Anda di halaman 1dari 97

KARYA ILMIAH AKHIR

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE OPERASI


DENGAN PENERAPAN TERAPI SHOLAWAT TIBBIL QULUB
UNTUK MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS DI RSI
A.YANI SURABAYA

OKTANIA GUNTARI PURI RAHAYU

1120022010

DOSEN PEMBIMBING:
Siti Damawiyah, S.Kep.,Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023

i
KARYA ILMIAH AKHIR

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE OPERASI


DENGAN PENERAPAN TERAPI SHOLAWAT TIBBIL QULUB
UNTUK MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS DI RSI
A.YANI SURABAYA

OKTANIA GUNTARI PURI RAHAYU

1120022010

DOSEN PEMBIMBING:
Siti Damawiyah, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023

ii
KARYA ILMIAH AKHIR

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE OPERASI


DENGAN PENERAPAN TERAPI SHOLAWAT TIBBIL QULUB
UNTUK MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS DI RSI
A.YANI SURABAYA

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh


Gelar Profesi Ners (Ns)

OKTANIA GUNTARI PURI RAHAYU


1120022010

DOSEN PEMBIMBING:
Siti Damawiyah, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Oktania guntari Puri Rahayu

NIM 1120022010

Tanda Tangan :

Tanggal : 25 agustus 2023

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Analisis asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan


penerapan terapi sholawat Tibbil Qulub untuk mengatasi masalah
keperawatan ansietas di RSI A.Yani Surabaya
Penyusun : Oktania Guntari Puri
Rahayu NIM 1120022010
Pembimbing : Siti Damawiyah, S.Kep., Ns., M.Kep

Disetujui Oleh :
Pembimbing :

Siti Damawiyah, S.Kep.,Ns., M.KepNPP.


0304736

Mengetahui
Ka. Profesi
Ners

Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP. 0206713

v
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE OPERASI
DENGAN PENERAPAN TERAPI SHOLAWAT TIBBIL QULUB
UNTUK MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS DI RSI
A.YANI SURABAYA

KARYA ILMIAH AKHIR INI TELAH


DISETUJUI

Pada Tanggal, 28 Agustus 2023

Oleh :

Pembimbing :

Siti Damawiyah, S.Kep., Ns.,


M.Kep NPP. 0304736

Mengetahui,
Ka. Profesi
Ners

Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP. 0206713

vi
Karya Ilmiah Akhir ini telah diajukan oleh:
Nama : Oktania Guntari Puri
Rahayu NIM 1120022010
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Analisis asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan
penerapan terapi sholawat Tibbil Qulub untuk mengatasi Masalah
Keperawatan ansietas di RSI A.Yani Surabaya
Oleh Tim Penguji
Program Studi : Profesi Ners
Pada Tanggal,28 agustus 2023

Tim Penguji, TTD


Ketua
1. Ketua Penguji

Siti Damawiyah,S.Kep.,Ns., M.Kep (


) NPP. 0304736

2. Penguji 1
Dr. Eppy Setiyowati., Skep., Mkes (
) NPP. 9907641

3. Penguji 2
Siti Nur Hasina, S.Kep. Ns., M.Tr.Kep (
) NPP. 19051253

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan

Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP. 0206713

vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, saya yang


bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Oktania Guntari Puri
Rahayu NIM 1120022010
Program Studi : Profesi Ners
Fakultas : Keperawatan dan
Kebidanan Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE OPERASI


DENGAN PENERAPAN TERAPI SHOLAWAT TIBBIL QULUB
UNTUK MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS DI RSI
A.YANI SURABAYA

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Surabaya
Pada Tanggal : 28 Agustus 2023
Yang menyatakan,

Oktania Guntari Puri Rahayu


1120022010

viii
ABSTRAK

Individu yang mengalami ansietas akan mengalami ketidak seimbangan


secara fisik dan emosi. Ansietas terjadi karena adanya perasaan takut tidak
diterima dalam satu lingkungan tertentu, atau karena adanya ancaman terhadap
integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap
kebutuhan dasar; bahkan karena ancaman terhadap konsep diri. Tujuan penelitian
ini adalah memberikan asuhan keperawatan pada pasien pre op dengan penerapan
terapi sholawat tibbil qulub pada masalah keperawatan ansietas.
Desain penelitian ini menggunakan studi kasus. Subjek penelitian ini
adalah Ny.N dengan masalah keperawatan Ansietas. Penelitian ini dilakukan
dengan menerapkan prosedur yang sesuai dengan Evidence Based Nursing.
Pelaksanaan studi kasus dilaksanakan pada tanggal 8 oktober 2022 dengan metode
pengumpulan data meliputi pengkajian hingga evaluasi dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan observasi. Lokasi penelitian dilaksanakan di Ruang
Makkah RSI A.Yani Surabaya.
Hasil yang didapatkan setelah dilakukan penerapan pemberian penerapan
terapi sholawat tibbil qulub selama 3 x/hari hari yaitu keadaan umum baik, pasien
mengatakan sudah tidak lagi gelisah, pasien tampak tenang tidak tremor.
Penerapan pemberian terapi sholawat tibbil qulub pada pasien pre op yaitu
untuk mengembalikan ketenangan pasien dalam menghadapi prosedur kesehatan.
Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk menerapkan terapi sholawat tibbil qulub
pada pasien.

Kata kunci : Pre operasi, Terapi Sholawat, Tibbil Qulub, Ansietas

ix
ABSTRACT
Individuals who experience anxiety will experience physical and emotional
imbalance. Anxiety occurs because of a feeling of fear of not being accepted in a
particular environment, or because of a threat to personal integrity, including
physiological incompetence or disruption of basic needs; even because of threats to
self-concept. The aim of this research is to provide nursing care to pre-op patients
by applying sholawat tibbil qulub therapy to anxiety nursing problems. This
research design uses a case study. The subject of this research is Mrs. N with
anxiety nursing problems.
This research was conducted by implementing procedures in accordance with
Evidence Based Nursing. The case study was carried out on October 8 2022 with
data collection methods including assessment and evaluation by means of
anamnesis, physical examination and observation. The research location was
carried out in the Makkah Room at RSI A.Yani Surabaya.
The results obtained after implementing the application of sholawat tibbil
qulub therapy for 3 times/day were the general condition was good, the patient said
he was no longer anxious, the patient looked calm and had no tremors. The
application of sholawat tibbil qulub therapy to pre-op patients is to restore patient
calm when facing health procedures. It is hoped that health workers will apply
sholawat tibbil qulub therapy to patients.
Keyword : Pre operation, Terapi Sholawat, Tibbil Qulub, Anxiety

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah
akhir ini dengan judul “Analisis Asuhan Keperawattan Pada Pasien Pre Operasi
Dengan Penerapan Terapi Sholawat Untuk Mengatasi Masalah Keperawatan
Ansietas di RSI A.Yani Surabaya”.
Sebagai persyaratan pendidikan akademik untuk Menyusun karya ilmiah akhir
dalam rangka menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners di Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Penulisan karya ilmiah akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Siti Damawiyah, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai Dosen Pembimbing yang dengan
penuh perhatian untuk mendampingi dan mengarahkan saya dalam menyusun
karya ilmiah akhir ini.
2. Prof. DR. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng., selaku Rektor Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya.
3. Khamida, S. Kep., Ns., M. Kep., selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan.
4. Siti Nurjanah, S.Kep. Ns., M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan.
5. Seluruh Dosen dan Staf Pendidikan Keperawatan Dan Kebidanan Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya yang telah memberikan ilmunya.
6. Responden yang telah bekerjasama dalam kegiatan penelitian ini.
7. Ayah dan Suami yang selalu memotivasi, mendukung, dan memberikan
bantuan baik moril maupun materi yang teramat sangat saya cintai dan sayangi.
8. Sahabat dan teman-teman satu prodi maupun beda prodi yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan serta masukan
dalam penyelesaian Karya Ilmiah Akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal dan perbuatan yang
telah diberikan dan penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini belum sempurna
dan memerlukan masukan agar penelitian dapat dilaksanakan, oleh karena itu
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah akhir inidapat bermanfaat baik
bagi penulis dan pihak yang membutuhkan.
Surabaya, 25 Agustus 2023
Penulis

Oktania Guntari Puri Rahayu

xi
DAFTAR ISI

Sampul Dalam.......................................................................................................ii
Lembar Judul.........................................................................................................iii
Lembar Pernyataan Orisinalitas............................................................................iv
Lembar Persetujuan...............................................................................................v
Lembar Pengesahan...............................................................................................vi
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Akhir untuk Kepentingan
Akademis
...............................................................................................................................
viii
Abstrak..................................................................................................................ix
Abstract..................................................................................................................x
Kata Pengantar.......................................................................................................xi
Daftar Isi................................................................................................................xii
Daftar Gambar.......................................................................................................xiii
Daftar Tabel...........................................................................................................xiv
Daftar Lampiran....................................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Ansietas................................................................................5
B. Konsep Asuhan Keperawatan Ansietas......................................................5
C. Evidance Based in Nursing..........................................................................33
BAB 3 METODE PENELITIAN
A. Desain..........................................................................................................34
B. Lokasi dan Waktu........................................................................................34
C. Pengumpulan Data.......................................................................................35
D. Etika.............................................................................................................36
BAB 4 Gambaran Kasus
A. Pengkajian Keperawatan..............................................................................37
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................39
C. Intervensi Keperawatan................................................................................39
D. Implementasi Keperawatan..........................................................................40
E. Evaluasi Keperawatan..................................................................................42
BAB 5 PEMBAHASAN
A. Analisis Masalah Keperawatan Ansietas......................................................43
B. Analisis Pemberian Terapi Sholawat Tibbil Qulub......................................46
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................................49
B. Saran.............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA 51
Lampiran 52

Gambar 2.1 Web Of Cauution..........................................................................12


Xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Evidence Based Nursing...................................................................33


xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengajuan Judul......................................................................52


Lampiran 2 Information Of Consent....................................................................53
Lampiran 3 Informed Consent.............................................................................55
Lampiran 4 Laporan Asuhan Keperawatan.........................................................56
Lampiran 5 Leaflet Terapi Sholawat Tibbil Qulub..............................................63
Lampiran 6 SOP Terapi Sholawat......................................................................64
Lampiran 7 Artikel...............................................................................................65
Lampiran 8 Lembar Konsultasi...........................................................................70

xiv
16
BAB 1

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Salah satu faktor predisposisi terjadinya ansietas adalah pasien

mengkhawatirkan kondisi fisiknya yang semakin menurun atau melemah, takut jika

penyakit yang dialami tidak segera membaik dikarenakan salah satu organ yang

penting dalam tubuh memburuk, lamanya menjalani pengobatan dan seringnya

penderita keluar masuk rumah sakit, biaya yang akan digunakan, berapa lama proses

penyembuhan penyakit, ketakutan akan kematian yang menyebabkan penderita

terlihat gelisah, sulit beristirahat dan nafsu makan menurun. Faktor tersebut

mengakibatkan masalah psikologis bagi pasien seperti stress, kecemasan, ketidak

berdayaan, ketakukan dan depresi. Di antara masalah psikologi tersebut kecemasan

dan depresi yang paling sering dijumpai di antara pasien pre operasi. Kurangnya

pengalaman keluarga dan pasien mengenai gejalah yang timbul dan mengakibatan

kecemasan atau ansietas. (Ratnasingam 2017)

Menurut Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) menunjukkan

periode prevalensi ansietas menurut provinsi di tahun 2018 Jawa Timur 10,4%,

Papua 14,7%, Sulawesi Selatan 10,2%, Aceh 9,3%, Sulawesi Barat 10,1%,

danSulawesi Tengah 8,8%.. Dari hasil pengumpulan data di ruang Makkah RSI

A.Yani Surabaya dari total keseluruhan pasien didapatkan 4 orang mengalami

ansietas.

Cemas dapat merangsang hipotalamus untuk bekerja secara langsung dalam saraf

otonom. Dari stimulasi respon stress dapat meningkatkan kerja dari sistem saraf

simpatis yang meruakan bagian dari sistem saraf otonom yang fungsinya untuk

meningkatkan frekuensi denyut jantung dan juga meningkatkan resistensi dari

vascular di dalam tubuh.


17

Dalam kondisi ini dapat meningkatkan beben kerja dari jantung sehingga terjadilah

peningkatan kebutuhan oksigen dari jantung (Aan Nuraeni, Ristina Mirwati, 2019).

Stress fisik maupun emosional dapat juga mempengaruhi sistem endokrin seseorang.

Karena stress fisik maupun pikiran dapat mengaktifkan amigdala. Respon yang di

timbulkan dari amigdala tersebut yaitu menstimulus sistem hormonal dalam

hipotalamus dan merangsang keluarnya hormone CRF (corticotropin relasting factor)

hormone ini akan menstimulus hipofisis untuk melepaskan hormone ACTH

(adrenocorticotropic hormone) ke dalam darah. Selanjutnya ACTH akan

menstimulasi kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortisol. Peningkatan kortisol

dapat menyebabkan penekanan sistem imun pada tubuh, dehingga pasien dengan

kecemasan akan lebih rentan terkena infeksi (Aan Nuraeni, Ristina Mirwati, 2019).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Al Qadhi di klinik besar Florida

Amerika Serikat, membuktikan bahwa hanya dengan mendengarkan bacaan Al-

Quran, baik mereka yang bisa berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan

perubahan salah satu penanganan masalah terkait gangguan psikologis adalah terapi

musik. Telah banyak penelitian yang melaporkan bahwa terapi musik sebagai

intervensi yang aman dan efisien untuk memperbaiki mood, mengurangi stress,

kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya. Salah satu musik yang disarankan

adalah musik spiritual atau murottal. Mendengarkan ayat suci Al-Quran atau biasa

disebut sebagai murottal dapat memberikan kedamaian kepada pendengar (Harisa,

Wulandari, Ningrat, Yodang, 2020)


18

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumuskan masalah karya ilmiah akhir

ini adalah bagimana Penerapan terapi sholawat tibbil qulub pada Masalah

Keperawatan ansietas pada pasien pre operasi di Ruang Makkah RSI A.Yani

Surabaya.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anakpasie pre operasi dengan

penerapan terapi sholawat tibbil qulub pada masalah keperawatan ansietas di ruang

Makkah RSI A.Yani Surabaya.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan gambaran asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan

penerapan terapi sholawat tibbil qulub pada masalah keperawatan ansietas di ruang

Makkah RSI A.Yani Surabaya.

b. Menganalisis penerapan Terapi sholawat tibbil qulub pada pasien pre operasi untuk

mengatasi masalah keperawatan ansietas di ruang Makkah RSI A.Yani Surabaya.

C. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Kesehatan (untuk Perawat)

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi untuk menciptakan mutu

pelayanan yang lebih profesional dengan pengetahuan perawat yang tinggi serta

perawat mampu melaksanakan intervensi keperawatan secara mandiri di ruangan

dalam pemberian terapi sholawat tibbil qulub nonfarmakologi untuk mengatasi

ansietas dengan terapi yang bisa diaplikasikan dirumah sakit


19

1. Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi kepada

institusi pendidikan khususnya bagi mahasiswa sebagai acuan penelitian lebih lanjut

dalam pemberi keperawatan dengan pemberian terapi sholawat tibbil qulub sebagai

langkah terapi nonfarmakologis saat dilahan praktek Rumah sakit ataupun

dipelayanan kesehatan lainnya.

2. Penelitian Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan inovasi kepada

peneliti selanjutnya, sebagai tambahan informasi pada masyarakat luas tentang cara

menurunkan ansietas pada pasien dengan manajemen nonfarmakologi pemberian

madu sendiri, efektif, dan efisien


20

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Ansietas

1. Definisi Ansietas

Ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat

dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan

ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna Dan gangguan fungsi Yang

disebabkan oleh kecemasan tersebut. (Tomb,2016)

Istilah kecemasan dalam bahasa inggris yaitu Anxiety yang berasal dari Bahasa

latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik (Annisa

& Ifdil, 2016). Kecemasan adalah perasaan tidak santai atau samar-samar yang terjadi

karena ketidaknyamanan dan rasa takut disertai suatu respon. Perasaan takut dan tidak

menentu sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan

datang dan memperkuat individu mengambil suatu tindakan dalam menghadapi

ancaman (Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015).

2. Rentang Respon Ansietas

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Sumber: (Stuart, Buku Saku Keperawatan Jiwa , 2013)


21

2. Klasifikasi Ansietas

a. Ansietas ringan (1+)

1). Respon fisik : ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau sedikit

gelisah, penuh perhatian.

2). Respon kognitif : lapang persepsi luas, terlihat tenang, perasaan gagal sedikit,

waspada dan memperhatikan banyak hal, memperhatikan informasi, tingkat

pembelajaran optimal.

3). Respon emosional: perilaku otomatis, sedikit tidak sadar, aktivitas menyendiri,

terstimulasi.

b. Ansietas sedang (2+)

1). Respon fisik: ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil dilatasi,

mulai berkeringat, sering mondar-mandir, suara berubah: bergetar, nada suara tinggi,

kewaspadaan dan ketegangan meningkat, sering berkemih, sakit kepala, pola tidur

berubah, sering nyeri punggung.

2). Respon kognitif: lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif, fokus

terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian masalah

menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan.


22

3).Res on emosional: tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri goyah, tidak

sabar, gembira.

c . Ansietas berat (3+)

1). Respon fisik: ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk, pengeluaran

keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan tanpa tujuan dan

serampangan, rahang menegang, menggertakan gigi, kebutuhan ruang gerak

meningkat, mondarmandir, berteriak, meremas tangan, gemetar.

2). Respon kognitif: lapang persepsi terbatas, proses berfikir terpecah pecah, sulit

berfikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan informasi,

hanya memperhatikan ancaman.

3). Respon emosional: sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak adekuat,

menarik diri, penyangkalan, ingin bebas.

c. Ansietas panik (4+)

1). Respon fisik: flight, fight, atau freeze ketegangan otot yang sangat berat, agitasi

motorik kasar, pupil dilatasi, TTV meningkat kemudian menurun, tidak dapat tidur,

hormon stres dan neurotransmitter berkurang, wajah menyeringai, mulut ternganga.

b)Respon kognitif: persepsi yang sempit, pikiran tidak logis, terganggu, kepribadian

kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran sendiri, tidak rasional,

sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi, waham, ilusi terjadi.

2). Respon emosional: merasa terbebani, merasa tidak mampu/ tidak berdaya, lepas

kendali, mengamuk, putus asa, marah, mengharapkan hasil yang buruk, kaget, takut,

lelah.
23

4. Etiologi

Berbagai teori yang telah dikembangkan oleh para ahli untuk mengetahui dari

penyebab anstietas, menurut Stuart & Sundden (2014) menjelaskan ansietas

disebabkan oleh :

a. Faktor Predisposisi :

1). Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi

antara dua elemen kepribadian mewakili dorongan instring dan impuls primitif,

sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya.

Ego, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan

fungsi ansietas adalah meningkatkan ego bahwa ada bahaya.

2). Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap

ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan

perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan

kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami

ansietas yang berat.

3). Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala

sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Ahli teori perilaku lain menganggap ansietas sebagai suatu dorongan yang

dipelajari berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan. Ahli

teori pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa sejak kecil dihadapkan

pada ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan

selanjutnya. Ahli teori konflik memandang ansietas sebagai pertentangan antara dua

kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya hubungan timbal balik antara

konflik dan ansietas : konflik menimbulkan ansietas, dan ansietas menimbulkan

perasaan tidak berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan.
24

4). Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam

keluarga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan

depresi.

5). Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-

aminobutirat (GABA) yang berperan dalam mekanisme biologis yang berhubungan

dengan ansietas.

b. Faktor Presipitasi:

Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Stresor pencetus

dapat dikelompokkan dalam dua kategori :

1). Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi

atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

2). Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri, dan

fungsi sosial yang terintegrasi pada individu.

5. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala ansietas disajikan dalam tabel berikut ini

Gejala dan Tanda Mayor Ansietas

Tabel 2.1

Sumber : (Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 2016)


25

Gejala dan Tanda Minor Ansietas

Tabel 2.3

Sumber : (Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 2016)

6. Efek Samping

Ansietas dalam jangka pendek dapat meningkatkan respon sistem kekebalan

tubuh, namun kecemasan dalam jangka panjang dapat memiliki efek sebaliknya

yaitu seperti depresi, gangguan pola tidur, nyeri kronis, kehilangan minat dalam

seksual, pikiran untuk bunuh diri (Pieter, Lubis, & Lumongga, 2012).

7. Karakteristik

Karakteristik ansietas menurut Keliat 2006:

a. Ansietas adalah keadaan emosi tanpa objek tertentu.

Hal ini dipicu oleh hal yang tidak diketahui dan menyertai semua pengalaman baru,

seperti masuk sekolah, memiliki pekerjaan baru atau melahirkan anak. Karakteristik

ansietas ini yang membedakan dari rasa takut.

b. Ketakutan memiliki sumber atau objek tertentu dimana seseorang dapat


26

mengidentifikasi dan menjelaskan. Rasa takut melibatkan penilaian kognitif dari

stimulus yang mengancam, ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian

tersebut.

Takut disebabkan oleh paparan fisik atau fisiologis dari situasi yang

mengancam. Takut menghasilkan ansietas. Ketakutan dan ansietas berbeda dan ini

tercermin dalam pembicaraan kita, kita berbicara soal takut namun sebenarnya

adalah ansietas.

c. Ansietas dikomunikasikan secara interpersonal.

Jika sesorang perawat berbicara dengan klien yang ansietas, dalam waktu

singkat perawat juga akan mengalami perasaan ansietas. Demikian pula, jika

perawat mengalami ansietas dalam situasi tertentu ansietas ini dikomunikasikan

kepada klien sifat “menular” sifat ansietas dapat memiliki efek positif dan negatif

dalam teraupiutik.

d. Ansietas adalah tentang pemeliharaan diri

Hal ini terjadi sebagai akibat dari ancaman kepribadian seseorang. Harga diri,

atau identitas. Ansietas adlaah hasil dari ancaman terhadap sesuatu yang merupakan

pusat dari kepribadian seseorang dan penting bagi keberadaan dan keamanan

seseorang.

8. Alat Ukur Ansietas

Pengukuran Tingkat Kecemasan Hamilton Anxiety Ratinng Scale (HARS)

menurut Max Hamilton (1959) dalam Eky Pinesti (2018), alat ukur ini terdiri dari

14 kelompok dirinci lagi dengan gejala yang masing – masing kelompok dirinci

lagi dengan gejala – gejala yang lebih spesifik. Gejalanya berupa perasaan ansietas,

ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi

(murung) gejala somatik/fisik (otot), gejala somatik/fisik (sensori), gejala


27
kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), gejala respiratori,
28

gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital (perkemihan), gejala

autonom dan tingkah laku. Masing – masing kelompok gejala diberikan score 0- 4,

dimana 0 artinya tidak ada gejala, nilai 1 gejala ringa, 2 gejala sedang, 3 gejala

berat

9. WOC

Frustasi dan kegagalanTrauma


Biologis Penyakit Prespitasi

Imbalance Neutransm itler Ancaman


Persepsi
negatif Pada Thalamus
hypocampus
Hypocampus

Neurolortels
Amigdala
G suprareal

Tidak ada yang dialami Emosi negatif

None
pine
frime
menuru
ANSIETAS

TD nai,
Nadi

Waspa
da
29

10. Definisi Pre Operasi

Pre operasi adalah tahap awal dari perawatan perioperatif yang dimulai sejak

pasien masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja

operasi untuk melakukan pembedahan (Hidayar & Siwi, 2019). Pre operasi adalah fase

operasi yang dimulai saat dibuatnya keputusan untuk melakukan pembedahan dan

berakhir saat klien di pindah ke meja operasi (Pefbrianti et al., 2018). Aktivitas

keperawatan selama waktu pre operasi mencangkup penetapan pengkajian dasar

pasien, mengidentifikasi masalah keperawatan potensi maupun aktual, merencanakan

asuhan keperawatan, memberikan penyuluhan pre operasi untuk klien dan

keluarganya, dan menyiapkan anestesi yang akan diberikan saat pembedahan

(Violetha, Mariati, Susanti, Mujimin, & Talib, 2021).

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pre operasi adalah tahapan

operasi yang dimulai ketika seseorang mengambil keputusan untuk operasi hingga

dipindah ke meja operasi.

11. Persiapan Operasi

Tahap awal dari perioperative adalah pre operasi, dimana seseorang diputuskan

untuk melakukan pembedahan hingga sampai di meja operasi. Perawat memiliki peran

untuk melakukan pengkajian status fisiologis dan psikologis untuk memenuhi

kebutuhan pasien dalam upaya mendukung keberhasilan tindakan operasi (Apriliani,

2019). Menurut Syamsuhidajat (2010), persiapan pasien operasi di ruang perawatan

meliputi:

a. Persiapan Fisik

Beberapa persiapan fisik yang harus dilakukan pada pasien pre operasi adalah:
30

1). Status Kesehatan Fisik Secara Umum

Status Kesehatan fisik meliputi identitas, riwayat penyakit kesehatan masa lalu,

status hemodinamik, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal, fungsi

endokrin, fungsi imun, dll. Selain itu pasien diharapkan untuk istirahat yang cukup

supaya tidak mengalami stress fisik dan tubuh menjadi rileks.

2). Status Nutrisi

Status nutrisi pasien perlu diperhatikan dengan mengukur kebutuhan nutrisi.

Kebutuhan nutrisi ditentukan dari tinggi dan berat badan, lipat trisep, lingkar lengan

atas, kadar protein darah (albumin dan globulin), serta keseimbangan nitrogen.

Sebelum pembedahan, diharapkan pasien mendapat protein yang cukup untuk

perbaikan jaringan. Apabila pasien mengalami gizi buruk, maka akan mengakibatkan

komplikasi pasca operasi seperti terjadinya infeksi, penyembuhan luka yang lama,

hingga membuat pasien lebih lama di rawat di rumah sakit.

3) Keseimbangan cairan dan elektrolit

Keseimbangan cairan dan elektrolit berkaitan dengan fungsi ginjal. Ginjal

berfungsi dalam mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolic obat-obat

anestesi. Sehingga keseimbangancairan perlu diperhatikan supaya operasi dapat

dilakukan dengan baik.

4) Pencukuran Daerah Operasi

Rambut merupakan tempat persembunyian kuman dan dapat menghambat proses

perawatan penyembuhan luka. Oleh karena itu perlu dilakukan pencukuran daerah

operasi untuk menghindari terjadinya infeksi pada area yang akan dilakukan

pembedahan. Daerah yang dicukur bergantung pada jenis operasi dan area yang akan

di operasi.
31

5) Personal Hygiene

Tubuh yang kotor merupakan sumber kuman yang menyebabkan infeksi. Oleh

karena itu pasien yang akan melakukan tindakan pembedahan dianjurkan untuk mandi

dan membersihkan area operasi menggunakan sabun.

6) Pengosongan kandung kemih

Kegiatan ini dilakukan dengan memasang kateter pada pasien yang akan

melakukan operasi. Selain itu pengosongan kandung kemih dengan menggunakan

kateter dapat digunakan untuk mengobservasi balance cairan.

b. Persiapan penunjang

Persiapan penunjang yang dilakukan sebelum tindakan operasi adalah pemeriksaan

radiologi, laboratorium, EKG, dll

1) Pemeriksaan status anestesi

Pemeriksaan anestesi dilakukan dengan menilai status fisik untuk mengetahui

seberapa resiko pembiusan terhadap kondisi pasien yang dapat mengganggu fungsi

pernafasan, peredaran darah, dan sistem saraf.

2) Informed Consent

Informed consent merupakan aspek hukum, tanggung jawab, dan tanggung gugat

terhadap pasien. Sebelum operasi akan mendapatkan informasi terkait prosedur

pemeriksaan, pembedahan, dan pembiusan yang akan diberikan. Setelah itu pasien dan

keluarga harus menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi, yang artinya

pasien dan keluarga mengetahui manfaat, tujuan, resiko, dan konsekuensi terkait

pembedahan
32

3) Persiapan Mental/Psikis

Mental pasien sebelum operasi akan berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Hal

ini terjadi karena tindakan pembedahan menjadi ancaman potensial \ maupun aktual

pada integritas seseorang yang membangkitkan reaksi stress fisiologis dan psikologis.

Kecemasan pasien sebelum operasi dapat diketahui dengan perubahan fisik pasien

seperti meningkatnya frekuensi denyut jantung, pernafasan, dan tekanan darah,

Gerakan tangan tidak terkontrol, telapak tangan lembab, gelisah, bertanya dengan

pertanyaan berulang, sulit tidur dan sering BAK. Perawat memiliki peran untuk

mengkaji mekanisme koping pasien dalam menghadapi stress. Selain itu perawat juga

memiliki peran untuk membantu pasien menurunkan kecemasan dengan tindakan

komplementer. Tindakan kompelmenter yang dapat dilakukan yaitu massage,

relaksasi, psikoterapi, dll (Apriliani, 2019).

12. Respon Terhadap Tindakan Preoperasi

Tindakan pembedahan merupakan suatu ancaman yang bersifat potensial maupun

aktual terhadap integritas individu. Ancaman ini menimbulkan reaksi stress secara

fisiologis maupun psikologis. Berikut adalah penjelasan mengenai respon fisiologis

dan psikologis:

a. Respon Fisiologis.

Pembedahan menimbulkan stressor yang dapat memicu respon neuroendokrin. Stress

fisiologis pada sistem berat (kehilangan darah dalam jumlah banyak) akan

menimbulkan mekanisme kompensasi tubuh dan menyebabkan syok. Respon

metabolik terjadi ketika protein tubuh dipecah untuk memberikan suplai asam amino

yang berfungsi untuk membentuk jaringan baru. Asam amino yang tidak digunakan

akan diurai menjadi produk urea dan sisa metabolisme lainnya.


33

Intake protein yang tinggi dianjurkan untuk pasien setelah menjalani pembedahan guna

memenuhi kebutuhan untuk keperluan penyembuhan.

b. Respon Psikologis

Respon psikologis yang muncul sebelum operasi merupakan reaksi emosional

berupa kecemasan. Kecemasan tersebut muncul karena takut tentang prosedur

pembedahan, kehilangan orang terdekat, ketergantungan dengan orang lain,

mengalami cacat, nyeri setelah operasi, hingga meninggal (Hidayat, et al., 2019).

Apabila kecemasan pre operasi tidak ditangani, maka akan menyebabkan

ketidakstabilan hemodinamik, stimuli otonom dan endokrin, memperburuk kondisi

metabolic (Suhadi & Pratiwi, 2020)

13. Definisi Sholawat

Pengertian shalawat menurut bahasa adalah doa, sedangkan menurut istilah,

shalawat adalah shalawat Allah kepada Rasulullah, berupa rahmat dan kemuliaan.

Shalawat dari malaikat kepada Nabi berupa permohonan rahmat dan kemuliaan

kepada Allah untuk Nabi Muhammad. Shalawat orang-orang beriman yakni manusia

dan jin adalah permohonan rahmat dan kemuliaan kepada Allah untuk Nabi.

Kata “Shalawat” merupakan jamak dari kata shalat. Kata shalawat berasal dari

bahasa arab yang artinya doa, rahmat dari Tuhan atau memberi kebajikan. Shalawat

pada umumnya dilakukan oleh seorang hamba kepada Allah SWT, hal tersebut berarti

bahwa seorang hamba menunaikan ibadah kepada Allah dan berdoa memohon kepada

Allah. Namun apabila Allah bershalawat kepada hambanya, berarti Allah

melimpahkan kebaikan kepada hambanya.


34

Makna shalawat kepada seorang hamba, terbagi menjadi dua yakni khusus dan umum.

Shalawat umum adalah shalawat Allah kepada seorang hamba yang beriman dan

beramal sholeh. Sedangkan shalawat khusus adalah shalawat Allah kepada Rasul, para

Nabi, dan teristimewa shalawat-Nya kepada Nabi Muhammad SAW.

(Kamaluddin,2016)

Sedangkan menurut Al Mubarrad dalam Usman berpendapat bahwa shalawat

berasal dari kata shalat yang memiliki arti merahmati. Selain itu, menurut Suryani

shalawat merupakan bentuk jamak dari kata Salla atau shalat yang artinya doa,

keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. Shalawat juga berarti doa, baik

untuk diri sendiri, orang lain, maupun kepentingan bersama. Shalawat yang dinilai

sebagai ibadah adalah pernyataan seorang hamba kepada Allah atas ketundukannya

serta pengharapan pahala dari Allah SWT, sebagaimana yang dijanjikan oleh Nabi

Muhammad SAW. Shalawat juga sebagai sarana untuk menambah keimanan kita

kepada Allah Swt dan cinta kita kepada Nabi Muhammad Saw, serta mengetahui

tentang sunnah-sunnah Nabi Muhammad agar seseorang dapat mengamalkan apa yang

telah diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada seorang hamba untuk menjadi pribadi

yang lebih baik.

14. Dalil disyariatkannya Shalawat

Dalil-dalil yang mensyariatkan bershalawat terdapat beberapa antara lain sebagai

berikut:

Surat Al-Ahzab ayat: 56

) ‫ي َ˝ ًّم‬ ‫س ََ ه ُّم َُ ى ا‬ ‫ع َهى ى َ يأَ ُيهَ ََ ب اَن ِذ ْي َ ن اَ َم ُّ ن َُ ى ا ْي ِه‬ ‫)اِ َّ ن انهَ ََ و َم َه ِئك ت صهى‬
٥٦ ‫ص ُه ى ا و ع‬ ‫َّن‬
‫ت َ سه‬ ‫اننَّ ِب‬ َ
‫َه‬

Artinya : Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.

Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam

penghormatan kepadanya.
35

15. Adab Membaca Shalawat

Kamaluddin memaparkan dalam bukunya mengenai adab-adab dalam membaca

sholawat yakni:

a. Niat ikhlas tanpa pamr

b. Taqdim dan munculnya musahabbah kepada Rasulullah

c. Hatinya hudlur Kepada Allah dan merasa dirinya berada di hadapan Allah

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adab-adab dalam membaca shalawat

yaitu niat ikhlas beribadah kepada Allah, Taqhdim dan memunculkan mahabbah

kepada Rasulullah, hatinya hadir kepaada Allah dan merasa selalu berada dihadapan

Allah, serta senantiasa merendahkan diri, selalu merasa membutuhkan pertolongan

Allah dan mengharapkan syafaat Rasulullah.

16. Manfaat Shalawat

Dalam buku Shalawat untuk jiwa oleh Rima Olivia menyatakan bahwa terdapat

manfaat ketika kita bershalawat yaitu dapat memberikan manfaat lahir, batin dan

rohani kita. Bagi pelaku shalawat yang melakukan secara rutin dapat merasakan

manfaatnya secara nyata. Seperti halnya saat kondisi stress dapat diatasi dengan

bershalawat yang dapat memberikan ketenangan bagi pelaku shalawat. Ketika kita

bershalawat pusatkan perhatian pada suatu hal yang positif, maka akan timbul rasa

rileks dalam diri seseorang. bershalawat juga tidak hanya berhubungan dengan

aktivitas mental yang memusatkan pikiran yang berulang saja, melainkan juga

mengakses segenap folder yang tersimpan dalam gudang ingatan manusia tentang apa

danbagaimana Rasulullah Saw. Shalawat akan memberikan efek vibrasi dengan

gelombang pemusatan pikiran dari miliaran manusia.


36

Selain itu, shalawat dapat mengubah sudut pandang, cara berpikir, perilaku dan

perasaan kita. Salah satunya shalawat akan membawa efek perubahan mood

(Perasaan) seseorang. Pengulangan yang dilakukan dapat membuat jeda dengan

tekanan pikiran yang kita alami sehingga kita tidak terkuasai oleh perasaan itu sendiri.

Dalam mood yang lebih mampu dikendalikan, maka kesejahteraan emosi lebih mudah

tercapai dengan baik. Shalawat dapat memberikan efek ketenangan yaitu ketika

seseorang rutin dalam bershalawat akan mengalami kondisi medium trance, yaitu

keadaan seseorang yang ditandai dengan halusinasi positif. Shalawat juga termasuk

latihan meditasi yang akan memberikan pengaruh rasa nyaman sehingga ketenangan

akan dapat dirasakan. Sementara itu pengulangan dalam ucapan shalawat diperlukan

karena dapat melatih otak berfungsi lebih kuat dan lebih sehat. Sesuai dengan Donald

Hebb bapak keilmuan neuropsikologi, mengatakan bahwa neuron yang terpicu

bersama akan terikat bersama, maka pengulangan dalam pengucapan shalawat ini

diperlukan dalam pelepasan emosi, sehingga dengan bershalawat seseorang sedang

melakukan penyelarasan emosi negative.

Aktivitas bershalawat yang berpikir dan berkata baik membuat mindset lama

mulai tersingkir dari tubuh, seperti halnya pikiran-pikiran negative dengan

mendapatkan efek dari shalawat itu sendiri yaitu sebagai berikut:

a. Tubuh seperti sangat ringan ketika melakukan peribadatan maupun yang lainnya.

b. Menjadi pribadi yang lebih penurut kepada kedua

orangtua. c.Menjadi pribadi yang lebih sopan.

d. Merasakan kasih sayang kepada semua makhluk ciptaan Allah Swt.

e. Memiliki mindset bahwa setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya, jadi lebih

bisa berpikir positif.


37

f. Lebih bisa bersikap ramah kepada orang lain dan memiliki sikap pemaaf.

g. Semakin ingin melakukan kebaikan seperti suri tauladan Nabi Muhammad Saw.

Selain itu, Al-Hafizh As-Shakhawi menambahkan tentang manfaat bershalawat antara

lain sebagai berikut:

1) Mendapatkan rahmat Allah.

2) Mendapatkan penghapusan kesalahan-kesalahannya.

3) Mendapatkan pahala dan ganjaran tiada batas.

4) Shalawat menjadi zakat dan penyucian baginya.

5) Shalawat merupakan amal yang dicintai Allah Swt.

6) Shalawat membuat seseorang bersikap optimis dalam menemukan kebaikan dimana

saja.

7) Shalawat adalah cahaya yang membantu seseorang menuju kepada Allah dan

kepada Nabinya.

8) Shalawat membersihkan hati seseorang dari kemunafikan.

9) Shalawat mencegah orang lain dari perkataan-perkataan yang kurang baik

Dari pemaparan beberapa ahli tentang manfaat shalawat, dapat disimpulkan bahwa

manfaat shalawat bagi seseorang yang menjalankannya antara lain meliputi,

mendapatkan rahmat dari Allah, mendapatkan penghapusan kesalahan-kesalahan,

mendapatkan kelipatan pahala, menjadikan lantaran penyucian jiwa manusia, shalawat

menjadikan manusia optimis untuk selalu melakukan kebaikan, shalawat sebagai

cahaya yang dapat membantu seseorang menuju kepada Allah dan Nabi, shalawat

dapat membersihkan hati seseorang dari sikap munafik, dan shalawat juga mencegah

seseorang dari perkataan yang dianggap kurang baik.


38

17. Definisi Sholawat Tibbil Qulub

Pengertian Terapi Sholawat Tibbil Qulub Terapi adalah suatu proses yang

dilakukan untuk memperbaiki diri dari kebiasaan jelek agar lebih sehat dengan suatu

cara dimana peremajaan secara terus menerus serta teratur. Berdasarkan kamus besar

bahasa Indonesia terapi ialah cara atau upaya dalam pemulihan kesehatan seseorang

yang terkena penyakit. terapi salah satu upaya dimana organ tubuh yang awalnya tidak

berfungsi secara baik dan diaktifkan dengan melakukan rangsangan untuk merilekskan

otot-otot dan pembuluh darah. Pengertian Sholawat Tibbil Qulub ataupun yang biasa

disebut sebagai sholawat Nuril Absor adalah salah satu sholawat thibbiyah yang

terdapat kandungan untuk bertawasul kepada Nabi Muhammad SAW dan memiliki

kelebihan sebagai penawar jasmani serta rohani.

Sholawat tibbil qulub dikhususkan untuk menyembuhkan bermacam penyakit.

Qulub Tibbil : ُ‫ا يَ حَّ َ˝ٍ ذِ طِ ’ة‬ ‫ و ي ِح‬،‫ئَ هَ ا‬ ‫هَّ ىَ صِ ’م ا اَنهَّ ْتَذِ ْ ىِ بَ وَ دَ وا‬
ُ ‫ ل‬Sholawat ‫اأ‬ ‫َعا ِف‬

‫ل َو‬ ‫ وْ ََ ىِ ر‬،‫ وَ ع ئَ هَ ا‬،‫ئَ هَ ا‬ ‫تَ صِ ارَ و‬ ‫ََ َ عهَ ْىِ ِ’َ وَ س ِ’َ وَ صْ حث‬ ‫ا ْنُقهُ َ ى س‬
‫ِشف‬
‫اأ‬ ‫َه ى أ ا‬ ‫ِض َيا‬ ‫َن‬ ‫ي َِذ‬
ِ ’‫ِه‬

“Ya Allah, berilah sholawat terhadap junjungan kami Muhammad yang

sesungguhnya adalah penyembuh hati serta obatnya, dia memberi tubuh serta

mengobatinya, dia merupakan cahaya mata hati serta cahayanya, dia membuat tubuh

menjadi kokoh. Limpahkan sholawat untuk orang yang dicintainya. Dapat

disimpulkan pengertian Terapi Sholat Tibbil Qulub adalah proses terapi dengan

menggunakan sholawat tibbil qulub yang dilakukan untuk memperbaiki diri dari

kebiasaan jelek agar lebih sehat dengan suatu cara yang dilakukan secara berulang-

ulang dan teratur.


39

18. Manfaat Sholawat Tibbil Qulub

Apabila membaca sholawat tibbil qulub dengan rutin dan mengamalkannya

selaku wirid ataupun dzikir niscaya dapat mengobati tubuh dari berbagai macam

penyakit, menghilangkan rasa tertekan dan cemas, menciptakan ketenangan batin,

menyembuhkan dari rasa was was, serta mencegah terjadinya penyakit hati. Syaikh

Ahmad Asshawi, mengatakan jika sholawat tibiil qulub dibaca dengan 400 kali

ataupun 2000 kali serta dianiatkan untuk orang sakit, sehingga atas izin Allah,

penyakit apa pun dapat pulih. Menurut pendapat KH Muhammad bin Abdullah Faqih

sholawat tibbil qulub ini ampuh dalam memlihara kesehatan tubuh serta menjadi

pencegah semua penyakit dzahir maupun bathin.

Kesimpulan manfaat sholawat tibbil qulub yaitu sholawat ini dapat

menyembuhkan segala penyakit batin dan dhohir, untuk meminta kesembukan orang

lain bisa membacakan sholawat tibbil qulub untuk mendapatkan kesembuhan untuk

orang yang sakit, selain itu membaca sholawat juga akan mendapat pahala.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian fokus kebutuhan Psikososial pada pasien Pengkajian adalah langkah awal

dari pengambilan data dalam asuhan keperawatan. Pengkajian suatu rentetan

pemikiran dan pelaksanaan kegiatan yang ditujukan untuk pengumpulan informasi

atau data dari proses keperawatan, analisa data dan diagnose keperawatan denngan

tujuan mengumplkan, mengorganisasikan dan catat data-data yang menjelaskan respon

tubuh manusia yang diakibatkan oleh masalah kesehatan (Zaidin Ali, 2009).
40

a. Identitas Klien

1) Nama/Inisial: Sebagaimana dalam etik keperawatan menjaga kerahasiaan pasien

adalah sebuah kewajiban.

2) Umur: salah satu faktor penyebab dari suatu perjalanan penyakit adalah dari usia.

3) Jenis Kelamin: Jenis kelamin menunjukkan angka kejadian dalam penelitian.

4) Pendidikan: Pendidikan seseorang mempengaruhi daya fikir, daya ingat dan

mekanisme koping dalam menerima sebuah masalah atau bentuk ancaman.

5) Pekerjaan: perlu dicatat tentang jenis pekerjaan klien serta adanya stress fisik dan

psikis.

b. Keluhan utama

Kecemasan dalam menghadapi tindakan medis dan kondisi kesehatan saat ini,

biasanya pasien akan tampak gelisah ditandai dengan hasil tanda-tanda vital yang

menurun bahkan meningkat.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Secara Psikososial, pasien bisa melaporkan perasaan sangat cemas terhadap

kondisinya saat ini terlebih lagi pasien belum pernah merasakan sakit yang seperti

ini.

d. Riwayat Penyakit dahulu

Pada bagian ini perlu dikaji apakah pasien sebelumnya pernah merasakan sakit

seperti ini, sesak dada saat beraktifitas tetapi dengan beristirahat sesaknya hilang,

sedangkan sakitnya sekarang dengan istirahat tidak juga hilang itulah yang membuat

pasien sangat cemas terhadap kondisinya saat ini.


41

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Anamnesa apakah keluarga pernah mengalami penyakit yang sama seperti pasien dan

apakah keluarga pasien ada riwayat penyakit sebelumnya seperti DM, Hipertensi, dan

yang lainnya.

f. Riwayat Psikososial

Pengkajian psikososial pasien biasanya sangat terganggu dengan penyakitnya,

pasien merasa takut dan cemas terhadap apa yang terjadi kepada dirinya dari penyebab

penyakitnya, dikarenakan sakitnya pasien takut akan beribadahdalam menjalani

kehidupannya. Pasien sebelumnya belum mengetahui tentang penyakitnya ini dan

pasien belum bisa mengendalikan rasa cemasnya. Pasien berharap semoga

penyakitnya segera sembuh dan bisa kembali lagi seperti sediakala dan pasien berdoa

dan menyerahkan kepada tuhan terhadap penyakitnya. Gejala yang biasanya timbul

pada perilaku dari kecemasan yaitu : penurunan produktivitas, gerakan yang ireleven,

gelisah, melihat sepintas, insomnia, kontak mata yang buruk, mengekspresikan

kekawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup, agitasi, mengintai dan tampak

waspada. Gejala afektif dari kecemasan yaitu : gelisah, distres, kesedihan yang

mendalam, ketakutan, perasaan tidak adekuat, berfokus pada diri sendiri, peningkatan

kewaspadaan, iritabilitas, gugup yang berlebihan, rasa nyeri yang meningkatkan,

ketidakberdayaan, peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten, bingung,

menyesal, ragu/tidak percaya diri dan khawatir.

Gejala fisiologis dari kecemasan yaitu : wajah tenang, tremor tangan, peningkatan

keringat, peningkatan ketegangan, gemetar, tremor, suara bergetar.


42

Gejala simpatik dari kecemasan yaitu : anoreksia, eksitasi kardiovaskular, diare, mulut

kering, wajah merah, jantung berdebardebar, peningkatan tekanan darah, peningkatan

denyut nadi, peningkatan reflek, peningkatan frekuensi pernapasan, pupil melebar,

kesulitan bernafas, vasokontriksi superfisial, lemah dan kedutan pada otot. Gejala

parasimpatik dari kecemasan yaitu : nyeri abdomen, penurunan tekanan darah,

penurunan denyut nadi, diare, mual, vertigo, letih, gangguan tidur, kesemutan pada

extremitas, sering berkemih, dorongan segera berkemih. Gejala kognitif dari

kecemasan yaitu : menyadari gejala fisiologis, bloking fikiran, konfusi, penurunan

lapang persepsi, kesulitan berkonsentrasi, penurunan kemampuan untuk belajar,

penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah, ketakutan terhadap konsekuensi

yang tidak spesifik, lupa, gangguan perhatian, khawatir, melamun, cenderung

menyalahkan orang lain.

g. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum klien Pada pemeriksaan keadaan umum klien biasanya didapatkan

kesadaran baik atau composmentis. TD meningkat, nadi meningkat, RR meningkat.

Pada klien penderita penyakit jantung koroner dengan maslah keperawatan ansietas

akan ditemukan: klien tampak cemas/gelisah, lemah/lesu, tidak tenang, gemetar, muka

terlihat tegang, mudah tersinggung, mudah menangis, gemetar.

2) Pemeriksaaan kepala dan muka Wajah Nampak meringis, menangis, merintih yang

merupakan respon adanya nyeri dada akibat infark miokardium. Pada klien dengan

ansietas juga ditemukan wajah terlihat pucat, tampak lemah. 3) Pemeriksaan mata Kaji

keadaan konjungtiva, seperti konjungtiva pucat karena kurangnya suplai darah

kejaringan karena kerja jantung yang menurun, mata terlihat sayu karena gangguan

padapola istirahat dan tidur.


43

4) Pemeriksaan leher Kaji adanya pembesaran kelenjar tyroid atau tidak, terjadi

pembesaran vena jugularis atau tidak.

5) Pemeriksaan thorax

a) Pemeriksaan paru

(1) Inspeksi: klien terlihat sesak, frekuensi nafas melebihi normal dan klien

mengeluhkan sesak nafas seperti tercekik. Sesak nafas terjadi akibat pengerahan

tenaga dan disebabkan oleh kenaikan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri terhadap

yang meningkatkan tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjad karena terdapat kegagalan

peningkatan curah darah oleh ventrike kiri pada saat melakukan kegiatan fisik.

Dyspnea kardiak pada infark miakardium kronik dapat timbul pada saat istirahat.

(2) Palpasi: kaji apakah focal flemitus teraba sama antara kanan dan kiri.

(3) Perkusi: resonan.

(4) Auskultasi: kaji adanya suara nafas tambahan seperti ronchi

b) Pemeriksaan jantung

(1) Inspeksi: adanya jaringan parut pada bagian dada klien.

(2) Palpasi: denyut nadi perifer melemah.

(3) Auskultasi

(4) Perkusi: batas jantung tidak mengalami pergeseran (pekak).

8) Pemeriksaan integument Kaji kelembaban integumen, kaji adanya sianosis pada

kulit, CRT biasanya lebih dari 2 detik, akral teraba dingin, kulit kering.

9) Pemeriksaan anggota gerak Kaji adanya edema pada ekstremitas atas maupun

bawah.Kaji kekuatan otot apakah terjadi kelemahan atau tidak. Pasien dengan ansietas

akan mengalami otot tegang/mengeras.


44

2. Diagnosa Keperawatan

Ansietas (SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi

1. Jakarta : PPNI) Definisi diagnosa ini adalah suatuKondisi emosi dan pengalaman

subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya

yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

Gejala dan tanda mayor dan minor untuk diagnosis keperawatan ini yaitu, subjektif

merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, dan sulit

berkonsentrasi. Tanda gejala objektif tampak selisah, tampak tegang, dan sulit tidur.

Sedangkan gejala dan tanda minor yaitu sabjektif mengeluh pusing, anoreksia,

palpitasi, dan merasa tidak berdaya. Tanda gejala objektif frekuensi napas meningkat,

frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat, diaforesis, tremor, muka tampak

pucat, suara bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih, dan berorientasi pada masa

lalu. Penyebab yang dapat menyebabkan masalah diagnosis keparawatan ini yaitu,

krisis situasional, kebutuhan tidak terpenuhi, krisis maturasional, ancaman terhadap

konsep diri, ancaman terhadap kematian, kekhawatiran mengalami kegagalan,

disfungsi system keluarga, hubungan keluarga orang tua-anak tidak memuaskan, factor

keturunanan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir), Penyalagunaan zat, terpapar

bahaya lingkungan (mis. Toksin, polutan, dan lain-lain), kurang terpapar informasi.
45

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN/KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN

(Standar Luaran Keperawatan (Standar Intervensi

Indonesia/SLKI) Keperawatan Indonesia/SIKI)

Ansietas Definisi: Setelah dilakukan tindakan SIKI : Reduksi Ansietas

Konsisi emosi dan pengalaman keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi 1. Indentifikasi saat

subyektif individu terhadap objek diharapkan tingkat kecemasan tingkat ansietas berubah (mis.

yang tidak jelas dan spesifik akibat menurun dengan: SLKI : Kondisi, waktu, stresor)

antisipasi bahaya yang Tingkat Ansietas Dipertahankan ke 2. Identifikasi kemampuan

memungkinkan individu level ....... mengambil keputusan

melakukan tindakan untuk Ditingkatkan ke level ......... 3. Monitor tanda-tanda ansietas

menghadapi ancaman. 1 = Meningkat (verbal dan non verbal)

Penyebab: 2 = Cukup Meningkat Terapeutik

1. Krisis situasional 3 = Sedang 4. Ciptakan suasana terapeutik

2. Kebutuhan tidak terpenuhi 4 = Cukup Menurun untuk menumbuhkan

3. Krisis maturasional 5 = Menurun kepercayaan

4. Ancaman terhadap konsep diri engah kriteria hasil: 5. Temani pasien untuk

5. Ancaman terhadap kematian 6. Tingkat ansietas (1/2/3/4/5) mengurangi kecemasan, jika

Kekhawatiran mengalami 1. Verbalisasi kebingungan memungkinkan

kegagalan (1/2/3/4/5) 6. Pahami situasi yang membuat

7. Disfungsi system keluarga 2. Verbalisasi khawatir akibat ansietas dengarkan dengan

8. Hubungan keluarga orang tua dan kondisi yang dihadapi (1/2/3/4/5) penuh perhatian

anak tidak memuaskan 3. Perilaku gelisah (1/2/3/4/5)

4. Perilaku tegang (1/2/3/4/5)


46

5. Keluhan pusing (1/2/3/4/5)

9. Factor keturunanan (temperamen 6. Frekuensi pernapasan (1/2/3/4/5) 7. Gunakan pendekatan yang

mudah teragitasi sejak lahir) 7. Frekuensi nadi (1/2/3/4/5) tenang dan meyakinkan

10. Penyalagunaan zat 8. Tekanan darah (1/2/3/4/5) 8. Tempatkan barang pribadi

11. Terpapar bahaya lingkungan 9. Tremor (1/2/3/4/5) 10. Pucat yang memberikan kenyamanan

(mis. Toksin, polutan, dan lainlain) (1/2/3/4/5) 9. Motivasi mengidentifikasi

12. Kurang terpapar informasi situasi yang memicu kecemasan

10. Diskusikan perencanaan

realistik tentang pristiwa yang

akan dating Edukasi

11. Jelaskan prosedur, termasuk

sensasi yang mungkin dialami

12. Informasikan secara aktual

mengenai diagnosis,

pengobatan, dan prognosis

13. Anjurkan keluarga untuk

tetap bersama pasien, jika perlu

14. Anjurkan melakukan

kegiatan yang tidak kompetitif,

sesuai kebutuhan

15. Anjurkan mengungkapkan

perasaan dan persepsi

16. Latih kegiatan pengalihan

untuk mengurangi ketegangan

17. Latih penggunaan

mekanisme pertahankan diri

yang tepat
47

18. Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

19. Kolaborasi pemberian obat

antiansietas, jika perlu

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah

kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai

tindakan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan

diselesaikan. Implementasi mencakup melakukan, membantu atau mengarahkan

kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai

tujuan yang berpusat pada klien dan mengevaluasi kerja anggota staf dan mencatat

serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan

berkelanjutan dari klien. Implementasi meluangkan rencana asuhan ke dalam tindakan.


48

Setelah rencana di kembangkan, sesuai dengan kebutuhan dan prioritas klien,

perawat melakukan intervensi keperawatan spesifik, yang mencakup tindakan perawat

dan tindakan (Potter & Perry, 2015).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan

keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Tahap akhir yang

bertujuan untuk mencapai kemampuan klien dan tujuan dengan melihat perkembangan

klien. Evaluasi klien Pneumonia dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya pada tujuan (Potter & Perry, 2015).


49

3.
3. Evidence Based in Nursing

Tabel 2.3 Evidence Based in Nursing

Jurnal 1
Penulisan Jurnal Niafatun Nofiah, Fitri Arofiati, Yanuar Primanda
Tahun Jurnal Tahun 2019
Jurnal Penelitian Pengaruh Mendengarkan Dan Membaca Sholawat Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Post OP ORIF DI RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Metode Jenis pre eksperiment dengan one group pretest-posttest, tehnik sampling
Penelitian yang digunakan yaitu Accidental sampling

Jumlah Sampel Berjumlah 32 responden


Lama 2 x 15 menit selama 2 hari.
Pelaksanaan
Hasil Penelitian Hasil dalam penelitian di dapatkan adanya penurunan tingkat kecemasan
setelah diberikan intervensi secara signifikan, dan analisis di gunakan yaitu
Uji Wilcoxon dan mendapatkan hasil p value 0.000 (p<0.05),

Jurnal 2
Penulisan Jurnal Atik martani kholilah
Tahun Jurnal Tahun 2017
Jurnal Penelitian Pengaruh membaca sholawat wahidiyah terhadap kecemasan pada
pengguna narkoba
Metode Menggunakan scala kecemasan Hamilton kemudian dianalisis
Penelitian menggunakan wilcoxon
Jumlah Sampel Berjumlah 20 responden
Lama 3 x 15 menit selama 3 hari
Pelaksanaan
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian menunjukkan nilai P= 0,000 < 0,05 menunjukkan
adanya pengaruh tmembaca sholawat terhadap kecemasan para pengguna
narkoba

Jurnal 3
Penulisan Jurnal Resilawati rinjani
Tahun Jurnal Tahun 2021
Jurnal Penelitian Dhikr as psychotherapy overcome academic stress of muslim youth
Metode Purposive sampling metode
Penelitian
Jumlah Sampel Berjumlah 26 responden
Lama 2 x 15 menit dalam 2 hari
Pelaksanaan
Hasil Penelitian Adanya penurunan stress pada mahasiswa tahun pertama dengan terapi
dzikir
50
Jurnal 4

Penulisan Jurnal Tria Widyastuti, Moh. Abdul Hakim, Salmah Lilik


Tahun Jurnal Tahun 2021
Jurnal Penelitian terapi Zikir sebagai Intervensi untuk Menurunkan Kecemasan pada Lansia
Metode randomized pretest posttest control group design
Penelitian
Jumlah Sampel Berjumlah 37 responden
Lama 2 x 15 menit dalam 2 hari
Pelaksanaan
Hasil Penelitian 4 subjek kelompok eksperimen mengalami penurunan kecemasan setelah
mendapatkan terapi zikir.

Jurnal 5

Penulisan Jurnal Ika,Norman


Tahun Jurnal 2019
Jurnal Penelitian The Influence of an Exercise focusing on 5 Finger towards Anxiety Level
Metode Purposive sampling metode
Penelitian
Jumlah Sampel 30 responden
Lama 2 x 10 menit selama 2 hari
Pelaksanaan
Hasil Penelitian 20 subjek mengalami penurunan tingkat ansietas

Jurnal 6

Penulisan Jurnal Wulandari, Alfia, Menik


Tahun Jurnal 2019
Jurnal Penelitian The Effect of Guided Imagery to Level of Anxiety of Trimester III Pregnant
Woman in The Working Area Mijen Health Center
Metode Quasi Experiment Pretest-Posttest with out control Group
Penelitian
Jumlah Sampel 30 Responden
Lama 20 hari
Pelaksanaan
Hasil Penelitian Tingkat kecemasan pada ibu hamil menurun sebanyak 23 responden
setelah dilakukan pemberian Guided imagery
51

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang mengambarkan

pengelolahan kasus dalam mengaplikasikan evedence based nursing practice dengan

menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan. Desain yang dipakai dalam

penelitian adalah studi kasus yang mengeksplorasi masalah penerapan

PemberianTerapi sholawat tibbil qulub pada pasien pre operasi dengan masalah

keperawatan ansietas di RSI A.Yani Surabaya.

B. Lokasi dan Waktu

1) Lokasi Penelitian

Studi kasus dilakukan di Ruang Makkah RSI A.Yani Surabaya

Beberapa pertimbangan antara lain :

a. Terdapat pasien yang mengalami ansietas di Ruang Makkah RSI A.YaniSurabaya.

b. Penerapan intervensi Pemberian terapi sholawat tibbil qulub pada pasien pre

operasi dengan Masalah Keperawatan Ansietas di ruang Makkah RSI.A.Yani

Surabaya.

2) Waktu Penelitian

Lama analisis asuhan keperawatan pada pasien adalah 1 hari, yaitu pada tanggal

8 oktober 2022.

C. Subjek Penelitian

Analisis asuhan keperawatan ini dilakukan pada pasien yang mengalami

ansietas dengan usia 43 tahun di Ruang Makkah Rumah Sakit Islam A.yani

Surabaya.
52

D. Pengumpulan Data

Pengelolahan data yang dilakukan dengan cara mengemukkan fakta, membandingkan

dengan teori yang ada dan dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis

yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang

diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk

menjawab rumusan masalah penelitian. Berikut tahap-tahap pengumpulan data :

Tahap persiapan pengumpulan data Pada tahap awal penelitian, peneliti mencari

referensi terkait penerapan pemberian madu pada pasien diare. Melakukan pengkajian,

penegakan diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan yang ditulis

dalam bentuk laporan asuhan keperawatan.

1. Tahap pengumpulan data

2. Meminta surat Izin dari ke kampus untuk diserahkan ke tempat penelitian,

lalu setelah mendapat izin dari kepala ruangan, peneliti menemui klien

dengan tahapan seperti berikut :

a) Peneliti mendatangi klien dengan penderita ansietas di Ruang Makkah RSI

A.Yani Surabaya.

b) Peneliti kemudian memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian

dan menjelaskan tentang terapi non farmakologi seperti penerapan terapi

sholawat tibbil qulub untuk mengatasi ansietas jika dilakukan rutin selama 3

sesi dalam 1 hari.

c) Peneliti meminta persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Jika klien

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika

klien tidak bersedia, maka penelitian harus menghormati keputusan

tersebut.
53

d) Peneliti menjelaskan cara melakukan penerapan terapi shlawat tibbil qulub 3

kali dalam 1 hari

e) Setelah diberikan penerapan terapi sholawat pasien diperiksa kembali apakah

ansietas sudah menurun

f) Setelah dilakukan intervensi, penulis menilai dan mengamati segala respon

klien yang muncul

g) Peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi klien dalam penelitian

dan memberikan souvenir sebagai tanda terimakasih.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian hasil sesuai penelitian yang diteliti dan diobservasi

dengan melalui penekanan masalah etika yang meliputi :

1)Informed Consent (Lembar Persetujuan) Respoden ditetapkan setelah terlebih

dahulu mendapatkan penjelasan tentang kegiatan penelitian, tujuanpenelitian, serta

setelah responden menyatakan setuju dijadikan responden secara tertulis melalui

informed consent. Calon responden yang tidak menyetujui untuk dijadikan

responden tidak akan dipaksa.

2) Anonymity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, penelitian tidak mencantumkan nama

subjek pada lembar persetujuan.

3) Confidentiality (Kerahasiaan)

Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian akan dirahasiakan identitas

spesifiknya (nama, gambar atau foto, ciri-ciri fisik) dan hanyainformasi tertentu saja.
54
BAB 4

GAMBARAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Data di peroleh dari wawancara dan observasi yang di lakukan pada bulan oktober

2022 saat di lakukan pengkajian didapatkan data bahwa Ny.N berusia usia 43 tahun

merupakan salah satu pasien yang dirawat diruang Makkah RSI A.Yani Surabaya.

Status Ny.N dengan suami dalam pernikahan yang memasuki usia 19 tahun, agama

Ny. N islam, Suku jawa dan Pendidikan terakhir S1.

2. Keluhan dan gejala utama

a. Keluhan

Ny.N mengatakan sangat cemas dengan keadaannya saat ini, sangat merasa gugup

dan takut akan menjalani operasi. Berdasarkan pengkajian pasien tampak murung,

pucat, tremor, pada tanda-tanda vital didapatkan TD: 140/60 Mmhg, Nadi: 78

kali/mnt dan RR 24 kali/mnt. Skala ansietas 4 sedang dengan keluhan lemas dan

dada yang berdebar-debar.

b. Gejala Utama

Ny.N mengatakan merasa sangat gugup, cemas dan takut akan keadaannya saat ini

terutama terhadap prosedur operasi yang akan dilakukan mengingat trauma masa lalu

tentang penyakitnya dahulu yang juga pernah mendapatkan tindakan operasi.

3. Riwayat penyakit sekarang, riwayat keluarga dan psikososial

a. Riwayat penyakit sekarang

Ny. N mengatakan merasa gugup, cemas dan takut akan tindakan operasi dan

keadaannya sekarang. Pasien merasa sangat khawatir dengan kelangsungan hidupnya

saat ini karena mengingat keluarga dan anak-anaknya.


55

b. Riwayat Keluarga Riwayat

Kesehatan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama seperti klien,

tetapi dalam keluarga ada memiliki riwayat penyakit hipertensi dan dan tidak ada

memiliki riwayat penyakit lain.

4. Psikososial

Didapatkan bahwa klien memiliki hubungan dan komunikasi yang baik dengan

pasien lain, klien juga masih berkomunikasi baik dengan tenaga medis dan

keluarganya

a. Pemeriksaan Fisik

1) B1 (breating)

Inspeksi Bentuk dada simetris tidak ada suara nafas tambahan, suara jantung normal

tidak ada otot bantu nafas RR 24x/menit

2) B2 (blood)

Ny.N tidak terdapat nyeri dada, TD 140/60 mmHg Suhu 36,2C, RR 24x/menit, Nadi

110x/menit, CRT < 2 detik. Skelera pupil, kojungtiva merah muda, pupil isokor,tidak

ada riwayat katarak.

3) B3 (brain)

Kesadaran composmentis, GCS 456 Tidak ada pembesaran kelenjar iroid, JVP

normal indra pendengaran normal, penciuman dan pengecapan normal.

4) B4 (bladder)

Dalam satu hari buang air kecil sebanyak 5-6 kali perhari bau khas urin warna kuning.

5) B5 (bowel)

Abdomen tidak ada benjolan, tidak terdapat lesi, terdapat luka bekas operasi, ada

nyeri tekan pada abdomen kiri, suara tympani serta prstaltik normal

6) B6 (bone)

Kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak ada kelemahan otot, tidak ada edema,

tidak ada alat bantu.


56
b. Pengkajian Fungsional

1) Hasil pengkajian tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks

Barthel) bahwa Ny.N memiliki total nilai 120 yang termasuk dalam kategori

ketergantungan mandiri

2) Hasil pengkajian tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan SPMSQ

(Short Portable Mental Status Questionnaire) bahwa dari 10 pertanyaan yang

diajukan Ny.N tidak tepat menjawab 2 pertanyaan yang berarti fungsi intelektual

utuh.

3) Hasil pengkajian identifikasi aspek kognitif dengan menggunakan MMSE (Mini

Mental state Examination) bahwa Ny.N terdapat tidak ada gangguan kognitif dengan

nilai total 30.

4) Hasil pengkajian IDB (Inventaris Depresi Beck) bahwa didapatkan hasil

interprestasi 3 yaitu tidak depresi atau minimal.

5) Hasil pengkajian status fungsional (Indeks KATZ) Ny.N memiliki dalam kategori

skor A yaitu kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan utama yang muncul pada Ny. N adalah Ansietas

berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan pasien tampak gelisah, gugup,

tremor TD: 140/60 Mmhg, N:110 kali/mnt, RR; 24 kali/mnt.

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi dilakukan selama 3x24 jam. Penulis berencana mengatasi masalah

gangguan Ansietas dengan tujuan yang diharapkan yaitu tingkat ansietas

dipertahankan pada level 4 dan di tingkatkan pada level 5 dengan 1 (meningkat), 2

(cukup meningkat), 3 (sedang), 4 (cukup menurun), 5 (menurun), dengan kriteria

hasil Verbalisasi kebingungan (4), Verbalisasi kekhawatiran akibat kondisi yang

dihadapi
57

(4), Prilaku gelisa (4), Tekanan darah (4), Diaphoresis (4),Tremor (4), Pucat (4).

Tindakan yang akan dilakukan yaitu Indentifikasi saat tingkat ansietas berubah

(mis. Kondisi, waktu, stresor), Identifikasi kemampuan mengambil keputusan,

Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal) Terapeuti, Ciptakan suasana

terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan, Temani pasien untuk mengurangi

kecemasan, jika memungkinkan, Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan

dengan penuh perhatian, Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan,

Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan, Motivasi

mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan, Diskusikan perencanaan realistik

tentang pristiwa yang akan dating Edukasi, Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang

mungkin dialami, . Informasikan secara aktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan

prognosis, Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu, Anjurkan

melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan, Anjurkan

mengungkapkan perasaan dan persepsi, Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi

ketegangan, Latih penggunaan mekanisme pertahankan diri yang tepat, Latih teknik

relaksasi kolaborasi yakni terapi sholawat Tibbil Qulub selama pasien mampu dan

mengingat dalam kegiatan sehari-hari.

D. Implementasi Keperawatan

Pemberian terapi nonfarmakologis berupa terapi sholawat Tibbil Qulub pada

Ny.N ini dilakukan selama 3 kali secara rutin dalam 1 minggu dengan waktu 15-25

menit yang bertujuan untuk mengurangi tingkat ansietas.

Pada implementasi pertama pada tanggal 10-10-2022 setelah dilakukan implementasi

mengajarkan teknnik terapi sholawat Tibbil Qulub sebagai relaksasi non

farmakologis
58
Pasien mengatakan masih merasa cemas terhadap kondisinya, Pasien juga

mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, data objektif didapatikan

pasien tampak lemah Pasien tampak gelisah, tegang dan tremor, dengan tanda-tanda

vital RR : 24 x/m TD : 140/60 mmHg, Hamilton Anxiety Ratinng Scale (HARS) :

20, Tingkat Ansietas berada pada level Sedang. Namun pasien juga terus membaca

sholawat Tibbil Qulub yang diajarkan sembari sesekali mengatur nafas.

Pada implementasi kedua perawat menanyakan keluhan apa yang dirasakan oleh

Ny. N, kemudian dilakukan implementasi pada pukul 09.00 WIB dan sebelum

melakukannya terlebih dahulu memonitor tekanan darah terlebih dahulu dan

didapatkan hasil yaitu TD : 130/80 mmHg, N : 102x/menit, S : 36,2 ˚C, RR :

20x/menit, kemudian mengidentifikasi ansietas yang dirasakan didapatkan hasil

Pasien mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, pasien masih tampak

lemah dan tremor, namun pasien mengatakan cemasnya telah berkurang, tidak

tampak pucat serta tampak tenang. Hamilton Anxiety Ratinng Scale (HARS) : 17,

tingkat Ansietas berada pada level sedang.

Pada implementasi ketiga perawat menanyakan keluhan apa yang dirasakan

oleh Ny. N, kemudian dilakukan implementasi pada pukul 14.00 WIB dan sebelum

melakukannya terlebih dahulu memonitor tekanan darah terlebih dahulu dan

didapatkan hasil yaitu TD : 130/60 mmHg, N : 100x/menit, S : 36,2 ˚C, RR :

20x/menit. Pasien mengatakan sudah tidak lagi gelisah, pasien tampak tenang tidak

tremor Hamilton Anxiety Ratinng Scale (HARS) : 14 tingkat Ansietas berada pada

level cukup menurun.


59

E. Evaluasi Keperawatan

Pertemuan pertama didapatkan hasil bahwa pasien mengatakan masih merasa

cemas terhadap kondisinya, Pasien juga mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti

biasanya, data objektif didapatikan pasien tampak lemah Pasien tampak gelisah,

tegang dan tremor. Hasil pemeriksaan merujuk pada Hamilton Anxiety Ratinng Scale

(HARS) : 20, dan didapatkan hasil tingkat Ansietas berada pada level Sedang.

Pada pertemuan kedua Pasien mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti

biasanya, pasien masih tampak lemah dan tremor, namun pasien mengatakan

cemasnya telah berkurang, tidak tampak pucat serta tampak tenang. Hasil

pemeriksaan merujuk pada Hamilton Anxiety Ratinng Scale (HARS) : 17,

didapatkan hasil tingkat Ansietas berada pada level sedang.

Pada pertemuan ke tiga pasien mengatakan sudah tidak lagi gelisah, pasien

tampak tenang tidak tremor dan diperoleh hasil Hamilton Anxiety Ratinng Scale

(HARS) : 14 tingkat Ansietas berada pada level cukup menurun.


60
BAB 5

PEMBAHASA

A. Analisis Masalah Keperawatan Ansietas

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 oktober 2023 pada Keluarga Ny. N dan

Ny.N sendiri yang yang sedang dirawat di RS. A.yani surabaya di ruang Makkah.

Ny.N sendiri merupakan pasien dengan Diagnosa medis Hydronefrosis Pra Operasi.

Saat dilakukan pengkajian pasien awal mula masuk ke RS karena mengalami nyeri tak

tertahankan dibagian piggang kiri tembus ke perut sehingga dilarikan di UGD, saat

dilakukan pengkajian pasien sudah menjalani perawatan pra op sehingga menurut

prngakuan pasien, nyerinya lumayan berkurang namun masih sangat nyeri.

Pada pengkajian awal keluarga Ny.N mengatakan bahwa Ny.N sangat cemas

dengan keadaannya saat ini, sangat merasa gugup dan takut akan menjalani operasi

mengingat riwayat kesehatan pasien dahulu yang pernah mengalami batu empedu

sehingga diharuskan juga untuk operasi membuat Ny.N seakan trauma dengan

keadaannya waktu itu. Saat dilakukan pengkajian juga terlihat pasien yang lebih sering

diam, tampak pucat, tidak dapat tidur dengan pulas sehingga didapati tekanan darah

yang meningkat, akral teraba dingin.

Pasien khawatir proses penyembuhan penyakitnya lama, tidak bisa mengikuti

kegiatan di masyarakat lagi, perubahan yang dirasakan sekarang pasien hanya bisa

berbaring lemah di tempat tidur. Keluhan pemenuhan kebutuhan psikologi terganggu

karena perubahan pada tubuh pasien. Hal ini terjadi karena setiap tandadan gejala yang

ditimbulkan pasien berbeda, bergantung pada kondisi klinis pasien. Sesuai teori yang

yang dikemukan oleh Herdman, T. Heather dan Shigemi Kamitsuru (2018) yang

menyatakan bahwa ada beberapa penyebab yang dapat menyebabkan ansietas antara
61

lain konflik tentang tujuan hidup, hubungan interpersonal, penularan interpersonal,

stressor, penyalah gunaan zat, ancaman kematiam, ancaman pada status terkini,

kebutuhan yang tidak dipenuhi.Keluhan pemenuhan kebutuhan psikologi terganggu

karena perubahan pada tubuh pasien.

2. Diagnosa

Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien ditemukan adanya peningkatan

perasaan negatif terhadap tubuh pada pasien yang ditandai dengan verbalisasi

kekhawatiran akibat kondisi yang dihadapi, prilaku gelisah, sehingga peneliti

mengangkat diagnosa kasus ansietas dengan beberapa kriteria yang diisyaratkan pada

diagnosa tersebut. Peneliti memperioritaskan diagnosa Ansietas karena kebutuhan

dasar manusia yang harus segera dipenuhi, dimana keadaan psikologis individu yang

terganggu. Masalah Ansietas ini jika tidak ditangani secara cepat maka bisa

menimbulkan masalah yang lebih berat seperti pasien akan mengalami depresi yang

akan menghambat proses penyembuhan pada pasien. Berdasarkan analisa data hasil

pengkajian pada Ny. N didapatkan diagnosa utama yang menjadi fokus data yakni

Ansietas sesuai dengan pengambilan judul. Diluar Diagnosa utama medis karena

keluhan pasien atas penyakitnya tidak menjadi bahan kajian dalam penelitian.

3. Intervensi Keperawatan

Berdasarkan tahap perencanaan penulis mengacu pada perencanaan yang

terdapat dilandasan teoritis dimana perencanaan dibagi menjadi 3 tahap yaitu

menentukan prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil dan

merencanakan tindakan keperawatan. Dalam pembuatan rencana penulis bekerja sama

dengan keluarga klien dan perawat ruangan sehingga ada kesempatan dalam

memecahkan masalah yang dialami klien sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi

sesuai teori perencanaan keperawatan dituliskan dengan rencana dan kriteria hasil
62

berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar Luaran

Keperawatan Indonesia (SLKI) prinsip secara umum rencana keperawatan yang

penulis lakukan pada Ny.N penulis melakukan rencana tindakan keperawatan selama

3x24 jam. Penulis berencana mengatasi masalah gangguan Ansietas dengan tujuan

yang diharapkan yaitu tingkat ansietas dipertahankan pada level 4 dan di tingkatkan

pada level 5 dengan 1 (meningkat), 2 (cukup meningkat), 3 (sedang), 4 (cukup

menurun), 5 (menurun), dengan kriteria hasil Verbalisasi kebingungan (4), Verbalisasi

kekhawatiran akibat kondisi yang dihadapi (4), Prilaku gelisa (4), Prilaku tegang (4),

Keluhan pusing (4), Anoreksia (4), paipitasi (4), Frekuensi pernapasan (4), Frekuensi

nada (4), Tekanan

darah (4), Diaphoresis (4), Tremor (4), Pucat (4). Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia(SIKI) yang digunakan adalah reduksi ansietas dengan aktivitas keperawatan

yang dilakukan yaitu indentifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu,

stresor), identifikasi kemampuan mengambil keputusan, Monitor tanda-tanda ansietas

(verbal dan non verbal), ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan

kepercayaan, temani pasien untuk mengurangi kecemasan, pahami situasi yang

membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian, gunakan pendekatan yang

tenang dan meyakinkan, tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan,

motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan, diskusikan perencanaan

realistik tentang pristiwa yang akan datang, jelaskan prosedur termasuk sensasi yang

mungkin dialami, informasikan secara aktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan

prognosis, anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, anjurkan melakukan

kegiatan yang tidak kompetitif, anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi, latih

kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan, latih penggunaan mekanisme

pertahankan diri yang tepat, latih teknik relaksasi, kolaborasi pemberian obat

antiansietas, selain itu penulis menambahkan implementasi sesuai dengan judul dan

pokok pembahasan dalam penelitian yakni menerapkan terapi sholawat Tibbil Qulub
63
dalam usaha mengatasi ansietas pada klien.
64

4. Implementasi Keperawatan

Berdasarkan tahap implementasi keperawatan, upaya untuk merealisasikan

rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan yaitu membina hubungan saling

percaya adalah hal yang sangat penting dalam tahap pelaksanaan ini, sehingga upaya

pelaksanaan atau tindakan yang dilaksanakan dapat diterima sebagai upaya untuk

memecahkan masalah. Implementasi yang dilakukan penulis berlangsung selama 3

hari pada Ny.N yang dimulai tanggal 10-13 oktober 2022 Pada studi kasus ini penulis

melakukan implementasi dan mengevaluasi keadaan klien setiap hari. Pada diagnosa

ansietas berhubungan dengan krisis siutuasional, implementasi yang dilakukan sesuai

dengan rencana keperawatan yaitu mengkaji keadaan umum pasien, indentifikasi

tingkat ansietas, mengukur tanda-tanda vital pasien, mengkaji tanda-tanda ansietas,

manganjurkan pasien membicarakan penyebab ansietas , mengidentifikasi situasi yang

memicu kecemasan, mendiskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan

datang, menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami,

menginformasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis,

meganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, menganjurkan mengungkapkan

perasaan dan persepsi, mengajarkan pasien terapi sholawat Tibbil Qulub.

Ajaran agama Islam dan ayat suci Al Qur’an memegang peranan penting

dalam membantu umat Islam untuk mengatasi semua masalah kehidupan, dan

membantu mereka dalam pencegahan dan pengobatan penyakit mental seperti depresi.

Mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an dapat menciptakan efek positif pada pikiran dan

hati umat Islam, sehingga menjadikan kondisi fisik yang rileks, tenang dan damai.

Saat mendengarkan murottal, maka dapat menstimulasi gelombang delta yang dapat

membuat pendengar merasakan ketenangan dan kenyamanan.


65

Lebih lanjut, mendegarkan murottal akan menurunkan horomon terkait stress

dan sekaligus mengaktifasi endorphin alamiah sehingga kondisi tersebut menjadikan

seseorang merasakan lebih tenang, mengurangi perasaan takut, cemas dan ketegangan,

serta meningkatkan biokimawi tubuh dengan jalan menurunkan tekanan darah, 87

frekuensi pernafasan, detak jantung, nadi dan aktifitas gelombang otak (Harisa,

Wulandari, Ningrat, dan Yodang, 2020)

Kelebihan latihan tehnik relaksasi dari pada latihan yang lain adalah latihan

relaksasi lebih mudah dilakukan bahkan dalam kondisi apapun serta tidak memiliki

efek samping apapun. Disamping itu kelebihan dari tehnik relaksasi lebih mudah

dilaksanakan oleh pasien, dapat menekan biaya pengobatan, dan dapat digunakan

untuk mencegah terjadinya stress (Nugroho, 2012)

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang mengadakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan

pelaksanaannya sudah berhasil dicapai berdasarkan tujuan yang telah dibuat dalam

perencanaan keperawatan (Potter,2010). Evaluasi yang digunakan berbentuk

S(subyektif), O(obyektif), A(analisa), P(perencanaan terhadap analisis). Evaluasi

dilakukan setiap hari pada kedua kasus yaitu menggunakan evaluasi SOAP pada awal

jam dinas dan terakhir di evaluasi kembali setelah diberika intervensi pada jam akhir

dinas. Evaluasi keperawatan pada pasien dengan ansietas berhubungan dengan krisis

situasional menunjukkan perbaikan dan peningkatan kesehatan pasien. Pada hari

pertama Ny. N setelah diberikan intervensi keperawatan dengan SIKI : reduksi

ansietas belum signifikan dapat diamati, tingkat ansietas berada di level 3. Pada hari ke

dua perbaikan sudah dapat diamati, namun belum sepenuhnya teratasi, tingkat ansietas

masih berada di level 3.


66

Pada hari ke tiga citra tubuh meningkat dan dipertahankan pada level 4

ditunjukan dengan tingkat ansietas berada pada pasien sedang verbalisasi kekwatiran

akibat kondisi yang dihadapi, prilaku gelisah.


67
BAB 6

PENUTU

A. Kesimpulan

Dari data yang ada, terlihat periode prevelensi ansietas pada pasien menurut

provinsi mengalami kenaikan yang signifikan dibanding tahun 2013. Dari hasil

pengumpulan data di ruang Makkah RSI A.Yani Surabaya dari total keseluruhan

pasien didapatkan 4 orang mengalami ansietas.

a. Diagnosa prioritas yang muncul pada pasien adalah ansietas

b. Intervensi yang diberikan pada karya ilmiah akhir ini sesuai dengan SIKI (standar

intervensi keperawatan indonesia) yaitu dengan bimbingan antisipatif sesuai dengan

evidence based nursing yaitu penerapan terapi Sholawat Tibbil Qulub

c. Implementasi yang dilakukan kepada pasien dengan menerapkan terapi sholawat

Tibbil Qulub untuk mengatasi ansietas pada pasien di RSI A.Yani Surabaya

d. Evaluasi penerapan terapi sholawat mengacu pada Stadar kreteria evaluasi

intervensi unggulan pada penelitian terapi sholawat sebelumnya

e. Pada penelitian sebelumnya menyatakan penerapan terapi sholawat dapat

menurunkan tingkat ansietas pada pasien

B. Saran

1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Berdasrkan hasil penelitian bahwa intervensi penerapan terapi sholawat Tibbil

Qulub dalam penanganan ansietas pada pasien dapat meningkatkan status ketenangan

pasien khususnya dalam pencegahan ansietas, selanjutnya praktik pelaksanaan

tersebut dapat dipertimbangkan untuk lebih fokus pada kemampuan perawat dalam

membangun engagement dengan pasien sehingga perwatan dapat lebih

mengeksplorasi mengenai sumber daya yang ada pada pasien dan keluarga pasien

dalam mengatasi masalah ansietas baik dirumah maupun saat perawatan


68
69

2. Bagi Pelayanan Asuhan Keperawatan

Bagi pelayanan diharapkan lebih banyak melakukan analisa kebutuhan pasien

dalam menghadapi ansietas di fasilitas kesehatan. Selain pengembangan metode

relaksasi dalam menangani ansietas juga perlu adanya pengembangan inovasi baru

berupa kombinasi intervensi metode lain seperti edukasi sebaya (peer group)

penggabungan intervensi diharapkan dapat mengoptimalkan pelayanan.


70

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muttaqin., 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskular dan hematologi. Salemba Medika, Jakarta.
Black, M. J. & Hawks, H .J., 2009. Medical surgical nursing : clinical management for
continuity of care, 8th ed. Philadephia : W.B. Saunders Company.
Bulechek, Gloria, M., et al. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi
Bahasa Indonesia. 6 th edition. Elsevier Singapore Pte Ltd.
Febtrina Rizka, Malfasari Eka. 2018. Efek Terapi Relaksasi Nafas Dalam Dan Hipnosis
5 Jari Terhadap Penurunan Ansietas Pasien Heart Failure. Jurnal
Iptek Terapan . Research Of Applied Science And Education V12.I4 (250-260).
Herdman, T. Hearher. 2018. NANDA-1 Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi
2018-2019. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC.
Hidayati Eni, Riwayati. 2015. Efektifitas Terapi Thought Stopping Terhadap Ansietas
Klien Dengan Hiv / Aids Di Wilayah Kota Semarang. The 2 ndUniversity
Research Coloquium ISSN 2407-9189.
Lailia Nur Rachma. 2014. Patomekanisme Penyakit Gagal Jantung Kongestif.
Patomekanisme Penyakit(81-90) El-Hayah Vol. 4, No.2
Majid, Abdul. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sitem
Kardio vaskular. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
McMurray JJV, Adamopoulos S, Anker SD, Auricchio A, Bohm M, Dickstein K, et al,
(2012). ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic
heart failure: The task force for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure 2012 of the European Society of Cardiology.
European Heart Journal. 33. pp: 1787-847. Nurhidayat, Saiful. 2011. Asuhan
Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Kardiovasculer. Ponorogo : Umpo Press.
Potter, P A & Perry, A G. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses,
dan Praktik Edisi 4. Jakarta. EGC:Volume 2.94
Saswati Nofrida. Riski Ponaria Citra, Sutinah. 2018. Efektivitas Terapi Hipnosis Lima
Jari Terhadap Ansietas Klien Hipertensi Di Puskesmas Rawasari Jambi Tahun
2018. Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No. 2. Hal 175-179.
Sherwood L. 2012. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzane C. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth : Edisi
8. Alih Bahasa Agung Waluyo. (et al) ; editor edisi bahasa Indonesia Monica
Ester. (et al). Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth, Alih bahasa oleh Agung Waluyo, Jakarta. EGC.
Ed.8, Vol. 1,2
Suhartono, T. (2011). Dampak home based exercise training terhadap kapasitas
fungsional dan kualitas hidup pasien gagal jantung di RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Sylvia Anderson Price dan Lorraine M Wilson. 2006. Patofisiologi. 6 ed. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Widyastuti Tria, Hakim Moh. Abdul, Lilik Salmah. 2019. Terapi Zikir Sebagai
Intervensi Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Lansia. Gadjah Mada Journal
Of Professional Psychology. Volume 5, No. 2: 147-157.
71

Lampiran 1
Surat pengajuan judul
72
Lampiran 2
Information Of Consent
PENJELASAN PENELITIAN UNTUK DISETUJUI

(Information for Consent)

Nama Peneliti :Oktania Guntari Puri Rahayu

Alamat : Kmp.Pakerengan Tlangoh Bangkalan

Judul Penelitian : Analisa asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan
penerapan terapi sholawat Tibbil Qulub untuk mengatasi ansietas di RSI A.Yani
Surabaya
A. Tujuan Penelitian Dan Penggunaan Hasilnya:

1. Memberikan gambaran asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan


penerapan terapi sholawat Tibbil Qulub untuk mengatasi ansietas di RSI A.Yani
Surabaya

2. Menganalisis asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan penerapan


terapi sholawat Tibbil Qulub untuk mengatasi ansietas di RSI A.Yani Surabaya
A. Manfaat Bagi Peserta Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi dan pengetahuan serta pemberian


terapi non farmakologis untuk mengatasi masalah ansietas
B. Metode Dan Prosedur Penelitian

1. Penelitian ini menggunakan metode kasus dengan pendekatan metode kasus.

Studi kasus ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan pada pasien pre
operasi dengan penerapan terapi sholawat Tibbil Qulub untuk mengatasi ansietas
di RSI A.Yani Surabaya Prosedur Penelitian yaitu :

a. Penulis menjelaskan tujuan serta manfaat penelitian kepada klien


b. Klien yang bersedia mengikuti penelitian ini diminta untuk menandatangani
lembar persetujuan (Informed Consent)
c. Klien diberikan asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan
penerapan terapi sholawat Tibbil Qulub untuk mengatasi ansietas di RSI
A.Yani Surabaya
73

d. Resiko Yang Mungkin Timbul

Resiko yang mungkin timbul yaitu klien merasa tidak nyaman, namun penulis
berusaha untuk membuat klien nyaman

e. Efek Samping Penelitian

Analisis ini tidak menimbulkan efek samping negatif pada klien, melainkan
sebaliknya dapat mengatasi masalah ansietas yang dialami oleh klien
f. Jaminan Kerahasiaan

Penulis menjamin kerahasiaan data yang diperoleh karena semua informasi


data klien dicatat dan digunakan untuk tujuan ilmu kesehatan, selain
itupenulis tidak mempublikasikan data kepada siapapun
g. Hak Untuk Menolak Menjadi Subyek Penelitian

Klien dapat menolak menjadi subjek analisis jika tidak berkehendak. Tidak
ada paksaan, dan sudah menjadi hak setiap responden untuk menolak menjadi
responden dalam analisis ini
h. Partisipasi Berdasarkan Kesukarelaan Dan Hak Untuk Mengundurkan Diri
Klien dapat memilih bebas berpartisipasi berdasarkan kesukarelaan, tidak ada
paksaan, dan apabila sudah memutuskan bersedia menjadi responden pasien
juga dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu.
i. Subyek Dapat Dikeluarkan Dari Penelitian

Klien dapat mengundurkan diri dari penelitian jika dirasa tidak ingin
mengikuti penelitian ini
j. Hal-Hal Yang Perlu Diketahui

Hal yang perlu diketahui klien yaitu penulis sangat berterimakasih atas
partisipasi untuk mengikuti penelitian ini

Surabaya, 8 Oktober 2022


Peneliti Yang Membuat Pernyataan

Oktania Guntari Puri Rahayu (........................................)


NIM. 1120022010
74
Lampiran 3
Informed Consent

PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No. Telp./HP :
Menyatakan setelah memperoleh informasi lengkap dan diberikan kesempatan untuk
menanyakan segala sesuatu yang ingin saya ketahui, saya bersedia mengikuti
penelitian yang berjudul

“Analisa asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan penerapan terapi
sholawat Tibbil Qulub untuk mengatasi ansietas di RSI A.Yani Surabaya”
Saya juga dapat menolak menjawab pertanyaan yag diberikan atau menarik diri dari
persetujuan ini suatu saat tanpa sanksi apapun.
Demikian persetujuan ini dibuat memahami sepenuhnya terhadap informasi yang telah
diberikan kepada saya tanpa adanya paksaan.

Surabaya, 8 Oktober 2022


Peneliti Yang Membuat Pernyataan

Oktania Guntari Puri Rahayu (........................................)


NIM. 1120022010
75
Lampiran 4
Laporan Asuhan Keperawatan

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Nama Mahasiswa : Oktania Guntari Puri Rahayu RS : RSI A.Yani
Surabaya
NI M : 1120022010. Ruangan : Makkah
Tanggal Pengkajian : 8 Oktober 2022. Jam : 11.00 WIB

No. RM : …………………… Tgl. MRS : 08-10-


2022…… IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.N…………
Umur : 43…
tahun Jenis Kelamin :
♂/ ♀
Suku/Bangsa : Jawa/
Indonesia… Agama :
Islam…..
Pekerjaan : Guru…………..
Pendidikan : S1………..
Alamat : Rungkut Lor
Tanggungan :
Askes/Jamsostek/Jamkesda/Sendiri Diagnosa
:Hydronefrosis

I. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


1.1 Riwayat Sebelum Sakit:
Penyakit berat yang penah diderita : Pasien mengatakan pernah menderita penyakit batu empedu
Obat-obat yang biasa dikonsumsi : Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat rutin
Kebiasaan berobat : Pasien mengatakan biasa berobat ke faskes 1
Alergi : Pasien mengatakan tidak meiliki alergi
Kebiasaan merokok/alkohol : pasien mengatakan tidak pernah
merokok
1.2 Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluhan utama : Pasien mengatakan cemas dan merasa takut akan tindakan operasi
yang dilakukan
Riwayat keluhan utama : pasien mengatakan nyeri pinggang kiri tembus ke perut pada hari mingu,
nyeri tidak tertahankan sehingga pasien dibawa ke UGD RS A.Yani
Upaya yang telah dilakukan: Pasien mencoba tenang dan mengalihkan pikiran dengan berdoa
Terapi/operasi yang pernah dilakukan: Pasien Mengatakan pernah menjalani operasi batu empedu
1.3 Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit menurun dan menular
1.4 Riwayat Kesehatan Lingkungan:
Pasien mengatakan tinggal di perumahan yang bersih dan asri
Alat bantu yang dipakai:
76

-Gigi palsu : tidak


-Kaca mata : tidak
-Pendengaran : tidak
-Lainnya (sebutkan) :
II. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
2.1 Keadaan umum :
Pasien tampak cemas, tremor, wajah tampak pucat, pasien juga sering bertanya tentang kondisinya
dan prosedur operasi yang akan dilakukan
2.2 Tanda-tanda vital, TB dan BB:
S : 35,6… 0C N :120. x/mnt TD : 140../90.. mmHgRR:22.x/mnt HR:….x/mnt
TB : 155. cm BB : 47.. kg
Suara jantung:
Tidak terdapat suara jantung tambahan

III. POLA AKTIVITAS ( Di RUMAH dan RS)


3.1 Makan:
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 3×1 1×1
Jenis menu Beragam Tertentu
Porsi 1 porsi ½ porsi
Yang disukai Tahu tempe Tahu tempe
Yang tidak disukai Ayam Ayam
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Alergi Tidak ada Tidak ada
Lain-lain
Keterangan Skor : 0 = Mandiri, 1 = Alat Bantu, 2 = Dibantu Orang Lain, 3 = Tidak mampu

IV. PEMERIKSAAN
PENUNJANG Laboratorium :
Swab PCR negatif Ph urin: 3
Urin Lengkap: Protein negatif
Glukosa urin normal Nitrit urin negatif
Billirubin negatif Leukosit 1-3/lp
Keton urin negatif Eritrosit
5-8/lp Bj Urin: 1.013
Blood urin: +2

VI. TERAPI
Santagesik 3×1
Ranitidin 2×50 mg
Ceftriaxon 2×1
Kalnex 3×500 mg
Furosemide 20mg
77

ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. N No. RM : xx


Umur : 43 Tahun Ruang :
Makkah

NO DATA (DS/DO) ETIOLOGI MASALAH


1. Data Subyektif :
klien mengatakan bahwa Ansietas
dirinya cemas dan takut
akan prosedur operasi
yang akan dilakukan
Data Obyektif :
1. Pasien tampak pucat
2. Pasien tampak tremor
3. Akral teraba
dingin kering
4. Hasil tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 140/90
mmHg
Nadi :
120x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 35,5 ºC
78

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An.R No. RM : 3151xx


Umur : 10 tahun Ruang : Melati

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan pasien


mengeluh cemas dibuktikan dengan pasien tremor, akral teraba dingin
60
60

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny.N No. RM xx
Umur : 43 tahun Ruang : Makkah
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Paraf
1. Setelah dilakukan tindakan SIKI : Reduksi Ansietas
keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi
diharapkan tingkat kecemasan menurun 1. Indentifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi,
waktu, stresor)
dengan: SLKI :
2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Tingkat Ansietas Dipertahankan ke 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal) Terapeutik
level ....... 4. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Ditingkatkan ke level ......... 5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
6. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan
1 = Meningkat
penuh perhatian
2 = Cukup Meningkat 7. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
3 = Sedang 8. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
4 = Cukup Menurun 9. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
10. Diskusikan perencanaan realistik tentang pristiwa yang akan
5 = Menurun datang Edukasi
engah kriteria hasil: 11. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
Tingkat ansietas (1/2/3/4/5) 12. Informasikan secara aktual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
1. Verbalisasi kebingungan (1/2/3/4/5) 13. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi 14. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
yang dihadapi (1/2/3/4/5) sesuai kebutuhan
15. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
16. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
61

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An.R No. RM : 3151xx


Umur : 10 Tahun Ruang : Melati
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi TTD
08/10/22 08.00 1. Memonitor Tanda-Tanda Vital S:
R/ Tekanan Darah : 140/90 mmHg, Nadi Klien mengatakan sudah tidak cemas dan khawatir
: 120x/menit, Suhu : 35,0ºC, akan prosedur tindakan operasi yang akan dilakukan
RR:22x/menit
08.20 2. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas O:
berubah (mis. Kondisi, waktu, stresor) -Keadaan umum lemah
R/ px kooperatif, mengatakan merasa - Pasien terlihat tidak lagi cemas dan gelisah
08.25 cemas - Pasien tampak tidak tremor
3. Memonitor tanda-tanda ansietas - Akral teraba hangat
(verbal dan non verbal) Tekanan darah 120/70 mmHg
TerapeutikR/ px kooperatif, klien Nadi : 100x/menit
08.30 Suhu : 36,0ºC
mengatakan merasa cemas dan
RR : 20x/menit
khawatir akan kondisinya saat A:
ini Masalah teratasi
4. Memahami situasi yang membuat P:
08.35 ansietas dengarkan dengan penuh Intervensi dihentikan
perhatian
R/ px kooperatif, pasien
08.40 mengatakan cemas terhadap
kondisinya dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
5. melatih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
R/ px kooperatif dan mau
mengikuti anjuran
62

08/10/23 11.00 6. Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi


ketegangan dengan terapi sholawat tibbil qulub
R/Px kooperatif, pasien mengikuti anjuran untuk
membaca sholawat tibbil qullub

13.00 7. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah


(mis. Kondisi, waktu, stresor)
R/ px kooperatif, mengatakan masih merasa cemas

15.00 8. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas


berubah (mis. Kondisi, waktu, stresor)
R/ px kooperatif, mengatakan sudah tidak cemas
lagi
Lampiran 5
Media edukasi
Lampiran 6
Standart Operasional Prosedur (SOP)

Standart Operasional Prosedur Terapi Sholawat

Persiapan pasien 1. Pastikan identitas pasien


2. Mengkaji kondisi pasien yang akan dilkakukan
tindakan
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien dan
keluarga
4. Memposisikan pasien dalam keadaan nyaman dan
aman
5. Menjaga privasi pasien
Persiapan alat 1. Menggunakan handphone MP3 Player sholawat
Tibbil qulub
2. Leaflet

Tahap kerja 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Menanyakan perasaan klien hari ini
3. Menjelaskan tujuan kegiatan
4. Beri kesempatan bertanya pada pasien dan keluarga
5. Dekatkan alat
6. pertahankan privasi
7. Menghubungkan headset dengan media player berisi
sholawat tibbil qulub
8. Anjurkan responden untuk berkonsentrasi dan
meresapi lantunan sholawat yang didengarkan
9. Anjurkan responden sembari membaca bacaaan
sholawat yang ada pada leaflet
10. Rapikan alat setelah 30 menit

Evaluasi 1. Evaluasi respon pasien


2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Menganjurkan pasien menggunakan terapi sholawat
saat mengalami kecemasan
4. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik

Dokumentasi 1. Catat kegiatan yang telah dilakukan


2. Catat respon pasien selama tindakan
3. Dokumentasikan kegiatan

Sumber: Nia Usnia, 2019


Lampiran 7
Artikel

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE OPERASI


DENGAN PENERAPAN TERAPI SHOLAWAT TIBBIL QULUB UNTUK
MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS DI RSI A.YANI
SURABAYA
Oktania Guntari Puri Rahayu1, Siti Damawiyah2, Eppy
Setiyowati
2
, Siti Nur Hasina2
1
Program Studi Ners, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
2
Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
E-mail : papiatinleny@gmail.com

ABSTRAK

Individu yang mengalami ansietas akan mengalami ketidak


seimbangan secara fisik dan emosi. Ansietas terjadi karena adanya perasaan
takut tidak diterima dalam satu lingkungan tertentu, atau karena adanya
ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
gangguan terhadap kebutuhan dasar; bahkan karena ancaman terhadap konsep
diri. Tujuan penelitian ini adalah memberikan asuhan keperawatan pada
pasien pre op denganpenerapan terapi sholawat tibbil qulub pada masalah
keperawatan ansietas.
Desain penelitian ini menggunakan studi kasus. Subjek penelitian ini
adalah Ny.N dengan masalah keperawatan Ansietas. Penelitian ini dilakukan
dengan menerapkan prosedur yang sesuai dengan Evidence Based Nursing.
Pelaksanaan studi kasus dilaksanakan pada tanggal 8 oktober 2022 dengan
metode pengumpulan data meliputi pengkajian hingga evaluasi dengan cara
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan observasi. Lokasi penelitian dilaksanakan di
Ruang Makkah RSI A.Yani Surabaya.
Hasil yang didapatkan setelah dilakukan penerapan pemberian
penerapan terapi sholawat tibbil qulub selama 3 x/hari hari yaitu keadaan
umum baik, pasien mengatakan sudah tidak lagi gelisah, pasien tampak
tenang tidak tremor.
Penerapan pemberian terapi sholawat tibbil qulub pada pasien pre op
yaitu untuk mengembalikan ketenangan pasien dalam menghadapi prosedur
kesehatan. Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk menerapkan terapi
sholawat tibbil qulub pada pasien.

Kata kunci : Pre operasi, Terapi Sholawat, Tibbil Qulub, Ansietas


ABSTRACT

Individuals who experience anxiety will experience physical and emotional


imbalance. Anxiety occurs because of a feeling of fear of not being accepted in a
particular environment, or because of a threat to personal integrity, including
physiological incompetence or disruption of basic needs; even because of threats to
self-concept. The aim of this research is to provide nursing care to pre-op patients
by applying sholawat tibbil qulub therapy to anxiety nursing problems. This
research design uses a case study. The subject of this research is Mrs. N with
anxiety nursing problems.
This research was conducted by implementing procedures in accordance with
Evidence Based Nursing. The case study was carried out on October 8 2022 with
data collection methods including assessment and evaluation by means of
anamnesis, physical examination and observation. The research location was carried
out in the Makkah Room at RSI A.Yani Surabaya.
The results obtained after implementing the application of sholawat tibbil qulub
therapy for 3 times/day were the general condition was good, the patient said he was
no longer anxious, the patient looked calm and had no tremors. The application of
sholawat tibbil qulub therapy to pre-op patients is to restore patient calm when
facing health procedures. It is hoped that health workers will apply sholawat tibbil
qulub therapy to patients.

Keyword : Pre operation, Terapi Sholawat, Tibbil Qulub, Anxiety


PENDAHULUAN
Ansietas merupakan kebingungan
atau kekhawatiran pada sesuatu yang
terjadi dengan penyebab tidak jelas
dan dihubungkan dengan perasaan Menurut Hasil Utama Riset Kesehatan
tidak menentu dan ketidakberdayaan Dasar (RISKESDAS) menunjukkan
sebagai hasil penilaian terhadap suatu periode prevalensi ansietas menurut
obyek (Stuart, 2013). Ansietas provinsi di tahun 2018 Jawa Timur
merupakan keadaan emosi yang 10,4%, Papua 14,7%, Sulawesi Selatan
dirasakan secara subyektif dengan 10,2%, Aceh 9,3%, Sulawesi Barat
obyek tidak jelas dan terlihat dalam 10,1%, danSulawesi Tengah 8,8%.. Dari
hubungan interpersonal (Asmadi, hasil pengumpulan data di ruang
2008). Makkah RSI A.Yani Surabaya dari total
Setiap orang pernah mengalami keseluruhan pasien didapatkan 4 orang
ansietas sehingga ansietas bukanlah mengalami ansietas.
hal yang asing dalam hidup manusia. Cemas dapat merangsang
Ansietas merupakan masalah hipotalamus untuk bekerja secara
kesehatan jiwa yang masuk dalam langsung dalam saraf otonom. Dari
kelompok gangguan mental stimulasi respon stress dapat
emosional. Ansietas yang dialami meningkatkan kerja dari sistem saraf
pasien di RSI A. yani salah satunya simpatis yang meruakan bagian dari
disebabkan karena sedang dirawat di sistem saraf otonom yang fungsinya
rumah sakit, sehingga membutuhkan untuk meningkatkan frekuensi denyut
pelayanan kesehatan jiwa secara jantung dan juga meningkatkan
holistik dan komprehensif. resistensi dari vascular di dalam tubuh.
Dalam kondisi ini dapat meningkatkan
Sebagian besar pasien yang
beben kerja dari jantung sehingga
mengalami masalah ansietas biasanya
terjadilah peningkatan kebutuhan
karena kurangnya pengetahuan
oksigen dari jantung (Aan Nuraeni,
tentang tindakan kesehatan yang akan
Ristina Mirwati, 2019). Stress fisik
dilakukan, penyakit yang diderita dan
maupun emosional dapat juga
seberapa besar tingkat kesembuhan
mempengaruhi sistem endokrin
yang akan diterima pasien itu sendiri,
seseorang. Karena stress fisik maupun
sehingga pasien yang mengalami
pikiran dapat mengaktifkan amigdala.
ansietas umumnya merasa apa yang
Respon yang di timbulkan dari amigdala
akan dihadapi selanjutnya di rumah
tersebut yaitu menstimulus sistem
sakit adalah suatu ketakutan tersendiri
hormonal dalam hipotalamus dan
karena beranggapan akan
merangsang keluarnya hormone CRF
mempengaruhi kelangsungan
(corticotropin relasting factor) hormone
hidupnya.
ini akan menstimulus hipofisis untuk
melepaskan hormone ACTH
(adrenocorticotropic hormone) ke dalam
darah.
Selanjutnya ACTH akan
menstimulasi kelenjar adrenal untuk
menghasilkan kortisol. Peningkatan
kortisol dapat menyebabkan Lokasi penelitian Studi kasus
penekanan sistem imun pada tubuh, dilakukan di Ruang Makkah RSI
dehingga pasien dengan kecemasan A.Yani Surabaya karena Beberapa
akan lebih rentan terkena infeksi (Aan pertimbangan antara lain : a.Terdapat
Nuraeni, Ristina Mirwati, 2019). pasien yang mengalami ansietas di
Berdasarkan penelitian yang Ruang Makkah RSI A.Yani Surabaya.
dilakukan oleh Dr. Al Qadhi di klinik b.Penerapan intervensi Pemberian
besar Florida Amerika Serikat, terapi sholawat tibbil qulub pada pasien
membuktikan bahwa hanya dengan pre operasi dengan Masalah
mendengarkan bacaan Al-Quran, Keperawatan Ansietas di ruang
baik mereka yang bisa berbahasa Makkah RSI.A.Yani Surabaya.
Arab maupun bukan, dapat Waktu Penelitian. Lama analisis
merasakan perubahan salah satu asuhan keperawatan pada pasien adalah
penanganan masalah terkait 1 hari, yaitu pada tanggal 8 oktober
gangguan psikologis adalah terapi 2022. Subjek Penelitian Analisis
musik. Telah banyak penelitian yang asuhan keperawatan ini dilakukan pada
melaporkan bahwa terapi musik pasien yang mengalami ansietas
sebagai intervensi yang aman dan dengan usia
efisien untuk memperbaiki mood, 43 tahun di Ruang Makkah Rumah
mengurangi stress, kecemasan, Sakit Islam A.yani Surabaya. ansietas
depresi, dan gangguan mental di Ruang Makkah RSI A.Yani
lainnya. Salah satu musik yang Surabaya.
disarankan adalah musik spiritual b) Peneliti kemudian memperkenalkan
atau murottal. Mendengarkan ayat diri dan menjelaskan tujuan penelitian
suci Al-Quran atau biasa disebut dan menjelaskan tentang terapi non
sebagai murottal dapat memberikan farmakologi seperti penerapan terapi
kedamaian kepada pendengar sholawat tibbil qulub untuk mengatasi
(Harisa, Wulandari, Ningrat, Yodang, ansietas jika dilakukan rutin selama 3
2020) sesi dalam 1 hari.c)Peneliti meminta
persetujuan untuk berpartisipasi dalam
METODE PENELITIAN penelitian.Jika klien bersedia, maka
Penelitian ini merupakan penelitian mereka harus menandatangani lembar
deskriptif yang mengambarkan persetujuan dan jika klien tidak
pengelolahan kasus bersedia, maka penelitian harus
dalam menghormati keputusan tersebut
mengaplikasikan evedence based d)Peneliti menjelaskan cara melakukan
nursing practice dengan penerapan terapi shlawat tibbil qulub 3
menggunakan pendekatan proses kali dalam 1 hari e)Setelah diberikan
asuhan keperawatan. Desain yang penerapan terapi sholawat pasien
dipakai dalam penelitian adalah studi diperiksa kembali apakah ansietas
kasus yang mengeksplorasi masalah sudah menurun f)Setelah dilakukan
penerapan Pemberian Terapi sholawat intervensi, penulis menilai dan
tibbil qulub pada pasien pre operasi mengamati segala respon klien yang
dengan masalah keperawatan ansietas muncul g)Peneliti mengucapkan terima
di RSI A.Yani Surabaya. kasih atas partisipasi klien dalam
penelitian dan memberikan souvenir
sebagai tanda terimakasi
Etika Penelitian Dalam melakukan
penelitian hasil sesuai penelitian yang
diteliti dan diobservasi dengan melalui
penekanan masalah etika yang
meliputi
:1)Informed Consent (Lembar
Persetujuan) Respoden ditetapkan
setelah terlebih dahulu mendapatkan
penjelasan tentang kegiatan penelitian,
tujuan penelitian, serta setelah
responden menyatakan setuju dijadikan
responden secara tertulis melalui
informed consent. Calon responden
yang tidak menyetujui untuk dijadikan
responden tidak akan dipaksa.
2)Anonymity (Tanpa Nama) Untuk
menjaga kerahasiaan identitas subjek,
penelitian tidak mencantumkan nama
subjek pada lembar persetujuan.
3) Confidentiality (Kerahasiaan)
Responden yang dijadikan sampel
dalam penelitian akan dirahasiakan
identitas spesifiknya (nama, gambar
atau foto, ciri-ciri fisik) dan
hanyainformasi tertentu s
HASIL PENELITIAN
Data di peroleh dari wawancara dan
observasi yang di lakukan pada bulan 4. Psikososial
oktober 2022 saat di lakukan Didapatkan bahwa klien memiliki
pengkajian didapatkan data bahwa hubungan dan komunikasi yang baik
Ny.N berusia usia 43 tahun merupakan dengan pasien lain, klien juga masih
salah satu pasien yang dirawat diruang berkomunikasi baik dengan tenaga medis
Makkah RSI A.Yani Surabaya. Status dan keluarganya a. Pemeriksaan Fisik 1)
Ny.N dengan suami dalam pernikahan B1 (breating) Inspeksi Bentuk dada
yang memasuki usia 19 tahun, agama simetris tidak ada suara nafas tambahan,
Ny. N islam, Suku jawa dan suara jantung normal tidak ada otot
Pendidikan terakhir S1. bantu nafas RR 24x/menit 2) B2 (blood)
2. Keluhan dan gejala utama a. Ny.N tidak terdapat nyeri dada, TD
Keluhan Ny.N mengatakan sangat 140/60 mmHg Suhu 36,2C, RR
cemas dengan keadaannya saat ini, 24x/menit, Nadi 110x/menit, CRT < 2
sangat merasa gugup dan takut akan detik. Skelera pupil, kojungtiva merah
menjalani operasi. Berdasarkan muda, pupil isokor,tidak ada riwayat
pengkajian pasien tampak murung, katarak. 3) B3 (brain) Kesadaran
pucat, tremor, pada tanda- tanda vital composmentis, GCS 456 Tidak ada
didapatkan TD: 140/60 Mmhg, Nadi: pembesaran kelenjar iroid, JVP normal
78 kali/mnt dan RR 24 kali/mnt. Skala indra pendengaran normal, penciuman
ansietas 4 sedang dengan keluhan dan pengecapan normal. 4) B4 (bladder)
lemas dan dada yang berdebar-debar. Dalam satu hari buang air kecil sebanyak
5-6 kali perhari bau khas urin warna
b. Gejala Utama Ny.N mengatakan kuning. 5) B5 (bowel) Abdomen tidak
merasa sangat gugup, cemas dan takut ada benjolan, tidak terdapat lesi, terdapat
akan keadaannya saat ini terutama luka bekas operasi, ada nyeri tekan pada
terhadap prosedur operasi yang akan abdomen kiri, suara tympani serta
dilakukan mengingat trauma masa lalu prstaltik normal 6) B6 (bone)
tentang penyakitnya dahulu yang juga Kemampuan pergerakan sendi bebas,
pernah mendapatkan tindakan operasi. tidak ada kelemahan otot, tidak ada
3. Riwayat penyakit sekarang, riwayat edema, tidak ada alat bantu. b.
keluarga dan psikososial Pengkajian Fungsional 1) Hasil
a. Riwayat penyakit sekarang Ny. N pengkajian tingkat kemandirian dalam
mengatakan merasa gugup, cemas dan kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
takut akan tindakan operasi dan bahwa Ny.N memiliki total nilai 120
keadaannya sekarang. Pasien merasa yang termasuk dalam kategori
sangat khawatir dengan kelangsungan ketergantungan mandiri 2) Hasil
hidupnya saat ini karena mengingat pengkajian tingkat kerusakan intelektual
keluarga dan anak-anaknya. dengan menggunakan SPMSQ (Short
Portable Mental Status Questionnaire)
b. Riwayat Keluarga Riwayat
bahwa dari 10 pertanyaan yang diajukan
Kesehatan keluarga klien tidak ada yang
Ny.N tidak tepat menjawab 2 pertanyaan
menderita penyakit yang sama seperti
yang berarti fungsi intelektual utuh. 3)
klien, tetapi dalam keluarga ada
Hasil pengkajian identifikasi aspek
memiliki riwayat penyakit hipertensi
kognitif dengan menggunakan MMSE
dan dan tidak ada memiliki riwayat
(Mini Mental state Examination) bahwa
penyakit lain.
Ny.N terdapat tidak ada gangguan
kognitif dengan nilai total 30.
4) Hasil pengkajian IDB (Inventaris mengatakan cemasnya telah berkurang,
Depresi Beck) bahwa didapatkan hasil tidak tampak pucat serta tampak tenang.
interprestasi 3 yaitu tidak depresi atau Hamilton Anxiety Ratinng Scale
minimal. 5) Hasil pengkajian status (HARS)
fungsional (Indeks KATZ) Ny.N : 17, tingkat Ansietas berada pada level
memiliki dalam kategori skor A yaitu sedang. Pada implementasi ketiga
kemandirian dalam semua aktifitas perawat menanyakan keluhan apa yang
hidup sehari-hari Pemberian terapi dirasakan oleh Ny. N, kemudian
nonfarmakologis berupa terapi dilakukan implementasi pada pukul
sholawat Tibbil Qulub pada Ny.N ini 14.00 WIB dan sebelum melakukannya
dilakukan selama 3 kali secara rutin terlebih dahulu memonitor tekanan darah
dalam 1 minggu dengan waktu 15-25 terlebih dahulu dan didapatkan hasil
menit yang bertujuan untuk yaitu TD : 130/60 mmHg, N :
mengurangi tingkat ansietas. Pada 100x/menit, S : 36,2
implementasi pertama pada tanggal 10- ˚C, RR : 20x/menit. Pasien mengatakan
10-2022 setelah dilakukan sudah tidak lagi gelisah, pasien tampak
implementasi mengajarkan teknnik tenang tidak tremor Hamilton Anxiety
terapi sholawat Tibbil Qulub sebagai Ratinng Scale (HARS) : 14 tingkat
relaksasi non farmakologis Pasien Ansietas berada pada level cukup
mengatakan masih merasa cemas menurun. Pertemuan pertama
terhadap kondisinya, Pasien juga didapatkan hasil bahwa pasien
mengatakan tidak dapat beraktivitas mengatakan masih merasa cemas
seperti biasanya, data objektif terhadap kondisinya, Pasien juga
didapatikan pasien tampak lemah mengatakan tidak dapat beraktivitas
Pasien tampak gelisah, tegang dan seperti biasanya, data objektif
tremor, dengan tanda-tanda vital RR : didapatikan pasien tampak lemah Pasien
24 x/m TD : 140/60 mmHg, Hamilton tampak gelisah, tegang dan tremor. Hasil
Anxiety Ratinng Scale (HARS) : 20, pemeriksaan merujuk pada Hamilton
Tingkat Ansietas berada pada level Anxiety Ratinng Scale (HARS) : 20, dan
Sedang. Namun pasien juga terus didapatkan hasil tingkat Ansietas berada
membaca sholawat Tibbil Qulub yang pada level Sedang. Pada pertemuan
diajarkan sembari sesekali mengatur kedua Pasien mengatakan tidak dapat
nafas. Pada implementasi kedua beraktivitas seperti biasanya, pasien
perawat menanyakan keluhan apa yang masih tampak lemah dan tremor, namun
dirasakan oleh Ny. N, kemudian pasien mengatakan cemasnya telah
dilakukan implementasi pada pukul berkurang, tidak tampak pucat serta
09.00 WIB dan sebelum melakukannya tampak tenang. Hasil pemeriksaan
terlebih dahulu memonitor tekanan merujuk pada Hamilton Anxiety Ratinng
darah terlebih dahulu dan didapatkan Scale (HARS) : 17, didapatkan hasil
hasil yaitu TD : 130/80 mmHg, N : tingkat Ansietas berada pada level
102x/menit, S : 36,2 ˚C, RR : sedang Pada pertemuan ke tiga pasien
20x/menit, kemudian mengidentifikasi mengatakan sudah tidak lagi gelisah,
ansietas yang dirasakan didapatkan pasien tampak tenang tidak tremor dan
hasil Pasien mengatakan tidak dapat diperoleh hasil Hamilton Anxiety
beraktivitas seperti biasanya, pasien Ratinng Scale (HARS) : 14 tingkat
masih tampak lemah dan tremor, Ansietas berada pada level cukup
namun pasien menurun.
PEMBAHASAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Sesuai teori yang yang dikemukan oleh
oktober 2023 pada Keluarga Ny. N Herdman, T. Heather dan Shigemi
dan Ny.N sendiri yang yang sedang Kamitsuru (2018) yang menyatakan
dirawat di RS. A.yani surabaya di bahwa ada beberapa penyebab yang
ruang Makkah. Ny.N sendiri dapat menyebabkan ansietas antara lain
merupakan pasien dengan Diagnosa konflik tentang tujuan hidup, hubungan
medis Hydronefrosis Pra Operasi. Saat interpersonal, penularan interpersonal,
dilakukan pengkajian pasien awal stressor, penyalah gunaan zat, ancaman
mula masuk ke RS karena mengalami kematiam, ancaman pada status terkini,
nyeri tak tertahankan dibagian piggang kebutuhan yang tidak dipenuhi.Keluhan
kiri tembus ke perut sehingga dilarikan pemenuhan kebutuhan psikologi
di UGD, saat dilakukan pengkajian terganggu karena perubahan pada tubuh
pasien sudah menjalani perawatan pra pasien. Berdasarkan hasil pengkajian
op sehingga menurut prngakuan pada pasien ditemukan adanya
pasien, nyerinya lumayan berkurang peningkatan perasaan negatif terhadap
namun masih sangat nyeri. Pada tubuh pada pasien yang ditandai dengan
pengkajian awal keluarga Ny.N verbalisasi kekhawatiran akibat kondisi
mengatakan bahwa Ny.N sangat yang dihadapi, prilaku gelisah, sehingga
cemas dengan keadaannya saat ini, peneliti mengangkat diagnosa kasus
sangat merasa gugup dan takut akan ansietas dengan beberapa kriteria yang
menjalani operasi mengingat riwayat diisyaratkan pada diagnosa tersebut.
kesehatan pasien dahulu yang pernah Peneliti memperioritaskan diagnosa
mengalami batu empedu sehingga Ansietas karena kebutuhan dasar
diharuskan juga untuk operasi manusia yang harus segera dipenuhi,
membuat Ny.N seakan trauma dengan dimana keadaan psikologis individu
keadaannya waktu itu. Saat dilakukan yang terganggu. Masalah Ansietas ini
pengkajian juga terlihat pasien yang jika tidak ditangani secara cepat maka
lebih sering diam, tampak pucat, tidak bisa menimbulkan masalah yang lebih
dapat tidur dengan pulas sehingga berat seperti pasien akan mengalami
didapati tekanan darah yang depresi yang akan menghambat proses
meningkat, akral teraba dingin. Pasien penyembuhan pada pasien. Berdasarkan
khawatir proses penyembuhan analisa data hasil pengkajian pada Ny. N
penyakitnya lama, tidak bisa didapatkan diagnosa utama yang menjadi
mengikuti kegiatan di masyarakat lagi, fokus data yakni Ansietas sesuai dengan
perubahan yang dirasakan sekarang pengambilan judul. Diluar Diagnosa
pasien hanya bisa berbaring lemah di utama medis karena keluhan pasien atas
tempat tidur. Keluhan pemenuhan penyakitnya tidak menjadi bahan kajian
kebutuhan psikologi terganggu karena dalam penelitian Berdasarkan tahap
perubahan pada tubuh pasien. Hal ini perencanaan penulis mengacu pada
terjadi karena setiap tandadan gejala perencanaan yang terdapat dilandasan
yang ditimbulkan pasien berbeda, teoritis dimana perencanaan dibagi
bergantung pada kondisi klinis pasien. menjadi 3 tahap yaitu menentukan
prioritas masalah, menentukan tujuan,
menentukan kriteria hasil dan
merencanakan tindakan keperawatan.
Dalam pembuatan rencana penulis tempatkan barang pribadi yang
bekerja sama dengan keluarga klien memberikan kenyamanan, motivasi
dan perawat ruangan sehingga ada mengidentifikasi situasi yang memicu
kesempatan dalam memecahkan kecemasan, diskusikan perencanaan
masalah yang dialami klien sehingga realistik tentang pristiwa yang akan
kebutuhan klien dapat terpenuhi sesuai datang, jelaskan prosedur termasuk
teori perencanaan keperawatan sensasi yang mungkin dialami,
dituliskan dengan rencana dan kriteria informasikan secara aktual mengenai
hasil berdasarkan Standar Intervensi diagnosis, pengobatan, dan prognosis,
Keperawatan Indonesia (SIKI) dan anjurkan keluarga untuk tetap bersama
Standar Luaran Keperawatan Indonesia pasien, anjurkan melakukan kegiatan
(SLKI) prinsip secara umum rencana yang tidak kompetitif, anjurkan
keperawatan yang penulis lakukan mengungkapkan perasaan dan persepsi,
pada Ny.N penulis melakukan rencana latih kegiatan pengalihan untuk
tindakan keperawatan selama 3x24 mengurangi ketegangan, latih
jam. Penulis berencana mengatasi penggunaan mekanisme pertahankan diri
masalah gangguan Ansietas dengan yang tepat, latih teknik relaksasi,
tujuan yang diharapkan yaitu tingkat kolaborasi pemberian obat antiansietas,
ansietas dipertahankan pada level 4 dan selain itu penulis menambahkan
di tingkatkan pada level 5 dengan implementasi sesuai dengan judul dan
1 pokok pembahasan dalam penelitian
(meningkat), 2 (cukup meningkat), 3 yakni menerapkan terapi sholawat Tibbil
(sedang), 4 (cukup menurun), 5 Qulub dalam usaha mengatasi ansietas
(menurun), dengan kriteria hasil pada klien. Berdasarkan tahap
Verbalisasi kebingungan (4), implementasi keperawatan, upaya untuk
Verbalisasi kekhawatiran akibat merealisasikan rencana tindakan
kondisi yang dihadapi (4), Prilaku keperawatan yang telah ditetapkan yaitu
gelisa (4), membina hubungan saling percaya
Prilaku tegang (4), Keluhan pusing (4), adalah hal yang sangat penting dalam
Anoreksia (4), paipitasi (4), Frekuensi tahap pelaksanaan ini, sehingga upaya
pernapasan (4), Frekuensi nada (4), pelaksanaan atau tindakan yang
Tekanan darah (4), Diaphoresis (4), dilaksanakan dapat diterima sebagai
Tremor (4), Pucat (4). Standar upaya untuk memecahkan masalah.
Intervensi Keperawatan Implementasi yang dilakukan penulis
Indonesia(SIKI) yang digunakan berlangsung selama 3 hari pada Ny.N
adalah reduksi ansietas dengan yang dimulai tanggal 10-13 oktober
aktivitas keperawatan yang dilakukan 2022 Pada studi kasus ini penulis
yaitu indentifikasi saat tingkat ansietas melakukan implementasi dan
berubah (mis. Kondisi, waktu, stresor), mengevaluasi keadaan klien setiap hari.
identifikasi kemampuan mengambil Pada diagnosa ansietas berhubungan
keputusan, Monitor tanda-tanda dengan krisis siutuasional, implementasi
ansietas (verbal dan non verbal), yang dilakukan sesuai dengan rencana
ciptakan suasana terapeutik untuk keperawatan yaitu mengkaji keadaan
menumbuhkan kepercayaan, temani umum pasien, indentifikasi tingkat
pasien untuk mengurangi kecemasan, ansietas, mengukur tanda-tanda vital
pahami situasi yang membuat ansietas pasien, mengkaji tanda- tanda ansietas,
dengarkan dengan penuh perhatian, manganjurkan pasien membicarakan
gunakan pendekatan yang tenang dan penyebab ansietas
meyakinkan,
,mengidentifikasi situasi yang memicu Kelebihan latihan tehnik relaksasi dari
kecemasan, mendiskusikan pada latihan yang lain adalah latihan
perencanaan realistis tentang peristiwa relaksasi lebih mudah dilakukan bahkan
yang akan datang, menjelaskan dalam kondisi apapun serta tidak
prosedur, termasuk sensasi yang memiliki efek samping apapun.
mungkin dialami, menginformasikan Disamping itu kelebihan dari tehnik
secara factual mengenai diagnosis, relaksasi lebih mudah dilaksanakan oleh
pengobatan, dan prognosis, pasien, dapat menekan biaya
meganjurkan keluarga untuk tetap pengobatan, dan dapat digunakan untuk
bersama pasien, menganjurkan mencegah terjadinya stress (Nugroho,
mengungkapkan perasaan dan persepsi, 2012) Evaluasi adalah tindakan
mengajarkan pasien terapi sholawat intelektual untuk melengkapi proses
Tibbil Qulub. Ajaran agama Islam dan keperawatan yang mengadakan seberapa
ayat suci Al Qur’an memegang peranan jauh diagnosa keperawatan, rencana
penting dalam membantu umat Islam tindakan, dan pelaksanaannya sudah
untuk mengatasi semua masalah berhasil dicapai berdasarkan tujuan yang
kehidupan, dan membantu mereka telah dibuat dalam perencanaan
dalam pencegahan dan pengobatan keperawatan (Potter,2010). Evaluasi
penyakit mental seperti depresi. yang digunakan berbentuk S(subyektif),
Mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an O(obyektif), A(analisa), P(perencanaan
dapat menciptakan efek positif pada terhadap analisis). Evaluasi dilakukan
pikiran dan hati umat Islam, sehingga setiap hari pada kedua kasus yaitu
menjadikan kondisi fisik yang rileks, menggunakan evaluasi SOAP pada awal
tenang dan damai. Saat mendengarkan jam dinas dan terakhir di evaluasi
murottal, maka dapat menstimulasi kembali setelah diberika intervensi pada
gelombang delta yang dapat membuat jam akhir dinas. Evaluasi keperawatan
pendengar merasakan ketenangan dan pada pasien dengan ansietas
kenyamanan. Lebih lanjut, berhubungan dengan krisis situasional
mendegarkan murottal akan menunjukkan perbaikan dan peningkatan
menurunkan horomon terkait stress dan kesehatan pasien. Pada hari pertama Ny.
sekaligus mengaktifasi endorphin N setelah diberikan intervensi
alamiah sehingga kondisi tersebut keperawatan dengan SIKI : reduksi
menjadikan seseorang merasakan lebih ansietas belum signifikan dapat diamati,
tenang, mengurangi perasaan takut, tingkat ansietas berada di level 3. Pada
cemas dan ketegangan, serta hari ke dua perbaikan sudah dapat
meningkatkan biokimawi tubuh dengan diamati, namun belum sepenuhnya
jalan menurunkan tekanan darah, 87 teratasi, tingkat ansietas masih berada di
frekuensi pernafasan, detak jantung, level 3.Pada hari ke tiga citra tubuh
nadi dan aktifitas gelombang otak meningkat dan dipertahankan pada level
(Harisa, Wulandari, Ningrat, dan 4 ditunjukan dengan tingkat ansietas
Yodang, 2020) berada pada pasien sedang verbalisasi
kekwatiran akibat kondisi yang dihadapi,
prilaku gelisah.
KESIMPULAN
Dari data yang ada, terlihat periode SARAN
prevelensi ansietas pada pasien 1. Bagi Perkembangan Ilmu
menurut provinsi mengalami kenaikan Keperawatan Berdasrkan hasil
yang signifikan dibanding tahun 2013. penelitian bahwa intervensi penerapan
Dari hasil pengumpulan data di ruang terapi sholawat Tibbil Qulub dalam
Makkah RSI A.Yani Surabaya dari penanganan ansietas pada pasien dapat
total keseluruhan pasien didapatkan 4 meningkatkan status ketenangan pasien
orang mengalami ansietas.a. Diagnosa khususnya dalam pencegahan ansietas,
prioritas yang muncul pada pasien selanjutnya praktik pelaksanaan
adalah ansietas b. Intervensi yang tersebut dapat dipertimbangkan untuk
diberikan pada karya ilmiah akhir ini lebih fokus pada kemampuan perawat
sesuai dengan SIKI (standar intervensi dalam membangun engagement dengan
keperawatan indonesia) yaitu dengan pasien sehingga perwatan dapat lebih
bimbingan antisipatif sesuai dengan mengeksplorasi mengenai sumber daya
evidence based nursing yaitu yang ada pada pasien dan keluarga
penerapan terapi Sholawat Tibbil pasien dalam mengatasi masalah
Qulub c. Implementasi yang dilakukan ansietas baik dirumah maupun saat
kepada pasien dengan menerapkan perawatan 2. Bagi Pelayanan Asuhan
terapi sholawat Tibbil Qulub untuk Keperawatan
mengatasi ansietas pada pasien di RSI Bagi pelayanan diharapkan lebih
A.Yani Surabaya d. Evaluasi banyak melakukan analisa kebutuhan
penerapan terapi sholawat mengacu pasien dalam menghadapi ansietas di
pada Stadar kreteria evaluasi intervensi fasilitas kesehatan. Selain
unggulan pada penelitian terapi pengembangan metode relaksasi dalam
sholawat sebelumnya menangani ansietas juga perlu adanya
e. Pada penelitian sebelumnya
pengembangan inovasi baru berupa
menyatakan penerapan terapi sholawat
kombinasi intervensi metode lain
dapat menurunkan tingkat ansietas
seperti edukasi sebaya (peer group)
pada pasien
penggabungan intervensi diharapkan
dapat mengoptimalkan pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA
Arif, Muttaqin., 2009. Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular dan hematologi.
Salemba Medika, Jakarta.
Black, M. J. & Hawks, H .J., 2009.
Medical surgical nursing : clinical
management for continuity of care, 8th
ed. Philadephia : W.B. Saunders
Company.
Bulechek, Gloria, M., et al. (2016). Efektivitas Terapi Hipnosis Lima Jari
Nursing Interventions Classification Terhadap Ansietas Klien Hipertensi Di
(NIC). Edisi Bahasa Indonesia. 6 th Puskesmas Rawasari Jambi Tahun 2018.
edition. Elsevier Singapore Pte Ltd. Riset Informasi Kesehatan, Vol. 7, No.
Febtrina Rizka, Malfasari Eka. 2018. 2. Hal 175-179.
Efek Terapi Relaksasi Nafas Dalam Sherwood L. 2012. Fisiologi manusia
Dan Hipnosis 5 Jari Terhadap dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC.
Penurunan Ansietas Pasien Heart Smeltzer, Suzane C. (2015).
Failure. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Iptek Terapan . Research Of Applied Suddarth : Edisi 8. Alih Bahasa Agung
Science And Education V12.I4 (250- Waluyo. (et al) ; editor edisi bahasa
260). Indonesia Monica Ester. (et al). Jakarta :
Herdman, T. Hearher. 2018. EGC.
NANDA- 1 Diagnosa Keperawatan Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda
Definisi dan Klasifikasi 2018-2019. G, 2002, Buku Ajar Keperawatan
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : Medikal Bedah Brunner dan Suddarth,
EGC.Hidayati Eni, Riwayati. 2015. Alih bahasa oleh Agung Waluyo,
Efektifitas Terapi Thought Stopping Jakarta. EGC. Ed.8, Vol. 1,2
Terhadap Ansietas Klien Dengan Hiv Suhartono, T. (2011). Dampak home
/ Aids Di Wilayah Kota Semarang. based exercise training terhadap
The 2 ndUniversity Research kapasitas fungsional dan kualitas hidup
Coloquium ISSN 2407-9189. Lailia pasien gagal jantung di RSUD Ngudi
Nur Rachma. 2014. Patomekanisme Waluyo Wlingi. Tesis. Fakultas Ilmu
Penyakit Gagal Jantung Kongestif. Keperawatan Universitas Indonesia.
Patomekanisme Penyakit(81-90) El- Sylvia Anderson Price dan Lorraine M
Hayah Vol. 4, No.2 Majid, Abdul. Wilson. 2006. Patofisiologi. 6 ed.
2019. Asuhan Keperawatan Pada Jakarta: EGC.
Pasien Dengan Gangguan Sitem Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017).
Kardio vaskular. Yogyakarta: Pustaka Standar Diagnosis Keperawatan
Baru Press. McMurray JJV, Indonesia Definisi dan Indikator
Adamopoulos S, Anker SD, Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus
Auricchio A, Bohm M, Dickstein K, PPNI.
et al, (2012). ESC Guidelines for the Widyastuti Tria, Hakim Moh. Abdul,
diagnosis and treatment of acute and Lilik Salmah. 2019. Terapi Zikir Sebagai
chronic heart failure: The task force Intervensi Untuk Menurunkan
for the diagnosis and treatment of Kecemasan Pada Lansia. Gadjah Mada
acute and chronic heart failure 2012 Journal Of Professional Psychology.
of the European Society of Volume 5, No. 2: 147-157.
Cardiology. European Heart Journal.
33. pp: 1787-
847. Nurhidayat, Saiful. 2011.
Asuhan Keperawatan Dengan
Gangguan Sistem Kardiovasculer.
Ponorogo : Umpo Press. Potter, P A
& Perry, A G. 2010. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta.
EGC:Volume
2.94 Saswati Nofrida. Riski Ponaria
Citra, Sutinah. 2018.
76

Lampiran 7
Lembar Konsultasi
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PRODI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031)
8298582 KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57
SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

Nama : Oktania Guntari Puri Rahayu


NIM 1120022010
Program Studi : Profesi Ners
Judul Proposal : Analisa asuhan keperawatan pada pasien pre operasi
dengan penerapan terapi sholawat Tibbil Qulub untuk
mengatasi ansietas di RSI A.Yani Surabaya
Dosen Pembimbing : Siti Damawiyah, S.Kep., Ns., M.Kep
No Tanggal Materi Konsul Tanda Tangan
Mahasiswa Pembimbing
1. 4 Desember 2022 Konsultasi Judul
2. 21 Desember 2022 Konsultasi Judul
3. 25 Desember 2022 ACC judul
4. 20 Januari 2023 Konsultasi BAB 1
5. 24 Januari 2023 Konsultasi BAB 1,2,
6. 30 Januari 2023 Konsultasi BAB 1,2,3
7. 24 Februari 2023 ACC BAB 1,2.3
8. 27 Februari 2023 Konsultasi BAB 4,5
9. 28 Februari 2023 Konsultasi BAB 4,5,6
10. 14 Maret 2023 Konsultasi BAB 6
11. 27 Maret 2023 ACC BAB 4,5,6
12. 12 Agustus 2023 Konsultasi Abstrak
13. 14 Agustus 2023 Konsultasi Abstrak
14. 16 Agustus 2023 Konsultasi Manuskrip
15. 29 Agustus 2023 ACC, siap ujian
Mengetahui,
Kaprodi Profesi
Ners

Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP.0206713

Anda mungkin juga menyukai