Anda di halaman 1dari 129

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT


DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM
A. YANI SURABAYA

DEVI YULIANTI
1130016092

DOSEN PEMBIMBING
NUNIK PURWANTI, S.KEP., NS., M.KEP

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT


DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM
A. YANI SURABAYA

DEVI YULIANTI
1130016092

DOSEN PEMBIMBING
NUNIK PURWANTI, S.KEP., NS., M.KEP

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020

ii
HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT
DI RUANG RAWAT RUMAH SAKIT ISLAM
A. YANI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep.) Program
Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan
dan Kebidanan Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya

Oleh
DEVI YULIANTI
1130016092

Disetujui Oleh Dosen Pembimbing :

Nunik Purwanti, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP : 0206714

iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang


Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya
Penyusun : Devi Yulianti
NIM : 1130016092
Pembimbing : Nunik Purwanti, S.Kep., Ns., M.Kep
Tanggal Ujian : 26 Agustus 2020

Disetujui Oleh
Pembimbing,

Nunik Purwanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NPP : 0206714

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan

iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT


DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM
A.YANI SURABAYA

SKRIPSI INI TELAH DI SETUJUI

PADA TANGGAL 21 Agustus 2020

Oleh :
Pembimbing,

Nunik Purwanti, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP : 0206714

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan

v
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI
Skripsi dengan judul
Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya

Dinyatakan Lulus :
Tanggal :

Oleh Tim Penguji :


1. Ketua Penguji,
Siti Nurjanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep :

2. Penguji I
Nur Masruroh, S.S.T.,M.Keb :

3. Penguji II
Nunik Purwanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep :

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan

vi
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah
saya nyatakan benar.

Nama : Devi Yulianti


NIM : 1130016092
Tanda Tangan :

Tanggal : 24 Agustus 2020

vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :

Nama : Devi Yulianti


NIM : 1130016092
Program Studi : S1 Keperawatan
Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-
Exclusive Royalty-Free Right) atau karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT
DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM
A. YANI SURABAYA
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif
ini Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Surabaya
Pada tanggal :
Yang Menyatakan,

Devi Yulianti
NIM. 1130016092

viii
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skrispi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia diperpustakaan dalam


lingkungan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, diperkenankan untuk refrensi
kepustakaan, tetapi penguntipan harus seijin Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dan
harus menuliskan nama penyusun sesuai etika ilmiah. Dokumen skripsi ini dalam
bentuk hard copy & soft copy (dalam CD) merupakan hak milik Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya

ix
ABSTRAK

Profesi keperawatan berpotensi mengalami stres di tempat kerja dan menghadapi


tekanan di lingkungan medis yang disebabkan oleh berbagai stressor. Stres pada
perawat berdampak terhadap kinerja perawat dalam bekerja diantaranya dalam melayani
pasien hingga melakukan dokumentasi rutin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan tingkat stres kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya.
Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel
sebesar 55 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling
dengan cara menggunakan Teknik Simple Random Sampling. Variabel independen
tingkat stres kerja dan variabel dependen kinerja perawat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebagian besar (58,2%) tingkat stres kerja
sedang dengan Sebagian kecil (16,4%) tingkat stres sedang normal. Hasil uji statistik
Rank Spearman nilai ρ = 0,011 berarti p < ɑ = 0,05 , yang berarti ada hubungan tingkat
stres kerja dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.Yani
Surabaya.
Simpulan penelitian ini didapatkan bahwa stres mempengaruhi kinerja perawat
untuk itu diharapkan perawat dapat mengelola stres dengan cara membuat jadwal
sendiri untuk istirahat sebentar ≤ 5 menit dan diinginkan kepala agar tidak terlalu
tertekan beban yang sangat berat. Oleh karena itu, perawat diharapkan untuk dapat
memanajemen waktu saat bekerja, meminimalisir stres kerja agar kinerja perawat
menjadi sangat baik dan meningkat.

Kata Kunci : Tingkat Stres Kerja, Kinerja Perawat, Ruang Rawat Inap.

x
ABSTRACT

The nursing profession has the potential to experience stress at work and face
stress in the medical environment caused by various stressors. The stress on nurses has
an impact on the performance of nurses in their work, including serving patients to
carrying out routine documentation. The purpose of this study was to determine the
relationship between job stress levels and the performance of nurses in the inpatient
room of the A.Yani Islamic Hospital, Surabaya.
Analytical research design use cross sectional approach. The sample size was 55
respondents. The sample technique uses Probability Sampling by use the Simple
Random Sampling Technique. The independent variable is the level of work stress and
the dependent variable is the nurse's performance.
The results showed that most (58.2%) had moderate levels of work stress with a
small proportion (16.4%) of moderate levels of stress. The results of the Spearman
Rank statistical test, the value of ρ = 0.011, means p <ɑ = 0.05, which means that there
is a relationship between the level of work stress and the performance of nurses in the
Inpatient Room of the Islamic Hospital of A. Yani Surabaya.
The conclusion of this study found that stress affects the performance of nurses.
Therefore, it is hoped that nurses can manage stress by making their own schedule for a
short break ≤ 5 minutes and the head wants to not be too stressed by a very heavy load.
Therefore, nurses are expected to be able to manage their working time, minimize work
stress so that nurses' performance will be excellent and increase.
Keywords: Job Stress Level, Nurse Performance, Inpatient Room.

xi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Islam A.Yani Surabaya” Sebagai salah satu persyaratan Akademik dalam rangka
menyelesaikan Program Pendidikan S1 Keperawatan di Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik materi, moral maupun spritual. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Nunik Purwanti, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai dosen pembimbing yang dengan
penuh kesabaran mendampingi dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi
ini.
2. Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Kepala Prodi S1 Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas dalam penyusunan skripsi ini.
3. Yanis Kartini, S.K.M., M.Kep, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
4. Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, Selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya
5. Kepala Ruang Rawat Inap Dewasa Ruang Mina (Aulia Inneke, S. Kep., Ns), Ruang
Tan’im Muzdalifah (Miftachul Zamroh, S. Kep., Ns), Ruang Multazam (Fridajanti,
S. Kep., Ns), Ruang Shofa Marwah (Umi Khulsum, S. Kep., Ns) Rumah Sakit
Islam A.Yani Surabaya
6. Papa, Mama, Mbak Novidayanti tercinta serta keluarga besar yang selalu setia
memberikan semangat, dukungan, baik moral, material dan spritual.
7. Ega Mahendra, Aziza Ardila Putri, para sahabat SMA Fatimah Rosi, Citra Amalia,
Syavhira Dayantie, Citra Jayanti, Hawa Anita, Hawa Anisa, Bimo Effendi. Para
sahabat kampus UNUSA Suci Kartika Diana, Elke Amanda Indrika, Kristin Duwi
Rahmawati, Riza Azizah dan teman-teman saya yang ikut membantu, mensupport
serta memberikan dukungan.
8. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal dan pembuatan yang
telah diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini memerlukan masukan agar
penelitian dapat dilaksanakan, sehingga peneliti mengharapakan masukan dan saran.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain
yang membutuhkannya.

Surabaya, 21 Agustus 2020


Penulis

Devi Yulianti

xii
DAFTAR ISI
Sampul Depan i
Sampul Dalam ii
Lembar Persetujuan Skripsi iv
Lembar Pengesahan Skripsi v
Lembar Pengesahan Naskah Skripsi vi
Halaman Pernyataan Orsinalitas vii
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir viii
Pedoman Penggunaan Skripsi ix
Abstrak x
Kata Pengantar xii
Daftar Isi xiii
Daftar Gambar xiv
Daftar Tabel xv
Daftar Lampiran xvi
Daftar Arti Lambang, Singkatan dan Istilah xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Batasan Masalah 5
C. Rumusan Masalah 5
D. Tujuan Penulisan 5
E. Manfaat Penulisan 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Stres Kerja 8
B. Konsep Kinerja Perawat 20

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL


A. Kerangka Konseptual Penelitian 39
B. Hipotesis Penelitian 40

BAB 4 METODE PENELITIAN


A. Jenis dan rancangan penelitian 41
B. Populasi penelitian 41
C. Sampel, Besar Sampel, dan Tehnik Pengambilan Sampel 41
D. Lokasi dan Waktu Penelitian 44
E. Kerangka Operasional Penelitian 45
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 46
G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 49
H. Pengolahan Data dan Analisa Data 51
I. Etika Penelitian 54

BAB 5 HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 56
B. Hasil Penelitian 57

xiii
BAB 6 PEMBAHASAN
A. Pembahasan 61
B. Keterbatasan Penelitian 66

BAB 7 KESIMPULAN
A. Kesimpulan 68
B. Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 70
Lampiran 73

xiv
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman


Gambar 2.1 Hubungan Faktor Organisasi, 25
Individu, Psikologi dengan Kinerja
Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 3.1 39
Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan
Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya
Kerangka Operasional Penelitian
Gambar 4.1 Hnbungan Tingkat Stres Kerja Dengan 45
Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya

xv
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman


Tabel 2.1 Kuisioner Pengukuran Tingkat Stres 36

Tabel 2.2 Indikator Penilaian 38

Tabel 4.2 Definisi Operasional 46

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden 58


berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden 58


berdasarkan Tingkat Stres Kerja

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden 59


berdasarkan Kinerja Perawat

Tabel 5.4 Tabulasi Silang antara Tingkat Stres 59


Kerja Dengan Kinerja Perawat

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran Halaman


Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Pengambilan 73
Data Awal

Lampiran 2 Surat Balasan Pengambilan Data Awal 74

Lampiran 3 Lembar Pengajuan Surat Permohonan 75


Etik

Lampiran 4 Lembar Keterangan Laik Etik 76

Lampiran 5 Lembar Permohonan Pengambilan Data 77


Awal

Lampiran 6 Lembar Permohonan Menjadi 78


Responden

Lampiran 7 Lembar Information for Consent 79

Lampiran 8 Lembar Persetujuan Keikutsertaan 82


Dalam Penelitian

Lampiran 9 Lembar Pengunduran diri 84

Lampiran 10 Lembar Kuisioner 85

Lampiran 11 Lembar Rekapitulasi Data 91

Lampiran 12 Lembar Rekapitulasi Kuisioner 94

Lampiran 13 Lembar Tabulasi Data Penelitian 96

Lampiran 14 Lembar Hasil Uji Statistik 102

Lampiran 15 Lembar Konsul 105

xvii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

DAFTAR ARTI LAMBANG


% : Presentase
> : Lebih dari
< : Kurang dari
= : Sama dengan
- : Sampai
d : Tingkat signifikan
n : Besar Sampel
N : Besar populasi
Ρ : Probability
ᾱ : Alfa

DAFTAR SINGKATAN
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
WHO : World Health Organization
M. Kep : Magister Keperawatan
M. Kes : Magister Kesehatan
NIM : Nomor Induk Mahasiswa
NPP : Nomor Pokok Pegawai
S. Kep., Ns : Sarjana Keperawatan, Ners
HIV :Human Immunodefisiency Virus
NPP :Nomor Pokok Perpustakaan
Ka. Prodi : Kepala Program Studi
UNUSA : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

DAFTAR ISTILAH
DASS-21 (Depression Anxiety Stress Scale ) : Untuk mengukur gejala depresi,
kecemasan, maupun stres yang dialami oleh individu
SPSS : Program computer yang digunakan untuk Analisa statistika
SNARS (Standard Nasional Akreditasi Rumah Sakit) : Merujuk dari angka
lahirnya, yakni di tahun 2020 sebagai penyempurnaan dari standar akreditasi
rumah sakit tahun 1975

xviii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat merupakan ujung tombak dalam kesehatan yang bersentuhan

langsung dengan pasien dalam pemberian edukasi kesehatan sederhana

terhadap pasien, menasehati pasien, membuat pasien nyaman. Semua tugas

itu harus dilakukan oleh perawat dan menjadi salah satu penyebab stres dari

perawat. Kualitas atau kepuasaan pelayanan keperawatan tidak terlepas dari

kinerja perawat. Kualitas pelayanan keperawatan di suatu rumah sakit dinilai

dari kepuasaan pasien yang sedang atau pernah dirawat. Salah satu faktor

yang mendukung adalah tenaga kesehatan yang harus bersedia merawat

pasien selama 24 jam, merawat pasien adalah tindakan keperawatan guna

menjaga mutu pelayanan pada rumah sakit (Keyrel De A, 2018).

Pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepahiang. Jenis Penelitian

yang digunakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross

sectional. Hasil uji statistik diketahui dari 80 responden, sebanyak 39

responden (48,8 %) yang memiliki stress kerja rendah, dan 41 (52,1 %)

responden yang memiliki stress kerja tinggi. sebanyak 43 responden (53,8 %)

yang menyatakan tidak terjadi konflik, dan 37 (46,2%) responden yang

menyatakan terjadi konflik, hasil continuity corection untuk stress kerja (P) =

0,000 < α = 0,05 dan konflik kerja continuity corection (P) = 0,000 < α =

1
0,05. Simpulan, ada pengaruh yang signifikan antara stress kerja dan konflik

kerja

2
2

terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Kepahiang (Amin, 2020).

Berdasarkan rekapitulasi data dari Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) per Desember

2016 dari total 296.876 orang perawat di Indonesia, dengan jumlah perawat

terbanyak di Provinsi di Jawa Timur 33.377 orang tenaga keperawatan

(Infodatin, 2017). Berdasarkan (Haryanti, 2013) penelitian tingkat stres

didapatkan bahwa responden yang memiliki beban kerja tinggi dari responden

yang mengalami stres tinggi sebanyak 85,2% dan yang mengalami stres

ringan sebanyak 14,8%.

RSI A. Yani Surabaya merupakan rumah sakit umum tipe B yang

memberikan pelayanan perawatan kesehatan terhadap masyarakat di Kota

Surabaya Jawa Timur dan merupakan rumah sakit rujukan bagi puskesmas-

puskesmas yang ada disekitarnya. Berdasarkan survey di RSI A.Yani 2020

tenaga keperawatan yang ada di RSI A. Yani Surabaya dari hasil data bulan

Maret terdapat sebanyak 206 perawat. Tingkat pendidikan S1 sebanyak 108

orang, D3 sebanyak 89 orang, dan SPK sebanyak 9 orang. Mempunyai

kapasitas tempat tidur sejumlah 200 tempat tidur. Berdasarkan data kegiatan

rawat inap parameter hospital statistik RSI A. Yani Surabaya pada periode

bulan Desember tahun 2019 yaitu Bed Occupancy Rate (BOR) 76,37 % , A

Length Of Stay (ALOS) 2,68 hari, Bed Trun Over (BTO) 8,81 kali. Turn Over

Internal (TOI) 0,83 hari. Gross Date Rate (GDR) 13,55 % dan NDR 5,81%.

Berdasarkan nilai parameter BOR pemakaian tempat tidur nilai idealnya


3

adalah 60% - 85%, BTO (berapa kali tempat tidur yang di tempati pasien

antara (40 - 50 kali), TOI lama tempat tidur tidak di tempati nilai idealnya

antara (1 – 3 hari), LOS lama pasien dirawat (6 - 9 hari), NDR jumlah pasien

mati > 48 jam < 25 per 1000 penderita keluar, dan GDR jumlah pasien mati

seluruhnya nilai idealnya 45 per 1000 penderita keluar (RSI A.Yani

Surabaya, 2019).

Profesi keperawatan berpotensi mengalami stres di tempat kerja dan

menghadapi tekanan di lingkungan medis yang disebabkan oleh berbagai

stressor. Tanggung jawab yang besar terhadap klien dapat meningkatkan stres

kerja pada perawat, sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung

akan menyebabkan peningkatan stres pada perawat (Sukmono, 2019). Stres

akibat pekerjaan sebagian besar disebabkan oleh situasi yang tidak terduga

atau masalah yang membutuhkan keterlibatan pribadi dan melakukan tugas

yang tidak sesuai dengan pengetahuan, keahlian, atau harapan seseorang,

yang mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk mengelola situasi.

Dalam pekerjaan perawat adalah waktu kerja perawat sangat panjang dan

melelahkan karena tugasnya semakin bertambah seiring waktu, mulai dari

merawat pasien, melaksanakan delegasi dokter hingga melakukan

dokumentasi rutin untuk dimasukkan kedalam sistem rumah sakit.

Infrastruktur yang tidak mendukung untuk memastikan kualitas layanan

kesehatan sering disebut sebagai faktor stres dalam pelayanan Kesehatan.

Akibatnya, ada sedikit dorongan dalam organisasi kerja. Faktor penyebab

terjadinya stres kurangnya waktu istirahat, gaji yang buruk, sosial yang buruk
4

dan dukungan sebaya, konflik peran dalam tim layanan kesehatan, akses yang

buruk ke dokter, kurangnya informasi dan peralatan kerja, keterlambatan

penyelesaian masalah, kurangnya sumber daya untuk melakukan tugas, tujuan

yang tidak realistis, harapan yang tinggi terkait dengan pekerjaan yang

dilakukan tepat waktu, dan sesuai dengan standar. Faktor penting untuk

terjadinya stres dalam asuhan keperawatan adalah kerja malam, kerja shift

dan lembur (Sukmono, 2019).

Berbagai upaya untuk mengurangi stress diantaranya dengan membuat

jadwal sendiri untuk istirahat sebentar ≤ 5 menit, seorang perawat berpikir

wawasan yang luas atau berpikir dari sudut pandang lain, atur posisi tempat

duduk senyaman mungkin dan diinginkan kepala agar tidak terlalu tertekan

beban yang sangat berat (Goudreau Jenna, 2013). Selain itu cara mengurangi

stress juga dapat dilakukan dengan tindakan yang sederhana seperti menjalin

hubungan komunikasi sesama perawat yang positif, melakukan olahraga

ringan di dalam ataupun di luar rumah sebelum bekerja dan sebelum tidur,

menjaga pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori dan

protein serta istirahat yang cukup agar sel-sel dalam tubuh bekerja dengan

baik, dalam mengurangi stress seorang perawat menentukan prioritas mana

yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan, menghilangkan kebiasaan buruk

seperti mengkonsumsi minuman bersoda atau beralkohol, perbanyaklah

minum air putih, membandingkan diri sendiri dengan orang lain, dan suka

menunda-nunda pekerjaan (Murphy Jeff, 2019).


5

Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengambil

judul “Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang telah ditemukan pada latar belakang diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah Terdapat Hubungan

Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah

Sakit Islam A.Yani Surabaya?”

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan dibatasi pada

“Tingkat Stres Dan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Islam A. Yani Surabaya?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi Tingkat Stres Kerja Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Islam A.Yani Surabaya

b. Mengidentifikasi Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Islam A.Yani Surabaya


6

c. Menganalisis Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya

E. Manfaat Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis

dan praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu bagi perkembangan ilmu

keperawatan. Selain itu sebagai sumber informasi untuk melakukan

penelitian selanjutnya. Hasilnya diharapkan sebagai bahan masukan untuk

menambah informasi dan memotivasi perawat dalam memanajemen stres

kerja secara individu maupun tim sesuai karakteristik masing-masing.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan tambahan kepustakaan dan untuk meningkatkan pengetahuan

mahasiswa terkait hubungan tingkat stres kerja dengan kinerja perawat

pada Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Menambah informasi dan intervensi terkait hubungan tingkat stres kerja

dengan kinerja perawat pada Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya

c. Bagi responden

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan

yang bermanfaat untuk mengatasi tingkat stres kerja dan work family

conflict dalam upaya meningkatkan kinerja perawat yang lebih baik.


7

d. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber informasi dan

referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tingkat stres

kerja dengan kinerja perawat di rumah sakit untuk penelitian selanjutnya.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Stres Kerja

Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam

menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari simptom, antara lain

emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur,

merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan

darah meningkat, dan mengalami gangguan pencernaan (Mangkunegara,

2013). Stres sebagai suatu hal yang tidak diharapkan yang muncul karena

tingginya suatu tuntutan lingkungan pada seseorang (Mulyadi, 2015).

Stres merupakan satu kata yang sering diucapkan oleh orang-orang dalam

aktivitas kehidupannya manakala ia mengalami suatu ketegangan atau

menghadapi suatu masalah. Bagi orang negatif, stres dianggap sebagai suatu

masalah atau sesuatu yang tidak baik bahkan sesuatu yang sangat

mengganggu dan merusak integritas kepribadiannya. Bagi orang positif, stres

dalam takarannya atau dalam batas-batas kemampuan untuk dapat mengelola

dianggap sebagai suatu motivasi atau sesuatu yang menggerakkan dirinya

dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Candra,

dkk, 2017).

2. Jenis-jenis Stres Kerja

Veithzal R (2011) mengkategorikan jenis stres menjadi dua yaitu :

a. Eustress, yaitu hasil respons terhadap stres yang bersifat sehat, positif dan

konstruktif (membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu


9

dan organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas,

kemampuan adaptasi dan tingkat performance yang tinggi.

b. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap yang bersifat tidak sehat, negatif

dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi

individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat

ketidakhadiran yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit,

penurunan kinerja dan kematian.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Stres Kerja

Menurut Mangkunegara (2013) penyebab stres kerja, antara lain beban

kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak,

kualitas pengawasan yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas

kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab,

konflik kerja, perbedaan nilai antar karyawan dengan pimpinan yang frustasi

dalam kerja.

Menurut Hasibuan (2014) faktor-faktor yang menyebabkan stres

pegawai antara lain:

1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan.

2. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar.

3. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai.

4. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja.

5. Balas jasa yang terlalu rendah.

6. Masalah keluarga seperti anak, istri, mertua, dan sebagainya.


10

Stres yang dialami seseorang biasanya selalu berkonotasi negatif karena

akan mengalami suatu kontra produktif. Stres sendiri dapat juga membantu

proses mengingat yang dialami dalam jangka pendek dan tidak terlalu

kompleks. Stres bisa meningkatkan glukosa menuju otak, yang memberikan

energi lebih ke neuron. Hal ini dapat mendorong untuk meningkatkan

pembentukan dan pengembalian ingatan. Di sisi lain jika stres dilakukan

secara terus menerus, akan menyebabkan terhambatnya pengiriman glukosa

ke otak yang mengakibatkan rendahnya daya ingat manusia (Mulyadi, 2015).

Adapun hal-hal yang menjadi sumber penyebab terjadinya stres adalah

sebagai berikut:

1) Faktor Lingkungan

a) Ketidakpastian Ekonomi, misalnya orang merasa cemas terhadap

kelangsungan pekerjaan mereka.

b) Ketidakpastian Politik, misalnya adanya peperangan akibat

perebutan kekuasaan.

c) Perubahan Teknologi, misalnya dengan adanya alat elektronik,

munculnya bom dimana-mana

2) Faktor Organisasional

a) Tuntutan tugas, misalnya desain pekerjaan individual, kondisi

pekerjaan, dan tata letak fisik pekerjaan

b) Tuntutan peran, misalnya ada peran beban yang berlebihan dalam

organisasi.
11

c) Tuntutan antarpersonal, misalnya tidak adanya dukungan dari pihak

tertentu atau terjalin hubungan yang buruk.

3) Faktor Personal

a) Persoalan Keluarga, misalnya kesulitan dalam mencari nafkah dan

retaknya hubungan keluarga.

b) Persoalan Ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak memenuhi

apa yang didambakan. Berasal dari kepribadiannya sendiri.

Berbagi tekanan dan gangguan dalam sebuah organisasi tentunya pasti

sangat sering terjadi. Hal inilah yang perlu dihindari agar kinerja tidak

terganggu. Semua bisa di atasi asalkan dapat mengindikasikan masalah yang

kita hadapi itu sendiri. Semakin seorang mendapatkan tekanan di luar batas

dari kemampuan dirinya sendiri tentunya akan mengalami stres pula yang

cukup berat dan sangat mengganggu kerja otak termasuk dengan daya ingat

(Mulyadi, 2015).

4. Tahapan-tahapan Stres

Stres memiliki beberapa tahapan sampai stres itu dirasakan mengganggu

fungsi kehidupan individu. Biasanya perjalanan stres sampai menimbulkan

reaksi yang dirasakan oleh seseorang timbul secara perlahan oleh seseorang

timbul secara perlahan yang sering kali tidak disadari pada awalnya dan

kemudian baru dapat dirasakan mengganggu jika sudah terjadi lebih lanjut.

1. Tahap Satu

Merupakan tahapan stres yang paling ringan dan kelihatannya

menyenangkan yang umumnya disertai oleh gejala-gejala tertentu Seperti :


12

a. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, tetapi

tanpa disadari cadangan energi dalam tubuhnya telah dihabiskan yang

disertai rasa gugup yang berlebihan.

b. Semangat kerjanya berlebihan.

c. Penglihatannya tajam tidak seperti biasanya.

d. Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan makin bertambah

semangat.

2. Tahap Dua

Pada tahap ini, muncul keluhan yang sebenarnya akibat kehabisan energi

yang telah digunakan secara berlebihan pada tahap pertama. Cadangan

energi tidak lagi cukup untuk digunakan sepanjang hari karena tidak

memiliki cukup waktu untuk beristirahat. Gejala yang biasanya muncul

adalah :

a. Merasa Lelah sewaktu bangun pagi.

b. Mudah Lelah sesudah makan siang.

c. Cepat merasa capek menjelang sore hari.

d. Sering mengeluhkan perut atau lambungnya tidak nyaman.

e. Denyut jantung lebih keras dari biasanya.

f. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.

g. Tampak gelisah dan tidak dapat santai.

3. Tahap Tiga
13

Seseorang yang telah mengalami stres, maka keluhan-keluhannya makin

nyata dan dirasakan mengganggu pada tahap ini. Munculah gejala-gejala,

seperti :

a. Gangguan lambung dan usus seperti maag (gastritis) dan gangguan

buang air besar seperti diare.

b. Ketegangan otot-otot makin dirasakan mengganggu.

c. Merasa tidak tenang dan ketegangan emosional makin meningkat.

d. Gangguan pola tidur (insomnia) seperti susah untuk mulai tidur (early

insomnia), terbangun tengah malam dan susah kembali tidur (middle

insomnia), atau bangun terlalu pagi / dini hari, dan tidak dapat kembali

tidur (late insomnia)

e. Koordinasi tubuh terganggu, seperti sempoyongan layaknya mau

pingsan.

4. Tahap Empat

Gejala-gejala yang muncul dan dirasakan pada tahap ini makin berat dan

biasanya membutuhkan berbagai bantuan professional yang lebih luas

untuk mengatasi stresnya. Fenomena yang muncul pada tahap ini adalah :

a. Takut dan cemas yang tidak diketahui penyebabnya.

b. Daya ingat dan kosentrasi menurun.

c. Sering kali menolak ajakan (negativism) karena tidak ada semangat dan

kegairahan

d. Gangguan pola tidur yang disertai dengan mimpi-mimpi buruk.

e. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.


14

f. Kehilangan kemampuan untuk merespons dengan memadai yang

tadinya tanggap terhadap suatu situasi.

g. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah

diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.

h. Sulit bertahan dalam aktivitas sepanjang hari.

5. Tahap Lima

Setelah mengalami stres tahap empat, jika keadaan berlanjut, seseorang

akan sampai pada tahapan stres pada tahap lima yang sering mengalami

hal-hal berikut:

a. Takut dan cemas yang makin meningkat.

b. Mudah bingung dan panik.

c. Kelelahan fisik dan mental makin berat.

d. Ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan

sederhana.

e. Gangguan system pencernaan makin berat.

6. Tahap Enam

Merupakan tahapan puncak dari keseluruhan tahapan stres, yang biasanya

mengalami serangan panik dan perasaan takut mati. Fenomena yang terjadi

pada tahap ini yaitu sebagai berikut:

a. Sekujur tubuh terasa gemetar, dingin, dan keringat bercucuran.

b. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.

c. Susah bernafas.

d. Debaran jantung sangat keras.


15

e. Pingsan atau kolaps.

Tahapan stres yang telah diuraikan tadi menunjukkan perjalanan stres dari

tahapan tidak dirasakan, dirasakan dingin, sampai yang sangat berat.

Keadaan demikian dapat dilihat dari gejala atau fenomena yang muncul dari

tahap awal sampai tahap akhir yang menunjukkan adanya perubahan-

perubahan fisiologis dan psikologis yang makin mengganggu fungsi

kehidupannya (Candra, dkk, 2017).

5. Gejala Stres Kerja

Gejala stres kerja dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu :

a. Gejala Psikologis

Bingung, cemas, tegang, sensitif, mudah marah, bosan, tidak puas, tertekan,

memendam perasaan, tidak kosentrasi, dan komunikasi tidak efektif.

b. Gejala Fisik

Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkat ekskresi

adrenalin, dan non adrenalin, gangguan lambung, gangguan pernapasan,

gangguan kardiovaskuler, kepala pusing, migrain, berkeringat, dan mudah

lelah fisik.

c. Gejala Perilaku

Prestasi dan produktivitas kerja menurun, menghindari pekerjaan, bolos kerja,

agresif, kehilangan napsu makan, meningkat penggunaan minuman keras,

bahkan perilaku sabotase.

Gejala stres kerja dapat disimpulkan bahwa stress yang dialami seseorang

mengakibatkan melemahnya penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan


16

tubuh. Jadi, bila seseorang mengalami stress kerja, maka orang tersebut akan

mudah sakit. Selain itu produktivitas atau prestasi kerja menurunkan sehingga

akan memberi dampak negatif terhadap unit kerja atau perusahaan tempat

orang tersebut bekerja (Saam, 2012).’

6. Indikator Stres Kerja

Menurut Hariandja (2002) Indikator-indikator stres kerja dapat dibagi

dalam tiga aspek yaitu:

1. Indikator pada psikologis, meliputi :

a. Cepat marah.

b. Ketegangan kerja.

c. Kegelisahan kerja.

d. Kebosanan kerja.

2. Indikator pada fisik, meliputi :

a. Meningkatnya detak jantung.

b. Meningkatnya tekanan darah.

c. Sakit kepala.

d. Sakit perut.

3. Indikator pada perilaku, meliputi :

a. Merokok berlebihan.

b. Sulit Tidur.

c. Absensi Meningkat.

d. Berbicara tidak tenang


17

7. Dampak Stres Kerja

Adapun dampak stres yang berkepanjangan ialah, dapat menimbulkan

gangguan pada tubuh manusia, Seperti :

a. Penyakit jantung atau penyakit Arteri Koroner: frekuensi jantung tidak

teratur dan palpitasi, angina pektoris, infrakmiokardium, peningkatan blood

maker penyakit arteri coroner.

b. Gangguan Vaskular atau Sentral : Hipertensi dan Stroke.

c. Gangguan Pernapasan : Asma dan Hiperventilasi.

d. Gangguan Gastrointestinal : Anoreksia atau Obesitas, Konstipasi atau diare,

tukak lambung, penyakit inflamasi usus.

e. Gangguan Muskuloskeletal : Sakit kepala, Nyeri Punggung, Penurunan

pertumbuhan atau gagal tumbuh.

f. Gangguan kulit : Psoriasis dan Jerawat.

g. Gangguan Sistem Imun : infeksi yang sering, disfungsi tiroid, eksaserbasi

penyakit autoimun, kanker.

h. Gangguan Reproduksi : Amenore, Impotensi, Sterilitas, keguguran.

i. Gangguan Perilaku : Makan tidak teratur, penggunaan obat, agresi, tidak

dapat tidur.

j. Gangguan Psikologis : Keletihan, ansietas, depresi, kesulitan berkonsentrasi

atau masalah memori.

Pada stres kronis, individu sering tampak bingung dan distres, tidak dapat

tidur, dan memperlihatkan kesulitan dalam mengatasi kebutuhan stressor yang

intens. Hubungan keluarga dan professional dapat terpengaruh. (Selye, 1983


18

dalam Nursalam, 2014) mengatakan bahwa stresor dapat menyebabkan

munculnya sindrom adaptasi umum melalui beberapa tahap berikut:

a. Tahap peringatan (Alarm Stage)

Tahap awal reaksi tubuh dalam menghadapi berbagai stressor. Reaksi ini

mirip dengan fight of fight response (menghadapi atau lari dari stres),

tubuh tidak dapat bertahan lama pada tahapan ini.

b. Tahap adaptasi (Adaptation Stage)

Tahap ini adalah dimana tubuh mulai beradaptasi dengan adanya stres dan

berusaha mengatasi serta membatasi stresor. Ketidakmampuan beradaptasi

mengakibatkan tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit (disebut

penyakit adaptasi).

c. Tahap kelelahan (Exhaustion Stage)

Merupakan tahap dimana adaptasi tidak bisa dipertahankan karena stres

yang berulang atau berkepanjangan, sehingga berdampak pada seluruh

tubuh.

Tanda distres umumnya mengalami irratabilitas, depresi yang diikuti

dengan sifat agresif atau malas, detak jantung meningkat, sebuah tanda

kelebihan produksi adrenalin, sering dialami ketika stres. Mulut yang

kering, sifat yang implusif, emosi yang tidak stabil, tidak dapat

berkosentrasi, lari dari kenyataan dan umumnya tidak dapat berorientasi,

cenderung mengalami kecelakaan, ketika mengalami stres berat (Eustres

atau Distres) sering kali menyebabkan terjadinya kecelakaan, cenderung

terlihat kelelahan, penurunan keinginan untuk sex menurun atau


19

mengalami impotensi. Tidak adanya ketertarikan, perasaan takut tapi tidak

diketahui dengan jelas kenapa kita takut (Selye, dalam Nursalam & Ninuk

Dian Kurniawati, 2007 dikutip dari Donsu Jenita, 2017).


20

A. Konsep Kinerja Perawat

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual

performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai

oleh seseorang). Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan (Mangkunegara, 2013).

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam satu organisasi sesuai wewenang dan tanggung

jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika.

Kinerja merupakan penampilan hasil karya personal baik kualitas maupun

kuantitas dalam suatu organisasi (Supriyanto dan Ratna, 2007 dalam

Nursalam, 2014).

Karyawan merupakan suatu kunci penentu keberhasilan organisasi.

Oleh karena itu setiap karyawan selain dituntut untuk memiliki

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, juga harus mempunyai

pengalaman, motivasi, disiplin diri, dan semangat kerja tinggi, sehingga

jika kinerja karyawan baik maka kinerja organisasi juga akan

meningkat yang menuju pada pencapaian tujuan organisasi (Hasenida,

2016).

Kinerja atau performance menurut Supriyanto dan Ratna (2007)

dalam Nursalam (2015) adalah effort (upaya atau aktifitas) ditambah

achievements (hasil kerja atau pencapaian hasil upaya). Selanjutnya


21

kinerja dirumuskan sebagai (P = E + A) atau Performance = Effort +

Achievement.

Kinerja berasal dari kata to perform artinya (1) melakukan,

menjalankan, melaksanakan (to do or carry of a excecute) (2)

memenuhi atau melaksanakan suatu kewajiban suatu intense atau

niat (to discharge of fulfil), (3) melaksanakan atau

menyempurnakan tanggung jawab (to excecute or complete an

understanding), (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh

seseorang atau mesin (to do what expected of a person, machine).

Robbins dalam Nursalam (2015) mendefinisikan kinerja sebagai

fungsi interaksi antara kemampuan (Ability), motivasi (Motivation), dan

kesempatan (Opportunity).

B. Indikator-indikator Kinerja Perawat

Menurut Wibowo (2014), kinerja memerlukan adanya dukungan

sarana, kompetensi, peluang, standar, dan umpan balik. Kaitan di antara

ketujuh indicator tersebut digambarkan oleh Hersey, Blanchard, dan

Johnson dengan penjelasan seperti berikut :

1. Tujuan

Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari

oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Tujuan bukanlah

merupakan persyaratan, juga bukan merupakan sebuah keinginan. Tujuan

menunjukkan arah ke mana kinerja harus dilakukan atas dasar arah

tersebut. Untuk mencapai tujuan, diperlukan kinerja individu,


22

kelompok, dan organisasi. Kinerja individu maupun organisasi berhasil

apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Standar

Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan

dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai.

Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu mencapai

suatu standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan

bawahan.

3. Umpan Balik

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk

mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan.

Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan

sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.

4. Alat atau sarana

Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau

sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa

alat atau sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan

tujuan tidak diselesaikan dan tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan.

5. Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang


23

untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan mencapai tujuan.

6. Motif

Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan

tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan

balik, memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan tindakan yang mengakibatkan disintesif.

7. Peluang

Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan

prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan adanya

kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktu

dan kemampuan untuk memenuhi syarat.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Perawat

Wirawan (2009, dikutip dalam Yuli, 2013) menyatakan bahwa

kinerja merupakan hasil dari sinergi sejumlah faktor yang meliputi:

1) Faktor Internal Pegawai

Faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan faktor bawaan

dari lahir (misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan

kejiwaan) dan faktor yang diperoleh ketika berkembang


24

(misalnya pengetahuan, keterampilan, etos kerja dan

pengalaman kerja).

2) Faktor Lingkungan Internal Organisasi

Dukungan dari organisasi tempat pegawai bekerja (misalnya

dukungan teknnologi, sumber daya yang dimiliki organisasi, sistem

manajemen dan kompetensi, strategi organisasi dan iklim kerja

dalam organisasi)

3) Faktor Lingkungan Eksternal Organisasi

Keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan sekitar

organisasi yang mempengaruhi kinerja pegawai.

Selanjutnya Wirawan menyatakan bahwa faktor-faktor internal

pegawai bersinergi dengan faktor-faktor lingkungan internal dan

eksternal organisasi kemudian mempengaruhi perilaku kerja pegawai.

Perilaku kerja pegawai meliputi :

(1) Kepuasan Kerja,

(2) Disiplin Kerja,

(3) Motivasi Kerja,

(4) Stres Kerja

(5) Sikap Kerja,

(6) Semangat Kerja,

(7) Keterlibatan Kerja,

(8) Loyalitas, dan

(9) Budaya Organisasi


25

Perilaku kerja ini selanjutnya mempengaruhi kinerja pegawai.

Semakin baik perilaku kerja (misalnya semakin tinggi motivasi

pegawai) maka kinerja pegawai akan semakin baik (Yuli, 2012).

Kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap

orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai

dengan perannya dalam perusahaan. Gibson (1997) menyatakan ada 3

faktor yang berpengaruh terhadap kinerja, yaitu :

(1) Faktor Individu

Kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman

kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.

(2) Faktor Psikologis

Persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja.

(3) Faktor Organisasi

Struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem

penghargaan (reward system) (Nursalam, 2015).

Hubungan faktor individu, faktor organisasi dan psikologi terhadap


kinerja tersebut bersinergi secara konstan dan digambarkan seperti
berikut :
26

Gambar 2.1 Hubungan Faktor Organisasi, Individu, Psikologi


dengan Kinerja (Gibson, 1997 dalam Nursalam, 2015)
Menurut Zebua (2016) menyatakan bahwa terwujudnya kinerja

SDM (Sumber Daya Manusia) rumah sakit dengan nilai baik tentu

ada beberapa faktor yang ikut menentukan. Faktor-faktor yang

menentukan itu tidak hanya berkaitan dengan pendidikan,

kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki SDM rumah sakit, tetapi

dipengaruhi juga oleh faktor lain yang ikut mendorong keberhasilan

SDM rumah sakit didalam mencapai kinerja yang baik.

Menurut Zebua (2016) faktor penentu lain yang turut mewujudkan

keberhasilan SDM dalam pencapaian kinerja baik, antara lain :

1) Ketepatan penempatan SDM rumah sakit sesuai dengan kompetensi

yang dimiliki

2) Tersedianya tempat kerja yang baik

3) Tersedianya alat kerja yang digunakan dalam menunaikan

tugasnya sehari-hari

4) Memilih atasan yang mempunyai sifat kepemimpinan yang baik

5) Ada program kerja dan target yang telah digariskan atasan

6) Selalu mendapatkan motivasi dari atasan

7) Berjalannya manajemen digugus kerja

8) Memilih atasan yang selalu mengajak stafnya untuk berdiskusi


27

mengenai pelaksanaan pekerjaan supaya berhasil baik.

Robbins (2002) dalam Nursalam (2015) mengemukakan konsep

kinerja dalam faktor yang mempengaruhi kinerja sesuai faktor

kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) adalah sebagai

berikut :

1) Human performace = ability + motivation

2) Motivation = attitude + situation

3) Ability = knowledge + skill

Robbins juga mengemukakan bahwa kinerja karyawan (Employee

Performance) adalah tingkat dimana karyawan mencapai

persyaratan pekerjaan. Penilaian kinerja (Performance Appraisal)

adalah proses yang mengukur kinerja karyawan. Penilaian kinerja pada

umumnya mencakup aspek kualitatif maupun kuantitatif dari

pelaksanan pekerjaan. Penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa

baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan atau diberikan

(Nursalam, 2015).

D. Penilaian Kinerja Perawat

Penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian tentang seberapa

baik pekerja telah melaksanakan tugasnya selama periode waktu

tertentu (Wibowo, 2014).

Menurut Cummings dan Schwab (1973) dalam Nursalam, 2014,

penilaian kinerja pada umumnya memiliki dua fungsi berikut :

1. Fungsi Summative atau Evaluative


28

Fungsi ini biasanya berhubungan dengan rencana pengambilan

keputusan yang bersifat administratif. Sebagai contoh, hasil dari penilaian

ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan gaji

pegawai yang dinilai, memberikan penghargaan atau hukuman, promosi,

dan mutase pegawai. Dalam fungsi ini manajer berperan sebagai hakim

yang siap memberikan vonis.

2. Fungsi formatif

Fungsi formatif berkaitan dengan rencana untuk meningkatkan

keterampilan pegawai dan memfasilitasi keinginan pegawai untuk

meningkatkan kemampuan mereka. Maksudnya untuk mengidentifikasi

pelatihan yang dibutuhkan pegawai. Manajer berperan sebagai konsultan

yang siap untuk memberikan pengarahan dan pembinaan untuk kemajuan

pegawai.

Stewart (1977) dalam Nursalam, 2014 menyatakan bahwa penilaian

kinerja pegawai dimaksud sebagai berikut :

1. Memberikan feedback kepada pegawai.

Agar efektif, masukan yang diberikan kepada pegawai harus jelas

(tanpa sasaran), deskriptif (menggambarkan contoh-contoh pekerjaan yang

benar), objektif (memberikan masukan yang positif dan negatif), dan

konstruktif (memberikan saran perbaikan).

2. Management by objective

Manajer menentukan target dan tujuan yang harus dicapai oleh setiap

bawahan. Target dan tujuan tersebut harus disetujui oleh kedua belah
29

pihak dan evaluasi dilaksanakan berdasarkan hal-hal yang sudah disetujui

bersama.

3. Salary review

Hasil dari penilaian digunakan untuk menentukan apakah seseorang

akan mendapatkan kenaikan atau penurunan gaji.

4. Career counselling

Dalam pelaksanaan penilaian, manajer mempunyai kesempatan untuk

melihat kemungkinan perjalanan karier pegawai, salah satunya bisa

melalui pengiriman pegawai ke dalam program diklat.

5. Succession planning

Penilaian pegawai dapat membantu manajer untuk membuat daftar

pegawai yang memiliki keterampilan dan kemampuan tertentu, sehingga

jika ada posisi yang kosong, manajer bisa dengan cepat menunjuk

seseorang.

6. Mempertahankan keadilan

Suatu hal yang wajar jika seseorang lebih menyukai seseorang

disbanding orang lain. Penilaian pegawai dapat mengurangi terjadinya hal

tersebut, misalnya dengan melibatkan atasan dari atasan langsung kita

untuk ikut secara acak dalam proses penilaian.

7. Penggantian pemimpin

Sistem penilaian pegawai dapat mengurangi beban pekerjaan manajer

baru yang tidak tahu menahu kondisi dan kompetensi pegawainya. Data
30

yang ada dalam dokumen penilaian dapat digunakan sebagai informasi

yang penting untuk mengetahui kompetensi dan mengenal bawahan lebih

cepat dan mungkin akurat.

E. Dasar Penilaian Kinerja Perawat

Dasar penilaian adalah uraian pekerjaan dari setiap individu

karyawan karena dalam uraian pekerjaan inilah ditetapkan tugas dan

tanggung jawab yang akan dilakukan oleh setiap karyawan. Sebuah

standar dapat dianggap sebagai pengukur yang ditetapkan, sesuatu yang

harus diusahakan, sebuah model untuk diperbandingkan, suatu alat

untuk membandingkan antara satu hal dengan hal yang lain.

Secara umum standar berarti apa yang akan dicapai sebagai ukuran

untuk penilaian. Secara garis besar standar dibedakan atas dua :

1) Tangible standard yaitu sasaran yang dapat ditetapkan alat ukurnya

atau standarnya. Standar ini dibagi atas :

a) Standar dalam bentuk fisik yang terbagi atas : standar kuantitas,

standar kualitas, dan standat waktu. Misalnya kilogram, meter,

baik-buruk, jam, hari dan bulan.

b) Standar dalam bentuk uang terbagi atas standar biaya, standar

penghasilan, dan standar investasi.

2) Intangible standard adalah sasaran yang tidak dapat ditetapkan alat

ukur atau standarnya. misalnya, standar perilaku, kesetiaan,

partisipasi, loyalitas, serta dedikasi karyawan terhadap perusahaan.

Menurut Simamora (1995) dalam Gaffar (2012) mengemukakan


31

bahwa kinerja karyawan dapat diukur dengan indikator-indikator

sebagai berikut :

1) Kualitas Kerja, yaitu meliputi jumlah produksi kegiatan yang

dihasilkan.

2) Kuantitas Kerja, yaitu berlaku sebagai standar proses pelaksanaan

kegiatan rencana organisasi.

3) Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, yaitu pemenuhan

kesesuaian waktu yang dibutuhkan atau diharapkan dalam

pelaksanaa kegiatan.

Indikator-indikator kinerja karyawan sebagaimana disebutkan

diatas memberikan pengertian bahwa pekerjaan yang dilakukan karyawan

dilandasi oleh ketentuan-ketentuan dalam organisasi. Disamping itu,

karyawan juga harus mampu melaksanakan pekerjaannya secara benar dan

tepat waktu.

Menurut American Hospital Association (2010) dalam Muthmainah

(2012) menyebutkan hal yang harus dinilai pada karyawan di rumah sakit

adalah :

1) Produktivitas

2) Kualitas

3) Pengetahuan terhadap pekerjaan

4) Kepandaian

5) Keterkaitan

6) Inisiatif
32

7) Penampilan

8) Hubungan personal

9) Kooperatif dengan Manajemen.

F. Skala Pengukuran Kinerja Perawat

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala pengukuran,

yaitu :

1. Skala beban kerja

a. Beban kerja mental

Kompleksitas pekerjaan atau tingkat kesulitan pekerjaan yang

mempengaruhi tingkat emosi pekerja dan tanggung jawab terhadap

pekerjaan.

b. Beban kerja fisik

Tata ruang kerja, alat dan sarana kerja, sikap kerja dan stasiun kerja

2. Skaka Stress kerja

a. Gejala Psikologis

Gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian mengenai

stress pekerjaan yaitu kecemasan, kebingungan, dan mudah tersinggung,

perasaan frustasi, rasa marah, menarik diri, komunikasi yang tidak efektif,

merasa bosan, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan kosentrasi,

menurunnya rasa percaya diri.

b. Gejala Fisiologis

Gejala fisiologis yang utama dari stress kerja adalah meningkatnya denyut

jantung, tekanan darah, gangguan lambung, kelelahan secara fisik, sakit


33

kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot, gangguan

tidur.

c. Gejala Perilaku

Gejala perilaku uang utama dari stress kerja adalah memunda pekerjaan,

menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan, menurunnya prestasi

(performance) dan produktivitas, meningkatnya penggunaan obat-obatan,

perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan) makan,

menyetir dengan hati-hati, menurunnya kualitas hubungan interpersonal

dengan keluarga dan teman (Ambarwati, 2014).

G. Unsur-unsur yang dinilai

Pada umumnya unsur-unsur ynng perlu diadakan penilaian dalam

proses penilaian kinerja adalah sebagai berikut :

1. Kesetiaan

Tekad dan kesanggupan menaati, melaksanakan, dan mengamalkan Sesutu

yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan

kesanggupan tersebut harus dibuktikan dengan sikap dan perilaku tenaga

kerja yang bersangkutan dalam kegiatan sehari-hari serta dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

2. Prestasi kerja

Kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas

dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Pada umumnya kerja seorang

tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan,

pengalaman, dan kesungguhan tenaga kerja yang bersangkutan.


34

3. Tanggung jawab

Kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat

waktu serta berani memikul risiko atas keputusan yang telah diambilnya

atau tindakan yang dilakukannya.

4. Ketaatan

Untuk menaati segala ketetapan, peraturan perundang-undangan dan

peraturan kedinasan yang berlaku, menaati perintah kedinasan yang

diberikan atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak

melanggar larangan yang telah ditetapkan perusahaan maupun pemerintah,

baik secara tertulis maupun tak tertulis.

5. Kejujuran

Ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan

pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang

yang telah diberikan kepadanya.

6. Kerja sama

Untuk bekerja Bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan

suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya

guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

7. Prakarsa
35

Untuk mengambil keputusan, langkah – langkah atau melaksanakan

sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa

menunggu perintah dan bimbingan dari manajemen lininya.

8. Kepemimpinan

Untuk meyakinkan orang lain (tenaga kerja lain) sehingga dapat

dikerahkan secara maksimum untuk melaksanakan tugas pokok

(Sastrohadiwiryo, 2019).

H. Karakteristik Karyawan yang memiliki Kinerja Yang Tinggi

Sebuah studi tentang kinerja menemukan beberapa karakteristik

karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi. Raharjo (2005) dalam

Gaffar (2012) menyebutkan beberapa karakteristik karyawan yang

memiliki kinerja yang tinggi, meliputi :

(1) Berorientasi Pada Prestasi

Karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi, keinginan yang

kuat membangun sebuah mimpi tentang apa yang mereka inginka

untuk dirinya.

(2) Percaya Diri

Karyawan yang kinerja tinggi memiliki sikap mental positif

yang mengarahkannya bertindak dengan tingkat percaya diri yang

tinggi.

3) Pengendalian Diri

Karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi mempunyai rasa


36

percaya diri yang sangat mendalam.

4) Kompetensi

Karyawan yang kinerjanya tinggi telah mengembangkan

kemampuan spesifik atau kompetensi berprestasi dalam daerah pilihan

mereka.

5) Persisten

Karyawan yang kinerjanya tinggi mempunyai piranti kerja,

didukung oleh suasana psikologis, dan pekerja keras terus-menerus.


37

I. Teknik Penilaian

Telah dikemukakan bahwa pada kenyatannya praktik teknik penilaian

kinerja antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lain seringkali

berbeda. Nilai kinerja dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai

berikut.

1. 81 – 100 = Baik sekali


2. 71 – 80 = Baik
3. 61 – 70 = Cukup / sedang
4. 51 – 60 = Kurang
5. ≤ 50 = Kurang sekali

Setiap unsur yang diadakan penilaian, hendaknya ditetapkan terlebih

dahulu nilainya dalam angka, selanjutnya ditetapkan nilai dalam sebutan

(Sastrohadiwiryo, 2019).

Tabel 2.1 Kuisioner Pengukur Tingkat Stres

No PERNYATAAN Tidak Kadang- Sering Selalu


. Pernah kadang
1. Menjadi marah karena hal-hal
kecil/sepele
2. Mulut terasa kering
3. Tidak dapat melihat hal yang positif
dari suatu kejadian
4. Merasakan gangguan dalam bernapas
(napas cepat, sulit bernapas)
5. Merasa sepertinya tidak kuat lagi
untuk melakukan suatu kegiatan
6. Cenderung bereaksi berlebihan pada
situasi
7. Kelemahan pada anggota tubuh
8. Kesulitan untuk relaksasi/bersantai
9. Cemas yang berlebihan dalam suatu
situasi namun bisa lega jika hal/situasi
itu berakhir
10. Pesimis
11. Mudah merasa kesal
38

12. Merasa banyak menghabiskan energi


karena cemas
13. Merasa sedih dan depresi
14. Tidak sabaran
15. Kelelahan
16. Kehilangan minat pada banyak hal
(missal; makan, ambulasi, sosialisasi)
17. Merasa diri tidak layak
18. Mudah tersinggung
19. Berkeringat (misal; tangan
berkeringat) tanpa stimulasi oleh
cuaca maupun latihan fisik
20. Ketakutan tanpa alasan yang jelas
21. Merasa hidup tidak berharga
22. Sulit untuk beristirahat
23. Kesulitan dalam menelan
24. Tidak dapat menikmati hal-hal yang
saya lakukan
25. Perubahan kegiatan jantung dan
denyut nadi tanpa stimulasi oleh
latihan fisik
26. Merasa hilang harapan dan putus asa
27. Mudah marah
28. Mudah panik
29. Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu
yang mengganggu
30. Takut diri terhambat oleh tugas-tugas
yang tidak biasa dilakukan
31. Sulit untuk antusias pada banyak hal
32. Sulit menoleransi gangguan-gangguan
terhadap hal yang sedang dilakukan
33. Berada pada keadaan tegang
34. Merasa tidak berharga
35. Tidak dapat memaklumi hal apa pun
yang menghalangi anda untuk
menyelesaikan hal yang sedang anda
lakukan
36. Ketakutan
37. Tidak ada harapan untuk masa depan
38. Merasa hidup tidak berarti
39. Mudah gelisah
40. Khawatir dengan situasi saat diri anda
mungkin menjadi panik dan
mempermalukan diri sendiri
41. Gemetar
39

42. Sulit untuk meningkatkan inisiatif


dalam melakukan sesuatu
1. Skala depresi : 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42

2. Skala Kecemasan : 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30, 36, 40, 41

3. Skala Stres : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39

Tabel 2.2 Indikator Penilaian

Normal Ringan Sedang Berat Sangat

Berat
Depresi 0-9 10-13 14-20 21-27 28+
Kecemasan 0-7 8-9 10-14 15-19 20+
Stres 0-14 15-18 19-25 26-33 > 34
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan Pustaka dapat dibuat kerangka konseptual
sebagai berikut:

Faktor yang mempengaruhi Faktor yang


Tingkat Stres Kerja mempengaruhi Kinerja
Perawat:
1. Faktor Lingkungan 1. Faktor Internal
a. Ketidakpastian Pegawai
Ekonomi 2. Faktor Lingkungan
b. Ketidakpastian Internal Organisasi
Politik 3. Faktor Lingkungan
c. Perubahan Eksternal Organisasi
Teknologi a. Kepuasan Kerja
2. Faktor Organisasional b. Disiplin Kerja
a. Tuntutan Tugas c. Motivasi Kerja
b. Tuntutan Peran Kinerja
d. Stres Kerja
c. Tuntutan e. Semangat Kerja Perawat
antarpersonal
f. Sikap Kerja
3. Faktor Personal
g. Keterlibatan Kerja
a. Persoalan
h. Loyalitas
Keluarga
i. Budaya Organisasi
b. Persoalan
Ekonomi

Sumber : (Mulyadi, 2015), dan (Wirawan, 2009)


Keterangan :
: Variabel yang diteliti
------------------ : Variabel yang tidak diteliti
: Mempengaruhi
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan
Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam
A.Yani Surabaya.
Dari kerangka konseptual diatas diketahui bahwa Faktor yang mempengaruhi

Stres yaitu Faktor Lingkungan, Faktor Organisasional dan Faktor Personal.


41

Sementara kinerja dipengaruhi oleh sembilan faktor termasuk stres kerja yaitu

kepuasaan kerja, disiplin kerja, motivasi kerja, semangat kerja, sikap kerja, stres

kerja, keterlibatan kerja, loyalitas, dan budaya organisasi.

A. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat Hubungan Tingkat Stres Kerja Tinggi Di Ruang Rawat Inap Rumah

Sakit Islam A.Yani Surabaya.


BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu untuk menganalisis

hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang

telah dirumuskan sebelumnya, sedangkan desain penelitian adalah cross

sectional yaitu dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel

terikat akan dikumpulkan di observasi satu kali saja dalam satu kali waktu

atau dalam waktu yang bersamaan.

B. Populasi Penelitian

Populasi merupakan subjek penelitian yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

perawat di Ruang Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit Islam A. Yani

Surabaya sebesar 55 perawat.

C. Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel


1. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini sebagian

perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya

sebesar 55 perawat.

a. Kriteria Inklusi

1) Perawat yang bekerja pada Ruang Rawat Inap dewasa

diantaranya ruang Mina, ruang Tan’im Muzdalifah,

ruang Multazam, dan ruang Shofa Marwah.


43

2) Perawat yang hadir pada saat dilakukan pengambilan

kuisioner

3) Perawat yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian

dengan menandatangani lembar persetujuan

b. Kriteria Eksklusi

1) Perawat yang bekerja pada Ruang Rawat Inap Hijr

Ismail

2) Perawat yang bekerja pada Ruang Rawat Inap UGD,

ICU dan Zam-zam tidak diambil oleh peneliti karena

ruangan tersebut ruangan khusus.

3) Perawat yang tidak bersedia berpartisipasi dalam

penelitian ini dengan alasan tertentu

4) Perawat yang tidak hadir (sakit atau cuti) pada saat

dilakukan penelitian

2. Besar Sampel
Besar sampel dihitung menggunakan rumus (Nursalam, 2017).
N
n= 2
1+ N ( d)
Keterangan :
n = sampel
N = populasi
d = tingkat signifikasi (0,05)
Dengan perhitungan :
Diketahui :
N = 64
D = 0,05
44

Ditanya : n……………..?
64
n= 2
1+64 (0,05)
64
n=
1+64 (0,0025)
64
n=
1+0,16
n=55,17
Dibulatkan menjadi 55 orang.
3. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Probability
Sampling dimana setiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan
untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel. Pengambilan sampel
yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Teknik Simple
Random Sampling merupakan pengambilan sampel yang paling
sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan starta yang ada dalam populasi itu.
Cara ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen.
Pengambilan sampel ini dengan cara menuliskan nama responden pada
secarik kertas, diletakkan dikotak, diaduk, dan diambil secara acak
setelah semuanya terkumpul (Nursalam, 2017). Sehingga seluruh
perawat Ruang Rawat Inap dewasa Rumah Sakit Islam A.Yani
Surabaya diantaranya Ruang Mina, Tan’im, Multazam, dan Shofa
Marwah. Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili (representatif) dan
dapat menggambarkan keadaan populasi. Jumlah populasi adalah 64
responden, jumlah sampelnya 55 responden.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.
45

D. Lokasi
1. Lokasi Penelitian
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama
kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2012). Penelitian dilakukan di Rumah
Sakit Islam jalan A. Yani no 2 - 4 Surabaya
a. Peneliti sudah mengenal lokasi penelitian, sehingga dapat
mempermudah dalam pengumpulan data
b. Lokasi dapat dijangkau dengan mudah oleh peneliti
E. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012).
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2020 – Agustus 2020.
46

F. Kerangka Operasional Penelitian

Populasi
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.Yani
Surabaya sebesar 64 perawat.

Sampling
Probability Sampling dengan Teknik Simple Random
Sampling

Sampel
Sebagian Perawat di Ruang rawat inap Rumah Sakit Islam
A.Yani Surabaya sebesar 55 perawat.

Pengumpulan Data
Diperoleh melalui dengan kuisioner

Pengolahan Data
Editing, scoring, coding, processing, cleaning dan
tabulating

Analisa Data
Menggunakan SPSS
Bivariat: Uji Korelasi : Rank Spearman

Penyampaian Hasil Penelitian dan Pembahasan

Simpulan dan Saran

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian Hubungan Tingkat Stres


Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat inap Rumah
Sakit Islam A.Yani Surabaya
47

G. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu:

a. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel

independen adalah Tingkat Stres Kerja.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut dengan variabel terkait. Variabel terkait

merupakan vaariabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini yang

merupakan variabel dependen adalah Kinerja Perawat.

2. Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional HubunganTingkat Stres Kerja dengan


Kinerja Perawat Di Ruang rawat inap Rumah Sakit Islam A.Yani
Surabaya

Variabel Definisi operasional Kategori dan kriteria Skala


Pengukuran
Variabel Pikiran dan perasaan Tingkat Stres kerja diukur
Independen seseorang yang tertekan dengan menggunakan Ordinal
Tingkat akibat pekerjaan yang instrumen Depression
Stres Kerja berlebihan. Menggunakan Anxiety Stress Scale
alat ukur berupa kuisioner (DASS) dengan kriteria
tingkat stres. sebagai berikut :
1. Normal dengan skor 0-
14 (kode 4)
2. Ringan dengan skor
48

15-18 (kode 3)
3. Sedang dengan skor
19-25 (kode 2)
4. Berat dengan skor 26-
33 (kode 1)
5. Sangat berat dengan
skor > 34 (kode 0)

Kategori :
a. Tidak Pernah
(Kode 1)
b. Kadang-kadang
(Kode 2)
c. Sering (Kode 3)
d. Selalu (Kode 4)
Variabel Hasil kerja yang dicapai Kinerja Perawat diukur
Dependen setiap perawat dalam rangka dengan menggunakan Ordinal
melaksanakan tanggung instrument penilaian
Kinerja
jawab dan tugas kerjanya dengan Skala Likert
Perawat
sehingga dapat memberikan
Kriteria :
kontribusi terhadap rumah
sakit. 1. Kinerja Perawat, Sangat
kurang dengan angka
0% - 20% (kode 0)
2. Kinerja Perawat, Kurang
baik dengan angka 21%
- 40% (kode 1)
3. Kinerja Perawat, Cukup
dengan angka 41% -
60% (kode 2)
4. Kinerja Perawat, Baik
dengan angka 61% -
80% (kode 3)
5. Kinerja Perawat, Sangat
Baik dengan angka 81%
- 100% (kode 4)
49

Kategori :
a. Sangat Tidak Setuju :
(Kode 1)
b. Tidak Setuju : (kode 2)
c. Kurang Setuju :
(Kode 3)
d. Setuju : (Kode 4)
e. Sangat Setuju :
(Kode 5)

H. Instrument Penelitian dan Cara Pengumpulan Data


1. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument Depression Anxiety

Stres Scale (DASS) 42 untuk mengukur tingkat stres kerja. Alat ukur

tersebut berupa kuisioner yang terdiri dari 42 pertanyaan yang mengarah

pada variabel indepeden tingkat stres kerja yang mencangkup item

diantaranya depresi, kecemasan dan stres. Dari 42 pertanyaan DASS,

nantinya peneliti hanya mengukur tingkat stresnya yaitu ada 14 pertanyaan

tingkat stres dan peneliti memodifikasi dari setiap soal untuk mengurangi

tingkat plagiat. Dari 25 pertanyaan yang mengarah pada variabel dependen

yaitu kinerja perawat, peneliti menggunakan instrument dengan cara SPSS

versi 26 For Windows. Alat ukur tersebut menggunakan skala likert berupa

kuisioner yang terdiri dari 25 pertanyaan pada kinerja perawat dan peneliti
50

memodifikasi dari setiap soal tersebut. Peneliti menjelaskan bahwa cara

pengisian kuisioner bila responden kurang paham, kuisioner dikembalikan

kepada peneliti jika sudah selesai.

2. Cara Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menentukan sendiri lokasi
penelitiannya. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak yang
berwenang maka langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai
berikut :
a. Tahap Persiapan
1) Sebelum melakukan penelitian, peneliti lebih dahulu mengajukan
surat izin penelitian dengan menyerahkan blangko penelitian yang
sudah disetujui oleh pembimbing.
2) Mendapatkan surat pengantar di izinkan melakukan penelitian oleh
kampus Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya untuk diberikan
kepada Diklat Gedung baru lantai 5.
3) Setelah surat balasan pengantar mengizinkan melakukan penelitian
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya.
4) Setelah itu kita memberikan surat balasan pengantar kepada
masing-masing Kepala Ruangan di Ruang rawat Inap Rumah Sakit
Islam A.Yani Surabaya.
b. Tahap Pelaksana
1) Karena adanya pandemi covid-19 penelitian dilakukan secara
online, peneliti menggunakan media google form untuk membuat
kuesioner secara online
2) Lalu peneliti menghubungi setiap kepala ruang rawat inap dewasa
yaitu ruang mina (Aulia Inneke, S. Kep., Ns), ruang tan’im
muzdalifah (Miftachul Zamroh, S. Kep., Ns), ruang multazam
(Fridajanti, S. Kep., Ns), ruang shofa marwah (Umi Khulsum, S.
Kep., Ns) tersebut melalui Whatsapp untuk meminta bantuan
membagikan link kuesioner
51

“https://docs.google.com/forms/d/e/1FAlpQLSeCfdxAfyB7OIYT
WLENo28oWvqkEM9lxJvEhqpZLa5wzDsrZA/viewform” melalui
grup Whatsapp kepada perawat yang telah diberikan oleh peneliti.
3) Setelah link kuesioner disebar melalui grup Whatsapp perawat, lalu
responden mengisi kuesioner melalui email yang ada di handphone
dan peneliti memberikan waktu selama dua minggu kepada
perawat.
4) Selanjutnya setelah peneliti memberikan link kuesioner kepada ke
empat ruangan, kemudian setelah tiga hari peneliti menemui kepala
ruangan untuk memberikan souvenir yaitu berupa bingkisan dan
snack sebagai tanda terima kasih kepada responden karena telah
membantu peneliti.
5) Setelah kuesioner responden terkumpul kemudian dilakukan
langkah pengolahan data dan analisis data.
I. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari responden, selanjutnya dilakukan pengolahan
data dengan cara sebagai berikut:
a. Editing
Setelah menyebar kuisioner pada responden, penetili menarik kembali

dan memeriksa data yang telah terkumpul melalui kuisioner kemudian

memastikan semua jawaban responden terisi sesuai pertanyaan. Jika

terdapat kuisioner yang belum terisi atau tidak sesuai petunjuk

pengisian atau antara pertanyaan dengan jawaban tidak sesuai maka

responden dipersilahkan untuk memperbaikinya.

b. Scoring

Scoring adalah pemberian jumlah skor pada setiap kategori yang ada di

dalam variabel pernyataan. Dalam penelitian ini menggunakan skala


52

ordinal untuk variabel independent (bebas) dan skala ordinal untuk

variabel dependen (terikat). Setelah kegiatan pengumpulan data dan

lembar kuisioner telah diberikan dan diisi oleh responden, maka

selanjutnya menentukan skor atau nilai untuk item pertanyaan dan

menyimpulkan.

Kriteria pemberian skor untuk Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan

Kinerja Perawat sebagai berikut:

1) Kuisioner dengan penilaian:

a) Tingkat Stres Kerja

1. Normal (skor 0-14)

2. Ringan (skor 15-18)

3. Sedang (skor 19-25)

4. Berat (skor 26-33)

5. Sangat berat (skor > 34)

b) Kinerja Perawat

0 25 50 75 100 125

20% 40% 60% 80% 100%

Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor

Angka 0 % - 20 % = Sangat Kurang

Angka 21 % - 40 % = Kurang Baik

Angka 41 % - 60 % = Cukup

Angka 61 % - 80 % = Baik
53

Angka 81 % - 100 % = Sangat Baik

(Riduwan, 2016).

c. Coding

Coding merupakan kegiatan mengklarifikasikan hasil observasi ke

dalam kategori dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka

pada masing-masing hasil sehingga memudahkan pengolahan data.

Hasil dari nilai seluruh tingkat stres kerja yang ada pada instrument

penelitian yang diklarifikasikan sebagai berikut:

a. Tingkat Stres Kerja

Tidak Pernah (Kode 1)

Kadang-kadang (Kode 2)

Sering (Kode 3)

Selalu (Kode 4)

b. Kinerja Perawat

Sangat Tidak Setuju : (Kode 1)

Tidak Setuju : (kode 2)

Kurang Setuju : (Kode 3)

Setuju : (Kode 4)

Sangat Setuju : (Kode 5)

d. Processing
Setelah semua data melewati system coding, maka langkah selanjutnya
adalah memproses data agar dapat dianalisis. Data di proses dengan
menggunakan cara meng-entry data dari lembar observasi ke paket
data program computer yang digunakan untuk entry data adalah
program SPSS versi 26 For Windows.
54

e. Cleaning
Cleaning (membersihkan data) merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah di-entry, apakah ada kesalahan atau tidak.
Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry
data ke komputer.
f. Tabulating
Tabulating adalah proses pengelompokkan data ke suatu tabel tertentu
menurut sifat yang dimiliki. Data hasil dari pengumpulan kuisioner di
coding kemudian di masukkan ke dalam tabel. Pada data ini dianggap
bahwa data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu
pola format yang telah dirancang. Selanjutnya tabel tersebut di analisis
dan dinyatakan dalam bentuk tulisan
Adapun hasil pengelolahan data tersebut di interpretasikan dengan
menggunakan skala kuantitatif sebagai berikut (Arikunto, S., 2010) :

100% : Seluruhnya

76 - 99% : Hampir seluruhnya

51 - 75% : Sebagian besar

50% : Setengahnya

26% - 49% : Hampir setengahnya

15% - 25% : Sebagian kecil

0% : Tidak satupun

2. Analisis data
Setelah data yang sudah terkumpul dilakukan coding atau dikoreksi,
kemudian di olah secara statistic dengan menggunakan uji statistik Rank
Spearman. Untuk bivariat menggunakan uji Rank Spearman yang
kemudian dianalisis dengan perhitungan komputer program SPSS for
windows versi 26. Dengan tingkat signifikan ɑ = 0,05 dimana ρ < ɑ maka
55

H₀ ditolak berarti ada hubungan antara variabel independent dan variabel


dependen.
J. Etika Penelitian
Penelitian apapun, khususnya manusia sebagai subjek tidak boleh

bertentangan dengan etika. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan penelitian

ini dengan berbekal surat izin mengadakan penelitian dari Rumah Sakit

Islam A.Yani Surabaya. Setelah mendapatkan persetujuan maka penelitian

dapat dilakukan dengan menekankan pada masalah serta etika yang

meliputi:

1. Informend concent (lembar persetujuan peneliti)

Lembar persetujuan penelitian di berikan kepada responden. Tujuannya

adalah agar subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak

selama pengumpulan data. Apabila subjek atau responden bersedia maka

harus menandatangani lembar persetujuan, dan bila subjek menolak maka

peneliti tidak akan memaksa dan menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek penelitian, responden pada

lembar pengumpulan data cukup memberi nama kode pada masing –

masing lembar pengumpulan data. Peneliti tidak mencantumkan nama

subyek pada lembar observasi, tetapi hanya nomer responden, inisial dan

tanda tangan responden.

3. Confidentiality (kerahasiaan)
56

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti, dan tidak akan disebarluaskan dikalangan umum, hanya kelompok

data yang diperlukan saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan menyajikan data gambaran umum lokasi penelitian dan

analisa hasil penelitian mengenai Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan

Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2020, dengan besar sampel

responden sebanyak 55 perawat. Hasil penelitian penyajian meliputi data

umum dan data khusus, data umum yaitu menggunakan google form

menampilkan nomer responden, nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan

terakhir, masa kerja, jam kerja. Sedangkan data khusus akan menggambarkan

variabel variabel yang akan diukur dan ditabulasi dalam bentuk tabel sesuai

dengan variabel yang hendak diukur melalui Tingkat Stres Kerja dan Kinerja

Perawat.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya.

Rumah Sakit Islam Surabaya berada di bawah naungan Yayasan Rumah

Sakit Islam Surabaya (YARSIS) berdiri pada tahun 1975 dengan akreditasi

Paripurna Standard Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS). Lokasi

penelitian ini merupakan lokasi yang strategis, tepatnya di Jl. Jend. A. Yani

2 – 4 Surabaya, terletak di dekat pintu gerbang kota Surabaya sebelah

Selatan, sehingga mudah dijangkau dengan alat transportasi apa pun di kota

Surabaya.
58

Lokasi penelitian ini mempunyai fasilitas pelayanan yang tersedia di

Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya Gedung lama seperti : Ruang Mina

(Kelas II) : 18 TT, Fasilitas : 1 kamar untuk 3 orang pasien, AC, kamar

mandi di dalam dan TV, makan 3x sehari, Ruang Tan’im (Kelas I) : 6 TT,

Fasilitas : 1 kamar untuk 2 orang pasien, AC, kamar mandi di dalam dan

TV, makan 3x sehari. Ruang Muzdalifah (VIP) Fasilitas : 1 kamar untuk 1

orang pasien, AC, kulkas, tempat tidur untuk penunggu pasien, TV, kamar

mandi dalam, amenities, makan 3x sehari untuk pasien dan penunggu.

Ruang Multazam (Kelas III) : 12  TT, Ruang  Multazam  terbagi menjadi  2

(dua) yaitu 1  kamar dengan  6  TT untuk pasien  laki-laki   dan   1  kamar  

dengan     6  TT    untuk   pasien   perempuan. Fasilitas di masing – masing

kamar adalah AC,  TV,  kamar mandi di dalam, makan 3x sehari. Ruang

Shofa (Kelas I) : 10 TT, Fasilitas : 1 kamar untuk 2 orang pasien, AC, TV,

kamar mandi dalam, makan 3x sehari. Ruang Marwah (Kelas II Umum) : 9

TT, Fasilitas : 1 kamar untuk 3 orang pasien, AC, kamar mandi di dalam

dan TV, makan 3x sehari.

Kegiatan penelitian ini dilakukan pada Perawat Di Ruang Rawat Inap

Dewasa dengan sampel sebanyak 55 perawat. Data ini diambil tepatnya di

Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya.

B. Hasil Penelitian

1. Data Umum

Data ini menunjukkan hasil distribusi frekuensi dari jenis kelamin

responden di Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya.


59

a. Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis


Kelamin Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Islam A. Yani Surabaya.
No Jenis Kelamin Frekuensi (n) Presentase %
1. Laki-laki 9 16,4%
2. Perempuan 46 83,6%
Total 55 100.0
Sumber : Data Primer, Juli 2020

Berdasarkan pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 55

responden didapatkan hasil hampir seluruhnya (83,6%) yaitu 46

responden berjenis kelamin perempuan.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Usia


Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam
A. Yani Surabaya.
No Usia Frekuensi (n) Presentase %
1. Dewasa Muda (18-40tahun) 48 87,3%
2. Dewasa Tengah (41-60 7 12,7%
tahun)
Total 55 100.0
Sumber : Data Primer, Juli 2020

Berdasarkan pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 55

responden didapatkan hasil hampir seluruhnya (87,3%) yaitu 48

responden dalam kelompok Dewasa Muda (18 – 40 tahun).

Tabel 5.3Distribusi frekuensi responden berdasarkan


Pendidikan Terakhir Perawat Di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya.
No Pendidikan Terakhir Frekuensi (n) Presentase %
1. D3 20 36,4%
2. S1 35 63,6%
Total 55 100.0
60

Sumber : Data Primer, Juli 2020

Berdasarkan pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 55

responden didapatkan hasil sebagian besar (63,6%) yaitu 35

responden dengan pendidikan terakhir perawat.

2. Data Khusus

Data Khusus ini menjelaskan tentang Tingkat Stres Kerja dan Kinerja

Perawat pada Perawat Di Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya.

a. Karakteristik Responden Tentang Tingkat Stres Kerja

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat


Stres Kerja Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Islam A. Yani Surabaya
No Tingkat Stres Kerja Frekuensi (n) Presentase %
1. Berat 3 5,5%
2. Sedang 29 52,7%
3. Ringan 14 25,5%
4. Normal 9 16,4%
Total 55 100.0
Sumber : Data Primer, Juli 2020

Berdasarkan pada Tabel 5. menunjukkan bahwa dari 55

responden Sebagian besar (52,7%) yaitu 29 responden dalam hal ini

perawat mengalami tingkat stres kerja sedang.

b. Karakteristik Responden Tentang Kinerja Perawat

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Kinerja


Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.
Yani Surabaya.
No Kinerja Perawat Frekuensi (n) Presentase %
1. Cukup 11 20,0%
2. Baik 15 27,3%
3. Sangat baik 29 52,7%
Total 55 100.0
Sumber : Data Primer, Juli 2020
61

Berdasarkan pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa Sebagian

besar (52,7%) yaitu 29 responden memiliki Kinerja Perawat yang

sangat baik.

c. Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja

Perawat

Tabel 5.6 Tabulasi Silang antara tingkat stres kerja dengan


kinerja perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Islam A. Yani Surabaya.
Kinerja Perawat
Total
Cukup Baik Sangat
Baik
Tingkat Berat Count 2 0 1 3
Stres % within Tingkat 66,7% 0.0% 33.3% 100.0%
Kerja Stres Kerja
% within Kinerja 18,2% 0.0% 3.4% 5.5%
Perawat
% of total 3,6% 0.0% 1.8% 5.5%
Sedang Count 7 10 12 29
% within Tingkat 24,1% 34,5% 41,4% 100.0%
Stres Kerja
% within Kinerja 63,6% 66,7% 41,4% 52,7%
Perawat
% of total 12,7% 18,2% 21,8% 52,7%
Ringan Count 2 3 9 14
% within Tingkat 14,3% 21,4% 64,3% 100.0%
Stres Kerja
% within Kinerja 18,2% 20,0% 31,0% 25,5%
Perawat
% of total 3,6% 5,5% 16,4% 25,5%
Normal Count 0 2 7 9
% within Tingkat 0.0% 22,2% 77,8% 100.0%
Stres Kerja
% within Kinerja 0.0% 13,3% 24,1% 16,4%
Perawat
% of total 0.0% 3,6% 12,7% 16,4%

Total Count 11 15 29 55
% within Tingkat 20.0% 27,3% 52,7% 100.0%
Stres Kerja
% within Kinerja 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
62

Perawat
% of total 20.0% 27,3% 52,7% 100.0%
Sumber : Data Primer, Juli 2020

Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 5.6 diatas

menunjukkan bahwa dari 55 responden didapatkan hasil sebanyak 3

responden mengalami tingkat stres berat dengan kinerja perawat

sebagian besar (66,7%) dalam kategori cukup, sebanyak 29

responden mengalami tingkat stres sedang dengan kinerja perawat

sebagian besar (66,7%) dalam kategori baik dan sebanyak 14

responden mengalami tingkat stres ringan dengan kinerja perawat

sebagian besar (64,3%) dalam kategori sangat baik.

Dari hasil analisa dengan menggunakan bantuan program SPSS

for windows untuk versi 25 dengan uji statistik Rank Spearman

dengan tingkat signifikan ɑ = 0,05 didapatkan hasil ρ = 0,011 berarti

p < ɑ = 0,05 , maka H₀ ditolak dan H1 diterima artinya ada

Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Rumah

Sakit Islam Surabaya.


BAB 6
PEMBAHASAN
A. Pembahasan

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang disesuaikan

dengan tinjauan pustaka yang ada, setelah mendapatkan hasil penelitian

maka dilihat apa ada kesenjangan atau tidak antara teori dengan kenyataan

yang ada di lapangan mengenai Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan

Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A. Yani

Surabaya.

1. Tingkat Stres Kerja

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 didapatkan bahwa dari

55 responden terdapat hampir seluruhnya (83,6%) yaitu 46 responden

berjenis kelamin perempuan.

Hasil penelitian ini secara umum menujukkan kebanyakan dari

perawat memiliki jenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan perawat

yang bekerja dilapangan lebih rentan terkena stres, mengakibatkan perawat

mengalami frustasi dan cenderung mengalami penurunan tingkat

konsentrasi sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan untuk

mengambil keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa kaum wanita

cenderung memiliki tingkat stress yang tinggi sehingga perawat

perempuan rawan mengalami penurunan kinerja.

Menurut teori yang dikutip dari Annals of Works Exposure and

Health pada tahun 2020, wanita lebih rentan terhadap kelelahan daripada

pria karena wanita cenderung memiliki otoritas yang lebih rendah dan
64

cenderung tidak mengambil keputusan yang tepat sehingga dapat

menyebabkan frustrasi dan stres dan berkurangnya kesejahteraan individu.

Menurut pendapat peneliti bahwa sesuai dengan kuisioner yang

telah disebar dan telah diisi oleh perawat di ruang rawat inap dewasa pada

rumah sakit islam ahmad yani Surabaya. Rata-rata perawat memiliki jenis

kelamin perempuan. Menurut peneliti, perempuan memiliki banyak faktor

untuk mengalami stres pada saat bekerja. Contohnya perempuan yang

memiliki tanggung jawab terhadap keluarga atau ibu rumah tangga.

Sehingga perawat perempuan memiliki tanggung jawab yang besar serta

tuntutan sebagai orang tua yang baik. Tidak menutup kemungkinan bahwa

perawat perempuan memiliki tanggung jawab terhadap kediamannya dan

melaksanakan pekerjaan rumah yang melelahkan. Sehingga, perawat

mengalami kelelahan dalam bekerja di rumah sakit. Dari semua faktor

tersebut, perawat dapat merasa tertekan dan stres saat bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 didapatkan bahwa dari

55 responden terdapat hampir seluruhnya (87,3%) yaitu 48 responden

dalam kelompok Dewasa Muda (18-40 tahun) diantaranya berusia 25

tahun berjumlah 9 responden dan 28 tahun berjumlah 7 responden.

Dalam Hasil penelitian ini secara umum menujukkan bahwa

kategori Dewasa Muda, dapat digolongkan ketika perawat berumur 18-40

tahun. Oleh karena itu, banyaknya responden yang bekerja di rumah sakit

islam a.yani yaitu sebanyak 9 responden tergolong rentan mengalami

tingkat stres kerja.


65

Umur berkaitan dengan kekuatan fisik dan kematangan seseorang.

Umur pegawai mempunyai pengaruh kematangan pegawai dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang pada gilirannya akan

meningkatkan produktivitas kerjanya. Menurut Harismi (2020) usia

produktif seseorang adalah antara umur 20-60 tahun. Masloch (dalam Tuti,

2003) menyatakan bahwa pekerja lebih muda cenderung mengalami

ketidakberdayaan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pekerja yang

lebih tua. Psikolog menyatakan “Life begins at forty”. Hal ini

sesungguhnya mengandung arti bahwa puncak karir seseorang berada pada

umur 40 tahun dan dianggap sangat produktif dalam bekerja. Pada

umumnya umur pensiun pegawai adalah 58 tahun. Pada usia di atas 58

tahun dianggap sudah mulai menurun daya tahan fisiknya sehingga

diprediksi produktivitasnya akan menurun pula dan menjelang usia lansia

yaitu 60 tahun ke atas (Sisca dkk, 2020).

Menurut pendapat peneliti bahwa sesuai dengan kuisioner yang

telah disebar dan telah diisi oleh perawat di ruang rawat inap dewasa pada

rumah sakit islam ahmad yani Surabaya. Rata-rata perawat yang berada di

ruang inap dewasa, dapat digolongkan sebagai kelompok usia dewasa

muda yang berkisar pada umur 18-40 tahun. Hal tersebut dapat di buktikan

dengan banyaknya responden yang mengisi kuisioner tersebut adalah

perawat yang berusia 25 tahun berjumlah 9 responden. Maka dapat

disimpulkan bahwa perawat yang berada pada ruang inap dewasa masih

termasuk dalam usia produktif bekerja.


66

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 didapatkan bahwa dari

55 responden terdapat hampir seluruhnya (63,6%) yaitu 35 responden

dalam Pendidikan terakhir perawat yaitu S1 Keperawatan. Maka dapat

dikatakan bahwa perawat yang berada pada ruang inap dewasa memiliki

tingkat Pendidikan yang tergolong tinggi.

Dalam Hasil penelitian ini secara umum dapat menujukkan bahwa

Pendidikan terakhir yaitu S1 Keperawatan. Tingkat Pendidikan yang

tinggi dapat menunjukkan kualitas SDM (sumber daya manusia) yang

terdapat pada ruang tersebut.

Menurut teori (Sisca dkk, 2020) pendidikan adalah salah satu

bentuk investasi organisasi khususnya untuk jangka Panjang. Pendidikan

ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Simanjuntak (2001)

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga

tingkat produktivitasnya. Menurut teori maupun prakteknya Pendidikan

dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

Oleh karena itu, perawat harus memiliki kontrol emosi yang sangat

tinggi. Karena, perawat tidak hanya berhubungan langsung dengan pasien

namun perawat secara tidak langsung juga berhubungan dengan keluarga

pasien. Banyak kasus terjadi, perawat harus menenangkan keluarga pasien

disaat-saat tertentu. Perawat juga rentan terhadap penyakit menular yang

dibawa oleh pasien. Pada kuisioner yang telah dibagi pada perawat ke

empat ruangan tersebut. Sebanyak 16.4% perawat memiliki tingkat stres

yang normal, 25.5% perawat memiliki tingkat stres ringan, 58,2% perawat
67

memiliki tingkat stres sedang, sedangkan sisanya yaitu sekitar 5.5%

cenderung memiliki tingkat stres yang berat. Sehingga dapat disimpulkan

jika perawat pada keempat ruangan tersebut cenderung memiliki tingkat

stres yang sedang.

2. Kinerja Perawat

Kinerja perawat merupakan tolak ukur tingkat profesionalitas

perawat dalam melakukan pekerjaannya. Kinerja perawat sangat

mempengaruhi reputasi Rumah Sakit itu sendiri. Dari data yang didapat

pada penelitian ini, sebanyak 52,7% perawat dalam kondisi kinerja yang

sangat baik, 27,3% dalam konsisi kinerja menengah, dan sebanyak 20%

memiliki kinerja cukup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja

perawat pada ke-empat ruangan tersebut masih terbilang baik. Kinerja

perawat yang tinggi tak lepas dari kontrol stres diri perawat masing-

masing. Namun perawat juga harus tetap meningkatkan kualitas dan

pelayanan Rumah Sakit.

Dikutip dari buku (Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia)

oleh Raden Roro,MM, 2019. Dapat dikemukakan bahwa semakin rendah

tingkat burnout (Kelelahan Secara Mental) yang dirasakan responden,

maka semakin tinggi pula tingkat kinerja individu yang dihasilkannya.

Dengan demikian makna yang dapat ditarik dari pembuktian ini adalah

burnout dan kinerja pada profesi perawat merupakan dua hal yang penting

untuk mendapatkan perhatian, karena kedua variabel tersebut tidak mesti

sejalan, dan keduanya berpengaruh terhadap kualitas pelayanan.


68

Menurut peneliti kinerja perawat, lingkungan kerja yang sehat,

serta dukungan moral dari sesama perawat dapat menimbulkan suasana

kerja yang kondusif serta mengurangi beban pada saat bekerja. Umumnya

dukungan dari keluarga dan teman terdekat merupakan salah satu faktor

yang menjadi mood booster perawat agar tetap menjaga

profesionalismenya saat bekerja.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat stres kerja dengan

kinerja perawat pada penelitian ini sesuai dengan yang terlampir

menunjukkan bahwa bahwa dari 55 responden didapatkan hasil sebanyak

3 responden mengalami tingkat stres berat dengan kinerja perawat

sebagian besar (66,7%) dalam kategori cukup, sebanyak 29 responden

mengalami tingkat stres sedang dengan kinerja perawat sebagian besar

(66,7%) dalam kategori baik dan sebanyak 14 responden mengalami

tingkat stres ringan dengan kinerja perawat sebagian besar (64,3%) dalam

kategori sangat baik.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bulan juli pada ruang

rawat inap dewasa yaitu ruang Mina, ruang Tan’im Muzdalifah, ruang

Multazam, dan ruang Shofa Marwah. Maka dapat disimpulkan bahwa

perawat dari ke-empat ruangan tersebut memiliki tingkat stres sedang.

Sebanyak 54,5% responden memiliki jam kerja sebanyak 8 jam. Sebanyak

57,4% mengaku kesusahan untuk beristirahat sehingga perawat memiliki

kecenderungan untuk terkena stres kerja, namun kebanyakan dari para

perawat tidak mengeluhkan adanya gangguan pada saat bekerja. Tingkat


69

stres kerja yang tinggi dapat menimbulkan turunnya tingkat kinerja

perawat.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Kurangnya pengalaman peneliti yang baru pertama kali melakukan

penelitian memungkinkan terjadinya kesalahan dalam penyusunan dan

pengolahan data. Sehingga banyak kendala dalam melakukan penelitian

dan masih membutuhkan kritik dan saran dalam penelitian ini.

2. Pelaksanaan penelitian secara umum berjalan dengan lancar walaupun

terdapat kendala dalam pengambilan data yang dilakukan secara online

karena beberapa perawat lupa password email yang ada di handphone.


BAB 7
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Tingkat Stres Kerja

Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.

Yani Surabaya dapat disimpulkan bahwa :

1. Sebagian besar perawat di Rumah Sakit Islam A. Yani mengalami

tingkat stres kerja sedang.

2. Sebagian besar perawat di Rumah Sakit Islam A. Yani memiliki

kinerja perawat yang sangat baik.

3. Ada hubungan tingkat stres kerja dengan kinerja perawat Di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Islam A. Yani

B. Saran

1. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber informasi

dan referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tingkat

stres kerja dengan kinerja perawat di rumah sakit islam A. Yani

Surabaya untuk penelitian selanjutnya

2. Bagi Instansi Kesehatan

Dengan penelitian ini menambah informasi dan intervensi terkait

hubungan tingkat kerja dengan kinerja perawat pada Rumah Sakit

Islam A. Yani Surabaya


71

3. Bagi responden

Dengan penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan

masukan yang bermanfaat untuk mengatasi tingkat kerja dan work

family conflict dalam upaya meningkatkan kinerja perawat yang lebih

baik
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2013. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Almasitoh, Ummu Hany. 2011. Stres Kerja Ditinjau dari Konflik Peran
Ganda dan Dukungan Sosial pada Perawat. Volume 8 No. 1.
Psikoislamika Jurnal Psikologi Islam (JPI).
Ambarwati. 2014. Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol 05 No. 02.
Yogyakarta.
Amin, Muhammad, Dkk. 2020. Stress Kerja Dan Konflik Kerja
Mempengaruhi Kinerja Perawat. Bengkulu : Universitas
Muhammadiyah. Journal Of Telenursing. Volume 2, Nomor 1, Juni
2020. E-ISSN: 2684-8988. https://doi.org/10.31539/joting.v2i1.521
Amran, Yuli. 2012. Pengolahan Data dan Analisa Data Statistik di
Bidang Kesehatan. Jakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Candra, I Wayan , Dkk. 2017. Psikologi Landasan Keilmuan Praktik
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Andi.
Donsu, Jenita Tine. 2017. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press.
Fajrillah dan Nurfitriani. 2016. Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja
Perawat Pelaksana Dalam Melaksanakan Pelayanan Keperawatan
Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Antarpula Palu
Jurnal Keperawatan Sriwijaya. Vol. 3 No. 2 . Hal 22. Januari 2016.
Gaffar, Hulaifah. 2012. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Wilayah
X Makassar. Makassar : Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Goudreau, Jenna. 2013. 12 Ways To Eliminate Stress At Work.
https://www.forbes.com/sites/jennagoudreau/2013/03/20/12-ways-
to-eliminate-stress-at-work/amp/
Haryanti, A, P. P. 2013. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres
Kerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten
Semarang. Jurnal Management Keperawatan. Volume 1, No. 1,
Mei 2013; 48-56
Hasibuan S.P Malayu. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Bumi. Aksara.
Kemenkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
___________. 2017. Info Datin Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI. Kemenkes RI. ISSN: 2442-7659
Keyrel, Alan De. 2018. The Biggest Causes of Nurse Burnout and What
You Can Do. https://www.mededwebs.com/blog/well-being-
index/the-biggest-causes-of-nurse-burnout-and-what-you-can-do
73

Mulyadi. 2015. Akuntasi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu


Manajemen YKPN.
Murphy, Jeff. 2019. 6 Easy Ways How To Reduce Stress at Work (And Be
Happy) in 2020. https://snacknation.com/blog/how-to-reduce-
stress-at-work/
Muthmainah. 2012. Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja Di Ruangan ICU
Pelayanan Jantung Terpadu Dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
____________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurcahyawati, B. 2017. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stress Kerja
Perawat Igd Rsud. A. Wahab Sjahranie. Motivasi, 4(1), 136-148.
Nursalam, M. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 4.
Jakarta: Salemba Medika.
__________. 2015. Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
__________. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan :
Pendekatan Praktis. Jakarta : Salemba Medika.
Purnomo, W dan Bramantoro, T. 2018. Pengantar Metodologi Penelitan
Bidang Kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press.
Riduwan. 2016. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung
: Alfabeta.
Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya. 2019. Data Rawat Inap Desember
Rumah Sakit. Surabaya.
Saam, Z dan Wahyuni, S. 2012. Psikologi Keperawatan. Cetakan I. Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada.
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2019. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia.
Jakarta : Bumi Aksara.
Sukmono, Tri, Dkk. 2019. Analysis Of Factors Influence Nurses Stress
Level Work Of XYZ Company In Qatar. Journal Homepage: -
www.journalijar.com. Int. J. Adv. Res. 7(9), 487-496 ISSN: 2320-
5407
Suwati, Yuli. 2013. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Tunas Hijau Samarinda. Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis. Vol. 1, Nomor 1, 41-55 ISSN: 0000-0000
Veithzal, Rivai. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi pertama.
Cetakan kedua. Penerbit : Raja Garfindo Persada, Jakarta.
Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Edisi keempat. Jakarta : Rajawali
Pers.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori Aplikasi
dan Penelitian. Jakarta. Penerbit: Salemba Empat.
Yohana, N. S. Antono, S. Eka, Y. F. 2017. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Rawat Inap Di RSUD Kota
74

Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 5,


Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
Zambas, Joanna. 2018. The 20 Most Stressful Jobs in The World.
https://www.careeraddict.com/stressful-jobs
75

Lampiran 1
Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
76

Lampiran 2
Surat Balasan Pengambilan Data Awal
77

Lampiran 3
Lembar Pengajuan Surat Permohonan Etik
78

Lampiran 4
Lembar Keterangan Laik Etik
79

Lampiran 5
Lembar Permohonan Pengmbilan Data Penelitian
80

Lampiran 6
Lembar Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Surabaya, ………………..
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Tingkat Stres Kerja dengan
Kinerja Perawat Rumah
Sakit Islam A.Yani Surabaya
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Devi Yulianti
NIM : 1130016092
Sebagai Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, akan
melakukan penelitian mengenai “ Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya”. Dengan
tujuan tersebut, saya mohon kesediaan saudara/i untuk menjadi responden dan
menjawab pertanyaan yang diajukan, untuk dapat digunakan sebagai sumber
informasi bagi peneliti. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban
saudara/i.
Demikian surat permohonan dari saya atas kesediaan dan perhatian saudara/i saya
sampaikan terimakasih.

Surabaya, Juli 2020


Peneliti

Devi Yulianti
81

Lampiran 7
Lembar Information for Consent

LEMBAR INFORMASI UNTUK RESPONDEN


(Information for Consent)
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan hormat,
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir program studi S1 Keperawatan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, maka saya yang bertanda tangan dibawah
ini :
Nama : Devi Yulianti
NIM : 1130016092
Saya mengucapkan terimakasih kepada responden yang telah
menyempatkan waktu untuk membaca lembar informasi penelitian ini. Dalam
rangka memenuhi persyaratan tugas akhir program studi S1 Keperawatan, saya
peneliti bernama Devi Yulianti NIM 1130016092 selaku mahasiswa Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya. Terima kasih kepada bapak/ibu/saudara/saudari
karena telah membaca lembar informasi ini.

Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat


Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A. Yani
Surabaya

Karakteristik : Ruang rawat inap dewasa ruang Mina, ruang Tan’im


Muzdalifah, ruang Multazam dan ruang Shofa Marwah
Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya
Jumlah Responden : Jumlah responden penelitian ini adalah
Bapak/ibu/saudara/saudari Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Islam Surabaya sebanyak 55 responden.
Waktu yang diperlukan: Penelitian ini memerlukan waktu 15 – 30 menit.
Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Rumah
Sakit Islam A.Yani Surabaya. Data yang diperoleh
akan sangat bermanfaat untuk menambah dan
meningkatkan informasi. Dengan demikian, peneliti
82

mengajak saudari untuk ikut serta dalam penelitian


ini.
Manfaat Peneliti : Penelitian ini tidak berdampak secara langsung kepada
Anda. Namun, penelitian ini dapat mengetahui tingkat
stress kerja seseorang dan dapat mengetahui kinerja
perawat yang biasa dilakukan sehari-hari.

Demikian secara sadar saya sukarela serta tidak ada unsur paksaan dari
siapapun, saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini
Hal-hal yang perlu di informasikan
A. Manfaat Terhadap Subyek Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan
informasi, pengetahuan, dan wawasan untuk meningkatkan pemahaman terkait
Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya
B. Kesukarelaan untuk Ikut Penelitian
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bebas memilih keikut sertaan dalam penelitian ini
tanpa ada paksaan. Bila Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sudah memutuskan ikut,
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari juga bebas untuk mengundurkan diri/berubah pikiran
setiap saat tanpa dikenai denda ataupun sanksi apapun, apabila
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari tidak bersedia untuk berpartisipasi.
C. Unsur Paksaan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini
tanpa ada paksaan. Bila Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sudah memutuskan untuk
ikut, Bapak/Ibu/Saudara/Saudari juga bebas untuk mengundurkan diri/berubah
pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau sanksi apapun. Bila
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari tidak bersedia.
D. Prosedur Penelitian
1. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari akan dimintai keterangan mengenai data diri
seperti nama, usia, alamat.
2. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari akan dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat
penelitian oleh peneliti.
3. Peneliti akan memberikan Kuesioner tentang Tingkat Stres Kerja dan
Kuisioner tentang Kinerja Perawat
4. Kemudian Bapak/Ibu/Saudara/Saudari mengisi kuisioner sebisa mungkin
diisi dengan jujur dan lengkap.
5. Apabila ada pernyataan yang kurang dimengerti, silakan bertanya kepada
peneliti.
E. Kerahasiaan
Semua informasi data bapak/ibu/saudara/saudari yang diperoleh selama
dilakukan peneletian ini akan dicatat dan digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan. Informasi tersebut hanya digunakan dengan tidak mengungkapkan
83

identitas responden. Semua informasi yang dikumpulkan tetap menjadi rahasia


dan tidak akan disebutkan dalam publikasi hasil penelitian, laporan atau publikasi
kepada siapapun diluar studi ini.
F. Kompensasi
Semua responden yang mengikuti kegiatan penelitian ini akan diberikan
kompensasi berupa snack dan souvenir sebagai tanda terimakasih.
G. Asuransi
Penelitian tidak menjamin adanya asuransi medis pada responden selama
dilakukan penelitian, hak ini dikarenakan tidak ada efek samping yang dapat
membahayakan Kesehatan responden. Apabila dalam pengumpulan data terdapat
hal yang tidak diinginkan makan peneliti akan bertanggung jawab kepada
responden.
H. Resiko yang mungkin timbul
Dalam penelitian ini responden meluangkan waktu untuk mengisi link
kuisioner google form yang mungkin dapat menyebabkan ketidaknyamanan
dengan mengganggu waktu responden.
I. Efek Samping Penelitian
Dalam penelitian ini tidak menimbulkan efek samping pada responden.
J. Kontak Peneliti
Segala pertanyaan dan klarifikasi terkait penelitian ini dapat melalui peneliti,
apabila informasi kurang lengkap bisa menghubungi peneliti Devi Yulianti,
alamat rumah di Jl. Pulosari 1D-5 Surabaya, no kontak 085730000047 atau
melalui (email : 1130016092@student.unusa.ac.id). Klarifikasi juga dapat
dilakukan melalui Komite Etik Penelitian Kesehatan Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya melalui email kepk@unusa.ac.id

Demikian atas perhatian dan kesediaan saudara, saya sampaikan terima kasih

Surabaya, Juli 2020 Yang Menerima Penjelasan


Peneliti

(Devi Yulianti) (…..................................)

Saksi 1 Saksi 2
84

(…..................................) (…....................................)
85

Lampiran 8
Lembar Persetujuan Keikutsertaan Dalam Penelitian

LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Nomor Handphone :
Peneliti ini berjudul “Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A.Yani Surabaya” Cara peneliti
mengambil data yaitu dengan responden mengisi kuisioner melalui google form
yang telah diberi oleh peneliti kemudian peneliti mengobservasi
Bapak/ibu/Saudara/saudari yang kesulitan dalam mengisi kuisioner. Segala
pertanyaan dan klarifikasi terkait penelitian ini dapat melalui peneliti Devi
Yulianti, alamat rumah di Jl. Pulosari 1D-5 Surabaya, no kontak 085730000047
atau melalui email di 1130016092@student.unusa.ac.id .
Hal-hal yang perlu disetujui:
A. Kesukarelaan untuk Ikut Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan kesukarelaan responden. Responden bisa

bebas menyetujui keikutsertaan anda tanpa ada paksaan. Bila anda sudah

memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk mengundurkan diri atau berubah

pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau sanksi apapun. Bila anda tidak ikut

berpartisipasi, tidak akan ada dampak buruk atau mendapat perlakuan yang

berbeda dari pihak manajemen.


86

B. Hak Mengundurkan Diri

Responden memiliki hak untuk mengundurkan diri apabila responden merasa

dirugikan dalam penelitian ini dengan mengajukan surat pernyataan pengunduran

diri dan responden yang mengudurkan diri tidak akan dikenakan sanksi.

C. Perlindungan terhadap Responden

Penelitian ini tidak menimbulkan komplikasi apapun karena peneliti hanya

memberikan Lembar Observasi. Tetapi jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi

maka peneliti akan bertanggung jawab.

D. Kerahasiaan Data

Semua informasi berupa data yang diperoleh dari hasil penelitian ini hanya

akan digunakan dengan tidak mengungkapkan identitas responden. Semua

informasi yang dikumpulkan tetap menjadi rahasia dan tidak akan disebutkan

dalam publikasi hasil penelitian, laporan atau publikasi kepada siapapun di luar

studi ini.

Surabaya, Juli 2020 Yang Menerima Penjelasan


Peneliti

(Devi Yulianti) (…..................................)


Saksi 1 Saksi 2

(…..................................) (…...................................)
87

Lampiran 9
Lembar Pengunduran diri
LEMBAR PENGUNDURAN DIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
No. Handphone :
Dengan ini menyatakan MENGUNDURKAN DIRI sebagai subjek penelitian
dengan judul “Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya”
Demikian lembar pengunduran diri ini saya buat dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan.

Surabaya, Juli 2020 Yang Menerima Penjelasan


Peneliti

(Devi Yulianti) (…..................................)

Saksi 1 Saksi 2

(…..................................) (…...................................)
88

Lampiran 10
Lembar Kuisioner

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN


HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT
DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM
A. YANI SURABAYA

A. Data Umum
Isilah data berikut ini dengan benar
1) Nama (Inisial) :
2) Jenis Kelamin :
3) Umur :
4) Pendidikan terakhir :
5) Masa Kerja di Rumah Sakit :
6) Jam Kerja Perawat :

B. Petunjuk Pengisian Kuisioner


Pilihlah jawaban yang paling tepat menurut anda, dan berikan tanda
checklist (v) pada kolom pilihan yang tersedia

No PERNYATAAN Tidak Kadang – Sering Selalu


Pernah kadang

1. Saya merasa bahwa diri saya  


mudah marah karena hal-hal
kecil sepele

2. Saya merasa cenderung bereaksi  


berlebihan pada situasi /
keadaan yang tidak
menyenangkan

3. Saya merasa kesulitan untuk  


relaksasi / bersantai dalam
pekerjaan
89

4. Saya merasa mudah kesal  

5. Saya merasa banyak  


menghabiskan energi karena
cemas memikirkan pekerjaan
6. Saya merasa diri saya menjadi  
tidak sabaran ketika mengalami
sesuatu beban saat menghadapi
pasien
7. Saya merasa mudah sekali  
tersinggung

8. Saya merasa sulit untuk  


beristirahat setelah bekerja

9. Saya merasa mudah marah saat  


bekerja

10. Saya merasa kesulitan untuk  


tenang setelah sesuatuyang
mengganggu pekerjaan saya
11. Saya sulit untuk abra dalam  
menghadapi gangguan-
gangguan terhadap hal yang
sedang saya lakukan (misalnya
tidak suka dikritik ataupun
diberi masukan)
12. Saya merasa berada pada  
keadaan tegang
ketikamemikirkan pekerjaan
13. Saya tidak bisa menerima  
sesuatu yang menghalangi
keinginan saya / apapun yang
saya lakukan saat bekerja
14. Saya merasa mudah gelisah dan  
bingung saat menghadapi
pekerjaan
90

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN


KINERJA PERAWAT

No PERNYATAAN Sangat Tidak Kurang Setuju Sangat


Tidak Setuju Setuju Setuju
Setuju
1. Saya segera menanyakan
keluhan atau kebutuhan pasien
saat pasien tiba di ruang rawat
inap
2. Saya meminta persetujuan dari
pasien ataupun keluarga sebelum
melakukan tindakan
keperawatan
3. Saya menjelaskan
perkembangan penyakit pasien

4. Saya memberitahukan kepada


pasien hal-hal yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh
pasien demi kesembuhan pasien
5. Saya memberikan tindakan
kepada pasien dengan standar
operasional prosedur rumah
sakit
6. Saya bertanya mengenai
perkembangan yang pasien
alami setelah melakukan
tindakan
7. Saya selalu mengobservasi
secara teratur kondisi pasien
pada tiap shift kerja secara 2 jam
sekali
8. Saya segera datang ketika pasien
memerlukan bantuan

9. Saya membantu pasien


melaksanakan pelayanan foto
dan pemeriksaan laboratorium
10. Saya membantu memenuhi
kebutuhan pasien selama
perawatan
91

11 Saya memperkenalkan diri saat


. pertama kali bertemu dengan
pasien
12 Saya menyebutkan nama
. panggilan pasien dengan benar

13 Saya memberikan informasi


. terlebih dahulu tentang segala
tindakan perawatan yang akan
dilaksanakan
14 Saya menyampaikan salamsaat
. masuk ruangan pasien sebelum
berbicara kepada pasien
15 Saya berbicara dengan intonasi
. rendah dan tidak dengan intonasi
yang keras kepada pasien
16 Saya menanyakan dan
. berbincang-bincang tentang
keadaan pasien
17 Saya memberikan pelayanan
. kepada pasien yaitu tidak
memandang pangkat, jabatan
atau status
18 Saya menjelaskan kepada pasien
. tentang apa yang harus
dilakukan pasien untuk lekas
pulih
19 Saya memberikan informasi
. perihal perawatan yang diberikan
sebelum pasien pulang ke rumah
20 Saya selalu memberi motivasi
. kepada pasien untuk lekas
sembuh
21 Saya menginformasikan kepada
. pasien aturan yang berlaku
selama berada di dalam ruang
perawatan
22 Saya memperhatikan kebersihan
. dan kerapian ruangan tempat
pasien dirawat
92

23 Saya memperhatikan kebersihan


. dan kesiapan alat-alat kesehatan
sebelum dan sesudah
memberikan tindakan kepada
pasien
24 Saya berpenampilan rapi dan
. menarik ketika bertugas menjadi
perawat di rumah sakit
25 Saya melakukan tindakan
. preventif untuk menjaga privasi
pasien
93

Lampiran 11
Lembar Rekapitulasi Data

Masa Kerja
No. Jenis Pendidikan Jam Kerja
Umur Di Rumah
Responden Kelamin Terakhir Perawat
Sakit
D3
1 Perempuan 24 Keperawata 21 – 25 tahun 8 jam
n
S1
2 Perempuan 27 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
S1
3 Perempuan 25 Keperawata 11 - 15 tahun 8 jam
n
D3
4 Perempuan 48 Keperawata 25 - 30 tahun 7 jam
n
S1
5 Laki - Laki 32 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
S1
6 Laki - Laki 24 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
S1
7 Laki - Laki 30 Keperawata 1 - 5 tahun 7 jam
n
S1
8 Perempuan 24 Keperawata 16 - 20 tahun >8 jam
n
D3
9 Perempuan 22 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
S1
10 Perempuan 29 Keperawata 6 - 10 tahun 8 jam
n
D3
11 Perempuan 41 Keperawata 25 - 30 tahun >8 jam
n
D3
12 Perempuan 21 Keperawata 11 - 15 tahun 7 jam
n
S1
13 Perempuan 25 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
14 Perempuan 25 S1 25 - 30 tahun 8 jam
94

Keperawata
n
S1
15 Laki - Laki 28 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
S1
16 Laki - Laki 28 Keperawata 1 - 5 tahun 7 jam
n
S1
17 Perempuan 24 Keperawata 1 - 5 tahun 7 jam
n
S1
18 Perempuan 52 Keperawata 25 - 30 tahun 7 jam
n
D3
19 Laki - Laki 25 Keperawata 1 - 5 tahun 7 jam
n
S1
20 Perempuan 42 Keperawata 25 - 30 tahun 8 jam
n
S1
21 Perempuan 29 Keperawata 1 - 5 tahun 7 jam
n
S1
22 Laki - Laki 25 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
D3
23 Perempuan 28 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
S1
24 Perempuan 43 Keperawata 25 - 30 tahun 8 jam
n
D3
25 Perempuan 43 Keperawata 25 - 30 tahun 7 jam
n
D3
26 Perempuan 30 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
S1
27 Perempuan 28 Keperawata 21 - 25 Tahun 7 jam
n
D3
28 Perempuan 28 Keperawata 6 - 10 tahun 8 jam
n
29 Perempuan 28 S1 1 - 5 tahun >8 jam
Keperawata
95

n
D3
30 Perempuan 37 Keperawata 16 - 20 tahun 7 jam
n
S1
31 Perempuan 26 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
D3
32 Perempuan 27 Keperawata 16 - 20 tahun 8 jam
n
S1
33 Perempuan 25 Keperawata 1 - 5 tahun 7 jam
n
S1
34 Perempuan 30 Keperawata 6 - 10 tahun 8 jam
n
S1
35 Perempuan 52 Keperawata 25 - 30 tahun 8 jam
n
D3
36 Perempuan 36 Keperawata 11 - 15 tahun 8 jam
n
S1
37 Perempuan 27 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
D3
38 Perempuan 23 Keperawata 1 - 5 tahun 7 jam
n
S1
39 Perempuan 26 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
S1
40 Perempuan 28 Keperawata 11 - 15 tahun 7 jam
n
S1
41 Perempuan 26 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
D3
42 Perempuan 29 Keperawata 11 - 15 tahun 8 jam
n
S1
43 Laki - Laki 26 Keperawata 21 – 25 tahun 8 jam
n
D3
44 Perempuan 25 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
96

S1
45 Perempuan 37 Keperawata 11 - 15 tahun >8 jam
n
S1
46 Perempuan 27 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
S1
47 Perempuan 26 Keperawata 1 - 5 tahun 7 jam
n
D3
48 Perempuan 36 Keperawata 11 - 15 tahun 7 jam
n
S1
49 Perempuan 30 Keperawata 6 - 10 tahun 7 jam
n
S1
50 Perempuan 25 Keperawata 1 - 5 tahun 7 jam
n
D3
51 Perempuan 27 Keperawata 16 - 20 tahun >8 jam
n
S1
52 Perempuan 29 Keperawata 6 - 10 tahun 7 jam
n
D3
53 Perempuan 26 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
S1
54 Laki - Laki 25 Keperawata 1 - 5 tahun 8 jam
n
D3
55 Perempuan 23 Keperawata 1 - 5 tahun >8 jam
n
97

Lampiran 12
Lembar Tabulasi Data Penelitian

Rekapitulasi Tabulasi Penelitian


Masa Tingka Kinerja
Jam
No. Jenis Kerja t Stress Perawa
Umu Pendidika Kerja
Res Kelami Di Kerja t
r n Terakhir Perawa
p n Ruma
t
h Sakit
1 2 1 1 5 2 2 2
2 2 1 2 1 2 3 4
3 2 1 2 3 2 2 2
4 2 2 1 6 1 2 2
5 1 1 2 1 2 2 2
6 1 1 2 1 2 3 4
7 1 1 2 1 1 2 2
8 2 1 2 4 3 3 2
9 2 1 1 1 2 3 2
10 2 1 2 2 2 2 2
11 2 2 1 6 3 2 2
12 2 1 1 3 1 3 4
13 2 1 2 1 2 1 2
14 2 1 2 6 2 2 3
15 1 1 2 1 2 3 4
16 1 1 2 1 1 4 4
17 2 1 2 1 1 2 4
18 2 2 2 6 1 2 4
19 1 1 1 1 1 3 3
20 2 2 2 6 2 4 4
21 2 1 2 1 1 4 4
22 1 1 2 1 2 2 3
23 2 1 1 1 2 2 3
24 2 2 2 6 2 2 4
25 2 2 1 6 1 4 4
26 2 1 1 1 2 3 4
27 2 1 2 5 1 2 4
28 2 1 1 2 2 4 4
29 2 1 2 1 1 3 4
30 2 1 1 4 1 2 3
31 2 1 2 1 2 2 4
32 2 1 1 4 2 4 3
33 2 1 2 1 1 3 3
34 2 1 2 2 2 1 4
35 2 2 2 6 2 2 4
36 2 1 1 3 2 2 4
98

37 2 1 2 1 2 2 3
38 2 1 1 1 1 3 3
39 2 1 2 1 2 4 4
40 2 1 2 3 1 3 4
41 2 1 2 1 2 2 4
42 2 1 1 3 2 2 4
43 1 1 2 4 2 2 4
44 2 1 1 1 2 2 4
45 2 1 2 3 2 3 4
46 2 1 2 1 2 2 3
47 2 1 2 1 1 2 3
48 2 1 1 3 1 2 3
49 2 1 2 2 1 2 3
50 2 1 2 1 1 1 2
51 2 1 1 4 3 4 4
52 2 1 2 2 1 4 3
53 2 1 1 1 2 2 4
54 1 1 2 1 2 3 4
55 2 1 1 1 3 2 3

Keterangan :

Jenis Kelamin Umur


Laki-laki : Kode 1 Dewasa Muda (18-40tahun) : Kode 1
Perempuan : Kode 2 Dewasa Tengah (41-60 tahun) : Kode 2

Pendidikan Terakhir Jam Kerja


D3 : Kode 1 7 jam : Kode 1
S1 : Kode 2 8 jam : Kode 2
>8 jam : Kode 3

Masa Kerja Tingkat Stress Kerja


1-5 tahun : Kode 1 Sangat Berat >34 : Kode 0
6-10 tahun : Kode 2 Berat 26-33 : Kode 1
11-15 tahun : Kode 3 Sedang 19-25 : Kode 2
16-20 tahun : Kode 4 Ringan 15-18 : Kode 3
21-25 tahun : Kode 5 Normal 0-14 : Kode 4
26-30 tahun : Kode 6

Kinerja Perawat
Sangat Kurang 0-20% : Kode 0
Kurang Baik 21-40% : Kode 1
Cukup 41-60% : Kode 2
Baik 61-80% : Kode 3
Sangat Baik 81-100% : Kode 4
99

Lampiran 13
Lembar Rekapitulasi Kuesioner

Rekapitulasi Kuisioner Tingkat Stres Kerja


No. No. Soal Kuisioner Tingkat Stres Kerja Total Ʃ
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 19 2
2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 18 3
3 3 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 21 2
4 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 22 2
5 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 25 2
6 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 3
7 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 22 2
8 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 17 3
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 15 3
10 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 23 2
11 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 22 2
12 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 3
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 1
14 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 20 2
15 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 15 3
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 4
17 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 23 2
18 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 19 2
19 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 17 3
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 4
21 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 20 4
100

22 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 22 2
23 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 23 2
24 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 19 2
25 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 20 4
26 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 16 3
27 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 25 2
28 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 22 4
29 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 25 3
30 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 21 2
31 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 21 2
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 4
33 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 16 3
34 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 27 1
35 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 23 2
36 2 2 2 1 2 2 1 2 1 3 1 2 2 1 24 2
37 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 19 2
38 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 3
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 4
40 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 18 3
41 2 1 2 1 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 23 2
42 1 1 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 22 2
43 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 20 2
44 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 25 2
45 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 17 3
46 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 19 2
47 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 21 2
48 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 23 2
101

49 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 23 2
50 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 28 1
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 4
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 4
53 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 21 2
54 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 17 3
55 1 1 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 24 2
Keterangan :

1. Tidak Pernah : Kode 1


2. Kadang-kadang : Kode 2
3. Sering : Kode 3
4. Selalu : Kode 4
102

Rekapitulasi Kuisioner Kinerja Perawat


No. No. Soal Kuisioner Kinerja Perawat Hasil Ʃ
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 75 60
2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117 93,6
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 75 60
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 75 60
5 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 71 56,8
6 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 123 98,4
7 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 71 56,8
8 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 71 56,8
9 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 70 56
10 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 70 56
11 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 75 60
12 5 5 2 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 107 85,6
13 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 75 60
14 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99 79,2
15 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 124 99,2
16 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 99 79,2
17 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 118 94,4
18 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 109 87,2
19 4 4 4 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 98 78,4
20 5 4 4 5 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 109 87,2
21 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 122 97,6
22 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 100 80
23 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97 77,6
24 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 124 99,2
103

25 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121 96,8
26 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 118 94,4
27 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115 92
28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 124 99,2
29 4 5 3 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 103 82,4
30 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 100 80
31 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 102 81,6
32 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99 79,2
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 80
34 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 115 92
35 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 115 92
36 5 5 4 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120 96
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 80
38 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99 79,2
39 5 5 3 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 118 94,4
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 101 80,8
41 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 104 83,2
42 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 103 82,4
43 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 120 96
44 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 116 92,8
45 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 124 99,2
46 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96 76,8
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 80
48 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99 79,2
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 80
50 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 123 98,4
51 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4 5 4 5 113 90,4
104

52 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99 79,2
53 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 124 99,2
54 5 5 4 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119 95,2
55 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97 77,6
Keterangan :

1. Sangat Tidak Setuju : Kode 1


2. Tidak Setuju : Kode 2
3. Kurang Setuju : Kode 3
4. Setuju : Kode 4
5. Sangat Setuju : Kode 5
105

Lampiran 14
Lembar Hasil Uji Statistik

Frequency Table

Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki - laki 9 16.4 16.4 16.4
Perempuan 46 83.6 83.6 100.0
Total 55 100.0 100.0

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dewasa Muda
48 87.3 87.3 87.3
(18 - 40 tahun)
Dewasa Tengah
7 12.7 12.7 100.0
(41 - 60 tahun)
Total 55 100.0 100.0

Pendidikan_Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D3 20 36.4 36.4 36.4
S1 35 63.6 63.6 100.0
Total 55 100.0 100.0

Masa_kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-5 tahun 28 50.9 50.9 50.9
6-10 tahun 5 9.1 9.1 60.0
11-15 tahun 7 12.7 12.7 72.7
16-20 tahun 5 9.1 9.1 81.8
21-25 tahun 2 3.6 3.6 85.5
26-30 tahun 8 14.5 14.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
106

Jam_Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7 jam 20 36.4 36.4 36.4
8 jam 31 56.4 56.4 92.7
>8 jam 4 7.3 7.3 100.0
Total 55 100.0 100.0

Tingkat_Stres_Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Berat 3 5.5 5.5 5.5
Sedang 29 52.7 52.7 58.2
Ringan 14 25.5 25.5 83.6
Normal 9 16.4 16.4 100.0
Total 55 100.0 100.0

Kinerja_Perawat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 11 20.0 20.0 20.0
baik 15 27.3 27.3 47.3
Sangat baik 29 52.7 52.7 100.0
Total 55 100.0 100.0

Nonparametric Correlations

Correlations
Tingkat_Stress
_Kerja Kinerja_Perawat
Spearman Tingkat_Stress_Kerja Correlation Coefficient 1.000 .339*
's rho Sig. (2-tailed) . .011
N 55 55
*
Kinerja_Perawat Correlation Coefficient .339 1.000
Sig. (2-tailed) .011 .
N 55 55
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
107

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat_Stress_Kerja *
55 100.0% 0 0.0% 55 100.0%
Kinerja_Perawat

Tingkat_Stres_Kerja * Kinerja_Perawat Crosstabulation


Kinerja_Perawat
Cukup baik Sangat baik Total
Tingkat_Stress_ Berat Count 2 0 1 3
Kerja % within Tingkat_Stress_Kerja 66.7% 0.0% 33.3% 100.0%
% within Kinerja_Perawat 18.2% 0.0% 3.4% 5.5%
% of Total 3.6% 0.0% 1.8% 5.5%
Sedang Count 7 10 12 29
% within Tingkat_Stress_Kerja 24.1% 34.5% 41.4% 100.0%
% within Kinerja_Perawat 63.6% 66.7% 41.4% 52.7%
% of Total 12.7% 18.2% 21.8% 52.7%
Ringan Count 2 3 9 14
% within Tingkat_Stress_Kerja 14.3% 21.4% 64.3% 100.0%
% within Kinerja_Perawat 18.2% 20.0% 31.0% 25.5%
% of Total 3.6% 5.5% 16.4% 25.5%
Normal Count 0 2 7 9
% within Tingkat_Stress_Kerja 0.0% 22.2% 77.8% 100.0%
% within Kinerja_Perawat 0.0% 13.3% 24.1% 16.4%
% of Total 0.0% 3.6% 12.7% 16.4%
Total Count 11 15 29 55
% within Tingkat_Stress_Kerja 20.0% 27.3% 52.7% 100.0%
% within Kinerja_Perawat 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 20.0% 27.3% 52.7% 100.0%
108

Lampiran 15
Lembar Konsultasi

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


PRODI S1 KEPERAWATAN
Kampus A : Jl. SMEA No. 57 Surabaya 
Kampus B : Jl. Raya Jemursari 51-57 Surabaya 
Telp. (031) 8291920 – 8284508 Fax. (031) 8291920 Website:
http://.unusa.ac.id

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL


Nama Mahasiswa : Devi Yulianti
NIM : 1130016092
Program studi : S1 Keperawatan
Judul Proposal :Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam A. Yani
Surabaya
Pembimbing : Nunik Purwanti, S.Kep., Ns., M.Kep

No Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan

Mahasiswa Pembimbing
1. 27-09-2019 Konsul Judul (ACC)

2. 7-10-2019 Konsul BAB 1 (revisi)

3. 11-11-2019 Konsul BAB 1 & 2

(revisi)
109

4. 18-11-2019 Konsul BAB 2 (ACC)

5. 18-12-2019 Konsul BAB 3 (revisi)

6. 27-12-2019 Konsul BAB 1 & 3

(ACC)

7. 3-01-2020 Konsul BAB 4 (revisi)

8. 7-01-2020 Konsul BAB 4 &

kuisioner (revisi)

9. 20-01-2020 Konsul kuisioner

(revisi)

10 03-02-2020 Konsul kuisioner

. (ACC)

11 12-02-2020 Konsul BAB 4

.
(ACC)
12 13-08-2020 Konsul BAB 5,6,7

. (revisi)

13 19-08-2020 Konsul Abstrak

. (revisi)

14 21-08-2020 Konsul BAB 5,6,7


110

. dan Abstrak (ACC)

Mengetahui,

Ka. Prodi S1 Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai