Anda di halaman 1dari 6

Judul Kajian Tingkat Penerapan Manajemen Mutu Terhadap Kinerja

UMKM Sektor Agro-Industri Pangan Olahan Nata de Coco di


Kota Bogor
Penulis/ 1. Linda Elfrida Panjaitan
Author 2. Muhammad Syamsun
3. Darwin Kadarisman

Hasil Daftar Industri Pangan di Kota Bogor diolah menggunakan teknik


Analisa sampling cluster. Kajian contoh clustering dilakukan berdasarkan
/Pembahasan tipologi industri kecil yang didapatkan dari informasi umum
(jumlah tenaga kerja, kapasitas produksi dan nilai investasi).
Kajian clustering dilakukan berdasarkan 3 peubah, yaitu jumlah
tenaga kerja, kapasitas produksi dan nilai investasi kemudian
dilakukan 2 kali pengelompokan dengan analisis discriminant
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. untuk melihat sejauh mana penerapan kualitas manajemen di
sektor UKM, Agroindustri pangan komoditas olahan nata de
coco di Kota Bogor,
2. hubungan antara tingkat penerapan manajemen mutu pada
kinerja UKM Sektor Agroindustri Komoditas Pangan Jadi
nata de coco di Kota Bogor.
Analisis penerapan tingkat manajemen mutu dengan kinerja
perusahaan terhadap analisis tren rasio kinerja keuangan dan tren
kinerja non keuangan. Tren dari rasio kinerja keuangan dalam
analisis:
a. rasio laba bersih,
b. rasio Net Present Margin (NPM),
c. rasio keuntungan terhadap modal (Return on Equity atau
ROE).
Analisis tren dilakukan pada non- kinerja keuangan:
a. jenis produksi,
b. volume produksi,
c. jumlah pelanggan.
Aspek pengendalian mutu kegiatan manajemen mutu pada
industri nata de coco belum sepenuhnya dilaksanakan.
Peningkatan kinerja keuangan pada industri yang telah mencapai
tahap Quality Control System (QCS):
a. tren rasio laba bersih meningkat hingga MMI 5%,
b. tren rasio NPM meningkat meningkat terhadap Mitra Makmur
Industri (MMI) 4%, dan
c. trend rasio ROE meningkat terhadap MM 2%. Peningkatan
kinerja non-keuangan di industri yang telah mencapai tahap
QCS:
a) tren jenis produksi meningkat terhadap AFG 58%,
b) tren volume produksi meningkat terhadap AFG 75%, dan
c) tren jumlah pelanggan meningkat terhadap AFG 105%.
Hubungan dengan tingkat penerapan manajemen kualitas kinerja
keuangan akan menuju pertumbuhan apabila industri konsisten
dalam menerapkan manajemen mutu sehingga pasar menerima
produk dan keuntungan dari semakin besar. Penerapan kontak
tingkat manajemen mutu dengan non-keuangan kinerja telah
meningkat secara konsisten dalam aplikasi sehingga ketika pasar
menerima produk yang meningkatkan volume produksi.
Tingkat penerapan menajemen mutu masih pada tahap relatif
rendah, yaitu berada pada “Operator QC”, “Foreman QC” dan
“SQC”, dimana tingkat penerapan manajemen mutu belum
mencapai tingkat TQM. Di sisi industri, tingkat penerapan
manajemen mutu sudah mencapai tahap SQC mengalami
peningkatan terhadap kinerja keuangan maupun non keuangan.
Dan penerapan kontak tingkat manajemen mutu dengan non-
keuangan kinerja telah meningkat secara konsisten dalam aplikasi
sehingga ketika pasar menerima produk yang meningkatkan
volume produksi.
Kesimpulan Tingkat penerapan menajemen mutu masih pada tahap relatif
rendah, yaitu berada pada “Operator QC”, “Foreman QC” dan
“SQC”, dimana tingkat penerapan manajemen mutu belum
mencapai tingkat TQM. Di sisi industri, tingkat penerapan
manajemen mutu sudah mencapai tahap SQC mengalami
peningkatan terhadap kinerja keuangan maupun non keuangan.

Jurnal (Manajemen IKM, Vol. 6 No.2,


(Nama, https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/article/view/3747 )
Volume/Edisi,
Alamat Url)

Judul ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN


PENGARUHNYA DALAM MENINGKATKAN KINERJA
OPERASIONAL BANGUNAN GEDUNG TINGGI
PERKANTORAN DI JAKARTA PUSAT
Penulis/ 1. Manlian Ronald A. Simanjuntak
Author 2. Skarlet Sinta Suawa

Hasil Dalam proses penelitian ini, dilakukan suatu pendekatan atas teori-
Analisa teori yang berlaku maupun hasil penelitian yang relevan untuk
/Pembahasan mengidentifikasi aspek-aspek dari Sistem Manajemen Mutu dalam
proses operasional bangunan gedung sehingga ditemukan
faktorfaktor dan variabel-variabel yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Proses pengolahan dan analisis data menggunakan
bantuan program statistik, yaitu SPSS (Statistical Product and
Service Solutions). Tahap-tahap analisis yang dilakukan adalah uji
validitas, uji reliabilitas, analisis korelasi, analisis interkorelasi,
analisis faktor, analisis regresi linear berganda, dan uji model
(nilai adjusted R2, t, F, dan Durbin Watson).
Dimana pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner,
dilakukan kepada 70 responden yang bertanggung jawab langsung
terhadap kegiatan building management yang tersebar pada
beberapa perusahaan pengelola bangunan gedung tinggi
perkantoran di Jakarta Pusat. Dari penyebaran kuesioner kepada
70 responden, sampel yang dijawab dan dikembalikan adalah
sebanyak 35 kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif
antara Sistem Manajemen Mutu dan kinerja operasional bangunan
gedung tinggi perkantoran di Jakarta Pusat. Hal itu dapat
dibuktikan melalui hasil analisis yang diperoleh bahwa hubungan
yang terjadi di antara keduanya adalah hubungan yang bersifat
linear dengan menghasilkan dua variabel penentu. Kedua variabel
tersebut yang merupakan aspek-aspek dari Sistem Manajemen
Mutu adalah:
a) mengetahui dan memahami kebutuhan dan harapan pemilik
gedung dan
b) mengambil tindakan perbaikan tepat terhadap hasil kerja
yang tidak sesuai standar.
Dengan demikian, Sistem Manajemen Mutu berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja operasional bangunan gedung tinggi
perkantoran di Jakarta Pusat.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 35
responden yang bertanggung-jawab langsung terhadap kegiatan
building management, dapat disimpulkan bahwa:

a. Sistem Manajemen Mutu memiliki korelasi positif dengan


kinerja operasional bangunan gedung tinggi perkantoran di
Jakarta Pusat. Hal itu dapat dibuktikan melalui persamaan
regresi yang dihasilkan, yaitu:
Y =2, 20 E−16+0 , 5 X 1 +0 , 5 X 30
bahwa hubungan yang terjadi di antara keduanya adalah
hubungan yang bersifat linear dengan menghasilkan dua
variabel penentu. Kedua variabel tersebut yang merupakan
aspek-aspek dari Sistem Manajemen Mutu adalah:
X 1 Mengetahui dan memahami kebutuhan dan harapan
pemilik gedung
X 30 Mengambil tindakan perbaikan tepat terhadap hasil kerja
yang tidak sesuai standar
b. Pemeriksaan atas hasil pekerjaan bertujuan untuk
memastikan pekerjaan telah sesuai dengan standar dan
tidak terjadi penyimpangan. Apabila ditemukan
penyimpangan atau hasil kerja tidak sesuai standar,
kegiatan mengambil tindakan perbaikan tepat terhadap
hasil kerja yang tidak sesuai standar berperan dalam hal
ini. Penyimpangan yang ditemukan segera ditindak-lanjuti,
yaitu dengan menemukan penyebab timbulnya
penyimpangan tersebut sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan yang tepat. Proses ini dilakukan secara terus-
menerus (continuous improvement) sehingga tujuan dan
sasaran organisasi dalam proses operasional bangunan
gedung tercapai.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu dalam proses
operasional bangunan gedung dapat mengendalikan
seluruh kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan
bangunan gedung serta kinerja seluruh anggota organisasi
building management. Dengan demikian, penerapan
Sistem Manajemen Mutu yang benar pada seluruh kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung dapat
mengurangi kegiatan perbaikan yang diakibatkan oleh hasil
kerja yang tidak sesuai standar, atau bahkan dapat
mencegah terjadinya kerusakan sehingga menghasilkan
penurunan biaya operasional dan pemeliharaan bangunan
gedung serta terjadi peningkatan profit perusahaan.
Dengan demikian, Sistem Manajemen Mutu berpengaruh
dalam meningkatkan kinerja operasional bangunan gedung
tinggi perkantoran di Jakarta Pusat.

Jurnal (Jurnal Ilmiah Media Engineering, Vol.4 No.2,


(Nama, https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/6076 )
Volume/Edisi,
Alamat Url)

Reference
A. Simanjuntak, M. R., & Suawa, S. S. (2014). ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU
DAN PENGARUHNYA DALAM MENINGKATKAN KINERJA OPERASIONAL
BANGUNAN GEDUNG TINGGI PERKANTORAN DI JAKARTA PUSAT. Jurnal
Ilmiah Media Engineering, 92-101.
Panjaitan , L. E., Syamsun, M., & Kadarisman , D. (2011). Kajian Tingkat Penerapan
Manajemen Mutu Terhadap Kinerja UMKM Sektor Agro-Industri Pangan Olahan
Nata de Coco di Kota Bogor. Manajemen IKM, 117-124.

Anda mungkin juga menyukai