OLEH :
KELOMPOK 6
HARMA :A22056
ULFA :A22101
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul HEMATHORAKS.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW., beserta keluarga dan sahabat beliau.
Makalah ini diajukan kepada untuk memenuhi tugas mata pelajaran tersebut. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan, saran, dukungan dan kerjasama yang baik dengan
berbagai pihak, maka akan sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................1
Tujuan umum.......................................................................1
Tujuan khusus......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................
A. Definisi........................................................................................................3
B. Etiologi........................................................................................................3
C. Patofisiologi.................................................................................................4
D. Tanda dan Gejala.........................................................................................5
E. Diagnosis.....................................................................................................6
F. Penanganan..................................................................................................6
G. Proses Keperawatan.....................................................................................9
Pengkajian............................................................................9
Diagnosa Keperawatan......................................................12
Intervensi Keperawatan.....................................................12
Implementasi......................................................................15
Evaluasi..............................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah interkostal atau
arteri mamaria internal yang disebabkan oleh trauma tajam atau trauma tumpul.
Dislokasi fraktur dari vertebra torakal juga dapat menyebabkan terjadinya
hemotoraks.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFINISI
Hemothorax adalah kumpulan darah di dalam ruang antara dinding dada dan paru-
paru (rongga pleura). Penyebab paling umum dari hemothorax adalah trauma
dada.Trauma misalnya :
Luka tembus paru-paru, jantung, pembuluh darah besar, atau dinding dada.
Diathesis perdarahan seperti penyakit hemoragik bayi baru lahir atau purpura
Henoch-Schönlein dapat menyebabkan spontan hemotoraks. Adenomatoid
malformasi kongenital kistik: malformasi ini kadang-kadang mengalami komplikasi,
seperti hemothorax.
B. ETIOLOGI
1. 1. Traumatik
Trauma tumpul.
1. 2. Nontraumatik / spontan
Neoplasma.
komplikasi antikoagulan.
3
robekan adesi pleura yang berhubungan dengan pneumotoraks spontan.
Bullous emphysema.
Tuberculosis.
Catamenial
C. PATOFISIOLOGI
Pada trauma tumpul dada, tulang rusuk dapat menyayat jaringan paru-paru atau arteri,
menyebabkan darah berkumpul di ruang pleura. Benda tajam seperti pisau atau peluru
menembus paru-paru. mengakibatkan pecahnya membran serosa yang melapisi atau
menutupi thorax dan paru-paru. Pecahnya membran ini memungkinkan masuknya
darah ke dalam rongga pleura. Setiap sisi toraks dapat menahan 30-40% dari volume
darah seseorang.
4
Luka di pleura viseralis umumnya juga tidak menimbulkan nyeri. Kadang-kadang
anemia dan syok hipovalemik merupakan keluhan dan gejala yang pertama muncul.
Secara klinis pasien menunjukan distress pernapasan berat, agitasi, sianosis, tahipnea
berat, tahikardia dan peningkatan awal tekanan darah, di ikuti dengan hipotensi sesuai
dengan penurunan curah jantung.
1. Pemeriksaan diagnostik.
2. Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleura, dapat
menunjukan penyimpangan struktur mediastinal (jantung).
· Kecemasan
· Kegelisahan
· Kelelahan
· Sesak nafas
5
E. DIAGNOSIS
Perkusi : redup di bagian basal karena darah mencapai tempat yang paling rendah
Auskultasi : vesikuler
Tachypnea
Selain dari pemeriksaan fisik hemotoraks dapat ditegakkan dengan rontgen toraks
akan didapatkan gambaran sudut costophrenicus menghilang, bahkan pada
hemotoraks masif akan didapatkan gambaran pulmo hilang.
F. PENANGANAN
6
pemnberian darah dengan golongan spesifik secepatnya. Darah dari rongga
pleura dapat dikumpulkan dalam penampungan yang cocok untuk autotranfusi
bersamaan dengan pemberian infus dipasang pula chest tube ( WSD ).
2. Pemasangan chest tube ( WSD ) ukuran besar agar darah pada toraks tersebut
dapat cepat keluar sehingga tidak membeku didalam pleura. Hemotoraks akut
yang cukup banyak sehingga terlihat pada foto toraks sebaiknya di terapi
dengan chest tube kaliber besar. Chest tube tersebut akan mengeluarkan darah
dari rongga pleura mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah di dalam
rongga pleura, dan dapat dipakai dalam memonitor kehilangan darah
selanjutnya. Evakuasi darah / cairan juga memungkinkan dilakukannya
penilaian terhadap kemungkinan terjadinya ruptur diafragma traumatik. WSD
adalah suatu sistem drainase yang menggunakan air. Fungsi WSD sendiri
adalah untuk mempertahankan tekanan negatif intrapleural / cavum pleura.
1. Pemasangan WSD :
Setinggi SIC 5 – 6 sejajar dengan linea axillaris anterior pada sisi yang sakit .
2) Lakukan infiltratif kulit, otot dan pleura dengan lidokain 1 % diruang sela iga
yang sesuai, biasanya di sela iga ke 5 atau ke 6 pada garis mid axillaris.
7
5) Buat incisi kecil dengan arah transversal tepat diatas iga, untuk menghindari
melukai pembuluh darah di bagian bawah iga
7) Gunakan forceps yang sama untuk menjepit ujung selang dan dimasukkan ke
dalam kulit
8) Tutup kulit luka dengan jahitan terputus, dan selang tersebut di fiksasi dengan
satu jahitan.
3. Thoracotomy.
2. Pada beberapa penderita pada awalnya darah yang keluar < 1500ml, tetapi
perdarahan tetap berlangsung terus.
3. Bila didapatkan kehilangan darah terus menerus sebanyak 200cc / jam dalam
waktu 2 – 4 jam.
4. Luka tembus toraks di daerah anterior, medial dari garis puting susu atau luka
di daerah posterior, medial dari scapula harus dipertimbangkan kemungkinan
diperlukannya torakotomi, oleh karena kemungkinan melukai pembuluh darah
besar, struktur hilus atau jantung yang potensial menjadi tamponade jantung.
8
Tranfusi darah diperlukan selama ada indikasi untuk torakotomi. Selama penderita
dilakukan resusitasi, volume darah awal yang dikeluarkan dengan chest tube dan
kehilangan darah selanjutnya harus ditambahkan ke dalam cairan pengganti yang
akan diberikan. Warna darah ( artery / vena ) bukan merupakan indikator yang baik
untuk di pakai sebagai dasar dilakukannya torakotomi.
G. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Berdasarkan klasifikasi Doenges, dkk (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji
adalah :
1. Aktifitas / istirahat.
1) Sirkulasi
Tanda
Takikardia
9
Nadi apical berpindah oleh adanyapenyimpangan mediastinal (dengan
tegangan pneumothorak).
Tanda Homan (bunyi renyah s/d denyutan jantung, menunjukan udara dalam
mediastinum).
2) Integritas Ego.
3) Makanan / Cairan.
4) Nyeri / Kenyamanan
Gejala:
Tajam dan nyeri menusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinanan
menyebar keleher, bahu abdomen (Effusi Pleural).
Tanda:
Perilaku distraksi.
Mengkerutkan wajah.
5) Pernapasan
Gejala:
10
Batuk (mungkin gejala yang ada)
Tanda:
Observasi dan palpasi dada : Gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila
trauma atau kemps, penurunan penmgembangan thorak (are yang sakit).
6) Keamanan
Gejala:
11
Radiasi / kemoterapi untuk keganasan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Awasi kesesuaian pola pernapasan bila menggunakan ventilasi mekanik dan catat
perubahan tekanan udara.
12
6. Kaji fremitus.
9. Pertahankan perilaku tenang, Bantu klien untuk kontrol diri dengan gunakan
pernapasan lambat/dalam.
– Periksa pengontrol pengisap untuk jumlah hisapan yang benar (batas air, pengatur
dinding/meja disusun tepat).
– Tentukan lokasi kebocoran udara (berpusat pada pasien atau system) dengan
mengklem kateter torak pada bagian distal sampai keluar dari dada.
– Klem selang pada bagian bawa unit drainase bila kebocoran udara berlanjut.
– Pertahankan posisi normal dari system drainase selang pada fungsi optimal.
13
– Bila kateter torak putus/ lepas.Observasi tanda distress pernapasan
– Setelah kateter torak dilepas. Tutup sisi lubang masuk dengan kasa steril.
INTERVENSI KOLABORASI
– Awasi GDA dan nadi oksimetri, kaji kapasitas vital/pengukuran volume tidal.
INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Pasangkan kateter torak kedinding dada dan berikan panjang selang ekstra
sebelum memindahkan/mengubah posisi pasien :
4. Berikan alat transportasi aman bila pasien dikirim keluar unit untuk tujuan
diagnostik.
14
alat.
INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat, seperti : nyeri dada
tiba-tiba, dispnea, distress pernapasan lanjut.
4. Kaji ulang praktek kesehatan yang baik contoh : nutrisi baik, istrahat, latihan.
4.Implementasi Keperawatan
5.Evaluasi Keperawatan
15
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan.
hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah interkostal atau
arteri mamaria internal yang disebabkan oleh trauma tajam atau trauma tumpul.
Dislokasi fraktur dari vertebra torakal juga dapat menyebabkan terjadinya
hemotoraks.
Hemothorax adalah kumpulan darah di dalam ruang antara dinding dada dan paru-
paru (rongga pleura). Penyebab paling umum dari hemothorax adalah trauma dada
16
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Ariff. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan Edisi 2 . Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Volume 1. EGC. Jakarta .
Smeltzer, Suzanne C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Volume 1. EGC. Jakarta .
17