Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Arif Gilang Julianto

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043882557

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4158/PERILAKU ORGANISASI

Kode/Nama UPBJJ : 12/Medan

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. S

a. Penegakan Peraturan. Pada umumnya masyarakat kita sadar, dan telah menjadi
budaya kita, bahwa setiap orang yang terlibat dalam kehidupan sosial termasuk
kehidupan organisasi harus patuh kepada aturan yang berlaku. Oleh karena itu,
agar kesadaran dan budaya taat aturan terjaga, pihak perusahaan juga harus ikut
menjaga aturan tersebut. Caranya setiap aturan yang akan si berlakukan harus
secara jelas diungkapkan pada kebijakan dan prosedur perusahaan sehingga semua
karyawan mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

b. Sistem Penghargaan. Penghargaan yang diberikan kepada setiap karyawan


karena keanggotaannya didalam organisasi disebut system penghargaan. Semua
karyawan sesuai dengan klafikasinya didalam perusahaan akan memperoleh
penghargaan yang sama tanpa mempedulikan kinerja mereka.

c. Sistem Penhargaan berbasis individu. Penghargaan yang di berikan kepada


seorang karyawan bukan karena dia sebagai anggota organisasi,tetapi karena
kinerjanya disebut individual reward penghargaan berbasis kinerja individu.

d. Kepuasan Intrinsik. Kepuasan seorang karyawan tidak selamanya diukur dari


reward yang diterimanya seperti dibicarakan pada point 2 dan 3 diatas, tetapi
kadang-kadang juga datang dari pekerjaannya itu sendiri.Seorang karyawan yang
merasa cocok dengan pekerjaan misalnya karena diberi kebebasan untuk
berinovasi boleh jadi akan merasa puas.

e. Internalisasi Nilai. Beberapa karyawan termotivasi untuk melakukan berbagai


macam kegiatan bukan karena berharap memperoleh imbalan, tetapi karena
mereka setuju dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Jadi, mereka bekerja
karena komitmen dan loyalitasnya untuk membantu perusahaan mencapai tujuan.

f. Hubungan Antarkelompok. Kepuasaan juga bisa terjadi karena hubungan baik


antarkaryawan. Hubungan baik menjadi sumber gratifikasi karyawan untuk tetap
berada didalam kelompok tersebut. Misalnya, karyawan merasa perlu berada
didalam kelompoknya karena kelompok tersebut memberinya suasana nyaman,
persahabat sejati, karyawan lain bisa memberi dukungan bagi dirinya atau
memberinya suasana emosional.

2.

Proses komunikasi kadang-kadang memiliki pola tersendiri diluar jalur formal dan
bahkan efektifitasnya tidak jarang melebihi efektifitas komunikasi formal.
Komunikasi yang mengalir diluar jalur formal disebut komunikasi
informal.Terbentuknya komunikasi informal disebabkan karyawan merasa tidak puas
dengan komunkasi formal. Karyawan kadang-kadang lebih percaya dengan informasi
yang beredar diluar jalur resmi. Hal ini bisa diartikan pula bahwa para manejer tidak
boleh mengabaikan kehadiran komunikasi informal. Paling tidak ada dua jenis
komunikasi informal yang patut mendapat perhatian, yaitu grapevine (selentingan)
rumor (desas-desus).

Grapevine (selentingan) Grapevine atau selentingan merupakan informasi yang


dihasilkan dari proses komunikasi ini dan beredar dalam lingkungan organisasi bukan
informasi resmi yang bisa dipertanggung jawabkan pihak manajemen. Pihak
manajemen perusahan tidak bisa mengabaikan begitu saja kehadiran grapevine karena
dilihat dari sisi positifnya grapevine merupakan perinagatan dini terhadap
kemungkinan persoalan lebih besar yang harus segera ditindaklanjuti manajemen.
Disamping itu, bagi pihak karyawan itu sendiri, grapevine merupakan sumber
informasi yang paling banyak digunakan karena dianggap lebih terpercaya.

Rumor (desas-desus) Informasi yang mengalir secara tidak resmi didalam


lingkungan lingkungan organisasi dan tidak berdasarkan fakta yang bisa diverivikasi
kebenarannya. Karyawan yang mengandalkan rumor ketimbang informasi resmi
sebagai sebagai informasi yang lebih benar,

3.

Tipe distributive ialah mekanisme pengambilan keputusan dalam negoisasi yang


tujuannya untuk memenangkan tawar menawar. Dalam hal ini salah satu pihak
berusaha untuk memenangkan tawar menawar tanpa memperdulikan apakah pihak
lawan merasa menang atau kalah. Oleh karena itu tidak jarang negosiator bersikukuh
pada pendirian awal (sebelum negoisasi) dan bergeming terhadap alternatif
penyelesaian. Akibatnya proses negoisasi biasanya tidak bertele-tele dan pihak lain
dipaksa untuk kalah (win-lose) atau jika pihak lain juga bersikukuh pada pendiriannya
bukan tidak mungkin terjadi situasi dimana kedua-duanya kalah (lose-lose) atau tidak
ada kesempatan.

Anda mungkin juga menyukai