Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan


hiperglikemia dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Hal ini diakibatkan oleh kurangnya sensitivitas otot ataupun jaringan terhadap insulin,
yang disebut dengan resistensi insulin ataupun oleh kurangnya hormon insulin atau
disebut dengan defisiensi insulin (Guyton & Hall, 2007).
Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi
Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004).
Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa
proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun didaerah
perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM
menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8% (Depkes 2009).
Di provinsi Sumatera Utara sendiri, prevalensi penderita DM terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2013 berkisar 1,8%. Peningkatan prevalensi jumlah
penderita DM berperan dalam meningkatkan komplikasi pada penderita DM itu
sendiri (Kemkes RI, 2013).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika
dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-
organ vital seperti jantung dan ginjal (Riskesdas, 2013).
Di provinsi Sumatera Utara, prevalensi penderita hipertensi terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2013 berkisar 6,6%. Peningkatan prevalensi jumlah
penderita hipertensi semakin bertambah (Kemkes RI, 2013).
2

Diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya lesi
aterosklerosis yang berhubungan dengan dislipidemia. Pasien DM tipe 2 mempunyai
beberapa abnormalitas lipid, meliputi peningkatan trigliserida plasma (karena
peningkatan VLDL dan lipoprotein), peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar
HDL kolestrol. Menurut Neutel dan Smith, hipertensi dan abnormalitas lipid sering
terjadi bersamaan. Masing-masing merupakan faktor risiko terjadinya penyakit
kardiovaskuler. Dari penelitian disimpulkan bahwa kadar kolestrol serum, trigliserida
dan kolestrol LDL positif berhubungan dengan hipertensi. Salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi adalah meningkatnya kadar LDL kolestrol
pada penderita DM tipe 2 (McFarlane et al., 2005).
Penelitian Asdie tahun 2005 di RS. DR. Sardjito, Yogyakarta terhadap 72
subjek DM tipe 2 yaitu 56 orang yang hipertensi dan 16 yang normotensi
menunjukkan adanya hubungan bermakna antara LDL kolestrol dengan kejadian
hipertensi pada populasi DM tipe 2 (p<0,002) (Asdie, 2005).
Sedangkan pada penelitian Siti tahun 2012 di RSUD DR. Moewardi,
Surakarta terhadap 40 penderita DM tipe 2 yaitu 20 pasien dengan hipertensi dan 20
pasien tanpa hipertensi dan didapatkan rerata kadar LDL pada penderita DM tipe 2
dengan hipertensi sebesar 130,6±49,768 (60-220) dan penderita DM tipe 2 tanpa
hipertensi sebesar 99,3±29,875 (45-133) dapat disimpulkan terdapat perbedaan
bermakna rerata kadar LDL antara penderita DM tipe 2 dengan dan tanpa hipertensi
(p<0,05) (Siti, 2012).
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah
terdapat perbedaan kadar low density lipoprotein (LDL) pada pasien diabetes melitus
tipe 2 dengan dan tanpa hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan masalah
penelitian dalam bentuk pertanyaan yaitu :
3

Apakah terdapat perbedaan kadar low density lipoprotein (LDL) kolestrol


pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan hipertensi dan tanpa hipertensi di RSUD
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2017.

1.3 Hipotesa Penelitian


Terdapat perbedaaan kadar low density lipoprotein (LDL) kolestrol pada pasien
diabetes melitus tipe 2 dengan hipertensi dan tanpa hipertensi hipertensi di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2017.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan kadar low density lipoprotein (LDL) pada pasien
diabetes melitus tipe 2 dengan hipertensi dan tanpa hipertensi di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2017.

1.4.2 Tujuan Khusus


a. Mengetahui kadar low density lipoprotein (LDL) pada pasien diabetes
melitus tipe 2 dengan hipertensi.
b. Mengetahui kadar low density lipoprotein (LDL) pada pasien diabetes
melitus tipe 2 tanpa hipertensi.

1.5 Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bidang Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian
lebih lanjut tentang perbedaan kadar low density lipoprotein (LDL) kolestrol
pada pasien DM tipe 2 dengan dan tanpa hipertensi.
4

2. Bidang Pelayanan Masyarakat


Sebagai masukan informasi dan edukasi yang benar bagi masyarakat tentang
penyakit DM tipe 2 dengan dan tanpa hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai