Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas
izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang
suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir
kelak.
Selama proses penyusunan bahan ajar ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada seluruh pihak yang membantu serta memberi dukungan unruk
menyelesaikan bahan ajar ini, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh dari
sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik
berupa kritik dan saran. Semoga bahan ajar ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
1. Anamnesa pada ibu post partum
2. Pemeriksaan umum, kebidanan dan penunjang dasar pada ibu post partum
3. Merumuskan diagnosa dan masalah potensial serta kebutuhan akan tindakan
segera (deteksi komplikasi) pada masa nifas
4. Merencanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu post partum
5. Mengimplementasikan rencana asuhan kebidanan pada ibu post partum
6. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan ibu nifas termasuk
exercise, nutrisi, mobilisasi, eliminasi dan perawatan bayi di rumah, seksualitas
dan metode kontrasepsi
7. Memfasilitasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif
8. Melaksanakan kunjungan rumah sesuai kebutuhan ibu postpartum
9. Melaksanakan penanganan awal kegawatdaruratan pada postpatum
10. Melaksanakan rujukan pada kasus kegawatdaruratan dan komplikasi
postpartum
1. Anamnesa pada ibu post partum
Pengkajian data subyektif pada ibu nifas dan menyusui dilakukan melalui
anamnesa. Anamnesa dapat dilakukan kepada ibu nifas secara langsung (auto
anamnesa) maupun anamnesa kepada suami atau keluarga yang mengetahui keadaan
ibu. Sumber data yang tidak langsung inilah yang disebut (allo anamnesa). Persiapan
dan langkah-langkah anamnesa beserta komponen isi dari anamnesa, dapat dipelajari
pada job sheet dan format pengkajian sebagai berikut :
JOB SHEET
ANAMNESA PADA IBU NIFAS
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
1. Melakukan anamnesa dengan benar sesuai dengan daftar tilik
2. Melakukan anamnesa pada ibu nifas dengan benar
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan anamnesa:
1. Perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada ibu saat dilakukan anamnesa
2. Tempat duduk pasien tidak dalam kondisi rusak
DASAR TEORI
Anamnesa pada ibu nifas merupakan langkah awal dalam melakukan asuhan pada
masa nifas, dilakukan untuk mengetahui riwayat/data yang diperlukan dalam
menentukan asuhan masa nifas sesuai dengan kebutuhannya.
PERALATAN & BAHAN
Alat : Bahan :
1. Format perkembangan kasus Tidak ada
2. Alat tulis
3. Lembar status ibu
4. Register ibu nifas
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan
Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, tenang, ventilasi
cukup, penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu
(jendela dan pintu ditutup)
Persiapan alat
Key Point :
Pastikan peralatan lengkap, yaitu: Alat tulis, format
perkembangan kasus, lembar status ibu, register ibu nifas
Key Point :
▪ Prosedur dan tujuan disampaikan dengan jelas
▪ Suara penolong jelas
▪ Fungsi pendengaran ibu baik
Menyambut ibu
Key Point :
▪ Mempersilahkan ibu duduk
▪ Memperkenalkan diri dan memperhatikan tingkat
energy dan emosi ibu
▪ Menjelaskan tentang apa yang dilakukan
Menulis no. register, tanggal dan jam masuk, serta
ruangan
Key Point :
▪ Tulis dengan lengkap
Key Point :
▪ Tulis secara lengkap
▪ Bagi pasien lama cari pendokumentasian sebelumnya
(nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan,
golongan darah, alamat dan no. Telp)
Key Point :
Kunjungan baru/lama dan alasan kunjungan
Key Point :
▪ Keluhan utama
▪ Memastikan ada atau tidaknya tanda bahaya nifas
Riwayat perkawinan
Key Point :
▪ Berapakali, umur kawin pertama, lama perkawinan
dengan suami sekarang, status syah/tidak
Riwayat menstruasi
Key Point :
▪ Umur menarche
▪ Siklus (teratur/tidak)
▪ Sifat darah (encer/beku)
▪ Bau khas/tidak
▪ Fluor albus
▪ Dismenore
▪ Banyaknya
▪ HPHT dan TP
Key Point :
▪ Tanggal, bulan dan tahun bersalin
▪ Umur kehamilan
▪ Jenis persalinan
▪ Penolong
▪ Komplikasi dan tindakan
▪ Jenis kelamin bayi, BB lahir
▪ Laktasi
Key Point :
▪ Jenis kontrasepsi
▪ Mulai menggunakan tanggal berapa, oleh siapa, dimana
▪ Kapan berhenti/ganti cara, oleh siapa dan dimana
Riwayat kesehatan
Key Point :
▪ Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita ibu dan
keluarga baik akut ataupun kronis seperti jantung
hypertensi, DM, Hepatitis, TBC, Asma, PMS, HIV/AIDS,
dll) penyakit keturunan (DM dan asma)
Riwayat kehamilan dan persalinan terakhir
Key Point :
▪ Umur kehamilan, ANC, TT, komplikasi
▪ Tanggal dan jam persalinan, tempat persalinan, jenis
persalinan, komplikasi, tindakan, plasenta, ketuban,
perineum, perdarahan kala I,II,III, IV, lama persalinan
kala I,II,III,IV, dan komplikasi
▪ Keadaan Bayi (tanggal lahir, jam, masa gestasi, BB, PB),
sigtuna/nilai APGAR, cacat bawaan/jenis cacat, rawat
gabung/tidak
Key Point :
▪ Makan dan minum berapa kali sehari, porsinya,
habis/tidak, jenis, perubahan, pantangan/jenis
pantangan dan keluhan
Key Point :
▪ Waktu/jam tidur siang/malam, lamanya dan keluhan
Pola aktivitas/mobilisasi
Key Point :
▪ Riwayat ambulasi (2 jam, 4 jam, 6 jam)
▪ Jenis aktivitas yang banyak dilakukan duduk
bersandar, tiduran, jongkok atau berdiri
Personal hygiene
Key Point :
▪ Mandi berapa kali, menggunakan sabun/tidak, gosok
gigi berapa kali, keramas berapa kali, berapa kali
membersihkan kelamin, kapan, menggunakan apa,
cara membersihkan, berapa kali ganti pakaian dalam,
bahan
Pola eliminasi
Key Point :
▪ BAB (berapa kali, keluhan)
▪ BAK (berapa kali, keluhan)
Lokasi ketidaknyamanan
Key Point :
▪ Payudara, abdomen, pencernaan, perkemihan dan
kemaluan lokasi ketidaknyaman yang sering terjadi
Keadaan psikososial
Key Point :
▪ Tanggapan ibu terhadap kelahiran bayinya
▪ Tanggapan keluarga maupun suami tentang kelahiran
bayinya
▪ Pengalaman melahirkan dan menyusui
▪ Rencana merawat bayi setelah dirumah
▪ Rencana menyusui
▪ Jumlah keluarga yang tinggal serumah
▪ Hubungan ibu dengan lingkungan sekitar (suami, orang
tua, mertua, keluarga lain
Data pengetahuan ibu tentang nifas
Key Point :
▪ Tanyakan sumber informasi yang ibu dapatakan
tentang nifas
Pertanyaan yang ingin ibu tanyakan
Key Point :
▪ Berikan ibu kesempatan bertanya dengan puas
FORMAT PERKEMBANGAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU MASA NIFAS
I. DATA SUBJEKTIF
1. Kunjungan dan alasan
.............................................................................................................................................................. ..
................................................................................................................................................................
Keluhan utama (keluhan yang dirasakan ibu) dan pertanyaan – pertanyaan yang ingin ibu ketahui
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
2. Keluhan Umum
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
3. Riwayat Perkawinan
Kawin ..... kali, kawin pertama umur ..... tahun, dengan suami sekarang ..... tahun, status syah/tidak
4. Riwayat Menstruasi
Menarche umur ..... tahun. Siklus ..... hari. Teratur/tidak. Lama ..... hari. Sifat darah : encer/bergumpal.
Bau khas/tidak, fluor albus pada saat sebelum dan sesudah menstruasi ada/tidak ada. Dismenorroe
ada/tidak ada. Banyaknya ..... cc. HPM ..................... HPL ....................
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Persalinan Nifas
Hamil Penolo Jenis Komp-
Komplikasi BB/PB
ke Tgl Umur Jenis ng Kelami Laktasi likasi
lahir
Lahir kehamilan persalinan Ibu Bayi n
7. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit sistemik yang pernah / sedang diderita (kronis maupun akut)
........................................................................................................................................................
2) Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (kronis/akut)
........................................................................................................................................................
3) Penyakit keturunan
........................................................................................................................................................
4) Keturunan kembar
........................................................................................................................................................
2. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Protein :..............
Glukosa :..............
HB :..............
USG : ..........................................................................................................................................
III. ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
2. Masalah
.............................................................................................................................................................. ..
................................................................................................................................................................
PLANNING, Tanggal ....................................jam.........................................wib
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................................
Karawang, tanggal.....................
Bidan Jaga
(......................................)
2. Pemeriksaan umum, kebidanan dan penunjang dasar pada
ibu post partum
A. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi: Keadaan umum : Baik. (2) Kesadaran:
Composmentis, letargis, somnolen, apatis, koma (3) Tanda vital Tekanan darah
: normal (90/60 – 120/80 mmHg). Suhu : normal (36,5 oC – 37,5oC). Nadi :
normal (60 – 80 x/menit). Pernafasan : normal (16 - 24 x/menit).
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik menurut Nanny (2011) dilakukan secara menyeluruh dan
terutama berfokus pada masa nifas, yaitu sebagai berikut:
(1) Inspeksi
Wajah : oedema/tidak, pucat/tidak.
Mata : konjungtiva merah muda/pucat,sklera putih/kuning.
Leher : pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Pembesaran, puting susu (menonjol/mendatar, adakah nyeri dan lecet
pada puting), ASI sudah keluar atau belum pada payudara kanan dan kiri.
Abdomen : ada bekas luka operasi/tidak, ada pembesaran abnormal.
Genetalia : pengeluaran lokia (jenis, warna, jumlah, bau), peradangan,
keadaan jahitan, nanah, tanda-tanda infeksi pada luka jahitan, kebersihan
perineum.
Ekstremitas : Oedema, varises.
(2) Palpasi
Leher : adakah pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis.
Payudara : adakah pembengkakan, radang, atau benjolan abnormal, keluar
kolostrum/tidak.
Abdomen : kontraksi baik/tidak, tinggi fundus uteri, adakah diastasis rectus
abdominalis, kontraksi baik/tidak, kandung kemih kosong/penuh.
Genetalia : Oedema, Hemoroid pada anus
Ekstremitas: gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri,
oedema, homan’s sign
(3) Auskultasi Untuk mengetahui ada / tidaknya ronchi, wheezing pada paru.
(4) Perkusi Apakah refleks patella positif atau negatif.
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang ibu nifas dilakukan bila terjadi indikasi pemeriksaan
untuk screening terhadap penyakit-penyakit yang disertai ibu, seperti anemia,
diabetes melitus, preeklamsi/ eklamsi. Jika pada kondisi normal ibu nifas tidak
perlu dilakukan pemeriksaan.
JOBSHEET
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
1. Menyiapkan perlengkapan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan
pemeriksaan fisik pada ibu nifas dengan benar.
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu nifas secara sistematis sesuai dengan
daftar tilik
3. Mendeteksi dini adanya kelainan dan masalah pada ibu nifas
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan pemeriksaan fisik:
1. Setiap langkah harus dilakukan dengan sistematis
2. Tempatkan alat secara ergonomis dan mudah dijangkau serta persiapkan
peralatan secara lengkap sebelum tindakan pada pasien
3. Aturan keselamatan kerja diikuti pada saat melakukan seluruh tindakan
pemeriksaan fisik dengan memperhatikan teknik pemeriksaan sesuai dengan
prosedur
4. Perhatikan prinsip Pencegahan Infeksi (PI) saat melakukan tindakan
5. Tempat duduk pasien tidak dalam kondisi rusak.
DASAR TEORI
Pemeriksaan fisik pada ibu nifas dilakukan untuk menilai dan mendeteksi
kemungkinan komplikasi yang terjadi pada ibu nifas serta asuhan yang akan diberikan
sehingga sesuai dengan kebutuhan ibu.
Saf I : Saf II :
a. Baki dan alasnya, berisi: a. Baki dan alasnya, berisi:
- Sphygnomanometer - Baju pasien
- Stetoskop - Celana dalam dan pembalut
- Termometer - Gurita
- Tissue bersih pd tempatnya - Under pad
- Alcohol swab - Selimut mandi
- Jam tangan
b. Baki dan alasnya, berisi: b. Baki dan lasnya, berisi:
- Penlight dan hammer - Nierbeken
- Kom tertutup air DTT
- Kom tetutup kapas DTT Saf III :
- Bak instrument bersih Baskom berisi air klorin 0,5%
(berisi 2 pasang sarung tangan bersih
- Kapas payudara DTT
- Baby oil
- Handschoon steril
PROSEDUR PELAKSANAAN
5. Persiapan ruangan
6. Persiapan alat
7. Persiapan penolong dan pasien
8. Pelaksanaan
NO LANGKAH KERJA GAMBAR
Key Point :
Perhatikan teknik PI, kelengkapan dan susunan alat
sesuai urutan pakai dan mudah dijangkau
3. Persiapan pasien
Key Point :
Persilahkan ibu untuk mengganti bajunya dengan
baju pasien, mengosongkan kandung kemih dan cuci
tangan
Key Point :
Apakah dapat istirahat yang cukup ?. apakah makan
dan minum dapat dihabiskan dan masih merasa
kurang ?, apakah ada masalah mobilisasi ?, apakah
sudah BAB dan BAK dengan lancer ?, Bagaimana
keadaan penegluaran lochea ?, apakah ada
perdarahan ?, dan Apakah bayi dapat menyusu
dengan baik dan tidur dengan tenang.
5. Mendekatkan alat dan bahan dan perlengkapan yang
sudah disapkan
Key Point :
Pastikan alat, bahan, dan perlengkapan disusun
dengan rapih, lengkap, dengan memperhatikan PI
6. Melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran
emosional dan penampilan (kesakitan dan pucat)
Key Point :
Perhatikan tingkat kelelahan ibu, ekspresi dan
konsentrasi ibu.
Key Point :
Dampingi ibu, jangan sampai terjatuh
Key Point :
Pemeriksaan Tekanan Darah
Dilakukan secara palpasi kemudian auskultasi,
lakukan secara cermat dan sesuai dengan prosedur
dan atur posisi dengan tepat untuk mendapatkan
hasil akurat.
Key Point :
Inspeksi kebersihan rambut, bau, cabang, rontok
dan minyak, periksa kebersihan kulit kepala, lessi,
dan ketombe.
10. Palpasi teksture, oedema, benjolan, dan rasa sakit.
Key Point :
Inspeksi warna kulit muka untuk mengetahui tingkat
anemia, perhatikan bentuk dan lessi, palpasi
oedema, benjolan dengan meraba sinus frontalis dan
sinus maksilaris
11. Mata
Key Point :
Inspeksi warna kulit, simetris, secret, ketajaman
penglihatan, sclera apakah ikterik/tidak
(dilakukan dengan menarik palpebrae ke atas dan
minta pasien untuk melihat kebawah)
Konjungtiva pasien dilakukan dengan menarik
kelopak mata bagian bawah dan minta pasien untuk
melihat ke atas normalnya konjungtiva berwarna
merah muda (Jika warna konjungtiva pucat
menandakan pasien terkena anemia)
12. Lakukan pemeriksaan pada leher
Key Point :
Palpasi pembesaran kelenjar tiroid, pembengkakan
kelenjar limfe, pelebaran vena jugularis dan refleks
menelan, perhatikan wajah klien.
Key Point :
Observasi bentuk thoraks, dengarkan bunyi jantung
dan paru (atas indikasi)
Paru-paru
Key Point :
Auskultasi :
Mendengarkan bunyi paru-paru dengan stethoscope,
vesikuler (suara nafas normal) yaitu inspirasi lebih
keras dan panjang dari pada suara ekspirasi
Inspeksi
Pola pernafasaan, adakah tanda-tanda
ketidaknyamanan bernafas
Jantung
Key Point :
Observasi
Mendengarkan bunyi jantung mulai dari apeks ke
tepi kiri sternum bagian bawah, bergeser keatas
sepanjang tepi kiri sternum, kanan sternum, dan
supraklavikula kanan/kiri, daerah leher kanan/kiri
dan seluruh sisa dada.
14. Buka pakaian atas ibu
Key Point :
Meminta ibu untuk membuka sebagian pakaian
sesuai dengan daerah yang akan diperiksa
15. Pemeriksaan payudara
Key Point :
Inspeksi kebersihan payudara, pembengkakan,
putting susu (lembut, lecet, datar dan menonjol,
masuk kedalam), benjolan/radang abnormal, dan
retraksi/dimping, Palpasi area nodus limfa, benjolan
dan kanker (menggunakan sarung tangan), adakah
pengeluaran kolostrum/ASI, cek adanya kerutan
seperti kulit jeruk, retraksi dan dimpling.
Key Point :
Meminta ijin dan jelaskan tujuan pemeriksaan, cuci
tangan, pasang perlak dan alasnya, pasang selimut
mandi dan bantu ibu pada posisi lithotimi, inspeksi
kebersihan vulva, warna, oedema, benjolan pada
kelenjar bartholin, lessi dan pengeluaran lochea,
inspeksi kebersihan perineum, bila ada jahitan lihat
tanda kemerahan, oedema, memar, pengeluran
jahitan dan kerapatan jahitan, dekatkan alat-alat,
bila vulva kotor bersihkan gunakan handschoon,
bersihkan vulva dari kedua labia minora, kedua labia
minora dan vestibulum, atau gunakan air bersih
dalam botol cebok dan tamping dengan pispot,
palpasi daerah vulva dari atas sampai bawah sampai
perineum, apakah ada rasa nyeri terutama kelenjar
bartholin dan perineum.
18. Memeriksa anus (heamoroid)
Key Point :
Posisi ibu Sim, ibu diminta batuk sedikit inspeksi
kebersihan, fistula dan hemoroid
Key Point :
Inspeksi pergerakan kebersihan kuku, panjangnya,
cavilari revil, (atas) dan area kemerahan , varices
(bawah) palpasi oedema pada jari tangan, tibia,
sirkumaluneus dan dorsal pedis, periksa tanda
homan Sign dan refleks patella pada kaki
20. Perkusi (dilakukan atas indikasi)
Key Point :
Lakukan perkusi ginjal dengan CVAT (costo vertebra
Angel Tenderness) yaitu ibu duduk, kedua telapak
tangan pemeriksaan diletakan sperti sayap pada
punggung ibu, kemudian memukul dinding abdomen
belakang pada sudut costo vertebra Angel tenderness
tersebut dengan dialasi tangan kiri kita, lakukan
perkusi dengan sisi ulnar kepalan tangan kanan.
Normalnya pasien tidak akan merasa sakit, tapi jika
terasa sakit berarati pasien mengalami gangguan
atau bengkak pada ginjalnya.
Key Point :
• Cuci tangan dibawah air yang mengalir dan
memakai sabun
• Gunakan teknik cuci tangan 6 langkah
• Gunakan handuk pribadi untuk
mengeringkan tangan
22. Ibu dipersilahkan mengganti baju kembali
Key Point :
Baju kotor dimasukan kedalam tempat yang sudah
disiapkan
Key Point :
Lakukan pencatatan hasil pemeriksaan secara
lengkap dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
(2) : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa perlu bantuan dan
sesuai dengan urutan.
(1) : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih perlu membantu /
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
(0) : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan
1.
2.
3.
4.
5.
NPM
NO LANGKAH / TUGAS
JUMLAH A = 12
B. CONTENT
7. Menanyakan keluhan
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Genitalia
JUMLAH B = 88
C. ASSESMENT (A)
JUMLAH C = 4
D. PLANNING (P)
JUMLAH D = 10
E. PENDOKUMENTASIAN
1. Kelengkapan
2. Kerapihan
3. Sistematika
JUMLAH E = 6
F. TEKNIK
JUMLAH F = 8
G. RESPONSI
JUMLAH G = 4
JUMLAH
1. Diagnosa Kebidanan
Diagnosis kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut: diakui dan telah
disahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan praktik kebidanan, memiliki
ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan,
Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Ditegakan yang berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan
keadaan nifas. Data dasar meliputi :
a. Data Subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak,
keterangan tentang umur dan keluhan.
b. Data Objektif
Tanda- tanda vital, palpasi tentang tinggi fundus uteri, kontraksi, pengeluaran
pervaginam, keadaan perineum.
2. Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Data dasar meliputi:
a. Data Subjektif
Didapat dari anamnesa
b. Data Objektif
Didapat dari pemeriksaan
Berikut adalah contoh diagnosa, masalah dan kebutuhan pada asuhan nifas :
1. Diagnosa
a. Postpartum hari pertama
b. Perdarahan nifas
c. Sub involusio
d. Anemia postpartum
e. Pre eklamsia
f. Post sectio caesaria
2. Masalah
a. Ibu kurang informasi
b. Ibu tidak pernah PNC
c. Sakit pada luka episiotomi
d. Keluhan mulas yang mengganggu rasa nyaman
e. Buah dada bengkak dan sakit
3. Kebutuhan
a. Penjelasan tentang pencegahan infeksi
b. Tanda-tanda bahaya
c. Kontak dengan bayi sesering mungkin
d. Penyuluhan perawatan buah dada
e. Bimbingan menyusui
f. Penjelasan tentang metode KB
g. Imunisasi bayi
h. Kebiasaan yang tidak bermanfaat bahkan dapat membahayakan.
1. Diagnosa potensial
a. Hipertensi postpartum
b. Anemia postpartum
c. Sub involusio
d. Perdarahan post partum
e. Febris postpartum
f. Infeksi postpartum
2. Masalah potensial
a. Potensial bermasalah dengan ekonomi
b. Sakit pada luka bekas episiotomi
c. Nyeri kepala
d. Mulas
3. Antisipasi tindakan, misalnya : pemberian tablet besi agar tidak terjadi anemia
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain sesuai
dengan kondisi pasien Contoh:
1. Ibu kejang, segera lakukan tindakan untuk mengatasi kejang dan segera
berkolaborasi merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya
2. Ibu tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera sesuai dengan
keadaan pasien, misalnya bila kontraksi uterus kurang baik segera berikan
uterotonika. Bila teridentifikasi adanya tandatanda adanya sisa plasenta, segera
berkolaborasi dengan dokter untuk tindakan kuratase.
4. Merencanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu post
partum
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, bidan menyusun rencana kegiatannya.
Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
bidan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien atau klien serta
rencana evaluasi. Berdasarkan hal tersebut, maka langkah penyusunan rencana
kegiatan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan yang akan dilakukan termasuk sasaran dan hasil yang akan
dicapai.
2. Menentukan tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah- langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan.
3. Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan
4. Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dan
langkah sebelumnya.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat
dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan
dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi
berikutnya.
Berikut adalah contoh perencanaan asuhan kebidanan pada ibu postpartum:
1. Manajemen asuhan awal puerperium
a. Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi
b. Mobilisasi istirahat baring di tempat tidur
c. Gizi (diet) - Perawatan perineum
d. Buang air kecil spontan/kateter
e. Obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan
f. Obat tidur, bila diperlukan
g. Obat pencahar, bila dipelukan
h. Pemberian methergine, bila diperlukan
i. Tidak dilanjutkan IV, bila diberikan
2. Asuhan Ianjutan
a. Tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya bila diperlukan
b. Bebas dari ketidaknyamanan postpartum
c. Perawatan payudara
d. Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan
e. Rencana KB
f. Rh immune globulin, jika diperlukan Tanda-tanda bahaya
g. Kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan dapat membahayakan
5. Mengimplementasikan rencana asuhan kebidanan pada
ibu post partum dan evaluasi
Mengimplementasikan rencana asuhan merupakan pelaksanaan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah ini
bidan melakukan secara mandiri, pada penanganan kasus yang di dalamnya
memerlukan tindakan di luar kewenangan bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi
atau rujukan. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu yang singkat,
efektif, hemat dan berkualitas. Selama pelaksanaan, bidan mengawasi dan memonitor
kemajuan pasien atau klien.
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien
dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
aman. Contohnya:
1. Kontak dini sesering mungkin dengan tenaga kesehatan
2. Mobilsasi/istirahat baring di tempat tidur
3. Pengaturan gizi (diet)
4. Perawatan perineum
5. Buang air kecil spontan/kateter
6. Pemberian obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan
7. Pemberian obat tidur, bila diperlukan
8. Pemberian obat pencahar, bila diperlukan
9. Pemberian methergine, bila diperlukan
10. Tidak dilanjutkan IV, jika diberikan
11. Pemberian tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya, jika diperlukan
12. Bebas dari ketidaknyamanan postpartum
13. Perawatan payudara
14. Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan
15. Rencana KB
16. Rh Immune globulin, jika diperlukan
17. Rubella vaccine 0,5 cc, jika diperlukan
18. Menjelaskan tanda-tanda bahaya
19. Penjelasan tentang kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan
Contoh pendokumentasian :
PELAKSANAAN :
Tanggal 17 September 2020 Pukul: 10.00 WIB
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik untuk
saat ini. Ibu mengetahui kondisinya
2. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi pada ibu nifas yaitu menu seimbang
untuk mendapatkan protein, mineral, vitamin yang cukup. Ibu mengerti dan akan
makan makanan sesuai anjuran.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiennya atau menjaga kebersihan
diri. Seperti mandi, keramas, menggosok gigi, membersihkan genetalia ibu mulai
dari depan ke belakang, mengganti pembalut serta menganjurkan ibu untuk tidak
membersihkan genetalianya menggunakan air hangat. Ibu mengerti dan akan
melakukannya sesuai dengan anjuran.
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin. Ibu mengerti.
5. Memberitahu ibu untuk istirahat, yaitu tidur saat bayinya tidur dan menjelaskan
dampak kurang tidur yaitu menurun produksi ASI ibu dan memperlambat
pemulihan uterus, ibu mengerti dan akan melakukan anjuran bidan.
6. Memberikan KIE tentang ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan dikarnakan komposisi ASI sesuai dengan bayi butuhkan setiap
harinya serta ASI dapat membentuk kekebalan tubuh yang baik untuk bayi, ibu
mengerti dan memberikan ASI Ekslusif.
7. Mengajarkan senam nifas hari pertama dan menjelaskan tujuan senam nifas. ibu
mengerti dan brsedia melakukan senam nifas di hari pertama.
8. Memberitahu ibu tanda – tanda bahaya selama masa nifas, yaitu demam, bengkak
dimuka, tangan/kaki, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, kejang, payudara
bengkak, putting susu lecet, apabila terdapat tanda-tanda tersebut segera lapor ke
bidan yang sedang bertugas, ibu mengetahui tanda – tanda bahaya selama nifas.
9. Menganjurkan ibu untuk datang kunjungan ulang 3 hari atau bila ada keluhan,
ibu mengerti dan akan datang tanggal 20 September 2020 atau bila ada keluhan.
Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas tidak lepas dari keterampilan
bidan yang harus dimiliki, adapun keterampilan lain selain anamnesa dan pemeriksaan
fisik bidan yaitu :
1. Cara menyusui yang benar/ manajemen laktasi
2. Cara membersihkan payudara
3. Perawatan payudara normal/ breast care
4. Perawatan puting susu tenggelam
5. Perawatan putting susu lecet
6. Perawatan Puting Susu Bengkak
7. Stimulasi Reflex Oxytocin
8. Pengeluaran ASI Secara Manual
9. Perawatan Luka Perineum
10. Senam Nifas
Adapun uraian prosedur keterampilan dalam bentuk jobsheet dan daftar tilik, yang
memberi perincian mengenai langkah-langkah dalam melakukan keterampilan
penatalaksanaan yaitu sebagai berikut:
JOBSHEET
MANAJEMEN LAKTASI
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Referensi
Ambarwati, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia. Jogjakarta. Hal 38-
40
Rahmawati, dkk. 2010. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya.Yogyakarta. Hal 48-49
Sopiah, 2014. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Nifas. Kebidanan Unsika.
Karawang.
Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Demonstrasi dengan 4 langkah, yaitu : pendahuluan, penyajian, penerapan, dan
evaluasi
DASAR TEORI
KESELAMATAN KERJA
LABORATORIUM
Peralatan Bahan
1. Desinfektan/handsanitizer 1. Phantoom payudara
2. Waslap/handuk kecil 2. Phantoom bayi
3. Baskom berisi air DTT hangat 3. Kapas payudara (DTT)
4. Kursi yang ada sandarannya
5. Dingklik/kursi kecil
6. Bantal/selimut
7. Pakaian pasien yang bisa dibuka bagian depannya
8. BH menyusui
9. Tempat alat tenun
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
PENDAHULUAN
PENYAJIAN
Langkah-langkah tindakan
Key point:
Pastikan ruangan bersih, nyaman,
ventilasi cukup, suhu ruangan,
penerangan cukup dan perhatikan privasi
ibu
2. Persiapan Alat
Key Point :
1. Pastikan peralatan lengkap
2. Atur alat secara ergonomis
3. Dekatkan peralatan agar mudah
dijangkau
4. Perhatikan PI
3. Persiapan Penolong dan pasien
Key Point :
1. Mengucapkan salam dengan ramah
2. Prosedur dan tujuan tindakan
disampaikan dengan jelas
3. Informed concent
4. Perhatikan tingkat tenaga dan emosi
ibu
5. Penolong dan ibu mencuci tangan
6. Pakaian atas dan BH dilepaskan
Key Point :
Sesuaikan dengan jenis persalinan dan
kedaaan ibu serta bayinya
5. Posisi Duduk (posisi lain menyesuaikan)
Key Point :
Duduk dengan posisi tegak, santai, kaki
tidak menggantung/simpan diatas
bangku kecil, dan punggung bersandar
pada kursi
Key Point :
Dengan cara memutar dari atas ke bawah
untuk menjaga kebersihan payudara
7. Lakukan pengeluaran ASI untuk
desinfeksi dan menjaga kelembaban
putting susu
Key Point :
Keluarkan ASI sedikit, oleskan pada
putting susu dan areola mammae.
Lakukan pengeluaran ASI secara manual
dengan benar (ibu jari dan jari lainnya
membentuk huruf “C”, lakukan gerakan
tekan, pijat dan lepas)
Key Point :
Atur senyaman mungkin
Key Pont :
Satu tangan bayi diletakkan di belakang
badan ibu dan yang satu di depan
Perhatikan kenyamanan dan keamanan
bayi
Key Point :
Perut bayi menempel pada badan ibu dan
kepala bayi menghadap payudara
11. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus
Key Point :
Perhatikan dengan cermat
Key Point :
Tangan kanan menyanggah payudara
kiri, keempat jari ibu dan ibu jari
menekan payudara bagian atas areola
Key Point :
Bayi diberi rangsangan untuk membuka
mulut dengan cara menyentuhkan puting
susu pada pipi atau sisi mulut bayi
Key Point :
Setelah bayi membuka mulut, dengan
cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan putting susu serta areola
dimasukkan ke mulut bayi (usahakan
sebagian besar areola dapat masuk ke
dalam mulut bayi, sehingga putting susu
berada di bawah langit – langit dan lidah
bayi akan menekan ASI keluar dari
tempat penampungan ASI yang terletak di
bawah areola)
15. Mengganti menyusui dengan payudara
lain
Key Point :
Pastikan payudara sudah benar – benar
kosong
Key Point :
• Jari kelingking ibu dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulutnya,
atau
• Dagu bayi ditekan ke bawah
Key Point :
ASI dikeluarkan lagi sedikit, oleskan pada
putting susu dan areola sekitarnya,
biarkan kering dengan sendirinya
18. Menyendawakan bayi untuk
mengeluarkan udara dari lambung dan
mencegah gumoh
Key Point :
• Bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungya ditepuk perlahan – lahan,
atau
• Menelungkupkan bayi di atas
pangkuan ibu, lalu usap – usap
punggung bayi sampai bersendawa
Key Point :
Gunakan handsanitizer dan melakukan
cuci tangan dengan 6 langkah secara
tepat
20 Menyusui berikutnya
Key point :
Jangan keliru pada saat menyusui
berikutnya
Dimulai pada payudara yang belum
terkosongkan (yang dihisap terakhir)
PENERAPAN
PENILAIAN / EVALUASI
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam membersihkan payudara hindari :
1. Gerakan yang dapat mememarkan payudara
2. Minyak yang membuat alergi/ iritasi
DASAR TEORI
Membersihkan payudara dilakukan pada ibu nifas setiap hari untuk mencegah
terjadinya infeksi
1. Persiapan ruangan/lingkungan
Key point :
Pastikan ruangan rapih, bersih, nyaman,
ventilasi dan penerangan cukup, serta
perhatikan privaci ibu (jendela dan pintu
ditutup)
2. Persiapan alat
Key Point :
• Perhatikan teknik PI dan kelengkapan
• Susun alat susuai urutan pakai dan
mudah dijangkau
3. Persiapan penolong dan pasien
Key Point :
• Mengucapkan salam dengan ramah
• Prosedur dan tujuan tindakan
disampaikan dengan jelas
• Inform concent
• Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu
• Petugas cuci tangan
• Pakaian atas dan BH dilepaskan
1. Mendekatkan alat dan bahan yang sudah
disiapkan
Key Point :
Pastikan Alat, bahan & perlengkapan disusun
dengan tepat, rapih, lengkap dengan
memperhatikan PI.
2. Ibu dalam posisi duduk yang nyaman
Key Point :
• Gunakan kursi yang ada sandarannya
• Duduk tegak dan senyaman mungkin
untuk menghindari kelelahan
6. Membersihkan payudara
Key Point :
Bersihkan payudara dari dalam ke luar,
melingkar seperti jarum jam
7. Mengulang tindakan
Key Point :
Bila masih kotor, ulangi sekali lagi sampai
bersih
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan payudara hindari :
1. Gerakan yang dapat mememarkan putting susu
2. Penarikan putting susu keluar karena dapat merusak jaringan payudara
3. Penggesekan di atas payudara karena dapat menimbulkan rasa panas pada kulit
payudara
DASAR TEORI
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama
pada masa nifas (masa menyusui) untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancarkan pengeluaran ASI. Agar tujuan
perawatan ini dapat tercapai, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Lakukan perawatan payudara secara teratur
2. Pelihara kebersihan sehari-hari
3. Pemasukan gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk mencukupi
produksi ASI
4. Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya
5. Ibu harus merasa nyaman dan santai
6. Hindari rasa cemas dan stress karena akan menghambat refleks oksitosin.
7. Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2
hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari.
PERALATAN & BAHAN
Peralatan : Bahan :
1. Troli 1. Minyak bersih/ baby oil
2. Desinfektan/ handsanitizer 2. Phantoom payudara
3. Tempat sampah 2 buah
4. Tempat alat tenun
5. Kursi yang ada sandarannya
6. Dingklik/ kursi kecil
7. 2 buah baki dengan alas
8. Sarung tangan bersih dalam tempat
9. Baju pasien
10. 2 handuk besar
11. 2 waslap
12. BH menyusui
13. 2 waskom berisi air hangat dan air dingin
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/ lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan
Ibu duduk
Key Point :
Gunakan kursi yang ada sandarannya
Duduk tegak dan senyaman mungkin untuk menghindari
kelelahan
Memasang handuk
Key Point :
Handuk dipasang pada pundak menutupi bagian atas
tubuh ibu dan bagian bawah
Menggunakan BH
Key Point : BH menyangga payudara/khusus BH
menyusui dan ukuran cukup
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
9. Menyiapkan perlengkapan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan
perawatan dengan benar dan tanpa bantuan.
10. Melakukan perawatan payudara dengan putting susu tenggelam pada ibu nifas
secara sistematis.
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan payudara dengan putting susu
tenggelam:
1. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan hati-hati.
2. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan pasien bersedia untuk dilakukan
pemeriksaan dan melakukan informed consent
3. Berhati-hati saat melakukan pemeriksaan.
DASAR TEORI
Puting susu terbenam adalah puting susu yang tidak dapat menonjol dan
cenderung masuk kedalam, sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancar. Pada kasus
seperti ini biasanya bayi kesulitan dan mungkin tidak mau untuk menyusu.
diharapkan dengan adanya perawatan payudara pada putting susu tenggelam ini, ibu
dapat menagatasi masalah ini dan dapat menyusui bayinya tanpa harus menggunakan
pengganti ASI.
Cuci tangan
Dekatkan alat-alat
Ibu dalam posisi duduk yang nyaman
Kom kecil
Cuci tangan
JOBSHEET
PENANGANAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU MENYUSUI
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan payudara hindari :
1. Gerakan yang dapat mememarkan putting susu
2. Penarikan putting susu keluar karena dapat merusak jaringan payudara
DASAR TEORI
Payudara lecet saat menyusui biasanya sering terjadi di minggu pertama setelah
melahirkan, kondisi ini biasanya dikarenakan cara menyusui yang salah, infeksi
payudara, saluran susu tersumbat, infeksi jamur, tali lidah, gesekan pompa ASI atau
mulut bayi.
PERALATAN & BAHAN
Peralatan dan bahan :
1. Tempat cuci tangan (air mengalir dan bersih)
2. Sabun desinfektan, 2 buah handuk kecil, 2 buah tempat sampah (Infeksius dan
non infeksius) dan tempat alat tenun
3. Kursi yang ada sandarannya dan dingklik/ kursi kecil
4. Handuk besar 1 buah dan 1 buah handuk sedang
5. BH menyusui
6. Sarung tangan bersih (1 pasang)
7. Minyak
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/ lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan
Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, ventilasi cukup,
penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu (jendela dan
pintu ditutup)
Key Point :
Susun alat berurutan sesuai dengan penggunaannya
Key Point :
▪ Mengucapkan salam dengan ramah
▪ Prosedur dan tujuan tindakan disampaikan dengan
jelas
▪ Inform concent
▪ Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu
▪ Petugas dan ibu mencuci tangan sesuai prosedur
▪ Pakaian atas dan BH dilepaskan
Key Point :
Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau dan berada di
sebelah kanan petugas/ibu
Ibu duduk
Key Point :
Gunakan kursi yang ada sandarannya
Duduk tegak dan senyaman mungkin untuk menghindari
kelelahan
Key Point :
Pastikan sarung tangan tidak bocor, dan ukuran harus
sesuai dengan pemakai
Key Point :
Menyusui terlebih dahulu pada putting susu yang
normal/lecetnya lebih sedikit
Untuk putting susu yang lecet dianjurkan mengurangi
frekuensi dan lamanya menyusui dan posisi menyusui
harus sering diubah
Key Point :
Lakukan dengan cara diangin – anginkan setelah
menyusui sebelum memakai BH
Key Point :
Seperti alkohol, sabun, atau zat iritan lainnya
Key Point :
Minyak kelapa harus sudah dimasak terlebih dulu
Berikan informasi untu mencegah putting susu lecet
Key Point :
• Menyusui lebih sering sehingga payudara tidak
sampai terlalu penuh dan bayi tidak begitu lapar
sehingga tidak terlalu rakus menyusu
• Jangan menyusui saat bayi sangat lapar sehingga
terlalu kuat menyusu yang akan menyebabkan
putting susu lecet
• Menyusui sebelum bayi sangat lapar sehingga
menghisap tidak terlalu kuat
Perbaiki cara menyusui
Key Point :
• Tanya kebiasaan cara menyusuinya dan ajari ibu
cara menyusui yang benar
• Perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari putting
susu setelah selesai menyusui
• Usahakan bayi menghisap sampai areola
Key point :
Gunakan analgetik hanya pada saat ibu merasakan sakit
saja
Key Point :
Lakukan dengan lembut dan sampai kering
Menggunakan BH
Key Point :
BH menyangga payudara/khusus BH menyusui dan
ukuran cukup
Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara yang
bengkak untuk melancarkan aliran ASI dan menurunkan
tegangan payudara
Key Point :
Menyusui lebih sering dan lama pada payudara bengkak
tersebut
Membereskan alat yang telah digunakan
Key Point :
Buang sarung tangan yang telah digunakan ke tempat
sampah infeksius
Key Point :
Gunakan handsanitizer dan melakukan cuci tangan dengan
6 langkah secara tepat
JOB SHEET
PERAWATAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU NIFAS
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan payudara hindari :
1. Gerakan yang dapat mememarkan putting susu
2. Penarikan putting susu keluar karena dapat merusak jaringan payudara
3. Penggesekan di atas payudara karena dapat menimbulkan rasa panas pada kulit
payudara
DASAR TEORI
Peristiwa membengkaknya payudara ketika awal menyusui merupakan kondisi
yang kerap dialami oleh ibu baru menyusui. Hal ini terjadi jika produksi ASI di kelenjar
payudara lebih cepat dibandingkan dengan yang dikeluarkan (baik dengan cara
menyusui maupun dipompa). ASI akan tetap terkumpul di dalam payudara karena
terjadi sumbatan. Aliran darah ke payudara pun akan meningkat sehingga payudara
menjadi bengkak, padat, dan terasa nyeri.
Kondisi yang disebut dengan engorgement atau payudara bengkak ini pada
umumnya lebih sering terjadi atau dialami oleh ibu yang baru melahirkan pertama kali
dan biasanya agak lebih ringan pada ibu yang pernah menyusui sebelumnya.
Ada beberapa gejala jika Anda mengalami payudara bengkak, yaitu:
• Payudara terasa padat, bengkak, dan nyeri.
• Areola mengeras dan kadang disertai dengan puting susu yang mendatar.
• Bengkak dan nyeri kadang terasa hingga di bagian ketiak atau bawah lengan.
• Kulit payudara terasa kencang dan hangat saat disentuh.
PERALATAN & BAHAN
Peralatan : Bahan :
1. Troli Phantoom payudara
2. Desinfektan/ handsanitizer Minyak bersih/ baby oil
3. Tempat sampah 2 buah
4. Tempat alat tenun
5. Kursi yang ada sandarannya
6. Dingklik/ kursi kecil
7. 2 buah baki dengan alas
8. Sarung tangan bersih dalam tempat
9. Baju pasien
10. 2 handuk besar
11. 2 waslap
12. BH menyusui
13. 2 waskom berisi air hangat dan air dingin
PROSEDUR PELAKSANAAN
5. Persiapan ruangan/ lingkungan
6. Persiapan alat
7. Persiapan penolong dan pasien
8. Pelaksanaan
Ibu duduk
Key Point :
Gunakan kursi yang ada sandarannya
Duduk tegak dan senyaman mungkin untuk menghindari
kelelahan
Memasang handuk
Key Point :
Handuk dipasang pada pundak menutupi bagian atas
tubuh ibu dan bagian bawah
Key Point :
Ketika bayi menyusu, pijat payudara yang sedang diisap
bayi untuk merangsang ASI mengalir.
Kompres hangat untuk mengurangi statis pembuluh darah
vena dan rasa nyeri, dilakukan bergantian antara kompres
hangat dan dingin untuk melancarkan aliran darah
Key Point :
• Usahakan setiap kali menyusu, bayi menyusu pada
kedua payudara sehingga payudara cepat kosong.
• Upayakan pula bayi menyusu setidaknya 10-15
menit pada masing-masing payudara.
Membereskan alat yang telah digunakan
Key Point : Buang sarung tangan yang telah digunakan
ke tempat sampah infeksius
Mencuci tangan kembali
Key Point :
Gunakan handsanitizer dan melakukan cuci tangan
dengan 6 langkah secara tepat
JOB SHEET
STIMULASI REFLEKS OKSITOSIN PADA IBU NIFAS
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
16. Menyiapkan alat-alat untuk melakukan stimulasi refleks oksitosin dengan
benar dan lengkap
17. Melakukan stimulasi refleks oksitosin sesuai prosedur secara teliti dan aman
18. Mengajarkan stimulasi refleks oksitosin pada ibu menyusui dengan benar
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan stimulasi refleks oksitosin:
1. Posisi ibu harus benar
2. Hindari tindakan yang dapat menyakiti dan membahayakan ibu
3. Gunakan kursi dan meja yang layak pakai (tidak dalam keadaan rusak)
DASAR TEORI
Menstimulasi refleks oksitosin dilakukan dengan memperhatikan ketepatan
gerakan pengurutan. Tujuannya adalah:
1. Menstimulasi hormon oksitosin yang memiliki kerja menginjeksi ASI
2. Bayi akan mendapatkan ASI dengan puas
3. Produksi ASI lancar
Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, ventilasi cukup,
penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu (jendela
dan pintu ditutup)
Key Point :
Pastikan peralatan lengkap, susun alat berurutan sesuai
dengan penggunaannya, perhatikan PI
Key Point :
▪ Mengucapkan salam dengan ramah
▪ Prosedur dan tujuan tindakan disampaikan dengan
jelas
▪ Informed concent
▪ Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu
▪ Petugas dan ibu mencuci tangan sesuai prosedur
▪ Pakaian atas dan BH dilepaskan
Bantu ibu secara psikologi
Key Point :
▪ Bangkitkan rasa percaya diri ibu
▪ Cobalah mengurangi sumber rasa sakit dan rasa takut
▪ Bantu ibu agar mempunyai fikiran dan perasaan baik
tentang bayinya
Key Point :
▪ Duduk diam sendirian atau ditemani teman yang
mendukung
▪ Boleh memeras payudara dengan mudah bersama ibu-
ibu lain yang juga menyusui
Pegang bayi dengan kontak kulit keduanya
Key Point :
Lakukan bila memungkinkan
Key Point :
Bila tidak memungkinkan bisa dilakukan sambil
memandang foto bayi
Key Point :
Minuman yang ringan dan jangan memberikan kopi
Menghangatkan payudara
Key Point :
Mengompres air hangat/mandi air hangat
Key Point :
Memutar putting susu dengan jari-jari dan pelan-pelan
Mengurut/mengusap payudara
Key Point :
Lakukan dengan menggunakan jari-jari tangan
Key Point :
Lakukan dengan hati-hati dan tidak menyakiti ibu
Key Point :
Gunakan handsanitizer dan lakukan 6 langkah cuci
tangan dengan benar
JOB SHEET
PENGELUARAN ASI SECARA MANUAL/ MEMERAH ASI
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan payudara hindari :
1. Gerakan yang dapat mememarkan putting susu
2. Penarikan putting susu keluar karena dapat merusak jaringan payudara
DASAR TEORI
Tujuan dari memerah ASI yaitu mengurangi bengkak, sumbatan atau stasis ASI,
memberi makan bayi yang mengalami kesulitan menghisap payudara, memberi
makanan bayi yang menolak menyusu, memberi makan bayi berat lahir rendah/ bayi
prematur yang tidak bisa menyusu, memberi makanan bayi sakit yang tidak dapat
menghisap ASI dengan cukup, mempertahankan suplai ASI ketika ibu atau bayinya
sakit, meninggalkan ASI untuk bayi ketika ibu bekerja, membantu bayi melekat pada
payudara yang penuh dan bengkak, membantu meningkatkan produksi ASI untuk
relaktasi atau include lactation
PERALATAN & BAHAN
Peralatan dan bahan :
1. Tempat cuci tangan (air mengalir dan bersih)
2. Sabun desinfektan, 2 buah handuk kecil, 2 buah tempat sampah (Infeksius dan
non infeksius) dan tempat alat tenun
3. Kursi yang ada sandarannya dan dingklik/ kursi kecil
4. Handuk besar 1 buah dan 1 buah handuk sedang
5. BH menyusui
6. Sarung tangan bersih (1 pasang)
7. Minyak
8. Cangkir/ gelas tertutup
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/ lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan
Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, ventilasi cukup,
penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu (jendela dan
pintu ditutup)
Key Point :
Susun alat berurutan sesuai dengan penggunaannya
Key Point :
▪ Mengucapkan salam dengan ramah
▪ Prosedur dan tujuan tindakan disampaikan dengan
jelas
▪ Inform concent
▪ Perhatikan tingkat tenaga dan emosi ibu
▪ Petugas dan ibu mencuci tangan sesuai prosedur
▪ Pakaian atas dan BH dilepaskan
Key Point :
Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau dan berada di
sebelah kanan petugas/ibu
Ibu duduk
Key Point :
Gunakan kursi yang ada sandarannya
Duduk tegak dan senyaman mungkin untuk menghindari
kelelahan
Key Point :
Pastikan sarung tangan tidak bocor, dan ukuran harus
sesuai dengan pemakai
Key Point :
Perhatikan privasi ibu
Memasang handuk
Key Point :
Handuk dipasang pada pundak menutupi bagian atas
tubuh ibu dan bagian bawah
Key Point :
Gunakan minyak secukupnya jangan terlalu banyak
Posisi penolong di belakang ibu
Key Point :
Membentuk huruf “C”
Memeras ASI dengan cara menekan areola dengan ibu jari
dan jari telunjuk (tekan-pijit-lepas)
Key Point :
Jangan menekan pada putting karena akan menyebabkan
lecet dan nyeri
Key point :
Jika ASI tidak juga keluar, jangan berhenti karena ASI akan
keluar setelah beberapa kali diperas
Key Point :
Gunakan cangkir bersih yang ada tutupnya
Key Point :
Perhatikan sampai ibu merasa nyaman
Key Point :
Lakukan dengan lembut dan sampai kering
Menggunakan BH
Key Point :
BH menyangga payudara/khusus BH menyusui dan
ukuran cukup
Membereskan alat yang telah digunakan
Key Point :
Buang sarung tangan yang telah digunakan ke tempat
sampah infeksius
Key Point :
Gunakan handsanitizer dan melakukan cuci tangan dengan
6 langkah secara tepat
JOB SHEET
PERAWATAN LUKA PERINEUM DAN AFF HACTING
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan perawatan luka dan heacting aff hindari :
1. Tindakan yang dapat menyakiti dan membahayakan ibu
2. Tindakan yang akan menyebabkan infeksi
DASAR TEORI
Perawatan luka dan aff heacting merupakan tindakan yang dilakukan untuk
menghindari terjadinya infeksi pada luka jahitan dan mempercepat penyembuhan luka.
SAF 2
Pispot
Baskom berisi larutan chlorin 0,5 %
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan/ lingkungan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan
TINDAKAN/KEGIATAN GAMBAR/ILUSTRASI
Persiapan ruangan / lingkungan
Key Point : Pastikan ruangan rapih, bersih,
nyaman, ventilasi dan penerangan cukup serta
privacy ibu (jendela/pintu ditutup)
Persiapan alat
Key Point : Perhatikan PI, Pastikan peralatan
lengkap, Atur alat secara ergonomis
Pengangkatan jahitan
Key Point : Pengangkatan jahitan mulai dari
tepi dengan menarik simpul jahitan hingga
benang yang didalam nampak, kemudian
gunting dan tarik perlahan, lakukan sampai
jahitan habis, letakkan benang di atas kasa
Buang benang bekas jahitan
Key Point : Tempatkan dalam larutan chlorin
0,5 %
Lakukan penekanan
Key Point : Gunakan kasa yang dipegang
dengan pinset anatomis untuk mengetahui
adanya PUS/cairan lain
Mengobati luka bekas jahitan
Key point : Gunakan betadin atau salep sesuai
petunjuk dokter
Berikan penkes
Key Point : Informasikan tentang personal
hygiene
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa mampu:
24. Melakukan senam nifas yang benar sesuai dengan daftar tilik
25. Melakukan praktik mahasiswa mampu mengajarkan senam nifas pada ibu post
partum dengan benar
KESELAMATAN KERJA
Sebagai catatan dalam melakukan senam nifas:
1. Perhatikan keadaan umum klien
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
3. Perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada ibu saat melakukan senam nifas
DASAR TEORI
Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah melahirkan, dan setelah
keadaan tubuhnya pulih kembali. Di mulai sejak hari pertama setelah melahirkan
hingga hari kesepuluh. Senam nifas dilakukan secara perlahan-lahan, dan setiap
gerakan memiliki manfaat sendiri-sendiri, yang bertujuan untuk mempercepat
penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan menguatkan otot-
otot punggung, dasar panggul dan perut serta memulihkan tubuh secara fisiologis dan
psikologis. Sedangkan manfaat senam nifas, adalah: memperbaiki sirulasi darah,
memperbaiki sikap tubuh, punggung, tonus otot, peregangan abdomen, memperkuat
otot panggul setelah melahirkan dan membantu ibu untuk lebih rileks dan segar pasca
melahirkan. Indikasi pada senam nifas yaitu pada ibu yang tidak ada komplikasi
obstetric atau penyulit masa nifas, sedangkan kontraindikasi pada ibu yang keadaan
umumnya kurang baik seperti hipertensi, pasca kejang dan demam.
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan ruangan
2. Persiapan alat
3. Persiapan penolong dan pasien
4. Pelaksanaan
Key Point :
Pastikan ruangan bersih, nyaman, tenang, ventilasi
cukup, penerangan cukup dan perhatikan privasi ibu
(jendela dan pintu ditutup)
Key Point :
Gunakan alas yang cukup tebal supaya tidak menyakiti
ibu
Hari pertama
Latihan pernafasan perut
Key Point :
▪ Posisi tubuh terlentang dan rileks, kedua tangan di
samping tubuh
▪ Lakukan pernafasan perut, tahan hingga hitungan
ke-5
▪ Keluarkan nafas pelan – pelan melalui mulut sambil
mengkontraksikan otot perut
▪ Ulangi sebanyak 8 kali
Hari Kedua
Mengangkat tangan
Key Point :
▪ Sikap tubuh terlentang kedua kaki lurus ke depan
▪ Angkat kedua tangan lurus ke atas sampai kedua
telapak tangan bertemu
▪ Kemudian turunkan perlahan sampai kedua tangan
terbuka lebar hingga sejajar dengan bahu
▪ Lakukan gerakan dengan mantap hingga terasa otot
sekitar tangan dan bahu terasa kencang
▪ Ulangi sebanyak 8 kali
Hari ketiga
Angkat bokong
Key Point :
▪ Berbaring rileks dengan posisi tangan di samping badan
dan lutut ditekuk
▪ Angkat bokong perlahan, kemudian diturunkan
kembali
▪ Jangan menghentak ketika menurunkan bokong
▪ Gerakan dilakukan 8 kali
Hari keempat
Angkat kepala dan sentuh dagu
Key Point :
▪ Posisi tubuh berbaring dengan posisi tangan kiri di
samping badan
▪ Tangan kanan di atas perut dan lutut ditekuk
▪ Angkat kepala sampai dagu menyentuh dada sambil
mengerutkan otot sekitar anus dan mengkontraksikan
otot perut
▪ Jangan lupa untuk mengatur pernafasan
▪ Ulangi gerakan sebanyak 8 kali
Hari kelima
Angkat kepala, sentuh dagu dan menjangkau lutut
Key Point :
▪ Tubuh tidur terlentang, kaki lurus, bersamaan dengan
mengangkat kepala sampai dagu menyentuh dada
▪ Tangan kanan menjangkau lutut kiri yang ditekuk,
diulang sebaliknya
▪ Kerutkan otot sekitar anus dan kontraksikan perut
ketika mengangkat kepala
▪ Lakukan perlahan dan atur pernafasan saat melakukan
gerakan
▪ Lakukan gerakan sebanyak 8 kali
Hari keenam
Menekuk lutut ke arah perut
Key Point :
▪ Posisi tidur terlentang, kaki lurus kedua tangan di
samping badan
▪ Lutut ditekuk ke arah perut 90 ˚secara bergantian antara
kaki kiri dan kanan
▪ Jangan menghentak ketika menurunkan kaki
▪ Lakukan perlahan, tapi bertenaga
▪ Lakukan gerakan sebanyak 8 kali
Hari ketujuh
Angkat kedua kaki 40˚
Key Point :
▪ Tidur terlentang, kaki lurus, kedua tangan di samping
badan
▪ Angkat kedua kaki secara bersamaan dalam keadaan
lurus sambil mengkontraksikan perut kemudian
turunkan perlahan
▪ Atur pernafasan
▪ Lakukan sesuai kemampuan, tidak usah memaksakan
diri
▪ Gerakkan dapat diulang 8 kali
Hari kedelapan
Posisi Nungging
Key Point :
▪ Posisi nungging, lakukan pernafasan perut
▪ Kerutkan anus 5-10 detik sambil bernafas kemudian
keluarkan nafas pelan – pelan sambil mengendurkan
anus
▪ Lakukan sebanyak 8 kali
Hari kesembilan
Angkat kedua kaki 90˚
Key Point :
▪ Posisi berbaring, kaki lurus, kedua tangan di samping
badan
▪ Angkat kedua kaki dalam keadaan lurus sampai 90˚
kemudian turunkan pelan – pelan
▪ Jangan menghentak ketika menurunkan kaki
▪ Atur nafas saat mengangkat dan menurunkan kaki
▪ Gerakan dapat diulangi sebanyak 8 kali
Beberapa anjuran yang berhubungan dengan pemenuhan gizi ibu nifas antara
lain:
a. Mengkonsumsi tambahan kalori setiap hari sebanyak 500 kal (pada
perempuan dewasa tidak hamil kebutuhan kalori 2.000-2.500 kal perempuan
hamil 2.500-3.000 kal, perempuan nifas dan menyusui 3.000-3.800 kal).
b. Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan vitamin
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari terutama setelah menyusui
d. Mengkonsumsi tablet zat besi dimimun selama 40 hari
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 IU), 1 kapsul diminum segera setelah
persalinan dan kapsul kedua dimimun 24 jam setelahnya, agar dapat
memberikan vit A kepada bayinya
Fungsi Gizi ibu nifas
a. Sebagai sumber tenaga
b. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
c. Mengatur keseimbangan tubuh
Manfaat Gizi pada Ibu Nifas
a. Menjaga kesehatan
b. Mempercepat pengembalian alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
c. Untuk aktivitas dan metabolisme tubuh
d. Untuk meningkatkan produksi ASI
e. Membantu mempercepat penyembuhan luka-luka persalinan
Akibat Kekurangan Gizi Pada Ibu Nifas
a. Produksi ASI berkurang/ kualitas menurun
b. Luka dalam persalinan tidak cepat sembuh
c. Proses pengembalian rahim dapat terganggu
d. Anemia (kurang darah)
e. Dapat terjadi infeksi
Akibat Kelebihan Gizi Pada Ibu Nifas
a. Kegemukan
b. Penyakit jantung
c. Penyakit Hati
d. Tekanan darah tinggi
Makanan Yang Harus Dihindari Ibu Nifas
a. Makanan yang mengandung bahan pengawet
b. Minum Kopi
c. Minum softdrink
d. Merokok
e. Minum alkohol
Cara Mengolah Makanan yang Benar
a. Pilih sayur-sayuran,buah-buahan, daging dan ikan yang segar.
b. Cuci tangan sampai bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan
c. Cuci bahan makanan sampai bersih baru di potong-potong
d. Masak sayuran jangan terlalu matang
e. Hindari penggunaan zat pewarna, pengawet makanan dan penyedap rasa
f. Jangan memakai minyak yang sudah berkali-kali di pakai
g. Perhatikan tanggal kadaluarsa.
Akibat Berpantang Makan Pada Ibu Nifas
Apabila ibu nifas berpantang pada jenis makanan tertentu maka gizi yang
diperlukan tubuh tidak terpenuhi sehiingga hal ini dapat mengganggu kesehatan
ibu.Bila memang terpaksa ibu tidak mengkonsumsi makanan tersebut, maka
makanan tersebut dapat diganti dengan jenis makanan lainnya yang mempunyai
kandungan gizi yang sama ada makanan tersebut.
3. Istirahat
Anjurkan ibu untuk :
a. Istirahat yang cukup untuk mengurangi kelelahan.
b. Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
c. Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan. Mengatur kegiatan
rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang
kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam.
Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat:
a. Mengurangi jumlah ASI.
b. Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan.
c. Depresi.
4. Eliminasi
Buang air kecil (BAK)
a. Dalam 6 jam ibu sudah harus bisa BAK spontan, kebanyakan ibu dapat
berkemih spontan dalam waktu 8 jam.
b. Urin dalam jumlah yang banyak akan diproduksi dalam waktu 12-36 jam
setelah melahirkan.
c. Ureter yang berdilatasi akan kembali dalam waktu 6 minggu.
Buang air besar (BAB)
a. BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari, karena enema persalinan, diit cairan,
obat-obatan analgetik, dan perineum yang sangat sakit.
b. Bila lebih dari 3 hari belum BAB bisa diberikan obat laksantia.
c. Ambulasi secara dini dan teratur akan membantu dalam regulasi BAB
d. Asupan cairan yang adekuat dan diit tinggi serat sangat dianjurkan
5. Kebersihan diri
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
a. Perawatan Perineum
1) Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air. Bersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke
belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai
BAK/BAB. Jika terdapat luka episiotomi sarankan untuk tidak
menyentuh luka.
2) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
3) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
b. Pakaian
Sebaiknya, pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat
karena produksi keringat menjadi banyak (di samping urin). Produksi
keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat
hamil. Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada sehingga
payudara tidak tertekan dan kering.Demikian juga dengan pakaian
dalam, agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea
c. Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan pada rambut
akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih
tipis dibandingkan keadaan normal. Namun akan pulih kembali setelah
beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup,lalu sisir
menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
d. Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan
dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan
pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena
itu,dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan
merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan
mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
e. Perawatan Payudara
Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu
sehingga memperlancar pengeluaran susu. Lakukan perawatan payudara
secara teratur, Perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin,
yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari.
7. Seksualitas
a. Diawal-awal selesai masa nifas lakukan hubungan seksual dengan hati-hati
karena biasanya akan nyeri pada perineum.
b. Diskusikan dengan suami mengenai pola dan teknik hubungan seksual yang
nyaman.
c. Berikan peringatan pada suami mengenai kemungkinan keluhan yang akan
dialami istri saat berhubungan seksual yang pertama kali setelah melahirkan.
d. Secara fisik aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat melakukan simulasi dengan memasukkan satu
atau dua jari ke dalam vagina, apabila sudah tidak terdapat rasa nyeri, maka
aman untuk melakukan hubungan suami istri.
e. Meskipun secara psikologis ibu perlu beradaptasi terhadap berbagai
perubahan postpartum, mungkin ada rasa ragu, takut dan ketidaknyamanan
yang perlu difasilitasi pada ibu.
f. Bidan bisa memfasilitasi proses konseling yang efektif, terjaga privasi ibu dan
nyaman tentang seksual sesuai kebutuhan dan kekhawatiran ibu
8. Senam nifas
9. KB (Keluarga Berencana)
a. Kaji keinginan pasangan mengenai siklus reproduksi yang mereka inginkan
b. Diskusikan dengan suami
c. Jelaskan masing-masing alat kontrasepsi
d. Pastikan pilihan alat kontrasepsi yang paling sesuai untuk mereka
Macam-macam metode kontrasepsi untuk ibu menyusui :
Tabel 1.1
No Kegiatan Ya Tidak
A Persiapan alat
1 Ruangan yang tenang dan nyaman
2 Media atau alat peraga sesuai materi pendidikan kesehatan
(Leaflet, lembar balik, atau alat bantu yang lain)