Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

Pancasila Sebagai Ideologi

Negara (Drs. Halking, M.Si., dkk,

2021)

Nama Mahasiswa : Tri Rizaldi


NIM 7203210030
Dosen Pengampu : Surya Dharma, S.Pd, M.Pd
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

September, 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Book
Report mata kuliah Pendidikan Pancasila tepat pada waktunya.

Critical Book Report ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila di Kelas Manajemen A sesuai dengan tuntutan RPS (Rencana
Pembelajaran Semester) dan kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)
Universitas Negeri Medan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Surya Dharma, S.Pd, M.Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila Kelas Manajemen A di Universitas Negeri
Medan tahun 2021 yang telah membantu secara moral maupun materi. Juga teman-teman
seperjuangan yang terus mendukung saya agar Critical Book Report ini terselesaikan tepat
waktu.

Penulis menyadari Critical Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga ke
depannya penulis akan semakin baik.

Semoga Critical Book Report ini dapat memberikan informasi dan wawasan yang
berguna untuk pembaca.
Binjai, 15 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR......................................................................... 1


B. Tujuan Pembuatan CBR .................................................................................. 1
C. Manfaat CJR.................................................................................................... 1
D. Identitas Bibliografi......................................................................................... 1

BAB II PENGANTAR................................................................................................ 4

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................... 6

A. Inti Sari Buku .................................................................................................. 6


B. Analisis Isi Buku ............................................................................................. 9
C. Kelebihan dan Kekurangan Buku..................................................................... 12

BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Report

Mengkritik buku merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
ketertarikan minat baca. Dengan mengulas suatu buku kita dapat mengetahui dan memahami
apa yang disajikan dalam suatu buku. Pada dasarnya critical book report menitikberatkan pada
evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai kelemahan dan kelebihan sehingga
kita dapat mengetahui kualitas buku yang dibaca dengan membandingkan terhadap karya dari
penulis yang sama atau penulis lainnya, apa yang menarik dan bagaimana buku tersebut bisa
merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi pertimbangan apakah dari pengetahuan yang
didapat mampu menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu. Selain
mengkritik buku, juga dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi
pembahsan yang disajikan penulis. Serta memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik
dan saran terhadap isi buku.

B. Tujuan Pembuatan Critical Book Report

1. Untuk menyelesaikan tugas KKNI.


2. Untuk mengetahui dan mendapat informasi yang terangkum dalam buku.
3. Untuk membandingkan isi dari topik materi yang sama dari dua buku, untuk
mencari kelemahan dan kelebihan.
4. Untuk mengetahui dan memahami dengan sungguh-sungguh akan isi buku.
5. Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideologi negara.
C. Manfaat Pembuatan Critical Book Report
1. Sebagai salah satu bentuk pengasahan cara berpikir kritis seorang mahasiswa dalam
membandingkan sebuah buku.
2. Sebagai sumber referensi agar pembaca mengetahui isi kajian buku yang dibandingkan.
3. Sebagai referensi pembaca untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku.
D. Informasi Bibliografi
1. Buku Utama
Judul: Pendidikan Pancasila
Penulis: Drs. Halking, M.Si., dkk

ISBN
1
Penerbit: UNIMED PRESS
Tahun terbit: 2020
Urutan cetakan: Cetakan pertama
Dimensi buku: 25,6 x 18 cm
Tebal buku: v + 190 halaman

2. Buku Pembanding 1
Judul: Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi
Penulis: Tim Penyusun Kemristekdikti
ISBN: 978-602-6470-01-0
Penerbit: Dikjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristekdikti
Tahun terbit: 2016
Urutan cetakan: Cetakan pertama
Dimensi buku: -
Tebal buku: vi + 242 halaman

3. Buku Pembanding 2
Judul: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Penulis: Ahmad Sudi Pratikno, dkk.

ISBN
2
Penerbit: Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Al-Falah Assunniyah
Tahun terbit: 2020
Urutan cetakan: Cetakan pertama
Dimensi buku: -
Tebal buku: vi + 114 halaman

3
BAB II
PENGANTAR
Pancasila merupakan hasil pemikiran dan perenungan bangsa Indonesia. Pemikiran
tersebut tentang cita-cita, masa depan, kehidupan, dan prinsip hidup. Pancasila merupakan
rumusan dan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila
merupakan rumusan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan Pancasila adalah mata kuliah pengembangan kepribadian yang menjelaskan
tentang landasan dan tujuan, sejarah paham kebangsaan indonesia, pancasila sebagai sistem
filsafat, pancasila sebagai ideologi nasional bangsa dan negara indonesia, pancasila dalam
konteks kenegaraan RI, pancasila sebagai etika politik dan pancasila sebagai paradigma dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata kuliah wajib yang selalu ada di
universitas. Ketentuan ini berdasarkan Pasal 35 Ayat 5 Undang-undang No.12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi. Tujuan pendidikan Pancasila yaitu dapat membentuk warga
negara yang baik dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki
rasa cinta dan nasionalisme terhadap negara Indonesia. Pendidikan Pancasila juga diharapkan
dapat menjadikan mahasiswa menjadi pribadi yang bermoral.
Di dalam critical book report kali ini kita akan berfokus pada sub materi Pancasila
sebagai ideologi negara. Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan
pedoman oleh masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang
terkandung dalam kelima asas Pancasila menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi,
kehidupan beragama, hak asasi manusia, dan bekerja sama.
Patut diingat, ideologi negara adalah cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar
bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan. Sedangkan
fungsi Pancasila sebagai ideologi negara adalah sarana pemersatu masyarakat dan pengarah
motivasi bangsa untuk mencapai cita-cita.
Pancasila sebagai ideologi negara secara lebih luas adalah visi atau arah kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Visi tersebut adalah terwujudnya kehidupan yang
menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Pancasila itu bersifat dinamis dan universal baik di dalam lingkup yang luas maupun
lebih sempit. Artinya Pancasila menjadi ideologi berkelanjutan, ia tidak tergerus oleh
perubahan zaman. Selain itu Pancasila juga bersifat terbuka sehingga ia bisa dijadikan
pedoman dalam hal, kondisi, dan bidang apapun itu.

4
Penulis sendiri adalah mahasiswa prodi manajemen fakultas ekonomi Universitas
Negeri Medan. Pancasila sebagai ideologi negara dalam lingkup yang lebih sempit jika
disesuaikan dengan bidang yang kita tekuni akan selalu relevan karena sifatnya yang
universal, dinamis, dan terbuka.
Kembali lagi, tujuan dari pendidikan Pancasila adalah untuk menciptakan pribadi yang
bermoral yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Jika kita mengamalkan nilai-nilai Pancasila
saat melakukan kegiatan di bidang yang kita tekuni, maka apa yang kita tekuni tersebut akan
menjadi terarah dan bisa berguna bagi sesama. Apalagi di sila pertama terdapat nilai
Ketuhanan. Ini dapat membantu mencegah kita dari niat dan perilaku buruk yang
berhubungan dengan bidang yang kita tekuni itu karena selalu ingat kepada Tuhan.
Dalam critical book report kali ini, adapun struktur pembahasan yang menjadi acuan
penulis. Pertama menyediakan informasi mengenai identitas buku yang akan direport.
Kemudian memberikan sedikit pengantar mengenai topik atau sub materi dari buku yang
dibahas beserta esensi nya. Kemudian penulis juga akan mencoba meringkas atau merangkum
sub materi di dalam buku yang dibahas sebagai gambaran garis besar bagi pembaca akan
buku yang direport ini. Setelah itu, penulis juga mencoba menganalisis isi buku berkaitan sub
materi yang diambil. Dan terakhir kesimpulan dan saran.

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Inti Sari Buku

BAB IV PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


1. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti gagasan/konsep/ide/cita-cita dan
‘logos’ yang berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide
(the science of ideas), atau jajaran tentang pengertian-pengertian dasar (Kaelan, 2010:23).
Menurut Soegito, dkk (2003: 99-100) mengemukakan bahwa pokok pokok pikiran
yang perlu dikemukakan mengenai ideologi adalah sebagai berikut.
a. Bahwa ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya dengan perilaku
manusia. Kecuali itu, ideologi merupakan serangkaian pemikiran yang berkaitan dengan
tertib sosial dan politik yang ada dan berupaya untuk merubah atau mempertahankan
tertib sosial dan politik yang bersangkutan.
b. Bahwa ideologi, disamping mengemukakan program juga menyertakan strategi guna
merealisasikannya.
c. Bahwa ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang dapat
mempersatukan manusia, kelompok, atau masyarakat, yang selanjutnya diarahkan pada
terwujudnya partisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial politik.
d. Bahwa yang bisa merubah suatu pemikiran menjadi ideologi adalah fungsi pemikiran itu
dalam berbagai lembaga politik dan kemasyarakatan
Unsur ideologi ada tiga, yaitu (a) keyakinan, dalam arti bahwa setiap ideolog.
menunjuk adanya gagasan-gagasan vital yang tekah diyakini kebenarannya untuk dijadikan
dasar dan raha strategik bagi tercapainya tujuan yang telag dutentujan, (b) mitos, dalam arti
bahwa setiap konsep ideologi selalu memitoskan suatu ajaran yang secara optimik, dan
setermistik pasti akan tercapainya tujuan melalui cara-cara yang telah ditentukan pula. (c)
loyalitas, dalam arti bahwa setiap ideologi selalu menuntut keterlibatan optimal atas dasar
loyalitas dari para subjek pendukungnya Taniredja, 2016:130).
Menurut Soegito, dkk. (2003: 100-103) karakteristik suatu ideologi antara lain:
a. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi krisis
b. Ideologi merupakan pola pemikiran yang sistematis
c. Ideologi mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas, namun beragam
d. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan
6
2. Fungsi Ideologi
Fungsi-fungsi ideologi dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Etika bagi pelaksanaan kekuasaan/kewenangan negara.
b. Dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Asas yang harus ditaati dan dipatuhi dalam pelaksanaan pemerintahan serta hubungan-
hubungan antara yang memerintah dengan (rakyat) yang diperintah. (Jika terdapat
penyimpangan dalam hal ini, maka ideologi dapat digunakan sebagai dasar untuk
meluruskan penyimpangan itu).
d. Penegasan bagi fungsi negara yang diemban oleh pemerintah.
e. Pedoman bagi pilihan kebijakan dan kegiatan politik.
3. Macam-macam Ideologi
a. Ideologi Fasisme
Contoh Negara yang menganut ideologi Fasisme adalah Jerman di bawah Adolf Hitler
(1933-1945), Italia di bawah Mussolini (1922-1945), Argentina di bawah Peron (1943-1955).
Prof. Dr. William Eberstein (dalam Salama, 1981: 38-44) mengemukakan unsur-unsur ajaran
Fasisme sebagai berikut:
1) Tidak mempercayai pikiran (the distrust of reason).
2) Menyanggah persamaan dasar manusia (the dental of basic human equality).
3) Etika tingkah laku didasarkan atas kebohongan dan kekerasan (code of behaviour on lies
and violance).
4) Pemerintah dilakukan oleh golongan elite (government by elite).
5) Totalitarianisme (totaliterianism).
6) Rasialisme dan imperialisme (racialism and imperialsm).
7) Oposisi terhadap hukum dan keterlibatan internasional (opposition to international law
and order).
b. Ideologi Komunis
Negara yang menganut ideologi ini adalah Cina, Korut, Vietnam, Laos, dan lainnya.
Dalam mewujudkan masyarakat komunis, menurut Sosronegoro (1984) ada beberapa prinsip
pelaksanaan yang merupakan ciri-ciri pokok yaitu:
1) Sistem totaliter.
2) Sistem pemerintahan kediktatoran satu partai.
3) Sistem ekonomi negara yang dikuasai oleh negara.
4) Sistem sentralisme demokratis.

7
c. Ideologi Liberal
Negara-negara yang menganut ideologi ini adalah Amerika Serikat, Australia, Jerman,
Inggris, Prancis, Jepang, dan lainnya. Pokok-pokok ideologi liberal menurut Sukarna (1981:
60-68) adalah:
1) Percaya terhadap Tuhan sebagai pencipta.
2) Percaya terhadap persamaan dasar semua manusia.
3) Memperlakukan pemikiran orang lain secara sama.
4) Pemerintahan dilakukan dengan persetujuan yang diperintah.
5) Pemerintahan berlandaskan hukum.
6) Mementingkan individu.
7) Negara adalah alat.
8) Menolak dogmatisme.
d. Ideologi Islam
Negara yang menganut ideologi ini adalah Arab Saudi. Pokok-pokok ideologi dalam
Islam menurut Sukarna (1981: 115-141) adalah:
1) Percaya kepada hanya satu Tuhan
2) Persatuan dan Kesatuan
3) Musyawarah dan Mufakat
4) Memegang persamaan dasar manusia
5) Etika tingkah laku didasarkan atas kerja sama
6) Memegang atau menegakkan keadilan
e. Ideologi Pancasila
Merupakan dasar negara Indonesia. Terdiri dari 5 sila antara lain:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
4. Pentingnya Ideologi Pancasila Di Tengah Ideologi-ideologi lainnya
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi mahasiswa adalah untuk
memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga ancaman berupa penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan
korupsi dapat dicegah. Di samping itu, Pancasila sebagai ideologi negara pada hakikatnya

8
mengandung dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas yang memuat nilai-nilai dasar, cita-
cita, dan keterbukaan sehingga mahasiswa mampu menerima kedudukan Pancasila secara
akademis (Nurwardani, dkk. 2016:137)
B. Analisis Isi Buku
1. Perbandingan Isi Buku Utama dengan Pembanding
a. Pengertian Ideologi
Di buku utama, disebutkan bahwa ideologi berisi seperangkat nilai, dimana nilai-nilai
itu menjadi cita-citanya atau manusia bekerja dan bertindak untuk mencapai nilai-nilai tersebut.
Di buku pembanding 1, disebutkan bahwa ideologi merupakan prinsip dasar yang
menjadi acuan negara yang bersumber dari nilai dasar yang berkembang dalam suatu bangsa.
Di buku pembanding 2, disebutkan bahwa ideologi itu sistem berpikir dan tata nilai dari
suatu kelompok.
b. Fungsi Ideologi
Di buku utama:
1) Etika bagi pelaksanaan kekuasaan/kewenangan negara.
2) Dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
3) Asas yang harus ditaati dan dipatuhi dalam pelaksanaan pemerintahan serta hubungan-
hubungan antara yang memerintah dengan (rakyat) yang diperintah. (Jika terdapat
penyimpangan dalam hal ini, maka ideologi dapat digunakan sebagai dasar untuk
meluruskan penyimpangan itu).
4) Penegasan bagi fungsi negara yang diemban oleh pemerintah.
5) Pedoman bagi pilihan kebijakan dan kegiatan
politik. Di buku pembanding 1:
1) Struktur kognitif; keseluruhan pengetahuan yang dapat menjadi landasan untuk
memahami dan menafsirkan dunia, serta kejadiankejadian di lingkungan sekitarnya.
2) Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
3) Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah
dan bertindak.
4) Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya
5) Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.

9
6) Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta
memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
di dalamnya
Di buku pembanding 2:
1) Struktur kognitif berupa keseluruhan pengertahuan yang dapat menjadi landasan untuk
memahami dan mengartikan kejadian alam sekitar.
2) Pengenalan dasar untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tujuan kehidupan
bangsa dan negara Indonesia.
3) Norma-norma yang menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia.
4) Bekal semua masyarakat Indonesia untuk menemukan identitas sebagai bangsa
Indonesia.
5) Kekuatan serta pendidikan bagi masyarakat untuk menjalankan, memahami, dan
menghayati serta pola pikir dan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku dan
norma- norma dalam Pancasila.
c. Macam-macam Ideologi
Di buku utama:
1) Fasisme
2) Komunisme
3) Liberal
4) Islam
5) Pancasila
Di buku pembanding 1:
1) Marxisme-Leninisme
2) Liberalisme
3) Sosialisme
4) Kapitalisme
Di buku pembanding 2 tidak menjelaskan mengenai macam-macam ideologi.
d. Pentingnya Ideologi Pancasila Di Tengah Ideologi
Lainnya Di buku utama:
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi mahasiswa adalah untuk
memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga ancaman berupa penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan
korupsi dapat dicegah. Di samping itu, Pancasila sebagai ideologi negara pada hakikatnya

1
mengandung dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas yang memuat nilai-nilai dasar, cita-
cita, dan keterbukaan sehingga mahasiswa mampu menerima kedudukan Pancasila secara
akademis.
Di buku pembanding 1:
Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga negara
harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang merebak di kalangan
generasi muda menunjukkan bahwa preskripsi moral ideologis belum disadari kehadirannya.
Oleh karena itu, diperlukan norma-norma penuntun yang lebih jelas, baik dalam bentuk
persuasif, imbauan maupun penjabaran nilai-nilai Pancasila ke dalam produk hukum yang
memberikan rambu yang jelas dan hukuman yang setimpal bagi pelanggarnya.
Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan sila-
sila Pancasila. Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan kehendak
melalui kekerasan. Hal ini bertentangan nilai toleransi berkeyakinan, hak-hak asasi manusia,
dan semangat persatuan.
Di buku pembanding 2:
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia merupakan sebuah
pandangan, cita-cita, dan keyakinan dari seluruh rakyat dan bangsa Indonesia tentang
terjadinya sejarah, hukum, dan nilai-nilai yang ada di Indonesia. Keyakinan tersebut
bersumber pada adat istiadat, budaya, agama. Pancasila sebagai ideologi yang diperoleh dari
kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat, serta bersumber dari pandangan hidup
bangsa Indonesia membuat Pancasila adalah satu-satunya ideologi di dunia yang mampu
menyatukan warga sebuah negara. Oleh karena itu, Pancasila adalah milik seluruh rakyat
Indonesia.
Sejak tanggal 18 Agustus 1945 PPKI menetapkan pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pancasila memiliki sifat sebagai ideologi terbuka. Rakyat Indonesia berkewajiban untuk
mewujudkan ideologi Pancasila dalam rangka diterapkan pada kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai ideologi terbuka mampu beradaptasi terhadap perkembangan
zaman yang sangat dinamis dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain tetapi konsisten
mempertahankan identitas dan cirikhas dari bangsa Indonesia serta mampu menjaga persatuan
diantara warga negaranya. Inilah yang membedakan Indonesia dengan bangsa lain.
2. Evaluasi Isi Buku
Berhubung buku tersebut adalah buku panduan pembelajaran mata kuliah, maka jelas
target audiens yang diincar Halking si penulis adalah para mahasiswa yang mempelajari mata

1
kuliah mata kuliah pendidikan Pancasila, terkhusus mahasiswa Universitas Negeri Medan.
Dan tentu saja buku tersebut sudah sangat sesuai dengan target audiens yang dimaksud.
Penulis menyajikan isi buku pendidikan Pancasila ini dengan detail, singkat, dan
menyeluruh. Pembahasannya memang benar-benar terpaku pada topik pendidikan Pancasila
dann tidak melebar ke topik-topik sehingga buku ini memang benar-benar sesuai dengan
target audiens nya.
Metode pendekatan yang digunakan tentunya menyesuaikan dengan tujuan dibuatnya
buku tersebut, yaitu sebagai bahan ajar. Maka metode yang digunakan adalah fokus pada isi
dan tidak bertele-tele, karena metode ini adalah salah satu metode paling cocok untuk buku
yang dijadikan bahan ajar.
Berhubung buku ini bukanlah buku yang berbasis argumentasi penulis maka gagasan
yang diajukan berdasar pada berbagai macam teori para ahli dan tidak terdapat bias. Gagasan-
gagasan ini disajikan penulis secara deskriptif. Buku ini juga sedikit sekali mencantumkan
ilustrasi, indeks, ataupun unsur grafis seperti tabel, diagram, dan grafik.
C. Kelebihan dan Kekurangan Buku yang direport
1. Kelebihan Buku
- Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, dan penggunaan font tulisan saya rasa
sudah baik karena tidak membuat pembaca merasa terganggu, tata letak yang tidak
berantakan sehingga tidak membuat pembaca merasa kebingungan dalam membaca dan
memahami isi buku.
- Dari aspek isi buku tentu sangat baik karena penjelasan yang berada dalam buku sudah
cukup jelas dengan materi-materi yang disajikan.
- Dari aspek tata bahasa, buku ini cukup baik, tidak ditemukan kesalahan ejaan dan tanda
baca.
- Ukuran buku tidak terlalu besar sehingga mudah dan praktis untuk dibawa.
2. Kekurangan Buku
- Menurut saya pribadi, ada sedikit kekeliruan pada bagian macam-macam ideologi, di buku
tersebut tertulis bahwa salah satu macam-macam ideologi adalah ideologi Islam. Yang
saya tau Islam itu agama bukan ideologi.
- Dari segi kualitas cetakan, masih ada tulisan-tulisan yang tintanya tidak merata dan putus-
putus, ini bisa menimbulkan salah paham karena kata yang dimaksud bisa saja berubah
maknanya jika ada huruf yang hilang.
- Tidak terdapat ringkasan di akhir bab.

1
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara keseluruhan menurut saya buku ini sangat terstruktur sehingga dapat membuat
pola pikir pembaca menjadi terarah untuk mengikuti ilmu yang diberikan. Hal ini berarti buku
tersebut dapat dijadikan acuan referensi dalam pembelajaran. Penulis juga bersifat objektif.
Esensi nya terhadap bidang keilmuan secara umum adalah sebagai penguat pemahaman
ideologi bagi para pembacanya. Penulis pribadi sangat merekomendasikan para pembaca
untuk membaca buku pendidikan Pancasila jika ingin memahami lebih dalam mengenai dasar
negara Indonesia ini.
B. Saran
Buku ini sangat cocok dibaca-baca atau untuk referensi tambahan dalam mengerjakan
tugas. Kepada pihak-pihak terkait terutama di bidang pendidikan, diharapkan terus
menyediakan pembelajaran mengenai Pancasila ini agar menjaga generasi-generasi penerus
bangsa dari pengaruh-pengaruh buruk dari luar. Mahasiswa sebagai insan akademis yang
bermoral juga harus terlibat dan berkontribusi langsung dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sebagai perwujudan sikap tanggung jawab warga negara.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas Critical Book Report ini masih
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran ataupun kritik yang sifatnya membangun. Namun,
perlu kita ingat bahwa tidak ada yang sempurna untuk melakukan suatu hal. Tentunya penulis
akan terus meningkatkan kemampuan agar lebih baik lagi ke depannya.

1
DAFTAR PUSTAKA
Halking, dkk. 2020. Pendidikan Pancasila. Medan. UNIMED PRESS.
Tim Penyusun Kemristekdikti. 2016. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta. Dikjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristekdikti.
Pratikno, Ahmad Sudi, dkk. 2020. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jember.
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Al-Falah Assunniyah.

Anda mungkin juga menyukai