Anti Neoplasm A
Anti Neoplasm A
Neoplasma adalah pertumbuhan abnormal, tetapi bukan kanker yang mungkin terjadi di
berbagai bagian tubuh. Kata “neoplasma” berasal dari kata Yunani “neo”, yang berarti baru, dan
“plasma”, yang berarti “pembentukan atau penciptaan”, dengan demikian berkaitan dengan
pertumbuhan abnormal jaringan baru. Neoplasma lebih sering disebut sebagai tumor,namun
karena diklasifikasikan bersifat jinak, neoplasma tidak menyebabkan kanker, seperti tumor pra-
kanker atau ganas. Neoplasma atau tumor juga dikenal dengan nama “nodul” atau “massa”,
tergantung pada ukurannya. Nodul adalah neoplasma yang berukuran kurang dari 20 mm,
sedangkan massa setidaknya berukuran 20 mm.
Tidak seperti tumor ganas, tumor jinak tumbuh lebih lambat dan tidak diketahui dapat
bermetastasis atau menyebar ke jaringan di sekitarnya. Ketika terbentuk, tumor ini membawa
karakteristik dari jaringan asalnya dan dapat terbentuk sendiri atau berkelompok. Karena tidak
berbahaya bagi kehidupan penderitanya, sering kali tumor ini tidak memerlukan pengobatan
segera, tetapi masih harus dipantau karena terkadang dapat tumbuh cukup besar dan
menyebabkan masalah bagi fungsi tubuh. Dua bahaya utama yang harus diperhatikan ketika
tumor jinak muncul adalah ketika neoplasia berkembang menjadi massa dan ketika tumbuh pada
daerah kecil tubuh di mana tumor dapat menyebabkan obstruksi. Dalam kasus tersebut, tumor
jinak juga mungkin mengancam jiwa sehingga pengobatan mungkin diperlukan.
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme
pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler.
1
Di negara yang telah maju, kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit
kardiovaskular.
Diagnosa dini → - tingkat penyembuhan makin meningkat
- pembedahan dan kemoterapi
Berhasil bila → dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak
terlalu mengganggu sel normal yang berproliferasi
2
Carmustine (BCNU) Penyakit Hodgkin, limfoma non-
Hodgkin, tumor-tumor otak primer,
Nitrosourea mieloma multipel, melanoma maligna
3
Produk-produk Pentostatin (2- Leukemia sel berambut, mycosis
alami deoxycoformycin) fungoides, leukemia limfositik kronik,
Cladribine limfoma sel kecil
Fludarabine
4
Doxorubicin Sarkoma jaringan halus (soft tissue),
osteogenik dan lainnya; penyakit
Hodgkin, limfoma non-Hodgkin;
leukemia akut; kanker payudara,
genitourinarius, tiroid, paru, lambung;
neuroblastoma
Interleukin 2
5
Anthracenedione Mitoxantrone Leukemia granulositik akut, kanker
payudara dan prostat
6
Androgen-androgen Testosterone propionate Kanker payudara
Fluoxymesterone
SIKLUS SEL
7
G0 G1 G2
M
Gambar Fase Sel Kanker
8
Asparaginase
- Menghidrolisis asparagin menjadi asam aspartat dan amonia → kematian sel.
Efek Nonterapi
- Sistem hemopoetik : anemia, leukopenia, trombositopenia.
- Sistem gastrointestinal : anoreksia ringan, mual, muntah, diare dan stomatitis, ulserasi oral
dan intestinal, perforasi, diare hemoragik.
- Reaksi kulit : eritema, urtikaria, erupsi makulopapuler sampai sindrom Stevens-Johnson.
- Sifat teratogenik : efek toksik pada janin yaitu pada sistem hemopoeitik, hati dan ginjal.
9
Untuk dosis total yang sama pemberian dosis besar secara intermiten memberikan hasil yang
lebih baik dan imunosupresi yang lebih ringan dibandingkan dengan pemberian dosis kecil
setiap hari.
4. Kemoterapi harus dimulai sedini mungkin..
Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa pada keadaan dini jumlah sel kanker lebih sedikit
dan fraksi sel kanker yang dalam pertumbuhan (sensitif terhadap obat) lebih besar.
Selain itu kemungkinan terdapatnya klonus resisten terhadap obat (drug resistant clonus) lebih
kecil; obat lebih sukar mencapai bagian dalam tumor yang besar karena karena vaskularisasi;
dan pasien dengan tumor yang kecil umumnya masih berada dalam kondisi umum yang
baik sehingga lebih tahan terhadap efek samping kemoterapi dan sistem pertahanan
tubuhnya masih utuh.
5. Kemoterapi harus tertuju pada sel kanker tanpa menyebabkan
gangguan menetap pada jaringan normal. Obat kanker yang ada saat ini umumnya bersifat
sitotoksik baik terhadap sel normal maupun sel kanker. Sel sistem imun yang rusak akibat
kemoterapi menyebabkan infeksi lebih mudah terjadi dan juga memberi peluang untuk
pertumbuhan tumor. Respons imun selular memegang peranan penting penting dalam
pertahanan tubuh terhadap kanker.
7. Terapi kombinasi.
Dasar pemberian dua atau lebih antikanker ialah untuk mendapatkan sinergisme tanpa
menambah toksisitas. Selain meningkatkan indeks terapi, kemoterapi kombinasi mungkin
juga dapat mencegah atau menunda terjadinya resistensi terhadap obat-obat tersebut.
Untuk mencapai hasil yang baik terapi kombinasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
- Masing-masing obat harus memiliki mekanisme kerja yang berbeda
- Efek toksik masing-masing obat harus berbeda
- Masing-masing obat harus diberikan pada masa siklus sel dimana obatnya paling efektif.
10
Dosis masing-masing obat pada terapi kombinasi harus ditentukan melalui penelitian atau
pengalaman yang disertai pengetahuan mendalam mengenai farmakologi obat maupun
penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, D.J. (ed). 2003. Burger’s Medinical Chemistry and Drug Discovery, 6th ed.
Chemotherapeutic Agents, vol 5. Hoboken: A Wiley-Interscience Publication.
Kementrian Kesehatan RI.2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
World Health Organization.2007.Cancer Control,Knowledge into Action, WHO Guide for
Effective Programmers.
World Health Organization.2014.Cancer Country Profiles.
11