Anda di halaman 1dari 2

Soal

1. Bu Dona adalah seorang guru TK Aisylah di Surabaya. Pada suatu hari Bu Dona mengajarkan anak
tentang berhitung. Tetapi fakta menunjukkan bahwa banyak anak yang tidak bisa berhitung. Selain itu,
hampir sebagian besar anak belum dapat mengenal angka, apalagi kalau disuruh berhitung. Mereka
tidak paham sama sekali. Berdasarkan ilustrasi diatas masalah apa yang dihadapi oleh Bu Dona?

2. Solusi apa yang diambil oleh Bu Dona agar pembelajaran berhitung menjadi lebih menarik bagi anak
dan pada akhirnya anak-anak paham akan konsep berhitung.

3. Berikan alasan anda mengapa menggunakan solusi tersebut

4. Buatlah RPP perbaikan berdasarkan metode yang baru

5. Alat evaluasi apa yang digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa

Jawab

1. Masalah yang di hadapi Bu Dona yaitu problematika pembelajaran atau strategi pembelajaran.

Karena Belajar berhitung dapat menjadi hal yang membingungkan untuk anak-anak, sehingga guru pun
dapat dibuat stress olehnya. Padahal belajar berhitung bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi
anak dan juga bagi guru. Berhitung merupakan kemampuan dasar yang penting untuk anak-anak. Anak-
anak yang mahir berhitung sejak dini akan lebih mudah memahami konsep matematika tingkat lanjut di
sekolahnya

2. Agar pembelajaran berhitung menjadi lebih menarik bagi anak dan anak-anak paham akan konsep
berhitung kita bisa menggunakan konsep belajar yang menyenangkan seperti :

a. berhitung sambil bernyanyi, .

b. menggunakan benda-benda sekitar

c. berhitung menggunakan jari tangan dan kaki,

d. Menulis dan menggambar

3. Metode menyenangkan yang guru gunakan akan membuat anak lebih bisa memahami, semangat dan
merasa senang belajar saat belajar.

a. berhitung sambil bernyanyi,

usia 4-6 tahun memiliki ketertarikan untuk bermain yang tinggi namun mudah sekali bosan. Maka kita
bisa mengajarkan anak berhitung sambil bernyanyi. Nada-nada yang menyenangkan dan lirik lagu yang
mudah diingat membuat anak tertarik serta mengikuti lagu yang ibu nyanyikan. Sambil bernyanyi tetap
gerakkan jari-jari agar anak lebih mengingat dan terhubung antara angka dan jari mana yang sesuai.

Contohnya : kita ajak anak bernyanyi dua mata saya hidung saya satu, dua kaki saya pakai sepatu baru.
Ketika kita ajak mereka bernyanyi sambil menggerakkan tangan mengikuti lirik lagu maka cara ini
berhubungan dengan angka.

b. menggunakan benda-benda sekitar

Menyebutkan angka pada jumlah benda-benda di sekitar cukup menarik perhatian anak. Misalnya kita
meletakkan 3 bola lalu kita minta anak untuk menghitung jumlah bola tersebut. Cara ini berhubungan
dengan angka dan jumlah nya maka anak akan lebih cepat memahami.

c. berhitung menggunakan jari tangan dan kaki,

Menghitung jari tangan dan kaki merupakan cara yang sederhana untuk memperkenalkan anak-anak
pra-sekolah pada angka. Kita bisa membuatnya menghitung jari tangan dan meminta mereka untuk
membandingkan jumlah jari pada masing-masing tangan. Kita juga dapat bertanya kepada mereka
berapa banyak jari telunjuk yang mereka miliki atau berapa jari kelingking yang mereka miliki

d. Menulis dan menggambar

Tuliskan angka dalam buku gambar dan mintalah anak menggambar sesuatu yang menunjukkan jumlah
itu. Misalnya, tulis angka 2 dan minta anak menggambar dua apel. Kit bisa meminta anak menggambar
empat es krim. Lakukan sebaliknya dengan menggambar beberapa jumlah objek dan meminta anak
untuk menghitungnya dan memberi tahu Anda nomornya.

4. RPP

5. Metode tes digunakan dengan alat penilaian berbentuk tes. Karena berbagai pertimbangan antara
lain tujuan kegiatan anak TK, metode tes jarang sekali digunakan.

Terdapat dua jenis tes, yaitu tes standard dan tes buatan guru. Tes standar terdiri dari tes intelegensi,
minat, bakat kepribadian atau yang lainnya. Tes itu dihasilkan melalui prosedur yang panjang.
Penggunaan tes standard tersebut hanya oleh orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dituntut dalam
penggunaan tes itu. Kalau guru ingin mengetahui potensi yang berhubungan dengan intelegensi atau
lainnya itu, guru harus meminta bantuan ahlinya (psikolog anak). Guru hanya menggunakan hasil tes
untuk lebih mengenali anak.

Tes buatan guru dapat dihasilkan oleh guru, termasuk guru TK. Menurut Soemiartini (2000) dalam
mengembangkan tes ini, guru harus memilih secara cermat butir-butir pertanyaan yang berkaitan
dengan tujuan yang hendak dicapai

Anda mungkin juga menyukai