USAIDMOMENTUM.ORG
PEDOMAN PEMETAAN SISTEM RUJUKAN IBU DAN BBL BERBASIS
KOMUNITAS DAN KOMPETENSI FASKES
Pengantar
Pemetaan sistem rujukan ini merupakan langkah awal untuk mengembangkan sistem rujukan
ibu dan bbl (bayi baru lahir) di wilayah kerja MCGL di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pedoman
ini merupakan panduan pelaksaan pemetaan yang akan dilakukan oleh petugas yang
ditentukan.
Pelaksanaan dilakukan dengan beberapa metode yang dirancang untuk mengumpulkan
informasi secara komprehensif di tingkat provinsi dan kabupaten target dampingan MCGL.
Pedoman pemetaan sistem rujukan disusun secara Bersama oleh tim MCGL baik di tingkat
Nasional maupun di tingkat Cluster.
Pengambil Data :
Tujuan
1. Mengetahui sistim rujukan yang diberlakukan dari tingkat keluarga, keterlibatan
komunitas dan pemangku kepentingan di tingkat desa sampai fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Mengetahui system komunikasi dan proses transportasi ke fasilitas kesehatan terdekat
3. Mengetahui kebijakan dan regulasi yang sudah ada terkait sistem rujukan dan
kegawatdaruratan maternal neonatal
4. Mengetahui kemampuan atau kompetensi puskesmas dan rumah sakit dalam
menyelenggarakan pelayanan kedaruratan Maternal dan Neonatal secara komprehensif
dan terintegrasi dalam 24 jam sehari 7 hari seminggu.
Keluaran
Tersedianya dokumen dan data dasar untuk menyusun pedoman pemetaan sistem rujukan
berbasis komunitas dan fasilitas kesehatan di 7 Kabupaten.
Informan :
• Informan adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anggota keluarga yang tinggal di wilayah
geografis sulit dan menggambarkan persebaran wilayah
• Informan harus berada di dalam wilayah desa dan dalam wilayah puskesmas (mampu
PONED) yang dipetakan.
Metode :
2. Mintalah peserta untuk menceritakan pengalamannya dalam proses merujuk ibu hamil,
ibu menyusui, ibu nifas atau bayi baru lahir sejak dari rumah sampe ke puskesmas.
3. Kesadaran atau Pengetahuan tentang ANC (pemeriksaan kehamilan) dan mencari
kemana mencari pertolongan jika sakit
a. Periksa kehamilan biasanya dimana, berapa kali, diperiksa oleh siapa?......
b. Apa saja yang diperiksa saat itu, jelaskan secara singkat: ................................
c. Menurut anda apakah perlu melakukan kontrol kehamilan secara rutin,
mengapa?..........................................................................
d. Jika anda sakit (berikan contoh sakit yang dimaksud), kemana saja yang paling
sering anda minta pertolongan? ..............................................
e. JIka ingin melakukan periksa kehamilan atau bayi pergi ke Puskesmas mana ?
...................., apakah pernah ke puskesmas d luar Kabupaten, jika ada sebutkan
? .......................................
4. Pengetahuan tentang tanda bahaya ibu dan bayi-sesuai dengan informasi di buku KIA
a. Saat kapan ibu hamil atau bayi harus dibawa ke puskesmas atau tenaga
kesehatan terdekat? .................................................................
b. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang tanda bahaya pada ibu hamil dan pada
bayi? Darimana informasi diperoleh?................................
5. Buku KIA, Kesiapan P4K, sticker P4K apakah di tempel dan diisi, Ketersediaan darah
• Informan adalah kepala desa, perangkat desa, tokoh agama, tokoh adat, tokoh
masyarakat, dan bidan desa yang tinggal di wilayah geografis sulit dan
menggambarkan persebaran wilayah
• Informan harus berada di dalam wilayah desa dan dalam wilayah puskesmas yang
dipetakan.
Metode :
• Informan adalah kepala puskesmas, dokter puskesmas, bidan koordinator, bidan klinik
KIA puskesmas, bidan PONED Puskesmas
• Puskesmas yang dipilih adalah puskesmas yang berada di wilayah geografis sulit dan
menggambarkan persebaran wilayah
• Informan harus berada di dalam wilayah desa dan dalam wilayah puskesmas yang
dimapping.
Metode :
Informan :
• Informan adalah bidan, dokter, perawat atau kepala ruangan PONEK, VK / Nifas dan
bidang pelayanan medik rumah sakit
• SpOG, SpA, SpAn, dokter di PONEK / IGD
Metode :
Pertanyaan Kunci :
1. Cek kualitas data (kelengkapan, ketepatan, pembaruan data) di SIMATNEO dan
mintalah untuk melengkapi atau memperbarui jika diperlukan.
2. Mintalah informan untuk menceritakan pengalamannya dalam proses penerimaan
rujukan dan rujukan balik ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas atau bayi baru lahir sejak
dari rumah sampe ke puskesmas atau rumah sakit.
3. Apakah Saat ini menggunakan SISRUTE ? Apakah pernah mendapat orientasi / training
penggunaan SISRUTE ?
4. Apakah ada pembinaan klinis Matneo ke Puskesmas ?
5. Apakah ada Kerjasama dengan RS lain dalam Kabupaten ?
6. Apakah ada Kerjasama dengan RS lain di Kabupaten lain ? sebutkan
7. JIka ingin merujuk ke Rumah Sakit lain, RS mana yang dituju ?
8. apakah pernah ke Rumah Sakit di luar Kabupaten, jika ada sebutkan ?
9. SOP rujukan (Peran dan tanggung Jawab tenaga pengantar, bidan coordinator, Kapus-
Tim Rujukan)
10. Apa kendala yang anda hadapi ketika harus ke Rumah Sakit tersebut ?
11. Bagaimana cara mengatasai kendala ke Rumah Sakit tersebut ?
12. Apa harapan atau usulan anda terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah
terkait pelayanan untuk Ibu Hamil, Ibu Melahirkan, dan Bayi Bari Lahir ?
13. Lakukan observasi terhadap alat teknologi komunikasi dan teknologi berikut ini :
Ketersedian Darah
1. ada bank darah □ Ada □ Tidak ada
2. Ada MOU dengan PMI dan bisa □ Ada □ Tidak ada
menyediakan dibawah 60menit
3. Ada MOU dengan PMI dan bisa □ Ada □ Tidak ada
menyediakan diatas 60 menit
Informan :
• Kepala dinas kesehatan, kabid, kasi, atau staf di bidang yankes, kabid kasi atau staf di
bidang kesmas
• PMI, BPJS, KOMINFO, DPMD yang bidang atau seksi atau staff yang berkaitan dengan
sistem rujukan ibu dan bayi baru lahir
Metode :
• Wawancara informan kunci, observasi
• Analisis data sekunder (SIMATNEO, Baseline Survey, dan lainnya)
• Kelompok diskusi terarah (FGD), bisa dikumpulkan dalam suatu pertemuan dan dibagi
kelompok untuk FGD.
2. Apakah sudah ada peraturan / kebijakan, jika sudah ada apakah perlu penyesuaian ? :
a. Perda KIBBLA,
b. Perbup pelaksanaan PERDA KIBBLA,
c. Perbup sistem rujukan, Perbup / SK Bupati peran Toga Toma Tokoh Adat
d. SK Bupati terkait pelaksanaan pedoman manual rujukan ibu dan BBL
e. SK Bupati / Kadinkes terkait TIM PSC SPGDT, 2H2 Center, 2W40H
f. SOP 2H2 Center / 2W+40H / PSC 119,
g. MOU pelayanan KIA / jejaring rujukan Ibu dan BBL antar Kabupaten
h. PKS jejaring rujukan antar kabupaten
3. Berapa persen kira – kira Ibu hamil yang belum memiliki e-KTP ? Pertanyaan 2, 3
mungkin bisa didapatkan dari data sekunder sebelum FGD dan jika perlu, triangulasi
pada saat FGD
4. Berapa persen kira – kira Ibu hamil yang belum memiliki KIS BPJS ?
5. Apakah tersedia rumah tunggu kelahiran (RTK) Kabupaten ? untuk berapa Ibu hamil ?
6. Apakah rumah tunggu kelahiran (RTK) ini boleh digunakan oleh Ibu Hamil dari
Kabupaten lain ?
15. Jika ada Call Center 2H2 / 2W+40H / PSC SPGDT, Lakukan observasi terhadap
kelengkapan perangkat berikut ini :
Perlengkapan Pendukung Operasional 2H2 – 2W40H – PSC 119 SPGDT
1. SOP Call Center 2H2 / 2W+40H / PSC SPGDT □ Ada □ Tidak ada
2. Komputer / laptop yang terkoneksi internet □ Ada □ Tidak ada
Jika ada, berapa unit ?
3. Apakah ada Aplikasi Ibu dan BBL / rujukan yang □ Ada □ Tidak ada
difungsikan ?
4. Memiliki database semua ibu hamil dan tafsiran □ Ada □ Tidak ada