MKWK
”Alternatif Bahan Pokok Dengan Jamur Tiram”
i
M Farhan Ramadhan 230503228 Bahasa Indonesia 18
Pendidikan Pancasila 51
Fadhillah Puri 230704020 Bahasa Indonesia 39
Pendidikan Pancasila 55
Helen Indah Br.Siagian 230707044 Bahasa Indonesia 48
Pendidikan Pancasila 53
Muhammad Abiyyu 230801005 Pendidikan Agama Islam 28
Pendidikan Kewarganegaraan 19
Ilham Arifin 230803030 Pendidikan Agama islam 6
Pendidikan Kewarganegaraan 16
Sori Tua Munthe 230906091 Pendidikan Agama Islam 23
Pendidikan Kewarganegaraa 3
Menaysha Mehulika 231001026 Bahasa Indonesia 24
Pendidikan Pancasila 3
Pendidikan Agama Islam 5
Pendidikan Kewarganegaraan 6
Savanah Felma 231301195 Bahasa Indonesia 12
Pendidikan Pancasila 58
Fajar Prawira Pasaribu 220503020 Bahasa Indonesia 38
Pendidikan Pancasila 22
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Mentor Fasillitator
Mengetahui
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Alternatif bahan pokok dengan jamir tiram” yang dibuat oleh kelompok
2 dengan tema proyek tanpa kelaparan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana jamur tiram
bisa dijadikan sebagai pengganti makanan pokok buat masyarakat sekitar.
Pada kesempatan ini, kami hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun materil sehingga proposal
penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada bapak
Dr.Irwan Nasution,MHI sebagai dosen pengampu juga kepada Aqil Zahriyan
Abila selaku mentor dalam proposal penelitian ini. Dan terima kasih juga untuk
media informasi yang membantu kami dalam melengkapi proposal penelitian ini.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin,
kami menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian
ini. Akhir kata, kami berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Medan,7
Oktober 2023
Kelompok 82
Tanpa
Kelaparan
iv
DAFTAR ISI
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
jumlah penduduk yang mengalami kelaparan pun akan bertambah.
Pendapatan perkapita turut berpengaruh pada tingkat kelaparan. Penduduk
dengan pendapatan perkapita yang rendah seringkali tidak memiliki
cadangan pangan dan sangat rentan terhadap perubahan ekonomi.
Pendapatan perkapita yang terbatas akan memengaruhi daya beli terhadap
kebutuhan pangan. Daya beli yang rendah akan mengakibatkan
ketersediaan makanan pada rumah tangga pun menurun dan meningkatkan
peluang terjadinya kejadian kelaparan (Mutiara & Tanziha, 2009).
Pengeluaran makanan menggambarkan konsumsi dan kemampuan suatu
rumah tangga dalam penyediaan/pemenuhan kebutuhan makanan.
Makanan akan menjadi prioritas utama yang akan dipenuhi oleh rumah
tangga sebagai cara untuk bertahan hidup. Semakin rendah pengeluaran
makanan dari sebuah rumah tangga maka akan semakin besar peluang
rumah tangga tersebut untuk mengalami kelaparan. Hal ini sejalan dengan
penelitian Tanziha, Syarif, Kusharto, Hardinsyah, dan Sukanda (2005)
yang menyatakan adanya hubungan negatif yang signifikan antara
pengeluaran pangan dan kelaparan. Hamzah (2012) menyatakan bahwa
meningkatnya harga-harga pangan merupakan salah satu faktor utama
terjadinya kelaparan. Peningkatan harga pangan dapat menjadi salah satu
faktor penghambat akses masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
pangannya yang akan berdampak pada meningkatnya kejadian kelaparan.
Sen (1981) dalam Sukarniati (2013) melakukan pengamatan terhadap
masyarakat Afrika dan India. Sen menyimpulkan bahwa masalah
kelaparan dan ketahanan pangan bukan hanya sekedar masalah produksi
pangan, tetapi juga merupakan masalah ketiadaan akses atas pangan
tersebut. Hal ini terlihat secara nyata pada kondisi beberapa daerah di
Afrika dan India yang secara umum memiliki produksi pangan yang
banyak tetapi masyarakatnya tidak mampu membeli dan mengalami
kelaparan.Setiap tahun permintaan jamur tiram meningkat 10% baik untuk
kebutuhan hotel, restoran, vegetarian dan lain sebagainya (Kalsum, dkk..
2011). Produksi Jamur tiram masih rendah karena permintaan konsumen
cukup tinggi (Karisman, 2015). Untuk itu kita harus meningkatkan lagi
2
produksi jamur tiram putih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dengan budidaya
rumah jamur dan olahannya dapat lebih meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan menambah income masyarakat setempat. Metode yang
digunakan dalam kegiatan ini sesuai dengan diskusi tim abdi masyarakat
dengan Kepala Desa adalah:Pemberian Materi tentang budidaya jamur
tiram dan olahannya;Diskusi tentang berbagai masalah dan
solusinya;Manajemen Usaha dan Pemasaran Produk; Simulasi dan
evaluasi.
1.4 Tujuan
3
mengikuti kegiatan-kegiatan di lapangan
secara luas.
b. Meningkatkan pemahaman mengenai hubungan antara teori dan
aplikasinya, permasalahan yang dihadapi serta cara penanganannya
secara langsung apabila timbul masalah di lapangan.
c. Dengan melakukan kegiatan ini di lapangan secara langsung
maka dapat menjadi bekal untuk kedepannya
1.4.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilaksanakannya kegiatan ini antara
lain :
a. Mengatasi Kelaparan di daerah
b. Mengetahui cara budidaya jamur, khususnya Jamur Tiram.
c. Dapat melakukan kegiatan budidaya Jamur Tiram secara langsung.
d. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mengenai budidaya
Jamur Tiram.
4
7. Memberikan sosialisasi kepada siswa mengenai perundungan.
8. Melakukan dokumentasi penelitian.
9. Penyelesaian proposal atau hasil akhir.
10. Laporan.
5
1.7 Jadwal Pelaksanaan
6
BAB 2
7
2.2 Tinjauan Pustaka
8
2.2.2 Pengukuran tingkat kelaparan
9
kota sangat rendah, secara keseluruhan yang pernah ikut berpartisipasi.
Pada rumah tangga lapar dan tidak lapar, yang ikut berpartisipasi dalam
membuat APBdes walaupun hanya satu kali adalah sebanyak (4.2%).
Pada rumah tangga lapar dan tidak lapar persentase contoh yang tidak
keberatan bertetangga dengan tetangga yang berbeda suku sebanyak
{72% dan 61.1 %). Pada rumah tangga lapar dan tidak lapar, sebagian
besar contoh {56% dan 64.2%) menyatakan tidak keberatan memiliki
tetangga rumah tangga manula. Untuk tipe tetangga rumah tangga
miskin, secara keseluruhan sebagian besar contoh menyatakan tidak
keberatan. Baik di desa dan kota, rumah tangga lapar dan tidak lapar
(60%) menyatakan bahwa tidak ada organisasi atau perusahaan yang
membantu di wilayah tempat tinggal mereka. Partisipasi contoh dalam
kegiatan bantuan perusahaan secara umum sangat rendah baik di desa
dan kota, maupun pada rumah tangga lapar dan tidak Ia par. Secara
keseluruhan baik di desa dan kota, sebanyak {57.5%) contoh
menyatakan bahwa pemerintah memberikan pelayanan yang lebih baik
dibandingkan dengan organisasi atau perusahaan lain. Pada rumah
tangga lapar dan tidak lapar secara keseluruhan, sebanyak {48.3%)
menyatakan bahwa pemerintah lebih mampu memberikan bantuan
kepada masyarakat dibandingkan dengan organisasi atau perusahaan
lain.
10
dan keragaman makanan, Dampak dari kelaparan adalah kehilangan
energi, apatis, meningkat kerentanan terhadap penyakit, kekurangan
dalam status gizi, kecacatan, dan kematian.
Meskipun kelaparan sebagian didorong oleh kemiskinan, ada faktor lain
yang berhubungan dengan akses ke kesehatan dan pendidikan dan juga
faktor penting lainnya adalah malnutrisi. Lebih dari 50 persen penduduk
Negara berkembang yang kelaparan hidup di pertanian dan peternakan
kecil yang terhubung ke ekonomi pedesaan. Sehingga pertumbuhan
pertanian memiliki peran penting untuk mengurangi kelaparan dan
kemiskinan yang melalui pengembangan pertanian. FAO (Food and
Agriculture Organization) adalah organisasi internasional di bawah
naungan PBB. Yang berfokuskan kepada pangan dan pertanian sudah
membantu banyak Negara yang mengalami kelaparan. FAO menyadari
tidak setiap orang mempunyai kemudahan untuk memperoleh pangan
yang dibutuhkan, dan hal ini akan mengarah pada kelaparan dan
kekurangan gizi dalam skala besar di dunia. Hampir 800 juta penduduk
dunia sekarang ini kekurangan pangan secara kronis dan tidak mampu
mendapatkan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi
minimum mereka. Kurang lebih 200 juta anak-anak berusia di bawah lima
tahun (balita) menderita kekurangan gizi kronis atau akut pada saat musim
kekurangan pangan, musim kelaparan dan kerusuhan sosial, angka ini
terus meningkat.
Indonesia termasuk dalam Negara berkembang dengan tingkat kelaparan
yang rendah. FAO mencatat dengan peta kelaparannya, untuk Negara
Indonesia di tahun 2012 sampai 2014 Indonesia stabil di angka 8,7 persen.
Kelaparan yang masih terjadi di Indonesia masih menjadi tugas untuk
pemerintah, karena akses menuju ke wilayah yang terkena kelaparan
cukuplah rumit. Seperti provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan
provinsi di Indonesia yang berada di belahan selatan Indonesia dengan
wilayah mayoritas perbukitan dan gunung serta iklimnya semi-arid
(lahan kering).
11
2.2.4 Solusi Kelaparan Dengan Jamur Tiram
12
masyarakat tentang nutrisi yang tepat, kita dapat mengatasi kelaparan
dengan cara yang mendukung kesejahteraan generasi mendatang.
Selain itu, jamur tiram terbukti menjadi solusi potensial untuk mengatasi
kelaparan dan malnutrisi di berbagai belahan dunia. Jamur ini tidak hanya
bergizi tinggi tetapi juga mudah dibudidayakan, menjadikannya pilihan
yang menjanjikan untuk produksi pangan. Jamur tiram kaya akan protein,
vitamin, dan mineral, termasuk zat besi, kalsium, dan potasium. Selain
itu, buah ini mengandung serat makanan dan antioksidan tingkat tinggi,
yang penting untuk menjaga pola makan yang sehat. Dengan berbagai
khasiatnya yang bermanfaat, jamur tiram berpotensi mengurangi
kelaparan dan meningkatkan tingkat gizi secara global.
13
Jamur tiram mempunyai ciri khas penampilannya yang unik, menyerupai
tiram atau kipas, dengan tutup lebar dan batang pendek atau tidak ada
sama sekali. Jamur ini biasanya berwarna putih atau abu-abu, namun
variasi warna dapat diamati, mulai dari kuning hingga ungu. Jamur tiram
banyak dibudidayakan karena keserbagunaan kulinernya, rasa yang
ringan, dan nilai gizi yang tinggi. Mereka kaya akan asam amino esensial,
vitamin, dan mineral, menjadikannya tambahan yang berharga untuk diet
seimbang.
Jamur tiram tidak hanya populer karena rasa dan potensi kulinernya, tetapi
juga karena profil nutrisinya yang mengesankan. Jamur ini rendah kalori
dan lemak, menjadikannya tambahan yang bagus untuk diet sehat. Mereka
juga merupakan sumber protein, serat, vitamin, dan mineral yang baik.
Jamur tiram sangat kaya akan potasium, zat besi, dan seng, yang
merupakan nutrisi penting untuk kesehatan dan kesejahteraan secara
keseluruhan. Selain itu, buah ini mengandung senyawa seperti
ergothioneine dan polisakarida, yang memiliki sifat antioksidan dan
meningkatkan kekebalan tubuh. Secara keseluruhan, memasukkan jamur
14
tiram ke dalam pola makan seseorang dapat memberikan banyak manfaat
kesehatan.
15
6. Jamur Tiram Sebagai Sumber Pangan
Potensi manfaat lain dari jamur tiram adalah potensinya sebagai sumber
16
protein dan nutrisi yang berkelanjutan. Jamur tiram dikenal kaya akan
protein, vitamin, dan mineral, menjadikannya tambahan yang berharga
untuk diet apa pun. Dengan meningkatnya populasi global dan
meningkatnya kekhawatiran terhadap ketahanan pangan, menemukan
sumber protein dan nutrisi yang berkelanjutan sangatlah penting. Jamur
tiram dapat ditanam dengan relatif mudah dan cepat, dengan sumber daya
yang minimal. Hal ini menjadikan mereka solusi yang menjanjikan untuk
mengatasi masalah kelaparan dan kekurangan gizi. Meskipun jamur tiram
menawarkan segudang manfaat nutrisi, penting untuk membandingkan
harga dan nilai gizinya dengan sumber makanan lain. Dari segi harga,
jamur tiram cenderung lebih terjangkau dibandingkan sumber protein
hewani tertentu seperti daging dan ikan. Namun jika dibandingkan dengan
sumber protein nabati lainnya seperti kacang-kacangan dan kacang-
kacangan, harga jamur tiram mungkin relatif lebih mahal. Dari segi nilai
gizi, jamur tiram rendah kalori dan lemak, namun kaya akan protein,
vitamin, dan mineral. Selain itu, komposisi unik jamur tiram menyediakan
beberapa senyawa bioaktif dan antioksidan yang berkontribusi terhadap
kesehatan dan pencegahan penyakit secara keseluruhan. Oleh karena itu,
meskipun potensi biayanya lebih tinggi, kepadatan nutrisi yang tinggi
pada jamur tiram menjadikannya sebagai tambahan yang berharga untuk
makanan apa pun.
17
tiram kaya akan protein, vitamin, dan mineral, menjadikannya sumber
nutrisi yang berharga untuk memerangi malnutrisi.
18
budidaya jamur tiram menawarkan beberapa manfaat bagi petani skala
kecil dan masyarakat marginal. Pertama, jamur tiram dapat ditanam di
lahan kecil dan memerlukan investasi minimal, sehingga dapat diakses
oleh mereka yang memiliki sumber daya terbatas. Apalagi jamur ini
memiliki siklus pertumbuhan yang cepat sehingga petani dapat
memanennya dalam waktu singkat sehingga memberikan sumber
pendapatan sepanjang tahun. Selain itu, jamur tiram juga bergizi tinggi
dan dapat dijadikan sebagai sumber protein alternatif, mengatasi
malnutrisi, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
19
Pertimbangan lingkungan dan keberlanjutan merupakan faktor penting
yang perlu dipertimbangkan dalam budidaya jamur. Dengan
memanfaatkan bahan organik seperti limbah pertanian sebagai substrat
pertumbuhan jamur, prosesnya menjadi lebih ramah lingkungan. Selain
itu, budidaya jamur membutuhkan lebih sedikit air dan lahan
dibandingkan pertanian tradisional, sehingga menjadikannya pilihan
berkelanjutan dalam mengatasi kekurangan pangan. Selain itu, produksi
jamur dapat berkontribusi pada pengurangan limbah dan daur ulang bahan
organik. Manfaat ekologis ini menyoroti pentingnya budidaya jamur
dalam menciptakan sistem pangan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Budidaya jamur yang sukses memerlukan pengetahuan teknis dan akses
terhadap berbagai sumber daya. Penting untuk memahami prinsip-prinsip
mikologi, termasuk kondisi pertumbuhan, kebutuhan nutrisi, dan siklus
hidup berbagai spesies jamur. Selain itu, pemahaman komprehensif
tentang teknik steril sangat penting untuk mencegah kontaminasi dan
memastikan kemurnian kultur jamur. Sumber daya yang memadai seperti
bahan substrat, sistem kontrol suhu dan kelembaban, serta wadah
pertumbuhan yang tepat diperlukan untuk mempertahankan kondisi
pertumbuhan yang optimal. Selain itu, sumber bibit jamur berkualitas
tinggi yang dapat diandalkan sangat penting untuk keberhasilan budidaya
jamur.
Potensi hambatan dalam adopsi luas budidaya jamur tiram sebagai solusi
kelaparan Meskipun terdapat potensi manfaat dari budidaya jamur tiram
sebagai solusi kelaparan, ada beberapa hambatan yang mungkin
menghambat adopsi jamur tiram secara luas. Salah satu hambatan yang
signifikan adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan
pengambil kebijakan mengenai nilai gizi dan potensi manfaat ekonomi
dari jamur tiram. Selain itu, investasi awal yang diperlukan untuk
mendirikan peternakan jamur dan kebutuhan infrastruktur yang sesuai
dapat menimbulkan tantangan keuangan bagi masyarakat yang memiliki
keterbatasan sumber daya. Selain itu, ketersediaan bibit jamur yang layak
20
dan pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk keberhasilan
praktik budidaya juga dapat menghambat adopsi jamur secara luas.
Hambatan-hambatan ini harus diatasi melalui program pendidikan dan
pelatihan yang tepat sasaran, serta penciptaan kebijakan dan infrastruktur
yang mendukung, untuk mendorong meluasnya adopsi budidaya jamur
tiram sebagai solusi kelaparan.
21
BAB 3
3.1 Pendekatan
22
ibu-ibu rumah tangga yang akan terlibat dalam sosialisasi, pesan-pesan
utama yang akan disampaikan, dan pengukuran dampak dari sosialisasi
pencegahan fenomena stunting melalui budidaya jamur tiram.
Dalam sosialisasi proyek ini, pesan-pesan utama yang akan disampaikan
meliputi strategi khusus untuk meningkatkan ketahanan pangan dan
mengatasi kelaparan. Pendekatan deskriptif kualitatif diharapkan dapat
membantu mengidentifikasi pola perilaku, kebutuhan dan aspirasi
masyarakat kurang mampu pangan dan gizi. Dengan pemahaman yang
lebih mendalam ini, proyek ini dapat merancang solusi yang lebih
disesuaikan dengan dampak positif, seperti panduan menanam jamur
tiram yang dapat diakses dan dipahami oleh masyarakat setempat.
Lebih lanjut, mengenai kode etik penelitian, penting untuk ditekankan
bahwa selama proses sosialisasi dan pengumpulan data, semua tindakan
akan dilakukan dengan penuh rasa hormat terhadap masyarakat terkait.
Privasi, keamanan, dan persetujuan akan diprioritaskan. Penelitian ini
akan mematuhi standar etika penelitian, termasuk persetujuan tertulis dari
partisipan, penggunaan data tanpa mengungkapkan identitas mereka, dan
jaminan bahwa penelitian tersebut memberikan manfaat nyata bagi
masyarakat yang terlibat. Dengan pendekatan ini diharapkan proyek dapat
menjalin hubungan baik dan membangun kepercayaan dengan
masyarakat sebagai subjek penelitian.
3.2 Metedologi
23
memerlukan untuk menganalisis dan mengobservasi. Setelah itu
fenomena dalam suatu hasil analisis kegiatan yang telah dilakukan akan
dilaporkan. Kegiatan ini dilakukan dengan judul tanpa kelaparan. Adapun
pengamatan dilakukan di wilayah ini dengan melakukan sosialisasi
terhadap para warga setempat dan mengumpulkan pendapat melalui
wawancara terhadap warganya. Data yang disajikan telah di observasi
kevalidannya dengan meng-crosscheck kembali dan menyesuaikan data
dengan fakta. Kegiatan proyek disusun secara sistematis dan harus
memenuhi kesesuaian dalam proyek kegiatan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.ugm.ac.id/jpkm/article/view/44054
https://prosiding.stis.ac.id/index.php/semnasoffstat/article/view/962
Jurnal Dr. Dra. Erli Mutiara, M.si dan Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS
https://repository.upnvj.ac.id/2163/3/BAB%20I.pdf
https://gramedia.com/literasi/penelitian-kualitatif/
https://umsu.ac.id/metode-penelitian-kualitatif-adalah/
25