Anda di halaman 1dari 98

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas
izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang
suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir
kelak.

Modul Praktikum Asuhan Nifas dan nifas disusun berdasarkan pandangan


bahwa masa nifas merupakan proses alamiah yang terjadi karena kebesaran-Nya.
Didalamnya dijelaskan tentang teori asuhan nifas dan menyusui panduan praktikum
untuk memudahkan mahasiswa belajar secara efektif.

Selama proses penyusunan bahan ajar ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada seluruh pihak yang membantu serta memberi dukungan unruk
menyelesaikan bahan ajar ini, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya.

Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh dari
sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik
berupa kritik dan saran. Semoga bahan ajar ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Aamiin.

Karawang, 1 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI
1. Anamnesa pada ibu post partum
2. Pemeriksaan umum, kebidanan dan penunjang dasar pada ibu post partum
3. Merumuskan diagnosa dan masalah potensial serta kebutuhan akan tindakan
segera (deteksi komplikasi) pada masa nifas
4. Merencanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu post partum
5. Mengimplementasikan rencana asuhan kebidanan pada ibu post partum
6. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan ibu nifas termasuk
exercise, nutrisi, mobilisasi, eliminasi dan perawatan bayi di rumah, seksualitas
dan metode kontrasepsi
7. Memfasilitasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif
8. Melaksanakan kunjungan rumah sesuai kebutuhan ibu postpartum
9. Melaksanakan penanganan awal kegawatdaruratan pada postpatum
10. Melaksanakan rujukan pada kasus kegawatdaruratan dan komplikasi
postpartum
1. Anamnesa pada ibu post partum

Pengkajian data subyektif pada ibu nifas dan menyusui dilakukan melalui
anamnesa. Anamnesa dapat dilakukan kepada ibu nifas secara langsung (auto
anamnesa) maupun anamnesa kepada suami atau keluarga yang mengetahui keadaan
ibu. Sumber data yang tidak langsung inilah yang disebut (allo anamnesa). Persiapan
dan langkah-langkah anamnesa beserta komponen isi dari anamnesa, dapat dipelajari
pada job sheet dan format pengkajian sebagai berikut :

JOB SHEET
ANAMNESA PADA IBU NIFAS

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan masa Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum anamnesa pada ibu nifas
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Rahmawati, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Jogjakarta, Fitramaya
2. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
1. Melakukan anamnesa dengan benar sesuai dengan daftar tilik
2. Melakukan anamnesa pada ibu nifas dengan benar

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan anamnesa:
1. Perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada ibu saat dilakukan anamnesa
2. Tempat duduk pasien tidak dalam kondisi rusak

DASAR TEORI
Anamnesa pada ibu nifas merupakan langkah awal dalam melakukan asuhan pada
masa nifas, dilakukan untuk mengetahui riwayat/data yang diperlukan dalam
menentukan asuhan masa nifas sesuai dengan kebutuhannya.
PERALATAN & BAHAN
Alat : Bahan :
1. Format perkembangan kasus Tidak ada
2. Alat tulis
3. Lembar status ibu
4. Register ibu nifas

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan

LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR


Persiapan ruangan

Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, tenang, ventilasi
cukup, penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu
(jendela dan pintu ditutup)

Persiapan alat

Key Point :
Pastikan peralatan lengkap, yaitu: Alat tulis, format
perkembangan kasus, lembar status ibu, register ibu nifas

Persiapan petugas dan pasien

Key Point :
▪ Prosedur dan tujuan disampaikan dengan jelas
▪ Suara penolong jelas
▪ Fungsi pendengaran ibu baik

Menyambut ibu

Key Point :
▪ Mempersilahkan ibu duduk
▪ Memperkenalkan diri dan memperhatikan tingkat
energy dan emosi ibu
▪ Menjelaskan tentang apa yang dilakukan
Menulis no. register, tanggal dan jam masuk, serta
ruangan

Key Point :
▪ Tulis dengan lengkap

Tanyakan biodata ibu dan suami

Key Point :
▪ Tulis secara lengkap
▪ Bagi pasien lama cari pendokumentasian sebelumnya
(nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan,
golongan darah, alamat dan no. Telp)

Menanyakan kunjungan dan alasan

Key Point :
Kunjungan baru/lama dan alasan kunjungan

Menanyakan keluhan-keluhan ibu

Key Point :
▪ Keluhan utama
▪ Memastikan ada atau tidaknya tanda bahaya nifas

Riwayat perkawinan

Key Point :
▪ Berapakali, umur kawin pertama, lama perkawinan
dengan suami sekarang, status syah/tidak
Riwayat menstruasi

Key Point :
▪ Umur menarche
▪ Siklus (teratur/tidak)
▪ Sifat darah (encer/beku)
▪ Bau khas/tidak
▪ Fluor albus
▪ Dismenore
▪ Banyaknya
▪ HPHT dan TP

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Key Point :
▪ Tanggal, bulan dan tahun bersalin
▪ Umur kehamilan
▪ Jenis persalinan
▪ Penolong
▪ Komplikasi dan tindakan
▪ Jenis kelamin bayi, BB lahir
▪ Laktasi

Riwayat kontrasepsi yang digunakan

Key Point :
▪ Jenis kontrasepsi
▪ Mulai menggunakan tanggal berapa, oleh siapa, dimana
▪ Kapan berhenti/ganti cara, oleh siapa dan dimana

Riwayat kesehatan

Key Point :
▪ Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita ibu dan
keluarga baik akut ataupun kronis seperti jantung
hypertensi, DM, Hepatitis, TBC, Asma, PMS, HIV/AIDS,
dll) penyakit keturunan (DM dan asma)
Riwayat kehamilan dan persalinan terakhir

Key Point :
▪ Umur kehamilan, ANC, TT, komplikasi
▪ Tanggal dan jam persalinan, tempat persalinan, jenis
persalinan, komplikasi, tindakan, plasenta, ketuban,
perineum, perdarahan kala I,II,III, IV, lama persalinan
kala I,II,III,IV, dan komplikasi
▪ Keadaan Bayi (tanggal lahir, jam, masa gestasi, BB, PB),
sigtuna/nilai APGAR, cacat bawaan/jenis cacat, rawat
gabung/tidak

Pola makan dan minum

Key Point :
▪ Makan dan minum berapa kali sehari, porsinya,
habis/tidak, jenis, perubahan, pantangan/jenis
pantangan dan keluhan

Pola tidur dan istirahat

Key Point :
▪ Waktu/jam tidur siang/malam, lamanya dan keluhan

Pola aktivitas/mobilisasi

Key Point :
▪ Riwayat ambulasi (2 jam, 4 jam, 6 jam)
▪ Jenis aktivitas yang banyak dilakukan duduk
bersandar, tiduran, jongkok atau berdiri
Personal hygiene

Key Point :
▪ Mandi berapa kali, menggunakan sabun/tidak, gosok
gigi berapa kali, keramas berapa kali, berapa kali
membersihkan kelamin, kapan, menggunakan apa,
cara membersihkan, berapa kali ganti pakaian dalam,
bahan

Pola eliminasi

Key Point :
▪ BAB (berapa kali, keluhan)
▪ BAK (berapa kali, keluhan)

Lokasi ketidaknyamanan

Key Point :
▪ Payudara, abdomen, pencernaan, perkemihan dan
kemaluan lokasi ketidaknyaman yang sering terjadi

Keadaan psikososial

Key Point :
▪ Tanggapan ibu terhadap kelahiran bayinya
▪ Tanggapan keluarga maupun suami tentang kelahiran
bayinya
▪ Pengalaman melahirkan dan menyusui
▪ Rencana merawat bayi setelah dirumah
▪ Rencana menyusui
▪ Jumlah keluarga yang tinggal serumah
▪ Hubungan ibu dengan lingkungan sekitar (suami, orang
tua, mertua, keluarga lain
Data pengetahuan ibu tentang nifas

Key Point :
▪ Tanyakan sumber informasi yang ibu dapatakan
tentang nifas
Pertanyaan yang ingin ibu tanyakan

Key Point :
▪ Berikan ibu kesempatan bertanya dengan puas
FORMAT PERKEMBANGAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU MASA NIFAS

NO. REGISTER : ...............................................


HARI/TANGGAL, JAM MASUK: ...............................................
TEMPAT : ...............................................

BIODATA IBU SUAMI


Nama : ........................ ........................
Umur : ........................ ........................
Agama : ........................ ........................
Suku / bangsa : ........................ ........................
Pendidikan : ........................ ........................
Pekerjaan : ........................ ........................
Golongan Darah :........................ ........................
Alamat rumah : ........................ ........................
........................ ........................
........................ ........................
Alamat tempat kerja : ........................ ........................
........................ ........................
........................ ........................
No. Telp : ........................ ........................

I. DATA SUBJEKTIF
1. Kunjungan dan alasan
.............................................................................................................................................................. ..
................................................................................................................................................................
Keluhan utama (keluhan yang dirasakan ibu) dan pertanyaan – pertanyaan yang ingin ibu ketahui
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
2. Keluhan Umum
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
3. Riwayat Perkawinan
Kawin ..... kali, kawin pertama umur ..... tahun, dengan suami sekarang ..... tahun, status syah/tidak
4. Riwayat Menstruasi
Menarche umur ..... tahun. Siklus ..... hari. Teratur/tidak. Lama ..... hari. Sifat darah : encer/bergumpal.
Bau khas/tidak, fluor albus pada saat sebelum dan sesudah menstruasi ada/tidak ada. Dismenorroe
ada/tidak ada. Banyaknya ..... cc. HPM ..................... HPL ....................
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Persalinan Nifas
Hamil Penolo Jenis Komp-
Komplikasi BB/PB
ke Tgl Umur Jenis ng Kelami Laktasi likasi
lahir
Lahir kehamilan persalinan Ibu Bayi n

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Jenis Mulai memakai Berhenti / ganti cara
No
Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan

7. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit sistemik yang pernah / sedang diderita (kronis maupun akut)
........................................................................................................................................................
2) Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (kronis/akut)
........................................................................................................................................................
3) Penyakit keturunan
........................................................................................................................................................
4) Keturunan kembar
........................................................................................................................................................

8. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Terakhir


1) Masa kehamilan ..... minggu
2) Tempat persalinan di ..........., dan penolongnya .........
3) Jenis persalinan ..............
4) Komplikasi ada/tidak ada
5) Placenta lengkap/tidak, lahir ........., ukuran............x...........cm, berat .......... gram, tali pusat
panjangnya ..... cm, insersio ............, dan ada/tidak ada kelainan
6) Perineum .................
7) Perdarahan
a. Kala I : ..... cc
b. Kala II : ..... cc
c. Kala III : ..... cc
d. Kala IV : ..... cc
8) Lama persalinan
a. Kala I : ..... jam
b. Kala II : ..... menit
c. Kala III : ..... menit
d. Kala IV : ..... jam
9) Keadaan BBL
a. Lahir tanggal ......................... jam ........................... WIB
b. Masa gestasi ................ minggu
c. BB lahir .................gram, dan PB lahir ............. cm
d. Nilai APGAR .......................................................
e. Sig Tu Na..............................................................
f. Ada/Tidak ada cacat bawaan, kalau ada bentuk cacat ..........................................
g. Dilakukan rawat gabung/tidak
9. Riwayat Postpartum
1) Ambulasi
a. ................................................................................................................................................
b. ................................................................................................................................................
c. ................................................................................................................................................
2) Pola makan dan minum
a. Frekuensi makan :
................................................................................................................................................
b. Porsi sedikit/sedang/banyak
c. Habis/tidak :
................................................................................................................................................
d. Jenis makanan :.
.......................................................................................................................
e. Beranekaragam/tidak :
.......................................................................................................................
f. Ada perubahan pola makan/tidak : .........................................................................................
g. Ada pantangan makan/tidak, bila ada jenisnya .......................................................................
h. Keluhan :.............................................................................................................................
i. Frekuensi minum : ..............................................................................................................
j. Jenis :.............................................................................................................................
k. Banyaknya : ............................................................................................................................
l. Ada perubahan pola minum/tidak: .........................................................................................
m. Ada pantangan/tidak, bila ada jenisnya :.....................................................................
n. Keluhan :.............................................................................................................................
3) Pola istirahat dan tidur
a. Tidur siang ...... jam (..............s.d …...........WIB), malam ....... jam (...........s.d..................WIB)
b. Keluhan...................................................................................................................................
c. Istirahat/tidur terakhir jam......................................................................................................
4) Aktivitas (jenis dan aktivitas sehari – hari, dan saat ini serta yang paling sering dilakukan jongkok,
berdiri, duduk bersandar, atau tiduran)
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
5) Hubungan sekssual (sebelumya bagaimana dan saat ini berhubungan dengan kenyamanan fisik
dan psikologis)
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
6) Personal hygiene
a. Ibu mandi ....... x sehari, menggunakan sabun mandi/tidak
b. Gosok gigi sehari ......x, menggunakan sikat gigi/tidak dan pasta gigi/tidak
c. Keramas 1 minggu .................x, menggunkan samphoo/tidak
d. Membersihkan genetalia setiap ..............................................., menggunakan air
......................, dan sabun/tidak, caranya ........................................................
e. Mengganti pembalut ..........................x sehari, bahannya.................................
f. Pakaian dalam yang digunakan berbahan ......................, tidak ketat/tidak
7) Pola Eliminasi
a. BAB: sudah/belum, terakhir BAB, jam...................,warna ..............., konsistensi............,
keluhan................................
b. BAK : sudah/belum, BAK terakhir, jam.............., warna............................................,
keluhan......................
8) Pengalaman menyusui
........................................................................................................................................................
9) Pengalaman melahirkan
........................................................................................................................................................
Pendapat ibu tentang bayinya
........................................................................................................................................................
10) Lokasi ketidaknyamanan
........................................................................................................................................................
10. Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a. Kelahiran ini diinginkan/tidak
Alasan
:.......................................................................................................................................................
b. Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayinya
........................................................................................................................................................
c. Tinggal dengan ................................................................................................................................
d. Orang terdekat ibu adalah ...............................................................................................................
e. Tanggapan keluarga terhadap bayinya
........................................................................................................................................................
f. Pengetahuan ibu tentang masa nifas dan perawatan bayi
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
11. Pertanyaan yang diajukan
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum ..................., kesadaran ...........................
2) Status emosional .......................................
3) Tanda Vital
a. Tekanan Darah: ................mmHg
b. Nadi : .......... x / menit
c. Pernafasan : .......... x / menit
d. Suhu : ..........
4) BB / TB : .......... kg / .......... cm
5) Kepala (rambut) ada /tidak luka, ada/tidak benjolan (atas indikasi)
a. Wajah edema/tidak, pucat/tidak
b. Mata simetris/tidak, sklera putih/ikterik, conjungtiva pucat/tidak
c. Hidung bersih/tidak, ada sekret/tidak, ada polip/tidak, fungsi penciuman normal/tidak, (atas
indikasi)
d. Mulut bersih/tidak, bibir merah muda/tidak, lembab/tidak, lidah kotor/tidak, caries/tidak,
gusi berdarah/tidak, ada stomatitis/tidak
e. Leher ada/tidak pembesaran kelenjar thiroid (atas indikasi), ada/tida pembengkakan kelenjar
getah bening dan ada/tidak peningkatan vena jugularis
6) Payudara
a. Bersih/tidak : ................................................................................................
b. Bentuk simetris/tidak, membesar sesuai/tidak : ....................................................................
c. Benjolan ada/tidak : ..............................................................................................................
d. Putting susu : menonjol/mendatar/masuk ke dalam
e. Pengeluaran ASI/yang lainnya : ...................................................................................
f. Keluhan : .......................................Bersih/tidak : .................................................
a. Dinding perut supel/tidak : .....................................................................................................
b. Bekas luka ada/tidak : ..........................................................................................................
c. Kandung kemih kosong/penuh : .............................................................................................
d. TFU : ...............................................................................................................
e. Kontraksi uterus : ada / tidak, Konsistensi : lembek / keras.
f. Diastasis recti : ….......................................................................................................
g. Pelvik : Ada nyeri tekan / tidak
7) Ekstremitas
a. Atas
• Otot kuat/tidak
• Pergerakan normal/tidak
• Kuku bersih/kotor, panjang/pendek, pucat/tidak
• Ada/ tidak edema
• Cavilaria revil kembali/tidak dalam 2 detik
b. Bawah
• Otot kuat/tidak
• Pergerakan normal/tidak
• Kuku bersih/kotor, pendek/panjang, pucat/tidak
• Tidak/ada edema
• Tidak/ada varices
• Homan Sign ................, Refleks patella .......... /...........kiri dan kanan
8) Genetalia luar
a. Bersih/tidak
b. Tidak/ada edema
c. Tidak/ada varices
d. Perineum ada edema, inflamasi, hematoma, supurasi, dehiscence, echymosis/memar / tidak
e. Pengeluaran lokhea ..................., warna......................, konsistensi.............. dan bau khas
lokhea/tidak
9) Anus ada/tidak ada haemoroid

2. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Protein :..............
Glukosa :..............
HB :..............
USG : ..........................................................................................................................................

III. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
2. Masalah
.............................................................................................................................................................. ..
................................................................................................................................................................
PLANNING, Tanggal ....................................jam.........................................wib
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................

Karawang, tanggal.....................
Bidan Jaga

(......................................)
2. Pemeriksaan umum, kebidanan dan penunjang dasar pada
ibu post partum

A. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi: Keadaan umum : Baik. (2) Kesadaran:
Composmentis, letargis, somnolen, apatis, koma (3) Tanda vital Tekanan darah
: normal (90/60 – 120/80 mmHg). Suhu : normal (36,5 oC – 37,5oC). Nadi :
normal (60 – 80 x/menit). Pernafasan : normal (16 - 24 x/menit).
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik menurut Nanny (2011) dilakukan secara menyeluruh dan
terutama berfokus pada masa nifas, yaitu sebagai berikut:
(1) Inspeksi
Wajah : oedema/tidak, pucat/tidak.
Mata : konjungtiva merah muda/pucat,sklera putih/kuning.
Leher : pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Pembesaran, puting susu (menonjol/mendatar, adakah nyeri dan lecet
pada puting), ASI sudah keluar atau belum pada payudara kanan dan kiri.
Abdomen : ada bekas luka operasi/tidak, ada pembesaran abnormal.
Genetalia : pengeluaran lokia (jenis, warna, jumlah, bau), peradangan,
keadaan jahitan, nanah, tanda-tanda infeksi pada luka jahitan, kebersihan
perineum.
Ekstremitas : Oedema, varises.
(2) Palpasi
Leher : adakah pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis.
Payudara : adakah pembengkakan, radang, atau benjolan abnormal, keluar
kolostrum/tidak.
Abdomen : kontraksi baik/tidak, tinggi fundus uteri, adakah diastasis rectus
abdominalis, kontraksi baik/tidak, kandung kemih kosong/penuh.
Genetalia : Oedema, Hemoroid pada anus
Ekstremitas: gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri,
oedema, homan’s sign
(3) Auskultasi Untuk mengetahui ada / tidaknya ronchi, wheezing pada paru.
(4) Perkusi Apakah refleks patella positif atau negatif.

C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang ibu nifas dilakukan bila terjadi indikasi pemeriksaan
untuk screening terhadap penyakit-penyakit yang disertai ibu, seperti anemia,
diabetes melitus, preeklamsi/ eklamsi. Jika pada kondisi normal ibu nifas tidak
perlu dilakukan pemeriksaan.
JOBSHEET
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan masa Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum pemeriksaan fisik pada ibu nifas
Waktu : 30 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Rahmawati, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Jogjakarta, Fitramaya
2. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang
3. JHPIEGO. Postpartum Care – Reference Manual. Baltimore : JHPIEGO. 2000
4. JNPKKR- POGI. BukuAcuanNasionalPelayananKesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBPSP. 2001
5. MNH-JHPIEGO. Basic Maternal and Newborn Care : A gided for skilled providers.
Baltimore : JHPIEGO. 2004
6. PUSDIKNAKES – WHO - JHPIEGO. BukuAsuhanKebidanan postpartum. Jakarta :
Depkes. 2003

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
1. Menyiapkan perlengkapan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan
pemeriksaan fisik pada ibu nifas dengan benar.
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu nifas secara sistematis sesuai dengan
daftar tilik
3. Mendeteksi dini adanya kelainan dan masalah pada ibu nifas

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan pemeriksaan fisik:
1. Setiap langkah harus dilakukan dengan sistematis
2. Tempatkan alat secara ergonomis dan mudah dijangkau serta persiapkan
peralatan secara lengkap sebelum tindakan pada pasien
3. Aturan keselamatan kerja diikuti pada saat melakukan seluruh tindakan
pemeriksaan fisik dengan memperhatikan teknik pemeriksaan sesuai dengan
prosedur
4. Perhatikan prinsip Pencegahan Infeksi (PI) saat melakukan tindakan
5. Tempat duduk pasien tidak dalam kondisi rusak.
DASAR TEORI
Pemeriksaan fisik pada ibu nifas dilakukan untuk menilai dan mendeteksi
kemungkinan komplikasi yang terjadi pada ibu nifas serta asuhan yang akan diberikan
sehingga sesuai dengan kebutuhan ibu.

PERALATAN & BAHAN


Alat dan Bahan :
1. Tempat cuci tangan 7. Tempat alat tenun bekas paka
2. Handuk cuci tangan 8. Alat tulis dan catatan
3. Sabun desinfekstan perkembangan kasus
4. Troli untuk alat 9. Pantum genitalia
5. Timbangan (sesuai kebutuhan) 10. Pantum payudara
6. Tempat sampah (infeksius dan noninfeksius) 11. Alat tulis

Saf I : Saf II :
a. Baki dan alasnya, berisi: a. Baki dan alasnya, berisi:
- Sphygnomanometer - Baju pasien
- Stetoskop - Celana dalam dan pembalut
- Termometer - Gurita
- Tissue bersih pd tempatnya - Under pad
- Alcohol swab - Selimut mandi
- Jam tangan
b. Baki dan alasnya, berisi: b. Baki dan lasnya, berisi:
- Penlight dan hammer - Nierbeken
- Kom tertutup air DTT
- Kom tetutup kapas DTT Saf III :
- Bak instrument bersih Baskom berisi air klorin 0,5%
(berisi 2 pasang sarung tangan bersih
- Kapas payudara DTT
- Baby oil
- Handschoon steril

PROSEDUR PELAKSANAAN
5. Persiapan ruangan
6. Persiapan alat
7. Persiapan penolong dan pasien
8. Pelaksanaan
NO LANGKAH KERJA GAMBAR

1. Siapkan ruangan senyaman mungkin


Key Point :
Perhatikan kebersihan dan kerapihan penataan
ruangan, penerangan, ventilasi udara dan privacy
(ruangan tertutup gunakan sampiran)
2. Siapkan alat dan bahan habis pakai

Key Point :
Perhatikan teknik PI, kelengkapan dan susunan alat
sesuai urutan pakai dan mudah dijangkau

3. Persiapan pasien

Key Point :
Persilahkan ibu untuk mengganti bajunya dengan
baju pasien, mengosongkan kandung kemih dan cuci
tangan

4. Menayakan keluhan ibu dan bayinya :

Key Point :
Apakah dapat istirahat yang cukup ?. apakah makan
dan minum dapat dihabiskan dan masih merasa
kurang ?, apakah ada masalah mobilisasi ?, apakah
sudah BAB dan BAK dengan lancer ?, Bagaimana
keadaan penegluaran lochea ?, apakah ada
perdarahan ?, dan Apakah bayi dapat menyusu
dengan baik dan tidur dengan tenang.
5. Mendekatkan alat dan bahan dan perlengkapan yang
sudah disapkan

Key Point :
Pastikan alat, bahan, dan perlengkapan disusun
dengan rapih, lengkap, dengan memperhatikan PI
6. Melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran
emosional dan penampilan (kesakitan dan pucat)

Key Point :
Perhatikan tingkat kelelahan ibu, ekspresi dan
konsentrasi ibu.

7. Persilakan ibu dan bantu ibu untuk naik ketempat


tidur

Key Point :
Dampingi ibu, jangan sampai terjatuh

8. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital

Key Point :
Pemeriksaan Tekanan Darah
Dilakukan secara palpasi kemudian auskultasi,
lakukan secara cermat dan sesuai dengan prosedur
dan atur posisi dengan tepat untuk mendapatkan
hasil akurat.

Sebelum Pemeriksaan Suhu


Axila ibu dikeringkan terlebih dahulu dengan tissue
Lakukan secara cermat dan teliti sesuai dengan
procedure
Pemeriksan nadi dan pernafsaan dilakukan secra
cermat dan teliti sesuai dengan prosedur
9. Melakukan pemeriksaan pada kepala membantu ibu
pada saat mengatur posisi awal setiap tindakan
dengan penjelasaan terlebih dahulu tindakan yang
akan dilakuan
Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati, cermat, dan
sesuai dengan prosedure.

Key Point :
Inspeksi kebersihan rambut, bau, cabang, rontok
dan minyak, periksa kebersihan kulit kepala, lessi,
dan ketombe.
10. Palpasi teksture, oedema, benjolan, dan rasa sakit.

Key Point :
Inspeksi warna kulit muka untuk mengetahui tingkat
anemia, perhatikan bentuk dan lessi, palpasi
oedema, benjolan dengan meraba sinus frontalis dan
sinus maksilaris

11. Mata

Key Point :
Inspeksi warna kulit, simetris, secret, ketajaman
penglihatan, sclera apakah ikterik/tidak
(dilakukan dengan menarik palpebrae ke atas dan
minta pasien untuk melihat kebawah)
Konjungtiva pasien dilakukan dengan menarik
kelopak mata bagian bawah dan minta pasien untuk
melihat ke atas normalnya konjungtiva berwarna
merah muda (Jika warna konjungtiva pucat
menandakan pasien terkena anemia)
12. Lakukan pemeriksaan pada leher

Key Point :
Palpasi pembesaran kelenjar tiroid, pembengkakan
kelenjar limfe, pelebaran vena jugularis dan refleks
menelan, perhatikan wajah klien.

13. Lakukan pemeriksaan pada dada

Key Point :
Observasi bentuk thoraks, dengarkan bunyi jantung
dan paru (atas indikasi)

Paru-paru
Key Point :
Auskultasi :
Mendengarkan bunyi paru-paru dengan stethoscope,
vesikuler (suara nafas normal) yaitu inspirasi lebih
keras dan panjang dari pada suara ekspirasi
Inspeksi
Pola pernafasaan, adakah tanda-tanda
ketidaknyamanan bernafas

Jantung
Key Point :
Observasi
Mendengarkan bunyi jantung mulai dari apeks ke
tepi kiri sternum bagian bawah, bergeser keatas
sepanjang tepi kiri sternum, kanan sternum, dan
supraklavikula kanan/kiri, daerah leher kanan/kiri
dan seluruh sisa dada.
14. Buka pakaian atas ibu

Key Point :
Meminta ibu untuk membuka sebagian pakaian
sesuai dengan daerah yang akan diperiksa
15. Pemeriksaan payudara

Key Point :
Inspeksi kebersihan payudara, pembengkakan,
putting susu (lembut, lecet, datar dan menonjol,
masuk kedalam), benjolan/radang abnormal, dan
retraksi/dimping, Palpasi area nodus limfa, benjolan
dan kanker (menggunakan sarung tangan), adakah
pengeluaran kolostrum/ASI, cek adanya kerutan
seperti kulit jeruk, retraksi dan dimpling.

16. Pemeriksaan Abdomen


Key Point :
Inspeksi kebersihan abdomen dan luka operasi,
Palpasi kandung kemih (kosong/penuh), tinggi
fundus uteri dan kontraksi, periksa diastasis rekti
(rongga abdomen), bandingkan antara relaksasi dan
kontraksi, tekan perut bagian bawah untuk
mendeteksi adanya abses pelvic.
17. Pemeriksaan Genetalia

Key Point :
Meminta ijin dan jelaskan tujuan pemeriksaan, cuci
tangan, pasang perlak dan alasnya, pasang selimut
mandi dan bantu ibu pada posisi lithotimi, inspeksi
kebersihan vulva, warna, oedema, benjolan pada
kelenjar bartholin, lessi dan pengeluaran lochea,
inspeksi kebersihan perineum, bila ada jahitan lihat
tanda kemerahan, oedema, memar, pengeluran
jahitan dan kerapatan jahitan, dekatkan alat-alat,
bila vulva kotor bersihkan gunakan handschoon,
bersihkan vulva dari kedua labia minora, kedua labia
minora dan vestibulum, atau gunakan air bersih
dalam botol cebok dan tamping dengan pispot,
palpasi daerah vulva dari atas sampai bawah sampai
perineum, apakah ada rasa nyeri terutama kelenjar
bartholin dan perineum.
18. Memeriksa anus (heamoroid)

Key Point :
Posisi ibu Sim, ibu diminta batuk sedikit inspeksi
kebersihan, fistula dan hemoroid

19. Pemeriksaan ekstremitas

Key Point :
Inspeksi pergerakan kebersihan kuku, panjangnya,
cavilari revil, (atas) dan area kemerahan , varices
(bawah) palpasi oedema pada jari tangan, tibia,
sirkumaluneus dan dorsal pedis, periksa tanda
homan Sign dan refleks patella pada kaki
20. Perkusi (dilakukan atas indikasi)

Key Point :
Lakukan perkusi ginjal dengan CVAT (costo vertebra
Angel Tenderness) yaitu ibu duduk, kedua telapak
tangan pemeriksaan diletakan sperti sayap pada
punggung ibu, kemudian memukul dinding abdomen
belakang pada sudut costo vertebra Angel tenderness
tersebut dengan dialasi tangan kiri kita, lakukan
perkusi dengan sisi ulnar kepalan tangan kanan.
Normalnya pasien tidak akan merasa sakit, tapi jika
terasa sakit berarati pasien mengalami gangguan
atau bengkak pada ginjalnya.

21. Membereskan dan dekontaminasikan alat dan


ruangan
Key Point :
Gunakan larutan air chlorine 0,5% selama 10 menit,
peralatan harus semua terendam air dan gunakan
sarung tangan rumah tangga.

22 Mencuci tangan dengan 6 langkah dengan sabun dan


air mengalir serta mengeringkan dengan handuk
pribadi/tissue.

Key Point :
• Cuci tangan dibawah air yang mengalir dan
memakai sabun
• Gunakan teknik cuci tangan 6 langkah
• Gunakan handuk pribadi untuk
mengeringkan tangan
22. Ibu dipersilahkan mengganti baju kembali

Key Point :
Baju kotor dimasukan kedalam tempat yang sudah
disiapkan

23. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Key Point :
Lakukan pencatatan hasil pemeriksaan secara
lengkap dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
(2) : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa perlu bantuan dan
sesuai dengan urutan.
(1) : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu membantu /
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
(0) : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan

No. Nama NPM TANDA TANGAN NILAI KET


Mahasiswa

1.

2.

3.

4.

5.

NPM
NO LANGKAH / TUGAS

A. SIKAP DAN PRILAKU

1. Menyambut klien dan keluarga dengan ramah dan sopan

2. Memperkenalkan diri kepada ibu dan keluarga

3. Menjelaskan maksud dan tujuan

4. Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat

5. Bekerja dengan cermat dan teliti

6. Informed consent secara tertulis, meminta ijin dan


menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan.

JUMLAH A = 12

B. CONTENT

PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)


1. Mempersiapkan ruangan, bidan, pasien, alat tulis, dan
format perkembangan kasus

2. Mengisi : No Register, tanggal dan jam masuk, serta


tempat/ruangan

3. Memastikan ibu sudah makan dan minum

4. Menyampaikan kepada ibu untuk menjawab setiap


pertanyaan dengan jelas dan boleh bertanya bila kurang
paham

5. Menanyakan biodata ibu dan suami

6. Menanyakan kunjungan keberapa dan alasan kunjungan

7. Menanyakan keluhan

8. Menanyakan riwayat perkawinan (usia pernikahan pertama


kali, lama pernikahan dan status)

9. Menanyakan riwayat menstruasi (umur menarche, siklus,


lamanya, banyaknya, konsistensi, dismenorrhea, fluor albus,
HPHT, TP )

10. Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


(tanggal, bulan dan tahun bersalin, umur kehamilan, jenis
persalinan, penolong, komplikasi dan tidakan, jenis kelamin
bayi, BB lahir, laktasi)

11. Riwayat kontrasepsi yang digunakan (jenis kontrasepsi,


mulai menggunakan tanggal berapa, oleh siapa, dimana,
kapan berhenti/ganti cara, oleh siapa dan dimana)

12. Riwayat kesehatan (penyakit sistemik yang pernah/sedang


diderita ibu dan keluarga baik akut ataupun kronis)

13. Riwayat kehamilan dan persalinan terakhir (Umur


kehamilan, ANC, TT, kompilkasi, tanggal dan jam persalinan,
komplikasi, tindakan, plasentaketuban, perineum,
perdarahan kala I,II,III,IV, lama persalinan kala I,II,III,IV dan
komplikasi, keadaan bayi (tanggal lahir, jam, masa gestasi,
BB,PB), sigtuna/nilai APGAR, cacat bawaan/jenis cacat,
rawat gabung/tidak))

14. Menanyakan pola nutrisi (kuantitas, kualitas, pola,


pantangan, masalah/keluhan)

15. Menanyakan pola tidur dan istirahat (waktu/jam tidur


siang/malam, lamanya dan keluhan)
Menanyakan pola aktivitas/mobilisasi (riwayat ambulasi (2
jam,4 jam,6 jam), jenis aktivitas yang banyak dilakukan
duduk bersandar, tiduran, jongkok, berdiri,
berat/ringannya, pekerjaan, posisi aktivitas,
masalah/keluhan)

16. Menanyakan pola eliminasi (pola, kelainan,


masalah/keluhan)

17. Menanyakan personal hygiene (mandi, gosok gigi, keramas,


vulva hygiene, masalah/keluhan)

18. Lokasi ketidaknyamanan (payudara, abdomen, pencernaan,


perkemihan dan kemaluan, lokasi ketidaknyamanan yang
sering terjadi)

19. Keadaan psikososial (tanggapan ibu, keluarga, suami


tentang kelahiran bayinya, pengalaman melahirkan dan
menyusui, jumlah keluarga yang tinggal serumah, hubungan
ibu dengan lingkungan sekitar)

20. Data pengetahuan ibu tentang nifas (tanyakan sumber


informasi yang ibu dapatkan tentang nifas)

21. Pertanyaan yang ingin ibu tanyakan (berikan ibu


kesempatan bertanya dengan puas)

PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

22. Memberitahu dan menjelaskan pada ibu tindakan yang


akan dilakukan

23. Mempersiapkan alat dan bahan serta ruangan

24. Meminta ibu untuk mengganti baju dan mengosongkan


kandung kemih dan cuci tangan

25. Penolong cuci tangan

26. Mendekatkan alat dan bahan serta perlengkapan yang


sudah disiapkan

27. Perhatikan KU, Kesadaran, Emosional serta tingkat energi


ibu

28. Persilahkan ibu dan bantú ibu naik ke tempat tidur

29. Mengukur TTV

Pemeriksaan kepala – leher


30. Memeriksa kepala (kebersihan, ketombe, lessi, benjolan,
rasa sakit saat perabaan)*Atas indikasi*

31. Memeriksa chloasma gravidarum, oedema pada wajah,


conjungtiva dan sklera

32. Memeriksa kebersihan hidung, mulut dan telinga*Atas


indikasi*

33. Memeriksa leher (pembengkakan kelenjar getah bening,


pembesaran thyroid, dan peningkatan vena jugolaris)*Atas
indikasi*

Pemeriksaan Dada – Payudara

34. Pemeriksaan dada (paru-paru, jantung)*Atas indikasi

35. Pemeriksaan payudara (inspeksi kebersihan,


pembengkakan, puting susu (lembut, lecet, datar,
menonjol,masuk ke dalam), tanda-tanda infeksi, ca. mamae,
Palpasi benjolan, pengeluaran colostrum/ASI, kelainan,
retraksi/dimpling)

Pemeriksaan Abdomen

36. Melakukan inspeksi abdomen (kebersihan, luka operasi),


palpasi (kandung kemih, TFU, kontraksi,konsistensi,
diastasis rekti, tekan perut bagian bawah)

Pemeriksaan Genitalia

37. Meminta ijin kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan


genitalia, dan menjelaskan tujuan serta tindakan yang akan
dilakukan, menjaga privasi klien.

38. Cuci tangan, membantu klien mengambil posisi, memasang


selimut mandi, memasang perlak dan alasnya, serta
mendekatkan alat

39. Menggunakan sarung tangan, melakukan inspeksi


kebersihan vulva, warna, oedema, pengeluaran lochea, bila
ada jahitan lihat tanda kemerahan, oedema, memar,
pengeluaran jahitan, kerapatan jahitan, bila vulva kotor
bersihkan gunakan handschoon

40. Palpasi daerah vulva terutama pada bagian kelenjar


bartholini dan kelenjar skene

41. Pemeriksaan anus, dekontaminasi sarung tangan (chlorine


0,5%), cuci tangan
Pemeriksaan Ekstremitas

42. Pemeriksaan ekstremitas atas (kebersihan, cappilary reffil,


oedema)

43. Pemeriksaan ektremitas bawah (kebersihan, oedema pada


tibia, sirkumaluneus, dorsal pedis, varices, keaktifan
gerakan, reflek patella, homann sign)

44. Memeriksa pinggang dan panggul (CVAT)

JUMLAH B = 88

C. ASSESMENT (A)

1. Menentukan dan menetapkan diagnosa kebidanan

2. Menentukan masalah aktual

JUMLAH C = 4

D. PLANNING (P)

1. Menjelaskan hasil pengkajian & kondisi ibu saat ini

2. Menjelaskan penyebab masalah/diagnosa serta


penanganannya

3. Memberikan promosi kesehatan

4. Penkes sesuai kebutuhan ( nutrisi, tanda bahaya nifas,


istirahat, suplemen, senam nifas, dll.)

5. Kunjungan ulang dan evaluasi asuhan saat ini

JUMLAH D = 10

E. PENDOKUMENTASIAN

1. Kelengkapan

2. Kerapihan

3. Sistematika

JUMLAH E = 6

F. TEKNIK

1. Melakukan tindakan dengan sistematis

2. Menggunakan bahasa yang mudah di mengerti

3. Memperhatikan keamanan dan kenyamanan klien


4. Mendokumentasikan pada kartu pasien/buku KIA

JUMLAH F = 8

G. RESPONSI

1. Kesesuaian antara jawaban dan pertanyaan

2. Analisa kasus klien

JUMLAH G = 4

JUMLAH

SKOR NILAI = A + (2xB) + (2xC) + (2xD) + (2xE) + F + (2xG)


2.44
3. Merumuskan diagnosa dan masalah potensial serta
kebutuhan akan tindakan segera (deteksi komplikasi)
pada masa nifas

Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa


berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa,
masalah dan kebutuhan ibu post partum dan nifas tergantung dari hasil pengkajian
terhadap ibu.
Mengindentifasi diagnose kebidanan dan masalah berdasarkan interpretasi yang
benar atau data-data yang telah dikumpulkan. Dalam Langkah ini, data yang telah
dikumpulkan diinterpretasikan menjadi diagnose kebidanan dan masalah. Keduanya
digunakan karena beberapa masalah dituangkan tidak dapat diselesaikan seperti
diaganosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan
terhadap pasien, masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di
identifikasikan oleh bidan.

1. Diagnosa Kebidanan
Diagnosis kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut: diakui dan telah
disahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan praktik kebidanan, memiliki
ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan,
Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Ditegakan yang berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan
keadaan nifas. Data dasar meliputi :
a. Data Subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak,
keterangan tentang umur dan keluhan.
b. Data Objektif
Tanda- tanda vital, palpasi tentang tinggi fundus uteri, kontraksi, pengeluaran
pervaginam, keadaan perineum.
2. Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Data dasar meliputi:
a. Data Subjektif
Didapat dari anamnesa
b. Data Objektif
Didapat dari pemeriksaan

Berikut adalah contoh diagnosa, masalah dan kebutuhan pada asuhan nifas :
1. Diagnosa
a. Postpartum hari pertama
b. Perdarahan nifas
c. Sub involusio
d. Anemia postpartum
e. Pre eklamsia
f. Post sectio caesaria
2. Masalah
a. Ibu kurang informasi
b. Ibu tidak pernah PNC
c. Sakit pada luka episiotomi
d. Keluhan mulas yang mengganggu rasa nyaman
e. Buah dada bengkak dan sakit

3. Kebutuhan
a. Penjelasan tentang pencegahan infeksi
b. Tanda-tanda bahaya
c. Kontak dengan bayi sesering mungkin
d. Penyuluhan perawatan buah dada
e. Bimbingan menyusui
f. Penjelasan tentang metode KB
g. Imunisasi bayi
h. Kebiasaan yang tidak bermanfaat bahkan dapat membahayakan.

Mengdentifikasi diagnosa dan masalah potensial Mengidentifikasi diagnosa atau


masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang
sudah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan.

1. Diagnosa potensial
a. Hipertensi postpartum
b. Anemia postpartum
c. Sub involusio
d. Perdarahan post partum
e. Febris postpartum
f. Infeksi postpartum
2. Masalah potensial
a. Potensial bermasalah dengan ekonomi
b. Sakit pada luka bekas episiotomi
c. Nyeri kepala
d. Mulas
3. Antisipasi tindakan, misalnya : pemberian tablet besi agar tidak terjadi anemia

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain sesuai
dengan kondisi pasien Contoh:
1. Ibu kejang, segera lakukan tindakan untuk mengatasi kejang dan segera
berkolaborasi merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya
2. Ibu tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera sesuai dengan
keadaan pasien, misalnya bila kontraksi uterus kurang baik segera berikan
uterotonika. Bila teridentifikasi adanya tandatanda adanya sisa plasenta, segera
berkolaborasi dengan dokter untuk tindakan kuratase.
4. Merencanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu post
partum
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, bidan menyusun rencana kegiatannya.
Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
bidan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien atau klien serta
rencana evaluasi. Berdasarkan hal tersebut, maka langkah penyusunan rencana
kegiatan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan yang akan dilakukan termasuk sasaran dan hasil yang akan
dicapai.
2. Menentukan tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah- langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan.
3. Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan
4. Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dan
langkah sebelumnya.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat
dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan
dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi
berikutnya.
Berikut adalah contoh perencanaan asuhan kebidanan pada ibu postpartum:
1. Manajemen asuhan awal puerperium
a. Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi
b. Mobilisasi istirahat baring di tempat tidur
c. Gizi (diet) - Perawatan perineum
d. Buang air kecil spontan/kateter
e. Obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan
f. Obat tidur, bila diperlukan
g. Obat pencahar, bila dipelukan
h. Pemberian methergine, bila diperlukan
i. Tidak dilanjutkan IV, bila diberikan
2. Asuhan Ianjutan
a. Tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya bila diperlukan
b. Bebas dari ketidaknyamanan postpartum
c. Perawatan payudara
d. Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan
e. Rencana KB
f. Rh immune globulin, jika diperlukan Tanda-tanda bahaya
g. Kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan dapat membahayakan
5. Mengimplementasikan rencana asuhan kebidanan pada
ibu post partum dan evaluasi
Mengimplementasikan rencana asuhan merupakan pelaksanaan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah ini
bidan melakukan secara mandiri, pada penanganan kasus yang di dalamnya
memerlukan tindakan di luar kewenangan bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi
atau rujukan. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu yang singkat,
efektif, hemat dan berkualitas. Selama pelaksanaan, bidan mengawasi dan memonitor
kemajuan pasien atau klien.
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien
dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
aman. Contohnya:
1. Kontak dini sesering mungkin dengan tenaga kesehatan
2. Mobilsasi/istirahat baring di tempat tidur
3. Pengaturan gizi (diet)
4. Perawatan perineum
5. Buang air kecil spontan/kateter
6. Pemberian obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan
7. Pemberian obat tidur, bila diperlukan
8. Pemberian obat pencahar, bila diperlukan
9. Pemberian methergine, bila diperlukan
10. Tidak dilanjutkan IV, jika diberikan
11. Pemberian tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya, jika diperlukan
12. Bebas dari ketidaknyamanan postpartum
13. Perawatan payudara
14. Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan
15. Rencana KB
16. Rh Immune globulin, jika diperlukan
17. Rubella vaccine 0,5 cc, jika diperlukan
18. Menjelaskan tanda-tanda bahaya
19. Penjelasan tentang kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan

Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi


tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang
dilakukan.

Contoh pendokumentasian :
PELAKSANAAN :
Tanggal 17 September 2020 Pukul: 10.00 WIB
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik untuk
saat ini. Ibu mengetahui kondisinya
2. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi pada ibu nifas yaitu menu seimbang
untuk mendapatkan protein, mineral, vitamin yang cukup. Ibu mengerti dan akan
makan makanan sesuai anjuran.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiennya atau menjaga kebersihan
diri. Seperti mandi, keramas, menggosok gigi, membersihkan genetalia ibu mulai
dari depan ke belakang, mengganti pembalut serta menganjurkan ibu untuk tidak
membersihkan genetalianya menggunakan air hangat. Ibu mengerti dan akan
melakukannya sesuai dengan anjuran.
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin. Ibu mengerti.
5. Memberitahu ibu untuk istirahat, yaitu tidur saat bayinya tidur dan menjelaskan
dampak kurang tidur yaitu menurun produksi ASI ibu dan memperlambat
pemulihan uterus, ibu mengerti dan akan melakukan anjuran bidan.
6. Memberikan KIE tentang ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan dikarnakan komposisi ASI sesuai dengan bayi butuhkan setiap
harinya serta ASI dapat membentuk kekebalan tubuh yang baik untuk bayi, ibu
mengerti dan memberikan ASI Ekslusif.
7. Mengajarkan senam nifas hari pertama dan menjelaskan tujuan senam nifas. ibu
mengerti dan brsedia melakukan senam nifas di hari pertama.
8. Memberitahu ibu tanda – tanda bahaya selama masa nifas, yaitu demam, bengkak
dimuka, tangan/kaki, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, kejang, payudara
bengkak, putting susu lecet, apabila terdapat tanda-tanda tersebut segera lapor ke
bidan yang sedang bertugas, ibu mengetahui tanda – tanda bahaya selama nifas.
9. Menganjurkan ibu untuk datang kunjungan ulang 3 hari atau bila ada keluhan,
ibu mengerti dan akan datang tanggal 20 September 2020 atau bila ada keluhan.

Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas tidak lepas dari keterampilan
bidan yang harus dimiliki, adapun keterampilan lain selain anamnesa dan pemeriksaan
fisik bidan yaitu :
1. Cara menyusui yang benar/ manajemen laktasi
2. Cara membersihkan payudara
3. Perawatan payudara normal/ breast care
4. Perawatan puting susu tenggelam
5. Perawatan putting susu lecet
6. Perawatan Puting Susu Bengkak
7. Stimulasi Reflex Oxytocin
8. Pengeluaran ASI Secara Manual
9. Perawatan Luka Perineum
10. Senam Nifas

Adapun uraian prosedur keterampilan dalam bentuk jobsheet dan daftar tilik, yang
memberi perincian mengenai langkah-langkah dalam melakukan keterampilan
penatalaksanaan yaitu sebagai berikut:
JOBSHEET
MANAJEMEN LAKTASI

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui


Nama Keterampilan : Manajemen Laktasi/cara menyusui yg benar pada ibu nifas
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti
Lilis Suryani

CAPAIAN PEMBELAJARAN

a. ]Mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk manajemen laktasi


b. Mahasiswa dapat melakukan tahapan dari gerakan-gerakan manajemen laktasi
c. Mahasiswa dapat mengajarkan tahapan dari gerakan-gerakan manajemen laktasi
pada ibu nifas

Alat Bantu Mengajar


a. Jobsheet
b. Daftar Tilik ( Check List )

Referensi
Ambarwati, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia. Jogjakarta. Hal 38-
40
Rahmawati, dkk. 2010. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya.Yogyakarta. Hal 48-49
Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang.
Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Demonstrasi dengan 4 langkah, yaitu : pendahuluan, penyajian, penerapan, dan
evaluasi

DASAR TEORI

Manajemen laktasi adalah cara menyusui yang benar dengan memperhatikan


ketepatan menyusui pada posisi ibu dan bayi, posisi mulut bayi dan putting susu ibu.
Tujuannya adalah:
1. Bayi akan mendapatkan ASI dengan nyaman dan puas
2. Menghindari agar bayi tidak tersedak
3. Menghindari rasa sakit, lecet dan infeksi pada puting susu
4. Menghindari muntah/gumoh setelah menyusui
5. Menghindari terjadinya pertumbuhan rahang yang tidak baik ketika isapan bayi
dilepaskan dari putting susu
6. Secara anatomi payudara ibu tetap bagus
7. Produksi ASI lancer
8.
PETUNJUK

1. Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai


2. Baca dan pelajari lembar kerja yang telah tersedia
3. Perhatikan dan ikuti petunjuk dari dosen
4. Tanyakan pada dosen apabila terdapat hal-hal yang tidak dimengerti atau
dipahami
5. Lakukan secara hati-hati

KESELAMATAN KERJA

1. Jaga privasi klien


2. Perhatikan keadaan ibu dan bayi
3. Gunakan kursi/tempat tidur yang layak pakai (tidak dalam keadaan rusak)
4. Hindari tindakan yang dapat menyakiti dan membahayakan bayi
5. Perlakukan bayi dengan lembut dan penuh kasih saying saat mengatur posisi

LABORATORIUM

Peralatan Bahan
1. Desinfektan/handsanitizer 1. Phantoom payudara
2. Waslap/handuk kecil 2. Phantoom bayi
3. Baskom berisi air DTT hangat 3. Kapas payudara (DTT)
4. Kursi yang ada sandarannya
5. Dingklik/kursi kecil
6. Bantal/selimut
7. Pakaian pasien yang bisa dibuka bagian depannya
8. BH menyusui
9. Tempat alat tenun

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Persiapan ruangan/lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien

PENDAHULUAN

a. Membuka perkuliahan atau praktikum dengan mengucapkan salam dan


menanyakan kondisi serta kesiapan mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan.
b. Menjelaskan keterkaitan keterampilan yang akan diberikan dengan keterampilan
praktikum yang telah dipelajari.
c. Menjelaskan obyektif atau tujuan dari mahasiswa mempelajari praktikum ini.
d. Menjelaskan struktur /metode yang akan ditempuh mahasiswa dalam praktikum
ini yaitu dengan memperhatikan peragaan yang ditampilkan oleh dosen, baik
secara live maupun step by step, praktek secara individual dalam kelompok kecil,
evaluasi.
e. Menjelaskan kepada mahasiswa keterampilan ini penting dan harus dikuasai oleh
mahasiswa.

PENYAJIAN

a. Memperagakan ketrampilan melakukan senam hamil oleh dosen secara


keseluruhan dalam kecepatan normal ( live ).
b. Melakukan tanya jawab dengan mahasiswa seputar peragaan yang telah
didemonstrasikan dan menjelaskan langkah - langkah keterampilan secara detail.
c. Meminta mahasiswa untuk memperagakan cara melakukan manajemen laktasi
dengan bimbingan dari dosen.
d. Mengajukan pertanyaan lisan kepada mahasiswa mengenai langkah- langkah kerja
dan poin- poin pentingnya

Langkah-langkah tindakan

NO Langkah Kerja Gambar


1. Siapkan dan sediakan lingkungan fisik
yang nyaman.

Key point:
Pastikan ruangan bersih, nyaman,
ventilasi cukup, suhu ruangan,
penerangan cukup dan perhatikan privasi
ibu

2. Persiapan Alat

Key Point :
1. Pastikan peralatan lengkap
2. Atur alat secara ergonomis
3. Dekatkan peralatan agar mudah
dijangkau
4. Perhatikan PI
3. Persiapan Penolong dan pasien

Key Point :
1. Mengucapkan salam dengan ramah
2. Prosedur dan tujuan tindakan
disampaikan dengan jelas
3. Informed concent
4. Perhatikan tingkat tenaga dan emosi
ibu
5. Penolong dan ibu mencuci tangan
6. Pakaian atas dan BH dilepaskan

4. Menawarkan pilihan posisi menyusui


• Duduk, berdiri atau berbaring
menyamping untuk ibu dengan
proses persalinan normal
• Berbaring dengan bayi di atas perut
untuk ibu yang memiliki ASI
berlimpah, supaya tidak tersedak
• Football Potition untuk ibu dengan
proses persalinan SC / bayi kembar

Key Point :
Sesuaikan dengan jenis persalinan dan
kedaaan ibu serta bayinya
5. Posisi Duduk (posisi lain menyesuaikan)

Key Point :
Duduk dengan posisi tegak, santai, kaki
tidak menggantung/simpan diatas
bangku kecil, dan punggung bersandar
pada kursi

6. Bersihkan payudara dengan handuk


kecil yang telah dibasahi dengan air
matang (hangat)

Key Point :
Dengan cara memutar dari atas ke bawah
untuk menjaga kebersihan payudara
7. Lakukan pengeluaran ASI untuk
desinfeksi dan menjaga kelembaban
putting susu

Key Point :
Keluarkan ASI sedikit, oleskan pada
putting susu dan areola mammae.
Lakukan pengeluaran ASI secara manual
dengan benar (ibu jari dan jari lainnya
membentuk huruf “C”, lakukan gerakan
tekan, pijat dan lepas)

8. Gunakan bantal/selimut untuk


menopang bayi

Key Point :
Atur senyaman mungkin

9. Atur posisi lengan bayi

Key Pont :
Satu tangan bayi diletakkan di belakang
badan ibu dan yang satu di depan
Perhatikan kenyamanan dan keamanan
bayi

10. Posisikan perut dan kepala bayi dengan


badan ibu

Key Point :
Perut bayi menempel pada badan ibu dan
kepala bayi menghadap payudara
11. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus

Key Point :
Perhatikan dengan cermat

12. Memegang payudara ibu

Key Point :
Tangan kanan menyanggah payudara
kiri, keempat jari ibu dan ibu jari
menekan payudara bagian atas areola

13. Lakukan rooting refleks

Key Point :
Bayi diberi rangsangan untuk membuka
mulut dengan cara menyentuhkan puting
susu pada pipi atau sisi mulut bayi

14. Susui bayi

Key Point :
Setelah bayi membuka mulut, dengan
cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan putting susu serta areola
dimasukkan ke mulut bayi (usahakan
sebagian besar areola dapat masuk ke
dalam mulut bayi, sehingga putting susu
berada di bawah langit – langit dan lidah
bayi akan menekan ASI keluar dari
tempat penampungan ASI yang terletak di
bawah areola)
15. Mengganti menyusui dengan payudara
lain

Key Point :
Pastikan payudara sudah benar – benar
kosong

16. Melepaskan isapan bayi

Key Point :
• Jari kelingking ibu dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulutnya,
atau
• Dagu bayi ditekan ke bawah

17. Selesai menyusui

Key Point :
ASI dikeluarkan lagi sedikit, oleskan pada
putting susu dan areola sekitarnya,
biarkan kering dengan sendirinya
18. Menyendawakan bayi untuk
mengeluarkan udara dari lambung dan
mencegah gumoh

Key Point :
• Bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungya ditepuk perlahan – lahan,
atau
• Menelungkupkan bayi di atas
pangkuan ibu, lalu usap – usap
punggung bayi sampai bersendawa

19. Cuci tangan kembali

Key Point :
Gunakan handsanitizer dan melakukan
cuci tangan dengan 6 langkah secara
tepat

20 Menyusui berikutnya

Key point :
Jangan keliru pada saat menyusui
berikutnya
Dimulai pada payudara yang belum
terkosongkan (yang dihisap terakhir)

PENERAPAN

a. Demonstrasi pertama dilakukan oleh dosen


b. Setiap kelompok di bimbing oleh satu orang instruktur
c. Mahasiswa di bagi dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang
d. Mahasiswa diharuskan untuk mendemonstrasikan secara kelompok dan
perhatikan oleh instruktur sampai memenuhi kriteria yang ada
e. Setelah di demonstrasikan secara perkelompok, mahasiswa diharuskan untuk
mendemonstrasikan secara perorangan dengan diperhatikan oleh teman sampai
memperoleh keterampilan sesuai daftar tilik, ketua kelompok bertanggung jawab
terhadap pencapaian keterampilan anggota kelompoknya.

PENILAIAN / EVALUASI

a. Mahasiswa mendemonstrasikan manajemen laktasi secara individu dengan


sistematis
b. Pembimbing klinik menilai langkah-langkah manajemen laktasi sesuai daftar tilik
c. Mahasiswa mampu melakukan manajemen laktasi dengan kriteria setiap langkah
dilakukan sesuai prosedur .
JOBSHEET
MEMBERSIHKAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum Membersihkan Payudara
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Ambarwati, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia. Jogjakarta
2. Rahmawati, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Jogjakarta, Fitramaya
3. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang

OBJEK PERILAKU SISWA


Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
3. Menyiapkan alat-alat untuk membersihkan payudara dengan benar dan
lengkap
4. Membersihkan payudara sesuai prosedur secara teliti dan aman
5. Mengajarkan cara membersihkan payudara pada ibu nifas/ ibu menyusui
dengan benar

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam membersihkan payudara hindari :
1. Gerakan yang dapat mememarkan payudara
2. Minyak yang membuat alergi/ iritasi

DASAR TEORI
Membersihkan payudara dilakukan pada ibu nifas setiap hari untuk mencegah
terjadinya infeksi

PERALATAN & BAHAN


Peralatan : Bahan :
1. Desinfektan/ handsanitizer 1. Phantoom payudara
2. 2 buah tempat sampah 2. Kapas DTT
3. Tempat alat tenun 3. Minyak bersih/ baby oil
4. Kursi yang ada sanndarannya
5. Dingklik/ kursi kecil
6. Waskom berisi air DTT
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/ lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan

LANGKAH/ TINDAKAN GAMBAR

1. Persiapan ruangan/lingkungan
Key point :
Pastikan ruangan rapih, bersih, nyaman,
ventilasi dan penerangan cukup, serta
perhatikan privaci ibu (jendela dan pintu
ditutup)

2. Persiapan alat
Key Point :
• Perhatikan teknik PI dan kelengkapan
• Susun alat susuai urutan pakai dan
mudah dijangkau
3. Persiapan penolong dan pasien
Key Point :
• Mengucapkan salam dengan ramah
• Prosedur dan tujuan tindakan
disampaikan dengan jelas
• Inform concent
• Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu
• Petugas cuci tangan
• Pakaian atas dan BH dilepaskan
1. Mendekatkan alat dan bahan yang sudah
disiapkan
Key Point :
Pastikan Alat, bahan & perlengkapan disusun
dengan tepat, rapih, lengkap dengan
memperhatikan PI.
2. Ibu dalam posisi duduk yang nyaman
Key Point :
• Gunakan kursi yang ada sandarannya
• Duduk tegak dan senyaman mungkin
untuk menghindari kelelahan

3. Kedua tangan menggunakan sarung tangan


bersih
Key Point
Pastikan sarung tangan tidak bocor, dan
ukuran harus sesuai dengan pemakai

4. Penolong mengambil kapas DTT dan bubuhi


dengan minyak secukupnya
Key Point :
Gunakan minyak secukupnya
Posisi penolong di belakang ibu

5. Meletakkan kapas DTT


Key Point :
Letakkan kapas pada kedua payudara di
daerah areola dan putting susu dan areola
kedua payudara, tunggu selama 3-5 menit

6. Membersihkan payudara
Key Point :
Bersihkan payudara dari dalam ke luar,
melingkar seperti jarum jam

7. Mengulang tindakan
Key Point :
Bila masih kotor, ulangi sekali lagi sampai
bersih

8. Bersihkan payudara dengan handuk air DTT


dan keringkan
Key Point :
Lakukan dengan lembut dan sampai kering
9. Menggunakan BH yang menyanggah payudara
Key Point :
BH menyangga payudara/khusus BH
menyusui
Ukuran cukup

10. Membereskan alat yang telah digunakan dan


buang sarung tangan
Key Point :
Buang sarung tangan yang telah digunakan
ke tempat sampah infeksius

11. Mencuci tangan kembali


Key Point :
Gunakan handsanitizer dan melakukan cuci
tangan dengan 6 langkah secara tepat
JOBSHEET
PERAWATAN PAYUDARA NORMAL PADA IBU NIFAS

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan masa Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum perawatan payudara
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Ambarwati, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia. Jogjakarta
2. Rahmawati, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Jogjakarta, Fitramaya
3. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang

OBJEK PERILAKU SISWA


Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
6. Menyiapkan alat-alat untuk melakukan perawatan payudara dengan benar dan
lengkap
7. Melakukan perawatan payudara sesuai prosedur secara teliti dan aman
8. Mengajarkan perawatan payudara pada ibu menyusui dengan benar

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan payudara hindari :
1. Gerakan yang dapat mememarkan putting susu
2. Penarikan putting susu keluar karena dapat merusak jaringan payudara
3. Penggesekan di atas payudara karena dapat menimbulkan rasa panas pada kulit
payudara

DASAR TEORI
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama
pada masa nifas (masa menyusui) untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancarkan pengeluaran ASI. Agar tujuan
perawatan ini dapat tercapai, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Lakukan perawatan payudara secara teratur
2. Pelihara kebersihan sehari-hari
3. Pemasukan gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk mencukupi
produksi ASI
4. Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya
5. Ibu harus merasa nyaman dan santai
6. Hindari rasa cemas dan stress karena akan menghambat refleks oksitosin.
7. Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2
hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari.
PERALATAN & BAHAN
Peralatan : Bahan :
1. Troli 1. Minyak bersih/ baby oil
2. Desinfektan/ handsanitizer 2. Phantoom payudara
3. Tempat sampah 2 buah
4. Tempat alat tenun
5. Kursi yang ada sandarannya
6. Dingklik/ kursi kecil
7. 2 buah baki dengan alas
8. Sarung tangan bersih dalam tempat
9. Baju pasien
10. 2 handuk besar
11. 2 waslap
12. BH menyusui
13. 2 waskom berisi air hangat dan air dingin

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/ lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan

LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR


Persiapkan ruangan dan lingkungan
Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, ventilasi cukup,
penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu (jendela dan
pintu ditutup)

Persiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan


Key Point :
Susun alat berurutan sesuai dengan penggunaannya

Persiapan petugas dan pasien


Key Point :
▪ Mengucapkan salam dengan ramah
▪ Prosedur dan tujuan tindakan disampaikan dengan
jelas
▪ Inform concent
▪ Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu
▪ Petugas dan ibu mencuci tangan sesuai prosedur
▪ Pakaian atas dan BH dilepaskan
Mendekatkan alat dan bahan yang sudah disiapkan
Key Point :
Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau dan berada di
sebelah kanan petugas/ibu

Ibu duduk
Key Point :
Gunakan kursi yang ada sandarannya
Duduk tegak dan senyaman mungkin untuk menghindari
kelelahan

Kedua tangan menggunakan sarung tangan bersih


Key Point :
Pastikan sarung tangan tidak bocor, dan ukuran harus
sesuai dengan pemakai

Melepaskan pakaian atas dan BH ibu


Key Point :
Perhatikan privasi ibu

Memasang handuk
Key Point :
Handuk dipasang pada pundak menutupi bagian atas
tubuh ibu dan bagian bawah

Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak bersih


Key Point :
Gunakan minyak secukupnya, posisi petugas di belakang
ibu

Melakukan gerakan spiral


Key Point :
• Sokong payudara kiri dengan tangan kiri
• Lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari
tangan kanan, mulai dari pangkal payudara dan
berakhir dengan gerakan spiral pada daerah putting
susu
• Lakukan bergantian dengan lembut dan jangan
sampai menyakiti ibu
• Pastikan petugas tidak membebani ibu
Melakukan gerakan variasi memutar
Key Point :
• Buatlah gerakan memutar sambil menekan dari
pangkal payudara dan berakhir pada putting susu di
seluruh bagian payudara
• Lakukan bergantian dengan lembut dan jangan
sampai menyakiti ibu
Melakukan gerakan sirkulair
Key Point :
• Letakkan kedua telapak tangan diantara kedua
payudara
• Urutlah dari tengah ke atas sambil mengangkat
kedua payudara dan lepaslahankan keduanya
perlahan
• Lakukan bergantian sebanyak 30 kali dengan
lembut dan jangan sampai menyakiti ibu

Melakukan Gerakan variasi memeras payudara


Key Point :
• Ibu jari di atas dan empat jari lainnya di bawah
• Peraslah dengan lembut payudara sambil
meluncurkan kedua tangan ke depan ke arah putting
susu
• Lakukan bergantian dengan lembut jangan sampai
menyakiti ibu

Melakukan gerakan paralel


Key Point :
• Sangga payudara dengan satu tangan, sedangkan
tangan lain mengurut payudara dengan sisi
kelingking dari arah pangkal payudara ke arah
putting susu
• Lakukan bergantian 30 kali dengan lembut jangan
sampai menyakiti ibu

Melakukan kompres kedua payudara dengan washlap


hangat selama 2 menit, kemudian ganti dengan kompres
washlap dingin selama satu menit
Key Point : Kompres bergantian selama 3 x berturut-turut
dan akhiri dengan kompres air hangat
Bersihkan payudara dengan handuk
Key Point : Lakukan dengan lembut dan sampai kering

Menggunakan BH
Key Point : BH menyangga payudara/khusus BH
menyusui dan ukuran cukup

Membereskan alat yang telah digunakan


Key Point : Buang sarung tangan yang telah digunakan
ke tempat sampah infeksius

Mencuci tangan kembali


Key Point :
• Gunakan handsanitizer dan melakukan cuci tangan
dengan 6 langkah secara tepat
JOBSHEET
PERAWATAN PAYUDARA PADA PUTING SUSU TENGGELAM

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan masa Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum perawatan payudara pada puting susu tenggelam
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Ambarwati, Eny R., dan Diah W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mulia
Medika.
2. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
9. Menyiapkan perlengkapan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan
perawatan dengan benar dan tanpa bantuan.
10. Melakukan perawatan payudara dengan putting susu tenggelam pada ibu nifas
secara sistematis.

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan payudara dengan putting susu
tenggelam:
1. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan hati-hati.
2. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan pasien bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan dan melakukan informed consent
3. Berhati-hati saat melakukan pemeriksaan.

DASAR TEORI
Puting susu terbenam adalah puting susu yang tidak dapat menonjol dan
cenderung masuk kedalam, sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancar. Pada kasus
seperti ini biasanya bayi kesulitan dan mungkin tidak mau untuk menyusu.
diharapkan dengan adanya perawatan payudara pada putting susu tenggelam ini, ibu
dapat menagatasi masalah ini dan dapat menyusui bayinya tanpa harus menggunakan
pengganti ASI.

PERALATAN & BAHAN


Alat : Bahan :
1. Cangkir/gelas tertutup yang bersih/kom Handscrubs
2. Spuit yang sudah di modifikasi untuk menarik
putting/nipple puller
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan

LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR

Beri salam dan beritahu ibu tindakan yang akan


dilakukan

Key point : Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan

Cuci tangan

Key point : cuci tangan 7 langkah dengan air mengalir

Dekatkan alat-alat
Ibu dalam posisi duduk yang nyaman

Menempelkan ujung pompa/spuit pada payudara


sehingga putting berada di dalam pompa

Key point : letakan agar seluruh putting masuk .


Tarik perlahan sehingga terasa ada tekanan dan
dipertahankan selama 30 detik-1 menit. Bila terasa sakit,
tarikan dapat dikerndorkan. ASI yang keluar (di dalam
spuit) dimasukan ke cangkir. Dapat dilakukan sesuai
kebutuhan

Key point : Lakukan tarikan dengan perlahan karena


akan terasa sakit

Bereskan alat-alat dan cuci tangan

Langkah –langkah dengan metode Perasat Hoffman

Kom kecil

Key point : ini digunakan untuk menampung air susu


yang keluar

Beri salam dan beritahu ibu tindakan yang akan


dilakukan

Key point : jelaskan prosedur tindakan yang akan


dilakukan
Cuci tangan

Key point : cuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air


mengalir

Ibu dalam posisi duduk yang nyaman

Key point : tempatkan ibu dalam posisi yang nyaman


sesuai keinginan ibu

Letakkan ibu jari di atas putting

Key point : tangan harus bersih dan letakan diatas


aerola

Tolak perlahan-lahan kedalam payudara anda dan


setelah tarik kearah luar

Key point : lakukan kearah samping dan kearah atas


bawah secara perlahan
Lakukan teknik ini sekurng-kurangnya lima kali sehari

Cuci tangan
JOBSHEET
PENANGANAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU MENYUSUI

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan masa Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum Penanganan Putting Susu Lecet
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Ambarwati, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia. Jogjakarta
2. Rahmawati, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Jogjakarta, Fitramaya
3. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang

OBJEK PERILAKU SISWA


Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
11. Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu melakukan
penanganan putting susu lecet pada ibu menyusui dengan benar sesuai daftar
tilik
12. Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu mengajarkan
bagaimana penanganan putting susu lecet pada ibu menyusui

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan payudara hindari :
1. Gerakan yang dapat mememarkan putting susu
2. Penarikan putting susu keluar karena dapat merusak jaringan payudara

DASAR TEORI
Payudara lecet saat menyusui biasanya sering terjadi di minggu pertama setelah
melahirkan, kondisi ini biasanya dikarenakan cara menyusui yang salah, infeksi
payudara, saluran susu tersumbat, infeksi jamur, tali lidah, gesekan pompa ASI atau
mulut bayi.
PERALATAN & BAHAN
Peralatan dan bahan :
1. Tempat cuci tangan (air mengalir dan bersih)
2. Sabun desinfektan, 2 buah handuk kecil, 2 buah tempat sampah (Infeksius dan
non infeksius) dan tempat alat tenun
3. Kursi yang ada sandarannya dan dingklik/ kursi kecil
4. Handuk besar 1 buah dan 1 buah handuk sedang
5. BH menyusui
6. Sarung tangan bersih (1 pasang)
7. Minyak
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/ lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan

LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR


Persiapkan ruangan dan lingkungan

Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, ventilasi cukup,
penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu (jendela dan
pintu ditutup)

Persiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan

Key Point :
Susun alat berurutan sesuai dengan penggunaannya

Persiapan petugas dan pasien

Key Point :
▪ Mengucapkan salam dengan ramah
▪ Prosedur dan tujuan tindakan disampaikan dengan
jelas
▪ Inform concent
▪ Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu
▪ Petugas dan ibu mencuci tangan sesuai prosedur
▪ Pakaian atas dan BH dilepaskan

Mendekatkan alat dan bahan yang sudah disiapkan

Key Point :
Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau dan berada di
sebelah kanan petugas/ibu
Ibu duduk

Key Point :
Gunakan kursi yang ada sandarannya
Duduk tegak dan senyaman mungkin untuk menghindari
kelelahan

Kedua tangan menggunakan sarung tangan bersih

Key Point :
Pastikan sarung tangan tidak bocor, dan ukuran harus
sesuai dengan pemakai

Bayi disusukan terlebuh dahulu

Key Point :
Menyusui terlebih dahulu pada putting susu yang
normal/lecetnya lebih sedikit
Untuk putting susu yang lecet dianjurkan mengurangi
frekuensi dan lamanya menyusui dan posisi menyusui
harus sering diubah

Biarkan sisi ASI pada putting dan areola mengering


dengan sendirinya

Key Point :
Lakukan dengan cara diangin – anginkan setelah
menyusui sebelum memakai BH

Jangan membersihkan putting dengan bahan kimia

Key Point :
Seperti alkohol, sabun, atau zat iritan lainnya

Pada putting dapat dibubuhkan minyak kelapa

Key Point :
Minyak kelapa harus sudah dimasak terlebih dulu
Berikan informasi untu mencegah putting susu lecet

Key Point :
• Menyusui lebih sering sehingga payudara tidak
sampai terlalu penuh dan bayi tidak begitu lapar
sehingga tidak terlalu rakus menyusu
• Jangan menyusui saat bayi sangat lapar sehingga
terlalu kuat menyusu yang akan menyebabkan
putting susu lecet
• Menyusui sebelum bayi sangat lapar sehingga
menghisap tidak terlalu kuat
Perbaiki cara menyusui

Key Point :
• Tanya kebiasaan cara menyusuinya dan ajari ibu
cara menyusui yang benar
• Perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari putting
susu setelah selesai menyusui
• Usahakan bayi menghisap sampai areola

Bila masih terasa sakit boleh minum anagetik

Key point :
Gunakan analgetik hanya pada saat ibu merasakan sakit
saja

Bersihkan payudara dengan handuk

Key Point :
Lakukan dengan lembut dan sampai kering

Menggunakan BH

Key Point :
BH menyangga payudara/khusus BH menyusui dan
ukuran cukup
Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara yang
bengkak untuk melancarkan aliran ASI dan menurunkan
tegangan payudara

Key Point :
Menyusui lebih sering dan lama pada payudara bengkak
tersebut
Membereskan alat yang telah digunakan

Key Point :
Buang sarung tangan yang telah digunakan ke tempat
sampah infeksius

Melepaskan handskund dan mencuci tangan kembali

Key Point :
Gunakan handsanitizer dan melakukan cuci tangan dengan
6 langkah secara tepat
JOB SHEET
PERAWATAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU NIFAS

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan masa Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum perawatan payudara bengkak
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Ambarwati, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia. Jogjakarta
2. Rahmawati, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Jogjakarta, Fitramaya
3. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang

OBJEK PERILAKU SISWA


Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
13. Menyiapkan alat-alat untuk melakukan perawatan payudara bengkak dengan
benar dan lengkap
14. Melakukan perawatan payudara bengkak sesuai prosedur secara teliti
dan aman
15. Mengajarkan perawatan payudara bengkak pada ibu menyusui dengan benar

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan payudara hindari :
1. Gerakan yang dapat mememarkan putting susu
2. Penarikan putting susu keluar karena dapat merusak jaringan payudara
3. Penggesekan di atas payudara karena dapat menimbulkan rasa panas pada kulit
payudara

DASAR TEORI
Peristiwa membengkaknya payudara ketika awal menyusui merupakan kondisi
yang kerap dialami oleh ibu baru menyusui. Hal ini terjadi jika produksi ASI di kelenjar
payudara lebih cepat dibandingkan dengan yang dikeluarkan (baik dengan cara
menyusui maupun dipompa). ASI akan tetap terkumpul di dalam payudara karena
terjadi sumbatan. Aliran darah ke payudara pun akan meningkat sehingga payudara
menjadi bengkak, padat, dan terasa nyeri.
Kondisi yang disebut dengan engorgement atau payudara bengkak ini pada
umumnya lebih sering terjadi atau dialami oleh ibu yang baru melahirkan pertama kali
dan biasanya agak lebih ringan pada ibu yang pernah menyusui sebelumnya.
Ada beberapa gejala jika Anda mengalami payudara bengkak, yaitu:
• Payudara terasa padat, bengkak, dan nyeri.
• Areola mengeras dan kadang disertai dengan puting susu yang mendatar.
• Bengkak dan nyeri kadang terasa hingga di bagian ketiak atau bawah lengan.
• Kulit payudara terasa kencang dan hangat saat disentuh.
PERALATAN & BAHAN
Peralatan : Bahan :
1. Troli Phantoom payudara
2. Desinfektan/ handsanitizer Minyak bersih/ baby oil
3. Tempat sampah 2 buah
4. Tempat alat tenun
5. Kursi yang ada sandarannya
6. Dingklik/ kursi kecil
7. 2 buah baki dengan alas
8. Sarung tangan bersih dalam tempat
9. Baju pasien
10. 2 handuk besar
11. 2 waslap
12. BH menyusui
13. 2 waskom berisi air hangat dan air dingin

PROSEDUR PELAKSANAAN
5. Persiapan ruangan/ lingkungan
6. Persiapan alat
7. Persiapan penolong dan pasien
8. Pelaksanaan

LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR


Persiapkan ruangan dan lingkungan
Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, ventilasi cukup,
penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu (jendela dan
pintu ditutup)

Persiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan


Key Point :
Susun alat berurutan sesuai dengan penggunaannya

Persiapan petugas dan pasien


Key Point :
▪ Mengucapkan salam dengan ramah
▪ Prosedur dan tujuan tindakan disampaikan dengan
jelas
▪ Inform concent
▪ Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu
▪ Petugas dan ibu mencuci tangan sesuai prosedur
▪ Pakaian atas dan BH dilepaskan
Mendekatkan alat dan bahan yang sudah disiapkan
Key Point :
Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau dan berada di
sebelah kanan petugas/ibu

Ibu duduk
Key Point :
Gunakan kursi yang ada sandarannya
Duduk tegak dan senyaman mungkin untuk menghindari
kelelahan

Kedua tangan menggunakan sarung tangan bersih


Key Point :
Pastikan sarung tangan tidak bocor, dan ukuran harus
sesuai dengan pemakai

Melepaskan pakaian atas dan BH ibu


Key Point :
Perhatikan privasi ibu

Memasang handuk
Key Point :
Handuk dipasang pada pundak menutupi bagian atas
tubuh ibu dan bagian bawah

Tuangkan minyak secukupnya pada kedua telapak


tangan, lakukan pemijatan ringan pada payudara untuk
mengeluarkan ASI atau lakukan secara manual

Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara


lebih lunak, sehingga puting lebih mudah diisap oleh bayi

Key Point :
Ketika bayi menyusu, pijat payudara yang sedang diisap
bayi untuk merangsang ASI mengalir.
Kompres hangat untuk mengurangi statis pembuluh darah
vena dan rasa nyeri, dilakukan bergantian antara kompres
hangat dan dingin untuk melancarkan aliran darah

Key Point : Kompres selama 10-15 menit

Kompres dingin dengan meletakkan es (yang dibungkus


handuk bersih) selama kurang lebih 10-15 menit

Key Point : Kompres selama 10-15 menit

Bersihkan payudara dengan handuk


Key Point : Lakukan dengan lembut dan sampai kering

Bantu ibu menggunakan BH


Key Point : BH menyangga payudara/khusus BH
menyusui dan ukuran cukup

Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering dan lama pada


payudara yang bengkak untuk melancarkan aliran ASI dan
menurunkan tegangan payudara

Key Point :
• Usahakan setiap kali menyusu, bayi menyusu pada
kedua payudara sehingga payudara cepat kosong.
• Upayakan pula bayi menyusu setidaknya 10-15
menit pada masing-masing payudara.
Membereskan alat yang telah digunakan
Key Point : Buang sarung tangan yang telah digunakan
ke tempat sampah infeksius
Mencuci tangan kembali
Key Point :
Gunakan handsanitizer dan melakukan cuci tangan
dengan 6 langkah secara tepat
JOB SHEET
STIMULASI REFLEKS OKSITOSIN PADA IBU NIFAS

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan masa Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum Menstimulasi Refleks Oksitosin pada ibu nifas
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Ambarwati, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia. Jogjakarta
2. Rahmawati, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Jogjakarta, Fitramaya
3. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
16. Menyiapkan alat-alat untuk melakukan stimulasi refleks oksitosin dengan
benar dan lengkap
17. Melakukan stimulasi refleks oksitosin sesuai prosedur secara teliti dan aman
18. Mengajarkan stimulasi refleks oksitosin pada ibu menyusui dengan benar

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan stimulasi refleks oksitosin:
1. Posisi ibu harus benar
2. Hindari tindakan yang dapat menyakiti dan membahayakan ibu
3. Gunakan kursi dan meja yang layak pakai (tidak dalam keadaan rusak)

DASAR TEORI
Menstimulasi refleks oksitosin dilakukan dengan memperhatikan ketepatan
gerakan pengurutan. Tujuannya adalah:
1. Menstimulasi hormon oksitosin yang memiliki kerja menginjeksi ASI
2. Bayi akan mendapatkan ASI dengan puas
3. Produksi ASI lancar

PERALATAN & BAHAN


Peralatan : Bahan :
1. Troli 1. Phantoom payudara
2. Desinfektan/ handsanitizer 2. Phantoom bayi
3. Baju pasien 3. Foto bayi
4. Waslap/handuk kecil 4. Minuman hangat
5. Baskom berisi air DTT hangat 5. Kapas payudara (DTT)
6. Kursi yang ada sandarannya
7. Meja
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/ lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan

LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR


Persiapkan ruangan dan lingkungan

Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, ventilasi cukup,
penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu (jendela
dan pintu ditutup)

Persiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan

Key Point :
Pastikan peralatan lengkap, susun alat berurutan sesuai
dengan penggunaannya, perhatikan PI

Persiapan petugas dan pasien

Key Point :
▪ Mengucapkan salam dengan ramah
▪ Prosedur dan tujuan tindakan disampaikan dengan
jelas
▪ Informed concent
▪ Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu
▪ Petugas dan ibu mencuci tangan sesuai prosedur
▪ Pakaian atas dan BH dilepaskan
Bantu ibu secara psikologi

Key Point :
▪ Bangkitkan rasa percaya diri ibu
▪ Cobalah mengurangi sumber rasa sakit dan rasa takut
▪ Bantu ibu agar mempunyai fikiran dan perasaan baik
tentang bayinya

Berikan ibu nasehat

Key Point :
▪ Duduk diam sendirian atau ditemani teman yang
mendukung
▪ Boleh memeras payudara dengan mudah bersama ibu-
ibu lain yang juga menyusui
Pegang bayi dengan kontak kulit keduanya

Key Point :
Lakukan bila memungkinkan

Ibu memegang bayi dipangkuannya selama memeras ASI

Key Point :
Bila tidak memungkinkan bisa dilakukan sambil
memandang foto bayi

Berikan ibu minuman hangat

Key Point :
Minuman yang ringan dan jangan memberikan kopi

Menghangatkan payudara

Key Point :
Mengompres air hangat/mandi air hangat

Menstimulasi puting susu

Key Point :
Memutar putting susu dengan jari-jari dan pelan-pelan

Mengurut/mengusap payudara

Key Point :
Lakukan dengan menggunakan jari-jari tangan

Meminta seseorang untuk menggosok punggungnya


dengan cara:
▪ Ibu duduk bersandar ke depan, meletakkan kedua
tangan diatas meja dan meletakkan kepala diatas meja
▪ Payudara tergantung lepas tanpa baju
▪ Penolong menggosoki kedua sisi tulang belakang
dengan menggunakan kepalan tinju kedua tangan dan
ibu jari menghadap keatas depan, menekan kuat
membentuk gerakan lingkaran kecil dengan kedua ibu
jarinya, menggosok kearah bawah dikedua sisi tulang
belakang dan leher kea rah tulang belikat selama 2-3
menit.

Key Point :
Lakukan dengan hati-hati dan tidak menyakiti ibu

Cuci tangan kembali

Key Point :
Gunakan handsanitizer dan lakukan 6 langkah cuci
tangan dengan benar
JOB SHEET
PENGELUARAN ASI SECARA MANUAL/ MEMERAH ASI

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan masa Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum Pengeluaran ASI secara manual
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Ambarwati, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia. Jogjakarta
2. Rahmawati, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Jogjakarta, Fitramaya
3. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang

OBJEK PERILAKU SISWA


Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
19. Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu melakukan
Pengeluaran ASI secara manual pada ibu menyusui dengan benar sesuai daftar
tilik
20. Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu mengajarkan
Pengeluaran ASI secara manual pada ibu menyusui

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan payudara hindari :
1. Gerakan yang dapat mememarkan putting susu
2. Penarikan putting susu keluar karena dapat merusak jaringan payudara

DASAR TEORI
Tujuan dari memerah ASI yaitu mengurangi bengkak, sumbatan atau stasis ASI,
memberi makan bayi yang mengalami kesulitan menghisap payudara, memberi
makanan bayi yang menolak menyusu, memberi makan bayi berat lahir rendah/ bayi
prematur yang tidak bisa menyusu, memberi makanan bayi sakit yang tidak dapat
menghisap ASI dengan cukup, mempertahankan suplai ASI ketika ibu atau bayinya
sakit, meninggalkan ASI untuk bayi ketika ibu bekerja, membantu bayi melekat pada
payudara yang penuh dan bengkak, membantu meningkatkan produksi ASI untuk
relaktasi atau include lactation
PERALATAN & BAHAN
Peralatan dan bahan :
1. Tempat cuci tangan (air mengalir dan bersih)
2. Sabun desinfektan, 2 buah handuk kecil, 2 buah tempat sampah (Infeksius dan
non infeksius) dan tempat alat tenun
3. Kursi yang ada sandarannya dan dingklik/ kursi kecil
4. Handuk besar 1 buah dan 1 buah handuk sedang
5. BH menyusui
6. Sarung tangan bersih (1 pasang)
7. Minyak
8. Cangkir/ gelas tertutup

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/ lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan

LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR


Persiapkan ruangan dan lingkungan

Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, ventilasi cukup,
penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu (jendela dan
pintu ditutup)

Persiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan

Key Point :
Susun alat berurutan sesuai dengan penggunaannya

Persiapan petugas dan pasien

Key Point :
▪ Mengucapkan salam dengan ramah
▪ Prosedur dan tujuan tindakan disampaikan dengan
jelas
▪ Inform concent
▪ Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu
▪ Petugas dan ibu mencuci tangan sesuai prosedur
▪ Pakaian atas dan BH dilepaskan

Mendekatkan alat dan bahan yang sudah disiapkan

Key Point :
Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau dan berada di
sebelah kanan petugas/ibu
Ibu duduk

Key Point :
Gunakan kursi yang ada sandarannya
Duduk tegak dan senyaman mungkin untuk menghindari
kelelahan

Kedua tangan menggunakan sarung tangan bersih

Key Point :
Pastikan sarung tangan tidak bocor, dan ukuran harus
sesuai dengan pemakai

Melepaskan pakaian atas dan BH ibu

Key Point :
Perhatikan privasi ibu

Memasang handuk

Key Point :
Handuk dipasang pada pundak menutupi bagian atas
tubuh ibu dan bagian bawah

Tuangkan minyak secukupnya pada kedua telapak


tangan, lakukan pemijatan ringan dengan telapak tangan
dari pangkal ke arah areola

Key Point :
Gunakan minyak secukupnya jangan terlalu banyak
Posisi penolong di belakang ibu

Menekan areola dengan ibu jari pada sekitar areola bagian


atas dan jari telunjuk pada sisi areola yang lain

Key Point :
Membentuk huruf “C”
Memeras ASI dengan cara menekan areola dengan ibu jari
dan jari telunjuk (tekan-pijit-lepas)

Key Point :
Jangan menekan pada putting karena akan menyebabkan
lecet dan nyeri

Evaluasi pengeluaran ASI

Key point :
Jika ASI tidak juga keluar, jangan berhenti karena ASI akan
keluar setelah beberapa kali diperas

Tampung ASI yang keluar

Key Point :
Gunakan cangkir bersih yang ada tutupnya

Lakukan sesuai kebutuhan

Key Point :
Perhatikan sampai ibu merasa nyaman

Bersihkan payudara dengan handuk

Key Point :
Lakukan dengan lembut dan sampai kering

Menggunakan BH

Key Point :
BH menyangga payudara/khusus BH menyusui dan
ukuran cukup
Membereskan alat yang telah digunakan

Key Point :
Buang sarung tangan yang telah digunakan ke tempat
sampah infeksius

Mencuci tangan kembali

Key Point :
Gunakan handsanitizer dan melakukan cuci tangan dengan
6 langkah secara tepat
JOB SHEET
PERAWATAN LUKA PERINEUM DAN AFF HACTING

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan masa Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum perawatan luka perineum dan aff Hacting
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Ambarwati, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia. Jogjakarta
2. Rahmawati, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Jogjakarta, Fitramaya
3. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang

OBJEK PERILAKU SISWA


Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
21. Menyiapkan alat-alat untuk melakukan perawatan perawatan luka perineum
dan aff Hacting dengan benar dan lengkap
22. Melakukan perawatan perawatan luka perineum dan aff Hacting sesuai
prosedur secara teliti dan aman
23. Mengajarkan perawatan perawatan luka perineum dan aff Hacting dengan benar

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan luka dan heacting aff hindari :
1. Tindakan yang dapat menyakiti dan membahayakan ibu
2. Tindakan yang akan menyebabkan infeksi

DASAR TEORI
Perawatan luka dan aff heacting merupakan tindakan yang dilakukan untuk
menghindari terjadinya infeksi pada luka jahitan dan mempercepat penyembuhan luka.

PERALATAN & BAHAN


Peralatan
1) Desinfektan/ handsanitizer
2) Tempat sampah 2 buah
3) Troli berisi :
SAF 1
Baki dengan alas berisi :
Sarung tangan DTT 1 pasang dalam tempatnya
Kapas DTT dalam tempatnya
Bethadin
Kom kecil
Kasa steril
Lidi kapas dalam tempatnya
Gunting heacting aff, pinset anatomis dan cirurgis DTT dalam tempatnya
Bengkok
Pembalut wanita
Selimut mandi
Under pad

SAF 2
Pispot
Baskom berisi larutan chlorin 0,5 %

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/ lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan

TINDAKAN/KEGIATAN GAMBAR/ILUSTRASI
Persiapan ruangan / lingkungan
Key Point : Pastikan ruangan rapih, bersih,
nyaman, ventilasi dan penerangan cukup serta
privacy ibu (jendela/pintu ditutup)

Persiapan alat
Key Point : Perhatikan PI, Pastikan peralatan
lengkap, Atur alat secara ergonomis

Persiapan Penolong dan pasien


Key Point : Mengucapkan salam dengan
ramah, Prosedur dan tujuan tindakan
disampaikan dengan jelas, Inform concent,
Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu,
Penolong mencuci tangan , Berilah waktu
apabila ibu ingin BAB/BAK, Pakaian bawah
dilepaskan dan tutup dengan selimut mandi
Mendekatkan alat dan bahan yang sudah
disiapkan
Key Point : Dekatkan peralatan agar mudah
dijangkau dan berada di sebelah kanan
penolong/ibu
Memasang perlak dan alas bokong/underpad
Key Point : Pastikan perlak/ underpad
terpasang di bagian yang akan terkontaminasi
Kedua tangan menggunakan sarung tangan
bersih
Key Point : Pastikan sarung tangan tidak
bocor, dan ukuran harus sesuai dengan
pemakai

Melakukan vulva higiene


Key Point : Gunakan handscoen, Bersihkan
vulva dari kedua labia minora, kedua labia
minora dan vestibulum, Atau gunakan air
bersih dalam botol cebok dan tampung dengan
pispot

Memeriksa luka jahitan


Key Point : Amati keadaan luka jahitan
(basah/kering, dan tanda – tanda
infeksi/REEDA: kemerahan, bengkak, memar,
pengeluaran/PUS, kerapatan jahitan
Ambil kasa dengan pinset anatomis dan obati
dengan betadine
Key point : Lakukan pelan – pelan dan cukup
di oleskan saja dengan kasa

Rapihkan ibu dan bereskan alat


Key Point : Bila tidak ada indikasi aff
heacting), tetapi bila ada indikasi aff heacting,
ambil gunting aff heacting dan pinset cirurgis,
letakkan kasa di dekat luka

Pengangkatan jahitan
Key Point : Pengangkatan jahitan mulai dari
tepi dengan menarik simpul jahitan hingga
benang yang didalam nampak, kemudian
gunting dan tarik perlahan, lakukan sampai
jahitan habis, letakkan benang di atas kasa
Buang benang bekas jahitan
Key Point : Tempatkan dalam larutan chlorin
0,5 %

Lakukan penekanan
Key Point : Gunakan kasa yang dipegang
dengan pinset anatomis untuk mengetahui
adanya PUS/cairan lain
Mengobati luka bekas jahitan
Key point : Gunakan betadin atau salep sesuai
petunjuk dokter

Pakaikan pembalut dan rapihkan


Key Point : Gunakan pembalut yang lebut dan
bersih

Berikan penkes
Key Point : Informasikan tentang personal
hygiene

Membereskan dan dekontaminasi alat dan


tempat
Key Point : Gunakan larutan chlorin 0,5 %
selama 10 menit, Peralatan harus semuanya
terendam air

Membereskan alat yang telah digunakan


Key Point : Buang sarung tangan yang telah
digunakan ke tempat sampah infeksius
Mencuci tangan kembali
Key Point :
Gunakan handsanitizer dan melakukan cuci
tangan dengan 6 langkah secara tepat
JOB SHEET
SENAM PADA IBU NIFAS

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui


Topik : Praktikum Senam Pada Ibu Nifas
Waktu : 20 menit
Dosen : Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
Lilis Suryani, SST., MKM
Referensi :
1. Rahmawati, dkk, 2010. Perawatan Masa Nifas, Jogjakarta, Fitramaya
2. Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
24. Melakukan senam nifas yang benar sesuai dengan daftar tilik
25. Melakukan praktik mahasiswa mampu mengajarkan senam nifas pada ibu post
partum dengan benar

KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan senam nifas:
1. Perhatikan keadaan umum klien
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
3. Perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada ibu saat melakukan senam nifas

DASAR TEORI
Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah melahirkan, dan setelah
keadaan tubuhnya pulih kembali. Di mulai sejak hari pertama setelah melahirkan
hingga hari kesepuluh. Senam nifas dilakukan secara perlahan-lahan, dan setiap
gerakan memiliki manfaat sendiri-sendiri, yang bertujuan untuk mempercepat
penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan menguatkan otot-
otot punggung, dasar panggul dan perut serta memulihkan tubuh secara fisiologis dan
psikologis. Sedangkan manfaat senam nifas, adalah: memperbaiki sirulasi darah,
memperbaiki sikap tubuh, punggung, tonus otot, peregangan abdomen, memperkuat
otot panggul setelah melahirkan dan membantu ibu untuk lebih rileks dan segar pasca
melahirkan. Indikasi pada senam nifas yaitu pada ibu yang tidak ada komplikasi
obstetric atau penyulit masa nifas, sedangkan kontraindikasi pada ibu yang keadaan
umumnya kurang baik seperti hipertensi, pasca kejang dan demam.

PERALATAN & BAHAN


Alat : Bahan :
1. Matras 1. Musik
2. Bantal
3. Baju olah raga yang nyaman

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan

LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR


Persiapan ruangan

Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, tenang, ventilasi
cukup, penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu
(jendela dan pintu ditutup)

Persiapan alat/matras/tempat tidur

Key Point :
Gunakan alas yang cukup tebal supaya tidak menyakiti
ibu

Hari pertama
Latihan pernafasan perut

Key Point :
▪ Posisi tubuh terlentang dan rileks, kedua tangan di
samping tubuh
▪ Lakukan pernafasan perut, tahan hingga hitungan
ke-5
▪ Keluarkan nafas pelan – pelan melalui mulut sambil
mengkontraksikan otot perut
▪ Ulangi sebanyak 8 kali
Hari Kedua
Mengangkat tangan
Key Point :
▪ Sikap tubuh terlentang kedua kaki lurus ke depan
▪ Angkat kedua tangan lurus ke atas sampai kedua
telapak tangan bertemu
▪ Kemudian turunkan perlahan sampai kedua tangan
terbuka lebar hingga sejajar dengan bahu
▪ Lakukan gerakan dengan mantap hingga terasa otot
sekitar tangan dan bahu terasa kencang
▪ Ulangi sebanyak 8 kali
Hari ketiga
Angkat bokong
Key Point :
▪ Berbaring rileks dengan posisi tangan di samping badan
dan lutut ditekuk
▪ Angkat bokong perlahan, kemudian diturunkan
kembali
▪ Jangan menghentak ketika menurunkan bokong
▪ Gerakan dilakukan 8 kali

Hari keempat
Angkat kepala dan sentuh dagu
Key Point :
▪ Posisi tubuh berbaring dengan posisi tangan kiri di
samping badan
▪ Tangan kanan di atas perut dan lutut ditekuk
▪ Angkat kepala sampai dagu menyentuh dada sambil
mengerutkan otot sekitar anus dan mengkontraksikan
otot perut
▪ Jangan lupa untuk mengatur pernafasan
▪ Ulangi gerakan sebanyak 8 kali

Hari kelima
Angkat kepala, sentuh dagu dan menjangkau lutut
Key Point :
▪ Tubuh tidur terlentang, kaki lurus, bersamaan dengan
mengangkat kepala sampai dagu menyentuh dada
▪ Tangan kanan menjangkau lutut kiri yang ditekuk,
diulang sebaliknya
▪ Kerutkan otot sekitar anus dan kontraksikan perut
ketika mengangkat kepala
▪ Lakukan perlahan dan atur pernafasan saat melakukan
gerakan
▪ Lakukan gerakan sebanyak 8 kali

Hari keenam
Menekuk lutut ke arah perut
Key Point :
▪ Posisi tidur terlentang, kaki lurus kedua tangan di
samping badan
▪ Lutut ditekuk ke arah perut 90 ˚secara bergantian antara
kaki kiri dan kanan
▪ Jangan menghentak ketika menurunkan kaki
▪ Lakukan perlahan, tapi bertenaga
▪ Lakukan gerakan sebanyak 8 kali
Hari ketujuh
Angkat kedua kaki 40˚
Key Point :
▪ Tidur terlentang, kaki lurus, kedua tangan di samping
badan
▪ Angkat kedua kaki secara bersamaan dalam keadaan
lurus sambil mengkontraksikan perut kemudian
turunkan perlahan
▪ Atur pernafasan
▪ Lakukan sesuai kemampuan, tidak usah memaksakan
diri
▪ Gerakkan dapat diulang 8 kali
Hari kedelapan
Posisi Nungging
Key Point :
▪ Posisi nungging, lakukan pernafasan perut
▪ Kerutkan anus 5-10 detik sambil bernafas kemudian
keluarkan nafas pelan – pelan sambil mengendurkan
anus
▪ Lakukan sebanyak 8 kali
Hari kesembilan
Angkat kedua kaki 90˚
Key Point :
▪ Posisi berbaring, kaki lurus, kedua tangan di samping
badan
▪ Angkat kedua kaki dalam keadaan lurus sampai 90˚
kemudian turunkan pelan – pelan
▪ Jangan menghentak ketika menurunkan kaki
▪ Atur nafas saat mengangkat dan menurunkan kaki
▪ Gerakan dapat diulangi sebanyak 8 kali

Tidur terlentang kaki lurus


Gerakan Sit Up
Key Point :
▪ Kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala
kemudian bangun sampai posisi duduk kemudian
perlahan – lahan posisi tidur kembali
▪ Lakukan sebanyak 8 kali
▪ Kekuatan bertumpu pada perut
▪ Jangan menggunakan kedua tangan yang di tekuk di
belakang kepala untuk mendorong tubuh untuk duduk
karena berpotensi menimbulkan nyeri leher
▪ Lakukan perlahan, tidak menghentak dan
memaksakan
6. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan
ibu nifas

Menurut kajian dari sistem surveilans penilaian risiko tentang masalah-masalah


yang ditemukan pada wanita dalam masa postpartum 2-9 bulan pertama diperoleh
beberapa aspek yaitu; 1) Ibu postpartum membutuhkan kebutuhan untuk dukungan
sosial 32%, 2) masalah menyusui 24%, 3) pengetahuan yang memadai tentang
perawatan ibu dan bayi 21%, 4) bantuan untuk psikologi dan masalah depresi
postpartum 10%, 5) merasa perlu dirawat di RS lebih lama 8%, dan 6) perlu jaminan
pemeliharaan kesehatan yang mencakup masa postpartum 6%. Jika melihat aspek
kajian tersebut menunjukkan bahwa ibu memerlukan dukungan dan pengetahuan
dalam menghadapi masa postpartum, termasuk dalam hal ini adalah perubahan-
perubahan fisiologi postpartum.
Setiap perempuan merupakan pribadi yang mempunyai hak, kebutuhan serta
harapan. Perempuan mengambil tanggung jawab terhadap kesehatannya dan
keluarganya melalui pendidikan dan konseling dalam dalam membuat keputusan.
Perempuan mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan tentang siapa yang
memberi asuhan dan dimana tempat pemberian asuhan. Sehingga perempuan perlu
pemberdayaan dan pelayanan untuk memperoleh pendidikan dan informasi dalam
menjalankan tugasnya. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan
pendidikan kesehatan, khususnya pemberian penkes kebutuhan pada masa nifas,
yaitu sebagai berikut :
1. Kebutuhan Gizi
Gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolisme. Menu
makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur.
Disamping itu harus mengandung :
a. Sumber tenaga (energi)
b. Sumber pembangun (protein)→ Protein diperlikan untuk pertumbuhan dan
pergantian sel-sel yang rusak atau mati.
c. Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air) → Unsur-unsur
tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan
pengatur kelancaran metabolisme dalm tubuh.

Beberapa anjuran yang berhubungan dengan pemenuhan gizi ibu nifas antara
lain:
a. Mengkonsumsi tambahan kalori setiap hari sebanyak 500 kal (pada
perempuan dewasa tidak hamil kebutuhan kalori 2.000-2.500 kal perempuan
hamil 2.500-3.000 kal, perempuan nifas dan menyusui 3.000-3.800 kal).
b. Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan vitamin
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari terutama setelah menyusui
d. Mengkonsumsi tablet zat besi dimimun selama 40 hari
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 IU), 1 kapsul diminum segera setelah
persalinan dan kapsul kedua dimimun 24 jam setelahnya, agar dapat
memberikan vit A kepada bayinya
Fungsi Gizi ibu nifas
a. Sebagai sumber tenaga
b. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
c. Mengatur keseimbangan tubuh
Manfaat Gizi pada Ibu Nifas
a. Menjaga kesehatan
b. Mempercepat pengembalian alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
c. Untuk aktivitas dan metabolisme tubuh
d. Untuk meningkatkan produksi ASI
e. Membantu mempercepat penyembuhan luka-luka persalinan
Akibat Kekurangan Gizi Pada Ibu Nifas
a. Produksi ASI berkurang/ kualitas menurun
b. Luka dalam persalinan tidak cepat sembuh
c. Proses pengembalian rahim dapat terganggu
d. Anemia (kurang darah)
e. Dapat terjadi infeksi
Akibat Kelebihan Gizi Pada Ibu Nifas
a. Kegemukan
b. Penyakit jantung
c. Penyakit Hati
d. Tekanan darah tinggi
Makanan Yang Harus Dihindari Ibu Nifas
a. Makanan yang mengandung bahan pengawet
b. Minum Kopi
c. Minum softdrink
d. Merokok
e. Minum alkohol
Cara Mengolah Makanan yang Benar
a. Pilih sayur-sayuran,buah-buahan, daging dan ikan yang segar.
b. Cuci tangan sampai bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan
c. Cuci bahan makanan sampai bersih baru di potong-potong
d. Masak sayuran jangan terlalu matang
e. Hindari penggunaan zat pewarna, pengawet makanan dan penyedap rasa
f. Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali di pakai
g. Perhatikan tanggal kadaluarsa.
Akibat Berpantang Makan Pada Ibu Nifas
Apabila ibu nifas berpantang pada jenis makanan tertentu maka gizi yang
diperlukan tubuh tidak terpenuhi sehiingga hal ini dapat mengganggu kesehatan
ibu.Bila memang terpaksa ibu tidak mengkonsumsi makanan tersebut, maka
makanan tersebut dapat diganti dengan jenis makanan lainnya yang mempunyai
kandungan gizi yang sama ada makanan tersebut.

2. Kebutuhan Mobilisasi/ Ambulasi dini


Ambulasi dini (early ambulation) adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin
bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Aktivitas dapat dilakukan
secara bertahap, memberikan jarak antara aktivitas dan istirahat.
a. Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan mobilisasi
miring kanan atau kiri. Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap.
b. Dalam 4 jam ibu harus duduk. Dilakukan secara perlahan-lahan dan
bertahap.
c. Dalam 6 jam dapat dilakukan dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu,
kemudian duduk dan berangsur-angsur untuk berdiri dan jalan.
Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum terlentang ditempat
tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu postpartum sudah
diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.
Ambulasi dini (early ambulation) adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin
bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.
Manfaat early ambulation adalah sebagai berikut :
a. Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation
b. Faal usus dan kandung kemih lebih baik.
c. Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat
anaknya selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti
pakaian, dan memberi makan ASI.
d. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis). Menurut
penelitian-penelitian yang saksama, early ambulation tidak mempunyai
pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak
mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut, serta tidak
memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.

Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan


penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam dan
sebagainya. Penambahan kegiatan dengan early ambulation harus berangsur-
angsur, jadi bukan maksudnya ibu segera setalah bangun dibenarkan mencuci,
memasak, dan sebagainya.

3. Istirahat
Anjurkan ibu untuk :
a. Istirahat yang cukup untuk mengurangi kelelahan.
b. Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
c. Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan. Mengatur kegiatan
rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang
kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam.
Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat:
a. Mengurangi jumlah ASI.
b. Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan.
c. Depresi.

4. Eliminasi
Buang air kecil (BAK)
a. Dalam 6 jam ibu sudah harus bisa BAK spontan, kebanyakan ibu dapat
berkemih spontan dalam waktu 8 jam.
b. Urin dalam jumlah yang banyak akan diproduksi dalam waktu 12-36 jam
setelah melahirkan.
c. Ureter yang berdilatasi akan kembali dalam waktu 6 minggu.
Buang air besar (BAB)
a. BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari, karena enema persalinan, diit cairan,
obat-obatan analgetik, dan perineum yang sangat sakit.
b. Bila lebih dari 3 hari belum BAB bisa diberikan obat laksantia.
c. Ambulasi secara dini dan teratur akan membantu dalam regulasi BAB
d. Asupan cairan yang adekuat dan diit tinggi serat sangat dianjurkan

5. Kebersihan diri
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
a. Perawatan Perineum
1) Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air. Bersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai
BAK/BAB. Jika terdapat luka episiotomi sarankan untuk tidak
menyentuh luka.
2) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
3) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
b. Pakaian
Sebaiknya, pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat
karena produksi keringat menjadi banyak (di samping urin). Produksi
keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat
hamil. Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada sehingga
payudara tidak tertekan dan kering.Demikian juga dengan pakaian
dalam, agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea
c. Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan pada rambut
akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih
tipis dibandingkan keadaan normal. Namun akan pulih kembali setelah
beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup,lalu sisir
menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
d. Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan
dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan
pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena
itu,dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan
merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan
mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
e. Perawatan Payudara
Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu
sehingga memperlancar pengeluaran susu. Lakukan perawatan payudara
secara teratur, Perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin,
yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari.

6. Perawatan bayi di rumah


a. Perhatikan lingkungan bayi tetap hangat untuk menjaga supaya tidak terjadi
penurunan suhu bayi.
b. Cegah iritasi kulit bayi dengan selalu menjaga kebersihan tangan bayi atau
pengasuh bayi.
c. Jika bayi mengalami iritasi kulit, hindari pemakaian bedak pada lokasi iritasi.
d. Olesi kulit yang iritasi dengan salep sesuai dengan resep dokter atau jika
iritasi ringan cukup olesi dengan minyak kelapa bersih atau Virgin Coconut
Oil.
e. Jaga kebersihan kulit bayi, hindari kulit lembab dengan mengganti baju
minimal 2 kali sehari atau sewaktu-waktu ketika basah.
f. Hindari menggosok kulit bayi terlalu keras ketika membaersihkan daerah
anus dan genital.
g. Jika ditemukan tanda-tanda alergi pada kulit, misalnya kemerahan dan
berbintik-bintik segera konsultasikan ke dokter dan hentikan untuk
sementara produk bayi yang digunakan.
h. Usahakan menjemur bayi tiap pagi antara pukul 6.30 sampai dengan 7.00
WIB.
i. Untuk kenyamanan bayi, pijat kaki dan tangan bayi menjelang tidur
menggunakan baby oil.
j. Hindari memijat perut bayi.
k. Bersihkan selalu sekitar mulut bayi setiap kali memberikan minum pada bayi.
l. Untuk menghindari trauma kulit bayi karena kulit bayi yang tajam dan
panjang, usahakan selalu memakaikan sarung tangan pada bayi.
m. Pilih bahan baju yang tidak kaku dan menyerap keringat untuk bayi.
n. Sediakan selalu minyak telon/kayu putih sebagai antisipasi jika bayi
mengalamigangguan perut (kembung) atau kedinginan.

7. Seksualitas
a. Diawal-awal selesai masa nifas lakukan hubungan seksual dengan hati-hati
karena biasanya akan nyeri pada perineum.
b. Diskusikan dengan suami mengenai pola dan teknik hubungan seksual yang
nyaman.
c. Berikan peringatan pada suami mengenai kemungkinan keluhan yang akan
dialami istri saat berhubungan seksual yang pertama kali setelah melahirkan.
d. Secara fisik aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat melakukan simulasi dengan memasukkan satu
atau dua jari ke dalam vagina, apabila sudah tidak terdapat rasa nyeri, maka
aman untuk melakukan hubungan suami istri.
e. Meskipun secara psikologis ibu perlu beradaptasi terhadap berbagai
perubahan postpartum, mungkin ada rasa ragu, takut dan ketidaknyamanan
yang perlu difasilitasi pada ibu.
f. Bidan bisa memfasilitasi proses konseling yang efektif, terjaga privasi ibu dan
nyaman tentang seksual sesuai kebutuhan dan kekhawatiran ibu

8. Senam nifas

Mengenai kebutuhan exercise atau senam nifas, mempunyai banyak manfaat


yang esensinya untuk memulihkan kesehatan ibu, meningkatkan kebugaran,
sirkulasi darah dan juga bisa mendukung ketenangan dan kenyamanan ibu.
Manfaat senam nifas, Secara umum, manfaat senam nifas adalah sebagai berikut.
a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang
mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian
tersebut ke bentuk normal.
b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan
kehamilan.
c. Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress
dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.
Mengenai manfaat secara spesifik atau khusus latihan perineal adalah sebagai
berikut.
a. Membantu menghindari terjadinya turunnya organ-organ pinggul.
b. Mengatasi masalah seksual.
Manfaat secara spesifik atau khusus latihan perut adalah sebagai berikut.
a. Mengurangi risiko sakit punggung dan pinggang.
b. Mengurangi varises vena.
c. Mengatasi kram kaki.
d. Memperlancar peredaran darah.
Jadwal atau ketentuan pelaksanaan senam nifas adalah sebagai berikut.
a. Senam nifas dilakukan pada hari pertama post partum
b. Dilakukan 2 kali sehari
c. Setiap macam gerakan dilakukan 5-10 kali

9. KB (Keluarga Berencana)
a. Kaji keinginan pasangan mengenai siklus reproduksi yang mereka inginkan
b. Diskusikan dengan suami
c. Jelaskan masing-masing alat kontrasepsi
d. Pastikan pilihan alat kontrasepsi yang paling sesuai untuk mereka
Macam-macam metode kontrasepsi untuk ibu menyusui :

a. Metode amenorea laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan


pemberian ASI. MAL sebagai kontrasepsi bila :
1) Menyusui secara penuh (full breat feeding)
2) Belum haid
3) Umur bayi kurang dan 6 bulan

b. Pil Progestin (Mini Pil).


Metode ini cocok untuk perempuan menyusui yang ingin menggunakan pil KB
dan sangat efektif pada masa laktasi. Dosisnya rendah, tidak menurunkan
produksi ASI, tidak memberikan efek samping estrogen. Efek samping utama
adalah gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak
teratur). Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
c. Suntikan progestin.
Metode ini sangat efektif, aman, dan dapat digunakan oleh semua wanita
dalam usia reproduksi. Dengan metode ini, kembalinya kesuburan lebih
lambat (rata-rata 4 bulan). Metode ini cocok untuk masa laktasi karena tidak
menekan produksi ASI.
d. Kontrasepsi implant.
Kontrasepsi ini efektif selama 5 tahun untuk Norplant dan 3 tahun untuk
jadena, Indoplant, dan Implanont. Metode ini dapat digunakan oleh semua
perempuan dalam usia reproduksi. Pemasangan dan pencabutan perlu
pelatihan khusus bagi tenaga kesehatan. Kesuburan dapat segera kembali
setelah implan dicabut dan aman dipakai pada saat laktasi.
e. KB dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Metode ini sangat efektif teversibel, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih
lama dan lebih banyak. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
khusus bagi petugas kesehatan. AKDR dapat dipakai oleh semua perempuan
usia reproduksi, tetapi tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpajan
infeksi menular seksual.

10. Penkes Tanda Bahaya


Tanda-tanda bahaya berikut merupakan hal yang sangat penting yang harus
disampaikan kepada ibu dan keluarga. Jika ia mengalami salah satu atau lebih
keadaan berikut maka ia harus secepatnya datang ke bidan atau dokter.
a. Perdarahan per vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak.
b. Pengeluaran per vagina yang berbau menusuk (menyengat).
c. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
d. Pembengkakan diwajah atau ditangan.
e. Rasa sakit kepala yang terus-menerus, nyeri epigastrik, atau masalah
penglihatan.
f. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil, atau jika merasa tidak
enak badan.
g. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan sakit.
h. Kehilangan nafsu makan dalam jangka waktu yang lama.
i. Rasa sakit, warna merah, pembengkakan di kaki.
j. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayi atau dirinya sendiri.
k. Merasa sangat letih atau napas terengah-engah.

Tabel 1.1

Daftar Tilik Pendidikan Kesehatan pada Ibu Nifas

No Kegiatan Ya Tidak
A Persiapan alat
1 Ruangan yang tenang dan nyaman
2 Media atau alat peraga sesuai materi pendidikan kesehatan
(Leaflet, lembar balik, atau alat bantu yang lain)

B Sikap dan Perilaku


1 Menyambut ibu dan mengucapkan salam
2 Mempersilahkan duduk dan memperkenalkan diri
3 Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan, ramah,
sabar dan teliti
4 Menjaga privasi dan kenyamanan ibu
7 Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh ibu
8 Menjelaskan dengan berbagai cara dan metode agar ibu
mengerti
9 Memperhatikan reaksi ibu baik verbal maupun non verbal
dan tanggap terhadap reaksi ibu
C Langkah Pelaksanaan
1 Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan yang akan
dilaksanakan
a. Maksud dan tujuan
b. Kontrak waktu yang dibutuhkan
c. Persetujuan kesediaan klien
2 Melakukan apersepsi tentang pengetahuan, pemahaman dan
pengalaman yang sudah diketahui sebelumnya
3 Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu nifas mengenai :
gizi ibu nifas meliputi tambahan kalori, menu seimbang,
kebutuhan cairan dalam sehari, pemberian Vitamin A dan
tablet tambah darah
4 Personal hygiene, meliputi mandi, ganti pakaian pembalut
dan
menjaga kebersihan daerah genatalia
5 Pakaian meliputi pakaian yang longgar menyerap keringat
elastis dan pemakaian BH yang menyangga payudara
6 Pola miksi dan defekasi meliputi perubahan pola BAB dan
BAK, kebersihan setelah BAB dan BAK
7 Pemberian ASI secara on demand dan tidak terjadwal. Cara
meneteki yang benar, cara menyendawakan dan cara menilai
kecukupan ASI.
8 Perawatan payudara dan masalah atau penyulit pada laktasi
atau menyusui
9 Seksualitas pada ibu nifas.
10 Keluarga berencana (KB), meliputi penggunaan alat
kontrasepsi macam-macam alat kontrasepsi, mekanisme
kerja, jangka waktu, efek samping
11 Kapan harus kontrol pada masa nifas, dimulai saat 6-8 jam
post partum, 6 hari post partum, 2 minggu post partum dan
6 minggu post partum dan tanda-tanda bahaya pada masa
nifas.
12 Menanyakan pada ibu apakah sudah mengerti untuk
meyakinkan bahwa telah mengerti informasi yang didapat.
Menjawàb
pertanyaan ibu bila ada
13 Melakukan evaluasi tentang materi dan proses pemberian
penkes
14 Memberikan umpan balik (dukungan dan pujian)
15 Merangkum atau menyimpulkan
16 Mengingatkan kembali untuk kontrol ulang sesuai jadwal
17 Melakukan evaluasi pemahaman ibu terhadap materi
pendidikan kesehatan yang telah diberikan
D Teknik
1 Menggunakan media atau alat peraga yang sesuai
2 Melaksanakan penkes secara sistematis, efektif dan efesien
3 Melaksanakan penkes dengan baik
7. Memfasilitasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

8. Melaksanakan kunjungan rumah sesuai kebutuhan ibu


postpartum

9. Melaksanakan penanganan awal kegawatdaruratan pada


postpatum

10. Melaksanakan rujukan pada kasus kegawatdaruratan dan


komplikasi postpartum

Anda mungkin juga menyukai