Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

“Praktikum I, II, III dan IV”


Dosen Pengampu: 1. Meti Maspupah, M. Pd.
2. Epa Paujiah, M. Si.

Disusun Oleh Kelompok 5:


Rifa Nur Afifah (1192060081)
Roseu ratnasari (1192060086)
Tasya Salsabila (1192060108)

Pendidikan Biologi 3C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
DAFTAR ISI
JARINGAN EPITEL .........................................................................................................1
JARINGAN IKAT .............................................................................................................16
JARINGAN OTOT............................................................................................................33
JARINGAN SARAF .........................................................................................................48

ii
JARINGAN
EPITEL
Judul Praktikum : Jaringan Epitel
Tanggal Praktikum : Rabu, 21 Oktober 2020
Tujuan Praktikum : Mengamati preparat histologi untuk mengetahui macam
macam epitel berdasarkan bentuk sel dan jumlah sel yang
membangunnya

A. LANDASAN TEORI
Struktur tubuh baik hewan ataupun manusia yang telah memiliki bagian-bagian
kompleks ternyata hanya memiliki empat tipe jaringan dasar. Empat jaringan dasar
tersebut adalah jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Dari
semua tipe tersebut satu sama lain saling keterkaitan membentuk organ dan sitem dalam
tubuh. Jaringan epitel sebagai jaringan dasar mengandung sel poligonal yang tersususun
berdekatan. Mescher (2011: 75) mengatakan bahwa jaringan epitel terdiri atas sel-sel
polihedral yang berhimpitan dengan substansi ekstrasel yang berjumlah sangat sedikit.
Sel-sel ini melekat erat dan membentuk lembaran-Iembaran sel yang menutupi
permukaan tubuh dan membatasi rongga-rongga tubuh. Sel-sel epitel yang tersusun rapat
sering kali melibatkan sambungan ketat, memungkinkan jaringan epitel berfungsi
sebagai penghalang melawan cedera mekanis, pathogen dan kehilangan cairan. Sel-sel
jaringaan epitel juga membentuk antarmuka aktif dengan lingkungan. Misalnya,
epitelium yang melapisi saluran hidung memiliki fungsi yang sangat penting dalam
olfaksi, indra penciuman (Campbell dkk, 2000:5). Jaringan epitel membentuk lapisan
yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya. Fungsi utama jaringan
epitel adalah sebagai pelindung atau pelapis permukaan seperti kulit, sebagai alat
absorpsi seperti pada usus, alat seksresi pada kelenjar, alat sensoris seperti neuroepitel,
alat kontraktil pada mioepitel, dan proteksi seperti pada ureter dan kulit. ( Harjana,
2011:2)

Menurut Harjana (2011:3), Epitel berasal dari tiga jenis lapisan benih embrio,
yakni:

1. Lapisan ektodermal membentuk epitel yang melapisi kulit, mulut, hidung dan
anus.
2. Lapisan endodermal membentuk epitel yang melapisi sistem pernapasan, traktus
digestivus dan kelenjar-kelenjar traktus digestivus seperti pankreas dan hati.

1
3. Lapisan mesodermal membentuk epitel lain seperti ginjal.

Epitel dapat berpesan sebagai membran dan kelenjar. Epitel berupa membran tersusun
atas sel yang membentuk lapisan untuk membatasi permukaan luar dan dalam sel. Epitel
yang tumbuh menembus jaringan ikat akan membentuk kelenjar eksokrin karena
sekretnya dibawa ke permukaan kelenjar. Pada suatu saat permukaan antara epitel dan
jaringan ikat tersebut akan hilang sehingga sekret kelenjar akan masuk ke pembuluh
darah. Hal ini disebut kelenjar endokrin. (Soesilawati: 44)

Dalam pengelompokannya, jaringan epitel dapat digolongkan berdasarkan


jumlah lapisan dan morfologinya atau struktur sel permukaannya. Epitel dengan satu
lapisan sel disebut selapis (simple) dan epitel yang berlapis banyak disebut bertingkat/
berlapis (stratified). Selain itu, jaringan epitel juga dapat bertingkat semu. Epitel
bertingkat semu terdiri atas satu lapisan sel yang melekat pada membrane basalis tetapi
tidak semua sel mencapai permukaan (Eroschenko, 2010: 29). Membrane basalis adalah
suatu bagian tipis nonseluler yang memisahkan jaringan epitel dan jaringan ikat
dibawahnya.

Apabila dilihat berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan epitel juga terbagi
menjadi dua kelompok utama, yakni epitel pelapis (penutup) dan epitel kelenjar. Epitel
pelapis merupakan jaringan dengan sel-sel yang tersusun dalam lapisan penutup
permukaan luar atau sebagsi pelapis rongga tubuh.

Berdasarkan bentuk selnya, jaringan epitel dikelompokkan menjadi jaringan


epitel pipih/gepeng, kuboid, dan silindris. Bentuk sel tersebut dapat selapis, berlapis
banyak, ataupun transisional. Epitel selapis gepeng (epithelium simplex squamosum)
dapat melapisi permukaan luar pada organ pencernaan, paru-paru, dan jantung disebut
mesotel (mesothelium). Epitel selapis gepeng juga dapat melapisi lumen jantung,
pembuluh darah, dan pembuluh limfe disebut endotel (endothelium). Epitel selapis
kubus (epithelium simplex squamosum) dapat melapisi duktus ekskretorius kecil di
berbagai organ. Pada tubulus kontortus proksimalis ginjal, permukaan apikal epitel
selapis kuboid dilapisi oleh limbus penicillatus yang terdiri dari mikrovili. (atlas)
sedangkan epitel selapis silindris melapisi organ pencernaan (lambung, usus halus dan
usus besar, dan kandung empedu). Diusus halus, sel-sel absorpitif selapis silindris yang
melapisi vili juga memperlihatkan mikrovili.

2
Mikrovili pada permukaan sel epitel mempunyai fungsi khusus seperti absorpsi
pada usus. Pada usus terdapat tonjolan-tonjolan yang menunjukkan membran permukaan
dengan tonjolan-tonjolan mirip jari yang disebut mikrovilli. (Harjana, 2011: 9) Pada
saluran reproduksi wanita, epitel selapis silindris dilapisi oleh silia motil. Pada jaringan
epitel silindris terdapat jenis jaringan epitel yang semu dan dinamakan eepitel silindris
bertingkat semu. Epitel silindris berlapis semu dapat melapisi saluran pernafasan dan
lumen epididimis serta duktus deferens.

Pada epididimis dan duktus deferens, sel-sel permukaan terdapat streosilia


nonmotil, yakni mikrovilli yang bercabang atau mengalami modifikasi (atlas) Selain
jaringan epitel selapis, terdapat jaringan epitel berlapis yang terdiri dari banyak lapisan
sel dengan fungsinya yang berbeda dari jaringan epitel selapis. Jaringan epitel berlapis
biasanya banyak ditemukan pada organ atau bagian tubuh yang besar. Pada jaringan
epitel berlapis gepeng yang terletak di epidermis, jaringan tersusun oleh banyak lapis sel
yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam
lapis basal yang secara berangsur digeser ke permukaan epitel. Sel-sel epitel berubah
bentuk baik secara internal dan eksternal untuk memudahkan pergerakan. Metamorfosis
selular ini meliputi retraksi tonofilamen intrasel, disolusi desmosom intersel dan hemi-
desmosom membran basal, serta pembentukan filamen aktin sitoplasma perifer (Kalangi,
2013: 16). Sedangkan pada jaringan epitel transisional, bentuk jaringannya dapat
berubah dan dapat menyerupai epitel berlapis gepeng atau epitel berlapis gepeng atau
epitel berlapis kuboid, bergantung pada keadaan teregang, atau mengkerut. Saat epitel
transisional mengkerut, sel-sel permukaan tampak bentuk-kubah; saat teregang,
epitelnya terlihat gepeng.

Untuk jaringan epitel kelenjar, jaringan dibentuk oleh sel-sel yang dikhususkan
untuk bersekresi. Molekul-molekul yang akan di sekresikan umumnya disimpan dalam
sel berupa vesikel-vesikel kecil bermembran yang disebut granula sekretoris. Sel-sel
epitel kelenjar dapat menyintesis, menyimpan, dan menyekresi protein (misalnya, di
pankreas), Iipid (misalnya, kelenjar adrenal, kelenjar sebasea), atau senyawa karbohidrat
dan protein (misalnya, kelenjar liur). Kelenjar payudara menyekresi ketiga zat tersebut.
Sel-sel sejumlah kelenjar memiliki aktivitas sintesis yang rendah (misalnya, kelenjar
keringat) dan, menyekresi sebagian besar air dan elektrolit yang dipindahkan ke dalam
kelenjar dari darah( Mescher, 2011: 72).

3
B. ALAT DAN BAHAN

No Alat Jumlah Bahan Jumlah


1 Mikroskop 1 buah Preparat awetan jaringan epitel 1 buah
transisional
2 Alat tulis 1 set Preparat awetan jaringan epitel 2 buah
silindis selapis
3 Handphone 1 buah Preparat awetan jaringan epitel 1 buah
silindris berlapis

4 Buku tulis 1 buah Preparat awetan jaringan epitel 1 buah


silindris berlapis bersilia
5 Atlas 1 buah Preparat awetan jaringan epitel 2 buah
histologi pipih berlapis
6 Preparat awetan jaringan epitel 1 buah
kubus selapis

4
C. LANGKAH KERJA

Alat dan bahan disiapkan

Preparat yang telah disiapkan diambil

Mikroskop diambil dengan hati-hati

Preparat diletakkan di meja preparat pada mikroskop, pembesaran diatur


mulai dari yang terendah

Preparat diamati kemudian didokumentasikan, dicocokan dengan gambar yang


ada pada atlas histologi

Setelah selesai alat disimpan Kembali pada tempatnya

5
D. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Gambar Literatur Keterangan


Pengamatan
1 Nama Jaringan: jaringan
Transisional

Letak: bagian eksresi urinary


system seperti calyce ginjal,
ureter, dan kandung kemih
Sumber:
Kode: A https://www.dartmouth. Fungsi: proteksi dan
edu/~anatomy/Histo/lab distensibilitas
Nama Jaringan: _5/renal/DMS152/popu
Transisional (ginjal) p.html Sumber: Eroschenko (2010: 41)
Diakses Rabu, 18
Pembesaran: 5x10 November 2020 Pukul
7.05
2 Nama Jaringan: Epitel Silindris
Selapis

Letak: melapisi usus dan kandung


empedu

Fungsi: proteksi, lubrikasi,


Sumber:
Kode: B http://histology- absopsi,dan sekresi
world.com/photoalbum/
Nama Jaringan: displayimage.php?albu Sumber: Mescher (2011: 72)
Silindris selapis m=35&pid=4230
(ileum mamalia) Diakses Rabu, 18
November 2020 Pukul
Pembesaran: 5x10 7.09

3 Nama Jaringan: Epitel Pipih


Berlapis

Letak: epidermis kulit

Fungsi: proteksi dan mencegah


penguapan yang berlebih
Kode: C Sumber:
difiore’s Atlas of Sumber:
Nama Jaringan; Pipih Histology with Ereschenko (2012: 72)

6
berlapis (skin Functional Correlations
mammal) (2005 : 41)

Pembesaran: 5x10

4 Nama jaringan : Epitel Silindris


Berlapis Bersilia

Letak : Saluran Pernafasan

Sumber: Fungsi: Menahan kotoran dari


Kode: D https://bilingualbiology
11a.blogspot.com/2014/ luar
Nama Jaringan: 01/histology-i-study-of-
Silindris berlapis tissues-szovettan.html
Sumber: Eroschenko (2005 : 37)
bersilia (bronkiolus) Diakses Rabu, 18
November 2020 Pukul
Pembesaran: 10x10 7.28

5 Nama jaringan : Epitel Silindris


selapis

Letak : Lambung, usus halus

Fungsi: untuk menyekresikan


Sumber: getah pencernaan dan menyerap
Kode: E difiore’s Atlas of nutrien
Histology with Sumber :
Nama Functional Correlations Campbell (2008:8)
Jaringan:Silindris (2005 : 33)
selapis

Pembesaran: 10x10

6 Nama Jaringan: Epitel Pipih


Berlapis

Letak: bagian epidermis

Fungsi: proteksi dan mencegah


Sumber: penguapan yang berlebih
https://www.chegg.com
Kode: F /flashcards/tissues-

7
Nama Jaringan: Pipih d1c306f2-6eb6-475e- Sumber:
berlapis a4a5- Ereschenko (2012: 72)
407f4fd578d6/deck
Pembesaran: 5x10 Diakses Rabu, 18
November 2020 Pukul
14.31
7 Letak: Usus halus, permukaan
lambung, kantung empedu,
Rahim

Fungsi: Proteksi, sekresi, difusi,


Sumber: absorpsi zat.
Kode: G https://www.anatomyno
te.com/human-
Nama Jaringan: anatomy/cell-and- Sumber: Ereschenko (2012: 72)
Silindris berlapis tissue/stratified-
columnar-epithelium/
Pembesaran: 6x10 Diakses Rabu, 18
November 2020 Pukul
14.43
8 Nama jaringan : Epitel Kubus
Selapis

Letak : Tubulus Ginjal

Sumber: Fungsi: menyintesis, menyimpan,


Kode: H https://www.chegg.com
/flashcards/vertebrate- dan menyekresi protein
Nama Jaringan: animal-tissues-
Kubus selapis b84dd228-97e4-4553-
86b1- Sumber:
Pembesaran: 6x10 c4b001249cbb/deck Eroschenko (2011:72)
Diakses Rabu, 18
November 2020 Pukul
15.02

E. PEMBAHASAN
Setelah dilakukannya pengamatan mengenai jaringan sepitel, ternyata
didapatrkanlah keberagaman jaringan epitel dengan ciri-ciri yang berbeda dari setiap
jaringan epitelnya.

8
Pada pengamatan pertama preparat kode A menunjukkan ciri dari jaringan epitel
transisional. Halini karena pada penampang preparat kode A terlihat ada perbedaan
bentuk dari bagian tepi ke tengah. Dimana bagian tepi bentuknya cenderung memanjang
dan semakin tengah menjadi pipih. Hal ini sesuai dengan Susatyo (2019: 2.11) yang
menyatakan bahwa jaringan epitel transisional dapat berubah bentuk dari epitel silindris
atau kubus ke epitel pipih berlapis banyak, tergantung dari keadaan ruangan organ yang
dibatasinya. Pada preparat A menunjukan penampang dari bagian ginjal renal calyx
yang akan dilalui urin. Sehingga pasti akan mengalami peristiwa renggangan karena
volume di dalamnya. Pada jaringan transisional juga terjadi peristiwa renggangan dan
jaringan transisional memang ada di system urinary. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
preparat kode A merupakan jenis jaringan epitel transisional yang ada pada ginjal.

Untuk hasil pengamatan preparat kode B dan E, menunjukkan ciri-ciri dari


jaringan epitel epitel silindris selapis. Dimana pada kedua penampang preparatnya
terlihat memiliki gelombang-gelombang dan untuk preparat E pada bagian sisinya
terlihat ada perbedaan warna dibandingkan bagian tengahnya. Pada preparat B memiliki
bentuk-bentuk yang memanjang dengan permukaan yang luas. Pada kedua preparat ini
nampak seperti ada villi yang tak begitu jelas. Hal ini sesuai dengan Campbell (2000: 6)
bahwa ephitelium kolumnar sederhana akan meyekresikan getah pencernaan dan
menyerap nutrient yang melapisi usus halus. Dinding usus halus terdiri dari villi-villi
yang berfungsi memperluas area penyerapan. Pernyataan tersebut juga didukung dengan
Dongmei (2011:37) bahwa jaringan kolumnar ephitelium sederhana memiliki bentuk
yang panjang dan ramping dan memiliki microvilli aktin yang akan menstabilkan
microvillus untuk absorpsi. Jadi, jika melihat adanya kecocokan dari pernyataan-
pernyataan tersebut, preparat B dan E dapat dikatakan sebagai jaringan epitel silindris
selapis.

Selanjutnya untuk preparat kode C dan F memiliki kesamaan ciri-ciri. Keduanya


memiliki ciri bentuk yang memanjang dengan bagian inti ditengahnya. Bentuk-bentuk
yang memanjang tersbut saling bertindihan sehingga menyerupai ciri dari jaringan epitel
pipih berlapis banyak. Pada jaringan pipih berlapis terbagi dua yaitu yang berkeratin dan
yang tidak berkeratin. Pada preparat C penampang preparat terlihat memiliki lapisan
yang berbeda warna. Dan jika melihat dari literatur, jenis jaringan epitel pipih berlapis
berkeratin memiliki perbedaan warna pada lapisannya sehingga preparat C dapat dikatan

9
sebagai preparat dari jaringan epitel pipih berlapis banyak berkeratin. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikatakan Susatyo (2019: 2.9) bahwa jaringan epitel pipih berlapis
berkeratin pada sel paling permukaannnya mengalami perubahan menjadi suatu lapisan
yang mati dan tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut sebetulnya
adalah lapisan berkeratin. Lalu mengenai ciri dari preparat E penampang hanya terlihat
seperti tumpukan sel yang panjang saja. Namun, sekat antara bentung memanjang
tersebut terlihat jelas dibandingkan preparat C. menurut Primasari (2018: 222) bahwa
jaringan epitel pipih berlapis terdiri dari sel-sel epitel yang melekat satu sama lain dan
tersusun pada masing-masiang lapisan. Selain itu, Susatyo (2019:2.9) juga menyatakan
bahwa jaringan epitel berlapis banyak ada yang tersusun dari sel-sel hidup dan ada juga
yang tersusun dari sel-sel mati yang telah mengalami keratinisasi. Seperti yang sudah di
jelaskan dalam jaringan pipih berlapis berkeratin, lapisannya tidak jelas lagi batas-batas
selnya. Sehingga preparat F menunjukan ciri dari jaringan epitel pipih berlapis banyak
tanpa keratin. Kesimpulannya, preparat C da F merupakan preparat dari jaringan epitel
pipih berlapis banyak.

Untuk preparat selanjutnya, yakni preparat Kode D setelah dilakukan


pengamatan menunjukkan hasil bahwa preparat D memiliki ciri dari jaringan epitel
silindris berlapis bersilia. Pada preparat D ujung penampangnya terlihat seperti memiliki
villi yang menjulur. Permukaannya berbentuk polygonal seperti ubin, tipis namun terdiri
dari beberapa lapisan sel. Hal ini sesuai dengan Campbell (2008: 9) bahwa jaringan
epitelium pipih berlapis merupakan sel-sel yang tersusun bertingkat-tingkat dan
berbentuk pipih. Jadi, dapat disimpulkan bahwa preparat kode D merupakan jaringan
epitel pipih berlapis bersilia.

Selanjutnya, pada preparat kode G menunjukkan ciri-ciri dari jaringan silindris


berlapis. Dimana pada penampangnya terlihat lapisan yang berbentuk gepeng dan
bertingkat. Lapisan tersebut memiliki sel yang terlihat bagian lapisannya karena sel-
selnya merupakan sel yang hidup. Hal ini sesuai dengan Susatyo (2019: 2.9)
bawasannya epitel berlapis banyak dijumpai ditempat-tempat yang banyak mengalami
kerusakan mekanis, epitel akan menyesuaikan fungsinya sesuai tempat. Apabila
tempatnya basah maka epitel tersusun atas sel-sel hidup, sedangkan pada tempat kering
maka sel-selnya telah mengalami keratinisasi. Berdasarkan hal tersebut, maka

10
disimpulkanlah bahwa preparat G merupakan preparat dari jaringan epitel silindris
berlapis.

Yang terakhir untuk preparat kode H, setelah diamati preparat H memiliki ciri-
ciri yang dimiliki jaringan epitel kubus selapis. Dimana pada preparat H tidak begitu
jelas bagian-bagianya hanya saja adagaris yang membentang dan permukaannya tidak
bergaris-garis. Tetapi seperti ada inti besar ditengahnya yang berbentuk sedikit lonjong.
Hal ini sesuai dengan Campbell (2008: 9) bahwa epitelium sederhana merupakan lapisan
sel tunggal. Sehingga preparat disimpulkan sebagai epitel kubus selapis.

F. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Jelaskan ciri-ciri khas dari jaringan epitel

Jawaban:

• Tidak mempunyai ruang-ruang dalam sel, sel-selnya dibangun dengan


sangat rapat dan diantara sel tersebut terdapat perekat interseluler
• Terdiri dari selapis atau beberapa lapis sel
• Permukaan bebasnya menghadap udara atau cairan, permukaan lainnya
melekat pada jaringan ikat yang disebut membrana basalis
• Epitel sering membentuk pendalaman kedalam jaringan ikat, biasanya
terbentuk struktur kelenjar
• Jaringan epitel memperoleh makanan dari kapiler darah yang terdapat
pada jaringan ikat di dekatnya
• Tidak mengandung pembuluh darah tetapi mengandung ujung saraf
• Untuk memperluas permukaan, epitel sering membentuk lipatan, tonjolan
atau pendalaman
• Kemampuan regenerasi yang cukup tinggi

2. Apa fungsi jaringan epitel ?

Jawaban:

• Sebagai alat perlindungan (proteksi), baik terhadap pengaruh mekanis,


fisis, ataupun kimia karena epitel melapisis permukaan dalam dan luar
tubuh. Contohnya ada pada kulit

11
• Melakukan proses absorpsi (penyerapan), misalnya epitel yang
membatasi dinding dalam usus dan dinding tubuh ginjal sebagai
penyerapan hasil pencernaan
• Sebagai organ ekstero-reseptor mampu menerima rangsangandari luar
seperti sel-sel neuroepitel pada puting pengecap
• Sebagai alat eksresi untuk membuan sisa hasil metabolisma (garam, air,
amoniak, CO2 dan lainnya).
• Sebagai lubrikasi yang dilakukan oleh epitel penghasil lender atau mucus
yang memelihara agar dinding saluran dalam tubuh memiliki permukaan
yang tetap basah
• Sebagai sekretorik, epitel bertindak sebagai kelenjar.

3. Sebutkan nama lain jaringan epitel yang melapisi dinding pembuluh darah,
rongga abdominal, rongga dada dengan jantung, dan rongga paru-paru !

Jawaban:

Dinding pembuluh darah disebut dengan endothelium, dinding rongga abdominal


disebut dengan mesotelium, rongga dada dengan jantung disebut pericardium,
dan yang menjadi pembatas paru-paru disebut pleurotenium.

4. Coba Anda jelaskan secara lengkap, dasar klasifikasi jaringan epitel kelenjar,
berikan contohnya masing-masing !

Jwaban:

Kelenjar pada umumnya tersusun oleh sel-sel epitel baik dalam sel penyusun unit
sekresinya atau sel penyusun saluran kelenjarnya. Kelenjar-kelenjar tersebut
dapat digolongkan berdasarkan:

a. Berdasarkan Jumlah selnya


a) Kelenjar uniseluler; kelenjar yang tersusun dari satu sel saja. Contohnya
sel goblet

12
b) Kelenjar multiseluler; kelenjar yang tersusun oleh banyak sel. Contohnya
kelenjar minyak, keringat, dan semua kelenjar selain sel goblet.
b. Berdasarkan ada tidaknya saluran
a) Kelenjar eksoktrin; hubungannya dengan epitel yakni bentuk saluran
tubular yang dilapisi sel epitel yang akan dilalui secret kelenjar ke
permukaan. Contohnya kelenar lambung, kelenjar ludah, dan kelenjar
kerigat.
b) Kelenjar endokrin; terputus dengan epitel permukaan tempat asalnya
karean kelenjar ini tidak meiliki saluran keluar dan sekretnya masuk dan
diangkut ke system saluran. Contohnya kelenjar tiroid dan kelenjar
adrenalin.
c. Berdasarkan jenis sekresinya
a) Sekresi protein. Contohnya pancreas
b) Sekresi protein dan karbohidrat. Contohnyaa kelenjar salivarius
c) Sekresi protein, karbohidrat, dan lemak. Contohnya kelenjar mamalia
d. Berdasarkan cara pengeluaran sekresi
a) Kelenjar merokrin; bahan sekresi dikeluarkan dari unit sekresi tanpa
menghilangkan komponen sel tersebut. contohnya pancreas
b) Kelenjar holokrin; bahan-bahan sekresi dikeluarkan Bersama dengan
seluruh inti sel dan diikuti dengan perusakan sel. Contohnya pada
kelenjar minyak
c) Kelenjar apoksin; bahan sekresi dikeluarkan Bersama bagian-bagian
apeks sitoplasma. Contohnya pada kelenjar keringat tertentu
e. Berdasarkan bentuk saluran kelenjar
a) Tubulosa simpleks. Contohnya pada ciptus coli
b) Tubulosa simpleks melingkar. Contohnya kelenjar keringat
c) Tubulosa simpleks bercabang. Contohnya kelenjar pilorica gastrica
d) Alveolaris simpleks. Contohnya kelenjar sabacea kulit
e) Tubulosa majemuk
f) Tubulosa aciner

13
G. KESIMPULAN

Jaringan epitel dapat digolongkan berdasarkan jumlah lapisan sel dan ciri morfologi
sel pada lapisan permukaan. Epitel selapis hanya mengandung satu lapis sel, dan epitel
berlapis mengandung lebih dari satu lapis sel. Berdasarkan bentuk sel, epitel selapis
digolongkan menjadi epitel gepeng (sel pipih), kuboid (sel dengan ketebalan yang kira-
kira sama dengan lebarnya), atau silindris (sel dengan tinggi yang lebih besar daripada
lebarnya). Epitel berlapis digolongkan berdasarkan bentuk sel di lapisan superfisialnya,
gepeng, kuboid, silindris, dan transisional.

Pada hasil pengamatan didapatkan:

• Kode A : Epitel transisional pada ginjal

• Kode B : Epitel silindris selapis pada ileum mamalia

• Kode C : Epitel pipih berlapis pada kulit mamalia

• Kode D : Epitel silindris berlapis bersilia pada bronkiolus

• Kode E : Epitel silindris selapis

• Kode F : Epitel pipih berlapis

• Kode G : Epitel silindris berlapis

• Kode H : Epitel kubus berlapis

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2000. Biologi Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.


Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Cui, Dongmei. 2011. Atlas of Histology with Funcional and Clinical Cerelations.
China: Library of Congress Catalogin.
Eroschenko Victor P. 2010. Atlas Histologi diFiore Dengan Korelasi Fungsional.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Eroschenko Victor P. 2012. Atlas Histologi diFiore Dengan Korelasi Fungsional.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Harjana, Tri.dkk. 2011. Buku Ajar Histologi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Mescher, Amtony. L. 2011. Basic Histology Text and Atlas JUNQUIERA’S
Fourteent
Edition. Jakarta: EGC
Primasari, Ameta. Dkk. 2o18. Perubahan Sel Epitel Yang Terjadi Pada Permukaan
Mukosa Bukal Wanita Hamil. Jurnal Ilmiah PANNMED. 12(3):222. Dapat diakses
di: http://ojs.poltekkes-medan.ac.id/pannmed/article/view/121
Soeesilawati, Pratiwi. 2020. Histology Kedokteran Dasar. Jatim: Airlangga
University Press.
Sugiharto.Priyo, Susatyo. 2019. Struktur hewan Jilid 2. Tanggerang Selatan.
Universitas terbuka.

15
JARINGAN
IKAT
Judul Praktikum : Jaringan Ikat
Tanggal Praktikum : Rabu, 28 Oktober 2020
Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui macam-macam jaringan ikat dari sediaan preparat
2. Menguraikan pemahaman tentang bentuk dan letak jaringan ikat beserta
pengelompokannya
3. Mengkritisi ciri-ciri, perbedaan beserta fungsi dari jaringan ikat
4. Mengamati karakteristik jaringan ikat serta menyimpulkan keseluruhan materi
tentang jaringan ikat

A. LANDASAN TEORI
Beragam jenis jaringan dalam tubuh manusia diperlukan pembagian tugas khusus
sesuai porsi pada masing-masing jaringan penyusun tersebut, agar fungsi dalam
tubuh berjalan sebagaimana mestinya. Begitu pula pada jaringan ikat memiliki tugas
dalam pertahanan dan pembentukan tubuh khususnya dalam mengikat atau
penghubung antara jaringan lainnya seperti jaringan epitel, jaringan otot, jaringan
saraf, tulang sebagai pelindung atau bahkan menyatukan beberapa organ menjadi
sistem organ sehingga jaringan ikat disebut juga jaringan penyambung (Harjana.
2011 : 13).

Jaringan ikat dibentuk oleh tiga komponen, yaitu sel, serat dan substansi dasar.
Unsur utama jaringan ikat adalah sel-sel, matriks ekstrasel, yang terdiri atas
kombinasi berbagai serat protein (kolagen, retikuler dan elastin) dan substansi dasar
yang bersifat amorf. Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yaitu jaringan
embrional yang dibentuk oleh sel-sel panjang terdeferensiasi, yaitu sel-sel mesenkim
ini ditandai dengan inti yang lonjong dengan anak inti (nukleus) nyata dan kromaton
halus berbentuk bintang, lebih kecil dari fioblas. Biasanya terletak disepanjang
dinding kapiler (Koesoemah, 2017 : 65; Wangko, 2014: S2),

Unsur seluler dari jaringan ikat terdiri dari sel tetap dan sel sementara. Sel-sel
yang termasuk sel tetap adalah fibroblast, sel lemak, perisit, sel mast dan makrofag.
Sedangkan transient cells (sel sementara) adalah sel-sel yang terutama berasal dari
sumsum tulang dan mengikuti aliran darah. Apabila terdapat stimulus atau signal

16
maka sel-sel tersebut meninggalkan peredaran darah dan bermigrasi kedalam
jaringan ikat, yang termasuk transient cells adalah sel plasma, limfosit, neutrofil,
eosinofil, basofil, monosit, makrofag (Endang, 2016 : 8).

Klasifikasi pada jaringan ikat menurut Achmad Chaeri (2005 : 2.19) yaitu :

1. Jaringan ikat embrional


merupakan jaringan muda yang sel-selnya selalu mengadakan pembelahan.
Merupakan hasil pembelahan sel zigot.
❖ Jaringan ikat mesenkim
Terbentuk pada masa awal pembentukan embrio, jaringan mesenkim
adalah asal mula dari perkembangan jaringan ikat pada tubuh yang
berasal dari mesoderm yaitu lapisan tengah pada embrio.
❖ Jaringan ikat berlendir
Tahap perkembangan lanjut dari mesenkim & fibril mulai terbentuk pada
matriks yang berkonsistensi.
2. Jaringan ikat dewasa
➢ Jaringan ikat sesungguhnya
Jaringan ikat sejati yang tidak mengalami modifikasi sehingga banyak
ditemukan di dalam tubuh manusia dan hewan
- Jaringan ikat umum
o Jaringan ikat longgar
Jaringan ikat longgar mempunyai komponen penyusun sel
yang lebih banyak dibanding serabut/serat. Jaringan ikat
longgar berfungsi untuk membungkus organ tubuh,
pembuluh darah, dan saraf. Adapun salah satu contoh
jaringan ikat longgar adalah mesenterium, yaitu selaput
pembungkus organ dalam perut.
o Jaringan ikat padat (teratur & tidak teratur)
Jaringan ikat padat merupakan jaringan ikat yang
komponen penyusun selnya lebih sedikit dibandingkan
serabut/seratnya. Jaringan ikat padat terbagi menjadi dua:
Jaringan ikat padat teratur: Contohnya tendon

17
(penghubung antara tulang dan otot), serta ligamen
(penghubung tulang dan tulang). Jaringan ikat padat tidak
teratur: Contohnya fasia (selaput pembungkus otot).
- Jaringan ikat khusus
o Jaringan lemak (adiposa)
Berasal dari preadiposit, peran utamanya adalah
menyimpan energi dalam bentuk lipid juga mengisi ruang
antar orang dengan jaringan untuk menyediakan
dukungan struktural dan metabolik.
o Jaringan ikat retikuler
Jaringan ikat yang terdiri dari serat dan sel retikuler, yang
eksklusif untuk jenis jaringan ini. Unsur-unsur tersebut
tersusun membentuk jalinan halus, yang mendukung sel-
sel bebas yang membentuk sel darah.
o Jaringan ikat berpigmen
Jaringan pigmen atau lengkapnya jaringan ikat
berpigmen, memiliki sel-sel khusus yang mampu
mensintesa serta menimbun pigmen.
➢ Jaringan ikat bermodifikasi
- Tulang rawan (Cartilago) termasuk tulang rawan hyalin, tulang
rawan elastis & tulang rawan serabut, tersusun oleh sel kondrosit.
- Tulang
Unsur utama tubuh, tulang meyokong struktur –struktur
berdaging, melindungi organ vital seperti yang terdapat dalam
rongga tengkorak, dada & berfungsi sebagai penyimpan kalsium,
yaitu sel tulang muda, sel tulang & osteoclast
- Darah & Limfa
Termasuk jaringan ikat cair, jaringan darah berperan dalam
proses transportasi dan sebagai sistem kekebalan tubuh,
sementara jaringan limfa berperan dalam sistem imunitas tubuh.

18
B. ALAT DAN BAHAN
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
Preparat awetan jaringan
1 Mikroskop 1 buah 2 buah
ikat Kartilago Hialin
Preparat awetan jaringan
2 Atlas Histologi 1 buah 1 buah
ikat Tulang Keras
Kamera Preparat awetan jaringan
3 1 buah 1 buah
Handphone ikat Tulang Keras Mamalia
Preparat awetan jaringan
4 Alat Tulis 1 set 1 buah
ikat Sel Eritrosit
Preparat awetan jaringan
5 Buku tulis 1 buah 1 buah
ikat Osteogenesis
Preparat awetan jaringan
6 1 buah
ikat Darah Manusia
Preparat awetan jaringan
7 1 buah
ikat Tulang Kompak

19
C. LANGKAH KERJA

Alat & bahan disiapkan

Preparat yang telah disiapkan diambil

Mikroskop diambil & disiapkan dengan hati-hati

Preparat diletakan dibawah mikroskop, perbesaran diatur mulai


dari yang terendah

Preparat diamati dengan bantuan atlas histologi dan


didokumentasikan

Setelah selesai alat & bahan disimpan pada tempatnya

20
D. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan

1. Nama Jaringan : Tulang


Kompak

Letak : Tulang jari tangan,


tulang selangkang, tulang
Sumber :
difiore’s Atlas of paha, telapak kaki, tulang ruas
Histology with
jari kaki
Functional
Kode : A Correlations (2005 :
93)
Nama Jaringan : Tulang Fungsi : Proses haemopoisis,
Kompak proses pembentukan tulang
Perbesaran : 5 x 10 baru, melapisi & membatasi
bagian dalam tulang

Sumber : (Achmad, 2005 :


2.28)
2. Nama Jaringan : Sel Eritrosit

Letak : Berjumlah banyak dan


menyebar di dalam darah

Sumber : Fungsi : Pengangkut O2 &


http://artagraft.blogsp CO2, gas pernafasan, katalisis
ot.com/2011/07/pemb
angunan-manusia.html reaksi reversibel, antibodi
Kode : B Diakes Selasa, 17 pelebaran pembuluh darah
November 2020 pukul
Nama Jaringan : Sel 10.15 WIB.
Eritrosit Sumber : (Victor, 2005 : 102)

Perbesaran : 5x 10

21
3. Nama Jaringan : Tulang
Keras

Letak : Rangka tubuh, tulang


aksial (tengkorak, dada, rusuk
& ruas tulang belakang)

Kode : C Sumber : Fungsi : Penyusun,


Nama Jaringan : Tulang https://www.shuttersto pembentukan sel, pelekatan
Keras ck.com/image-
Perbesaran : 10 x 10 photo/crosssection- otot, penyokong tubuh,
diaphysis-immature- pelindung organ vital,
bone-periosteum-
surroundsthe- penyimpan mineral,
648674236 pembentuk tubuh & alat gerak
Diakes pada : Selasa,
17 November 2020 pasif
pukul 10.19 WIB.

Sumber : (Achmad, 2005 :


2.26-2.27)
4. Nama Jaringan : Kartilago
Hialin

Letak : Hidung, laring, trakea,


bronkus, telinga, saluran
Sumber : nafas, sela sendi (siku, lutut &
https://commons.wiki
media.org/wiki/File:C pergelangan kaki)
onnective_Tissue_Hy
Kode : D aline_Cartilage_(4095
8872915).jpg Fungsi : Berperan sebagai
Nama Jaringan : Diakes pada : Selasa,
Kartilago Hialin bantalan, mengurangi
17 November 2020
pukul 09.54 WIB. gesekan, penopang, perekat
Perbesaran : 10 x 10
juga pertumbuhan dalam
menjalankan fungsi organ

Sumber : (Anthony, 2011 :


111-113)

22
5. Nama Jaringan : Osteogenesis

Letak : Tulang pariet, jari,


humerus, sumsum tulang
belakang, klavikula, radius,
ulna, metacarpal, metatarsal,
femur, tibia & fibula
Kode : E Sumber :
Nama Jaringan : http://stevegallik.org/h
istologyolm_Ch06_P0 Fungsi : Beregenerasi,
Osteogenesis
Perbesaran : 10 x 10 9.html adaptasi, remodelling,
Diakes pada : Selasa,
17 November 2020 pembentukan & penambahan
pukul 09.58 WIB. tulang

Sumber : (Clarke, 2005 : 6)


6. Nama Jaringan : Tulang
Keras Mamalia

Letak : Tulang belakang,


kepala, rusuk, dada, tungkai
kaki depan & belakang

Sumber :
https://www.ouhsc.ed Fungsi : Alat penunjang
Kode : F u/histology/Text%20S tubuh, alat gerak pasif,
ections/Bone.html
Nama Jaringan : Tulang Diakes pada : Selasa, melindungi organ vital,
Keras Mamalia 17 November 2020 memberi bentuk & tempat
pukul 10.21 WIB.
Perbesaran : 10 x 10 pembuatan unsur darah

Sumber : (Adam, 2012 : 6)

23
7. Nama Jaringan : Kartilago
Hialin

Letak : Permukaan sendi


gerak, dinding saluran nafas

Sumber : besar, lempeng epifisis, ujung


http://stevegallik.org/h ventral dengan sternum
istologyolm_Ch06_P0
9.html
Kode : G Diakes pada : Selasa, Fungsi : pertumbuhan
17 November 2020
Nama Jaringan : pukul 09.58 WIB. memanjang tulang &
Kartilago Hialin kerangka sementara

Perbesaran : 5 x 10
Sumber : (Anthony, 2011 :
111)
8. Nama Jaringan : Darah
Manusia

Letak : Bilik jantung, limfosit,


dalam pembuluh darah (arteri,
artiol, kapiler, venula & vena)
Sumber : Histologi
Dasar JUNQUEIRA
Teks & Atlas
Fungsi : Keseimbangan asam
Kode : H basa, melawan patogen,

Nama Jaringan : Darah pengatur suhu, mengedarkan


Manusia hormon & pengangkut nutrisi

Perbesaran : 5 x 10
Sumber : (Anthony, 2011 :
198)

24
E. PEMBAHASAN

Preparat A menunjukkan preparat tulang kompak dilihat dengan kesamaan pada literatur
menunjukkan bagian-bagian unik yang menonjol seperti lingkaran hitam kecil yang berjarak
dan terkadang memiliki ekor seperti kecebong. Lingkaran tersebut dinamai dengan osteon
yang lebih dikenal dengan sistem havers dan ekor yang disebutkan tadi adalah kanal
(volkmann) perforans, ini berupa saluran havers yang menghubungkan permukaan sebelah
luar yang sebelah dalam tulang dan menghubungkan havers satu dan lainnya sebagai
pembawa pembuluh darah, serabut saraf, pembuluh limfe dan jaringan ikat dari periosteum
ke saluran havers. Ada seperti garis putus-putus mengelilingi lingkaran hitam (havers)
tersebut membentuk lingkaran dengan nama nama lamella havers yang konsentris (bagian
luar dan dalam) kemudian terdapat lakuna juga kanalikuli. Lamella ini terdapat
sirkumferensia yang sejajar dengan permukaan tulang dan ada lamela interstisialis di bagian
dalamnya antar atau pengisi ruang dalam tulang (Achmad Chaeri, 2005 : 2.27-2.28).

Preparat kode B adalah sel eritrosit dan preparat kode H yang kedelapan adalah sel darah
manusia. Dalam pembahasannya sel eritrosit ini tidak bisa dijauhkan & selalu berkaitan
dengan darah, keduanya termasuk pada jaringan ikat darah. Darah terbentuk dengan unsur
cairan plasma dalam darah tersebut terdapat eritrosit, leukosit dan trombosit. Eritrosit dalam
keadaan segar berukuran 8,5 mikron & jika dibuat apus/smear darah akan menyusut menjadi
7,6 mikron (Achmad, 2005 : 2.30). Eritrosit itu tidak memiliki inti dan di luarnya dilapisi
membran tipis dengan sifat yang elastis, maka dari itu daerah ini fleksibel sehingga bisa
berbentuk tidak teratur memiliki ukuran 4,6 sampai 6,2 juta/mm3 sehingga tersebar dan
banyak ditemukan di sel darah memiliki 40%, lipid 10%, karbohidrat dan 50% protein. Darah
sebagai sistem sirkulasi dan identik berbentuk keping bikonkav atau cakram dengan warna
yang serupa, sebagai penghuni sistem sirkulasi bentuknya ada yang lonjong juga bulat namun
bentuknya ini hampir seragam (Anthony, 2011 : 198-199).

Preparet ketiga yaitu kode C termasuk pada tulang keras, seperti pada tulang kompak sel
pembentuk tulang keras disebut osteoblast. Ruang antara selnya mengandung zat kapur yang
menjadikannya keras karena tidak adanya zat perekat. Selnya hidup dengan material
ekstraseluler mengandung komponen organik dan inorganik terdapat mineral, air & matriks
kolagen. Komponen organik ini berfungsi untuk menahan tegangan juga mengandung protein
juga glikosaminoglikan sulfat dan asam hialuronat, membentuk agregat proteoglikan yang
besar. Komponen inorganik mineral dan fosfat juga kalsium dalam bentuk kristal

25
hidroksiapatit dan berkaitan dengan ikatan serat. Kolagen yang besar itu menjadikan tulang
ini keras bersifat tahan lama dan kuat juga memiliki kadar normal mineral darah dari hormon
paratiroid dan kalsitonin untuk kebutuhan (Victor, 2005 : 80).

Preparat kode D dan H memiliki kesamaan yaitu termasuk pada jaringan ikat rawan yang
lebih spesifik ialah hialin kartilago. Luar bagian tulang rawan hialin ini dikelilingi dan
dibungkus oleh jaringan ikat kencang irregular. Sel-selnya disebut kondrosit yang menempati
sebuah rongga juga disekat oleh lakuna sehingga seperti blok-blok daerah yang variasi.
Dikarenakan ada yang berisi satu kondrosit juga ada yang berisi dua atau lebih kodrosit ini
bias sendiri-sendiri, bergabung atau kelompok. Kelompok yang menyatu itulah disebut
kelompok isogen. Tulang rawan hialin ini segar beraspek putih dengan kebiruan dan terlihat
atau bersifat transparan namun tampak homogen juga bening seperti kaca atau gelas, ini
disebabkan oleh serabut kolagen yang menjadi substansi dasar dari matriks rawan. Namun
matriks yang berada di sekitar kelompok isogen biasanya berwarna lebih gelap dinamakan
matriks kapsuler atau territorial. Matriks yang membatasi lakuna disebut kapsula bersifat
basofil karena banyak mengandung kondramukoid, selain itu mengandung kondroitin sulfat
dan albuminoid. Matriks tulang rawan pada dasarnya merupakan gel amorf berpegas dengan
susunan makromolekul khusus. (Kalangi, 2014 : S19).

Kode E preparet ke-5 adalah osteogenesis atau bias disebut osifikasi (pembentukan
tulang) terjadi melalui suatu lapisan (membran) jaringan ikat yang terjadi secara langsung di
dalam suatu model tulang rawan, disebut osifikasi intramembranosa, osifikasi endochondral
& osifikasi etopik. Tulang dewasa yang sedang berkembang ini memiliki empat jenis sel
yang berbeda yang pertama sel osteoprogenitor berupa sel induk pluripotent, tidak
berdiferensiasi & terletak di lapisan dalam jaringan ikat periosteum terdapat pula lapisan
endosteum, osteon & kanalis perforans. Sel ini berproliferasi dengan mitosis menjadi
osteoblas (terdapat di permukaan tulang) menyintesis, menyekresi & mengendapkan osteoid
membuat komponen organik matriks tulang baru. Osteosit terbentuk dalam matur osteoblas
terdapat di dalam lakuna dekat pembuluh darah. Sel ini bercabang menjulurkan sitoplasma
masuk ke kanalikuli menyebar ke segala arah dari lacuna berhubungan dengan nexus terjadi
hubungan kompleks juga mekanisme pertukaran efisien kanalikuli menjadi asteosit hidup &
osteosit mati yang kemudian akan direabsorpsi oleh osteoklas. Osteoklas adalah sel
multinukleus besar sepanjang permukaan tulang berasal dari penyatuan sel-sel progenitor
hemopoitik atau darah yang masuk turunan sel makrofag mononuklearis-monosit (Victor,
2005 : 86-87).

26
Preparat kode F termasuk pembahasan yang terakhir yaitu tulang keras mamalia sekilas
mirip dengan tulang kompak namun lebih banyak memiliki kanal havers yang lebar dan
terbuka dengan dikelilingi oleh warna gelap di sekitar kana tersebut (kanalikuli). Umumnya
tulang keras mamalia ini mencakup atau mirip dengan sejenis dengan manusia. Tulang
rahang bawah (mandible) mamalia tersusun oleh tulang tunggal dan butir darah merah yang
tidak memiliki inti. Tulang pendengar terdiri atas tiga tulang landasan yaitu martil juga
sanggurdi dan “condyles occipitalis” sudah ada sebanyak 2 buah ini merupakan tulang
terbesar dalam jaringan tubuh hewan (KLHKLIPI, 2019 : 17).

F. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Jelaskan ciri-ciri jaringan ikat !
• Letak sel-sel jaringan ikat tidak berdekatan atau saling berjauhan,
kemungkinan berhubungan hanya bagian ujung protoplasma saja
• Ruang batas selnya diisi oleh substansi interseluler yang dapat berupa
cairan, lender, bertekstur agak keras dan keras sekali. Bisa homogen dan
heterogen (ectofibril didasar amorf)
• Inti sel menggelembung, sitoplasma bergranula dan bentuk sel tidak teratur
• Memiliki pasokan saraf dan pasokan darah (vascular)
• Struktur jaringan ikat terdiri atas sel-sel tersebar dan terbenam di dalam
material sel (matriks) dan matriks inilah yang bermacam-macam dan
memiliki ciri untuk menentukan jenis jaringan ikat

2. Apa fungsi dari jaringan ikat ?


➢ Pengisi, penyokong, pengikat serta penghubung celah antara jaringan lain
➢ Pembungkus jaringan lain berupa selaput (capsula)
➢ Penyimpan cadangan makanan, air dan elektrolit dalam ruang-ruang
interseluler
➢ Pertahanan tubuh dengan adanya komponen seluler seperti sel phagosit,
makrofag, sel limfosit, neutrophil dan lain-lain
➢ Reparasi atau perbaikan jaringan berkemampuan tinggi untuk regenerasi
dan menutupi kerusakan jaringan yang membentuk parut
➢ Transportasi karena ada hubungan dengan kapiler darah yang membantu
membawa nutrisi ke jaringan lain (membungkus kapiler darah)

27
3. Apa perbedaan jaringan ikat kendur dengan jaringan ikat padat ?
❖ Jaringan ikat kendur banyak terdapat di dalam tubuh terletak pada bawah
kulit. Sedangkan letak jaringan ikat padat hanya ada di beberapa tempat
seperti saluran pencernaan atau pada bagian otot sebagai penghubung antar
tulang
❖ Elemen seluler pada jaringan ikut kendur bermacam-macam seperti
maktofag, sel plasma, sel tiang dan sel lemak. Sedangkan elemen seluler
pada jaringan ikat padat sangat sedikit seperti tendon dan ligament
❖ Segi kerapatan jaringan ikat kendur tersusun berjarak atau salah soalnya
jarang. Sedangkan jaringan ikat padat tersusun padat dan teratur
❖ Matriks jaringan ikat kendur tersusun serabut kolagen dan serabut elastin
berupa cairan lendir (mucus). Sedangkan jaringan ikat padat disusun sel-
sel fibroblas dan serat kolagen tidak elastis
❖ Fungsi jaringan ikat kendur membungkus organ-organ tubuh, pembuluh
darah dan saraf. Sedangkan jaringan ikat padat untuk membungkus tulang
dan lapisan dermis pada kulit

4. Mengapa darah dikelompokkan dalam jaringan ikat ?


Karena mempunyai 3 kriteria pokok yakni mempunyai sel, mempunyai serabut
dan substansi dasar. Sel yang termasuk adalah sel darah merah, sel darah putih
juga keping darah. Serabut terjadi saat proses pembekuan darah berupa fibrin &
substansi dasar penyusun. Individu dewasa memiliki volume darah lebih kurang
7% dari berat tubuh. Selain itu juga darah memiliki matriks ekstraseluler berupa
cairan yaitu plasma darah, Fungsi jaringan darah untuk membawa sari-sari
makanan, hormone, oksigen, sisa hasil metabolisme serta mencegah infeksi

5. Ada berapa jenis serabut pada jaringan ikat, sebutkan!


Ada 3 (tiga) jenis serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastin & serabut retikuler

6. Coba anda jelaskan proses pembentukan tulang rawan berikut nutrisinya!


Matriks jaringan tulang rawan terdiri atas kodrin yaitu zat jernih seperti kanji yang
terbuat dari mukopolosakarida dan fosfat. Oleh karena itu sel tulang rawan disebut
kodrosit berfungsi untuk mensintesis dan mempertahankan matriks yang
28
mengandung serabut kolagen, serabut elastis & serabut fibrosa. Kodrin dihasilkan
oleh sel kondroblas (terletak di lakuna). Dibungkus membran perikondrium
karena bersifat lunak. Pada anak-anak berasal dari jaringan ikat embrional
(mesenkim). Sedangkan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput rawan/fibrosa
tipis (perikondrium). Pada stadium embrio, rangka hewan mamalia terdiri atas
kartilago (tulang rawan). Pada perkembangan selanjutnya osifikasi menjadi tulang
keras dan ada sebagian kecil yang tersisa pada stadium dewasa misalnya pada
daun telinga, hidung, antar ruas tulang belakang dan tulang dada

7. Jelaskan penggolongan jaringan ikat secara lengkap!


Jaringan pengikat sebenarnya (sejati), jaringan kartilago, jaringan tulang, jaringan
mieloid, jaringan darah dan jaringan limfoid

8. Apa fungsi dari makrofag?


Memakan benda asing yang terutama bakteri sel-sel yang mati, sel darah yang
rusak dan partikel karbon (menghancurkan patogen dan sel apoptosis). Kekebalan
adaptif untuk mengingatkan sistem kekebalan terhadap invasi mikroba
menjanjikan antigen ke sel T helper kemudian mengaktifkan sel T sitotoksik
untuk menyerang sel yang terinfeksi, juga sel T helper menstimulasi sel B dari
sistem kekebalan tubuh untuk mengeluarkan antibodi

9. Sebutkan sifat serat kolagen!


Lentur atau fleksibel, dapat dicerna pepsin, tidak tercemar tripsin, dalam air
mendidih serabut ini larut membentuk gelatin oleh pengaruh air panas, agak
berkerut, tetapi oleh asam atau basa lemah mengembang, dengan asam tannin
akan terbentuk menjadi bahan yang susah larut atau menjadi lebih kuat,
menyamakan kulit, keadaan segar beraspek putih sehingga disebut white fibers

G. KESIMPULAN

Jaringan ikat disebut jaringan penyambung & jaringan penyokong terdiri dari macam-
macam sel terletak berjauhan, serabut protein yang homogen/heterogen & substansi dasar
(matriks) sebagai pengisi ruang batas sel. Bertanggung jawab dalam mempertahankan bentuk
tubuh terbagi menjadi jaringan ikat embrional (mesenkim & berlendir) & jaringan ikat

29
dewasa yang sesungguhnya (umum & khusus) juga jaringan ikat dewasa yang bermodifikasi
(tulang, tulang rawan, darah & limfa).

30
DAFTAR PUSTAKA

Chaeri, Achmad, dkk. 2005. Struktur Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka


Eroschenko, Victor. P. 2005. Atlas of Histology with Functional Correlations.
United States: Lippincott Williams & Wilkins.
Harjana, Tri. 2011. Histologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Kalangi, Sonny.J.R. 2014. Tinjauan Histologik Tulang Rawan. Jurnal Biomedik.
6(3) : s17-26. (31/10/2020, 18.47)
Koesoemah, Hetty Anggraeni & Sagung Agung Putri Dwiastuti. 2017. Histologi dan
Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan Sumber Data Manusia
Kesehatan.
Mecher, Anthony L. 2011. Histologi Dasar JUNQUIERA Teks & Atlas. Frans Dani.

Penerjemah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


Wangko, Sunny & Ronny Karundeng. 2014. Komponen Sel Jaringan Ikat.
Jurnal Biomedik. 6(1): S1-7. (29/10/2020, 01.39)

31
JARINGAN
OTOT
Judul Praktikum : Jaringan Otot
Tanggal Praktikum : Rabu, 04 November 2020
Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui macam-macam jaringan otot dari sediaan preparat
2. Menguraikan pemahaman tentang bentuk dan letak jaringan otot beserta
pengelompokannya
3. Mengkritisi ciri-ciri, perbedaan beserta fungsi dari jaringan otot
4. Mengamati karakteristik jaringan otot serta menyimpulkan keseluruhan materi tentang
jaringan otot

A. LANDASAN TEORI
Setiap makhluk hidup baik manusia, hewan & tumbuhan perlu melakukan
pergerakan baik itu berlari untuk mengejar mangsa bagi hewan, tropisme sebagai
respon terhadap rangsangan cahaya untuk fotosintesis oleh tumbuhan dan gerak
manusia selama melakukan banyak aktivitas. Tubuh manusia memiliki ragam jenis
jaringan dengan fungsi yang beragam pula dan alat gerak yang memiliki perannya
tersendiri terdapat alat gerak aktif dan alat gerak pasif. Alat gerak aktif ini berupa otot
yang berperan dalam pergerakan dan berada dalam sebuah jaringan tubuh (Hetty &
Sagung, 2017: 74).
Jaringan otot berkontribusi dalam membangun otot rangka dan bertempat di
berbagai macam organ tubuh, memiliki sifat utama dalam kontraksi dan konduksi atau
berperan aktif dalam menghantarkan rangsangan. Jaringan otot ini memiliki susunan
sel didalamnya berbentuk memanjang (serabut otot) dan pipih dengan elemen-elemen
penyususn yang disebut filamen sitoplasmik atau myofibril yang mengandung dua
jenis filamem protein kontraktil yaitu aktin (actinum) dan miosin (myosinum). Sel
otot ini berasal dari lapisan mesoderm & berdiferensiasi pada proses pemanjangan
yang berangsur-angsur tanpa komponen lain, terjadi secara bersamaan dengan proses
sintesis protein filament dalam sitoplasma (Tri Harjana, 2011: 37).
Serabut otot tersusun dalam berkas, sumbunya paralel dengan arah kontraksi.
Dalam serabut otot banyak terdapat fibroprotein dalam sarkoplasma yang mudah
menyerap zat warna untuk sitoplasma, terdapat pula membran disekitar sel atau
plasmalema disebut sarkolema.). Terdapat tiga jenis jaringan otot pada mamalia yaitu
otot rangka (textus muscularis striatus skeletalis), otot polos (textus muscularis levis),
dan otot jantung (textus muscularis striatus cardiacus). Dengan gambaran
33
mikroskopik, pada sayatan memanjang otot kerangka dan otot jantung pada
myofibrilnya terdapat garis-garis melintang yang khas sedangkan pada otot polos
tidak (Dellman dan Brown, 1989). Klasifikasi jaringan otot menurut Achmad Chaeri
(2005: 2.36) didasarkan pada struktur & fungsinya. Berdasarkan strukturnya jaringan
otot dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Otot rangka bergaris melintang/otot lurik
Termasuk pada jenis otot skelet & otot jantung terdiri dari berkas-berkas sel
silindris yang memiliki inti banyak dan sangat panjang (sampai 4 cm).
Berdiameter 10-100 mikron akan membesar bila individu semakin dewasa.
Otot skelet terdiri dari bagian-bagian yang disebut sarcolemma (bagian jemih
yang membungkus otot dan lebih tipis dari membran plasma, sifat transparan.
elastis, resisten terhadap asam dan basa), tebal lebih kurang multinucleic
(banyak, bentuk lonjong dijumpai terletak di bagian perifer/tepi sel yang tepat
di bawah membran sel, pada satu serabut otot dapat dijumpai sampai 35 buah
/mm3).
b. Otot Polos
Otot penyusun organ-organ visceral (dalam), terdiri dari sel-sel kumparan
dengan panjang 30-200 mikron didalamnya terdapat penampang melintang
berbentuk bundar. Satuan/serabut otot polos umumnya disebut “sel”, karena
memenuhi kreteria sel. Bentuknya seperti kincir (spindle-shaped) dengan
ujung runcing atau bercabang. Ukurannya bervariasi, ukuran terbesar pada
uterus pada masa pregnansi 12x600µm, dan yang terkecil ditemukan pada
arteri-arteri kecil 1x10µm. Intinya 1 (satu) dan berbentuk lonjong dengan
ujung tumpul. Pada otot polos yang sedang berkontraksi bentuk inti sering
bergelombang.
c. Otot Jantung
Otot jantung juga memperlihatkan garis-garis melintang dan terdiri dar sel-sel
individual yang panjang atau bercabang-cabang yang berjalan sejajar satu
sama lain. Bentuknya silinder, menghubungkan sel yang letak berjajar, diikat
pula oleh serat-serat extraseluler jaringan pengikat sehingga keseluruhan otot
itu berjalin-jalin, tempat perhubungan ujung ke ujung terdapat diskus
interkalaris. Memiliki inti sel lebih dari satu dan letak intinya selalu di tengah
sel. Ukuran sel otot jantung sama dengan lurik. Bekerja diluar kesadaran kita
(Involunter). Otot jantung terdapat khusus di jantung.
34
Dilihat dari fungsinya jaringan otot terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Jaringan otot voluntary
Berkontraksi secara sadar dan otot yang dapat dikontrol sesuai kehendak
kita. Terdiri dari serat silinder yang umumnya otot-otot ini melekat pada
tulang kerangka sehingga jenisnya berupa otot rangka/otot bergaris
melintang/seran lintang/striated muscle.
2. Jaringan otot involuntary
Berkontraksi secara tidak sadar dan otot yang tidak dapat dikontrol atas
kemauan kita karena berada pada luar kesadaran. Tindakan mereka
terutama dikendalikan oleh sistem saraf otonom dalam tubuh. Jenis utama
otot tak sadar yang otot polos dan otot jantung.

35
B. ALAT DAN BAHAN
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
Preparat awetan jaringan
1 Mikroskop 1 buah 2 buah
otot jantung
Preparat awetan jaringan
2 Atlas Histologi 1 buah 2 buah
otot lurik
Kamera Preparat awetan jaringan
3 1 buah 1 buah
Handphone otot polos
Preparat awetan jaringan
4 Alat Tulis 1 set 1 buah
otot serat melintang
Preparat awetan jaringan
5 Buku tulis 1 buah 1 buah
otot involunteer mamalia
Preparat awetan jaringan
6 1 buah
otot involunteer di ileum

C. LANGKAH KERJA

Alat & bahan Preparat yang Mikroskop diambil &


disiapkan telah disiapkan disiapkan dengan
diambil hati-hati

Preparat diamati Preparat diletakan


Setelah selesai dengan bantuan atlas dibawah mikroskop,
alat & bahan histologi dan perbesaran diatur
disimpan pada didokumentasikan mulai dari yang
tempatnya terendah

36
D. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan


1 Nama Jaringan: Otot Jantung

Letak: Pada jantung tepatnya dinding


jantung dan pembuluh besar yang melekat
pada jantung

Sumber: Fungsi: menghasilkan impuls dan


https://www.chegg.co menghantarkan impuls yang telah
m/flashcards/tissue- mengalami modifikasi. Jantung akan
Kode : A review-bf451b7b- membesar dan mengecil karena otot
02d8-4d13-9132- jantung.
Nama Jaringan : Otot 31a8aec12f1a/deck
Jantung diakses Minggu, 8 Sumber:
November 2020 Pukul Ereschenko (2005 : 286)
Perbesaran :10x10 18.07

2 Nama Jaringan : Otot Jantung

Letak : Pada jantung tepatnya dinding


jantung dan pembuluh besar yang melekat
pada jantung

Fungsi : menghasilkan impuls dan


Sumber: menghantarkan impuls yang telah
Kode : B https://www.chegg.co mengalami modifikasi. Jantung akan
m/flashcards/lab- membesar dan mengecil karena otot
Nama Jaringan : Otot practical-1-83d16824- jantung.
Jantung 27a5-4442-af7b-
45d329d7959c/deck Sumber :
Perbesaran : 5x10 diakses Minggu, 8 Ereschenko (2005 : 286)
November 2020 Pukul
18.15

3 Nama Jaringan: Otot Lurik

Letak: Melekat pada rangka dan


dikelilingi jaringan ikat

Fungsi: sebagai alat gerak aktif,


Sumber: berkonsentrasi secara cepat dan kuat,

37
Kode : C http://kelasbiologiku.b untuk menggerakan tulang dari tubuh
logspot.com/2013/03/
Nama Jaringan : Otot mengenal-otot- Sumber: Yunadi (2003 : 123)
Lurik lurik.html
diakses Minggu, 8
Perbesaran : 10x10 November 2020 Pukul
10.43
4 Nama Jaringan: Otot Lurik

Letak: Melekat pada rangka dan


dikelilingi jaringan ikat

Fungsi: sebagai alat gerak aktif,


berkonsentrasi secara cepat dan kuat,
untuk menggerakan tulang dari tubuh
Sumber:
Kode : D https://www.ouhsc.ed Sumber: Yunadi (2003 : 123)
u/histology/Glass%20
Nama Jaringan : Otot slides/Slide%2077.ht
Serat melintang ml
diakses Minggu,8
Perbesaran : 10x10 November 2020 Pukul
18.51
5 Nama Jaringan : Mamalian Involuntary
Muscle

Letak: Saluran Organ pencernaan

Fungsi: melakukan gerakan peristaltic


untuk mendorong makanan pada
esophagus dan usus
Sumber:
Kode : E
Sumber: Subowo (2003 : 40)
https://micro.magnet.f
Nama Jaringan: su.edu/primer/anatom
Mamalia involuntary y/brightfieldgallery/m
muscle ammaliansmoothmusc
le40xsmall.html
Perbesaran : 10x10 diakses Minggu, 8
November 2020 Pukul
18.33

38
6 Nama Jaringan: Otot Polos

Letak: Saluran Organ pencernaan

Fungsi: melakukan gerakan peristaltic


untuk mendorong makanan pada
esophagus dan usus
Kode : F Sumber:
https://www.chegg.co Sumber : Subowo (2003 : 40)
Nama Jaringan : Otot m/flashcards/tissue-
Polos identification-
8901511c-95dd-479f-
Perbesaran : 10x10 bc8c-
3c8907845846/deck
diakses Minggu, 8
November 2020 Pukul
18.40

7 Nama Jaringan: Otot Lurik

Letak: menempel pada rangka atau


terletak dekat rangka

Fungsi: sebagai alat yang menggerakan


rangka secara aktif sehingga tubuh dapat
Sumber: bergerak
Kode : G http://brutalogic.blogs
Nama Jaringan: Otot pot.com/2009/12/struk Sumber: Ereschenko (2005 : 120)
Lurik tur-hewan-dan-
Pembesaran: 10x10 jaringan-organ.html
diakses Minggun, 8
November 2020 Pukul
10.47

8 Nama Jaringan: Involuntary muscle ileum


Involuntary Muscle Ileum

Letak: Saluran Organ pencernaan yakni


usus (ileum)

Fungsi: melakukan gerakan peristaltic


untuk mendorong makanan pada usus

39
Kode: H Sumber:
Nama Jaringan: https://www.chegg.co Sumber: Subowo (2003 : 40)
Involuntary muscle m/flashcards/tunics-
ileum of-the-alimentary-
Pembesaran: 10x10 canal-slides-
4b68f24d-0480-44de-
a6d4-
f531474606aa/deck
diakses Minggu, 8
November 2020 pukul
18.29

E. PEMBAHASAN

Pada praktikum mengenai jaringan otot, setelah dilakukannya pengamatan pada


preparat kode A-H didapatkanlah hasil sebagai berikut:

Pada preparat A dan B dengan, berdasarkan hasil pengamatan keduanya memiliki


kesamaan. Dimana keduanya memiliki bentuk penampang yang memanjang dengan
percabangan. Pada preparat A bagian yang berwarna ungu terlihat memiliki bintik, sedangkan
pada preparat B bintik tersebut tidak begitu terlihat. Hal ini dikarenakan perbedaaan
pembesaran pada mikroskop. Dimana pembesaran preparat A adalah 10x10, sedangkan
preparat B 5x10. Bagian yang berbintik ini saya gambarkan sebagai inti yang ada pada
jaringan otot jantung, yang mana pada otot jantung memiliki inti yang berada di tengah. Hal
ini sesuai dengan Ereschenko (2005: 126), bahwa jaringan otot jantung memiliki bentuk yang
memanjang, memiliki percabangan, dan memiliki inti tunggal di tengah. Karmana (2007 : 92)
juga menyatakan bahwa jaringan otot jantung merupakan otot yang menyusun dinding
jantung yang mencakup sel-sel cardiomycocyte atau sel otot mycardiocyteal yang berjumlah
satu atau dua, tetapi adapun yang berjumlah 3 atau 4 inti sel serta memiliki bentuk yang
memanjang. Otot jantung apabila dilihat memiliki sedikit persamaan dengan otot lurik karena
memiliki bentuk yang silindris atau memanjang. Namun, pada jaringan otot jantung memiliki
percabangan. Antara sel satu dengan sel lainnya dihubungkan oleh cakram sisipan
(intercalated disc) yang merupakan persambungan listrik (electrical junction) yang dapat
menyebabkan potensi aksi ke seluruh jantung. Jadi, dapat disimpulkan bahwa preparat A dan
B adalah jenis jaringan otot jantung.

40
Pada preparat C dan G keduanya memiliki ciri-ciri seperti jaringan otot lurik. Dimana
kedua penampang pada preparat memiliki warna merah muda serta memiliki bagian berwarna
putih sebagai sekat. Hal ini sesuai dengan Yuhadi (2003: 123), bahwa jaringan otot lurik
adalah jaringan yang berwarna merah muda karena mengandung pigmen didalam serat-
seratnya dan juga memiliki banyak pembuluh darah. Sel-sel ototnya berbentuk silindris atau
memanjang membentuk pola. Atas dasar inilah preparat C dan G dikatakan jenis jaringan otot
lurik. Selain itu, pada preparat C dan G dikatakan sebagai jaringan otot lurik karena
keberadaan inti selnya tidak seperti jaringan otot jantung yang berada di tengah. Pada
preparat C dan G inti tersebut tidak terlihat. Dari hasil pengamatan tersebut, preparat C dan G
dinyatakan sebagai prepaarat dari jaringan otot lurik.

Selanjutnya, pada preparat D setelah dilakukan pengamatan menunjukkan ciri-ciri


dari jaringan serat melintang. Hal ini karena permukaannya seperti memiliki sel-sel yang
pipih membulat. Seperti namanya yakni melintang, preparat D seperti penampang yang
dipotong secara transversal atau melintang. Dimana terlihat seperti ada serat-serat otot pada
bagian putih penampang preparat. Menurut Ketut Suwiti (2008:33) pada penampang
melintang serabut otot, terdapat jaringan ikat tipis yang melapisi setiap serabut otot yang
kemudian akan melanjutkan diri sebagai pembungkus berkas yang disebut endomysium.
Setelah itu berkas otot akan digabungkan menjadi berkas yang lebih besar oleh jaringan ikat
yaitu perimysium. Pada pemotongan transversal, juga ditemukan satu serabut yang memili
banyak inti yang mengambil posisi di tepi dan juga terlihat serabut otot putih yang memili
warna lebih pucat dengan ukuran serat lebih besar dibandingkan serabut berwarna merah.
Sesuai dengan pernyataan tersebut, hal itu sesuai denga napa yang dilihat pada preparat D,
dimana keduanya meiliki bagian yang berwarna putih yang berbatasan dengan bagian
berwarna merah. Bagian tiu sesuai dengan serat otot yang dikatakan Jetut Suwiti.
Berdasarkan hal tersebut, disimpulkanlah bahwa preparat D merupakan jaringan otot serat
melintang.

Kemudian, untuk preparat kode E setelah dilakukan pengamatan dihasilkanlah bahwa


preparat E ini termasuk jenis jaringan otot tidak sadar pada mamalia (Mamalian Involuntary
Muscle), hal ini karena pada penampang preparat E bentuk yang terlihat seperti tidak rumit,
menyerupai jaringan otot polos. Pada preparat E terlihat bentuk-bentuk yang panjang
meruncing dibagian ujung, ada bagian celah berwarna putih dan seperti ada inti karena
terlihat ada bintik-bintik berwarna gelap. Hal ini sesuai dengan Subowo (2003 : 40) bahwa
ciri jaringan otot polos bentuk selnya memanjang dan memiliki ujung yang meruncing,

41
berinti di tengah, dan miofibril tidak berwarna. Myofibril dapat dilihat pada preparat E bagian
putihnya. Setelah mengamati dan membaca literatur yang ada, preparat E dapat disimpulkan
menjadi preparat dari mammalian involuntary muscle.

Selanjutnya untuk preparat F, tidak jauh berbeda dengan preparat E karena preparat F
juga memiliki ciri yang sama dengan preparat E. pada preparat F penampang preparat terlihat
sederhana dengan bagian-bagian putih yang membatasinya. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan Subowo (2003 : 40) bahwa ciri jaringan ikat salah satunya memiliki myofibril yang
tidak berwarna. Bagian myofibril tersebut pada preparat F seperti bagian putih yang bercelah-
celah diantara bagian yang berwarna merah yang atau sel jaringan. Sesuai dengan hal
tersebut, maka disimpulkanlah bahwa preparat f adalah prefarat dari jairngan otot polos.

Yang terakhir, preparat H. pada penampang preparat H dibagian tepinya terlihat ada
lapisan. Lapisan ini menjadi pembatas antara bagian tengah dan sisi, bagian sisi merupakan
muscularis yang tepinya terdapat serosa dan villi. Hal ini sesuai dengan paa yang dikatan
Usfiati (2015 : 108) bahwa ileum terdiri dari tunika mukosa yang dilapisi jaringan epitel
kolumnar selapis berbrush border, villi Panjang, lamina propria terdapat kelenjar. Pada
preparat ini susunannya sederhana seperti preparat pad kode E dan F, yang mana ciri otot
polos itu terdiri dari Liberkuhn. Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar, kapiler
dan saraf. Tunika muskularis terdiri dari otot polor sirkurar di dalam dan otot polos
longitudinal di luar. Lapisan otot sirkularisya terlihat tebalnya sama dengan otot sirkular
jejenum. Hal ini berbeda strukturnya sama dengan pada struktur usus mammal umumnya
lapisanya lebih tipis dari otot polos duodenum. Berdasarkan pernyataan tersebut
disimpulkanlah bahwa preparat kode H adalah preparat dari Involuntary Muscle ileum.

F. PERTANYAAN

1. Coba anda jelaskan karateristik ketiga macam jaringan otot ditinjau dari fungsi dan
strukturnya!
Jawab:
a. Otot polos
• Tidak mempunyai daerah gelasp dan terang karena tersusun dari ionin dan
serabut aktin.
• Mempunyai satu inti sek pada bagian tengahnya.
• Cara kerja otot poloss dipengaruhi oleh saraf tak sadar atau saraf otonom.

42
• Terletak pada organ dalam seperti dinding saluran pencernaan, saluran
kemih, saluran peredaran darah dan saluran pernafasan.
• Bentuknya menyerupai perahu atau gelondong dengan kedua yang runcing.
b. Otot lurik
• Mempunyi garis terang dan berbentuk silindris.
• Menempel atau melekat pada rangka.
• Memiliki pigmen myoglobin.
• Berukuran panjang dan mempunyai banyak inti sel pada baian tepip otot.
• Bekerja secara sadar atau perintah otak.
c. Otot jantung
• Mempunyai satu sel ditengah dan berbentuk silindris.
• Mempunyai percabangan atau ssinnositium.
• Terletak pada jantung.
• Bekerja secara sadar atau perintah saraf parasimpatik dan saraf simpatik.
• Berfungsi memompa darah dan terus bekerja tanpa istirahat.

2. Coba nada jelaskan mekanisme karateristik otot, khususnya pada otot rangka!
Jawab:
a. Impuls menyebar ke seluruh bagian sel otot sampai kemofibril melalui tubulus T.
b. Impuls di tubuh T menyebabkan ion 24C2 keluar dari reticulum.
24
c. Ikatan C2 Tropin menyebabkan tropomisisn bergeser dan mengikat kepada
miosin yang ditempat terbuka.
d. Aktin berikata dengan kepala miosin yang mengandung ATP dan menjadi, ADP.
e. Pada saat bersamaan akibat begesernya posisi troponin, kepada miosin menjadi
tropin, kepala miosinn dalam keadaan bebas dan sudah terbakar.
f. Gerakan miosin pada aktin akan terjadi perunturan tibrupin aktan dan miosin
yang menyebabkan pemendekan otot (kontraksi).
3. Jelaskan fungsi utama dari otot!
Jawab:
a. Menghasilkan gerakan rangka = kontraksi dan relaksasi otot yang menempel
pada rangka dapat menggerakkan rangka.
b. Mempertahankan tubuh = misalnya ketika membawa galon, maka otot akan
mempertahankan posisi kepala.

43
c. Menggerakkan organ-organ dalam tubuh seperti jantung.
d. Mempertahankan suhu tubuh.
4. Sebutkan dan jelaskan oto-otot pada kerangka anggota!
Jawab:
Nama otot Penjelasan
Otot arterior (kepalla dan leher)
- Frontalis Mengerutkan dan mengangkat air mata
- Orbikularis okulis menutup mata
Anggota atas badan
- Rehtus abdominomis Menekuk tulang belakang
- Petrolalis major Menekuk dan menarik bahu
- Deltoid Menarik dan mengangkat lengan
Anggota bawah
- Bisep brachii Menekuk dan memutar lengan dengan
tangan bawah
- Abduktor Mengangkat paha ke attas
- Sartosios Memutar paha
Anggota atas bawah badan
- Ekstensor digitorum Meluruskan jari
- Eleksor digitorum Menekuk jari
- Ekstensor brahi Meluruskan lengan
- Eleksor brahi Menekuk tangan
Pantat, paha dan kaki
Gluteus medrus Menggerakkan paha
Gluteus maksimus Meluruskan paha

G. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini yaitu jaringan otot yang terdiri atas beberapa jaringan otot,
yaitu jaringan otot lurik, otot jantung, dan otot polos. Otot lurik diletakkan ke tulang oleh
tendon bertanggung jawab atas pergerakkan tubuh secara sadar. Otot jantung sel-selnya
bercabang dan setiap ujung sel dihubungkan dengan cakran berinterkalar yang merelai
sinyal dari satu sel ke sel yang lain dalam satu waktu denyutan jantung. Otot polos
berkontraksi lebih lambat dalam jangka waktu yang lama dan dikontrol oleh saraf.

44
Perbedaan spesifik dari ketiganya adalah otot lurik mengandung keeping gelap dan
terang diantara serabut otot terdapat jaringan ikat longgar. Otot polos intinya lonjong dan
terletak ditengah miofibrilnya homogenya. Otot jantung intinya terletak ditengah, sel-
selnya panjang dan bercabang, memiliki garis-garis melintang, namun tidak sejelas otot
lurik.
Berdasaekan hasil pengamatan diketahui bahwa preparat kode E, F dan H
merupakan preparat otot polos. Preparat kode G, D, C dan merupakan preparat jaringan
otot lurik. Dan preparat A dan B merupakan preparat otot jantung.

45
DAFTAR PUSTAKA

Anggrawati Koesoemah, Hetty & Sagung Agung Putri Dwiastuti. 2017. Histologi dan

Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan Sumber Data Manusia
Kesehatan.

Chaeri, Achmad, dkk. 2005. Struktur Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka

Eroschenko, Victor P. 2005. Atlas Histology DiFiore. Jakarta: EGC.

Harjana, Tri. 2011. Histologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

H. Dieter, Dellman. 1989. Histologi Binatang. Jakarta: UI Press.

Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: Grafindo.

Subowo. 2003. Histologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.

Yunadi, Titi. 2003. Fisiologi Manusia. Jakarta: Erlangga.

Yusfiati, Fitmawati. Effects Ekstrak Etanol 50 mg Tristaniopsis obovate R.Br Pada Distribusi

Sel Mukus di Usus TikusJantan Wistar. Prosiding Semirata. Universitas Tanjungpura


Pontianak. Hal 105-111

46
JARINGAN
SARAF
Judul Praktikum : Jaringan Saraf
Tanggal Praktum : Rabu, 11 November 2020
Tujuan Praktikum : 1. Mengamati preparat histologi untuk mengertahui macam-
2. macam jaringan saraf
Mengetahui Karakteristik dari setiap sel jaringan saraf

A. LANDASAN TEORI
Saraf adalah bagian dari sistem saraf perferal. Saraf aferen membawa sinyal
sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf
pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau
disebut potensial akson. Sel saraf yang dinamakan sel neuron berbeda dengan sel-sel dari
jaringan saraf lainnya karena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan slnya. Semua
jaringan mencerminkan sejarahnya dengan memperlihatkan berbagai kemampuan untuk
menyesuaikan diri pada keadaan baru selama hidup mereka. Jaringan saraf juga
memspesialisasikan diri dalam kemampuan seperti ini (Gerrit, 1988: 132).
Jaringan saraf terdiri atas tiga unsur, unsur berwarna abu-abu yang membentuk sel
saraf, unsur putih serabut saraf dan neuroglia, sejenis sel pendukung yang dijumpai hanya
dalam sistem saraf dan yang menghimpun serta menopang sel saraf dan serabut saraf. Setiap
sel saraf dengan prosesusnya (juluran) disebut neuron. Sel saraf terdiri atas protoplasma yang
berbulir khusus dengan nukleus besar dan dinding del seperti pada sel lainnya. Berbagai
juluran timbul sel saraf, juluran timbul darinsel saraf, juluran ini mengantarkan ransangan
saraf kepada dan dari sel saraf (Pearce, 2005: 18).
Jaringan saraf merasakan adanya stimulus atau ransangan dan menghantarkan
sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Unit fungsional jaringan saraf adalah
neuron, atau sel saraf, yang secara unik dikhususkan untuk menghantarkan sinyal yang
disebut impuls saraf. Neuron terdiri atas sebuah badan sel dan dua atau lebih penjuluran, atau
proses yang disebut dendrit dan akson, yang panjangnya bisa mencapai satu meter pada
manusia. Dendrit menghantarkan impuls dari ujungnya menuju bagian neuron yang lainnya.
Akson menghantarkan impuls menuju neuron lainnya atau menuju efektor, suatu struktur
(misalnya sel otot) yang melakukan respon tubuh (Campbell, 2005: 8).
Neuron sering disebut sebagai aferen, atau sensorik, eferen, atau motorik, dan
interneuron, yang bukan bersifat sensorik maupun motorik tetapi menghubungkan neuron
dengan neuron lain. Neuron aferen dan eferen terletak sebagian besar di luar sistem saraf
pusat (otak dan saraf kabelnya) dalam sistem saraf perifer, sementara interneuron, yang pada
48
manusia adalah 99% dari semua neuron dalam tubuh, terletak sepenuhnya dalam sistem saraf
pusat. Neuron aferen yang terhubung ke reseptor. Reseptor berfungsi untuk mengubah
rangsangan lingkungan eksternal dan internal menjadi sinyal saraf, yang dilakukan oleh
neuron aferen ke dalam sistem saraf pusat. Disini sinyal dapat dianggap sebagai sensasi
dasar. Sinyal saraf juga pindah ke neuron eferen, yang membawa mereka melalui sistem saraf
perifer ke efektor, seperti otot atau kelenjar (Anson, 2006:709).
Sistem saraf pada vertebrata maupun avertebrata adalah neuron. Sel yanng sangat
terspesialisasi itu yang mengandung berbagai organel khas yang ditemukan pada kebanyakan
sel eukariotik. Dendrit adalah penjuluran-penjuluran, seringkali bercabang-cabang seperti
pohon yang mengangkut impuls menuju badan sel pusat. Badan sel adalah daerah yang lebih
tebal di neuron dan mengandung nukleus serta sebagian besar sitoplasma. Akson adalah
penjuluran, umumnya sangat panjang yang mengangkut impuls menjauhi badan sel (Fried,
2000: 65).
Sebuah neuron atau sel saraf, mungkin menganggap banyak bentuk, tergantung
pada fungsi dan lokasi, jenis tipikal ditunujkkan dalam diagram. Dari sel tubuh berinti
memperpanjang proses sitoplasma dari dua jenis, satu atau lebih dendrit dalam semua tetapi
neuron sederhana, dan akson tunggal. Seperti nama dendrit menunjukkan, proses ini
seringkali deras bercabang. Mereka, dan seluruh permukaan tubuh sel, adalah aparat reseptif
sel saraf, sering mencari informasi dari beberapa sumber yang berbeda sekaligus. Beberapa
masukan ini ransang, menyebabkan sinyal yang akan dihasilkan dan disebabkan, dan lainnya
adalah penghambatan, membuat generasi sinyal dan propagasi kecil kemungkinannya
(Anson, 2006: 709).
Apabila jaringan dilihat dibawah mikroskop, terlihat bahwa jaringan saraf tersusun
atas neuron dan neuroglia. Neuron merupakan jaringan dasar sistem saraf. Bentuk yang
paling besar merupakan badan sel. Mempunyai ukuran yang bervariasi sesuai posisi sel dan
fungsinya. Setiap sel memiliki bentuk nukleus yang tetap dan protoplasmanya bergranula.
Sel-sel membentuk badan abu-abu otak dan medula spinalis. Sel-sel tersebut mengalami
beberapa proses. Dendrit merupakan percabangan pendek tempat impuls saraf masuk ke
dalam sel dan akson (silinder aksis) merupakan serat tunggal tempat impuls keluar dari sel.
Panjang akson bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter dan
menghubungkan sel ke bagian ujung. Serabut saraf membentuk badan putih pada otak dan
medula spinalis (Watson, 2002:68-69)

49
B. ALAT DAN BAHAN
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
1 Mikroskop 1 buah Preparat awetan jaringan 1 buah
saraf (sel saraf)
2 Buku tulis 1buah Preparat awetan jaringan 2 buah
saraf (nerve cell)
3 Kamera Handphone 1 buah Preparat awetan jaringan 1 buah
saraf (nerve tissue)
4 Atlas Histologi 1 buah Preparat awetan jaringan 1 buah
saraf (hipofisis)
5 Alat tulis 1 set Preparat awetan jaringan 1 buah
saraf (kelenjar adrenalin)
Preparat awetan jaringan 1 buah
saraf (otak)
Preparat awetan jaringan 1 buah
saraf (gray matter)

50
C. LANGKAH KERJA

Mikroskop
Alat dan bahan Preparat yang diambil dengan
disiapkan disediakan hati-hati
diambil

Preparat diletakan dibawah


Preparat diamati kemudian mikroskop , perbesaran diatur
di dokumentasikan , dari perbesaran terkecil
pengamatan preparat di perbesaran terendah
bandung atlas histologi

Simpan alat dan bahan ke


tempatnya jika sudah selesai
digunakan

51
D. HASIL PENGAMATAN
No Gambar pengamatan Gambar litelatur Keterangan
1 Nama jaringan : gray
metter

Letak : bagian luar otak


dan bagian tengah sumsum

Sumber : tulang belakang

https://www.chegg.com/flashcards
/last-anatomy-exam-histology- Fungsi : pusat
1ea87a18-2cfe-427e-beb3-
Kode : A 20f703a72cc0/deck pemprosesan dan
Perbesaran : 5 x 10 menganalisa informasi
Nama jaringan: gray metter Diakses: 15 November 2020
Pukul: 6.37 WIB Sumber :
( Sugiharto, 2016:65)
2 Nama jaringan :
Hypophyse

Letak : disela tursika pada


basis otak

Sumber :
Fungsi : menghasilkan
https://lorifeline.blogspot.com/20
14/08/the-pituitary-gland-key- hormone- hormone yang
Kode : B words-feline.html berperan dalam
Perbesaran : 5 x 10 Diakses: 15 November 2020
metaboisme
Nama Jaringan: Hipophyse Pukul: 6.39 WIB

Sumber :
( Heryati, 2008:32)

52
3 Nama jaringan : Nerve
cell

Letak : seluruh tubuh

Fungsi : menghantarkan
Sumber : Cytologi Histologi implus dari sususnan saraf
dan Anatomi (2007 : 183 ) ke perifer
Diakses: 15 November 2020
Kode : C Sumber :
Pukul: 6.40 WIB
Perbesaran : 5 x 10 ( Kurniati, 2018 : 75)
Nama Jaringan: Nerve Cell
4 Nama jaringan : Otak

Letak : otak kecil di dalam


tulang tengkorak

Fungsi: sensorik, daya

Sumber : ingat, berpikir, belajar

https://www.anatomyatlases.org/ berbahasa, proses atensi


Kode : D MicroscopicAnatomy/Section06
Perbesaran : 5 x 10 /Plate0697.shtml Sumber :
Nama Jaringan: Otak Diakses: 15 November 2020 (Nurussakinah, 2017:18)

Pukul: 7.00 WIB


5 Nama jaringan : Sel Saraf

Letak : seluruh tubuh

Fungsi : menghantarkan
implus dari sususnan saraf
Sumber: ke perifer
https://www.proprofs.com/flashca
Kode : E rds/story.php?title=anatomyphysio
logy_3 Sumber:
Perbesaran : 10 x 10

53
Nama : Sel saraf Diakses: 15 November 2020 ( Kurniati, 2018 : 75)
Pukul: 7.30 WIB

6 Nama jaringan : nerve


Tissue

Letak : Cornu lateral


medulla adrenal

Fungsi : mengurus hampir


Sumber: semua organ viscera dan
Kode : F
https://images.app.goo.gl/G7Tod pembuluh darah
Perbesaran : 5 x 10
pjpoCjPPbno8
Nama Jaringan: Nerve Tissue Sumber :
Diakses: 15 November 2020
Pukul: 6.35 WIB (Sugiharto, 2016:2.65)
7 Nama jaringan : Kelenjar
Adrenalin

Letak: disela tursika pada


basis otak

Sumber : Cytologi Histologi Fungsi : menghasilkan


dan Anatomi (2007 : 183)
Kode : G hormone- hormone yang
Diakses: 15 November 2020
Perbesaran : 5 x 10 berperan dalam
Pukul: 6.00 WIB metaboisme
Nama Jaringan: Kelenjar
Adrenalin
Sumber:
( Heryati, 2008:32)

54
8 Nama jaringan : nerve cell

Letak : seluruh tubuh

Fungsi : menghantarkan
implus dari sususnan saraf
Sumber: ke perifer
https://www.dreamstime.com/cro
ss-section-cerebellum-nerve-
Kode : H human-under-microscope- Sumber :
Perbesaran : 5 x 10 education-lab-image132635252 ( Kurniati, 2018 : 75)
Diakses: 15 November 2020
Nama Jaringan : Nerve Cell
Pukul: 7.20 WIB

E. PEMBAHASAN
Pada praktikum keempat ini, kami mengamati berbagai macam preparat jaringan saraf.
Preparat tersebut terdiri dari kode A sampai kode H. Berdasarakan teori yang dikemukaan
oleh Campbell (2008 : 119) saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen
membawa sinyal sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari
sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls
saraf, atau disebut potensial akson. Maka dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat
kita ketahui, bahwa :
Setelah dilakukan pengamatan pada preparat kode A, menunjukkan ciri-ciri dari bagian
gray matter. Dimana pada jaringan saraf gray matter terdapat sel-sel yang tidak terselubung
oleh mielin dari interneuron dan neuron motoric. Pada otak gray matter berada di bagian
terluar otak dan memiliki warna yang pucat. Hal ini sesuai dengan Mescher (2012: 136)
bahwasanya gray matter adalah bagian yang berwarna pucat atau abu-abu yang dapat
menerima dan mengolah informasi yang diperoleh dari reseptor atau informasi yang nantinya
akn disampaikan ke bagian otak lainnya dan disampaikan ke efektor. Jadi, jika dilihat dari
warna dan bentuk selnya, preparat A termasuk kedalam jaringan saraf bagian gray matter.
Pada preparat kode B dengan perbesaran 5x10, setelah dilakukan pengamatan ditemukan
ciri-ciri yang menyerupai kelenjar hypophyse atau biasa disebut kelenjar pituitari yang berada
di bawah perlekatan cerebri yang berperan dalam mengekskresikan hormon ke dalam aliran
darah berukuran sebesar kue pie beratnya kurang dari 1 gram dan panjangnya kurang dari 1

55
cm pada ukuran orang dewasa normal. Dibagi menjadi adenohipofisis atau bagian interior
yang menguasai sebesar 80% sisanya neurohipofisis atau lobus posterior, disebut juga dengan
istilah master gland dari sistem endokrin mengeluarkan hormon yang banyak sekali efeknya.
(Anak Agung, 2017 : 2)

Preparat kode C dan kode H merupakan preparat jaringan nerve cell saraf dengan perbesaran
5x10. Nerve cell saraf ini mempunyai fungsi untuk menghantarkan impuls dari susunan saraf
ke perifer. Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Rosmaid Erlina (2014 : 184) bahwa, jaringan saraf itu
terdiri atas sel-sel yang disebut neuron. Sel saraf ini mempunyai struktur yang bercabang-
cabang ke berbagai bagian tubuh untuk mengatur aktivitasnya. Neuron ini mendapatkan
suplai makaan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri dari badan sel
saraf, neurit, akson, dan dendrit.

Selanjurnya pada preparat D. Setelah dilakukan pengamatan, preparat D menunjukan ciri


dari jaringan saraf yang ada di otak yang ada di bagian cerebellum. Ciri yang nampak pada
preparat D seperti bagian lapisan molecular pada cerebellum. Ciri dari lapisan ini adalah
bentuknya yang memanjang. Menurut Syahruddin Amin (2018: 40). Otak kecil (cerebellum)
terletak dibagian belakang kepala, dibawah lobus occipital dekat dengan ujung leher bagian
atas. Ia terhubung ke otak melalui pedunculus cerebri. Cerebellum bertanggung jawab dalam
proses koordinasi dan keseimbangan. Struktur dan fungsi otak kecil terbagi pada tiga
spesifikasi, yaitu vestibulocerebellum (anrcheocerebellum), terdiri atas flocculonodular lobe
dan lingula, bertanggung jawab untuk mengontrol keseimbangan, otot aksial dan proksimal,
irama pernafasan, pergerakan kepala dan mata (stabilisasi pandangan). Kedua,
spinocerebellum (paleocerebellum); berfungsi dalam mengontrol otot-otot yang berkaitan
dengan postur, keseimbangan. Ketiga, pontocerebellum (neocerebellum); berfungsi untuk
keseimbangan tubuh, kecepatan serta ketepatan pergerakan tubuh dan perkataan. Berdarkan
pengamatan terhadap preparat kode D tersebut, dengan melihat permukaan preparatnya saja,
maka disimpulkanlah bahwa preparat D adalah preparat dari jaringan saraf di otak.

Pada preparat kode E, setalah dilakukan pengamatan nampak ciri-ciri dari sel saraf pada
medulla spinalis atau sumsum tulang belakang. Dimana pada penampang preparat terlihat
bagian permukaan yang berbentuk seperti huruf H atau sayap kupu-kupu. Pada bagian
posterior memiliki struktur yang lebih besar dibandingkan bagian interior. Pada bagian

56
tengah terdapat canal pusat seperti black hole. Hal ini sesuai dengan Sitorus (2014: 189)
bahwa apanila sumsum tulang belakang diamati secara melintang, bagian luar sumsum tulang
belakang akan terlihat berwarna putih (substansi alba) dan bagian dalam berwarna kelabu
(substansi grissea). Pada bagian berwarna putih banyak mengandung akson. Bagian inilah
yang akn menghantarkan impuls menuju otak. Akson atau neurit merupakan bagian dari sel
saraf sehingga preparat kode E dinamakan preparat dari sel saraf.
Preparat Kode F termasuk nerve tissue. Sistem saraf dibangun dan disokong dalam
melakukan tugas serta sistem kerjanya oleh nerve tissue. Jaringan saraf memiliki unsur-unsur
dan elemen-elemen penyusunnya diantaranya ada jaringan inti yang sesungguhnya yakni sel
saraf (neuron). Kedua sel-sel jaringan pengisi (intenstitiil) ketiga disebut jaringan ikat
sesungguhnya (Achmad, 2005 : 2.44). Jaringan saraf berkembang dari lapisan embrional luar
yaitu ektoderm dengan sinyal dari nokotord, struktur aksial di bawahnya. Pada ektoderm
terdapat lempeng saraf yang tebal kemudian akan terlipat ke atas, tertekuk dan tumbuh
menyatu membentuk tubuh neuralis. Sel-sel tubus ini akan menghasilkan keseluruhan SPP,
meliputi neuron, sel glia, sel ependim dan sel epitel plexus choroideus. Lipatan-lipatan akan
menyatu dan tubus neuralis akan terpisah membentuk krista neuralis, sel inilah yang akan
bermigrasi dan berdiferensiasi menjadi semua sel sistem saraf juga jaringan saraf (Anthony,
2011 : 136).

Pada preparat Kode G dengan perbesaran 5x10 merupakan jenis jaringan kelenjar Adrenalin.
Kelenjar adrenal adalah dua kelenjar terpisah yang berada di permukaan alat ekskresi ginjal.
Kelenjar adrenal ini sering juga disebut dengan nama lain yaitu kelenjar superenalis.
Adarenal ini sendiri berasal dari istilah yang berasal dari bahasa latin yaitu “ad renes“ , yang
berarti berada di dekat ginjal. Kelenjar adrenal yang terdiri atas korteks dan medula berupa
benda pipih dalam jaringan retropenial sepanjang ujung kranial ginjal berat kurang lebih 4
gram tinggi 15 cm lebar 2,5 cm +/- 1 cm. Sisi kiri lebih pipih dari sisi kanan cara bentuk bulan
sabit. Pada korteks paling luar dan tipis ada zona glomerulosa yang mensekresi aldosterone
ada jurnal fasikulata kortisol dan glukokortikoid dan zona retikularis menyekresi androgen
medula. Adrenal menghasilkan 2 hormon yaitu adrenalin dan noradrenalin (Anak Agung,
2017 : 2)

57
A. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Apa kemampuan jaringan saraf yang medukung system saraf?
Jawab :
- Kemampuan mengkoordinasi jaringan-jaringan saraf
- Kemampuan mengkontrol gerakan
- Kemampuan menghantarkan implus dan menerima implus
- Kemampuan berkomunikasi dengan jaringan lain
2. Coba anada gambarkan skema suatu neiron lengakapi dengan keterangan bagian-
bagiannya !

3. Coba anda jelaskan secara singkat beberapa istilah dibawah ini


Jawaban :
a. Serabut lemak : serabut yang tidak bermeilin dengan tidak nampak bersegmen
b. Akhuran saraf aferen sensorik : memawa implus dari organ kesistem saraf pusat
c. Synapsis axo-dendrit sensorik : hubungan yang adaantara ujung akson dengan
dendrit.

F. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah jaringan saraf merupakan jaringan
yang bertanggung jawab sebagai alat komunikasi bagi tubuh dengan dunia luar. Jaringan
saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan bercabang-
cabang, menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel
saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf.

58
Jaringan Saraf merupakan jaringan yang bertanggung jawab sebagai alat
komunikasi bagi tubuh dengan dunia luar. Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang
disebut neuron. Neuron ini banyak dan bercabang-cabang, menghubungkan jaringan satu
dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan
selubung saraf.
Rusaknya jaringan saraf di bagian tubuh tertentu akibat suatu penyakit atau proses
penuaan akan mengakibatkan lumpuh atau terganggunya fungsi bagian tubuh tersebut.
Rusaknya sel-sel saraf di kornu anterior medula spinalis kiri akibat penyakit polio akan
mengakibatkan lumpuhnya anggota gerak tubuh kiri yang dikontrol oleh sel-sel saraf
tersebut.

59
DAFTAR PUSTAKA
Bevelander, Gerrit. 1988. Dasar-Dasar Histologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Daulay, Nurussakinah. 2017. Struktur Otak dan Keberfungsiannya Pada Anak dengan
Gangguan Sprektrum Autis: Kajian Neuropsikologi. Buletin Psikologi. 25(1): 11-
25.
H.Fried,ph.D, George. 2000. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
I’Anson, dkk. 2006. Zoology. San Fransisco California: Thirteenth Edition.
Mescher, Amtony. L. 2011. Basic Histology Text and Atlas JUNQUIERA’S Fourteent.
Jakarta: EGC
Mitchell, Campbell. 2005. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Pearce, Evelyn. 2005. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Gramedia.
Syaruddin, Amir. 2018. Perbedaan Struktur Otak dan Perilaku Belajar Antara Pria dan
Wanita; Eksplanasi dalam Sudut Pandang Neuro Sains dan Filsafat. Jurnal Filsafat
Indonesia. 1(1): 38-43.
Watson, Roger. 2002. aAnatomi dann Fisiologi. Jakarta: EGC.

60

Anda mungkin juga menyukai