Anda di halaman 1dari 11

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 13.

MEMBESARKAN UKURAN DAN BOBOT TANAMAN HIDROPONIK DENGAN MENGGUNAKAN AIR.


Banyak keluhan yang muncul, bahwa sayuran yang dibudidayakannya hanya berukuran kecil saja, sehingga
penghasilannya juga sangat terbatas. Diinginkan sayurannya gagah, tegap, berukuran besar, dan penghasilannya
tinggi, sesuai dengan besaran tersebut. Dianjurkan memperbesar curah/flowrate pada
pad a NFT, Aeroponik, maupun
Hidroponik Rakit Apung. .
Penjelasan teoretis sebaiknya didahulukan, untuk dapat meresapi proses masuknya air ke dalam tubuh tanaman,
melalui sistem perakaran. Seperti diketahui, akar bermuatan listrik/energi, yang didapat dari
d ari proses
respirasi/pernafasan di dalam sel, oleh badan yang bernama “mitochondria”. Bahan bakarnya ialah karbohidrat,
yang didapat sebagai hasil proses foto-sintesa, asimilasi pembentukan karbohidrat, yang a.l. tergantung dari jumlah
energi “youle”, yang didapat dari
d ari sinar matahari. Jumlah ini tergantung dari “exposure time”,
time” , lamanya jam
penyinaran matahari, dikalikan dengan intensitas, cerahnya cahaya.
Jika diperhatikan anatomi akar, maka terlihat bahwa di ujung akar, sedikit dibelakang tudung akar, banyak
bermunculan bulu akar, sel panjang, hidup, dengan intinya berada di luar. Dengan muatan listriknya, maka kation+
dan anion- hara/nutrisi yang berkeliaran di media air sekitarnya, akan ditariknya masuk ke dalam jaringan tanaman.
Air, sebagai “mantel” ion-ion
ion -ion akan turut masuk ke dalam akar; karena yang masuk jumlahnya besar, maka ukuran
sel tanaman menjadi raksasa.
Air murni, aqua destilata, bukanlah elektrolit, tidak menjadi kation+ maupun anion-; tidak akan tertarik masuk oleh
kekuatan muatan listrik bulu akar. Untuk meyakinkan
me yakinkan diri sendiri, ambillah satu tanaman sayuran, cuci bersih
seluruhnya. Masukkanlah ke dalam gelas berisi aqua destilata, air suling, yang tidak mengandung
mengandun g unsur hara
apapun. Bulu-bulu akar tanaman yang bermuatan listrik, tidak dapat menyerap air, karena air bukan buk an elektrolit.
Kalau aqua destilata diganti dengan air yang ada kandungan unsur hara, maka unsur hara akan ditarik oleh muatan
listrik akar, dan air sebagai mantel dari ion-ion bisa turut membonceng
membon ceng masuk ke dalam akar.
ak ar.
Air berumus kimia H2O, dan pada rumus bangunnya, sudut antara H+ - O= - H+ adalah 108 derajat. Molekul air
bukanlah elektrolit, jadi tidak bisa terurai menjadi kation+ dan anion-, Di lain fihak, konfigurasi atau bentuk-
badan-air
badan- air memiliki daya “polarisasi”, berkutub plus+ dan minus-.
minus -. Daya inilah yang menyebabkan air bisa menjadi
mantel terhadap kation+, maupun anion-, dengan menempel pada punggungnya. Dengan menggonceng nutrisi, air
memasuki akar tanaman, untuk selanjutnya dipompakan ke tajuk tanaman melalui jaringan xylem.
Masuknya air dan nutrisi ke akar, kemudian naik ke tajuk, akan berakhir di sel-sel, dan disimpan di vakuola.
Menyebabkan body tanaman membesar, diiriringi dengan meningkatnya bobot tanaman. Secara singkat dapat
dinyatakan, bahwa membesarkan ukuran dan bobot tanaman dimungkinkan dengan menggunakan air, dengan
catatan harus menyertakan kation + dan anion- pupuk an-organik.
Pelaksanaan membesarkan ukuran dan bobot tanaman ialah dengan meningkatkan curah/flowrate aliran nutrisi,
misalnya pada NFT. Pada Aeroponik dilakukan dengan memperbesar tekanan pompa, misalnya dari satu menjadi
dua atmosfir; atau membeli pompa yang lebih besar debitny

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 21.
OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MENGEMBANGKAN POTENSI GENETIK SAYURAN.
Dimulai dengan Pasar Becek, disusul dengan Pasar Tradisional yang ditingkatkan, Supermarket, Specialty Product
Supermarket, Grossier Supermarket, Market Online, Convenient store, semuanya ingin mencakup tingkat belanja
yang setinggi mungkin dalam bidangnya. Agronomi, penerapannya, juga harus disesuaikan dengan level pasar di
masyarakat. Gerai, ya/tidak ber-AC, kemasan produk, label pada kemasan, barcode, volume & kualitas produk,
pelayanan, kesemuanya memerlukan penyesuaian yang diperlukan.
Untuk Supermarket elit, disyaratkan produk tidak ada cacat sama sekali, berpenampilan extra keren, kemasan yang
manyala, dan pelayanan belanja yang prima. Di kebun sering hal ini disesuaikan dengan memproduksi
menggunaan greenhouse, yang bisa meredam kondisi cuaca yang extrim, yang kadang terjadi. Digunakanlah
“exhaust fan” dengan “cooling pad”; temperatur dan kelembaban yang bisa diatur secara automatis. Pendekatan
dengan temperatur optimal dan RH, relative humidity, kelembaban nisbah, bisa dilakukan dengan mengatur
komputer yang serba canggih.
Bebas serangan hama, karena tertutup rapat sisi greenhouse, dengan menggunakan screen/kasa, dengan angka
mesh tertentu, yang tidak bisa tertembus serangga apapun. Sering pintu dibuat “doubble door”, pintu-dua-lapis,
pintu-dua-lapis,
untuk yakinnya geenhouse selalu tertutup terhadap kontaminasi hama dari luar. Pintu, secara automatik bisa
menutup sendiri, bila karyawan lupa melakukannya.
Penanggulangan penyakit dilakukan melalui perkuatan pra-kondisi tanaman, supaya toleransi terhadap serangan
penyakit cendawan, maupun bakteri, meninggi. Hal ini dilakukan a.l. dengan menggunakan EC (electro
(ele ctro
conductivity) yang tinggi, untuk sayuran daun sekitar 2,0 - 2,5 mS, setara dengan TDS 1.000 – 1.250 ppm. Untuk
sayuran buah (semisal tomat dan cabai, Solanaceae), dan buah (semisal ketimun dan melon, Cucurbitaceae),
digunakan EC > 3,0 mS, disertai flowrate yang melimpah, semisal >2 l/talang/menit pada NFT. Untuk Aeroponik,
digunakan pompa dengan tekanan > 2 atmosfir, dapat terbaca pada manometer yang dipasangkan.
Untuk mendapatkan kebun yang bebas dari serangan penyakit cendawan, maka digunakan pupuk dengan EC yang
tinggi. Unsur-unsur makro dan mikro dilengkapi dengan konsentrasi dan dosis yang dianjurkan oleh fabrik, dan
harus memenuhi beberapa persyaratan minimum, a.l. N-total yang untuk sayuran daun jangan melebihi 200 ppm.
Kadar ammonium jangan melebihi 20 %, dan nitrat tidak kurang dari 80 %. Kadar P > 50 ppm; K > 260 ppm; Ca >
150 ppm; Mg >60 ppm. Sel dan jaringan yang terbentuk memiliki ketahanan yang tinggi terhadap serangan
penyakit, sehingga tidak satupun tanaman yang terserang penyakit.
Pun pH hendaknya berada dalam zona aman, yaitu batas rendah 5,5; batas tinggi adalah 6,5. Yang optimal adalah
pH 6,0; bergeser ke kiri dan ke kanan, kita masih akan berada dalam zona aman. Dalam kisaran pH yang baik, daya
da ya
larut garam-garam yang digunakan optimal, sehingga tidak memungkinkan timbulnya gejala defisiensi unsur
nutrisi yang manapun.

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 12.
PENERAPAN pH OPTIMAL, UNTUK PENGEMBANGAN POTENSI GENETIK MAKSIMAL.
Setiap penggiat hidroponik menginginkan tanamannya paling unggul, dalam arti kata cantik, berbobot, bentuk
indah, berat jenis tinggi, rasa enak, aroma kuat, shelf-life panjang, dikehendaki pasar, harga jual baik,
pertanamannya tahan penyakit, sembuh kembali cepat setelah serangan hama, mudah dan murah diproduksi, dan
sifat-sifat lain yang positif, yang seyogyanya dimiliki tanaman yang dibudidayakan.
Salah satu faktor untuk pemenuhan kriteria tersebut, ialah sebisanya berbudidaya pada pH yang tepat. Berbagai
literatur memberikan patokan pH, tetapi angkanya
angkan ya terbukti bervariasi. Kita harus menelan semua data tersebut,
tanpa bisa memberi kontra data, untuk menilai apakah hal itu benar. Pun data tersebut mungkin hanya berlaku pada
lokasi, waktu, dan eko-sistem tertentu.
Untuk memudahkan bekerja, maka dicarilah modus untuk memberi ancer-ancer, berapakah pH yang optimal, dan
batas rendah, serta atas. Untuk mudahnya diambillah pedoman, bahwa kisaran pH zona aman ialah pH 5,5 sebagai
titik terendah; pH 6,5 sebagai titik tertinggi; sebagai titik optimal ialah pH 6,0. Berbudidaya dalam kisaran pH 5,5
hingga 6,5, boleh dikatakan kita tidak akan tercelakakan, dan berada dalam zona aman.
Lebih rendah dari pH 5,5, dan lebih tinggi dari pH 6,5, beberapa unsur dalam formula pupuk akan mulai
mengendap, dan berpengaruh pada berbagai unsur hara lainnya, hingga rasio-rasio yang sudah kita hitung dengan
segala kecermatan, sekarang amburadul. Akibatnya ialah terjadi mal-formasi, bentuk organ tanaman berubah aneh,
dan rusaklah daya pikat pemasaran komoditas tersebut.
Terlihat bahwa pH sering berfluktuasi, misalnya pada masa pertumbuhan pesat, dan disinyalir pH sering naik.
Untuk pertumbuhan pesat, akar memilih untuk menyerap lebih banyak anion, misalnya nitrat NO3-, sulfat SO4=,
dan phosphat PO4 - - -. Kation yang banyak tertinggal bergabung kembali dengan OH-, sehingga pH naik. Walau
kenaikan pH bisa dikatakan pertanda tanaman tumbuh baik, namun banyak yang tidak betah melihat hal itu.
Bila mau menstabilkan pH, gunakanlah buffer, yang di budidaya hidroponik banyak menggunakan MKP, mono-
kalium phosphat, KH2PO4. Huruf H ditengah rumus kimia itu menandakan ia bersifat buffer, yaitu bersifat asam,
bila kondisinya berubah menjadi alkali; bersifat alkali, bila kondisinya berubah menjadi asam. Menurut
pengalaman, stabilitas pH itu bisa tercapai, jika menggunakan buffer > 200 g/1.000 l larutan A-B mix.
Disamping MKP, KH2PO4, mono-kalium phosphat, di pasar bisa pula ditemui buffer lain, misalnya DKP,
K2HPO4, di-kalium phosphat. Juga tersedia MAP, NH4H2PO4, mono-ammonium phosphat, dan DAP, (NH4)2
HPO4, di-ammonium phosphat. Semua buffer ini untuk menstabilkan pH pada angka tertentu. Dengan pH yang
mantap pada angka yang diinginkan, semua proses fisiologis di dalam tubuh tanaman dapat berlangsung dengan
sempurna, dan menghasilkan produk yang optimal.

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 11.
BEBERAPA SEGI KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN EC YANG TINGGI.
EC, singkatan dari electro conductivity, penghantaran listrik , ialah angka yang menunjukkan kepekatan larutan
pupuk pada budidaya hidroponik. Satuannya ialah mS (milli Siemens, yang besarnya 1.000 X uS, mikro Siemens).
Dapat pula menggunakan TDS,
T DS, total dissolved solids atau solutes, dan satuan pengukurnya
penguku rnya ialah ppm (parts per
million), dengan catatan bahwa 1 mS = 500 ppm. (Faktor konversi lain ialah 630, 640, 700 ppm, tetapi jarang
digunakan.
Patokan yang mudah diingat ialah masa persemaian, masa vegetatif, menggunakan 1 mS; masa pertumbuhan, yang
juga masih masa vegetatif, menggunakan 2 mS; sedangkan, masa pembungaan/pembuahan, yang sudah beralih ke
masa generatif, menggunakan 3 mS. Perbedaan kepekatan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan tanaman
akan nutrisi. Pun jenis zat hara nutrisi dianggap perlu dibedakan antara stadia pertumbuhan yang bertingkat itu.
Semakin tinggi EC, semakin mendekati kejenuhan, dan efisiensi penyerapan akan menurun. Bila mencapai titik
jenuh, maka penyerapan selanjutnya
selanjutnya tidak akan dapat berlangsung, malahan akan mencapai “nilai ambang
keracunan”. Tanaman akan hangus, gosong, karena terjadinya plasmolisa di dalam sel, dengan terlepasnya
sitoplasma dari dinding sel, bergumpal ditepi, dan berhentilah semua gerakan kehidupan dalam sel. Sel yang mati
akan menjadi hitam, dan disebut “nekrosis”.
Untuk sayuran daun, pada umumnya nilai ambang keracunan ialah sekitar EC 3,0 mS, setara TDS 1.500 ppm.
Itupun bervariasi, antara angka yang lebih rendah untuk Bayam, yang sukulen, berair banyak, dengan Kailan yang
banyak seratnya, dan lebih maskulin. Untuk tanaman yang berkayu, semisal Cabe, Tomat, Paprika, Terong, yang
semuanya termasuk Solanaceae, nilai-ambang- keracunan berada > 4,0 mS, setara TDS 2.000 ppm. Pernah di India
ada seorang yang menggunakan EC 7,0 mS, setara TDS 3.500 ppm, pada tanaman tomat dewasanya, tanpa ada
berita terjadinya kegosongan pada tanamannya.
Kalau ingin mengejar produksi yang lebih tinggi,
tin ggi, tetapi khawatir terlampauinya nilai ambang keracunan, maka
siasatnya ialah denganmenggunakanlah curah/flowrate/debit yang lebih besar. Misalnya pada budidaya NFT, curah
yang 1 l/talang/menit, dijadikan 2 l/talang/menit, dengan mengganti pompa berkapasitas lebih besar.
Menggunakan EC tinggi, akan meningkatkan ukuran, bobot, penampilan tanaman, serta produktivitas lahan. Berat

jenis tanaman
penyakit juga akan
cendawan, pulameningkat,
meningkat.begitu pulaketahanan
Shelflife, rasa dan aromanya. Toleransi,
simpan sayuran atausupermarket,
di gerai daya tahan terhadap
menjadi serangan
berminggu. Sebaliknya, umur tanaman hingga layak panen, akan menyingkat.
men yingkat. Tidak sampai umur sebulan, sayuran
telah layak panen.
Dipandang dari segi bisnis, penggunaan EC yang tinggi, akan mengantarkan pengusaha pada level keuntungan
yang lebih tinggi dan menyenangkan.

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 10.
PATOKAN LAYAK PANEN BAGI SAYURAN HIDROPONIK.
Untuk sayuran di unit produksi keluarga di pekarangan, biasanya didasarkan kebutuhan masak pada hari itu.
Tanaman Caysim belum berukuran cukup besar sekalipun, tetapi kalau tamu-tamu sudah datang Sabtu pagi itu,
untuk Panen Perdana sayuran hidroponik, serta Pesta Bakso Bersama, maka panen dilakukan dengan gegap
gempita, tanpa pertimbangan apakah sayuran sudah layak panen.
Untuk memenuhi pesanan supermarket, ukuran layak panen tentunya lain lagi. Rimbunnya merupakan syarat untuk
dapat memenuhi selera ukuran “purchasing manager” supermarket tersebut. Beberapa menginginkan ukuran
“baby”, karena berpendapat bahwa jika j ika masih kecil, belum ada seratnya. Di lain fihak, pada usia masih muda,
kadar proteinnya masih rendah, rasa belum “menggigit”, dan karena berat jenisnya masih rendah, menjadi
onggokan kecil sajalah, ketika dimasak. Ketika mengunyah, berlalulah suapan terlalu cepat di kerongkongan.
Bagi produsen sayuran, untuk memenuhi bobot 250 g per kantung plastik, diperlukan berpuluh-puluh tanaman per
paknya, karena tidak beda dengan “usia anak -semai”. Berhamburanlah penggunaan benih, dan pada saat benih
langka di pasar, terputuslah rantai produksi. Kebutuhan media sebar dan tanam juga meningkat pesat, begitu pula
tenaga kerja untuk membuat pesemaian.
Lebar daun pun menjadi ukuran layak panennya sayuran. Karena menggunakan EC (electro conductiivity) yang
terlalu rendah, misalnya hanya 1,2 mS, setara TDS 600 ppm, maka daun masih sempit, walau umur sudah lanjut.
Menggunakan EC > 2,0 mS, setara TDS 1.000 ppm, barulah tanaman menampakkan daun yang lebar, yang dapat
menggiurkan pembelanja.
Warna daun, bila masih pucat, karena ditanam dengan kurangnya sinar matahari, pembelanja di supermarket pun
enggan membelinya. Kadang hal ini disebabkan karena terlampau rapatnya penyebaran benih, sehingga tanaman
mengalami “mutual shading”, saling meneduhi, sehingga penbentukan warna daun mengalami hambatan oleh
etiolasi. Mungkin pula pucatnya tanaman karena kahat/defisiensi unsur hara N. Padahal, jika diberikan
d iberikan ekstra
nutrisi N, dalam waktu semalam saja, tanaman dapat berubah warna, dari pucat ke hijau gelap.
Berbudidaya hidroponik didataran rendah bisa menghasilkan tanaman berukuran besar dan layak panen, tetapi
ringan timbangannya, karena berat jenisnya rendah. Hal ini disebabkan karena dataran rendah dengan
temperaturnya yang tinggi, gencar sekali proses katabolisma, perombakan,
perombak an, oleh respirasi/pernafasan, untuk
mendapatkan energi, padahal penggunaan energi efisiensinya rendah. Bahan baku respirasi yang termudah
membongkarnya ialah karbohidrat, dan hal inilah yang menyebabkan sayuran kehilangan bobot. Faktor rasa juga
akan terpengaruhi, dan menjadi hambar.
Sayuran di dalam pak plastik did i gerai supermarket hendaknya dibuat “shelflife”-nya
“shelflife” -nya se-awet mungkin, dengan
tidak melubangi kantung plastik, dengan meniadakan ventilasi antara isi kantung dengan udara di luarnya.
Ditambah dengan menekan keluar
k eluar udara dari dalam kantung plastik, oksigen yang bersisa sedikit, membatasi
proses respirasi/pernafasan sayuran. Terhentilah proses
proses pembongkaran karbohidrat dalam waktu jam-jaman,
sehingga keawetan daya tahan sayuran bisa menjadi panjang. Daya simpan sayuran di gerai dapat bertahan hingga
empat minggu.
YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 09.
FORMULA PUPUK HIDROPONIK SEBAIKNYA FLEKSIBEL MENGHADAPI PERUBAHAN CUACA.
As bumi yang miring 23,5 derajat menyebabkan adanya musim hujan dan kemarau, diselingi pancaroba sepanjang
tahun. Cahaya matahari tidak menentu sehari-hari intensitas dan lamanya masa penyinaran. Ditambah fluktuasi
yang parah oleh pengaruh awan, kabut, hujan, dsbnya, sehingga proses foto-sintesa berlangsung dalam taraf
rendah, dengan hasil yang rendah pula.
Kelembaban juga bergejolak dan tergantung pada jatuhnya presipitasi air hujan dan embun, yang tiap waktu
berbeda-beda intensitasnya, dan kebanyakan tanpa bisa dikendalikan oleh penggiat
peng giat hidroponik. Adanya budidaya
hidroponik beratapkan langit, berserah total pada gejolak alam; air hujan berkelanjutan membasahi tanaman
sepanjang musim hujan, dan membiarkan udara kering kerontang di musim kemarau.
Bagaimanakah merumuskan formula pupuk, apakah disesuaikan pada kondisi matahari bersinar cerah, ataukah
dengan kondisi remang temaram, bila matahari malu
m alu menampakkan sinarnya? Dalam mencari solusi, merumuskan
formula pupuk yang sesuai dengan segala macam cuaca, diambil kebijaksanaan untuk lebih mengarah pada kondisi
sinar matahari yang paling intens.
Caranya ialah dengan merekayasa asupan unsur hara P, mengingat unsur ini berperan dalam merubah gelombang
sinar matahari menjadi energi kimia, dalam bentuk karbohidrat. Singkat kata, dalam formula A-B mix hendaknya
asupan P diberi sebanyak 60 – 80 ppm. Dalam kondisi mendung,
mendun g, availability/tersedianya unsur P yang banyak,
akan memudahkan tanaman menyerapnya.
Dalam kondisi cerah, seluruh asupan P itu bisa diserap, walau berat atom unsur P besar. Tanaman berenergi tinggi,
karena kandungan karbohidratnya besar, sebagai hasil foto-sintesa yang gencar, pada kondisi cahaya matahari yang
cerah. Percepatan pertumbuhan ini menyebabkan umur tanaman layak panen menjadi lebih pendek. Pun akan
beralih lebih cepat dari fase vegetatif ke generatif.
Cuaca cerah atau mendung, sangat mempengaruhi kebugaran penampilan sayuran. Ambil contoh tanaman sayuran
Caysim, yang terlihat letoy, lemah gemulai, pada saat cuaca suram. Dengan cepat dapat dikatakan bahwa hal ini
adalah gejala defisiensi Ca. Diambil pula perkiraan, bahwa asupan Ca sebaiknya ditingkatkan hingga level tertentu.
Timbullah pola fikir untuk memberi asupan Ca setinggi sekian-sekian,
sekian -sekian, bila merumuskan kembali batch pupuk
berikutnya, supaya pengadaan unsur Ca terjamin di kondisi mendung atau cerah.
Masalah ini diatasi dengan menaikkan EC, tanpa merubah formula, karena dimiliki hanya satu tandon, dengan satu
formula. Di lain fihak harus berhati-hati, karena menggunakan EC tinggi berarti mendekati kejenuhan, hingga
efisiensi penyerapan menurun. Malahan bila peningkatan diteruskan, akan terlampauilah “nilai ambang keracunan’
dan tanaman akan gosong.
Mengurangi unsur yang meringankan bobot sayuran, yaitu Ammonium, kation yang ringan sekali, diserap banyak
oleh akar, menyeret-serta air masuk ke dalam sistem tanaman, menyebabkan konsistensi sel amburadul, tanaman
malformasi dengan bentuk yang ngaco, dan rasa yang hambar!

OS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 08.
TDS DALAM AIR BAKU.
TDS, “total dissolved solutes”, fihak lain menyebutnya
menyebutn ya “total dissolved solids”, adalah bahan yang terkandung
terkandun g
dalam air baku yang kita miliki, yang terdiri atas elektrolit yang terterakan dengan kandungan kation+, dan anion-,
yang menyebabkan adanya pengantaran listrik. Sering kita temui EC(electro conductivity)-nya mencapai 2,0
mS(milli Siemens), setara dengan TDS (total dissolved solid), sebesar 1.000 ppm. Di wilayah pantai, di mana
salinitasnya relatif tinggi, TDS-nya kebanyakan terdiri atas garam dapur NaCl,
N aCl, intrusi air laut ke daratan.
Bahan organis juga terdapat dalam air payau
pa yau di wilayah pantai, tetapi karena bukan elektrolit, tidak dapat terdeteksi
dengan EC/TDS meter. Rawa-rawa di pantai, penuh dengan limbah flora, semisal tumbuhan rawa yang mati dan
melapuk, ditambah dengan fauna, semisal cacing dan binatang air. Sebagai bahan organis, mempengaruhi
kekeruhan air. Endapan, hasil pelapukan, biasanya berbentuk kompos.
Air baku di wilayah pantai yang TDS-nya tinggi, tidak bisa digunakan untuk menanam sayuran, terutama yang ber-
“nilai ambang keracunan”-
keracunan”-nya rendah. Ambil contoh tanaman Bayam atau Pakchoy, yang bisa disebut “sukulen”,
dengan berat jenisnya rendah, kandungan airnya tinggi, dengan n.a.k.-nya pada EC 2,75 mS (dengan faktor
konversi 1 mS = 500 ppm, setara TDS 1.375 ppm), akan mudah sekali gosong, bila nilai itu terlampaui.
Gagal memproduksi Bayam, jatuhkanlah pilihan pada komoditas Cabai, yang n.a.k.-nya > dari EC 5 mS, setara
TDS 2.500 ppm). Misalkan air baku yang “salin” itu ber-EC 1,5 mS (setara TDS 750 ppm), p pm), masih tersedia jendela
EC sebesar 5 – 1,5 = 3,5 mS (setara 1.750 ppm). Peluang berproduksi komoditas Cabai masih besar. Apalagi bila
tanaman Cabai-nya sudah agak berumur, dan sudah banyak berserat kayu, diduga n.a.k. berada pada EC > 7,0 mS,
setara TDS 3.500 ppm. TDS air baku yang tinggi, hanya sedikit pengaruhnya pada penggunaan EC/TDS yang
tinggi.
Tanaman berkayu yang sudah disebut ialah Cabai. Daftar ini bisa diperbesar dengan Tomat beef, Tomat cherry,
Paprika, Terong, yang kesemuanya dalam famili Solanaceae. Di fihak lain, bila kita ambil tanaman Melon, yang
termasuk Cucurbitaceae, dan bersifat sukulen, n.a.k.-nya diduga hanya sebatas EC 3,5 mS, setara TDS 1.750 ppm.
Dengan mempertimbangkan konsep kerja semacam di atas, banyak wilayah pantai yang dulunya dianggap tidak
memungkinkan berbudidaya hidroponik, sekarang bisa dimasukkan sebagai daerah produktif, dengan merubah
komoditas yang dibudidayakan, dengan menggunakan tanaman yang berserat kayu tinggi, dan ber-n.a.k. tinggi.
Keuntungan dari pemikiran TDS dalam air baku dalam perhitungan pupuk A-B mix, relasi dengan n.a.k. yang
tinggi, ialah bahwa kota-kota besar, sebagai sentra pemasaran komoditas hidroponik, banyak berada
be rada di wilayah
pantai. Pasaran yang dekat dengan sentra konsumsi,
konsum si, tentunya sangat menguntungkan “opportunity cost”, dalam
bidang transportasi, dan penyimpanan pra-distribusi.

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 07.
PADA TEMPERATUR YANG TINGGI, SAYURAN YANG DIHASILKAN AKAN KURANG BOBOTNYA.
Tentu ada sebabnya petani lebih senang menanam sayuran di dataran tinggi yang adem hawanya, daripada di
sepanjang pantai, di dataran rendah. Simaklah bahwa semua sentra produksi hortikultura,
ho rtikultura, terutama sayuran,
semuanya berada di wilayah pegunungan Di samping cuacanya yang kondusif untuk sayuran, juga airnya yang
dingin, terasa segar, dan tinggi kadar oksigen-terlarutnya.
ok sigen-terlarutnya.
Di air, di wilayah pantai dengan temperatur udara
u dara yang tinggi, molekul oksigen O2 tidak bisa diam, bergerak terus
tanpa hentinya; akan lebih cepat lagi pergerakannya, bila temperatur meningkat lebih tinggi lagi.
la gi. Akhirnya
menguap-bebaslah oksigen dari air, kembali ke udara, di mana pada umumnya kadar oksigen adalah 20,9 %.
Dengan turunnya kadar oksigen-terlarut dalam air, akar akan kesulitan respirasi/bernafas, dan energi yang
dihasilkan akan berkurang. Beberapa kegiatan mengendur karenanya, misalnya mengecilnya penyerapan hara dan
air, sehingga tanaman terlihat mulai melayu, karena sel dan jaringan kehilangan turgor, tegangan sel. Derajat
pertumbuhan tanaman juga hanya kecil saja, dan diperlukan umur yang lebih lama untuk mencapai kriteria layak
panen.
Tingginya temperatur, yang menyebabkan rendahnya kandungan oksigen-terlarut, menyebabkan penyerapan unsur
hara nutrisi tidak maksimal. Besar kemungkinannya hal ini akan menyebabkan timpangnya “konsistensi sel”,
amburadulnya rasio kation dan anion di vakuola di dalam sel. Jelas hal ini akan merubah dan menurunkan kuatnya
rasa dan aroma, komponen kualitas yang utama.
Temperatur yang tinggi, yang menyebabkan besarnya dehidrasi, dapat menghilangkan “crispyness”, renyah,
disertai memudarnya kilau daun, yang mungkin akan mengurungkan seseorang berbelanja. Daya tahan di gerai
supermarket akan memendek, dan memperbesar kemungkinan di-“returned”,
di-“returned”, dikirim kembali, bila sayurannya
diserahkan berdasarkan perjanjian konsinyasi.
Temperatur udara tinggi, respirasi meningkat, yang termudah direspirasikan ialah karbohidrat. Bobot
Bobo t tanaman
menyusut cepat, sedang anabolisma/pembangunan tidak bisa secara efisien memanfaatkan energi yang terbentuk,
terbuang percuma. Pengusaha hidroponik berproduksi dengan bobot menjadi tujuan, harus menghindari temperatur
udara tinggi dan kehilangan bobot.
Karbohidrat yang merupakan bahan baku untuk pembentukan protein, lemak, dsbnya, bila jumlahnya kurang, dan
susunan kimianya tidak unggul, tidak bisa menghasilkan
men ghasilkan sayuran yang rasanya aduhai. Kehilangan bobot, sering
diikuti berkurangnya rasa, dan turunnya aroma. Tentunya “berat jenis”-nya
jenis” -nya juga akan terpengaruh! Ukuran sayuran
besar, tetapi timbangannya rendah.
Di Cileungsi, Jawa Barat, pada suatu siang, dengan temperatur udara sekitar 32 oC, diamati pengaruhnya terhadap
berat jenis sayuran Lettuce, yang ditanam secara NFT, dengan EC 2,0 mS, setara TDS 1.000 ppm. Curah/flowrate
2 ½ liter/talang 12 m/menit. Tanpa atap plastik UV. Di wilayah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, pada hari yang agak
berawan. Didapat bobotnya 203 gram, volumenya 280 ml, dan disimpulkan angka berat jenisnya ialah 0,725.
Sayang angka bandingnya belum ada, sehingga belum bisa disimpulkan, apakah berat jenis ini optimal?

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG! Nomer seri 06.
ANATOMI TANAMAN YANG MELAYU, DAN SOLUSI PENANGGULANGANNYA.
Sel tanaman biasanya digambarkan sebagai kotak empat persegi panjang, yang tingginya lebih besar dari lebarnya.
Dindingnya disebut epidermis, epi = luar, derma = kulit, terbuat dari karbohidrat, yang terdiri dari “simple sugars”,
gula sederhana, sebagai hasil foto-sintesa asimilasi CO2.
Bila kita gunakan pupuk unsur P, dalam bentuk phosphat, dan banyak menerima sinar matahari dengan intensitas
tinggi, fotosintesa karbohidrat membentuk “multi saccharida”, gula rangkap ATP (adenosin tri phosphat).
Karbohidrat yang bermuatan energi tinggi ini, digunakan untuk pembuatan sel, jaringan, organ, yang ketahanannya
tinggi terhadap kehilangan air oleh penguapan, sehingga tanaman toleran terhadap kelayuan.
Unsur K, kalium, berperan sebagai “tukang ngatur”
n gatur” semua proses fisiologis dalam tanaman, mengatur pula
penempatan
penempata n ATP sebagai “crude fiber”, serat kasar, untuk melapisi epidermis sel menjadi dinding yang kuat.
ku at. Sel
mempunyai ketahanan untuk meredam penguapan yang berlebihan. Foto-sintesa dengan intensitas sinar matahari
kecukupan, waktu penyinaran cukup lama, dan disertai pemupukan dengan unsur P, menyebabkan tanaman tahan
layu.
Seperti diketahui, dalam sel ada vakuola, berisi a.l. kation dan anion unsur-unsur hara nutrisi, terlarut dalam air sel.
Keadaan ini menyebabkan sel memiliki turgor/tegangan sel yang prima. Konsentrasi tinggi ion-ion di dalam
vakuola, “menggondeli” air dengan kuat, untuk tidak menguap. Bila pemupukan terlalu pelit, ion-ion
ion -ion dalam
vakuola kadarnya rendah, maka air yang dapat diikat untuk meredam penguapan, juga hanya sedikit. Air
merupakan mantel sekeliling tiap ion. Disimpulkan, bahwa tanaman yang mendapat pupuk banyak, akan lebih
toleran terhadap kelayuan.
Bila kelembaban udara rendah, maka air dari dalam sel menguap, dan terjadilah de-hidrasi. Bila dinding sel kita
perkuat, misalnya dengan pemupukan P, untuk terjadinya pelapisan serat kasar pada epidermis, yang pelaksanaan
penempatannya diatur oleh unsur K, maka struktur sel lebih tegap, dan tidak akan berkerut. Disimpulkan bahwa
pemupukan P dan K akan membuat tanaman lebih toleran terhadap kelayuan.
kela yuan.
Matahari yang bersinar intens, akan membentuk serat kasar lebih banyak lagi, sehingga sel menjadi
menjad i lebih kokoh
dan tanaman memiliki daya tahan tinggi terhadap kelayuan. Bertanamlah di udara terbuka, beratapkan langit, dan
memanfaatkan sinar matahari langsung. Jarak tanam antar tanaman harus lebih leluasa, supaya sinar matahari bisa
penetrasi masuk ke dalam kanopi pertanaman, dan menyinari bagian tanaman yang berada di sebelah bawah.

Perlu disadari,
mencapai bahwapanen!
fase layak bila tanaman layu sekejab
Bila kelayuan seringsaja, akan
terjadi, menambah
umur tanamanumur tanamankadang
memanjang, dengandengan
dua hari, untuk
konsekujensi
negatif, misalnya Lettuce/Selada yang menjadi pahit/getir, terutama bila sudah mulai “bolting”.
Kelayuan juga dapat dicegah dengan panen sepagi mungkin, sebelum matahari sempat menyinari tanaman, karena
panas yang ditimbulkannya dapat melayukan tanaman dalam sekejab.

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG, Nomer seri : 04.
KUALITAS AIR BAKU UNTUK BERBUDIDAYA HIDROPONIK.
Bila memang serius ingin berbudidaya hidroponik skala industri, kecil maupun besar, sebaiknya air dari sumber air
yang tersedia, dikirim dahulu untuk dianalisa oleh Laboratorium Lingkungan Hidup, atau PAM, PDAM, yang
berkompeten untuk melakukannya. Dengan biaya sekitar Rp 150.000, dan sampel air satu liter, dalam waktu
seminggu, telah didapat hasilnya.
Derajat asam pH, TDS (total dissolved solids), kekeruhan, logam berbahaya,
be rbahaya, dsbnya, bisa diketahui. Memang
untuk membaca secara sientific dan rinci, diperlukan keahlian
k eahlian tertentu, dan untuk itu kita
k ita bisa minta bantuan
hidroponiker yang sudah berpengalaman. Di bagian bawah sekali dari laporan itu, akan dapat terbaca, bahwa air itu
layak digunakan untuk keperluan hidup, a.l. untuk air minum Untuk penggiat hidroponik, air itu layak untuk
digunakan berbudidaya hidroponik.
Kadang terlihat, bahwa bila sampel air itu diambil dari
d ari daerah pantai, salinitasnya sangat tinggi, kadang mencapai
mencap ai
angka EC 2,0 mS. Padahal diinginkan menanam melonmelo n dengan angka EC 2,5 mS, sehingga “jendela” yang tersedia
hanyalah tinggal 0,5 mS; tidak memungkinkan menanam melon.
Solusinya dalam hal ini ialah memilih tanaman yang “phyto-
“phyto -toxicity level”-nya
level”-nya tinggi, yang berkayu, semisal
cabai, tomat, terong, paprika, yang kebetulan semuanya berada dalam famili Solanaceae, terung-terungan, yang
nilai ambang keracunannya diduga berada pada EC 5 mS. Dikurangi EC 2,0 mS pada air baku, masih tersisa
“jendela” 3,0 mS untuk produksi dengan aman. Apalagi pertanaman semakin tua, tu a, nilai ambang keracunannya
meningkat, dan dapat mencapai 7,0 mS.
Wilayah pantai utara Jawa, dari Merak hingga Gresik, dapat dimasukkan ke dal;am wilayah produksi. Beramai-
ramai bergerak turut produksi hidroponik, walau airnya “anta”, “brackish”, dengan salinitas
salinitas tinggi, gara-gara
intrusi air laut yang asin ke daratan, kita masih bisa turut aktif berproduksi.
Menurut petunjuk dari buku standard berhidroponik, pH air harus disesuaikan dahulu dengan sasaran pH yang akan
digunakan berbudidaya hidroponik. Ambillah contoh, bahwa air baku ber pH 8,3, dan pH idaman untuk produksi
6,0. Maka perlu penurunan pH, dengan menggunakan asam kuat an-organis, semisal asam nitrat, nitric acid,
HNO3. Dapat pula menggunakan asam fosfat, phosphoric acid, H3PO4. Bisa juga menggunakan asam sulfat,
sulfuric acid, H2SO4, yang dapat dibeli sebagai “accu zuur”, asam akki, yang dijuali di pompa bensin SBPU,
dalam botol plastik merah. Bukan air akki, aqua
a qua destilata, air suling murni, dalam botol plastik biru, yang dapat
diminum!)
Banyak yang berbaik hati, menganjurkan kepada kita untuk menggunakan asam organis, semisal asam cuka,
CH3COOH, yang biasa digunakan membuat asinan segar. Atau asam semut, HCOOH, yang digunakan di
perkebunan karet, untuk koagulasi latex. Semua it adalah asam lemah, yang dibutuhkan banyak,ban yak, untuk menurunkan
pH sedikit. Pun dalam setengah jam, pH naik kembali pada level semula. Masalahnya ialah bahwa asam organik
bukan elektrolit, jadi tidak bisa terurai menjadi kation plus dan anion minus, sehingga tidak mempunyai daya untuk
merubah pH.

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANGSAYANG. Nomer seri : 03.
BERTANI DI DATARAN RENDAH, DENGAN TEMPERATUR HARIAN YANG TINGGI.
Bertani di dataran rendah, sering terhadang oleh temperatur tinggi. Respirasi/pernafasan berlangsung cepat, dan
katabolisma/perombakan gencar, jauh lebih besar dari anabolisma/pembangunan, sehingga menghasilkan
resultante pertumbuhan yang negatif, alias stagnan. Yang mudah terbongkar, untuk dijadikan bahan baku penghasil
energi, ialah karbohidrat. Akibatnya ialah berat jenis tanaman menurun, karena banyak kehilangan bobot, sehingga
produksi rendah. Rasa dan aroma pun mengendur, begitu pula kilau dan penampilannya berkurang.
Cara mengurangi pengaruh negatif temperatur tinggi di dataran rendah, antara lain dengan meningkatkan
kelembaban. Menyemperot lantai dengan air, atau menyemperot pertanamannya, akan meningkatkan kelembaban
dan menurunkan temperatur. Dapat pula dengan memasang “overhead sprinkler system”, penyemperotan di atas
meja-meja produksi, yang dijalankan hanya pada
p ada saat sinar matahari terik, dan dimatikan kembali bila sudah terasa
temperaturnya menurun. Sebaiknya di kebun ada thermo-hygrometer, dan tidak hanya mengandalkan perasaan
saja.
Pada budidaya NFT (nutrient film technic), curah/flowrate hendaknya
hend aknya bisa diperbesar, misalnya dari satu liter

menjadi
%. Riak dua
atauliter/talang/menit. Kelandaian/slope
turbulensi aliran yang talang
lebih deras, akan juga
lebih dapat menciptakan
banyak direka yasa, misalnya
direkayasa, dari tangens
butiran kabut, 2, menjadi 5
sehingga
menghasilkan temperatur lingkungan yang lebih rendah. Sebagai bonus, tanaman disuapi nutrisi lebih gencar, dan
diyakini akan terjadi peningkatan produksi.
Pada greenhouse, jendela di atap, hendaknya diperbesar, dan dibuang tutupnya yang kadang dipasangi screen/kasa.
Kekhawatiran bahwa dengan dibukanya kasa itu akan meningkatkan masuknya hama dari luar melalui jendela
tersebut, tidaklah benar. Hama biasanya berada di bawah, disekitar tajuk tanaman, pusat makanan dan kesempatan
bertelurnya. Buat apa hama berada di 6,5 – 7,0 meter ketinggian, di mana tidak ada makanan dan kesempatan
bertelur.
Ventilasi dengan screen/kasa, di sisi-sisi greenhouse, masih bisa diperbaiki, dengan menggunakan
men ggunakan kasa dengan
angka Mesh yang lebih kecil, yang berarti dengan lubang yang jumlahnya sedikit, tetapi ukurannya lebih besar,
tidak bisa dilalui hama-hama kecil, semisal tungau, thrips, kutu-daun.
kutu -daun.
Bila dikeluhkan temperatur di dataran rendah terlalu tinggi, dan penguapan terlampau besar, maka dengan
peningkatan EC (electro conductivity), maka pupuk yang relatif lebih pekat itu akan menggandoli air lebih kuat,
sehingga penguapan berkurang. Pengertian ini jarang dikuasai dan diterapkan, padahal tidaklah sukar untuk

meningkatkan EC untuk
Penggunaan pompa mengurangi
air dengan penguapan.
kapasitas yang lebih tinggi, merupakan solusi untuk mengurangi temperatur yang
tinggi pada bertani di dataran rendah. Untuk budidaya NFT misalnya, sebaiknya menggunakan pompa celup,
submersibel, yang terkenal berkapasitas volume besar, walaupun tekanannya rendah; memang NFT tidak
memerlukan tekanan yang tinggi, melainkan debit yg besar.

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 30.
TEMPERATUR OPTIMUM IALAH 25 oC. BAGAIMANA BILA < DARI 25 oC?
Di negeri dengan empat musim, katakanlah di negeri Belanda, budidaya hidroponik selalu dilaksanakan di dalam
greenhouse. Temperatur operasional ialah 18 oC, dan pemanasan dilakukan dengan listrik. Dillengkapi dengan
sensor, a.l. thermo-meter, tersebar diseluruh greenhouse, dan komputer automatis
aut omatis menyesuaikannya lagi, bila ada
penyimpangan.
Di negeri sendiri, bila berhidroponik di gunung, di
d i waktu malam, temperatur udara luar kadang
kadan g turun di bawah 18
oC. Keadaan ini masih dianggap menguntungkan, karena semua proses pertumbuhan di dalam tanaman masih
berlangsung dalam kisaran/range zona aman. Diduga temperatur sekitar 8 – 10 oC adalah limit terendah untuk
tanaman sayuran pada umumnya.
Bila temperatur turun terus dan bertengger beberapa jam pada temperatur 4 oC, maka terjadilah sesuatu “anomali”,
“fenomena” alam, di mana air di dalam tanaman mencapai berat jenis terendah, jadi volumenya terbesar.
Pengembangan ukuran ini menyebabkan` sel-sel pecah, dan jaringan serta organ tanaman rusak total. Keadaan ini
dinamakan
dinamaka n “frost”, yang sebutan lokalnya menyebutkan “wedus gembel”, kambing berjanggut lebat. Sayuran layu,
hancur, mati, akhirnya gosong kehitaman. Untunglah, bahwa kejadian ini jarang terjadi.
Perlu disadari, bahwa frost dengan temperatur 4 oC, dengan berat jenis air turun ke nilai paling rendah, dan volume
paling besar, hingga sel pecah, berbeda sekali dengan titik beku, yang 0 oC, di mana bentuk air sebagai cairan,
menjadi es, bentuk padatnya!
Air dalam kondisi temperatur rendah, kandungan oksigen-terlarutnya (dissolved oxygen content) tinggi.
Menyebabkan akar berespirasi/bernafas sangat gencar, menghasilkan banyak energi, penyerapan nutrisi dan air
berlangsung dengan giat. Semua unsur, sampai yang berat-berat sekalipun, terangkat dan terserap oleh bulu-bulu
akar. Tanaman tidak ada yang menunjukkan gejala kahat/defisiensi unsur hara apapun.
Pada temperatur yang rendah, semua reaksi kimia di dalam badan tanaman berjalan lambat. Umur untuk mencapai
ukuran layak panen menjadi panjang. Penampilan agak kerdil, karena pertumbuhan lambat. Pada tanaman
Lettuce/Selada, ada kemungkinan sayuran itu pahit batangnya, apalagi jika telah “bolting”, yang kemudian
menjalar daunnya ikut-ikutan terasa getir.
Bila mempunyai “cold storage”/ruang pendingin, untuk menyimpan sayuran dalamd alam kondisi dingin untuk
pengawetan, temperatur tidak boleh dipantengkan pada 4 oC, mengingat bahaya
baha ya dengan adanya kemungkinan
timbulnya frost. Kalau hanya “numpang lewat”, untuk
u ntuk temperatur turun lebih rendah, atau naik lebih tinggi, dari 4
oC, frost tidak akan terjadi.
Panen sayuran sebaiknya dilakukan sepagi mungkin, sebelum matahari berkesempatan menyinari sayuran dan
meningkatkan temperaturnya. “Shelf-life’/daya simpan di gerai supermarket dapat menyingkat, berkurang
be rkurang daya
tampil dan jualnya. Kadang pendinginan
pendinginan terpaksa dilakukan, untuk membuang “field heat’/panas lapang, yang bisa
menyebabkan sayuran melayu keesokan harinya di gerai supermarket. Singkatnya : panen lakukan sepagi
mungkin!

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 29.
TEMPERATUR OPTIMUM IALAH 25 oC. BAGAIMANA BILA > DARI 25 oC?

Bila udara temperaturnya 25 oC, maka metabolisma di dalam tanaman berlangsung positif, dalam arti kata
anabolisma/pembangunan > katabolisma/perombakan. Yang dimaksud dengan anabolisma ialah a.l. foto-sintesa
asimilasi karbohidrat dan protein, yang menyebabkan tanaman tumbuh membesar. Katabolisma ialah
respirasi/pernafasan, dengan membongkar terutama karbohidrat, untuk mendapatkan energi, bagi pertumbuhan dan
kehidupan.
Bila anabolisma > katabolisma, maka derajat pertumbuhan positif, tanaman tumbuh pesat. Temperatur berkisar
beberapa derajat sekeliling angka 25. Biasanya hal ini berlangsung antara jam 7 pagi, matahari menyinari lahan,
hingga siang hari. Hal ini sering terkacaukan dengan adanya banyak awan berarak, sehingga menurunkan intensitas
dan juga mengurangi lamanya penyinaran matahari. Kadang juga hujan mengacaukan proses fotosintesa, begitu
pula kabut untuk lahan di pegunungan.
Bila pagi hari > jam 9, matahari bersinar terik, maka temperatur mulai meningkat, dan pada jam 12 sudah setinggi
penggalah, maka temperatur udara bisa meningkat menjadi 32 oC, bahkan kadang 35 oC. Sudah disadari bahwa
bila temperatur naik, semua reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat. Begitu pula respirasi/pernafasan, yang
intinya adalah pembongkaran/dissimilasi terutama karbohidrat. Semakin tinggi temperatur, semakin hebat
katabolisma/pembongkaran dan kerugian.
Jika karbohidrat terbongkar, menurunlah berat jenis dan bobot sayurannya. Rasa dan aroma, yang berhubungan
erat dengan tingginya kandungan karbohidrat, menurun pula. Ini baru diketahui oleh konsumen, ketika dihidangkan
di meja makan. Kerugian yang tidak kasat mata ini bisa menurunkan gaerah belanja sayuran.
Untuk menjaga temperatur tidak terlampau
terla mpau tinggi, maka diperlukan “misting” pada saat matahari bersinar terik dan
temperatur menanjak tinggi, yang untuk beberapa wilayah bisa meningkat ke temperatur di udara terbuka hingga
mencapai 32 – 35 oC. Patokan temperatur optimal ialah 25 oC.
Bila konstruksi greenhouse kurang sempurna, di dataran tinggi sekalipun, temperatur di dalamnya bisa mencapai
48 oC. Kebanyakan karena jendela di atap greenhouse, untuk memberi kesempatan hawa panas terbang ke
atas/keluar, kurang tersedia. Kasa yang digunakan mungkin kurang memberi kesempatan udara panas keluar,
karena angka mesh-nya terlalu besar, dan lubang-lubangnya terlalu kecil, sehingga keluarnya hawa panas banyak
terhambat.
Anjuran untuk membukanya total, selalu ditentang, dengan kekhawatiran hama akan masuk melalui jendela itu.
Padahal hama biasanya terdapat di pertanaman, di mana mereka dengan nyaman hidup, dan bukan di atas, di
ketinggian 6,5 – 7 m. Idea-fix untuk mempertahankan kasa tersebut, dianggap sebagai penyebab tingginya
temperatur di dalam greenhouse di waktu pagi, antara jam 09 – 13, pada waktu hari cerah, yang kadang mencapai
50 oC.
Solusi yang simpel ialah membasahi lantai, untuk meningkatkan kelembaban, dan menurunkan temperatur. Bisa
pula diadakan “overhead sprinkling”, atau “misting”.

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 28.
KELEMBABAN NISBAH OPTIMUM IALAH 70 %. BAGAIMANA BILA < DARI 70 %?
Bila RH/relative humidity/kelembaban nisbah < 70 %, maka “evapo “ evapo--transpirasi”/penguapan oleh tanaman
berlangsung lebih gencar, menyebabkan dehidrasi, tanaman kehilangan air, dan mulai kehilangan
“pamor”/kilaunya. Kemudian ada batasan titik kritis
k ritis pada RH 50 %. Di bawah titik ini, tanaman akan kehilangan
air lebih banyak, sehingga tanaman berkurang turgor, tegangan selnya.
Karena semua proses kehidupan di dalam tanaman berlangsung dalam air, maka kehilangan air akan menyebabkan
proses fisiologis di dalam sel mulai amburadul.
amburadul. Jaringan menyusut, tanaman mulai berkerut, dan menunjukkan
gejala layu. Bila dehidrasi berlanjut lebih lanjut, pada sel akan terjadi “plasmolisa”. Sitoplasma, isi sel, coplok dari
epidermis/dinding sel, berkerut dan menggumpal. Disusul oleh kematian sel, jaringan, dan organ tanaman. Warna
daun berubah menjadi gosong hitam, dan disebut “nekrosis”.
Padaa tanaman juga terjadi “malformasi”, pertumbuhan yang bentuknya ngaco, daun mengeriting, menggulung,
Pad
bergantungan lemas, berubah warna menjadi pucat, dsbnya. Penampilan sayuran seperti lecek, tidak layak tampil
dan jual. Bila tanaman hanya
han ya melampaui “titik layu remanen”, maka dengan diairi lagi, tanaman masih bisa pulih,
tetapi dengan kemunduran “umur layak panen” beberapa hari. Bila terlampaui “titik layu permanen”, maka
dibanjur air segentongpun tanaman tidak bisa segar kembali.
Pemilikan dan pemanfaatan sebuah hygro-meter (dan thermo-meter, biasanya disatukan menjadi thermo-hygro
meter) adalah mutlak, bila berbudidaya hidroponiknya seriosa. Mengandalkan hanya pada “feeling” membawa
risiko besar pada frustrasi dan kegagalan. Di pasaran tersedia beberapa bentuk dan harga; yang canggih ialah yang
digital, yang menyenangkan penggunaannya.
Bila RH turun di bawah titik kritis, maka beberapa tindakan bisa dilakukan. Penyiraman lantai, yang akan
menyebabkan kelembaban meninggi. Penyiraman dapat pula ditujukan kepada tanaman-nya, tanpa kekhawatiran
akan terjadi kebusukan. Bisa pula dengan mengkabut air ke udara, atau dengan memasang alat “overhead
sprinkling”. Dapat pula dengan mengalirkan udara lembab, dengan melalui “cooling pad” yang bertiraikan air.
Semua ini hendaknya dilakukan sebelum tanaman melayu, dan untuk itu pengamatan dilakukan dengan ketat dan
teratur, di kala hygrometer menunjukkan angka yang terus menurun. Pada musim banyak angin, turunnya RH lebih
cepat dan sering terjadi. Pada masa itu kewaspadaan harus ditingkatkan, mengingat kelayuan sedikit dapat
mengundurkan umur tanaman layak panen dengan dua hari. Di pasaran, hal ini akan menimbulkan komplain dari

pelanggan.
Yang ideal ialah membuat greenhouse, yang pada satu sisinya dilengkapi beberapa exhaust fan, dan pada sisi
lainnya dipasangi “cooling pad”, yang merupakan tirai air. Exhaust yang menyebabkan tekanan negatif di dalam
greenhouse, akan menarik udara melalui sisi lainnya, dan
d an melalui tirai air akan membawa kelembaban
kelembab an ke dalam
greenhouse. Jumlah fan yang dinyalakan akan mengatur derasnya udara masuk menembus tirai air, akan
meningkatkan kelembaban.

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 27.
KELEMBABAN NISBAH OPTIMUM IALAH 70 %. BAGAIMANA BILA > DARI 70 %?
Kita pelajari dahulu anatomi sel. Dibungkus oleh epidermis, kulit luar, di dalam sel terdapat nukleus, inti, yang
merupakan pusat komando, yang mengatur semua kegiatan kehidupan. Sel berisi sitoplasma, yang di antaranya ada
vakuola, kantung yang berisi cairan sel, yang penuh bermuatan kation+ dan anion- unsur-unsur hara/nutrisi, yang
bermantelkan banyak air. Menyebabkan sel cembung, dan disebut turgor, tegangan selnya, baik. Dalam posisi ini,
semua proses kehidupan dalam sel berjalan dengan baik, dan pertumbuhan gencar.
Pada kelembaban nisbah udara 70 %, sel menguapkan air dengan deras, sehingga menyebabkan terjadinya tekanan
negatif di dalam sel. Hal ini menyebabkan sel dan jaringan mengadakan kompensasi kehilangan air, dengan
menyedot air, yang didatangkan via jaringan pembuluh xylem, dari akar menuju ke tajuk/kanopi. Turgor kembali
cembung, setelah kehilangan air terkompensasikan. Air yang masuk ke dalam sel itu sebenarnya dalam bentuk
mantel air dari ion-ion, kation+ dan anion-, yang didatangkan dari akar, dan yang terangkut melalui xylem ke
kanopi. Dengan masuknya ion-ion ke dalam sel, terangkut pula air. Berakhir di vakuola, ion-ion dijemput oleh
“ribosom”, untuk difoto-sintesakan
difoto-sintesakan menjadi protein, bahan baku pembangunan pertumbuhan.
Bila RH/relative humidity/kelembaban-nisbah udara mencapai misalnya 90 %, maka ma ka udara hampir jenuh dengan
uap air, maka penguapan oleh tanaman akan menurun, menurunlah tekanan negatif untuk menyedot air, ion-ion
pun hanya sedikit yang turut naik keatas ke vakuola, pembentukan protein berkurang, dan tanaman
tanam an lambat
pertumbuhannya. Apalagi bila RH menunjukkan angka 100 %, maka sama sekali aliran ke kanopi berhenti,
termasuk terhentinya angkutan ion-ion. Pertumbuhan pun akan stagnan, karena tiadanya bahan baku untuk
pembentukan badan tanaman.
Beruntunglah masih ada tenaga osmosa di dalam
d alam akar, yang mendorong air
ai r dan unsur hara secara xylematis apikal,
dari akar ke kanopi, dan ini berlangsung terus menerus, sehingga pertumbuhan bisa berjalan terus. Deras atau
lambatnya aliran ini tergantung dari energi yang tersedia di akar, dan selanjutnya tergantung pada ada tidaknya
bahan bakar karbohidrat di dalam tanaman.
Bila hari hujan, RH mencapai 100 %, maka evapo-transpirasi berhenti total, dan tekanan negatif untuk menyedot
air dan nutrisi dari akar ke kanopi, juga terhenti. Pertumbuhan mengalami hambatan, dianggap tanaman tumbuh
stagnan, dengan “growth rate” yang kecil.
Bila kita berbudidaya di dalam greenhouse, maka kelebihan kelembaban diturunkan dengan menggunakan exhaust
fan. Tentunya harus dimiliki sensor, dalam bentuk hygro-meter, untuk memonitor RH selama berproduksi.
Beberapa penggiat menganggap hygro-meter
hygro-meter tidak mutlak diperlukan, dan menggunakan “feeling” saja.
Kebanyakan mereka gagal berkembang usahanya.
RH optimal 70 % sebenarnya masih bisa ditawar, misalnya dengan menggunakan batasan 80 %, yang dianggap
masih jauh dari kejenuhan. Kewaspadaan hendaknya ditingkatkan, karena mungkin secara mendadak ada
perubahan cuaca, misalnya tiba-tiba turun hujan, yang menyebabkan RH mendadak jenuh, sehingga tidak ada
evapo-transpirasi.

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 26.
TEMPERATUR OPTIMAL UNTUK PERTUMBUHAN IALAH 25 oC.
Untuk berbudidaya hidroponik di dalam greenhouse, ada baiknya menetapkan temperatur optimal = 25 oC,
sebisanya berlangsung 24 jam terus menerus. Metabolisma, proses pertumbuhan di dalam badan tanaman,
berlangsung dengan wajar dan teratur pada temperatur tersebut. Terbagi atas Anabolisma/pembangunan, proses
foto-sintesa asimilasi karbohidrat dan protein, dan Katabolisma/ perombakan, respirasi/pernafasan, untuk
menghasilkan energi.
Bertani di dataran rendah di udara terbuka, pada siang hari temperatur bisa meningkat menjadi 32- 34 oC, biasanya
antara jam 9 pagi hingga jam 1 siang. Katabolisma berlangsung lebih gencar dari anabolisma, pertumbuhan akan
stagnan, seolah tidak ada pertumbuhan. Umur tanaman untuk mencapai ukuran layak panen, akan berlangsung
lebih lama, dan menghasilkan stadia “bolting”, dengan munculnya batang, pertanda peralihan
perali han stadia vegetatif ke
generatif, pembentukan bunga.
Di dataran tinggi, di pagi, siang, dan
d an sore hari, temperatur udara berkisar sekitar 18 – 27 oC, anabolisma lebih
tinggi dari katabolisma, dan terlihat pertumbuhannya pesat. Untuk mencapai ukuran layak panen, umur tanaman
cukup singkat, dan menghasilkan sayuran dengan kualitas dan penampilan yang sangat menarik.
Salah satu kelebihan bertani di dataran tinggi, dengan temperatur yang rendah, ialah meningginya kadar oksigen-
terlarut dalam air, terutama pada hidroponik, yang air merupakan media tanamnya. Akar mudah mendapatkan

oksigen
respirasi,dari air, yang diperlukan
dilaksanakan “mitountuk
oleh “mito- prosesyang
-chondria”, respirasi/pernafasan.
berada di tiap sel,Energi
termasmelimpah
termasuk yang
uk sel akar. dihasilkan
Energi dalam proses
bentuk
muatan listrik, terutama pada bulu-bulu akar, digunakan untuk menyerap nutrisi dan air, dari media-tanam air.
Via jaringan pembuluh xylem, nutrisi dan air didorong apikal, ke arah atas, dan digunakan untuk membentuk
tajuk/kanopi. Proses pertumbuhan tanaman didahului oleh pembentukan protein, yang terutama dilakukan oleh
badan bernama “ribosom”. Bahan bakunya ialah terutama ATP, adenosin tri phosphat, karbohidrat dengan energi- energi -
terkandung sangat tinggi, yang adalah konglomerasi/
konglomera si/ penyatuan dari “multi saccharida”, yang dihasilkan oleh
proses foto-sintesa asimilasi
asimilasi karbohidrat.
Perlu dicatat, bahwa ATP hanya terjadi, bila kita menggunakan unsur P di formula pemupukan A-B mix. Tanpa
unsur P, fotosintesa hanya akan menghasilkan “simple sugars”, karbohidrat berenergi rendah, yang kandungannya
hanya glukosa, fruktosa, galaktosa, dsbnya,yang digunakan untuk keperluan energi kecil, untuk membiayai gerak
rutin yang sederhana.
Semakin banyak matahari digunakan untuk foto-sintesa asimilasi karbohidrat, semakin ber-energi akar/bulu akar,
sehingga semua kandungan kation+, dan anion-, terserap masuk ke dalam akar. Termasuk unsur yang berat
sekalipun, semisal K dengan berat atom 39, Ca 40, Fe 56, dsbnya. Tanaman tumbuh sempurna, dan tidak akan

pernah mengalami
kisaran temperatur dan memperlihatkan
sekitar gejala tropik
25 oC untuk daerah defisiensi/kahat unsur apapun! Semua proses ini berlangsung dalam

YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK YANG TERCECER, DIBUANG SAYANG. Nomer seri 25.
SAYURAN BESAR UKURANNYA, TETAPI KECIL BOBOTNYA.
Sering terjadi sayuran di kebun ukurannya besar, tetapi tidak memenuhi beratnya timbangan yang diharapkan.
Dugaan penyebabnya ialah penggunaan pupuk yang ringan, semisal yang mengandung kation amonium, NH4+, a.l.
pupuk Ammonium sulfat , (NH4)2SO4. Mengingat berat atom N = 14, dan H = 1, maka bobot kation NH4+ adalah
14 + (4 X 1)= 18. Terbukti Amonium seringan air, H2O; bobot H = 1, O = 16, H2O = 2 + 16 = 18, juga. Karena
ringan, maka ia diserap banyak-banyak oleh akar. Sel tanaman berisi ammonium melulu, dengan jumlah banyak,
sehingga terbentuklah sel raksasa. Jaringan dan organ tanaman pun menjadi berukuran besar, tetapi bobotnya
kecil.
Urea, kandungan N-amoniumnya tinggi, sebesar 46,6 %. Dengan rumus kimia CO(NH2)2, dan mengandung unsur
karbon C, Urea merupakan pupuk organis. Karena bukan elektrolit, tidak bisa terurai menjadi kation dan anion,
bila dilarutkan dalam air, maka tidak bisa tertarik masuk oleh akar yang bermuatan listrik. Itulah
Itulah sebabnya Urea
tidak pernah digunakan pada budidaya hidroponik.
Kecil bobotnya sayuran mungkin pula terjadi karena konstruksi greenhouse yang tidak sempurna. Misalnya,
kasa/screen dipasang di lubang angin di bagian atas greenhouse, yang dipasang untuk mencegah hama masuk ke
dalam greenhouse. Padahal hama serangga terdapat di bawah, disekitar tanaman, di mana mereka pacaran, kawin,
bertelur, stadia larva, pupa dan imago. Serangga hama tidak mempunyai kepentingan berada di atas, pada
ketinggian 6 ½ m.
Kasa tersebut harus dibuka, sehingga ventilasi akan jauh lebih baik, temperatur akan turun, dan metabolisma
tanaman akan berada pada posisi yang lebih menguntungkan. Seperti diketahui, pada temperatur yang terlampau
tinggi, katabolisma/respirasi/pernafasan terjadi terlalu gencar, terjadi perombakan karbohidrat terlampau banyak,
sehingga tanaman kehilangan bobot banyak.
RH, relative humidity/kelembaban nisbah, di dalam greenhouse, optimalnya adalah 70 %. Di samping itu ada titik
kritis kelembaban pada RH 50 %. Hendaknya diusahakan janganlah RH < 50 %, karena penguapan akan
menyebabkan sel tanaman mengalami de-hidrasi, kehilangan air, sehingga turgor/tegangan sel menjadi kendur, dan
tanaman mulai layu. De-hidrasi berarti tanaman kehilangan air, penampilan mengendur, dan bobotnya berkurang.
Juga karbohidrat banyak terbongkar oleh respirasi, sehingga bobotnya berkurang, hingga rasa menjadi hambar.
Bila digunakan EC atau TDS yang terlampau rendah, penambahan bobot tanaman terlampau kecil. Untuk sayuran
oriental, semisal Pakchoy, Caysim, Kailan, dengan dugaan Nilai Ambang Keracunan sebesar EC 3,0 mS, setara
TDS 1.500 ppm, anjuran EC ialah 2,0 mS, setara TDS 1.000 ppm. Bila ketrampilan berhidroponik sudah tinggi,
beranikan ber-EC 2,5 mS, setara TDS 1.250 ppm. Waspada terhadap nilai-ambang-keracunan pada EC 3,0 mS,
setara TDS 1.500 ppm.
Bobot sayuran bisa pula ditingkatkan dengan memperbesar curah/flowrate. Pada NFT, dengan menggunakan dua-
tiga buah talang hujan rumah tangga, sambung menyambung per lajurnya, dianjurkan menggunakan curah 2
l/talang/menit. Secara sinkron, pada NFT-talang, gunakanlah kelandaian tangens 5 %, turun 5 cm/m, supaya aliran
larutan pupuk deras, dan bobot sayuran bisa meningkat dengan pesat.

Anda mungkin juga menyukai