Oleh :
ZULFA FAJRIANI
NIM : 153112700170039
Peminatan : Konversi Energi
Telah melaksanakan kerja praktek di Yayasan Rumah Energi selama waktu yang
sudah ditentukan dan dengan ini menyetujui isi laporan kerja praktek yang dibuat oleh
mahasiswa tersebut.
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan kerja praktek di Yayasan Rumah
Energi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi mata kuliah Kerja Praktek yang
merupakan prasyarat untuk meraih gelar Strata 1 di jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
dan Sains Universitas Nasional. Hasil dari kerja praktek ini penulis rangkum dalam Laporan
Kerja Praktek yang berjudul “Pemanfaatan Biogas sebagai Bahan Bakar Alternatif” ini.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan
serta masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Basori, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Sains Universitas
Nasional.
2. Bapak Asmawi, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas
Nasional.
3. Bapak Ahmad Zayadi, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing dan sekaligus sebagai
Sekretaris Program Studi Teknik Mesin Universitas Nasional.
4. Bapak Agung Lenggono, selaku pembimbing lapangan di Yayasan Rumah Energi.
5. Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Sains Universitas
Nasional.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan kerja praktek ini.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari siapapun yang membaca laporan kerja praktek ini.
Akhir kata, semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Zulfa Fajriani
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4.1 Memasak ................................................................................................................... 14
3.4.2 Penerangan ................................................................................................................ 15
3.4.3 Pendinginan ............................................................................................................... 15
3.4.4 Bio-slurry .................................................................................................................. 15
3.5 Produksi Listrik dari Biogas ...................................................................................... 15
3.6 Skema Alur Pemanfaatan Biogas Sebagai Bahan Bakar Generator Listrik .............. 16
3.7 Purifikasi Biogas ....................................................................................................... 16
3.8 Karburator Biogas ..................................................................................................... 18
3.9 Genset Berbahan Bakar Biogas ................................................................................. 20
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Di sisi lain, dua senyawa terbesar yang terkandung dalam biogas yang berasal dari
kotoran hewan adalah gas metana (CH4), yaitu sebesar 65% dan karbon dioksida (CO2)
sebesar 30% [2]. Terlihat bahwa penanganan kotoran yang tepat dapat mengurangi sekaligus
dua senyawa kontributor terbesar pemanasan global. Beberapa cara pemanfaatan biogas yang
umum dilakukan di antaranya adalah dengan memanfaatkannya sebagai bahan bakar untuk
memasak, untuk penerangan, dan untuk menghasilkan listrik.
Yayasan Rumah Energi (YRE) adalah salah satu perusahaan non profit yang berfokus
pada pembangunan daerah pedalaman melalui pemanfaatan biogas yang berasal dari kotoran
hewan sebagai bahan bakar kompor dan sumber penerangan. Namun, pemanfaatan biogas
sebagai penghasil listrik dalam perusahaan ini masih dalam tahap penelitian dan eksperimen.
Melihat objek kerja dari YRE yang berfokus pada daerah pedalaman yang belum teraliri
listrik, penulis merasa perlu untuk menelisik lebih jauh pemanfaatan biogas sebagai sumber
listrik.
Pada tulisan ini, penulis mencoba mengulas pemanfaatan biogas sebagai salah satu cara
mengurangi emisi gas rumah kaca dan kemudian pembahasan mengerucut kepada
pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar generator listrik.
2
1.5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam laporan kerja praktek ini di antaranya adalah
studi literatur, observasi, dan wawancara. Penulis mempelajari secara teori melalui literatur
dan kemudian melakukan observasi langsung ke lapangan dan mewawancarai ahli.
3
BAB II
BAHASAN UMUM
Gambar 2.1. Reaktor Biogas Yayasan Rumah Energi per Provinsi per 2016
4
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan
Hivos adalah sebuah organisasi pembangunan nirlaba non-pemerintah yang terinspirasi
oleh nilai-nilai humanis yang berbasis di Belanda dan didirikan pada tahun 1968. Hivos
memulai program untuk akses terhadap energi di negara-negara berkembang pada tahun 2005.
Pada tahun 2009, program BIRU dimulai di Indonesia. Pada tahun 2012 Yayasan Rumah
Energi diresmikan dan program BIRU berjalan di bawah naungan Yayasan Rumah Energi.
Hingga tahun 2016, Yayasan Rumah Energi sudah memiliki 17.059 reaktor biogas yang
tersebar di 8 provinsi di Indonesia.
Executive Director
Programme
Finance Manager Operation Manager
Manager
Organic Fertilizer
Programme Officer
Specialist
Communication &
Promotion Officer
Senior Microfinance
Officer
6
2.4 Visi dan Misi Organisasi
2.4.1 Visi
Masyarakat berdaya lenting dalam energi dan pangan.
2.4.2 Misi
Bersama masyarakat membangun inovasi dan pengetahuan energi terbarukan.
7
BAB III
BAHASAN KHUSUS
3.2.1 Nilai pH
Produksi biogas yang optimum diperoleh ketika pH dipertahankan antara 6 dan 7. Jika
kondisi reaktor terlalu asam, maka ditambahkan larutan yang bersifat basa untuk menetralkan,
misalnya zat kapur atau CaCO3 . Sebaliknya, jika terlalu basa, maka ditambah larutan yang
bersifat asam, seperti larutan asam cuka atau CH3 COOH [2].
3.2.2 Temperatur
Temperatur yang dibutuhkan agar bakteri bekerja dengan baik untuk menghasilkan
metana adalah berkisar antara 30°C dan 40°C, dengan temperatur paling optimal adalah 35°C,
yaitu temperatur mesophilic. Kondisi anaerobik juga bisa berlangsung pada temperatur
thermophilic, yaitu antara 45°C dan 55°C. Jika daerah sekitar terlalu sejuk, dibutuhkan
8
sumber panas tambahan untuk mencapai suhu tersebut. Di luar jangkauan suhu tersebut,
bakteri akan mati dan biogas tidak akan terproduksi [2].
10
Gambar 3.1. Floating Drum Digester
11
Gambar 3.3. Reaktor Biogas Ukuran 8m³ (Dok. YRE)
12
3.3.2 Perhitungan Ukuran Reaktor Biogas yang Dibutuhkan
Parameter yang dibutuhkan dalam mendesain reaktor biogas :
Tabel 3.2. Produksi Kotoran (kg/hari) dan Produksi Gas (m³/kg) dari Beberapa Hewan
No. Hewan Produksi kotoran Gas yang dihasilkan Gas yang dihasilkan
(kg/hari) (m³/kg kotoran) 1 hewan (m³/hari)
1. Sapi 12 0,03 0,36
2. Babi 3 0,05 0,15
3. Kambing 2 0,02 0,2
4. Ayam 0,1 0,09 0,009
a. Berapa jumlah sapi yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1m³ gas per hari?
Jawab :
1 sapi menghasilkan 12 kg/hari. 1kg kotoran menghasilkan 0,03 m³ gas. 1 sapi
menghasilkan 0,36 m³ gas. Untuk menghasilkan 1 m³ gas, dibutuhkan 3 sapi.
b. Jika seorang peternak memiliki 2 ekor sapi yang memproduksi kotoran sebanyak 10
kg/hari dan 20 ekor babi yang memproduksi kotoran sebanyak 3 kg/hari, apakah dia
bisa memenuhi kebutuhan memasak untuk anggota keluarga sebanyak 7 orang dan
3 buah lampu masing-masing selama 4 jam per hari?
Jawab :
Total kotoran sapi : 2 × 10 = 20 kg/hari
Gas yang dihasilkan dari kotoran sapi : 0,03 m3 /kg × 20 kg = 0,6 m3
Total kotoran babi : 20 × 3 = 60 kg/hari
Gas yang dihasilkan dari kotoran sapi : 0,05 m3 /kg × 60 kg = 3 m3
Total gas yang dihasilkan per hari : 0,6 m3 + 3 m3 = 3,6 m3
Gas yang dibutuhkan untuk memasak : 0,25 m3 /orang × 7 orang = 1,75 m3
Gas yang dibutuhkan untuk lampu : 0,125 m3 /jam × 4 jam × 3 buah = 1,5 m3
Total gas yang dibutuhukan : 1,75 m3 + 1,5 m3 = 2,25 m3
13
Maka, ternak yang dimiliki petani bisa memenuhi kebutuhan keluarga tersebut.
14
3.4.2 Penerangan
Biogas bisa digunakan untuk tujuan penerangan pada daerah yang belum dialiri listrik.
Lampu biogas biasanya mengkonsumsi 0,07 hingga 0,14 m³ biogas per jam. Lampu biogas
mampu menghasilkan penerangan yang setara dengan 40 hingga 100 lilin. Lampu biogas
umumnya kuat, terang, efisien, dan mudah diatur [2].
3.4.3 Pendinginan
Biogas dapat digunakan untuk pendinginan dengan sistem absorption refrigeration.
Pemanfaatan biogas sebagai pendingin diaplikasikan dengan menggantikan fungsi kompresor
pada sistem pendingin pada umumnya untuk meningkatkan temperatur fluida dengan
memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh kompor biogas sebelum akhirnya dibuang melalui
kondensor. Gas yang dibutuhkan untuk pendinginan diperkirakan sekitar 0,6 hingga 1,2 m³
per jam per satu meter kubik ruangan [2].
3.4.4 Bio-slurry
Bio-slurry sebenarnya bukan manfaat utama biogas, tetapi hanya manfaat tambahan.
Bio-slurry adalah pupuk organik yang dihasilkan dari kondisi anaerobik di dalam digester.
Banyak dari pengguna reaktor biogas buatan Yayasan Rumah Energi memanfaatkan bio-
slurry untuk dijual kembali sebagai sumber penghasilan tambahan.
15
umumnya. Tetapi instalasi pembangkit listrik ini cukup rumit mengingat perlunya analisa dan
desain sendiri pada setiap komponennya.
Selain dua cara di atas, biogas juga bisa menghasilkan listrik dengan menggunakannya
untuk menggantikan bahan bakar minyak pada generator. Cara ini cukup mudah karena sudah
banyak generator diesel yang tersedia di pasaran. Untuk bisa diaplikasikan menggunakan
biogas, hal yang diperlukan hanyalah memodifikasinya. Sebagai tambahan, adanya beberapa
kandungan dalam biogas mentah yang bisa berdampak buruk pada performa maupun material
mesin, pembersihan biogas sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam genset menjadi sesuatu
yang sekiranya diperlukan.
3.6 Skema Alur Pemanfaatan Biogas Sebagai Bahan Bakar Generator Listrik
Kotoran hewan dimasukkan ke dalam reaktor biogas untuk melalui proses fermentasi
anaerobik. Gas yang dihasilkan kemudian melalui proses purifikasi untuk membuang
komponen-komponen yang tidak berguna dan/atau merusak. Biogas yang telah terpurifikasi
kemudian melalui karburator yang telah dimodifikasi khusus untuk biogas, dan kemudian
melakukan pembakaran pada generator dan menghasilkan listrik.
Gambar 3.6. Skema Alur Pemanfaatan Biogas Sebagai Bahan Bakar Generator
16
mengurangi kandungan CO2 sebanyak 60%, power output dapat meningkat sebanyak 22,5%.
Selain itu, CO2 yang tidak dipisahkan dari biogas dapat menyebabkan meningkatnya
kandungan CO2 pada gas buangan yang dihasilkan, yang bahkan menjadi lebih banyak
[5]
daripada CO2 yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil sendiri . Pada kondisi seperti itu,
tampaknya biogas gagal menjadi sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Tidak
hanya CO2 yang berdampak buruk pada performa mesin, kandungan H2 S yang bersifat asam
bisa menyebabkan korosi pada komponen mesin hanya dalam hitungan jam [3].
Kedua komponen tersebut harus dipisahkan dari biogas untuk dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar generator listrik. Banyak metode purifikasi biogas yang sudah dilakukan,
entah itu untuk membersihkan CO2 dan H2 S secara satu per satu maupun sekaligus, di
antaranya adalah metode scrubbing, chemical absorption, pressure swing adsorption,
membrane purification, cryogenic separation, dan biological processes [6]. Di antara semua
metode purifikasi tersebut, water scrubbing adalah salah satu metode purifikasi biogas yang
paling populer. Ini dikarenakan metode tersebut menggunakan tekanan tinggi yang dapat
sekaligus dimanfaatkan untuk mengkompresi biogas sehingga bisa dikemas dalam bentuk
tabung.
CO2 dan H2 S keduanya adalah kandungan yang mudah larut dalam air. Water
scrubbing system bekerja dengan mengalirkan air pada biogas mentah. CO2 dan H2 S akan
terpisah dan terlarut dalam air sehingga biogas akan bersih dari CO2 dan H2 S sekaligus.
[7]
Boateng dan Kwofie membangun water scrubbing system yang terhubung dengan reaktor
biogas berkapasitas 300 m2 yang menghasilkan 210 m2 biogas setiap harinya. Biogas mentah
dikompres ke tekanan 1 MPa untuk mempermudah pelarutan, kemudian air bertekanan 1,3
MPa dialirkan ke biogas tersebut. Hasilnya 92% CO2 terlepas dari biogas, terlarut dalam air,
dan mengendap di bagian bawah.
Masalah selanjutnya adalah air yang mengandung CO2 bersifat asam yang berbahaya
[8]
jika dibuang begitu saja ke lingkungan. Tetapi Sudhir Sah telah merancang water
scrubbing system yang memiliki penanganan khusus bagi air yang bersifat asam tersebut. Dia
menemukan bahwa mikroalga bernama Chlorella mampu menyerap CO2 dengan baik. Air
sudah terbebas dari CO2 ini kemudian dialirkan kembali ke siklus. Hal ini memiliki dua
keuntungan, di antaranya tidak adanya air beracun yang terbuang dan tidak memerlukan
pasokan air bersih baru yang terus menerus sehingga dapat menghemat biaya operasional.
Jika dilakukan penelitian lebih khusus lagi, dengan komponen dan perhitungan yang tepat,
17
alga tersebut justru dapat menghasilkan oksigen yang bahkan bermanfaat bagi banyak
makhluk hidup.
18
Gambar 3.8. Karburator
Untuk mendapatkan efisiensi mesin dan power output yang lebih tinggi, dibutuhkan
mesin yang bekerja dengan kecepatan tinggi. Untuk itu diperlukan modifikasi pada
karburator generator.
Untuk menghasilkan pembakaran sempurna, perbandingan antara jumlah udara dan
bahan bakar haruslah dalam porsi yang tepat. Udara yang terlalu sedikit akan menyebabkan
oksigen tidak cukup untuk membakar seluruh bahan bakar yang ada. Ini disebut pembakaran
tidak sempurna dan bisa menghasilkan karbon monoksida yang berbahaya. Bahan bakar juga
banyak terbuang sia-sia sehingga terjadi pemborosan. Kondisi ini juga biasa disebut rich
mixture yang mana pembakaran menjadi tidak efisien. Sementara udara yang terlalu banyak
bisa menyebabkan pembakaran gagal terjadi atau bisa juga backfire di mana pembakaran
terjadi di ruang inlet dan bukan di ruang pembakaran. Kondisi ini disebut lean mixture.
Pembakaran yang baik terjadi di antara rich mixture dan lean mixture, atau biasa
disebut stoichiometric mixture. Perbandingan jumlah udara dan bahan bakar yang dibutuhkan
biasa disebut dengan Air-fuel Ratio atau AFR. Nilai AFR berbeda-beda tergantung bahan
bakar yang digunakan. Berikut adalah perhitungan untuk mengetahui nilai AFR dalam
pembakaran gas metana.
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2 O
Berdasarkan hukum Avogadro, pada temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan
nilai volume adalah sama dengan perbandingan nilai molekulnya.
1 molekul CH4 + 2 molekul O2 → 1 molekul CO2 + 2 molekul H2 O
1 volume CH4 + 2 volume O2 → 1 volume CO2 + 2 volume H2 O
Satu volume metana membutuhukan dua volume oksigen untuk menghasilkan satu
volume karbon dioksida dan dua volume uap air. Dengan biogas yang terpurifikasi
mengandung 88,5% metana dan udara mengandung 21% oksigen, maka :
19
0,885 × volume biogas = 1 volume metana
volume biogas = 1⁄0,885 = 1,13
Maka dari itu, modifikasi karburator yang dibutuhkan adalah membuat perbandingan
udara dan biogas yang masuk adalah sebesar 8,42 : 1.
20
Gambar 3.9. Compression Ignition Engine (kiri) dan Spark Ignition Engine (kanan)
Gambar 3.10. Skema pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar pada SI Engine [10]
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Dalam menghasilkan biogas, perlu diperhatikan beberapa aspek, di antaranya adalah
nilai pH, temperatur, rasio C/N, jumlah kotoran, keenceran kotoran, waktu retensi, dan
toksisitas. Kotoran sapi lebih umum digunakan sebagai penghasil biogas karena nilai
C/N-nya yang sudah pada nilai yang tepat, yaitu sebesar 24:1.
2. Kotoran ternak menyang melalui proses fermentasi anaerobik akan menghasilkan
biogas yang memiliki kandungan gas metana yang tinggi. Kandungan gas metana yang
tinggi ini membuatnya cocok untuk melakukan pembakaran. Pemanfaatan biogas yang
umum dilakukan adalah sebagai bahan bakar kompor, penerangan, dan penghasil listrik.
3. Pemanfaatan biogas sebagai penghasil listrik melalui generator listrik cocok untuk
diaplikasikan di daerah pedalaman karena ukurannya yang kecil dan metode
penggunaannya yang relatif mudah. Untuk memanfaatkan biogas sebagai bahan bakar
generator listrik, perlu dilakukan purifikasi dan modifikasi pada karburator.
Pemanfaatan biogas sebagai penghasil listrik dapat mengurangi CO2 sebanyak 18%
dibandingkan dengan diesel dan 12% dibandingkan dengan bensin.
4. Pemanfaatan biogas sebagai penghasil listrik melalui generator listrik bagi daerah
pedalaman memiliki beberapa keuntungan, yaitu: mengurangi limbah kotoran ternak,
menghasilkan listrik bagi daerah yang belum teraliri listrik, dan merupakan energi
terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
5.2 Saran
1. Senyawa yang terkandung dalam biogas bervariasi berdasarkan jenis hewan dan berat
badannya. Untuk mengaplikasikan generator listrik berbahan bakar biogas pada suatu
wilayah, perlu mengambil sampel dari jenis-jenis binatang terkait agar mengetahui nilai
kandungan biogas secara akurat sehingga kinerja mesin yang diperoleh lebih optimal.
2. Perusahaan yang bergerak pada bidang pengaksesan energi bagi masyarakat pedalaman
seperti YRE sebaiknya menetapkan standar desain purifikasi maupun karburator.
23
DAFTAR PUSTAKA
[1]. United States Environmental Protection Agency. Global Greenhouse Gas Emissions
Data. United States Environmental Protection Agency. [Online] United States
Environmental Protection Agency. [Cited: 05 07, 2018.]
https://www.epa.gov/ghgemissions/global-greenhouse-gas-emissions-data.
[2]. Karki, Amrit B., et al. Biogas as Renewable Source of Energy in Nepal: Theory and
Development. 3rd. Lalitpur : Alternative Energy Promotion Center (AEPC), 2015.
[3]. Biogas as Alternate Fuel in Diesel Engines : A Literature Review. Ray, N.H.S.,
Mohanty, M.K. and Mohanty, R.C. 1, 2013, IOSR Journal of Mechanical and Civil
Engineering (IOSR-JMCE), Vol. 9, pp. 23-28. 2278-1684.
[4]. Effects of CH4, H2, and CO2 Mixtures on SI Gas Engine. Chuayboon, S., et al. s.l. :
Elsevier Ltd., 2014, Energy Procedia, Vol. 52, pp. 659-665. 1876-6102.
[5]. Experimental Study on Utilization of Biogas in IC Engine. Prajapati, Ajeet Kumar,
Ravindra, Randa and Parmar, Narendra. 2015, International Journal of Engineering
Sciences & Research Technology, pp. 827-835. 2277-9655.
[6]. Method on Conversion of Gasoline to Biogas Fueled Single Cylinder of Four Stroke
Engine of Electric Generator. Nindhia, Tjokorda Gde Tirta, et al. 3, June 2013,
International Journal of Environmental Science and Development, Vol. 4, pp. 300-303.
[7]. Water Scrubbing: A Better Option for Biogas Purification for Effective Storage. Boateng,
C. Ofori and Kwofie, E. M. Malaysia : IDOSI, 2009. 1818-4952.
[8]. Sah, Sudhir. Design and Development of a Packed Bed Scrubber for Upgradation of
Biogas Using a Closed-Loop Process: An Economical and Environmental Approach.
Rourkela : National Institute of Technology Rourkela, 2014.
[9]. Cengel, Yunus A. and Boles, Michael A. Thermodynamics: An Engineering Approach.
New York : McGraw-Hill, 2005.
[10]. Performance Evaluation of Diesel Engine Using Enriched Biogas: Review. Salave, H.S.
and Desai, A.D. March 2017, IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering
(IOSR-JMCE), pp. 51-54. 2278-1684.
[11]. Emission Analysis of Biogas Premixed Charge Diesel Dual Fuelled Engine. Prajapati,
Hitesh N., Patel, Tushar M. and Rathod, Gaurav P. 05, s.l. : International
Organization of Scientific Research, 2014, Vol. 04. 2250-3021.
24
[12]. Performance Study of Four Stroke S.I Engine Using Upgraded Biogas Fuel. Prakash,
Jai, et al. 3, Ranchi : Applied Science Innovation Pvt. Ltd., India, 04 16, 2016, Carbon:
Science and Technology, Vol. 8, pp. 74-85. 0974-0546.
25