Anda di halaman 1dari 10

Group 03

NEW PRODUCT DEVELOPMENT PROSES DAN


MARKETING PROSES DARI BERBAGAI SEKTOR INDUSTRI

Budi Riyanto, Danang Suhandoyo, Eldianar Simbolon, Gio Andika, Nurmala Khoirilia, Omo Atang
Satari, Yohanes Satriyo

ABSTRAK
Dalam era bisnis yang dinamis, pengembangan produk yang efektif dan strategi pemasaran
yang tepat adalah kunci keberhasilan. Paper ini mengkaji dua komponen kritis ini: proses dan
proses pemasaran. Bagian pertama, proses pengembangan masalah, menyoroti pentingnya
identifikasi, analisis, dan pemecahan masalah dalam tahap awal pengembangan produk. Ini
menekankan bagaimana pemahaman mendalam tentang masalah konsumen dapat mendorong
inovasi dan diferensiasi produk. Bagian kedua, proses pemasaran, mengeksplorasi langkah-langkah
strategis mulai dari segmentasi pasar, pemilihan target, pemosisian, hingga eksekusi strategi
pemasaran melalui bauran pemasaran.
Analisis ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang bagaimana perusahaan dapat
mengoptimalkan kedua proses tersebut untuk mencapai keunggulan kompetitif di pasar.
Kata Kunci:New Product Development, Strategi Pemasaran, Perbandingan Perusahaan yang di
lakukan pada perusahaan PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk PT. Kim Pai Dyna, PT Hotmal Jaya
Perkasa, PT Modern Indonesia, PT.Multi Usage Indonesia, PT Mortier loka Prawara, untuk
menghadapi persaingan bisnis
Kata Kunci : pengembangan produk, manufaktur, sektor jasa, pemasaran, penjualan, Ulrich and
Eppinger

1. Pendahuluan
Di dunia saat ini, pentingnya riset pemasaran yang efektif dalam pengembangan produk baru (NPD)
kini telah diterima secara luas seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, perubahan yang terus
menerus dalam pilihan dan preferensi konsumen, serta tren dinamis dalam selera dan mode. Riset
pemasaran telah dipandang sebagai penghubung yang menghubungkan pelanggan dan perusahaan
melalui informasi. Riset ini memberikan informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman produk. Riset pemasaran juga digunakan untuk menghasilkan,
menyempurnakan, mengevaluasi, dan menginterpretasikan tindakan pemasaran, melacak kinerja
pemasaran; dan memahami pemasaran sebagai sebuah disiplin dan proses.

Konsep riset pemasaran merupakan fenomena yang sangat penting dalam proses pengembangan
produk baru. Ini merupakan langkah pertama yang menentukan keberhasilan suatu produk. Hal ini
juga bertindak sebagai fondasi dan landasan dari setiap produk. Untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan dan sesuai dari riset pemasaran, sebuah organisasi harus dipandu oleh rencana tertentu
untuk memenuhi semua atau setidaknya sebagian besar tujuan perusahaan agar bermanfaat. Oleh
karena itu, riset pemasaran jika didefinisikan dan dirumuskan dengan baik akan berdampak pada
pengembangan produk baru suatu organisasi. Sejauh mana perusahaan mempraktikkan riset
pemasaran dalam memecahkan masalah pemasaran mereka adalah apa yang ingin diteliti dalam
penelitian ini. Riset pemasaran saat ini telah diterima secara luas sebagai salah satu aset terpenting
yang dimiliki oleh organisasi.

Maka dari itu dalam laporan ini, kami melakukan perbandingan terkait proses new product
development serta strategi pemasaran di tempat masing-masing perusahaan kami magang dan
bekerja.

004202105013 004202105027 004202105036 004202105027 004202105017


004202105029 004202305056
Group 03

PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk. atau sering juga disebut sebagai PT. MASA merupakan salah satu
produsen ban motor dan mobil di Indonesia, dengan target pasar lokal maupun internasional.
Perusahaan ini memproduksi ban kendaraan bermotor roda dua dan empat. PT MASA berdiri diatas
tanah seluas area ±50 Ha dengan alamat di Jl. Raya Lemahabang KM 58,3, Cikarang Timur, Jawa
Barat. Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 2.500 orang dimana target produksi ban per harinya
adalah sebesar 28.500 Pcs/hari untuk ban mobil roda empat dan 19.200 pcs/hari untuk ban motor
roda dua. Seiring dengan pencapaian dan kesuksesan yang diraih, MASA terus meningkatkan kondisi
internal perusahaan dengan menjaga keselamatan konsumen melalui penerapan standar kualitas
keselamatan dunia yang diterapkan selama proses produksi. Upaya dan inisiatif tersebut
memudahkan jalan Perseroan untuk menghasilkan produk yang kualitasnya terjamin oleh berbagai
sertifikasi, seperti sertifikasi ISO 9001:2015 dan ISO/IEC 17025:2017 untuk Quality Management
System dan beberapa sertifikat produk antara lain SNI, CCC, ECE, DOT dan TISI.

PT. Kim Pai Dyna merupakan joint venture antara Kimpai tube dan Dynapack Asia yang bergerak
pada bidang proses plastik manufaktur pembuatan packaging plastik untuk perusahaan multinasional
maupun perusahaan yang membutuhkan kemasan untuk produk kosmetik hingga makanan, terletak
di Kawasan Industri Jababeka IX Cikarang. Perusahaan ini melayani permintaan langsung dengan
jalur komunikasi melalui call center dan marketing. Pada awal permulaan proses pengembangan
produk baru, PT. Kim Pai Dyna yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak pada proses
pembuatan kemasan plastik untuk melayani supply langsung ke customer dalam konsep B2B
(Business to Business). Penentuan desain untuk memulai proses New Product Development, saluran
komunikasi dimulai dengan proses kontak langsung dari tim Supply chain pelanggan ke marketing
Kim Pai Dyna untuk menentukan ketersediaan bahan baku dan bahan pendukung terhadap spesifikasi
yang diminta oleh pelanggan, kemudian pada setelah dilakukan alignment selanjutnya project akan
dilanjutkan oleh tim Development packaging dari customer untuk memberikan konsep design dalam
bentuk artwork untuk kemudian dilakukan pengetesan melalui trial dalam proses printing dan tube
manufaktur dengan menggunakan standard pengecekan yang sudah dibagikan dalam proses
alignment sehingga setelah diperoleh keberhasilan akan dikeluarkan surat penandatangan
persetujuan dari pelanggan untuk dilanjutkan proses mass-production dan supply secara
berkelanjutan

PT Hotmal Jaya Perkasa adalah sebuah perusahaan jasa yang memberikan pelayanan jasa berupa
produk pelapisan metal, didirikan pada tanggal 1 Juni 1994, dan terletak di Jln. Raya Bugel No. 10
Rt.02/Rw.01, Kodya Tangerang. Perusahaan tersebut menjalankan usaha di bidang industri
pelapisan metal, seperti : Pelapisan Zinc, Pelapisan Copper, Pelapisan Nickel (Nickel Black dan
Nickle Chromium), dan Pelapisan Brass. Bisnis utama PT Hotmal Jaya Perkasa adalah di bidang
Pelapisan Metal, yang memiliki alat penunjang kualitas, seperti : 1.Laboratorium, untuk
menganalisa dan mengetes larutan proses produksi, 2.Salt Spray Test untuk menguji daya tahan
terhadap karat, 3.tersedia pengolahan limbah, 4.tersedia X-Ray, untuk mengukur Thickness
(ketebalan) hasil plating. 5.serta ditunjang lebih dari 250 karyawan

PT Modern Indonesia merupakan perusahaan bergerak dibidang fabrikasi dan assembly pembuatan
payung solar panel berbasis futuristik, keamanan pengguna dan hemat energi. PT Modern ini adalah
sebuah perusahaan yang beralamat di Kawasan Industri Batik Lippo Cikarang Selatan Bekasi 1 Blok
DS-6 Cibatu Cikarang Selatan, Bekasi Jawa Barat.

PT.Multi Usage Indonesia didirikan pada bulan Bulan Oktober 2002 yang berlokasi di Kawasan
Jababeka 1 Cikarang yang bergerak di bidang chrome plating dengan lapisan Copper, Nickel,
Chromium dari bahan produk material ABS plastic untuk eksterior dan interior kendaraan pribadi
Roda 4,dan memiliki alat penunjang fasilitas laboratorium,Testing Equipment,Thermal Shock,
Corrosion Resistance, Automation Line Plating, Checking Future, Air Scrubber, WWT. Dengan jumlah
karyawan 110 Orang.Seiring bertambahnya industri di bidang chrome plating membuat persaingan
usaha yang semakin ketat, untuk itu diperlukan strategi yang sangat terencana, inovasi dan efisien
untuk membuat bisnis agar dapat terus berjalan dengan sesuai harapan perusahaan untuk menarik
para pelanggan/ konsumen.
004202105013 004202105027 004202105036 004202105027 004202105017
004202105029 004202305056
Group 03

PT Mortier loka Prawara berdiri pada 2017 yang berlokasi di Cibitung kab Bekasi spesialis dalam
kreasi home dekorasi dengan dengan desain industrialnya memberikan sentuhan minimalis namun
canggih, Berdirinya Mortier menjadi awal dari keinginan untuk bereksplorasi material baru yang
memiliki nilai lebih bagi masyarakat dan yang paling penting, lingkungan.Memanfaatkan sampah
plastik menjadi kekinian kami sebagai wujud kepedulian tulus kami dalam menjaga lingkungan

2. STUDI LITERATUR

2.1 Proses New Product Development

Pengembangan produk baru adalah proses keputusan sistematis dan berurutan yang membantu
perusahaan untuk menemukan, memproduksi, meluncurkan, dan mengelola produk baru di pasar.
Proses ini melibatkan serangkaian keputusan yang saling berhubungan yang menggabungkan variabel
lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam mengembangkan produk baru. Proses
Pengembangan Produk Baru (NPD) sering kali rumit dan mahal karena melibatkan waktu dan biaya
yang besar. Oleh karena itu, penting untuk mengelola NPD secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Anderson (1993) menyatakan bahwa kinerja produk baru
perusahaan secara keseluruhan bergantung pada lima elemen: proses; organisasi program; strategi;
budaya dan iklim inovasi; dan komitmen manajemen senior terhadap pengembangan produk baru.
Namun, penerapannya dalam praktik yang sebenarnya masih kurang umum.

Poolt on dan Barclay (1998) berpendapat bahwa penelitian tentang faktor keberhasilan NPD terlalu
umum dan belum diterapkan pada konteks tertentu dengan baik. Mereka menunjukkan bahwa faktor
keberhasilan dan kepentingannya sangat bergantung pada industri dan karakteristik perusahaan.
Mereka juga berpendapat bahwa sebagian besar penelitian terlalu berfokus pada berbagai variabel
analisis.

Dalam mengembangkan atau membuat suatu produk baru, perusahaan harus memahami betul
mengenai fase-fase penting yang harus dilakukan secara sistematis, supaya proses perancangan
produk baru ini bisa berhasil dengan sukses, tepat waktu dan tentunya menghasilkan suatu produk
yang benar-benar diminati oleh customer.

Dalam menentukan proses pengembangan produk terdapat beberapa tahapan- tahapan yang sering
juga disebut sebagai fase. Proses pengembangan produk berdasarkan teori Ulrich dan Eppinger
terdiri dari 6 fase, yaitu: (1)Phase 0 planning, (2)phase 1 concept development, (3)phase 2 system
level design, (4)phase 3 detail design, (5)phase 4 testing and refinement, (6) phase 5 production
ramp-up.

Phase 0 Planning (Perencanaan)

Pada fase perencanaan produk yang biasa disebut sebagai zerofaza merupakan proses awal dari
pengembangan produk atau kegiatan untuk menyetujui suatu project dalam melakukan suatu proses
peluncuran pengembangan produk.

004202105013 004202105027 004202105036 004202105027 004202105017


004202105029 004202305056
Group 03

Phase 1 Concept Development (pengembangan konsep)

Pada fase ini perusahaan mulai menetapkan sasaran (target pasar) dan mulai memilih konsep produk
yang akan didesain. Kegiatan yang dilakukan perusahaan pada fase pengembangan konsep seperti
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, menetapkan spesifikasi target pasar dan menganalisa produk
kompetitor.

Phase 2 System Level Design (Perancangan tingkat sistem)

Pada fase ini perusahaan mulai mendefinisikan arsitektur suatu produk, tata letak bentuk serta
spesifikasi fungsional dari setiap sistem produk.

Phase 3 Detail Design (Rancangan detail)

Pada fase ini mulai merancang spesifikasi lengkap suatu produk yang mencakup bentuk, komponen,
bahan baku yang digunakan, peralatan produksi serta rencana untuk proses pembuatan suatu
produk.

Phase 4 Testing and Refinement (Pengujian dan perbaikan)

Pada fase ini dilakukan pengujian dan perbaikan terhadap prototype yang telah dibuat, apakah
produk sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.

Phase 5 Production Ramp-up (Produksi awal/peluncuran produk)

Pada fase ini pembuatan produk pada skala produksi, biasanya diawali dengan awal produksi,
diambil data sebagai data awal untuk dilakukan stability tes ulang, baru kemudian dilakukan
peluncuran produk. Karena pada tahap pengembangan konsep dalam proses pengembangan produk
itu sendiri membutuhkan lebih banyak koordinasi dibandingkan fungsi - fungsi lainnya. Hal ini
dikarenakan keseluruhan proses mengikuti urutan kebiasaan yang sama persis dalam menyelesaikan
suatu kegiatan sebelum kegiatan berikutnya dimulai.

2.2 Marketing Research

Konsep riset pemasaran merupakan fenomena yang relatif baru dan tatanan sosial baru dalam ilmu
manajemen. Penelitian dalam ilmu-ilmu alam seperti kedokteran, fisika, dan kimia telah
berlangsung selama berabad-abad, tetapi penerapan penelitian untuk memecahkan masalah
pemasaran berskala besar merupakan perkembangan yang relatif baru dalam lima dekade terakhir.
Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan ilmu pengetahuan alam, riset pemasaran harus dianggap
baru dan masih dalam tahap perkembangan.

Kotler dan Keller (2015) mendefinisikan riset pemasaran sebagai desain sistematis, pengumpulan,
analisis, dan pelaporan data dan temuan yang relevan dengan situasi pasar tertentu yang dihadapi
perusahaan. American Marketing Association (2004) melihat riset pemasaran sebagai pengumpulan,
pencatatan, dan analisis data yang sistematis tentang masalah yang berkaitan dengan pemasaran
barang dan jasa.

Penjualan (selling) adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi
dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang
ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah
pihak (Moekijat, 2000, p.488). Sedangkan menurut Kertajaya (2006) Penjualan (selling) berarti
sebuah taktik yang dapat mengintegrasikan perusahaan, pelanggan, dan relasi antara keduanya
(Kertajaya, 2006, p.15).

2.3 Tujuan Pemasaran dan Penjualan

Tujuan Pemasaran

004202105013 004202105027 004202105036 004202105027 004202105017


004202105029 004202305056
Group 03

Menurut Gronroos (dalam Sudaryono, 2016) tujuan dari pemasaran adalah untuk menjalin,
mengembangkan dan mengkonsentrasikan hubungan dengan pelanggan untuk jangka panjang dan
sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhinya tujuan dari masing-masing pihak. Hal ini biasanya
dilakukan dengan proses pertukaran dan saling memenuhi. Berikut adalah tujuan umum dalam
pemasaran yaitu:

1. Memahami kondisi pasar dan konsumen agar kegiatan yang dilakukan tepat sasaran dan
berdaya guna.
2. Menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen untuk menjamin kelangsungan
dari perusahaan.
3. Membangun citra produk agar memiliki nama yang baik dan dikenal oleh konsumen.
4. Mencapai target penjualan dengan cara merancang strategi yang tepat saat pemasaran.
5. Mendapatkan kepuasan konsumen atas produk yang dijual, sehingga konsumen tidak
berpindah ke produk lain dan dapat meningkatkan penjualan.

Tujuan Penjualan

Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam mencari


keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian.
Adapun tujuan umum penjualan dalam perusahaan yaitu:

1. Meningkatkan volume penjualan total atau meningkatkan penjualan produk- produk yang
lebih menguntungkan.
2. Mempertahankan posisi penjualan yang efektif melalui kunjungan penjualan regular dalam
rangka menyediakan informasi mengenai produk baru.
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan apabila penjualan dapat dilaksanakan sebagaimana
yang telah direncanakan sebelumnya. Penjualan tidak selalu berjalan mulus, keuntungan
dan kerugian yang diperoleh perusahaan banyak dipengaruhi oleh lingkungan pemasaran.
Lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan.

3. Hasil dan Diskusi


3.1 Karakter Perusahaan

Dalam diskusi kali ini kami sepakat untuk membagi pembahasan New Produk Development kedalam
dua kategori yaitu development proses dan marketing process, adapun perusahaan yang masuk
dalam kategori pertama yaitu kelompok manufaktur terdapat enam perusahaan yaitu PT Multistrada
Arah Sarana bergerak manufaktur pembuatan ban motor dan mobil, PT Multi Usage Indonesia yang
bergerak di bidang Electroless Chrome Plating aksesoris mobil, PT Abisatya Abhirama yang bergerak
di bidang Project Healthy Chair, PT Mortier Loka Prawara yang bergerak di bidang Interior decor, PT
Kim Pai Dyna yang bergerak di bidang tube packaging dan PT Hotmal Jaya Perkasa bergerak di jasa
Electroplating.

3.2 Perbandingan Stage New Product Development

Pada bagian ini akan menjelaskan perbandingan dari tahapan-tahapan atau fase dalam proses new
product development yang terdapat di tiga perusahaan dan satu project yang berbeda, perusahaan-
perusahaan yang akan dibahas yaitu:

1. PT Multistrada Arah Sarana

Tahapan awal dalam proses new development yaitu tahap pertama adalah planning dalam
adapun proses dalam tahap ini antara lain : 1.Benchmarking & size proposal 2.Construction Proposal
3.Material, Machine & Equipment Proposal 4.Feasibility Study 5.Pattern drawing Proposal

004202105013 004202105027 004202105036 004202105027 004202105017


004202105029 004202305056
Group 03

6.Simulation, Dalam tahap kedua yaitu proses Mold development adapun detail proses antara lain :
1.Pattern Design Approval, 2.Drawing mold, 3.Mold Making & inspection, 4.Mold Shipment,
5.Customer clearance & Inspection tahap ketiga yaitu Development, Adapun detail proses antara
lain : testing (preparation, Test, Evaluation) sebanyak 3 kali tahapan testing, dan melakukan uji
coba kekuatan secara indoor dan outdoor testing. Dan tahap terakhir adalah Mass production,
adapun detail aktivitas di tahap akhir ini antara lain : 1.Mold Release, 2.Material Spec Release,
3.Initial Production, 4.Start Mass Production

Secara umum kami membuat size tire yang belum ada dan kami pasarkan untuk memenuhi
kebutuhan customer. Sehingga bisa di kategorikan kedalam kegiatan make to stock. Dalam Proses
development product mengalami beberapa tantangan dan kendala yaitu terdapat pada :

Tahapan : Mold Development

Problem : Keterlambatan pembuatan model mold oleh vendor dari jadwal yang ditentukan

Sebab : Keterlambatan dalam proses administrasi pembelian mold di dept.Purchasing

Efek : Terjadi keterlambatan proses fabrikasi mold oleh vendor

Perbaikannya : Weekly & monthly Review

2. PT Multi Usage Indonesia

Tahapan awal dalam proses new development yaitu pihak marketing menerima informasi dari
customer terkait Spesifikasi Drawing (2D/3D) suatu product ,kemudian pihak marketing melakukan
Feasibility kemudian membuat RPQ ke Customer dan membuat LOI dengan Customer. Kemudian
pihak marketing meneruskan informasi ke bagian project control dimana sebagai bagian tersebut
sebagai penanggung jawab (leader) terkait new product development,kemudian team project
membuat master schedule planning mulai dari tahap mold making ,pembuatan dokumen dibantu
sama (team APQP) yang terdiri dari bagian QA, Produksi, Engineering, PPIC dan MTC. Kemudian
melakukan tahapan proses trial, evaluasi, membuat approval sample ke customer. Setelah Customer
Approved maka produk tersebut baru mass production, dan team Project melakukan review selama
3 bulan. Dari penjelasan di atas proses development bisa dikategorikan sebagai proses make to
order.

Dalam Proses development product mengalami beberapa tantangan dan kendala yaitu
terdapat pada :

Tahapan : Model Development

Problem : Sering terjadi modifikasi mold untuk salah satu product

Sebab : Sering terjadinya revisi design dari customer

Efek : Proses trial akan terhambat/delay karena mold yang akan digunakan belum
tersedia

Perbaikannya : Dibuatkan standar pengecekan design oleh customer sebelum design diterima oleh
vendor guna meminimalisir kesalahan design dari customer dan lead time proses mold.

3. PT Abisatya Abhirama

Tahapan awal dalam proses new development yaitu perencanaan (planning), pada tahap proses ini,
menciptakan sebuah ide produk mulai dari perencanaan uji coba, dan evaluasi. Tahap ini ide produk
dianalisis dan dikembangkan untuk bisa diterima sesuai kebutuhan konsumen. Tahap kedua yaitu
proses pengembangan produk melalui ide alternatif anggota tim yang masih bersesuaian dengan
kebutuhan pelanggan dan target spesifikasi. Dilanjutkan dengan tahap perancangan tingkat sistem
004202105013 004202105027 004202105036 004202105027 004202105017
004202105029 004202305056
Group 03

(system-level design) pada tahap ini membuat desain 2D produk dari perancangan dan
pengembangan produk sesuai dengan konsep dan spesifikasi kebutuhan customer dan pada tahap
perancangan rinci dipaparkan informasi lebih detail seperti bagian-bagian pendukung produk secara
arsitektur fisik (prototype). Kemudian lanjut ke tahap pengujian dan perbaikan, proses yang
dilakukan untuk mengetahui respon terhadap produk yang akan diproduksi melalui metode survei.
Produk dilakukan konsep testing untuk mengetahui respon pasar sebelum produk diluncurkan. Proses
terakhir adalah tahap peluncuran produk, pada tahap ini tidak sampai tahap produksi dikarenakan
adanya keterbatasan waktu dan hanya sampai pengenalan produk secara massal, penampilan produk
dengan 2D dan 3D.

Dalam Proses development product mengalami beberapa tantangan dan kendala yaitu
terdapat pada :

Tahapan : Detail design

Problem : Proses pemasangan fitur terhambat

Sebab : Kabel putus

Efek : proses finishing terhambat dan tidak selesai

Perbaikan :

1. Mengganti kabel loadcell yang rusak


2. Memastikan konektor kabel loadcell terpasang dengan benar dan kuat
3. Membersihkan dan memeriksa apakah ada korosi atau kotoran yang dapat mengganggu
sambungan
4. Kalibrasi ulang sistem loadcell agar akurasi pengukuran tetap terjaga
5. Melakukan pemeliharaan pada sistem loadcell dan kabelnya untuk mencegah masalah serupa
terjadi di masa depan

Kesimpulannya :

Perbandingan proses yang dilakukan oleh ketiga perusahaan diatas sesuai dengan konsep yang di
paparkan oleh ulrich yaitu seperti detail berikut :

New Product development merupakan proses yang penting di sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang Manufaktur dan jasa, karena melalui langkah ini akan tercipta sebuah produk baru yang akan
bersaing di pasar yang telah dituju sebelumnya oleh perusahaan tersebut. Menurut Karl T. Ulrich
ada 6 fase atau tahapan dalam proses New Product

Fase 0 Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 5

Planing Concept System Detail Testing & Product Ramp


Development Level Design Design Evaluation Up

3.3 Perbandingan Stage Marketing Proses


Pada bagian ini akan menjelaskan perbandingan dari tahapan-tahapan atau fase dalam
proses marketing proses yang terdapat di tiga perusahaan yang berbeda, perusahaan-perusahaan
yang akan dibahas yaitu:

1. PT Mortier Loka Prawara

004202105013 004202105027 004202105036 004202105027 004202105017


004202105029 004202305056
Group 03

Pada proses Marketing di awali dengan Segmentasi pasar berdasarkan Material yaitu daur
ulang material bekas menjadi dekorasi merupakan tren besar dalam segmen pasar ini. Material nya
meliputi (plastic tutup botol, kantong plastik, Ampas kopi, kulit singkong, Segmen pasar
berdasarkan Jenis dari material daur ulang kami membuat berbagai jenis interior décor seperti
Kursi, meja, artibut café, decorasi ruangan, cover dinding, cover penerangan dll. Segmentasi
berdasarkan unik Interior dekorasi daur ulang juga dapat memberi sentuhan unik di setiap jenis
material yang di gunakan, setelah segmentasi memiliki target pasar yaitu berupa para pencinta
lingkungan, restoran hotel serta kontraktor ecogreen, setelah menentukan target mem positioning
kan dengan harga yang bersaing, menjadi inovasi dalam daur ulang, sumber informasi dan solusi
termuka dalam daur ulang dan menjalin kemitraan dengan organisasi atau lembaga lain yang
berfokus pada lingkungan atau keberlanjutan, Anda dapat memposisikan diri sebagai mitra yang
berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama dalam praktik berkelanjutan.

Dalam Marketing Proses mengalami beberapa tantangan dan kendala yaitu terdapat pada:

Tahapan : Marketing Proses

Problem : Hanya sebagian kecil dari masyarakat yang paham tentang produk yang kami

produksi

Sebab : Proses pemasaran produk masih dalam skala kecil hanya melalui google ads, sosial

media dan pameran

Efek : Susah mendapatkan pelanggan

Perbaikan : Penambahan aktivitas promosi melalui media digital ( YT & TikTok ) kolaborasi

dengan influencer dan designer terkenal

2. PT Kim Pai Dyna

PT. Kim Pai Dyna yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak pada proses pembuatan
kemasan plastik untuk melayani supply langsung ke customer dalam konsep B2B (Business to
Business). Tahap awal marketing yang dilanjutkan dengan proses New Product Development
dilakukan oleh customer yang akan dikomunikasikan melalui saluran komunikasi bagian supply chain
kepada bagian sales dari Kim Pai Dyna untuk mengkomunikasi terkait rencana pengembangan produk
dengan mendiskusikan spesifikasi produk dalam dimensi sebagai penentuan volume pada packaging
dan design untuk memastikan ketersediaan perlengkapan dan bahan. Saat ini PT. Kim Pai Dyna
berfokus pada proses manufaktur design dan assembly kemasan dalam bentuk plastik tube tanpa
proses filling in house, yang kemudian didistribusikan ke customer atau penyedia jasa filling produk
yang sudah ditunjuk secara langsung oleh pelanggan untuk proses pengisian barang berupa barang
kosmetik maupun makanan.

Tahapan : Marketing process

Problem : Terdapat tantangan dalam persaingan harga & volume bisnis di pasaran

Sebab : Banyak produk import yang dipasarkan di E-commerce atau secara langsung
kepada

pelanggan dengan harga yang lebih kompetitif

Efek : Persaingan yang semakin kompetitif dari segi harga dan service dengan volume

permintaan yang relatif sama berbanding dengan kemampuan supply bertambah

004202105013 004202105027 004202105036 004202105027 004202105017


004202105029 004202305056
Group 03

Perbaikannya : Menentukan positioning melalui analisa SWOT terhadap competitor untuk

menentukan strategi dan penentuan segmentasi market untuk mendapatkan


kontrak

volume dan kepastian order dari pelanggan

3. PT Hotmal Jaya Perkasa

PT Hotmal Jaya Perkasa adalah sebuah perusahaan jasa yang memberikan pelayanan jasa
berupa produk pelapisan metal, didirikan pada tanggal 1 Juni 1994, dan terletak di Jln. Raya Bugel
No. 10 Rt.02/Rw.01, Kodya Tangerang. Perusahaan tersebut menjalankan usaha di bidang industri
pelapisan metal, seperti : Pelapisan Zinc, Pelapisan Copper, Pelapisan Nickel (Nickel Black dan
Nickle Chromium), dan Pelapisan Brass. Bisnis utama PT Hotmal Jaya Perkasa adalah di bidang
Pelapisan Metal, yang memiliki alat penunjang kualitas, seperti : 1.Laboratorium, untuk
menganalisa dan mengetes larutan proses produksi, 2.Salt Spray Test untuk menguji daya tahan
terhadap karat, 3.tersedia pengolahan limbah, 4.tersedia X-Ray, untuk mengukur Thickness
(ketebalan) hasil plating. 5.serta ditunjang lebih dari 250 karyawan.

Dalam Marketing proses mengalami beberapa tantangan dan kendala yaitu terdapat pada:

Tahapan : Marketing

Problem : Masspro bisa tertunda cukup lama

Sebab : Penawaran harga dianggap tinggi dibandingkan jasa electroplating lainya

Efek : Potensi order tidak full ke HJP dan Estimasi Masspro bisa meleset secara deadline

dan qty

Perbaikan :

Memastikan harga pokok produksi yang terdistribusi ke customer sudah paling update.

Memakai rumus subsidi silang, yaitu dengan membandingkan jumlah PO pada tipe part sebelumnya,
(jika itu bukan new customer) dan menghitung forecast sebagai pembagi depresiasi jika itu
customer baru/part baru)

3.4 Perbanddingan & Evaluasi Perbandingan Target Pasar dan Saluran

Setelah dilakukan analisa perbandingan pada bagian sales dan marketing yang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini, target pasar yang dimiliki tiap perusahaan berbeda. Berikut ini merupakan
perbandingan target pasar dan saluran untuk ketiga perusahaan diatas

Chanel
Nama Perusahaan Target Market
Saluran komunikasi Saluran Distribusi Saluran Service

- Masyarakat pecinta lingkungan Customer Service, Email


PT Mortier Loka Prawara Wibesite , Media Sosial Serving B2B business
- Restoran atau café Marketing
- Kontraktor Eco Green
- Perusahaan yang membutuhkan kemasan
berupa tube
- Perusahaan Farmasi Website dan E-mail ke KimPaiDyna serving B2B CS E-mail marketing dan
PT Kim Pai Dyna
- Perusahaan kosmetik customer business website perusahaan induk
- Perusahaan makanan yang membutuhkan
kemasan berupa tube
Customer Service, CS
Pelayanan jasa berupa produk pelapisan
PT Hotmal Jaya Perkasa Wibesite , Media Sosial Serving B2B business
Whatsapp Email
metal
004202105013 004202105027 004202105036 004202105027 004202105017
Marketing
004202105029 004202305056
Group 03

4. Kesimpulan
Terdapat 6 perusahaan dari berbagai sektor yang dijadikan perbandingan dalam melakukan
analisa kali ini. Untuk perusahaan sektor jasa yaitu PT Hotmal Jaya Perkasa Sedangkan perusahaan
manufaktur yaitu PT MultiStrada Arah Sarana, PT Multi Usage Indonesia, PT. ABISATYA ABHIRAMA,
PT Mortier Loka Prawara, PT Kim Pai Dyna Berdasarkan hasil diskusi, pada new product development
tidak ada perbaikan yang diperoleh karena setiap perusahaan memiliki jenis produk yang berbeda,
namun pada bagian saluran pemasaran dan penjualan terdapat beberapa perbaikan yang dapat
dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari hasil perbandingan new development process 3 perusahaan, maka disimpulkan


bahwa antara perusahaan jasa dan manufaktur memiliki perbedaan dalam proses pengembangan
produk baru, yaitu seperti perusahaan PT Hotmal Jaya Perkasa yang bergerak dibidang jasa
Electroplating akan melakukan pengembangan produk baru jika ada metode baru dari customernya,
dengan kata lain tidak melakukan inisiatif pengembangan terlebih dahulu, karena tidak adanya
langkah identifikasi pasar. Untuk perusahaan manufaktur secara umum memiliki persamaan proses
dalam new product development, setiap perusahaan akan melewati tahapan planning,formulasi,
trial, dan massal production, tetapi pada setiap perusahaa memiliki urutan yang berbeda.

2. Setelah dilakukan perbandingan target pasar dan saluran dari 3 perusahaan yang berbeda,
diperoleh perbaikan pada saluran komunikasi dan saluran servis yang dapat digunakan oleh masing-
masing perusahaan. Dimana untuk seluruh sektor perusahaan dapat menggunakan media sosial
LinkedIn sebagai sarana komunikasi dan promosi. Kemudian sarana service pada perusahaan sektor
jasa dapat menggunakan layanan servis pada whatsapp untuk menunjang kepuasan konsumen.

Sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk perbaikan
proses produksi dan pemecahan masalah yang terjadi khususnya yang berkaitan dengan perencanaan
new product development maupun strategi pemasaran dan penjualan.

Referensi

Karl T. Ulrich., Steven D. Eppinger. (2016). Product Design and Development. New York: McGraw-
Hill Education

Kertajaya, Hermawan. (2006). Seri 9 elemen marketing Hermawan Kertajaya on selling. Jakarta :
Mizan

Kotler, P., & Keller. (2012). Marketing Management (14 th). New Jersey.

Kumar, N., Scheer, L., & Kotler, P. (2000). From market driven to market driving. European
Management Journal, 18(2), 129–142.

004202105013 004202105027 004202105036 004202105027 004202105017


004202105029 004202305056

Anda mungkin juga menyukai