Anda di halaman 1dari 7

6/7/2021 Ujian Akhir Semester Ushul Fiqh 2 Tahun Akademik 2020/2021

https://forms.office.com/pages/responsepage.aspx?id=NQQpA3T_0UWuqhc2dyIc-
C5FoSvhoY9Grks5xYH486FUOFRMOTk1WUJPREZCVk9VMkdB… 1/12 Ujian Akhir Semester Ushul Fiqh 2
Tahun Akademik 2020/2021 Program Studi Ekonomi Islam, Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro 1. Nama Lindhu Dwi Prakoso 2. Question Enter your
answer 3. Nomor Induk Mahasiswa 12020219120019 4. Kelas Ushuk Fiqh Kelas A6/7/2021 Ujian Akhir
Semester Ushul Fiqh 2 Tahun Akademik 2020/2021 https://forms.office.com/pages/responsepage.aspx?
id=NQQpA3T_0UWuqhc2dyIc-C5FoSvhoY9Grks5xYH486FUOFRMOTk1WUJPREZCVk9VMkdB… 2/12 Kelas
B Jawablah Tujuh Pertanyaan Berikut pada Tempat yang Disediakan - Sebelum mengerjakan, pastikan
Saudara telah absen dengan tag barcode yang dishare di MS Team. - Jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut dengan baik dan benar - Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, Jika menuliskan teks
berbahasa arab, tuliskan dengan bahasa Indonesia dengan mengikuti kaidah alih bahasa yang standar.
Jika memungkinan tulislah dengan bahasa Arab. Tips: Tuliskan dulu jawaban Saudara di MS Word
sebelum dipindahkan ke lembar Jawaban di MS Forms ini.

1.Ridwan membutuhkan uang kas Rp. 200 Juta untuk membiayai operasional usahanya. Untuk itu, dia
meminta bantuan Bank. Kemudian Bank menjual Aset kepada Pak Ridwan sebesar 250 juta dengan
pembayaran secara tangguh. Setelah itu, Ridwan membuat perjanjian dengan Bank untuk menjual
kembali aset tersebut pada pihak Bank secara tunai dengan harga 200 Juta (sesuai kebutuhan
operasional Ridwan). Ridwan mendapatkan uang kas sebesar 200 juta untuk operasional usahanya
secara tunai; Bank mendapatkan keuntungan sebesar 50 juta (selisih harga aset yang diterima secara
tangguh). Praktik tersebut dikenal dengan skema "Bay' al'Inah". Ada dua transaksi yang terhimpun
dalam kasus tersebut; (1) Ridwan membeli aset senilai 200 juta dari Bank, dibayar secara tangguh
sebesar 250 juta, (2) Ridwan menjual aset tersebut kepada Bank, senilai 200 Juta, Ridwan mendapatkan
dana kas 200 juta sesuai kebutuhan/niat sebenarnya. Secara apa yang nampak (terungkap), kedua
transaksi tersebut dibolehkan secara hukum Islam. Masalahnya adalah terdapat penyimpangan antara
apa yang "terungkap" dengan niat (intention) yang tersembunyi. Dengan menggunakan kaidah fiqh
sebagai pisau analisis, buatlah analisis hukum terhadap masalah tersebut.

2.Mengapa terdapat perbedaan antara mayoritas fuqoha dengan madzhab syafiiyah dalam masalah
tersebut, dimana Madzhab Syafi'iyah membolehkan (apa kaidahnya dan bagaimana analisisnya)
sementara mayoritas fuqoha tidak membolehkan (apa kaidahnya dan bagaimana analisisnya)!

3.Secara bahasa al-‘inah berarti pinjaman, dan dalam kamus disebut; ‘ayyana berarti melakukan ‘inah
atau hutang, yaitu dengan cara; pedagang menjual barang dengan harga tangguh, lalu membelinya
dengan bayar tunai dengan harga yang lebih rendah. Menurut terminologi ilmu fikih, ‘inah artinya jual
beli manipulatif untuk digunakan alasan peminjaman uang yang dibayar lebih dari jumlahnya. Yakni
dengan cara menjual barang dengan pem-bayaran tertunda, lalu membelinya kembali secara kontan
dengan harga lebih murah. Jual beli ‘Inah (Bai’ Inah) merupakan praktik jual beli yang dilakukan oleh
seorang penjual sedangkan ‘inah merupakan sebuah penjualan dimana seorang pembeli membeli
barang dari seorang penjual dengan harga yang telah ditentukan secara kredit dan kemudian barang
tersebut dijual kembali oleh si pembeli kepada penjual aslinya dengan harga yang lebih rendah dari pada
harga beli sebelumnya. Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa sebetulnya motif pembeli adalah
mendapatkan uang tunai namun mempergunakan barang sebagai perantara untuk mendapatkan uang
tunai tersebut. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang seseorang yang menjual kain sutra kepada
seseorang, lalu beliau tidak suka jika ia membelinya kembali dengan harga lebih rendah dari penjualnya.
Kedua pelaku transaksi yang terjadi pada jual beli ‘inah bertujuan untuk memperoleh hasil riba secara
jelas, hanya saja mereka menjadikan akad jual beli sebagai penghalalan untuk suatu perbuatan yang
haram. Sebagaimana diketahui perbuatan ini tidak akan menghapus keharaman riba dan tidak akan
dapat menolak keburukan sebagaimana keburukan yang diakibatkan oleh riba, bahkan bisa lebih buruk
dari riba sendiri, karena pelaku ‘inah berani menuntut hasil riba pada pihak terhutang secara hukum,
sedang pelaku riba biasa tidak akan berani melakukan tuntutan seperti ini karena ia yakin bahwa
perbuatan ini secara formalitas tidak diperbolehkan. Tujuan yang mencurigakan seperti ini tidak boleh
dilalaikan karena Nabi SAW bersabda: “Suatu perbuatan diukur sesuai dengan niat (pelakunya), dan
sesungguhnya semua orang akan memperoleh apa yang diniatkan”. Ibnu Qudamah juga berkata:
“Barang siapa yang menjual suatu komoditi secara tangguh, lalu ia membelinya kembali dengan harga
yang lebih rendah secara tunai, maka perbuatan ini tidak diperbolehkan.” Larangan ini diriwayatkan dari
Ibnu ‘Abbas, ‘Aisyah, al-Hasan, Ibnu Sirin, asySya’by, an-Nakha’i, ats-Tsaury, al-Auza’i, Malik, Ishaq, dan
Ashhab ar-Raiyi. Asy-Syaukani berkata: “Ulama yang menyatakan tentang tidak bolehnya jual beli ‘inah
adalah Malik, Abu Hanifah, Ahmad dan alHadiwiyah.” Adapun alasan ulama tersebut adalah sebab jual
beli ‘inah merupakan sebuah bentuk transaksi yang di dalamnya terdapat unsur riba dan manipulasi.
Membahas mengenai jual beli ‘inah ini, akan lebih menarik ketika mengkaji pendapat Ibn Taimiyah.
Menurut Ibn Taimiyah jual beli dibagi menjadi tiga jenis, antara lain; (1) Seseorang membeli barang
dengan tujuan mengkonsumsinya, dan ini hukumnya adalah halal (2) Seseorang yang membeli barang
untuk dijual kembali, dan hal ini hukumnya pun halal Uang yang berfungsi sebagai alat pembayaran
(medium of exchange), satuan pengukur nilai (unit of account) dan aset (store of value) terus mengalami
evolusi sejalan perkembangan ekonomi dan peradaban manusia. Berikan penjelasan secukupnya terkait
status hukum alat pembayaran yang saat ini tidak lagi berwujud fisik (kertas/koin) sehingga dalam
transaksi tidak nampak terjadi "perpindahan" uang secara fisik dari tangan satu orang ke tangan orang
lain. Yang berpindah adalah "klaim-klaim" keuangan: aset dan liability. Apa pun pendapatmu, Jelaskan
argumentasinya mendasarkan qowa'id fiqhiyyah secara menyeluruh. Karena ini persoalan fiqh bukan
aqidah, perbedaan pendapat tidak menjadi sebab keluarnya seseorang dari agama! 6. Uang sebagai alat
tukar turut mengalami perkembangan dimulai dari uang barang baik dalam bentuk emas, perak atau
logam mulia hingga uang kertas. Hukum asal dari akad muamalah dimana uang menjadi alat
pembayaran secara elejtronik itu pada dasarnya adalah boleh, dengan catatan selagi tidak ada unsur-
unsur yang diharamkan di dalamnya. Apa pun bentuk muamalah itu. Uang kertas misalnya juga
menimbulkan perselisian akibatkan muncul statemen uang kertas bukan dari Islam. Di satu sisi, dulu
uang emas dan perak juga bukan dari Islam yakni budaya romawi dan persia yang juga berkembang.
Uang kertas sudah memenuhi kaidah karena cukup mewakili nilai uang suatu negara dimana uang kertas
juga telah diakui negara dengan nilai di dalamnya yang juga telah terjamin untuk sebagai alat tukar. (Dan
menurut qaul al-Azhhar, sungguh tidak sah) selain dalam masalah fuqa’-sari anggur yang dijual dalam
kemasan rapat/tidak terlihat- (jual beli barang ghaib), yakni barang yang tidak terlihat oleh dua orang
yang bertransaksi, atau salah satunya. Baik barang tersebut berstatus sebagai alat pembayar maupun
sebagai barang yang dibayari. Meskipun barang tersebut ada dalam majlis akad dan telah disebutkan
kriterianya secara detail atau sudah terkenal secara luas -mutawatir-, seperti keterangan yang akan
datang. Atau terlihat di bawah cahaya, jika cahaya tersebut menutupi warna aslinya, seperti kertas
putih. Dalam penerapan bentuk aset maupun liability tentunya juga telah mendapat izin dari
pemerintah dan telah mendapat pengawasan dari OJK, selagi tidak menimbulkan maka dapat dilakukan
semana mestinya. Dalam klaim dalam bentuk aset dan liability tersebut dapatdilakukan selagi tidak
menimbulkan permasalahan dalam hal ketidakjelasan. Dalam pandangan madzhab Syafi’i (sebagaimana
referensi kedua), barang yang diperjual belikan disyaratkan dapat dilihat secara langsung oleh kedua
belah pihak. Hal ini merupakan bentuk kehati-hatian agar tidak terjadi penipuan (ghoror) d l j l b li k R l ll
h l kt k d iki S l i it j di l k6/7/2021 Ujian Akhir Semester Ushul Fiqh 2 Tahun Akademik 2020/2021
https://forms.office.com/pages/responsepage.aspx?id=NQQpA3T_0UWuqhc2dyIc-
C5FoSvhoY9Grks5xYH486FUOFRMOTk1WUJPREZCVk9VMkdB… 5/12 Belakangan ini media sosial
diramaikan dengan kasus "Pedagang Pecel Lele di Malioboro "Nuthuk" Harga".
https://regional.kompas.com/read/2021/05/31/195357278/pedagang-pecel-leledi-kawasan-malioboro-
yang-viral-karena-harganya-mahal. Kasus terjadi karena pembeli memakan pecel lele, dan seperti
kebiasaan yang sudah lazim di masyarakat pembeli baru membayar setelah selesai makan. Saat
memesan (sebelum makan) pembayaran belum dilakukan, bahkan informasi harga tidak diketahui.
Dalam hal ini terdapat rukun jual beli tidak terpenuhi dan ada unsur ghoror (ketidakpastian). a)
Bagaimana pendapat Saudara dengan kelaziman transaksi semacam ini (apapun pendapatmu, berikan
dasar kaidah fiqihnya). b) Seandainya pembeli menolak membayar, secara hukum fiqh siapa yang harus
dimenangkan? Mengapa? apa dasar kaidah fiqihnya? c) Kenyataannya, pembeli membayar dengan rasa
dongkol/tidak rela dan menuangkan kedongkolannya di media sosial sehingga menjadi viral. Kasus ini
adalah contoh bentuk "Dhoror" yang seharusnya diantisipasi agar tidak terjadi. Dalam hal ini terjadi
"Dhoror" di kedua pihak (pembeli kecewa/tidak rela, penjual juga dirugikan karena nama baik dan
disanksi oleh Pemkot Yogyarakrta tidak boleh berjualan selama enam hari). Menurut Saudara
Bagaimana seharusnya agar dhoror bisa dihindari di kemudian hari untuk praktik-praktik seperti ini.
Bagaimana seharusnya pemerintah bertindak? Jawaban Saudara semuanya harus berdasar kaidah fiqh!
7.6/7/2021 Ujian Akhir Semester Ushul Fiqh 2 Tahun Akademik 2020/2021
https://forms.office.com/pages/responsepage.aspx?id=NQQpA3T_0UWuqhc2dyIc-
C5FoSvhoY9Grks5xYH486FUOFRMOTk1WUJPREZCVk9VMkdB… 6/12 a. Kegiatan penjual yang tidak
mencantumkan harga makanan pada menu merupakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan oleh
para penjual di warung makan yang ada di Malioboro. Yang mana biasanya terdapat asosiasi penjual
yang juga menetapkan bahwa penetapan harga setiap warung dibuat sama sehingga apabila
dibandingkan dengan warung yang lain tidak menimbulkan perbedaan. beberapa syarat kaidah ini bisa
diterapkan yaitu sebagai berikut : 1) Tradisi yang telah berjalan cukup lama yang dikenal masyarakat
khususnya wisatawan. 2) Diterima akal sehat sebagai objek jual beli yang baik dan harga setiap warung
yang sama menunjukkan kewajaran. 3) Tidak bertentangan dengan nash Al-Qur‟an dan Hadis Nabi saw.
4) Memberikan mashlahat dalam kegiatan akad jual beli makanan terhadap para pelaku dagang. Adapun
hal tersebut dapat mengacu pada kaidah ushul fikih yakni: "Innama tu’tabaru al-‘adah idza ttharadat aw
ghalabat" "Adat yang dianggap (sebagai pertimbangan hukum) itu hanyalah adat yang terus menerus
berlaku atau berlaku umum" Mengacu pada perilaku yang mana terjadi juga cukup lumrah
dikalanganmasyarakat dimana memakan terlebuh dahulu lalu baru membayarnya dikala selesai. Dalam
hal transaksi jual beli dpaat terjadi selama barang yang dijual sesuai halal dan menunjukkan suka sama
suka diantara kedua belah pihak b. Kasus tersebut semstinya memenangkan Pembeli. Dalam kasus
penjual pecel lele yang sempat viral tersebut, terbukti bahwa penjual memang menerapkan tarif harga
yang tidak wajar, bahkan dari asosiasi pedagang di Malioboro menganggap bahwa itu murni dari
beberapa penjual dalam menetapkan harga. Adapun akibat dari hal tersebut penjual mendapatkan
sanksi dari Pemkot Yogyakarta. Sehingga akibat hal tersebut pembeli merasa bahwa harga yang
ditetapkan terlalu tinggi dan dirasa tidak masuk akal dan berpikiran untuk tidak membayar karena juga
merasa dipermainkan penjual. Penjual mempermainkan tersebut juga dapat terjadi karena pembeli
telah memakan makanan yang dipesan, dan hal tersebut menjadi alasan bahwa pembeli harus
membayar. c. Meskipun transaksi yang membayar diakhir telah menjadi suatu kebiasaan di masyarakat,
tentunya transasksi tersebut juga menimbulkan suatu masalah akibat ketidakjelasan yang ada
didalamnya. Salah satunya penjual dapat mempermainkan harga. Oleh sebab itu apabila komitmen
untuk melakukan kebiasaan tersebut dengan baik maka penjual dapat menerapkan transparansi arga
dengan memaang daftar harga menu. Dari pembeli sendiri juga dapat l k k k d d k h b l hi b li6/7/2021
Ujian Akhir Semester Ushul Fiqh 2 Tahun Akademik 2020/2021
https://forms.office.com/pages/responsepage.aspx?id=NQQpA3T_0UWuqhc2dyIc-
C5FoSvhoY9Grks5xYH486FUOFRMOTk1WUJPREZCVk9VMkdB… 7/12 Dewasa ini kita menyaksikan
derasnya informasi yang yang sampai ke kita. Tanpa melakukan klarifikasi dan kajian terhadap kesahihan
informasi tersebut, kita cenderung condong meyakini informasi-informasi yang sesuai dengan prasangka
kita, dan tidak meyakini informasi yang tidak sesuai dengan prasangka kita. Padahal prasangka tidak bisa
dijadikan dasar untuk menentukan status hukum sebelum diuji sahihnya bukti-bukti suatu
perkara/informasi. a. Jelaskan apa perbedaan antara yakin (‫ يقين‬,(dzon (‫ ظن‬,(syakk (‫( شك‬dan wahm .(‫)وهم‬
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kaidah ‫ بالشك يزال ال اليقين‬- Al yaqinu la yuzaalu bisy-syakki! Berikan
contoh-contoh aplikasinya dalam persoalan ekonomi. c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kaidah ‫الذمة‬
‫ براءة االصل‬- Al ashlu baroo'atudz-dzimmati! Jelaskan bagaimana hubungan antara kaidah tersebut
dengan asas praduga tak bersalah dalam peradilan. Jelaskan pula bagaimana kaidah tersebut dalam
Inferensi statistik dimana hipotesis nul tidak berbeda dari nol (Ho: b =0, untuk persamaan Y = a + bX)
dimana peneliti menduga bahwa berubahnya nilai Y disebabkan karena berubahnya nilai X). 8.6/7/2021
Ujian Akhir Semester Ushul Fiqh 2 Tahun Akademik 2020/2021
https://forms.office.com/pages/responsepage.aspx?id=NQQpA3T_0UWuqhc2dyIc-
C5FoSvhoY9Grks5xYH486FUOFRMOTk1WUJPREZCVk9VMkdB… 8/12 a. ُ‫ )ن‬Yakin َ‫ ِيقْ ي ;(ال‬Secara bahasa
adalah kemantapan hati atas sesuatu. Atau dapat juga dikatakan sebagai keyakinan hati yang berdasar
kepada dalil. dalam kaidah ushul fiqh ( al yaqin la yuzalu bisyaki : keyakinan tidak dapat dihilangkan
dengan keraguan ). ;(‫ )اَلُّظ ن‬Dzon Yaitu persangkaan kuat/ dugaan kuat; jika condong kepada yang rajih/
kuat. Contoh: apabila seseorang sedikit meragukan sesuatu apakah halal atau haram, namun
persangkaan yang kuat dalam hatinya berdasar dalil yang dia ketahui bahwa hal itu haram, maka
persangkaan kuat inilah yang dinamakan dengan Dzon/ ()‫ ُّن َظ ال( ;(اَلُّش ك‬Syak Yakni keraguan tanpa dapat
memilih dan tidak sanggup menguatkan salah satu di antara keduanya; kemungkinannya sama antara
yang rajih/ kuat dengan yang marjuh/ lemah. apabila terjadi sebuah kebimbangan antara dual hal yang
mana seseorang itu tidak dapat memilih dan menguatkan salah satunya. Namun apabila masih dapat
menguatkan salah satunya maka hal itu tidak dinamakan dengan Syakk/ (‫(; ُّكَش ال( (َ ْو هُ م ال‬persangkaan
lemah/ dugaan lemah/ keliru. jika condong kepada yang marjuh/ lemah. Atau dalam kalimat lain dapat
dikatakan bahwa, Wahm yakni mengetahui sesuatu yang berlawanan dengan yang rajih/ kuat. b. Al
Yaqin Laa Yuzaalu Bisyaki : Keyakinan tidak apat dihilangkan dengan keraguan. contoh aplikasi dalam
ekonominya adalah jika kita yakin bahwasanya bank syariah sudah terbebas dari riba' maka tidak akan
ada keraguan dalam diri kita untuk bermuamalah dengan bank syariah. c. Al Aslu Baratu Dzimmah :
Keadaan asal seseorang itu suci daripada tanggung jawab . dalam kasus praduga peradilan tak bersalah ,
maka terdakwa terbukti terlepas dari pidana karena al l b t d i h k d t d k t b t d h t b kti t k b l h d tid k
l6/7/2021 Ujian Akhir Semester Ushul Fiqh 2 Tahun Akademik 2020/2021
https://forms.office.com/pages/responsepage.aspx?id=NQQpA3T_0UWuqhc2dyIc-
C5FoSvhoY9Grks5xYH486FUOFRMOTk1WUJPREZCVk9VMkdB… 9/12 Perhatikan dua kaidah berikut ini
‫ العبرةفى العقودللمقاصدوالمعانى اللاللفاض والمبانى‬:pertama ‫ العبرةفى العقودلاللفاض والمبانى الللمقاصدوالمعانى‬:kedua
Dengan menggunakan dua kaidah tersebut yang nampak saling bertolak belakang, Jelaskan bagaimana
analisis saudara dalam kasus yang banyak terjadi di masyarakat yakni konflik agraria (kepemilikan
tanah). Satu keluarga atau masyarakat telah lama menetap di sebuah lahan/wilayah secara turun
temurun sejak dari leluhurnya. Meskipun tidak memiliki sertifikat tanah, mereka mengklaim sebagai
pemilik yang sah karena moyang dan leluhurnya sudah menggarap lahan tersebut dari generasi ke
generasi. Tiba-tiba datang orang lain atau perusahaan (pemilik modal) mengklaim kepemilikan tanah
tersebut dengan dasar sertifikat tanah. Sengketa kepemilikan lahan kemudian dibawa ke pengadilan.
Biasanya hakim akan memenangkan orang/perusahaan yang memiliki sertifikat tanah karena sertifikat
tanah menunjukkan ‫ والمبانى الفاض‬. Sedangkan keluarga yang menempati tanah tersebut mengklaim
berdasarkan ‫ مقاصدوالمعانى‬. a. Jelaskan maksud kedua kaidah di atas b. Dalam hal kasus sengketa tanah
tersebut dan keputusan pengadilan, jelaskan bagaimana analisis saudara! c. Kejadian-kejadian sengketa
kepemilikan aset (dhoror) seharusnya bisa dicegah. Bagaimana cara mencegah terjadinya sengketa
tersebut tersebut, jelaskan! 9. a. Kaidah Pertama : “Yang dianggap dalam aqad adalah maksud-maksud,
bukan lafadz-lafadz dan bentuk-bentuk perkataan.” Kaidah Kedua : "Yang dianggap dalam aqad adalah
lafadz dan alurnya, bukan niat dan maksudnya" b. Kalau dari sisi legalitas yang dibentuk pemerintah
setempat, bahwa jelas pemerintah menganggap sah kepemilikan tanah dengan adanya sertifikat yang
disetujui pemerintah tersebut. Dari sisi pengadilan tentu selain mengutamakan akad 1 atau akad 2
tentang sahnya akad dari sebuah lafadz atau sebuah maksud. Pengadilan melihat ulil amri setempat
yang menerbitkan sertifikat sebagai legalitas dari kepemilikan tanah, tentu akan memenangkan pihak
pengusaha yang memiliki sertifikat yang legal. Namun tetap keputusan pengadilan harus jujur dan adil
serta tidak mendzalimi pihak keluarga yang turun-temurun tinggal disana, hendaknya ada relokasi yang
hasan (baik) bagi pihak keluarga yang dipindah. Begitu pula dengan pemerintah untuk selalu wajib
mengedukasi masyarakat tentang pentingnya legalitas kepemilikan tanah yang dibuktikan dengan
sahnya sertifikat tersebut. c. Pencegahan akan terjadinya sengketa kepemilikan aset sendiri dapat
dilakukan ialah dengan memastikan wilayah yang kita tempati selain turun temurun ialah harus legal
sesuai dengan peraturan pemerintah setempat. Apabila ada himbauan untuk mengurus sertifikat tanah,
b ik t h kit t ti di hi j l k ilik t h6/7/2021 Ujian Akhir Semester Ushul Fiqh 2 Tahun Akademik 2020/2021
https://forms.office.com/pages/responsepage.aspx?id=NQQpA3T_0UWuqhc2dyIc-
C5FoSvhoY9Grks5xYH486FUOFRMOTk1WUJPREZCVk9VMkd… 10/12 Ketidak-pastian (‫( غرار‬pada
dasarnya merupakan sesuatu yang melekat dan tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini. Tata kelola
ekonomi dirancang untuk meminimalkan risiko (‫( ضرار‬yang berpotensi timbul karena ketidakpastian. Di
sektor keuangan misalnya, informasi yang tidak simetris merupakan wataknya yang alamiah. Karena
informasi yang tidak simetris tersebut, timbul dua risiko, yakni risiko adverse selection dan risiko moral
hazard. a. Jelaskan risiko moral hazard di sektor keuangan. Berikan contohnya b. Kasus-kasus investasi
bodong merupakan contoh moral hazard di sektor keuangan; jelaskan dan bagaimana upaya mencegah
kejadian-kejadian serupa di kemudian hari c. Persoalan donasi juga rawan terjadi moral hazard dan
karenanya potensi risiko moral hazard harus dicegah sesuai kaidah ‫ الضراريزال‬. Berikan pendapat
Saudara terhadap pernyataan tersebut! 10.6/7/2021 Ujian Akhir Semester Ushul Fiqh 2 Tahun Akademik
2020/2021 https://forms.office.com/pages/responsepage.aspx?id=NQQpA3T_0UWuqhc2dyIc-
C5FoSvhoY9Grks5xYH486FUOFRMOTk1WUJPREZCVk9VMkd… 11/12 a. Hazard atau bahaya dapat di
definisikan sebagai keadaan yang dapat menimbulkan atau meningkatkan terjadinya kerugian (chance of
loss) dari suatu bencana yang terjadi, Moral hazard yang berkenaan dengan sikap dan tingkah laku
orang-orang yang terkait dengan suatu risiko. Moral hazards ini sangat berpengaruh terhadap besarnya
atau tingkat keparahan kerugian. Moral Hazards dapat timbul akibat hubungan yang buruk dari suatu
menajemen perusahaan yang salah (Bad or Mismanagement), seperti misalnya upah pekerja yang
rendah atau perlakuan yang tidak adil, dll. Contohnya apabila tertanggung bersikap tidak jujur pada saat
mengalami kecelakaan kendaraan yang disebabkan oleh mengemudi dengan kecepatan tinggi. Moral
hazard akan menyebabkan meningkatnya peluang terjadinya kerugian.karena ada nya asuransi pada
mobi tersebut mereka menjadi ugal-ugalan dalam menyetir sehingga apabila terjadi kecelkaan
mmpunyai asuransi .maka pihak asuransi mendapat kerugian. b. Pencegahan moral hazard sektor
keuangan: 1.Adanya transparansi dalam mengelola kebijakan risiko agar nantinya tidak menjadi sumber
masalah yang lebih besar. 2.Adanya metodologi assessment yang tepat dan akurat dalam membangun
manajemen risiko yang kuat. 3.Tersedianya informasi yang bukan hanya berkualitas namun juga tepat
waktu guna memperoleh assessment yang akurat sebelum mengambil keputusan. 4.Adanya konsentrasi
risiko yang didiversifikasi. Dalam mengelola risiko harus juga berpijak pada hubungan antara masing-
masing unit di organisasi tersebut. 5.Memiliki pola pengambilan keputusan yang disiplin. 6.Adanya
penetapan limit dan toleransi risiko perbankan. Penetapan limit berguna untuk memberikan kepastian
secara maksimum terhadap pengambil resiko dan memperkecil peluang terjadinya moral hazard.
7.Dilaksanakannya implementasi internal kontrol dalam setiap transaksi. c. Berdasarkan kaidah ushul
fqih addhararu yuzalu yakni kemudharatan sebisa mungkin dihil k di t h b k id h i i ti i di i kit ti t k
Monopoli merupakan tindakan yang harus dicegah dalam perekonomian. a. Jelaskan apa yang dimaksud
monopoli, dan mengapa monopoli harus dicegah. b. Berdasarkan teori ekonomi mikro, tunjukkan dan
jelaskan ‫ ضرار‬yang ditimbulkan oleh prakatik monopoli. c. Jelaskan sebab-sebab, mengapa monopoli
terjadi dan bagaimana cara mencegah terjadinya praktik monopoli tersebut! 11.6/7/2021 Ujian Akhir
Semester Ushul Fiqh 2 Tahun Akademik 2020/2021 https://forms.office.com/pages/responsepage.aspx?
id=NQQpA3T_0UWuqhc2dyIc-C5FoSvhoY9Grks5xYH486FUOFRMOTk1WUJPREZCVk9VMkd… 12/12 This
content is created by the owner of the form. The data you submit will be sent to the form owner.
Microsoft is not responsible for the privacy or security practices of its customers, including those of this
form owner. Never give out your password. Powered by Microsoft Forms | Privacy and cookies | Terms
of use a. Monopoli merupakan kondisi dimana hanya satu penjual mendapat kesempatan memegang
penuh suatu perdagangan. . Monopoli harus dicegah apabila penjual mempermainkan harga karena hal
tersebut tidak sesuai praktik Islam dan cenderung banyak mudharat khususnya pada konsumen yang
menjadi terzalimi. Pada suatu kondisi apabila hanya ada satu penjual hingga tidak ada penjual lain maka
hal tersebut memang monopoli namun apabila memonopoli dengan memainkan harga maka hal
tersebut lah yang harus dicegah. Dengan melakukan praktik monopoli yang memainkan hharga,
perusahaan dapat mengambil keuntungan maksimal dibandingkan pada pasar persaingan sempurna
umumnya. Hal tersebut juga perlu dikecam apabila barang yang dijual adalah barang kenutuhan pokok
yang dibutuhkan semua orang dan pasti akan dibeli berapapun harganya, b. Berdasarkan Teori Ekonomi
Mikro, dharar (mudharat) yang ditimbulkan monopoli ialah: - Harga yang terbentuk lebih tinggi daripada
harga keseimbangan di pasar persaingan sempurna, hal ini menimbulkan ketidakjelasan dalam
penetapan harga yang seimbang.Harga yang tinggi dan melebihi harga di pasar maka dapat
memberatkan para pembeli. - Monopoli mengakibatkan hilangnya biaya sosial (social cost) dimana
harga yang tinggi akan mengurangi surplus konsumen, Harga yang tinggi menimbulkan kondisi gharar
dalam perolehan surplus konsumen maupun produsen. Dalam kondisi monopoli gharar yang terjadi
ialah meningkatnya surplus produsen dan terdzaliminya surplus konsumen. - Monopoli dari sisi
penawaran merusak keseimbangan pasar yang terbentuk, akibat adanya intervensi kuat dari perusahaan
Monopoli c. Sebab terjadinya monopoli yaitu ketika perusahaan dalam pasar tidak memiliki pesaing
(kompetitor) disebabkan karena adanya kuasa atas legalitas dan sumber daya yang tidak dimiliki orang
lain. Sejatinya apabila hanay ada sesorang yang menjualdan tidak ada pesaing hingga menunjukkan
suatu monopoli maka diperbolehkan, namun apabila melakukan monopoli dalam memainkan harga
maka perlu dicegah. Adapun pencegahan suatu masalah yang timbul akibat perilaku monopoli adala
dengan adanya peran pemerintah untuk mengawasi praktik i h P i t h jib bil lih d t l kh b

Anda mungkin juga menyukai