

responden terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal:

tentang penyakit (penyebab, cara penularan, cara pencegahan), gizi,

sanitasi, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga

berencana, dan sebagainya.

Menurut WHO dijelaskan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh

pengalaman seseorang, beberapa faktor seperti lingkungan fisik maupun

nonfisik serta sosial budaya yang kemudian dari pengalaman tersebut


17

diketahui, dipersepsikan, diyakini sehingga menimbulkan motivasi, niat

untuk bertindak dan akhirnya menjadi perilaku (Hutami, 2015). (

Chamidah, (2017) menambahkan bahwa peningkatan pengetahuan

individu tidak selalu menjadi penyebab untuk seseorang memiliki

perubahan perilaku, Chamidah juga menambahkan bahwa pengetahuan

tertentu tentang kesehatan yang memiliki kemungkinan yang penting

sebelum tindakan kesehatan terjadi, akan tetapi perilaku kesehatan

mungkin tidak terjadi jika kurang mendapat dukungan dari pengetahuan

yang dimiliki. Ibu balita yang memiliki pengetahuan yang kurang akan

cenderung mengabaikan kesehatan dan pada akhirnya akan memiliki

tindakan yang akan membahayakan bagi dirinya sendiri dan balitanya. Ibu

balita yang memiliki pengetahuan kurang tentang posyandu akan memilih

perilaku yang kurang tepat untuk tidak melakukan kunjungan ke

posyandu. Peneliti sependapat dengan pernyataan tersebut tentang

pengetahuan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik dan non fisik.

Namun peneliti berpendapat bahwa terdapat faktor lain yang dapat

berpengaruh dalamt ingkat pengetahuan seperti pendidikan, pekerjaan,

umur, serta paparan informasi yang telah diterima sebelumnya.

(Nixen,2012) yang menemukan tidak terdapat hubungan antara

Pengetahuan ibu balita dengan tingkat kunjungan ibu balita ke posyandu di

Desa Geneng, Sentul Sidoagung Gedean, Kabupaten Sleman Tahun 2012,

yaitu p value >0,05 (p = 0,284) .


18

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2014)

Menurut Nurhasim (2013) Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang yang ingin diketahui atau

diukur dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden yang

meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Cara

mengukur pengetahuan dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan,

kemudian dilakukan penilaian 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk

jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah

skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya

prosentase kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu kategori baik

(76-100%), sedang atau cukup (56-76%) dan kurang (<55%). Arikunto

(2013).

Adapun jenis pertanyaan yang dapat digunakan unuk pengukuran

pengetahuan secara umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

a. Pertanyaan subjektif Penggunaan pertanyaan subjektif dengan

jenis pertanyaan essay digunakan dengan penilaian yang

melibatkan faktor subjektif dari penilai, sehingga hasil nilai akan

berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu.

b. Pertanyaan objektif Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan

ganda (multiple choise), betul salah dan pertanyaan menjodohkan

dapat dinilai secara pasti oleh penilai.


19

penelitian (Mudowamah, 2017) yang meneliti tentang hubungan

tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan kehadiran ke posyandu

didapatkan hasil untuk variabel pengetahuan nilai p value 0,000 yang

berarti ada hubungan yang bermakna.

6. Pekerjaan

Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh

atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya

bekerja paling sedikit satu jam secara terus menerus, termasuk pekerja

keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan

ekonomi menurut BPS dalam Handayani dan Artini (2017).

Rina (2013), dimana berdasarkan uji statistic diperoleh p-

value 0,723. oleh karena p-value = 0,723 > α (0,05) maka Ho diterima, ini

berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu

dengan frekuensi penimbangan balita di Posyandu Desa Pilangrejo

Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.

Secara umum alasan perempuanbekerja adalah untuk membantu

ekonomi keluarga. Keadaan perekonomian yang semakin tidak menentu,

hargahargakebutuhan pokok yang semakin meningkat,pendapatan keluarga

yang cenderung tidak meningkat akan berakibat pada terganggunya

stabilitas perekonomian keluarga. Kondisi inilah yang mendorong ibu

rumah tangga yang sebelumnya hanya menekuni sektor domistik

(mengurus rumah tangga), kemudian ikut berpartisipasi di sektor publik


20

dengan ikut serta menopang perekonomian keluarga. Sebagai tenaga kerja

wanita dalam keluarga, umumnya ibu rumah tangga cenderung memilih

bekerja di sektor informal. Hal ini dilakukan agar dapat membagi waktu

antara pekerjaan dankeluarga (Handayani dan Artini . 2015; h. 1-2).

Salah satu hambatan ibu bekerja adalah hambatan sosial yang

menyatakan kesulitan dalam membagi waktu untuk keluarga . Dalam

pekerjaan, perempuan masih menghadapi berbagai persoalan. Pekerjaan

rumah tangga yang dilakukan oleh perempuan tidak dianggap sebagai

pekerjaan, tetapi hanya sebagai subsidi dan kebaikan perempuan terhadap

kelangsungan rumah tangganya, meskipun pekerjaan tersebut menguras

energi dan menyita waktu yang sangat banyak.

Sementara itu, pekerjaan perempuan di luar rumah tangga menghadapi

berbagai persoalan, seperti pelecehan seksual dari laki-laki, upah dan

posisi jabatan yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki seprofesi.

Dalam masyarakat yang kian komersial, istilah kerja sering terkonotasi

pada satu tugas atau jabatan yang dilakukan dengan memperoleh upah atau

gaji, sehingga perempuan yang bekerja dari pagi sampai sore, bahkan

sampai tidur sekalipun, seperti pekerjaan rumah tangga untuk mengasuh

anak dan melayani suami dianggap perempuan tersebut tidak bekerja.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ibu yang

memiliki status bekerja adalah seorang ibu yang memiliki pekerjaan di luar

rumahnya dan memperoleh pendapatan. Sedangkan status tidak bekerja

adalah seorang ibu yang tidak memiliki pekerjaan di luar rumahnya dan
21

tidak memperoleh pendapatan. Sehingga untuk mempermudah penelitian,

peneliti mengelompokkan status pekerjaan menjadi dua yaitu bekerja dan

tidak bekerja.

7. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk 7

menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek

ini menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak

aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap positif

terhadap objek tersebut. pendidikan tinggi seseorang didapatkan informasi

baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Menurut Yuliana (2017)Tingkat pendidikan orang tua merupakan

salah satu faktor yang penting dalam pertumbuhan anak. Apabila

pendidikan orang tua baik, maka orang tua dapat menerima segala

informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik.

Puspitasari, Ita (2015) yang menemukan tidak terdapat hubungan

antara tingkat pendidikan ibu balita dengan tingkat kunjungan ibu balita ke

posyandu di Kencursari I Dukuh Tegaltandan Desa Banguntapan

Kabupaten Bantul Tahun 2015yaitu p value >0,05 (p = 0,313)


22

Cara pengukuran tingkat pendidikan tersebut adalah (1) Pendidikan

Rendah (Tidak sekolah, SD dan SMP) : (2) Pendidikan Tinggi (SMA-

Pendidikan Lanjut) (Arikunto, 2010).

Berdasarkan analisis lebih lanjut diperoleh p-value (0,041) < 0,05

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan

tingkat partisipasi ibu di Posyandu Kelurahan Gunungtandala wilayah

kerja Puskesmas Kawalu tahun 2016. Dari hasil analisis juga diperoleh

nilai PR=2,142 (95% CI), 18 artinya ibu yang mempunyai tingkat

pendidikan rendah memiliki peluang 2,142 kali untuk tidak berpartisipasi

aktif ke posyandu dibandingkan dengan ibu yang mempunyai tingkat

pendidikan tinggi terhadap partisipasi ke posyandu.

Hal ini sejalan dengan teori Notoatmodjo yang menyatakan bahwa

seseorang dengan pendidikan yang tinggi dapat berpikir secara objektif

untuk perubahan tingkah laku melalui proses belajar, di dalam proses

belajar akan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik, dewasa dan lebih

matang dalam diri individu. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan

memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan

mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari,

khususnya dalam hal kesehatan. Hasil penelitian ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan, Anggraini (2015) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan dengan keaktifan ibu balita

dalam kegiatan posyandu.


23

8. Jarak rumah

Menurut Nani Olivia, 2015, Jarak adalah ruang atau sela yang

menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui

hitungan panjang maupun waktu. Jarak memiliki peranan penting dalam

kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Dalam penelitian ini jarak menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi minat ibu-ibu untuk membawa

balitanya keposyandu. jarak tempuh dari rumah menuju posyandu

mayoritas berjarak tidak terlalu jauh, dengan demikian seharusnya minat

ibu-ibu mengunjungi posyandu semakin tinggi. Dalam penelitian ini

peneliti menemukan kenyataan bahwa jarak menjadi salah satu faktor

penting yang mempengaruhi minat ibu mengunjungi posyandu. Banyak

pertimbangan untuk mengunjungi posyandu karena jarak.

Hasil analisis hubungan jarak posyandu dengan perilaku

kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu diperoleh bahwa data

alamat ibu yang menyatakan tempat tinggalnya dekat dengan posyandu

sebanyak 375 (52,2 %) memiliki perilaku kunjungan baik ke posyandu,

sedangkan dari 34 orang ibu yang menyatakan tempat tinggalnya jauh dari

posyandu sebanyak 15 (44,1%) yang memiliki perilaku kunjungan baik ke

posyandu. Hasil uji statistik diperoleh p=0,547 maka dapat disimpulkan

tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak posyandu dengan perilaku

kunjungan ibu balita ke posyandu.


24

Berdasarkan hasil penelitian ita puspitasari, tentang pengaruh jarak

dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara jarak ke posyandu

dengan partisipasi ibu balita ke posyandu yakni ρ value > 0,05 (ρ=0,260).

pendapat Effendy dalam Khalimah), letak Posyandu sebaiknya

berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat, ditentukan lokal

sendiri, atau dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos

rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW) atau pos lainnya. Hal ini agar

jarak Posyandu tidak terlalu jauh sehingga tidak menyulitkan masyarakat

untuk menimbang anaknya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Khotimah, Nyimas

Nur yang menemukan tidak terdapat hubungan antara jarak posyandu

dengan tingkat kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Kertapati Palembang dengan nilai ρ =0,148 ρ >α (0,05).

Menurut asumsi peneliti dengan melihat hasil penelitian bahwa

tidak terdapat masalah jarak ke posyandu dengan partisipasi ibu balita ke

posyandu Kencursari I di karenakan tempat kegiatan posyandu diadakan di

balai RW dan jaraknya tidak jauh dengan rumah-rumah ibu balita dan

tidak ada alasan jika ibu-ibu balita tidak hadir dikarenakan oleh jarak ke

posyandu. Selain itu dengan transportasi yang memadai memudahkan

akses untuk datang ke posyandu.

9. Umur Ibu

Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan

baru, pada masa dewasa di tandai dengan adanya perubahan- perubahan


25

jasmani dan mental , semangkin bertambah usia seseorang maka akan

semangkin bertambah keinginan dan pengetahuanya tentang kesehatan

(Netoatmojo,2014)

Menurut penelitian dari ,Aminatul maulana,dkk(2014)menyatakan

bahwa ada hubngan antara umur dengan pemilihan alat kontrasepsi, karena

umur mempengaruhi kebutuhan alat yang di inginkan. Sebagian besar

responden yang berumur 20-35 tahun memilih menggunakan alat

kontrasepsi jangka pendek yaitu KB Pil sebanyak 14(15%) dan alat

kontrasepsi jangaka menengah yaitu KB Suntik sebanyak 60(64,5%), hasil

ini memberikan kesimpulan bahwa semangkin muda umur seseorang maka

seseorang akan memilih metode kontrasepsi jangka pendek , karena

seseorang masih menginginkan mempunyai anak lagi. Sedangkan

semangkin tua umur seseorang akan memilih metode kontrasepsi jangka

panjang karena seseorang akan membatasi punya anak

Menurut penelitian azizah(2015). Dari hasil penelitian menggunakan

teknik survey Deskriptif dengan pendekatan cross sectional di dapatkan

hasil dari penelitian dengan jumlah responden 151 dengan reproduksi

muda(61.4%),usia reproduksi tua 33 responden(13,4%) dengan hasil

p.value = 0,021 maka dapat dinyatakan ada hubungan antar umur dengan

penggunaan pil kb di BPM Maimunah.

Berdasarkan hasil penelitian Posyandu bantul tahun 2015, tentang

pengaruh umur dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara umur ibu

dengan partisipasi ibu balita ke posyandu Kencursari I yaitu ρ value > 0,05
26

(ρ =0,313). Umur merupakan salah satu faktor yang diduga dapat

mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu

hal. Umur berpengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, karena

kemampuan yang dimiliki dapat diperoleh melalui pengalaman sehari-hari

di luar faktor pendidikannya .

Hasil penelitian ini senada dengan pendapat Priyoto (2015) dalam

bukunya yaitu hubungan umur dan penggunaan pelayanan medis,

bagaimanapun tidak linier juga tidak sama untuk setiap jenis pelayanan

kesehatan. yang umur ibu tidak memiliki hubungan yang bermakna

dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan gizi di posyandu

Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang dengan nilai ρ

value > 0,05 (ρ =0,920).

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki ibu balita yang

berbeda-beda. Misalnya dengan pengetahuan yang kurang yang dimiliki

oleh ibu balita mengenai posyandu, memiliki kecenderungan berpengaruh

pada terbentuknya perilaku yaitu ibu balita tidak berpartisipasi aktif ke

posyandu.

10. Dukungan Keluarga

Menurut Sarafino (2011), dukungan keluarga adalah salah satu

kesenangan yang dirasakan sebagai perhatian, penghargaan, dan

pertolongan yang diterima dari orang lain atau suatu kelompok.

Lingkungan yang memberikan dukungan tersebut adalah keluarga,

kekasih, dan anggota masyarakat.


27

Hasil analisis hubungan dukungan keluarga dengan perilaku

kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu diperoleh bahwa

diantara 75 orang ibu yang menyatakan mendapat dukungan dari keluarga

sebanyak 33 (44%) memiliki perilaku kunjungan baik ke posyandu,

sedangkan dari 51orang ibu yang menyatakan tidak mendapat dukungan

dari keluarga sebanyak 30 (58,8%) memiliki perilaku kunjungan baik ke

posyandu. Hasil uji statistik diperoleh p=0,147 maka dapat disimpulkan

tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan

perilaku kunjungan ibu balita ke posyandu.

D. Kerangka teori

Kerangka teori adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan sebagai

landasan berfikir untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan kata

lain untuk mendiskripsikan kerangka refensi atau teori yang di gunakan

untuk mengkaji permasalah .

Menurut Goezt dan schindler dalam sugiyono mengemukakan bahwa

teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersususn

secara sistematis sehingga dapat di gunakan untuk menjelaskan dan

meramalkan fenomena.

Berdasarkan landasan teori di atas maka dapat disusun kerangka teori

sebagai berikut:
28

Skema 3.1
Ketangka Teori

pengetahuan

Pekerjaan

PARTISIPASI IBU DALAM


pendidikan
PENIMBANGAN BAYI DAN
BALITA DI POSYANDU
Jarak rumah

Umur Ibu

Dukungan
keluarga

Sumber :

Puspitasari,2015 ; Reihana, 2016 ; Idaningsih, 2016 ; Marwati, 2020)


BAB III
KERAGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitan pada dasarnya adalah kerangka

bubungan antara konsep-konsep dan variabel-variabel, baik independen

(variabel bebas atau tidak terikat) maupun dependen (variabel terikat) yang

ingin diamati atau diukur melalui pengertian-pengertian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2017).

Dalam penelitian ini banyak faktor yang berhubungan dengan

Partisipasi Ibu dalam penimbangan balita ke posyandu yaitu pengetahuan,

Pekerjaan, pendidikan, umur, Jarak posyandu, dan dukungan keluarga

dengan pertimbangan kemampuan penelitian dan waktu yang telah

disediakan untuk penyusunan laporan tugas akhir. Peneliti hanya meneliti

variabel Pengetahuan, pekerjaan, dan Pendidikan (variabel independen)

dengan Partisipasi Ibu pada penimangan ibu di posyandu (variabel

dependen). Varabel dalam penelitian ini digambarkan pada kerangka

konsep di bawah ini:Berdasarkan landasan teori di atas maka dapat

disusun kerangka teori sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen


Pengetahuan
PARTISIPASI IBU
DALAM
Pekerjaan PENIMBANGAN BAYI
DAN BALITA DI
POSYANDU
Pendidikan
Skema 3.1
Kerangka konsep

29
30

B. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang

diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara

praktik, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

variabel terikat (Notoatmojo, 2017)

table 3.1
Definisi operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Dependen
1. Partisipasi ikut Buku Wawancara 1.aktif jika Ordinal
Ibu dalam sertanya KIA ≥ 8 kali
penimban dalam berturut-
gan bayi suatu turut
dan balita. kegiatan dalam
di 1tahu
Posyandu terakhir
(Notoadm 2.tidak
ojo : 2012) aktif jika
< 8 kali
berturut-
turut
dalam 1
tahun
terakhir
(Kemenke
s, 2011).
Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
Independen
1. Pengetahu pengetahu Kuesioner Wawancara 1 baik Jika Ordinal
an Ibu an adalah (>76-
hal yang 100%),
diketahui 2. Kurang
oleh orang Jika
atau (≤75%).
responden Arikunto
terkait (2013).
posyandu.
31

(Notoadm
ojo :2014)
2. Pekerjaan melakukan Kuesioner Wawancara B Nominal
Ibu pekerjaan 1.Bekerja
(Pegawai
dengan Swasta,
maksud PNS,
memperol Wiraswasta,
eh atau dll)
membantu
2.Tidak
memperol Bekerja
eh (Ibu
pendapata Rumahtangg
n atau a)
keuntunga
n
Handayani
dan Artini
(2017).
3. Pendidikan pendidika Kuesioner Wawancara (1)Pendidik Ordinal
n orang an Rendah
tua baik, (Tidak
maka sekolah, SD
orang tua dan SMP) :
dapat (2)Pendidik
menerima an Tinggi
segala (SMA-
informasi Pendidikan
dari luar. Lanjut)
(Yuliana (Arikunto,
2017) 2010).

C. Hipotesis

Sugiyono (2017) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan

data atau kuesioner. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang


32

dikembangkan oleh para ahli dan peneliti terdahulu di atas, maka hipotesis

simultan yang diambil oleh penulis dari penelitian ini adalah:

Ho
1. Tidak Ada hubungan antara pengetahuan dengan Partisipasi ibu dalam

penimbangan bayi dan balita

2. Tidak Ada hubungan antara pekerjaan dengan Partisipasi ibu dalam

penimbangan bayi dan balita

3. Tidak Ada hubungan antara pendidikan dengan Partisipasi ibu dalam

penimbangan bayi dan balita

Ha

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan Partisipasi ibu dalam

penimbangan bayi dan balita

2. Ada hubungan antara pekerjaan dengan Partisipasi ibu dalam

penimbangan bayi dan balita

3. Ada hubungan antara pendidikan dengan Partisipasi ibu dalam

penimbangan bayi dan balita


BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode

survey analitik dengan rancangan studi cross sectional dimana variaabel

dependen (Partisipasi ibu pada penimbangan balita) dan variabel

independen (Pengetahuan, Pekerjaan, Motivasi) dikumpulkan secara

bersamaan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang

diteliti (Notoadmojo,2017). Seluruh Ibu yang mempunyai Bayi dan

Balita di wilayah kerja BPM Sinta tahun 2020 yang berjumlah 301

orang.

2. Sampel penelitian

Sempel penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan objek yang

di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi.(Netoatmodjo,2017)

Sampel penelitian ini adalah Ibu yang menimbang bayi dan balita

di posyandu BPM Sinta bulan Januari 2021 sebanyak 64 orang.

Tekhnik penelitian yang digunakan adalah Purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2016) bahwa: “purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.”

Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah karena tidak

33
34

semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang

diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik Purposive Sampling

yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria

tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan

dalam penelitian ini, Yaitu :

a. Kriteria inklusi

1) Ibu yang memiliki balita berumur 1-5 tahun

2) Ibu yang datang ke BPM Sinta

3) Ibu yang dapat membaca dan menulis

b. Kriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain

1) Ibu yang balitanya rewel dan menangis

C. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

penelitian ini di laksanakan di BPM Sinta Kelurahan Sukajadi,

Palembang tahun 2020

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian di lakukan di bulan Januari 2020.

D. Teknik dan instrument pengambilan data

1. Teknik pengumpulan data

Data yang di gunakan pada penelitian ini adalah data primer dan

Sekunder. Data primer adalah sumber data yang didapatkan langsung

pada pengumpul data, (Sugiyono, 2018) data yang di peroleh dari


35

pengumpulan data yang di dapat dari BPM Sinta Palembang. Menurut

Sugiyono (2017:137) Data sekunder adalah sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data.

2. Instrument pengumpulan data

Instrumen yang digunakan dalam penenlitian ini yaitu berupa

kuesioner dan Buku KIA.

E. Teknik pengolahan data dan Analisa data

1. Teknik pegolahan data

Menurut Notoatmojo 2017, Cara teknik pengolahan data dapat di

jelaskan sebagai berikut:

a. Editing ( pengeditan data)

Kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir

/kuensioner apakah jawaban yang sudah ada lengkap,jelas, relavan

dan konsisten.

b.coding ( buku kode/pengkodean)

kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan. Kegunaanya adalah untuk

mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada

saat pemasukan data.

b. processing(pemasukan data)

setelah semua isisan koensioner terisi penuh dan benar dan juga

melewati pengkodingan, maka selanjutnya yaitu memperoses data


36

agar dapat di analisis .pemprosesan data dapat di analisis.

Pemprosesan data dapat di lakukan dengan cara mengentry data

atau memasukan data dari kuensioner ke tabulasi .

c. cleaning( pembersihan data)

merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

masukan apakah ada kesaahan atau tidak

2. teknik analisis data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisa data yang dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dari variabel dependen (Partisipasi

Ibu pada penimbangan Bayi dan Balita) dan variabel independen

(Pengetahuan, Pekerjaan, dan Pendidikan). Pada umumnya dalam

analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap

variabel (Notoatmodjo, 2017).

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisa data untuk mengetahui uji

hubungan antara variabel indevenden, dan dependen dengan

memakai rumus uji statistic Chi-square (x)² dengan tingkat

kemaknaan bila p value < α (0,05), maka keputusannya ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen bila nilai p value > α (0,05), maka tidak ada hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Profil Klinik Bidan Praktik Mandiri Sinta

1. Gambaran umum

Daerah Sukajadi merupakan salah satu kelurahan yang termasuk

daklam wilayah Kecamatan Talang kelapa Kabupaten Banyuasin

Provinsi Sumatera Selatan.

Kelurahan Sukajadi mencakup wilayah seluas ±26,30 Km2, Terdiri

dari 67 RT dan 15 RW. Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Desa Pangkalan Benteng

kecamatan Talang kelapa Kabupaten Banyuasin.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Jalan Raya Palembang-

Betung

c. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kelurahan Alang-Alang

Lebar Kecamatan Sukarame Kotamadya palembang.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kelurahan Sukamoro

kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin.

Secara umum Kelurahan Sukajadi bila ditinjau dari segi

geografisnya merupakan kelurahan yang terletak di dataran tinggi

denga ketinggian ±100 meter dari permukaan laut.

37
38

Dilihat dari segi topografinya maka luas wilayah Kelurahan Sukajadi

adalah 26,30 Km2, yang terdiri dari pemukiman, pekarangan perkantoran

dan luas prasaranna umum lainnya.

2. Visi, Misi, Nilai BPM Sinta

a. Visi

Membuat masyarakat terutama Ibu, Bayi, dan Anak di wilayah

pemerintah menjadi sehat

b. Misi

Membantu program pemerintah untuk ikut serta dengan sisih

menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dan anak

balita.

c. Motto

Tiada tindakan tanpa indikasi, bekerja dan berdoalah.

d. Nilai.

1. Keterbukaan

2. Kebersamaan

3. Kekeluargaan

B. Analisa Data

1. Analisis Univariat

a. Partisipasi Ibu
39

Pada penelitian ini Partisipasi Ibu dibagi menjadi dua kategori

yaitu ; 1) aktif jika ≥ 8 kali berturut-turut dalam 1 tahun terakhir, 2)

tidak aktif jika < 8 kali berturut-turut dalam 1 tahun terakhir

, dapat dilihat dari tabel 5.1

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Partisipasi Ibu Balita datang ke Posyandu di
Kelurahan Sukajadi Tahun 2021

NO Partisipasi Ibu Frekuensi Persentase (%)

1 Aktif jika ≥8x 24 82,8

2 Tidak aktif <8x 5 17,2

Jumlah 29 100

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 29 responden, dapat

diketahui jumlah responden yang memiliki Berpartisipasi aktif

dalam penimbangan bayi dan balita ke posyandu sebanyak 20

responden (82,75%) lebih tinggi daripada responden yang tidak aktif

dalam penimbangan bayi dan balita ke posyandu sbanyak 9

responden (17,25%).

b. Pengetahuan

Pada penelitian ini Pengetahuan Ibu dibagi menjadi dua

kategori yaitu 1) Baik, jika menjawab benar jika ≥76-100%, 2)

Kurang Jika <75 dapat dilihat dari tabel 5.2

Tabel 5.2
40

Distribusi Frekuensi pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu


di Kelurahan Sukajadi Tahun 2021

NO Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)

1. Baik 10 34,48

2. Kurang 19 65,52

Jumlah 29 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 29 responden, dapat

diketahui jumlah responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

dalam penimbangan bayi dan balita ke posyandu sebanyak 19

responden (65,52%) lebih tinggi daripada responden yang memiliki

pengetahuan baik dalam penimbangan bayi dan balita ke posyandu

sbanyak 10 responden (34,48%).

c. Pendidikan

Pada penelitian ini Pendidikan Ibu dibagi menjadi dua kategori

yaitu Tinggi 1.Pendidikan Rendah (Tidak sekolah, SD dan SMP) :

2.Pendidikan Tinggi (SMA-Pendidikan Lanjut) (Arikunto,

2010).dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.3
41

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan


Ibu di Kelurahan Sukajadi Tahun 2021

NO Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1. Pendidikan rendah 12 41,37

2. Pendidikan tinggi 17 58,63

Jumlah 29 100

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 29 responden,

dapat diketahui jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan

tinggi dalam penimbangan bayi dan balita ke posyandu sebanyak 17

responden (58,63%) lebih tinggi daripada responden yang memiliki

tingkat pendidikan rendah dalam penimbangan bayi dan balita ke

posyandu sbanyak 12 responden (41,37%).

d. Pekerjaan

Pada penelitian ini Pendidikan Ibu dibagi menjadi dua

kategori yaitu 1.Bekerja (Pegawai Swasta, PNS, Wiraswasta, dll),

2.Tidak Bekerja (Ibu Rumahtangga). dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan
Ibu di Kelurahan Sukajadi Tahun 2021

NO Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1. Bekerja 5 17,25

2. Tidak bekerja 24 82,75

Jumlah 29 100
42

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 29 responden,

dapat diketahui jumlah responden yang tidak bekerjadalam

penimbangan bayi dan balita ke posyandu sebanyak 24 responden

(82,75%) lebih tinggi daripada responden yang bekerja dalam

penimbangan bayi dan balita ke posyandu sbanyak 05 responden

(17,25%).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

saling berhubungan atau kolerasi, yaitu variabel dependen (Partisipasi Ibu)

dan variabel independen (Pengetahuan, Pendidikan, dan Pekerjaan).

Analisis bivariat ini dilakukan secara komputerisasi dengan

menggunakan uji statistik Chi-square yang bertujuan mengestimasi atau

mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi

untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen dengan derajat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan (α) =

0,05.

Hasil Uji statistik dikatakan berhubungan apabila nilai P value < α

(0,05), maka Ho ditolak artinya signifikan, Sehingga kesimpulan kedua

variabel tersebut ada hubungan, sebaliknya apabila nilai p value > α

(0,05), maka Ho diterima artinya kedua variabel tersebut tidak ada

hubungan secara signifikan.

a. Hubungan antara Pengetahuan dengan penimbangan bayi dan

balita di posyandu BPM Sinta


43

Tabel 5.5
Hubungan antara Pengetahuan dengan penimbangan bayi dan
balita di posyandu BPM Sinta
tahun 2021

No Pengetahuan Penimbangan bayi dan Jumlah P Value

balita

Ya Tidak n %

n % n %

1. Baik 7 24,13 2 6,89 9 100 0,502

2. Kurang 17 58,62 3 10,34 20 100

Total 24 5 29

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 29

responden terdapat 20 responden yang pengetahuannya kurang

baik sebanyak 17 responden (58,62%) yang melakukan

penimbangan bayi dan balita ke posyandu. Sedangkan dari 29

responden terdapat 9 responden yang pengetahuannya baik

sebanyak 7 responden (24,13%) yang melakukan penimbangan

bayi dan balita ke posyandu.

Menurut Uji statistik Chi-Square diperoleh nilai P Value

0,502 <α 0,05 atau dengan kata lain Ho ditolak sehingga tidak ada

hubungan antara pengetahuan ibu dengan penimbangan bayi dan

balita di posyandu tahun 2021.


44

b. Hubungan antara Pendidikan dengan penimbangan bayi dan balita di

posyandu BPM Sinta

Tabel 5.6
Hubungan antara Pendidikan dengan penimbangan bayi dan
balita di posyandu BPM Sinta
tahun 2021

No Pendidikan Penimbangan bayi dan Jumlah P Value

balita

Ya Tidak n %

n % n %

1. Tinggi 13 61,5 4 38,46 17 100

3 0,293

2. Rendah 11 66,6 1 22,22 12 100

Total 24 5 29 100

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 29

responden terdapat 17 responden yang memiliki tingkat pendidikan

tinggi sebanyak 13 responden (61,53%) yang melakukan

penimbangan bayi dan balita ke posyandu. Sedangkan dari 29

responden terdapat 12 responden yang memiliki tingkat pendidikan

tinggi sebanyak 11 responden (66,67%) yang melakukan

penimbangan bayi dan balita ke posyandu.

Menurut Uji statistik Chi-Square diperoleh nilai P Value 0,293 <α

(0,05) atau dengan kata lain H o ditolak sehingga tidak ada hubungan
45

antara tingkat pendidikan ibu dengan penimbangan bayi dan balita di

posyandu tahun 2021.

c. Hubungan antara Pendidikan dengan penimbangan bayi dan balita di

posyandu BPM Sinta

Tabel 5.7
Hubungan antara Pekerjaan dengan penimbangan bayi dan
balita di posyandu BPM Sinta
tahun 2021

No Pekerjaan Penimbangan bayi dan Jumlah P Value

balita

Ya Tidak n %

n % n %

1. Bekerja 5 100 0 0 5 100

2. Tidak 19 65,5 5 17,2 24 100 0,358

Bekerja 4

Total 24 5 29 100

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 29

responden terdapat 24 responden yang tidak bekerja sebanyak 15

responden (65,5%) yang melakukan penimbangan bayi dan balita ke

posyandu. Sedangkan dari 29 responden terdapat 5 responden yang

bekerja sebanyak 5 responden (100%) yang melakukan penimbangan

bayi dan balita ke posyandu.

Menurut Uji statistik Chi-Square diperoleh nilai P Value

0,358 <α 0,05 atau dengan kata lain Ho ditolak sehingga tidak ada
46

hubungan antara pekerjaan ibu dengan penimbangan bayi dan balita

di posyandu tahun 2021.


48

BAB VI
PEMBAHASAN

A. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Penimbangan Balita di

Posyandu BPM Sinta Tahun 2021.

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 29 responden, dapat

diketahui jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dalam

penimbangan bayi dan balita ke posyandu sebanyak 17 responden (58,63%)

lebih tinggi daripada responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah

dalam penimbangan bayi dan balita ke posyandu sbanyak 12 responden

(41,37%).

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 29 responden

terdapat 17 responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 13

responden (61,53%) yang melakukan penimbangan bayi dan balita ke

posyandu. Sedangkan dari 29 responden terdapat 12 responden yang memiliki

tingkat pendidikan tinggi sebanyak 11 responden (66,67%) yang melakukan

penimbangan bayi dan balita ke posyandu.

Menurut Uji statistik Chi-Square diperoleh nilai P Value 0,293 <α

(0,05) atau dengan kata lain Ho ditolak sehingga tidak ada hubungan antara

tingkat pendidikan ibu dengan penimbangan bayi dan balita di posyandu

tahun 2021.

Menurut Yuliana (2017)Tingkat pendidikan orang tua merupakan

salah satu faktor yang penting dalam pertumbuhan anak. Apabila pendidikan
49

orang tua baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar

terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Puspitasari, Ita (2015)

yang menemukan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu

balita dengan tingkat kunjungan ibu balita ke posyandu di Kencursari I

Dukuh Tegaltandan Desa Banguntapan Kabupaten Bantul Tahun 2015yaitu

p value >0,05 (p = 0,313)

Dari hasil penelitian diatas, peneliti menyimpulkan tidak ada

hubungan antara aktifnya ibu balita berkunjung ke Posyandu dipengaruhi

oleh Tingkat pendidikan ibu. pendidikan merupakan penuntun manusia

untuk berbuat dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk

mendapat informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Apalagi dizaman milenial sekarang ini, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi, pendidikan diperlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga

dapat meningkatkan kualitas hidup .

Namun, pendidikan tinggi tidak menjamin ibu dalam brpartisipasi

dikarenakan ibu yang berpendidkan pada masyarakat yang menganggap

menimbang balita itu tidak perlu, dan pengetahuan yang terbatas.

Pendidikan tinggi yang kebanyakan kategori SMA, masih kurang

kesadaran dan perilaku akan pentingnya partisipasi dalam menimbang bayi

dan balita, mereka mengaggap menimbang bayi dan balita ke posyandu

adalah hal yag sepele dan tidak bermanfaat.


50

B. Hubungan Tingkat Pekerjaan Ibu dengan Penimbangan Balita di

Posyandu BPM Sinta Tahun 2021.

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 29 responden, dapat

diketahui jumlah responden yang tidak bekerjadalam penimbangan bayi dan

balita ke posyandu sebanyak 24 responden (82,75%) lebih tinggi daripada

responden yang bekerja dalam penimbangan bayi dan balita ke posyandu

sbanyak 05 responden (17,25%).

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 29 responden

terdapat 24 responden yang tidak bekerja sebanyak 15 responden (65,5%)

yang melakukan penimbangan bayi dan balita ke posyandu. Sedangkan dari

29 responden terdapat 5 responden yang bekerja sebanyak 5 responden

(100%) yang melakukan penimbangan bayi dan balita ke posyandu.

Menurut Uji statistik Chi-Square diperoleh nilai P Value 0,358 <α

0,05 atau dengan kata lain H o ditolak sehingga tidak ada hubungan antara

pekerjaan ibu dengan penimbangan bayi dan balita di posyandu tahun 2021.

Karena Ibu yang tidak berkerja lebih memiliki banyak waktu untuk

memberikan perhatian dan dapat memberikan dampak positif pada

perkembangan kesehatan balitanya karena ibu lebih mengetahui

perkembangan balitanya (Reihana 2012)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rina (2013), dimana

berdasarkan uji statistic diperoleh p-value 0,723. oleh karena p-value = 0,723

> α (0,05) maka Ho diterima, ini berarti bahwa tidak ada hubungan yang
51

signifikan antara pekerjaan ibu dengan frekuensi penimbangan balita di

Posyandu Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.

Menurut peneliti status pekerjaan juga merupakan hal yang

menyebabkan kurangnya partisipasi ibu dalam penimbangan balita ke

posyandu adalah pekerjaan ibu, terlihat dari hasil penelitian bahwa ibu yang

bekerja cenderung partisipasinya kurang, hal ini disebabkan karena kesibukan

ibu bekerja sehingga ibu tidak sempat untuk membawa balitanya ke posyandu

untuk dilakukan penimbangan.

Pada ibu yang tidak bekerja dan partisipasi dalam penimbangan balita

kurang salah satunya dikarenakan Ibu lebih sibuk mengurus urusan rumah

tangga sehingga tidak sempat mengunjungi posyandu. Pekerjaan ibu rumah

tangga tidak kalah banyak dan melelahkan dengan wanita karir, apalagi

dikerjaka oleh diri sendiri.

Selain itu, ibu yang lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah tangga

memicu kurangnya informasi yang di dapat ibu tentang posyandu, selain itu

karena ibu merasa balita tidak perlu dibawa ke posyandu jika tidak sakit.

C. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Penimbangan Balita di

Posyandu BPM Sinta Tahun 2021.

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 29 responden, dapat diketahui

jumlah responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dalam

penimbangan bayi dan balita ke posyandu sebanyak 19 responden (65,52%)

lebih tinggi daripada responden yang memiliki pengetahuan baik dalam

penimbangan bayi dan balita ke posyandu sbanyak 10 responden (34,48%).


52

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 29 responden

terdapat 20 responden yang pengetahuannya kurang baik sebanyak 17

responden (58,62%) yang melakukan penimbangan bayi dan balita ke

posyandu. Sedangkan dari 29 responden terdapat 9 responden yang

pengetahuannya baik sebanyak 7 responden (24,13%) yang melakukan

penimbangan bayi dan balita ke posyandu.

Menurut Uji statistik Chi-Square diperoleh nilai P Value 0,502 <α 0,05

atau dengan kata lain Ho ditolak sehingga tidak ada hubungan antara

pengetahuan ibu dengan penimbangan bayi dan balita di posyandu tahun

2021.

Pengetahuan memiliki hubungan dengan keaktifan karena jika

pengetahuan ibu menjadi meningkat bertambah pada minat atau motivasi ibu

balita untuk mengikuti kegiatan posyandu (Fitriani, 2013).

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Rustam, 2012)

pengetahuan dapat membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu perilaku

di dalam kehidupan seharihari.

Sejalan dengan penelitian (Reihana, 2012), dimana pengetahuan ibu

berhubungan dengan partisipasi ibu dalam membawa balitanya ke posyandu,

terlihat dari hasil penelitian bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik

cenderung partisipasinya baik sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan

kurang cenderung partisipasinya kurang.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh (Nixen,2012) yang

menemukan tidak terdapat hubungan antara Pengetahuan ibu balita dengan


53

tingkat kunjungan ibu balita ke posyandu di Desa Geneng, Sentul Sidoagung

Gedean, Kabupaten Sleman Tahun 2012, yaitu p value >0,05 (p = 0,284) .

Dari hasil penelitian diatas, peneliti menyimpulkan tidak ada

hubungan antara aktifnya ibu balita berkunjung ke Posyandu dipengaruhi

oleh pengetahuan yang dimiliki oleh ibu balita tentang Posyandu. Karena

dengan pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya

akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang tentang Posyandu

maka semakin aktif berkunjung ke Posyandu.

. Pengetahuan dapat dilaksanakan melalui penyuluhan-penyuluhan

berupa poster, leaflet dan juga dapat berupa audio visual. Perilaku keluarga

yang membawa balitanya pada tiap bulan juga berhubungan dengan

pengetahuan keluarga. Dimana keluarga yang memiliki pengetahuan tentang

kesehatan, tanda, dan gejala sehubungan dengan pertumbuhan anggota

keluarganya, maka keluarga tersebut akan segera melakukan tindakan untuk

meminimalkan dampak yang lebih buruk lagi terhadap kondisi anggota

keluarganya.

. Tingkat pengetahuan seseorang banyak mempengaruhi perilaku

individu, dimana semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang ibu tentang

manfaat posyandu, maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran untuk

berperan serta dalam program posyandu. Pengetahuan tentang posyandu yang

rendah akan menyebabkan rendahnya tingkat kesadaran ibu yang memiliki

balita untuk berkunjung ke posyandu. Adapun tingkat kesadaran yang tidak


54

bergantung pada tingkat pengetahuan ibu, membuat ibu tidak aktif dalam

berpartisipasi.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dstribusi frekuensi Pengetahuan sebanyak 17 responden (58,62%)

2. Dstribusi frekuensi Pendidikan sebanyak 13 responden (61,53%)

3. Dstribusi frekuensi Pekerjaan sebanyak 19 responden (65.5%)

4. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan partisipasi ibu dengan nilai

p value = 0,502 > α (0,05)

5. Tidak ada hubungan pekerjaan dengan partisipasi ibu dengan nilai p

value = 0,358 > α (0,05)

6. Tidak ada hubungan pendidikan dengan partisipasi ibu dengan nilai p

value = 0,293 > α (0,05)

B. Saran

1. Bagi BPM Sinta

Disarankan kepada BPM Sinta agar melakukan posyandu

yang lebih tertib dan menyertakan penyuluhan kepada ibu agar

dorongan untuk berpartisipasi dalam kegiatan posyandu meningkat,

sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita dapat

dipantau dengan baik.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan refernsi

dalam melakukan penelitian lebih lanjut tentang kegiatan posyandu,

pentingnya partisipasi ibu dalam posyandu, pengetahuan, pekerjaan,


54

dan Pendidikan sbagai bahan bacaan bagi yang membaca dengan

variabl yang berbeda.

`
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. (2015). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, 2013. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Balita Ke


posyandu Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Bali. Jurnal Universitas
Andalas, pp. 56-66.

Arikunto. (2010). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta:


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Artini. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat partisipasi Ibu


Untuk Menimbang Balita ke Posyandu.

Azizah, (2018) hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kunjungan


balita,. Skripsi, Unika.

Handayani,Artini. (2015). Profil Kesehatan Puskesmas Sungai Ulin. Banjarbaru.

Jahari. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ibu Balita ke


Posyandu. Tesis, Universitas Negeri Semarang, Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat.

Kemenkes RI, Direktorat Bina Gizi. Profile Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

. (2015). Profil Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun


2015. Jakarta

Malinda(2018) hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kunjungan


balita,. Skripsi, Unika.

55
Mudawomah. (2017). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Posyandu Dengan
Keaktifan Ibu Dalam Kegiatan Posyandu di Desa Simo Kecamatan
Kradenan kabupaten Grobogan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

. (2013). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Olivia. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Balita


Menimbang Anaknya Ke Posyandu. YARSI medical jurnal.

Pamunkasiwi (2016) Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi ibu
balita dalam kegiatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Jiput Kabupaten Pandeglang pada tahun 2018. Skripsi,
Universitas Esa Unggu, Jurusan Ilmu Gizi

Priyoto, (2011). Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan Dan Sikap


Ibu Balita Dengan Kunjungan Ke Posyandu Di Wilayah Kerja
Puskesmas Belawang. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat
Indonesia (JPKMI). Volume 2, No 2 Agustus 2015.

Sarafino,. (2011). Hubungan antara karakteristik ibu balita dengan kunjugan


balita dalam kegiatan Posyandu di Kelurahan Genuk Sari Kecamatan
Genuk Kota Semarang tahun 2009. Universitas Negeri Semarang.

Sugiyono. (2017). Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

56
L

57
58

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


( INFORMED CONSENT )
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

TTL / Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi sample penelitian Mahasiswa Akademi

Kebidanan ‘Aisyiyah Palembang Tingkat III Semester V.

Nama : Feny Humaidatuz Zahro

NIM : 181540102004

Judul : faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu dala


penimbangan bayi dan balita ke posyandu di BPM Sinta 2020

Dan saya sudah mengetahui bahwa data-data yang didapat nantinya pada

penelitian saja, tidak dipublikasikan kepada masyarakt umum dan tidak akan

dipergunakan untuk sesuatu hal bertentangan dengan norma-norma hukum yang

berlaku.

Demikianlah lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan partisipasinya

saya ucapkan terimakasih.

Palembang, Januari 2021

Peneliti

(........................)
59

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU
DALAM PENIMBANGAN BAYI DAN BALITA KE POSYANDU
DI BPM SINTA 2020

Hari/tanggal wawancara :
Petunjuk Pengisian Kuesioner Diharapkan ibu :

a. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan cara memberi tanda

ceklist (√/x) pada Kotak pilihan/kolom yang tersedia

b. Bacalah soal dengan teliti

c. Semua pertanyaan harus di jawab

d. Setiap pertanyaan harus di isi satu jawaban

e. Bila ada yang kurang mengerti silahkan bertanya kepada peneliti

f. Kejujuran anda akan sangat di jaga ketahasiaanya oleh peneliti.

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan :
a. Ibu rumah tangga :
b. Pegawai swasta :
c. PNS :
d. Lainnya :
60

B. Partisipasi Ibu
Apakah Ibu membawa Bayi/Balita setiap bulan ke posyandu?

C. Pengetahuan ibu tentang posyandu


1. Apa kepanjangan posyandu?
a. Pos Pelayanan Terpadu
b. Pos Tempat menimbang anak
c. Pos Tempat mengimunisasi anak
2. Apa manfaat dari kegiatan posyandu?
a. Untuk menimbang, memantau pertumbuhan dan perkembangan
anak, untuk memperoleh PMT, untuk mendapatkan pelayanan
imunisasi, untuk mendapatkan pelayanan KB, untuk memeriksa
kehamilan
b. Untuk menimbang anak saja
c. Untuk imunisasi dan menimbang saja
3. Kegiatan apa saja yang ada di posyandu ?
a. Penimbangan balita, pemeriksaan ibu hamil, imunisasi , pelayanan
KB, Pemberian Makanan Tambahan, penyuluhan
b. Menimbang dan imunisasi bayi saja
c. Tidak tahu
4. Berapa kali anak balita perlu dibawa ke posyandu ?
a. Setiap bulan
b. Setiap 3 bulan sekali
c. Seperlunya
5. Anak umur berapakah yang perlu dibawa ke posyandu ?
a. Bayi saja ( 0 – 1 tahun)
b. Anak balita ( 0-5 tahun)
c. Semua anak (0 – 7 tahun)
6. Bila anak sehat apakah masih perlu dibawa ke posyandu?
a. Perlu
61

b. Tidak tahu
c. Tidak perlu
7. KMS (Kartu Menuju Sehat) Apa kegunaan KMS tersebut?
a. Sebagai alat untuk melihat berat badan anak
b. Sebagai alat untuk memantau kesehatan anak dan pertumbuhan anak
c. Sebagai alat untuk memantau perkembangan anak
8. Bagaimana keadaan anak apabila umur balita bertambah tetapi berat badan
tidak naik 3 kali berturut-turut bahkan mengalami penurunan berat badan?
a. Anak sehat,semakin bertambah usia semakin aktif menyebabkan berat
badan menurun
b. Pertumbuhan anak sehat
c. Anak mengalami gangguan pertumbuhan dan kemungkinan mengalami
sakit
9. Pada KMS terdapat batasan garis Hijau, Apa artinya jika berat badan anak
berada diatas garis hijau 3 kali berturut-turut?
a. Pertumbuhan badannya tumbuh secara normal
b. Anak mengalami gangguan pertumbuhan, anak berisiko kekurangan
gizi
c. Kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya, anak berisiko
kelebihan gizi
10. Pada KMS terdapat batasan garis Merah, Apa artinya jika berat badan
anak berada dibawah garis Merah 3 kali berturut-turut?
a. Pertumbuhan Anak Sehat
b. Pertumbuhan badannya tumbuh secara normal
c. Anak mengalami gangguan pertumbuhan, anak mengalami kekurangan
gizi
62

HAL PENGOLAHAN DATA SPSS


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGA DENGAN PARTISIPASI IBU
DALAM PENIMBANGAN BAYI DAN BALITA KE POSYANDU
DI BPM SINTA 2021

A. ANALISIS UNIVARIAT

1. PARTISIPASI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Aktif jika >= 8 kali berturut-


24 82.8 82.8 82.8
turut dalam 1tahu terakhir

Tidak aktif jika < 8 kali


berturut-turut dalam 1 tahun 5 17.2 17.2 100.0
terakhir

Total 29 100.0 100.0

2. PENGETAHUAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik Jika (76-


10 31.0 34,48 31.0
100%)

Kurang Jika
19 69.0 65,5 100.0
(<75%).

Total 29 100.0 100.0


63

3. PEKERJAAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bekerja (Pegawai Swasta,


5 17.2 17.2 17.2
PNS, Wiraswasta, dll)

Tidak Bekerja (Ibu


24 82.8 82.8 100.0
Rumahtangga)

Total 29 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pendidikan Rendah (Tidak


12 41.4 41.4 41.4
sekolah, SD dan SMP)

Pendidikan Tinggi (SMA-


17 58.6 58.6 100.0
Pendidikan Lanjut)

Total 29 100.0 100.0

B. ANALISIS BIVARIAT

1. HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DENGAN PARTISIPASI IBU


64

Crosstab

Count

PARTISIPASI

Tidak aktif jika < 8


Aktif jika >= 8 kali kali berturut-turut
berturut-turut dalam dalam 1 tahun
1tahu terakhir terakhir Total

PENDIDIKAN Pendidikan
Rendah (Tidak
11 1 12
sekolah, SD dan
SMP)

Pendidikan
Tinggi (SMA-
13 4 17
Pendidikan
Lanjut)

Total 24 5 29

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.138a 1 .286

Continuity Correctionb .323 1 .570

Likelihood Ratio 1.228 1 .268

Fisher's Exact Test .370 .293

Linear-by-Linear
1.099 1 .294
Association

N of Valid Casesb 29

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,07.

b. Computed only for a 2x2 table


65

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for PENDIDIKAN


(Pendidikan Rendah (Tidak
sekolah, SD dan SMP) / 3.385 .328 34.919
Pendidikan Tinggi (SMA-
Pendidikan Lanjut))

For cohort PARTISIPASI = Aktif


jika >= 8 kali berturut-turut 1.199 .876 1.641
dalam 1tahu terakhir

For cohort PARTISIPASI =


Tidak aktif jika < 8 kali berturut- .354 .045 2.787
turut dalam 1 tahun terakhir

N of Valid Cases 29

2. HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DENGAN PARTISIPASI IBU

Crosstab

Count

PARTISIPASI

Aktif jika >= 8 Tidak aktif jika <


kali berturut- 8 kali berturut-
turut dalam turut dalam 1
1tahu terakhir tahun terakhir Total

PEKERJAAN Bekerja (Pegawai Swasta,


5 0 5
PNS, Wiraswasta, dll)

Tidak Bekerja (Ibu


19 5 24
Rumahtangga)

Total 24 5 29
66

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2-


Value df (2-sided) sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.259a 1 .262

Continuity Correctionb .222 1 .637

Likelihood Ratio 2.099 1 .147

Fisher's Exact Test .553 .358

Linear-by-Linear Association 1.215 1 .270

N of Valid Casesb 29

a. 3 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,86.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

For cohort PARTISIPASI = Aktif


jika >= 8 kali berturut-turut 1.263 1.029 1.551
dalam 1tahu terakhir

N of Valid Cases 29

3. HUBUNGAN ANTAR PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI IBU

Crosstab

Count

PARTISIPASI

Aktif jika >= 8 kali Tidak aktif jika < 8


berturut-turut kali berturut-turut
dalam 1tahu dalam 1 tahun
terakhir terakhir Total

PENGETAHUAN Baik Jika (76-100%) 7 2 9

Kurang Jika (<75%). 17 3 20

Total 24 5 29
67

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .227a 1 .634

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .219 1 .640

Fisher's Exact Test .633 .502

Linear-by-Linear
.219 1 .640
Association

N of Valid Casesb 29

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,55.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for PENGETAHUAN


(Baik Jika (76-100%) / Kurang .618 .084 4.536
Jika (<75%).)

For cohort PARTISIPASI = Aktif


jika >= 8 kali berturut-turut .915 .617 1.358
dalam 1tahu terakhir

For cohort PARTISIPASI =


Tidak aktif jika < 8 kali berturut- 1.481 .297 7.389
turut dalam 1 tahun terakhir

N of Valid Cases 29
68

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai