Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Saraq Opat, Vol 4 No 2 Juli 2022 pp 84-93

e-ISSN: 2809-8129; p-ISSN : 2809-817X


Received 14 Mei 2022 / Revised 3 Juni 2022 / Accepted 24 Juni 2022

Saraq Opat : Jurnal Administrasi Publik


https://jurnal.ugp.ac.id/index.php/SaraqOpat

PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT ANTARA


JEPANG DAN KOREA SELATAN
Citra Andita 1, Fatina Ardelia 2, Dita Rahmaditiani Junaidi 3, Muhammad Fatur Rahman 4, Mawar 5

Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl. K.H. Ahmad
Dahlan, Cireundeu, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan, Banten, 15419

citraandita1@gmail.com fatinaardelia@gmail.com ditahamaditianijunaidi@gmail.com mfaturrahman@gmail.com


mawar@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan teknologi sebagai bagian dari globalisasi telah membawa dunia pada kemudahan
dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya bagi instansi pemerintahan. Korea
Selatan dan Jepang merupakan dua di antara banyaknya negara di dunia yang telah menerapkan e-
government dengan baik. Perbandingan antara kedua negara tersebut menjadi fokus yang diteliti
dengan metode analisis literatur secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan e-government di Jepang dan Korea Selatan berjalan cukup baik pada berbagai sektor
seperti pendidikan, perpajakan, pengadaan barang dan jasa, dan lain-lain. Pencanangan e-
government di Korea Selatan dimulai lebih awal, yakni pada tahun 1995, sedangkan di Jepang
dimulai pada tahun 2001, namun perkembangan e-government di Jepang justru cenderung lebih
cepat dan pesat sedangkan di Korea Selatan mengalami penurunan setelah adanya fragmentasi di
kementerian dan lembaga. Walaupun setelah fragmentasi muncul upaya perbaikan dan percepatan
yang dipimpin Perdana Menteri, namun proses ini tetap menemui kendala dan penurunan dalam
pelaksanaannya. Di sisi lain, layanan yang diberikan pemerintah melalui system e-government di
Jepang lebih banyak dan lengkap yang meliputi lebih banyak aspek yang tidak ada dalam system
e-government di Korea Selatan, misalnya pelayanan untuk kelistrikan, informasi kelengkapan
buku di perpustakaan, pemesanan fasilitas umum, beasiswa, dan lain-lain. Pada dasarnya kedua
negara sudah melaksanakan sistem e-government dan menyediakan bentuk layanan publik yang
hampir sama pada beberapa sektor utama yang mendukung hajat hidup masyarakat secara baik.
Kedua negara ini juga berhasil menjadi dua di antara banyaknya negara di dunia yang telah
menerapkan digitalisasi dalam proses pemerintahan termasuk dalam hal pelayanan publik
sekaligus bisa menjadi contoh bagi negara lain dalam melaksanakan e-goverment.

Kata kunci: E-Government, Jepang, Korea Selatan

84
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN

ABSTRACT

The development of technology as part of globalization has brought the world to ease and progress
in various aspects of life, one of which is for government agencies. South Korea and Japan are
two of the many countries in the world that have implemented e-government well. The comparison
between the two countries is the focus of the study using qualitative literature analysis methods.
The results show that the implementation of e-government in Japan and South Korea is running
quite well in various sectors such as education, taxation, procurement of goods and services, and
others. The declaration of e-government in South Korea started earlier, namely in 1995, while in
Japan it began in 2001, but the development of e-government in Japan actually tends to be faster
and faster, while in South Korea it has decreased after fragmentation in ministries and agencies. .
Even after the fragmentation, there have been improvement and acceleration efforts led by the
Prime Minister, this process still encounters obstacles and declines in its implementation. On the
other hand, the services provided by the government through the e-government system in Japan
are more numerous and complete which include more aspects that do not exist in the e-government
system in South Korea, such as services for electricity, information on completeness of books in
libraries, ordering public facilities. , scholarships, and others. Basically, both countries have
implemented e-government systems and provide almost the same forms of public services in
several main sectors that support people's lives well. These two countries have also succeeded in
becoming two of the many countries in the world that have implemented digitalization in
government processes, including in terms of public services, as well as being an example for other
countries in implementing e-government.

Keywords: E-Government, Japan, South Korea

PENDAHULUAN
Berkembangnya zaman globalisasi pada saat ini pastinya dalam kehidupan tidak lepas dari
pesatnya teknologi yang semakin canggih. Seiring berkembangnya teknologi menjadikan sesuatu
yang dahulu dilakukan secara manual dan butuh waktu yang cukup lama, pada saat ini dengan
berkembangnya teknologi dan internet menjadi semakin mudah dan cukup luas menjangkau segala
sesuatunya.
Internet membantu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Itulah mengapa saat ini
sangat mudah untuk menjangkau informasi, ringkas, dan akurat. Pemanfaatan teknologi informasi
kini mulai diterapkan di berbagai bidang, termasuk di bidang pemerintahan. Pada manajemen yang
disebut e-government pastinya menggunakan teknologi informasi, (Fadillah, 2017).
E-government menyediakan akses informasi dan layanan pemerintah yang optimal kepada
semua lembaga negara, bisnis, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya setiap saat.
Pemanfaatan teknologi dalam aplikasi e-government merupakan upaya yang dilakukan oleh
instansi pemerintah untuk mengoptimalkan pemberian layanan kepada masyarakat. Selain itu,
penggunaan e-government seharusnya membantu pelaksanaan pelayanan publik menjadi baik,
lebih efektif dan efisien dari segi waktu, anggaran, dan penerapan hubungan yang sederhana.
Berbagai negara di seluruh dunia telah banyak menggunakan e-government dengan cara
implementasi yang berbeda termasuk Jepang dan Korea Selatan. Implementasi e-government
dilakukan bukan hanya sebagai teknologi akan tetapi digunakan sebagai kebijakan dan regulasi
yang baik dari setiap negara.

85
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN

Korea Selatan adalah suatu negara maju yang juga mengimplementasikan e-government.
Implementasi e-government di Korea Selatan menjadi salah satu e-government yang terbaik
sehingga dijadikan sebuah contoh oleh negar-negara lainnya di dunia. Selain itu, e-government di
Korea Selatan juga mampu memberantas korupsi yang ada di Negara tersebut.
Sementara, di Jepang juga mengimplementasikan e-government yang unggul. Karena
Jepang merupakan salah satu diantara negara Asia yang masuk pada kategori negara maju di Dunia
dan memiliki system pemerintahan yang maju seperti negara-negara maju lainnya. Terlebih
keungguluan Jepang dalam berbagai bidang cukup baik khususnya dalam teknologi informasi dan
Komunikasi, (Kamijo, 2020). Menurut Berman, Moon & Choi (dalam Abdul 2020), Ditinjau
berdasarkan sejarahnya, system administrasi pemerintahan Jepang dapat dibagi menjadi tiga
periode: birokrasi pra-modern, pemerintahan Jepang sebelum perang, dan pemerintahan Jepang
pascaperang. Di era birokrasi pra-modern, cabang eksekutif dan pemerintahan dilakukan
Keshogunan Tokugawa, yang memiliki sistem desentralisasi dan sistem feodal kuat.
Selain itu, Negara Jepang mempunyai nilai dalam eksekutif dan birokrasinya. Nilai-nilai itu
diantaranya: 1) Legalitas (dengan kata lain setchi ho, yaitu nilai-nilai sistem hukum yang berlaku
hanya setelah sektor swasta negara/ASN diizinkan oleh undang-undang, yang kesemuanya adalah:
Juga berarti bahwa sektor swasta negara harus memberlakukan undang-undang, terutama sesuai
dengan undang-undang ASN dan mematuhinya); 2) Keseimbangan (yaitu keseimbangan antara
politisi dan birokrat, keduanya spesifik Anda harus bertanggung jawab secara seimbang, tidak
menguntungkan Anda , dan Anda bersedia mengesampingkan ego sektoral Anda semata-mata
untuk kepentingan rakyat). 3) Sistem senioritas (Nilai terpenting Jepang, hierarki merupakan
faktor penting dalam urusan administrasi dan pemerintahan penting contohnya dalam mengambil
keputusan politik dan memberikan informasi).
Berdasarkan dari implementasi e-government kedua negara diatas penulis berniat untuk
melakukan perbandingan kedua e-government kedua negara tersebut dalam sebuah karya ilmiah
yang berjudul Perbandingan Implementasi E-government antara Jepang dan Korea Selatan.

METODE PENELITIAN
Penulisan ini mengaplikasikan aturan ilmiah dalam jenis penulisan secara deskriptif, yang
dilakukan dengan menjabarkan, mengklasifikasi, mengidentifikasi serta menyusun kembali
komponen yang menjadi sub pokok bahasan yang urut dan sejalan dengan aturan keilmihan.
Perspektif yang diambil melalui sudut pandang pembelajaran terhadap suatu realitas yang terjadi.
Penulisan ini merujuk pada Wahyuningsih & Purnomo (2020), yaitu menggunakan metode
kualitatif dengan menggambarkan secara keseluruhan permasalahan yang berkembang di
masyarakat. Metode penulisan kualitatif dilakukan dengan ada tidaknya gejala-gejala sosial dalam
masyarakat didasarkan pada indikator-indikator tertentu.
Data dikumpulkan melalui metode analisis literatur serta uji pendahuluan. Internet
dimanfaatkan untuk menghimpun berbagai literatur yang mendukung isi bahasan dan mengandung
informasi yang diperlukan dalam penulisan. Seleksi sumber dari literasi yang diambil dilakukan
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspek seperti jenis literatur yang diambil yang
mengutamakan jurnal, buku atau artikel terpercaya. Jurnal menjadi literatur utama yang juga
diseleksi dengan memperhatikan keakuratan data berdasarkan identitas jurnal, meliputi nama asal
jurnal, ada tidaknya volume, nomor, maupun tahun terbit jurnal guna memastikan data yang
didapatkan secara sekunder ini dapat dipertanggungjawabkan kebenaran serta ketepatannya dan
sesuai dengan kondisi juga situasi yang berkembang di masyarakat dan berbagai pihak yang
berhubungan dengan topik pembahasan.

86
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN

Penulis menganalisa data menurut pada aturan analisis kualitatif. Teknik ini dilakukan
dengan menghubungkan sebab akibat antara satu fakta dengan fakta lainnya dalam menerangkan
suatu peristiwa. Dalam menganalisa data yang terhimpun, penulis melakukan upaya keilmihan
berupa menyeleksi data yang telah didapatkan dari literatur, menyajikan data dalam bentuk
penulisan yang sesuai kaidah pedoman ilmiah, dan terakhir menambahkan kesimpulan dari
prosedur metodologi yang telah dilakukan. Pembahasan menjadi hasil akhir dari rangkaian
metodologi yang dilakukan. Sumber yang terkumpul diolah melalui kaidah yang berlaku dan
digunakan untuk memadu madankan hasil dari data terhimpun agar saling mendukung dan mengisi
kebutuhan terkait yang pada akhirnya menghasilkan rekomendasi sebagai sumbangsih penulis
terhadap permasalahan yang ingin dituntaskan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi e-government di Negara Jepang


Pengembangan serta penerapan e-government disuatu negara dalam memperbaiki mutu
pelayanan pemerintah kepada para stakeholder yang secara signifikan dapat mengurangi total
biaya untuk keperluan administrasi, relasi, dan interaksi yang nantinya akan dikeluarkan untuk
memenuhi keperluan aktivitas sehari-hari oleh pemerintah ataupun stakeholdernya.
Menurut The World Bank Group, e-government mengacu pada teknologi informasi yang
digunakan oleh instansi pemerintahan (seperti Wide Area Network, Internet, dan Mobile
Computing) yang memiliki kemampuan dalam mengubah hubungan dengan masyarakat bisnis dan
bagian pemerintah lainnya.
Sejak tahun 1990-an beberapa negara di dunia sudah mulai menerapkan sistem
pemerintahan berbasis elektronik, salah satunya adalah negara Jepang yang memulai membangun
infrastuktur e-government pada tahun 2001 dan diharapkan dapat sangat membantu masyarakat
agar lebih mudah, aman, dan nyaman dalam mengurus segala hal yang terkait dengan
pemerintahan di Jepang.
Pada tahun 2002, pemerintahan Jepang menentukan beberapa poin utama yang menjadi
prioritas dalam penerapan e-government tersebut, antara lain:
1. Infrastuktur Internet Berkecepatan Tinggi
2. Sistem Akademis
3. Pemerataan Sistem Pemerintahan Secara Elektronik
4. E-Tax
Pembuatan Infrastuktur Internet Berkecepatan Tinggi
Jepang merupakan negara yang terkenal akan pertumbuhan teknologi telekomunikasi yang
berkembang pesat. Oleh karena itu, pemerintahan Jepang memprioritaskan perkembangan internet
menjadi sebuah tujuan nasional. Di mana kabel optik berkecepatan tinggi berada hampir diseluruh
bagian di negara Jepang, dengan begitu internet yang berkecepatan tinggi dapat dimanfaatkan
untuk mengembangkan implementasi sistem e-Government.

87
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN

Dalam usaha pembuatan infrastruktur internet berkecepatan tinggi, pemerintah Jepang


bersama dengan Badan Eksplorasi Ruang Angkasa Jepang atau Japan AeroSpace Exploration
Agency (JAXA) serta National Institute of Information and Communcation Technology
meluncurkan satelit komunikasi internet tercanggih di Jepang bernama Satelit Eksperimental
“Kizuna” yang diluncurkan pada tahun 2008 di Kagoshima. Satelit tersebut merupakan proyek
ekperimental tercanggih guna mewujudkan sisem jaringan komunikasi internet tanpa kabel super
cepat yang mampu menjangkau wilayah Asia Pasifik.
Kemampuan mentransfer data melalui Kizuna sebesar 1,2 Gigabit per detik, dengan
kemampuan tersebut, Jepang mampu melakukan implementasi e-Government dengan baik.
Manfaat lainnya dengan mentransfer data super cepat itu adalah mampu mengembangkan layanan
knsultasi kedokteran jarak jauh
E-government yang dilakukan oleh pemerintahan Jepang bertujuan agar dapat mendukung
masyarakatnya dalam aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan internet berkecepatan tinggi.

Sistem Akademis
E-government yang dilakukan oleh pemerintahan Jepang berupa pendigitalan pendidikan
sehingga dapat membantu para pelajar untuk mendapatkan informasi secara umum bagi pelajar
yang ada di Jepang maupun pelajar dari mancanegara.
Berikut adalah beberapa website yang berhubungan dengan sistem akademis yang ada di
Jepang, antara lain:
 Website Study Japan
Sebuah homepage Departemen Luar Negeri Jepang yang menyediakan informasi
umum untuk belajar di Jepang.
 Website MEXT (Monbukagakusyo)
Website yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan Jepang yang berisikan
informasi mengenai beasiswa yang diberikan kepada siapapun.
Pemerataan Sistem Pemerintahan yang Secara Elektronik
Implementasi e-government pada pemerataan sistem pemerintahan secara elektronik
dilakukan pada pemerintahan daerah dibeberapa kota terlebih dahulu. Dalam sistem e-government
ini Pemerintah Jepang menyediakan dan memberikan informasi kepada masyarakat Jepang
maupun turis melalui website. Berikut beberapa website untuk beberapa kota yang ada di Jepang
dalam menyediakan informasi mengenai beberapa hal, anara lain:
 Higashimurayama
Kota Higashimurayama mulai melakukan implementasi pelayanan berbasis elektronik dengan
lebih lengkap, data-datanya pun selalu diupdate secara berkala dengan menyediakan beberapa
bahasa asing yang memudahkan turis untuk mengakses. Layanan e-government yang tersdia,
antara lain;

88
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN

- Permintaan untuk memasang jalur listrik


- Pemesanan fasilitas publik
- Pencarian buku perpustakaan kota
- Informasi kesehatan, asuransi, perpajakan, dan lainnya

 Website Atsugi
Pemerintah membuat suatu website untuk mempromosikan kota Atsugi kepada turis. Website
tersebut berisikan macam-macam infomasi, seperti;
- Informasi mengenai fasilitas kota seperti lokasi evakuasi dan klinik
- Terdapat peta kota untuk lokasi penting seperti kantor polisi, pemadam kebakaran, stasiun,
dan lainnya
- Informasi mengenai perpajakan, dll
E-Tax
E-tax merupakan mekanisme pajak secara onlne yang meliputi pengajuan, pelaporan dan
layanan pembayaran pajak untuk perorangan maupun perusahaan. E-tax di Jepang berfokus pada
cara untuk melayani sendiri bagi wajib pajak melalui saluran internet. Dengan menggunakan
sistem ini, Badan Pajak Nasional Jepang dimaksudkan dapat mengubah sistem administrasi publik
perpajakan yang cenderung berwajah birokrasi menjadi sebuah sistem pelayanan yang berorientasi
pada kebutuhan warga negara berbasis organisasi modern, sehingga mampu memperoleh kembali
kepercayaan warga, dan mencapai hasil-hasil kebijakan maupun kepatuhan hukum pajak yang
lebih baik di negara industri global.
Sejak sistem e-tax diterapkan masnyarakat menganggap bahwa e-tax merupakan sistem
yang patut dibanggakan, sehubungan penggunaan aplikasi yang lebih modern dari sistem
sebelumnya yang cenderung tradisional (misalnya pengajuan pajak yang menggunakan kertas, dan
tatao muka atau sekedar menelpon untuk melakukan konsultasi pelayanan pajak).
Selain itu, keberadaan e-tax memberikan manfaat ganda bagi baik internal (administrator
pajak Badan Pajak Nasional Jepang dan garis depan konsultan pajak) serta para pemangku
kepentingan ekternal dalam hal wajib pajak. Implementasi e-tax ini dimaksudkan sebagai
komitmen dalam memberikan layanan yang lebih nyaman bagi masyarakat dan mengatur operasi
administrasi yang lebih simple, efisien, dan transparan dengan memanfaatkan teknologi informasi
dalam pelayanan kepada masyarakat. Hal ini un sesuai dengan blue print penerapan sistem
informasi dan teknologi dalam sistem administrasi pemerintahan di semua instansi pemerintahan
di Jepang.
Implementasi e-tax di Jepang ini dibangun melalui sebuah website yang dikelola secara
transparan oleh Badan Pajak Nasional Jepang yang terintegrasi dengan website pemerintah pusat.
Melalui portal pemerintah pusat, wajib pajak dapat masuk dalam beranda e-tax miliki BPNJ,
masyarakat dapat mengakses laporan Badan Pajak Nasional Jepang yang telah diaudit, laporan
tahunan, komentar publik, informasi lembaga dan statistik serta hukum pajak nasional maupun
perkembangan implementasi e-government yang baru. Serta yang paling penting, dalam website
tersebut masyarakat dapat mengakses fungsi transaksional secara online, seperti mendaftar NPWP,
mempersiapkan pengembalian pajak individu dan koorporasi secara online dan membayar semua
jenis pajak secara online. Melalui website tersebut, wajip pajak dapat memenuhi kewajiban pajak
nasional mereka di mana saja dan kapan saja sesuai dengan kenyamanan mereka tanpa mengujungi
dan menunggu dalam antrian di kantor Badan Pajak Nasional Jepang.

89
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN

Dari hasil analisa awal ini diketahui bahwa sistem e-tax diadopsi oleh Badan Pajak
Nasional Jepang mencitrakan bahwa mereka telah melakukan sebuah perubahan kinerja dan
pelayanan publik ke arah yang lebih baik.

Implementasi E-Government di Korea Selatan

Korea Selatan merupakan negara yang memiliki keunggulan pada aspek pelaksanaan e-
government. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di tahun
2008 menyatakan bahwa Korea Selatan berada di peringkat keenam dalam indikator kesiapan e-
government dan di peringkat kedua dalam indikator e-partisipasi (UNDESA, 2008). Pada tahun
1995 Korea Selatan mulai mencanangkan e-government bersamaan dengan didirikannya
Kementrian Informasi dan Komunikasi dan penetapan Undang-Undang Dasar Promosi
Informatisasi dan Promosi Informatisasi Dana. Pemerintah Korea Selatan berencana membangun
infrastruktur jaringan computer di lima sektor utama: perbankan, kepolisian, pertahanan,
pendidikan, dan penelitian, dan administrasi publik (Choi, 2017).

Sejarah Perkembangan e-government di Korea Selatan

Pada masa pemerintahan Chun tahun 1983 dibentuk Komite Kepresidenan yang bertujuan
untuk Pemeliharaan Industri Informasi. Komite Kepresidenan berwenang merencanakan,
membiayai, dan mengoordinasikan kegiatan pemerintahan mengenai tidak hanya pemeliharaan
industry informasi tetapi juga untuk publik pengguna teknologi informasi. Pada tahun 1984
ditetapkan Rencana untuk Lima Jaringan Komputer Dasar Nasional atau National Five Basic
Computer Networks (NFBCN) yang berfokus pada pembangunan jaringan computer nasional di
bidang administrasi public, industry perbankan, pendidikan dan penelitian, dan pertahanan
nasional dan kepolisian (Ahn, 1999). Sejarah perkembangan informasi pemerintah Korea Selatan
dapat dibagi menjadi tiga periode: (1) informatisasi terpusat (1984-1987); (2) fragmentasi (1987-
1995); (3) upaya koordinasi dan integrasi (1995-sekarang).
Pada periode informasi terpusat (1984-1987) menerapkan rencana untuk lima jaringan
computer dasar nasional (NFBCN) oleh Komisi Koordinasi Nasional Jaringan Komputer Dasar
yang diketuai oleh sekretaris utama presiden. Selain itu juga pada periode ini disahkan Undang-
Undang tentang Promosi dan Penggunaan Jaringan Komputer pada Mei 1986. Akibat disahkannya
UU tersebut, maka Komisi Koordinasi Jaringan Komputer Dasar Nasional menjadi lembaga
hukum dan perilakunya, termasuk praktik anggaran istimewanya, memperoleh dukungan hukum.
Namun, undang-undang tersebut mengharuskan pengalihan jabatan ketua Komisi Koordinasi dari
sekretaris utama presiden ke Badan Komputerisasi Nasional (baru dibentuk oleh undang-undang
yang sama) dan mengamanatkan Kementerian Pos dan Telekomunikasi yang bertugas
mengembangkan rencana dasar untuk NFBCN.
Dengan demikian, upaya informatisasi dari pemerintah dengan cepat terfragmentasi di
antara masing-masing kementerian dan lembaga. Pada periode fragmentasi (1987-1995) terjadi
tempo fragmentasi yang cepat karena pelaksanaan rencana dasar diselenggarakan di setiap area
dari lima jaringan komputer nasional. Pada periode ini terjadi penurunan dari perkembangan
informatisasi yang dicanangkan oleh pemerintah Korea Selatan.
Pada periode upaya koordinasi dan integrasi (1995-sekarang) Pemerintah kemudian
memberlakukan Undang-Undang Kerangka Kerja tentang Promosi Informatisasi pada tahun 1995,
yang menjabarkan inisiatif kebijakan tingkat tertinggi untuk informatisasi, dan membentuk

90
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN

Komite Promosi Informatisasi pada tahun 1996, yang diketuai oleh Perdana Menteri. Pemerintah
mencoba meningkatkan koordinasi dalam informatisasi pemerintah setelah tahun 1995 ketika
informatisasi pemerintah menjadi kebijakan area prioritas tinggi. Namun, setelah terfragmentasi,
usaha informatisasi oleh pemerintah tidak dapat dengan mudah dipusatkan kembali. Berbagai
proyek informatisasi dilakukan oleh masing-masing kementerian tanpa penyesuaian prioritas di
seluruh pemerintah (Lee, Pyoung, and Choi 1998, 377–378).
Penerapan e-government di Korea Selatan mencakup banyak aspek, berikut contoh e-
government di Korea Selatan.

Civil Service Portal - Minwon 24 (http://www.minwon.go.kr)


Merupakan jenis e-government G2C (Government to Citizen). Minwon 24 atau disebut
juga portal layanan public 24 menyediakan informasi rinci tentang 5.300 jenis layanan dan 3.020
jenis layanan sipil. Lebih dari 1.200 jenis dokumen sipil juga diterbitkan secara online. Portal ini
memungkinkan warga untuk mengakses berbagai informasi dan sumber daya tanpa harus
mengunjungi kantor pemerintah daerah.
Korea Online e-Procurement System - KONEPS (http://www.g2b.go.kr)
Merupakan jenis e-government G2B (Government to Business). Sistem e-Procurement
Korea Online (KONEPS) secara online memproses semua kegiatan pengadaan dalam proses satu
atap.KONEPS adalah sistem online komprehensif yang melakukan manajemen keseluruhan bisnis
pengadaan pemerintah, termasuk penawaran, penandatanganan kontrak, dan pembayaran terkait
komoditas, jasa dan konstruksi sesuai kebutuhan pusat dan pemerintah daerah dan lembaga public.

Gambar 1 Beranda KONEPS


Sumber: https://www.dgovkorea.go.kr/service1/g2c_07/koneps

Digital Budget & Accounting System - dBrain (www.digitalbrain.go.kr)


Pada dBrain, semua kegiatan keuangan pemerintah dikelola secara real-time mulai dari
pendapatan hingga formulasi dan pelaksanaan anggaran, pengelolaan dana dan aset, penyelesaian,
dll. dBrain terhubung dengan 63 sistem eksternal dari 46 lembaga termasuk Layanan Pengadaan
Publik dan Pelayanan Pajak Nasional, efisiensi dan transparansi telah ditingkatkan dalam
pengelolaan keuangan public seperti dalam kontrak, pemungutan pajak dan transfer dana.

91
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN

KESIMPULAN
Pelaksanaan e-government sebagai bentuk pelayanan publik merupakan bentuk digitalisasi
yang telah masuk di seluruh negara di dunia. Proses digitalisasi memudahkan pemerintah untuk
menyediakan layanan publik dan memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan publik tanpa
harus bertatap muka sekaligus bisa dilaksanakan di manapun. Pada era globalisasi yang
memperkuat arus digitalisasi, masyarakat tidak harus datang ke kantor atau lokasi tempat
pelayanan publik untuk bisa mengakses hak-hak mereka.
Jepang dan Korea Selatan menjadi dua di antara banyaknya negara di dunia yang telah
terpapar digitalisasi, termasuk dalam hal pemerintahan dan pemberian layanan publik. Jepang
merupakan salah satu negara maju di Asia yang menerapkan e-government sejak tahun 2001
dengan memberikan bentuk layanan publik yang sangat lengkap dan beragam, mulai dari layanan
untuk konsultasi kedokteran, beasiswa, perpajakan, peta kota, fasilitas kota, dan lain-lain.
Perkembangan ini berjalan dengan cepat dan memberikan progres yang baik.
Di samping itu, Korea Selatan juga merupakan negara maju yang mulai menerapkan
digitalisasi di sektor pemerintahan. Walaupun Korea Selatan sudah memulai e-government lebih
awal, namun justru tidak berjalan lebih baik daripada Jepang. Hal ini dikarenakan adanya
fragmentasi yang menyebabkan proses ini lebih panjang. Dari segi kelengkapan layanan, Korea
Selatan juga tidak memiliki layanan yang selengkap di Jepang.
Kedua negara memang sudah melaksanakan e-government dengan baik namun memang
setiap negara memiliki kekhasan yang disebabkan kekurangan dan kelebihannya sendiri. Secara
umum kedua negara menjadi negara yang sudah menerapkan digitalisasi dengan baik dalam
pemerintahan.

SARAN
Pelaksanaan e-government di tiap negara memang berjalan secara berbeda yang
disebabkan adanya perbedaan situasi, kondisi, dan kemampuan negara tersebut. Adanya penelitian
ini belum meneliti secara lengkap perbedaan pelaksanaan e-government di berbagai negara,
sehingga diperlukan penelitian yang lebih terbarukan dan komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman, DKK. 2020. Perbandingan E-Government antara Singapura dan Jepang:
Perspektif Determinan dan Perannya Dalam Mengefektifkan Pemerintahan dan
Mengendalikan Korupsi. Jurnal Administrasi Publik Volume 6 Nomor 2.
Ahn, M. S. 1999. Information systems. Seoul: Hakhyun Press.
Choi, H. 2017. E-government in South Korea. In Public administration in east Asia (pp. 473-
494). Routledge.
Digital Government KONEPS (Korea ON-line E-Procurement System). (2022). Retrieved July 17,
2022, from Dgovkorea.go.kr
website:https://www.dgovkorea.go.kr/service1/g2c_07/koneps
Fadillah Rahman, R., Saputra, M. C., & Herlambang, A. D. 2017. Evaluasi Penerapan E-
government Di Pemerintah Kota Batu Menggunakan Kerangka Kerja Pemeringkatan E-
government Indonesia (PeGI). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer e-ISSN, 2548, 964X.

92
PERBANDINGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT ANTARA JEPANG DAN KOREA SELATAN

Kamijo, T. 2020. Prospects of Integrating Biodiversity Offsets in Japan’s Cooperation Projects :


A Review of Experience from Developing Countries.
Lee, J. S., J. Y. Pyoung, and H. Choi. 1998. Analyzing and prescribing informatization
organizations for the Korean central government. Journal of Policy Science 7 (1): 367–
391.
UNDESA (United Nations Department of Economic and Social Affairs). 2008. UN e-government
survey 2008: From e-government to connected governance. New York: United Nations.
Wahyuningsih, D., & Purnomo, E. P. (2020). Studi komparasi : penerapan e-government di Korea
Selatan dan Indonesia. Jurnal Noken, 5(2), 37–49.
Yunas, Novy Setia. (2018). Desain Kebijakan Reformasi Sistem Perpajakan Melalui E-Taxation
Di Indonesia : Belajar Pada Keberhasilan Reformasi Sistem Perpajakan Jepang. Jurnal
Ilmu Pemerintahan. 4(1), 71-89.

93

Anda mungkin juga menyukai