Jl.Teuku umar NO.8 B,Biringgere ,kec.sinjai utara ,kabupeten Sinjai ,Sulawesi selatan 92615
Putriwahyuniindah27@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan teknologi merupakan bagian dari globalisasi yang telah membawa ke pada kemudahan
dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dunia, salah satunya bagi instansi pemerintahan. Korea
Selatan dan Jepang merupakan dua di antara banyaknya negara yang telah menerapkan e-government
dengan baik. Perbandingan antara kedua negara tersebut menjadi titik fokus yang diteliti dengan
metode analisis literatur secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan e-
government di Jepang dan Korea Selatan berjalan cukup baik pada berbagai sektor seperti pendidikan,
perpajakan, pengadaan barang dan jasa, dan lain-lain. Pelaksanaan e-government di Korea Selatan
dimulai lebih awal, yakni pada tahun 1995, sedangkan di Jepang dimulai pada tahun 2001, namun
perkembangan e-government di Jepang justru lebih cepat dan pesat sedangkan di Korea Selatan
mengalami penurunan setelah adanya fragmentasi di kementerian dan lembaga. Walaupun setelah
fragmentasi muncul upaya perbaikan dan percepatan yang dipimpin Perdana Menteri, namun proses ini
tetap menemui kendala dan penurunan dalam pelaksanaannya. Di sisi lain, layanan yang diberikan
pemerintah melalui system e-government di Jepang lebih banyak dan lengkap yang meliputi lebih
banyak aspek yang tidak ada dalam system e-government di Korea Selatan, misalnya pelayanan untuk
kelistrikan, informasi kelengkapan buku di perpustakaan, pemesanan fasilitas umum, beasiswa, dan lain-
lain. Pada dasarnya kedua negara sudah melaksanakan sistem e-government dan menyediakan bentuk
layanan publik yang hampir sama pada beberapa sektor utama yang mendukung hajat hidup masyarakat
secara baik. Kedua negara ini juga berhasil menjadi dua di antara banyaknya negara di dunia yang telah
menerapkan digitalisasi dalam proses pemerintahan termasuk dalam hal pelayanan publik sekaligus bisa
menjadi contoh bagi negara lain dalam melaksanakan e-government
Berkembangnya zaman globalisasi pada saat ini pastinya dalam kehidupan tidak lepas dari pesatnya
teknologi yang semakin canggih. Seiring berkembangnya teknologi menjadikan sesuatu yang dahulu
dilakukan secara manual dan butuh waktu yang cukup lama, pada saat ini dengan berkembangnya
teknologi dan internet menjadi semakin mudah dan cukup luas menjangkau segala sesuatunya.
Internet membantu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Itulah mengapa saat ini sangat
mudah untuk menjangkau informasi, ringkas, dan akurat. Pemanfaatan teknologi informasi kini mulai
diterapkan di berbagai bidang, termasuk di bidang pemerintahan. Pada manajemen yang disebut e-
government pastinya menggunakan teknologi informasi, (Fadillah, 2017).
E-government menyediakan akses informasi dan layanan pemerintah yang optimal kepada semua
lembaga negara, bisnis, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya setiap saat.
Pemanfaatan teknologi dalam aplikasi e-government merupakan upaya yang dilakukan oleh instansi
pemerintah untuk mengoptimalkan pemberian layanan kepada masyarakat. Selain itu, penggunaan e-
government seharusnya membantu pelaksanaan pelayanan publik menjadi baik, lebih efektif dan efisien
dari segi waktu, anggaran, dan penerapan hubungan yang sederhana.
Berbagai negara di seluruh dunia telah banyak menggunakan e-government dengan cara implementasi
yang berbeda termasuk Jepang dan Korea Selatan. Implementasi e-governKorea Selatan adalah suatu
negara maju yang juga mengimplementasikan e-government.
Implementasi e-government di Korea Selatan menjadi salah satu e-government yang terbaik sehingga
dijadikan sebuah contoh oleh negar-negara lainnya di dunia. Selain itu, e-government di Korea Selatan
juga mampu memberantas korupsi yang ada di Negara tersebut.
Sementara, di Jepang juga mengimplementasikan e-government yang unggul. Karena Jepang merupakan
salah satu diantara negara Asia yang masuk pada kategori negara maju di Dunia dan memiliki system
pemerintahan yang maju seperti negara-negara maju lainnya. Terlebih keungguluan Jepang dalam
berbagai bidang cukup baik khususnya dalam teknologi informasi dan Komunikasi, (Kamijo, 2020).
Menurut Berman, Moon & Choi (dalam Abdul 2020), Ditinjau berdasarkan sejarahnya, system
administrasi pemerintahan Jepang dapat dibagi menjadi tiga periode: birokrasi pra-modern,
pemerintahan Jepang sebelum perang, dan pemerintahan Jepangpascaperang. Di era birokrasi pra-
modern, cabang eksekutif dan pemerintahan dilakukan Keshogunan Tokugawa, yang memiliki sistem
desentralisasi dan sistem feodal kuat. Selain itu, Negara Jepang mempunyai nilai dalam eksekutif dan
birokrasinya. Nilai-nilai itu diantaranya: 1) Legalitas (dengan kata lain setchi ho, yaitu nilai-nilai sistem
hukum yang berlaku hanya setelah sektor swasta negara/ASN diizinkan oleh undang-undang, yang
kesemuanya adalah: Juga berarti bahwa sektor swasta negara harus memberlakukan undang-undang,
terutama sesuai dengan undang-undang ASN dan mematuhinya); 2) Keseimbangan (yaitu keseimbangan
antara politisi dan birokrat, keduanya spesifik Anda harus bertanggung jawab secara seimbang, tidak
menguntungkan Anda , dan Anda bersedia mengesampingkan ego sektoral Anda semata-mata untuk
kepentingan rakyat). 3) Sistem senioritas (Nilai terpenting Jepang, hierarki merupakan faktor penting
dalam urusan administrasi dan pemerintahan penting contohnya dalam mengambil keputusan politik
dan memberikan informasi).
Berdasarkan dari implementasi e-government kedua negara diatas penulis berniat untuk melakukan
perbandingan kedua e-government kedua negara tersebut dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul
Perbandingan Implementasi E-government antara Jepang dan Korea Selatan. ment
METODE PENELITIAN
. Penulisan ini mengaplikasikan aturan ilmiah dalam jenis penulisan secara deskriptif, yang dilakukan
dengan menjabarkan, mengklasifikasi, mengidentifikasi serta menyusun kembali komponen yang
menjadi sub pokok bahasan yang urut dan sejalan dengan aturan keilmihan
Pengembangan serta penerapan e-government disuatu negara dalam memperbaiki mutu pelayanan
pemerintah kepada para stakeholder yang secara signifikan dapat mengurangi total biaya untuk
keperluan administrasi, relasi, dan interaksi yang nantinya akan dikeluarkan untuk memenuhi keperluan
aktivitas sehari-hari oleh pemerintah ataupun stakeholdernya.
Menurut The World Bank Group, e-government mengacu pada teknologi informasi yang digunakan oleh
instansi pemerintahan (seperti Wide Area Network, Internet, dan Mobile Computing) yang memiliki
kemampuan dalam mengubah hubungan dengan masyarakat bisnis dan
bagian pemerintah lainnya. Sejak tahun 1990-an beberapa negara di dunia sudah mulai menerapkan
sistem pemerintahan berbasis elektronik, salah satunya adalah negara Jepang yang memulai
membangun infrastuktur e-government pada tahun 2001 dan diharapkan dapat sangat membantu
masyarakat agar lebih mudah, aman, dan nyaman dalam mengurus segala hal yang terkait dengan
pemerintahan di Jepang. Pada tahun 2002, pemerintahan Jepang menentukan beberapa poin utama
yang menjadi
2. Sistem Akademis
4. E-Tax
Korea Selatan merupakan negara yang memiliki keunggulan pada aspek pelaksanaan e
government. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di tahun 2008
menyatakan bahwa Korea Selatan berada di peringkat keenam dalam indikator kesiapan e-government
dan di peringkat kedua dalam indikator e-partisipasi (UNDESA, 2008). Pada tahun 1995 Korea Selatan
mulai mencanangkan e-government bersamaan dengan didirikannya Kementrian Informasi dan
Komunikasi dan penetapan Undang-Undang Dasar Promosi Informatisasi dan Promosi Informatisasi
Dana. Pemerintah Korea Selatan berencana membangun infrastruktur jaringan computer di lima sektor
utama: perbankan, kepolisian, pertahanan, pendidikan, dan penelitian, dan administrasi publik (Choi,
2017).
KESIMPULAN
Jepang dan Korea Selatan menjadi dua di antara banyaknya negara di dunia yang telah terpapar
digitalisasi, termasuk dalam hal pemerintahan dan pemberian layanan publik. Jepang merupakan salah
satu negara maju di Asia yang menerapkan e-government sejak tahun 2001 dengan memberikan bentuk
layanan publik yang sangat lengkap dan beragam, mulai dari layanan
untuk konsultasi kedokteran, beasiswa, perpajakan, peta kota, fasilitas kota, dan lain-lain.
Perkembangan ini berjalan dengan cepat dan memberikan progres yang baik. Di samping itu, Korea
Selatan juga merupakan negara maju yang mulai menerapkan
digitalisasi di sektor pemerintahan. Walaupun Korea Selatan sudah memulai e-government lebih awal,
namun justru tidak berjalan lebih baik daripada Jepang. Hal ini dikarenakan adanya
fragmentasi yang menyebabkan proses ini lebih panjang. Dari segi kelengkapan layanan, Korea Selatan
juga tidak memiliki layanan yang selengkap di Jepang
DAFTAR PUSTAKA
Andita, C., Ardelia, F., Junaidi, D. R., & Rahman, M. F. (2022). PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-
GOVERNMENT ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN. Saraq Opat: Jurnal Administrasi Publik, 4(2), 84-
93.
IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DALAM PELAYANAN PUBLIK
Jl.Teuku umar NO.8 B,Biringgere ,kec.sinjai utara ,kabupeten Sinjai ,Sulawesi selatan 92615
Putriwahyuniindah27@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penulisan adalah untuk menganalisa Implementasi E-Government dalam Pelayanan Publik dengan
studi kasus Penyelenggaraan Pelayanan KTP Elektronik di Kecamatan Pulomerak. Indikator yang
digunakan berupa akuntabel, partisipatif, tertib, dan ketepatan. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan sumber data yaitu data sekunder dengan teknik pengumpulan data Studi
Kepustakaan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif. Hasil dari
penelitian menunjukan bahwa penerapan KTP Elektronik di Kecamatan Pulomerak belum dapat
dikatakan efektif sehingga output yang dihasilkan belum optimal dan sesuai dengan tujuan administrasi
kependudukan. Terlepas dari banyak kendala dan permasalahan yang terjadi saat penerapan program KTP
Elektronik, ada kemajuan yang positif dalam sistem administrasi. Pemerintah setempat perlu
melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama pegawai teknis dan meningkatkan
penyediaan sarana prasarana pencetakan KTP elektronik. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sejauh ini
penyelenggaraan pelayanan KTP elektronik di Kecamatan Pulomerak belum berjalan optimal, tetapi
sudah dapat membawa perubahan berupa pengurangan data ganda di Kecamatan Pulomerak.
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pemerintahan oleh aparatur negara bertujuan untuk memenuhi berbagai fungsi, terutama
dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. Saat ini, pemerintah sedang memfokuskan pelaksanaan
e-government. Melalui pengembangan dan penerapan e-government, pemerintah melakukan penataan
pada sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan instansi, khususnya instansi yang melaksanakan
fungsi pelayanan publik. Pelaksanaan e-government memiliki tujuan untuk meningkatkan serta
memperbaiki kualitas pelayanan di Indonesia yang selama ini belum dapat memenuhi harapan masyarakat
melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam hubungan antara pemerintah dengan
masyarakat beserta pihak lain.
Salah satu inovasi dari penerapan EGovernment di Indonesia adalah pemberlakuan KTP Elektronik.
Pelayanan pembuatan KTP Elektronik ini termasuk salah satu bentuk pelayanan publik yang dilakukan
oleh aparatur negara sebagai pelayan publik. KTP Elektronik merupakan kartu kependudukan baru yang
ditunjang oleh sistem informasi yang lebih akurat, aman, dan tertib administrasi karena terintegrasi secara
langsung dengan database kependudukan pada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di pemerintah
pusat.
Penerbitan KTP elektronik untuk mewujudkan kepemilikan 1 KTP setiap 1 penduduk yang memiliki kode
keamanan dan rekaman elektronik data kependudukan berbasis NIK secara nasional. Dengan kata lain
bahwa pemberlakuan KTP Elektronik ini untuk mengubah sistem pembuatan KTP yang
konvensional dan memiliki lebih dari 1 KTP menjadi lebih terpadu dengan masing-masing
penduduk Indonesia hanya memiliki 1 KTP. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
memberikan peluang penduduk Indonesia yang menduplikat KTP miliknya dan menghindari tindakan
berbuat curang terhadap negara.
Kecamatan Pulomerak di Kota Cilegon, Jawa Barat, menjadi salah satu kecamatan yang
melaksanakan pelayanan pembuatan KTP Elektronik elektronik. Akan tetapi, proses pelayanan dalam
pembuatan KTP Elektronik seringkali terganggu karena disebabkan oleh berbagai faktor teknis, seperti
kurangnya keandalan yang dimiliki oleh petugas dan pengelola KTP Elektronik, aliran listrik tidak
lancar, serta sosialisasi pembuatan KTP Elektronik kepada masyarakat yang kurang optimal.Kendala-
kendala teknis tersebut menyebabkan petugas dan pengelola pelayanan KTP Elektronik di Kecamatan
Pulomerak sering menggunakan mekanisme manual dalam melayani pembuatan KTP Elektronik.
Penggunaan mekanisme manual tersebut sering dikeluhkan oleh masyarakat setempat karena
prosedur yang berbelit-belit serta keterbatasan jumlah blangko yang mengharuskan masyarakat
menunggu hingga 3-4 bulan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka tujuan yang ingin dituju oleh penulis
adalahmenganalisa penyelenggaraan pelayanan publik dalam pembuatan KTP elektronik yang berbasis e-
government di Kecamatan Pulomerak serta mengetahuis kesesuaian antara sarana dan prasarana dalam
proses pelayanan pembuatan KTP elektronik di Kecamatan Pulomerak dengan ketetapan dan ketentuan
undang-undang yang berlaku.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif, yang mengumpulkan data
berupa naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainnya. Dalam
penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sekumpulan
data yang didapat dari berbagai macam sumber bacaan seperti surat-surat pribadi, buku harian, sampai
dokumendokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Sedangkan, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah Studi Kepustakaan. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif yang memiliki
tujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan
Penyelenggaraan Pelayanan Publik Dalam Pembuatan KTP Elektronik yang Berbasis E-Government Di
Kecamatan Pulomerak Implementasi kebijakan E-government di Indonesia belum dapat dikatakan baik,
bahkan semakin menurun dari tahun ke tahun. Indonesia berada pada urutan ke-88 dari 198 negara yang
diperoleh dari survei yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Kebijakan E-government di
Indonesia diatur dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan EGovernment. Peran pengambil keputusan, manajemen risiko,
faktor keamanan yang diimplementasikan, dan tata kelola sekiranya harus dipersiapkan dengan baik oleh
birokrat guna mewujudkan e-government yang baik.
Dalam suatu wawancara dari penelitian terdahulu, ada ketidakjelasan mengenai standar selesainya
pembuatan KTP Elektronik. Selain itu juga banyak masyarakat yang mengalami keterlambatan dalam
melakukan perekaman KTP Elektronik, padahal pembuatan KTP Elektronik sudah diinstruksikan sejak
lama. Hal ini melahirkan kesulitan pada berbagai pihak yang terlibat, mulai dari masyarakat hingga pihak
pelaksana pelayanan. Keterlambatan dalam perekaman KTP Elektronik ini, merupakan salah satu dampak
dari kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh petugas terkait dengan program yang akan
dilakukan,sebagaimana yang telah dibahas pada
keterangan sebelum pembahasan ini. Ini menunjukkan bahwa masyarakat menilai pelayanan publik
mengenai pembuatan KTP Elektronik di Kecamatan Pulomerak belum baik. Petugas sudah tahu banyak
warga yang belum melakukan perekaman akan tetapi dibiarkan dan tidak dilakukan antisipasiantisipasi
untuk mengoptimalkan percepatan pembuatan KTP Elektronik. Ketentuan waktu selesai pembuatan KTP
Elektronik di Kecamatan Pulomerak juga tidak ada kepastian yang pasti. Masyarakat Kecamatan
Pulomerak menilai bahwa aparatur petugas cepat tanggap dalam merespon keluhan masyarakat,
akantetapi petugas tidak memberikan solusi ataupun informasi mengenai lama waktu pembuatan
KTP Elektronik.
KESIMPULAN
.Pelayanan pembuatan KTP Elektronik ini termasuk salah satu bentuk pelayanan publik yang dilakukan
oleh aparatur negara sebagai pelayan publik. KTP Elektronik merupakan kartu kependudukan baru yang
ditunjang oleh sistem informasi yang lebih akurat, aman, dan tertib administrasi karena terintegrasi
secara langsung dengan database kependudukan pada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di
pemerintah pusat, Dengan kata lain bahwa pemberlakuan KTP Elektronik ini untuk mengubah sistem
pembuatan KTP yang konvensional dan memiliki lebih dari 1 KTP menjadi lebih terpadu dengan masing-
masing penduduk Indonesia hanya memiliki 1 KTP.
DAFTAR PUSTAKA
Hariyati, A. M. S., Nurayuni, I., Sa'diyah, I. S., Herawati, A. R., & Kismartini, K. (2022). Implementasi E-
Government dalam Pelayanan Publik (Studi Kasus Penyelenggaraan Pelayanan KTP Elektronik di Kecamatan
Pulomerak). Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik (JMIAP), 4(3), 203-208.