Anda di halaman 1dari 3

ringkasan materi

Tentang sejarah peran mahasiswa, dan tokoh masyarakat pada


lahirnya orde baru

Disusun:
O
L
E
h

Nama : sofi adisti Durand


Kelas : XII mia 2
Mapel : sejarah indonesia

Sma negeri 1 bolangitang timur


Kecamatan bolangitang timur
Kabupaten bolaang mongondow utara
2023
“Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut
Semeru dari akarnya. Berikan aku sepuluh pemuda,
Niscaya akan kuguncang dunia!”

Kutipan dari bung karno tersebut mungkin sudah tidak asing ditelinga kamu kan? Sejak
dulu, kehadiran pemuda memang di anggap dapat membawa perubahan, termasuk pera
pemuda dalam pergantian pemerintah orde baru ke reformasi. Di masa itu, banyak pemuda
yang tidak setuju dengan Sebagian kebijakan pemerintah. Alhasil, ditahun 1998 ,terjadi
protes besar besaran dari pemuda dan mahasiswa.
Pemeritahan masa orde baru berlangsung hingga 32 tahun, tepatnya dari tahun 1966
hingga 1998, ada berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah masa orde baru.
Meski ada Sebagian yang baik untuk kelangsungan bangsa indonesya, ada juga kebijakan
yang dianggap tidak memihak pada rakyat.

Pristiwa trisakti (mei 1998)


Setelah sebelumnya mahasiswa melaluwi hmi [himpunan mahasiswa islam] Denpasar
melakukan unjuk rasa menuntut reformasi, pada 4 may 1998, empat organisasi mahasiswa
mengajukan usulan melaluwi siding umum mpr kedua. Berbagay usaha terus dilakukan
untuk membawa reformasi di Indonesia, mulai dari diskusi antar guru besar hingga unjuk
rasa.

Sampai akhirnya, Pada 12 mei 1998 terjadi demonstrasi. Besar-besaran di depan


universitas Trisakti , Jakarta. Peristiwa ini memakan 6 korban jiwa dari kalangan mahasiswa
akibat tembakan aparat keamana. Diantarnya adalah Elang mulia Lesmana, Heri Hertanto,
Hendirawan lesmana, dan Hafidin Royan, peristiwa ini kemudian di kenal dengan nama
Tragedi Trisakti.

Peristiwa tersebut tidak membuat semangat mahasiswa surut, dan justru menyulut
adanya demonstrasi yang lebih besar pada 13-14 mei 1998. Di jawa tengah, mahasiswa
menduduki kantor DPRD Jawa tengah dan memaksa para wakil rakyat untuk turut pada aksi
keprihatinan. Selain di jawa tengah , kerusuhan juga terjadi di wilayah Indonesia lainnya,
termasuk Jakarta. Aksi tersebut diperparah dengan penjarahan di berbagai belahan Jakarta.

Puncaknya, pada 18 mei 1998, mahasiswa berhasil menduduki atap Gedung DPR/MPR RI
disenayan. Dihari yang sama, ketua MPR/DPR RI, Harmoko, menyarankan presiden untuk
mengundurkan diri. Mahasiswa pun menuntut dilakukannya siding istimewa. Meski begitu,
presiden soeharto masih belum mau mundur dari jabatannya.

Berbagai usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil. Pada 19 mei 1998, beberapa
Menteri kabinet soeharto memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Kondisi yang
semakin tidak terkendali akhirnya memaksa soeharto utuk meletakkan jabatannya di
depan mahkamah agung pada tanggal 21 mei 1998 pukul 10:00 pagi. Pada saat yang sama,
soeharto kemudian menunjukan wakilnya B.J. Habibie untuk menggantikan posisinya.

Peristiwa semanggi l dan ll (November 1998)


Meski kepemimpinan orde baru saat ini sudah berganti, bukan berarti permasalahan
selesai. Pada November 1998 pemerintah transisi Indonesia mengadakan sidang istimewa
untuk membahas agenda pemerintahan serta pemilu.

Tragedi semanggi menunjuk kepada dua kejadia protes masyarakat terhadap pelaksanaan
dan agenda sidang istimewa yang mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama
dikenal dengan tragedi semanggi l yang terjadi pada 11-13 november 1998 yang
menyebabkan tewasnya 17 warga sipil. Kejadian kedua dikenal dengan tragedi sumanggi ll
pada 24 september 1999 yang menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas
orang lainnya di seluruh Jakarta serta menyebabkan 217 korban luka-luka.

Sejarah indonesia membuktikan bahwa perjuangan pemuda tak bisa di bendung. Pemuda
merupakan sosok yang berani dan cerdas, termasuk peran pemuda di masa perubahan orde
baru ke reformasi.

Anda mungkin juga menyukai