BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya lesi
aterosklerosis yang berhubungan dengan dislipidemia. Pasien DM tipe 2 mempunyai
beberapa abnormalitas lipid, meliputi peningkatan trigliserida plasma (karena
peningkatan VLDL dan lipoprotein), peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar
HDL kolestrol. Menurut Neutel dan Smith, hipertensi dan abnormalitas lipid sering
terjadi bersamaan. Masing-masing merupakan faktor risiko terjadinya penyakit
kardiovaskuler. Dari penelitian disimpulkan bahwa kadar kolestrol serum, trigliserida
dan kolestrol LDL positif berhubungan dengan hipertensi. Salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi adalah meningkatnya kadar LDL kolestrol
pada penderita DM tipe 2 (McFarlane et al., 2005).
Penelitian Asdie tahun 2005 di RS. DR. Sardjito, Yogyakarta terhadap 72
subjek DM tipe 2 yaitu 56 orang yang hipertensi dan 16 yang normotensi
menunjukkan adanya hubungan bermakna antara LDL kolestrol dengan kejadian
hipertensi pada populasi DM tipe 2 (p<0,002) (Asdie, 2005).
Sedangkan pada penelitian Siti tahun 2012 di RSUD DR. Moewardi,
Surakarta terhadap 40 penderita DM tipe 2 yaitu 20 pasien dengan hipertensi dan 20
pasien tanpa hipertensi dan didapatkan rerata kadar LDL pada penderita DM tipe 2
dengan hipertensi sebesar 130,6±49,768 (60-220) dan penderita DM tipe 2 tanpa
hipertensi sebesar 99,3±29,875 (45-133) dapat disimpulkan terdapat perbedaan
bermakna rerata kadar LDL antara penderita DM tipe 2 dengan dan tanpa hipertensi
(p<0,05) (Siti, 2012).
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah
terdapat perbedaan kadar low density lipoprotein (LDL) pada pasien diabetes melitus
tipe 2 dengan dan tanpa hipertensi.