A. BAHASA TUBUH
Wajah kita adalah alat komunikasi yang kuat, pesan non verbal yang disampaikan melalui alis terangkat,
sunggingan senyum, dahi berkerut, anggukan kepala, mata melebar, dan mulut terbuka setara dengan
ribuan kalimat.
Bahasa isyarat meliputi semua gerak-gerik tubuh yang tanpak saat berkomunikasi verbal, seperti tersenyum,
tertawa, menggelengkan kepala, mengepalkan tangan, mengedipkan mata, dsb.
B. KOMUNIKASI FORMAL
Komunikasi ini digunakan sesuai dengan tempat dan suasana yang formal. Misalnya dalam temu atau
diskusi ilmiah, antara guru dan siswa di sekolah, saat bekerja bila berbicara dengan atasan. Adapun adab-
adab dalam komunikasi formal adalah:
1. menggunakan bahasa yang baik dan benar
2. Berkata sopan
3. Menjaga adab dan tingkah laku
4. Pandangan mata yang terjaga
5. Keluarkan kata-kata terpilih
6. Jaga intonasi (jangan meninggi, jangan pula terlalu rendah)
1
C. KOMUNIKASI INFORMAL
Komunikasi yang kita lakoni dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak yang informal daripada yang formal,
seperti dengan teman sebaya, adik-adik, orang tua dan lingkungan di rumah, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam komunikasi informal adalah:
1. Jangan mennyinggung perasaan lawan bicara
2. Berkata yang baik atau diam, jangan terjebak dengan ghibah
3. Jangan mendominasi pembicaraan
4. Hargai pendapat orang lain
5. Banyak mendengar
’’Kita diingatkan untuk selalu banyak mendengar daripada berbicara, dengan diciptakan dua telinga
dengan satu lidah’’
Jadi...kalau ananda ingin berhasil dalam kehidupan, maka salah satu syaratnya adalah: perbaiki
komunikasi, latihkan. Pandai-pandailah dalam menbaca bahasa tubuh. Lihat yang tersirat bukan hanya
yang tersurat, serta jadilah pendengar yang baik, jika ingin jadi pembicara yang baik
Lisan yang diberikan Allah adalah anugerah bagi yang menggunakan dengan cara yang makruf, seperti
untuk menasehati orang, memberi kata-kata motivasi, mengajarkan sebuah ilmu. Dan juga lisan juga bisa
jadi musibah yang mendorong seseorang masuk neraka ketika lisan digunakan untuk berghibah, menfitnah,
mencaci maki, seperti kata-kata bijak ’’ lidah lebih tajam dari pedang’’.
2
Kami semangat baru
Meraih cita tertinggi
Kami para bidadari dan pemenang sejati
Memiliki janji terpatri
Kamilah generasi Qur’ani
Sepenggal bait puisi di atas mengiringi langkah kaki kita memasuki gerbang baru dengan tantangan baru. Di
kelas baru ini seyogyanyalah new spirit itu menjadi milik kita. Karena disini, dikelas ini tantangan itu harus kita
lalui. Disini akhir dari perjuangan yang telah kita rintis sebelumnya, disini perlu bukti. Layakkah kita disebut
bidadari dan pemenang sejati pada bait puisi di atas?. Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing.
Mari bersama kita buktikan bahwa kita pantas menyandang prestasi bidadari yang anggun dalam
ketundukkannya kepada Allah. Bersyukur dalam dzikir panjang tiada hentinya. Membara dalam balutan
semangat membaja. Prestatif dalam renungan panjang penciptaannya Ilahi.
‘’Pada hari ketika tiap-tiap diri akan mendapatkan kebajikan dan demikian pula keburukan yang telah
diperbuatnya (Q.S Ali imran)’’
Nah, longoklah ke belakang, prestasi apa yang telah ananda torehkan, keanggunan seperti apa yang telah
ananda lukiskan pada kanvas keremajaan. Kesyukuran seperti apa yang ananda semaikan di bumiNya? Sekali
lagi mari renungkan dengan mengevaluasi secara seksama ragam kata, ragam tingkah, dan ragam usaha yang
kita tampilkan untuk sebuah perbaikan diri.
3
B. Jenis Evaluasi Belajar
1. Evaluasi internal
Seluruh janggutnya basah oleh airmata, wajah dan matanya memerah dan hampir saja dia pingsan, tika
Rasulullah berbicara tentang kematian. Umar, ya dialah Umar…Umar yang berani lagi keras. Umar
yang entah berapa kali meraibkan nyawa manusia, bahkan nyawa anak perempuannya sekalipun.
Menyesakkan dadanya. Itulah tampilan emosinya tika ia mengevaluasi dirinya, merenungi perbuatan
jahiliyyahnya ketika hidayah belum menemaninya.
Itulah evaluasi internal yang merupakan penilaian oleh diri untuk diri sendiri. Sesering apakah kita
mengevaluasi diri. Baik itu evaluasi belajar (akademik) yang dijalani setiap hari ataupun evaluasi
perilaku selama ini.
2. Evaluasi Eksternal
“mmmmmmmm..kamu ..sepertinya sudah mulai mengerti tentang strategi jitu mengusai pelajaran…..”
Evaluasi Internal
…………………………………………………………………………………………………………………………..………..
………………………………………………………………………………………………..…………………………………..
………………………………………………………………………………………………..………………………………..
…………………………………………………………………..........................................................................................
....
…………………………………………………………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………..…………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………….
- Kebiasaan belajar yang perlu dipertahankan
…………………………………………………………………………………………………………………………..………..
………………………………………………………………………………………………..…………………………………..
………………………………………………………………………………………………..………………………………..
…………………………………………………………………..........................................................................................
....
…………………………………………………………………………………………………………………………………....
4
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………..…………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………….
- Kebiasaan belajar yang harus ditinggalkan
…………………………………………………………………………………………………………………………..………..
………………………………………………………………………………………………..…………………………………..
………………………………………………………………………………………………..………………………………..
…………………………………………………………………..........................................................................................
....
…………………………………………………………………………………………………………………………………....
Target hasil belajar tahun ini ( Kelas XII)
…………………………………………………………………………………………………………………………..………..
………………………………………………………………………………………………..…………………………………..
………………………………………………………………………………………………..………………………………..
…………………………………………………………………..........................................................................................
....
…………………………………………………………………………………………………………………………………....
Motto Belajar
…………………………………………………………………………………………………………………………..………..
………………………………………………………………………………………………..…………………………………..
………………………………………………………………………………………………..………………………………..
…………………………………………………………………..........................................................................................
....
…………………………………………………………………………………………………………………………………....
.
5
Dan dia mengajarkan apa yang tidak diketahuinya (Q.S Al-‘alaq:5)
BORN TO LEARN!!!!!
Salah satu tugas kekhalifahan kita di dunia ini adalah untuk belajar…lahir untuk menuntut ilmu! kepandaian,
kecerdasan tidak datang dengan serta merta, di sini ada banyak perjuangan, dan salah satunya adalah belajar
dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa dan bermodal semangat tinggi yang tak akan mudah di goyahkan oleh
tantangan apapun.
Waktu kelas XI ananda telah belajar bagaimana strategi belajar efektif, kalau lupa buka bukunya lagi.
Nah..apalagi sekarang ananda sudah di kelas XII, berarti ananda mesti berjuang dua kali lebih kuat dibanding
Untuk lebih efektif lagi kegiatan pembelajaran ada hal-hal penting yang mesti ananda lakukan yaitu:
2. Perbaiki niat
5. Cintai ilmu
7. Mau berkorban
6
8. Percaya diri, dan yakin ‘’kalau saya berusaha saya bisa’’
Lihat teman kelas ananda, siapa yang mempunyai keterampilan belajar yang lebih dari ananda? Dan apa yang
dilakukannya, sehingga dia bisa meraih sebuah prestasi.
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
Selama ini apakah ananda telah bisa belajar efektif? Kalau ia, apa yang telah dilakukan? Kalau belum apa
kendalanya?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….………………………………………
7
Pengharapan terindah dariku adalah keridhaanMu
Kebahagian terbesar dalam diriku adalah bersua denganMu
(bait do’a Rabi’atul Adawiyyah)
A. Pengertian Emosi
Emosi adalah semua jenis perasaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi memiliki peran yang besar
dalam kehidupan. Dalam hal ini Syamsu Yusuf mengemukakan peran emosi sebagai berikut:
1. Emosi dapat memperkuat dan melemahkan semangat; dikatakan memperkuat jika seseorang merasa
puas dengan keberhasilan yang dia capai dan lemah jika timbul kekecewaan atas kegagalan.
2. Emosi dapat menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, ketika dalam kondisi tegang, sedih
dan sebagainya
3. Emosi dapat mengganggu penyesuaian sosial, misalnya iri, dengki dan kecemburuan sosial.
1. Karakteristik emosi
Emosi memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Bersifat subyektif
b. Fluktuatif (naik turun atau tidak menetap)
c. Berhubungan dengan pengalaman indrawi
2. Klasifikasi emosi
Emosi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Emosi sensori: emosi yang ditimbulkan oleh ransangan dari luar terhadap tubuh. Contoh: rasa manis,
dingin, lelah, lapar dan lain-lain.
b. Emosi psikis: emosi yang disebabkan oleh alas an-alsan kejiwaan.yakni;
1) Perasaan Ilahiyyah: rasa memiliki Allah, naluri keagamaan.
8
2) Perasaan intelektual: rasa yang berkaitan dengan kebenaran, contohnya puas memperoleh
sesuatu yang benar, puas terhadap hasil karya ilmiah.
3) Perasaan social: rasa solidaritas, empati, simpati, kasih sayang dan sebagainya.
4) Perasaan keindahan (esteteis): kagum, terpesona dan lain-lain.
5) Persaan susila : berkaitan dengan baik buruknya sesuatu. Contoh: rasa bersalah, rasa tentram,
rasa bertanggung jawab dan lain-lain.
C. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk memahami perasaannya sendiri, perasaan
orang lain dan mampu mengelola emosi sendiri dalam hubungannya dengan lingkungan.
Penelitian Daniel Golemann tentang kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ), membuktikan bahwa
kecerdasan emosi berpengaruh besar pada kesuksesan hidup seseorang baik dalam karir maupun dalam
hubungan sosial. Dengan demikian orang yang memiliki kecerdasan intelegensi tinggi bahkan jenius namun
tidak memiliki kecerdasan emosi sangat kecil kemungkinan untuk sukses. Sebaliknya, seseorang yang
memiliki kecerdasan rata-rata namun memiliki kecerdasan emosi yang tinggi berpeluang besar meraih
kesuksesan.
Penelitian Goleman didukung oleh penelitian John Seagel dalam meneliti beberapa individu yang diketahui
memiliki IQ tinggi tetapi EQ rendah diantaranya:
Kasus X, seorang remaja Ber EQ rendah sehingga sulit bergaul dan kesepian.
Kasus Y, seorang karyawan IQ tinggi tetapi EQ rendah hanya menjadi reparasi alat pemanggang roti
Kasus Z, seorang dokter gigi IQ tinggi EQ rendah ditinggalkan pasien-pasiennya.
Dari kasus-kasus yang ditangani oleh Seagel terlihat kecerdasan emosi lebih menentukan kesuksesan
seseorang disbanding kecerdasan intelektual. Coba perhatiakan gambar berikut:
IQ EQ SQ
Buta hati
Koruptor/Diktator
Petapa
9
Paripurna
Selanjutnya dalam hal kecerdasan emosi kita semuanya sepakat bahwa Rasulullah yang piawai. Dengan
emosi cinta beliau bisa mengubah arab jahiliyyah menjadi bangsa yang bermartabat dan disegani di pentas
dunia. Kemudian kecerdasan emosi ini menular kepada para sahabatnya dan umatnya, termasuk kita!.
Kita mewarisi kecerdasan itu, dari tauladan kita. Nah sekarang akankah warisan itu kita kangkangi dan
abaikan hanya untuk sebuah egoisme?. Rasanya terlalu naïf hal itu dilakukan. Sekali lagi kita mewarisinya.
Kecerdasan itu kita miliki. Disini. Dalam raga para bidadari. Terakhir agar memori kita bertambah tentang
figur yang memiliki kecerdasan emosi perhatikan kisah berikut ini.
Ketika pedangnya hampir menebas leher musuh Islam itu, pemuda itu meludahi wajah
rupawannya. Ali terkejut, diam, hening beberapa saat kemudian memasukkan pedang
kesarungnya. Yahudi itu bertanya “kenapa kau tak membunuhku”. Dengan tegas Ali
menjawab “aku takut niatku membunuhmu bukan karena Allah, tetapi karena marah
menguasaiku”. Selanjutnya dia berlalu meninggalkan pemuda itu.
Satu alasan pasti, Ali tidak ingin melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya karena sebuah rasa yang
dikatakan marah. Ketakutan yang sangat jika pahala yang diingininya berubah murka Allah pada dirinya.
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
Strategi yang saya lakukakan agar hari-hari yang saya jalani menyenangkan
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….…………………………………………………
10
A. Hakekat Berpikir
Siapa yang tak kenal Thomas Alpa Edison, penemu listrik dunia yang melakukan percobaan sampai seribu kali
bahkan lebih. Siapa yang tak kenal Albert Einsten penemu teori gravitasi bumi. Atau siapa yang tak kenal Galilie
Galileo penentang doktrin gereja yang mengatakan bumi datar. Siapa yang tak kenal dengan mereka. Dunia
mengenal mereka. Sampai saat ini, Kenapa? Kenapa mereka bisa setenar itu bahkan mengalahkan popularitas
artis papan atas Hollywood yang dipuja banyak remaja?. Jawabannya hanya satu “mereka memiliki kemampuan
berpikir yang tinggi”.
Terus pertanyaannya adalah apakah kita bisa seperti mereka? Siapa bilang tidak. Bukankah kita sama-sama
dianugerahi potensi pikir oleh Allah. Tergantung seberapa besar kita gunakan. Berpikir milik semua manusia dari
konglomerat sampai konglo melarat. Dari insinyur sampai tukang dapur. Dari ilmuan sampai buta huruf. Dari
pejabat tinggi sampai kusir bendi. Dari ulama sampai pecintanya. Dari mafia kelas “kakap” sampai mafia kelas
“teri”. Tua maupun muda.
Berpikir merupakan kekuatan manusia untuk mempertahankan eksistensi dirinya sampai ajal menjemput. Artinya,
manusia hidup untuk berpikir, bila tidak manusia sudah mati. Dengan demikian berpikir adalah pekerjaan setiap
manusia.
Berpikir merupakan ciri khas manusia yang berkembang. Tanpa berpikir barangkali kita tidak akan mengecap
kemerdekaan sampai saat ini. Artinya apa yang kita nikmati hari ini sebut saja yang namanya kemerdekaan,
sejarah, bangunan yang kita tempati ini adalah hasil berpikir pendahulu kita.
Selanjutnya berpikir juga merupakan kegiatan belajar yang melibatkan daya intelektual. Kita teransang berpikir
ketika harus menjawab soal, memecahkan masalah dan mengambil satu keputusan dari sejumlah pilihan. Dalam
proses berpikir kita menggagas, mengolah gagasan, menimbang-nimbang, menghubungkan dan menemukan
hal-hal baru.
11
B. Klasifikasi Berpikir
Inilah tingkatan berfikir yang paling rendah. Pada tingkat ini pemikiran seseorang berkisar tentang
kebutuhan pokok sandang, pangan dan papan. Tetapi gambaranya terlalu sederhana. Bagaimana
makan esok hari, adalah menu utama berpikir tahap ini. Hal ini dialami oleh suku pedalaman. Dan
masyarakt terisolir.
2. Berfikir Ilmiah
Siapa orangnya? Mereka yang mengecap manisnya pendidikan, mereka yang merasakan segarnya
pengalaman menjadi terpelajar. Ya, mereka. Mereka berpikir secara sistematis, ilmiah untuk
membangun kebenaran ilmiah. Proses berpikir yang mereka panjang dari mengidentifikasi masalah,
mendiagnosis merumuskan, meneliti, menganalisa dan mendiskusikannya sampai pada sebuah
kesimpulan dan keputusan.
Merekalah yang menambah khasanah ilmu. Mereka berbicara tentang teori, sejarah, peradaban dan
membuktikan teori tersebut dalam bentuk penelitian yang rapi. Dan ujung-ujungnya mereka dikatakan
“ilmuan”.
3. Berfikir Amaliah
Who are They? Adalah orang-orang praktisi yang tidak hanya duduk membaca tapi juga berbicara.
Yang tidak hanya sebatas berbicara tapi juga bekerja. Yang tidak hanya rajin pada forum-forum seminar
tetapi juga berbagi bersama mereka yang papa. Ya mereka selalu nyata dengan ilmunya, dengan
imannya, dengan semua karunia Allah yang dianugerahkan padaNya. Mereka pecinta keadilan, yang
tak pernah diam menyaksikan penindasan.
Mereka guru ketika gagu, mereka sahabat ketika dada terasa sesak, mereka air ketika kerontang. Ya
merekalah pelita. Mereka adalah para Ulama dan Umara.
12
Cermati kasus berikut ini dengan teman sebangku.
Keith Ellison anggota senat Amerika yang beragama muslim, sempat mengguncang kenyamanan negeri
adi kuasa itu. Kehadiran Ellison di White House memunculkan kontroversi anggota senat yang lainnya. Ketika dia
akan disumpah dengan menggunakan Al-qur’an banyak kalangan Amerika katakutan. Maka berbagai opini
dibentuk untuk menggagalkan ritual sumpah itu. Tapi keputusan mahkamah tertinggi Amerika membolehkan dia
untuk disumpah dengan menggunakan al-qur’an yang jadi pegangan Thomas Jafferson. Tak berapa lama jejak
langkah Ellison diikuti oleh Andre Carson, seorang muslim yang juga disumpah dengan Al-Qur’an.
Amerika boleh jadi membumihanguskan Irak, memborbardir Palestina, meluluhlantakkan Afganistan.
Namun Islam tidak akan pernah mati. Dan kini penduduknya satu persatu menyatakan muslim. Kini bangunan
kebanggaan mereka harus rela diisi oleh orang yang juga bersyahadat samahalnya dengan orang Palestina, Irak
dan Afgan.
Kemukakan pendapat ananda tentang kasus di atas
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………...........................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………...........................................................................................................................
13
A. Pendahuluan
Setelah menamatkan MA KMI ini santri akan memasuki pendidikan lanjutan pada jenjang yang lebih tinggi yakni,
Perguruan Tinggi. Ananda bebas memilih berbagai perguruan tinggi dan spesifikasi ilmu yang beragam. Namun
satu hal yang perlu ananda ingat apapun pilihan ananda haruslah sesuai dengan kondisi dan potensi yang
ananda miliki. Berikut ini penjelasan Perguruan Tinggi tersebut.
Ada empat jenis Perguruan Tinggi yang dapat dimasuki setamat dari MA KMI ini yaitu: Universitas, Institut,
Sekolah Tinggi, dan Akademi atau lembaga kurusus keterampilan dan keahlian. Untuk penjelasan lebih
lanjut berikut akan dikemukakan karakter masing-masing jenis
1. Universitas
Lembaga Pendidikan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai cabang keilmuan.
Setiap cabang keilmuan diwakili dalam satu fakultas, setiap fakultas terdiri dari berberapa program
studi/jurusan yang akan menghasilkan tenaga yang lebih spesifik.
15
sistem ini. Siswa yang berprestasi di bidang olah raga, pernah menjuarai salah satu cabang olah raga
di berbagai turnamen daerah maupun nasional bisa diterima tanpa tes.
3. Tes PT
Tes Perguruan Tinggi merupakan tes yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi tertentu dalam
penyeleksian mahasiswa baru. Tes ini bersifat independen, yang diselenggarakan oleh Perguruan
Tinggi yang banyak diminati dengan passing grade yang tinggi. Contoh: UGM, UI. ITB, IPB.
4. Tes UMB: Ujian Masuk Bersama
Pelaksanaan tes ini dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi yang bekerjasama untuk
menyelenggarakan seleksi. Biasanya PT yang bergabung antara 5-10 perguruan tinggi.
Sistem ini juga memberikan peluang untuk memilih jurusan apapun di Perguruan Tinggi Negeri
( (Universitas dan Institut) manapun di Indonesia.
See You di PT
16
PT
Dan (ingatlah) ketika Tuhan mu berfirman kepada para malaikat, “aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak
dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bartasbih memuji-Mu dan menyucikan
nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS:
Al-Baqarah:30)
Mencermati ayat di atas terlihat ada misi AIlah dalam penciptaan manusia. Yaitu misi khalifa fil ardhi. Dengan
misi itu juga Allah menjadikan manusia Insannul Kamil, makhluk yang sempurna. Dikatakan makhluk sempurna
karena dianugerahi fisik, nafsu, akal yang tidak dimiliki secara lengkap oleh makhluk lain.
Anugerah istimewa itu memungkinkan manusia memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan mau jadi siapa,
mau jadi apa, hendak kemana, dan bagaimana dalam hidup ini. Untuk menjawab itu semua manusia haruslah
mengambil keputusan dalam hidupnya. Artinya tanpa pengambilan keputusan manusia belum bisa dikatakan
makhluk sempurna karena tidak memamfaatkan potensi akalnya. Karena pengambilan keputusan merupakan
hasil berpikir seseorang yang melibatkan inderawi.
Terkait dengan pengambilan keputusan, barangkali ananda sudah pernah bahkan sering melakukannya dalam
kehidupan ini. Contoh dekat saja ananda telah memutuskan untuk belajar di kampus bidadari ini. Walaupun
awalnya bukan keinginan ananda, yang jelas ananda sudah belajar disini dan bertahan sampai detik ini. “Ah, itu
kan karena orangtua saya, bukan saya”. Tapi tetap saja ananda telah memutuskannya.
Selanjutnya, berhubung sekarang ananda kelas XII, ananda juga harus mengambil keputusan untuk pendidikan
ananda selanjutnya. Kembali ke awal prangraf pertama pada bab ini keputusan yang ananda ambil tentunya
mempertimbangkan ananda mau jadi siapa, apa, hendak kemana dan bagaimana. Informasi sudah ananda
peroleh sekarang ambillah keputusan yang tepat sesuai dengan potensi yang ananda miliki. Untuk menentukan
pilihan itu ananda terlebih dulu kembali melihat diri secara menyeluruh.
17
Berikut ini langkah-langkah yang dapat ananda lakukan dalam pengambilan keputusan dengan metode analisa
“SWOT”
S: Strenght (Kekuatan)
Potensi diri yang mendukung pengambilan keputusan
W: Weakness (Kelemahan)
kekurangan yang ada pada diri sendiri yang kurang mendukung pengambilan keputusan.
O: Opportunity (Peluang)
Segala seseuatu yang dapat menunjang kekokohan keputusan yang ditetapkan
T : Traits (Ancaman)
Segala sesuatu yang dapat menggagalkan keputusan yang ananda ambil
Tentukanlah pilihan Perguruan Tinggi yang ananda inginkan, dengan langkah sebagai berikut
18
Saya setamat MA KMI ini menetapkan melanjutkan pendidikan
Tertawa tanpa sebab, normalnya tak ada! Kecuali gila. Dapat rizki tanpa usaha, tidak bakalan! kecuali rezki
nomplok, dapat emas batangan ketika menolong korban gempa. Terus besar tanpa kecil, ada,! godok ubi. Lulus
tanpa ujian. Ah masa sich, pasti nyogok.
Yap tak mungkin ada akibat kalau tidak ada sebab karena fitrahnya alam seperti itu. Ada hidup ada ujian. Ada
stimulus tentu ada respon. Ada belajar tentu ada tolok ukurnya.berhasil atau gagalkah proses belajar yang
dijalani selama ini. Mari diuji secara gentel hingga memang layak lulus sesuai standar nasional.
Tolok ukur kelulusan itu disebut Ujian Akhir Nasional. Melalui inilah terlihat berhasil atau tidaknya belajar yang
dijalani di KMI ini. Persiapan apa yang telah ananda lakukan?. Sudah rapikah materi pelajaran selama ini
terekam dalam memori ananda?. Hingga tika ujian hanya tinggal memanggil memori itu untuk bekerjasama
menyelesaikan ujian. Kalau sudah rapi. Yap, kelulusan telah ditangan ananda, selamat! Atau jangan-jangan
masih ragu untuk lulus UAN sehingga sibuk dalam ketakutan dan bayangan tak lulus. Tentu ketidaklulusan telah
ditangan ananda. Oh , jangan sampai bayangan itu jadi nyata. Menjauhlah dari keragu-raguan itu, karena
ketakutan tak mesti dijadikan teman saat menghadapi ujian.
Berikut ini akan dijelaskan persiapan apa yang mesti dilakukan dalam menghadapi UAN. Dengan tujuan ananda
percaya diri dalam menghadapinya. Karena suka atau tidak suka, mau tak mau UAN harus dihadapi dengan
peluru-peluru kecerdasan dan keimanan. Ananda harus menang kerena potensi pemenang itu ananda miliki. Yap
mari rinci dan rampungkan perbekalan menghadapi UAN.
.
Takdir lulus itu ada
dalam usahaku
19
A. Persiapan Fisik
1. Kesehatan
Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh merupakan hal yang esensial dalam mengahadapi UN.
Karena kondisi tubuh berpengaruh pada kesuksesan ujian. Jika ananda sakit menjelang atau ketika
ujian dan terjangkit 5L (lemah, letih, lesu, loyo dan lunglai) maka nilai UANnya juga 5L.
Untuk menghindari 5L tersebut, ada berapa hal yang perlu ananda lakukan:
a. Mengkonsumsi makanan bergizi, hindari
makanan instant.
b. Olahraga, hal ini dimaksudkan agar peredaran
darah merata ke seluruh tubuh. Karena biasanya mengahadapi UN otak banyak bekerja sementara
otot tidak bekerja seimbang sehingga darah terporsir ke otak. Untuk meyeimbangkannya dapat
dilakukan dengan olahraga.
2. Kecerdasan Intelektual
Peribahasa di atas menjelaskan bahwa hanya orang sehatlah yang bisa cerdas. Kecerdasan yang mampu
menjadikan seseorang itu sukses dalam prestasi akademik (intelektual), sukses dalam hubungan sosial
(emosional) dan sukses dalam beribadah (spritual).
Kecerdasan intelektual (Intelligency Quotient) yang dimaksud disini adalah kemampuan sesorang dalam
menerima, memahami menyimpan dan mengaplikasikan informasi yang melibat kan inderawinya.
Dalam menghadapi UAN kecerdasan ini meliputi kemampuan ananda dalam mencerna dan memahami
materi yang diberikan guru yang pada akhirnya mampu menyelesaikan ujian dengan benar.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana caranya agar ananda mampu memahami materi dan mampu
juga menyelesaikan ujian dengan benar.
Berikut ini hal-hal yang perlu menjadi perhatian bagi ananda:
Mulai benahi kebiasaan belajar dari sekarang
20
Lengkapi catatan ananda dengan tulisan sendiri atau jika ada buku cetak tandai penjelasan
inti dari materi. Karena hal ini lebih memudahkan ananda untuk menyerap dan memahami materi
tersebut.
Data materi pelajaran yang tidak ataupun kurang ananda pahami
Diskusikan dengan teman yang menurut ananda memiliki pemahaman yang bagus terhadap
materi tersebut.
Jika terbentur minta penjelasan guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Perbanyak latihan-latihan yang berkenaan dengan mata pelajaran yang diUNkan agar ananda
terlatih dalam menjawab soal.
Belajarlah dalam suasana yang memungkinkan ananda mampu berkosentrasi.
B. Persiapan Psikis
Persiapan fisik perlu di tunjang oleh persiapan psikis atau mental. Persiapan mental yang dimaksud disini
adalah santri betul-betul siap dalam mengahadapi ujian dengan cerdas secara emosi. Karena suasana
emosi mencerminkan kondisi psikis atau mental seseorang.
Pada kegiatan 3 pada buku ini dijelaskan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan dalam menata
perasaan, baik secara internal (diri) maupun eksternal (lingkungan).
Mantalitas yang dialami siswa detik-detik UN pada umumnya adalah: kecemasan, ketakutan, dan stress. Hal
ini terjadi karena membayangkan ketidaklulusan UN. Namun ada sebahagian siswa yang malah ber happy-
ria mengahadapi UN, karena terlalu kepedean akan lulus ujian. Sehingga detik-detik ujian diisi dengan
kegiatan yang hura-hura. Namun pada dasarnya hal itu dilakukan untuk melarikan diri dari ketakutan tidak
lulus.
Jika sebelum bertempur saja ananda sudah stress bagaimana dalam pertempuran?. Bisa jadi pingsan.
Diikuti oleh hasil ujian yang juga pingsan. Nah, untuk menghindari hal yang demikian, ananda perlu
melakukan beberapa hal berikut ini:
Optimis bahwa ananda bisa lulus.ini merupakan modal awal bagi ananda, kalau dalam diri
ananda ada semacam keoptimisan untuk lulus ananda pasti berkeinginan untuk mewujudkan itu
Kenali diri ananda. Maksudnya ananda tentunya tahu apa yang ananda inginkan sekarang dan
masa depan. wujudkan itu dengan lulus UN ini
Motivasi diri bahwa ananda terlahir menjadi pemenang sejak awalnya.maka pantang untuk
menyerah sebelum berjuang. Disamping itu buatlah kata-kata motivasi dan tempelkan tempat yang
mudah ananda lihat dan baca.
Perbanyak diskusi, karena dengan diskusi baik dengan teman maupun guru ananda bisa
merasakan langsung secara bersama keinginan semua orang untuk lullus UN
Belajarlah di tempat yang menyenangkan diri ananda agar kesegaran otak terjaga.
21
C. Persiapan Ruhiyah
Bila hati kian bersih
Pikiranpun akan jernih
Semangat hidup nan gigih
Prestasi mudah raih
Bila hati kian lapang
Hidup sempit terasa senang
Walau kesulitan datang
Dihadapi dengan tenang.
(Snada: Jagalah Hati)
Persiapan ruhiyah merupakan kesiapan hati kita dalam hubunganya dengan Allah Azza wa Jallah. Persiapan
ruhiyah ini termaktub dalam praktek cerdas secara spiritual yang lebih populer dengan Spritual Quotient.
Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan manusia untuk berhubungan dengan penciptanya dan
memaknai hubungan tersebut. Teori ini dipopulerkan oleh Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya yang
berjudul “Emotional Spritual Quotient” Dalam buku tersebut Ary menjadikan “Suara Hati” sebagai takaran
kecerdasan spiritual. Berpikir, berbuat dan bekerjalah dengan suara hatimu, karena dia tak pernah
menipumu, setidaknya begitu pesan yang tertangkap dari teori ini
Kecerdasan spiritual adalah muara dari kecerdasan-kecerdasan yang dijelaskan sebelumnya. Bisa
dipastikan jika seseorang memiliki kecerdasan spiritual yang bagus maka dua kecerdasan sebelumnya (IQ
dan EQ) akan mengikutinya. Sebagai contoh Rasulullah SAW yang tidak pandai tulis baca ternyata mampu
menjadi orang number one dalam sejarah peradaban dunia. Karena apa? Tidak lain dan tidak bukan beliau
memiliki kecerdasan spiritual. berpikir, berkata dan berbuat berdasarkan suara hatinya. Alhasil beliau
disegani oleh kawan maupun lawan.
Suara hati itu akan memjadi pengarah perilaku kita, bila kita dengan Sang Pencipta akrab. Bila kita
merasakan bahwa Dia selalu menatap kita dimanapun dan kapanpun. Merasakan bahwa dia selalu menjaga
kita dengan cinta kasih yang berlimpah. Terus kapan itu bisa kita rasakan? Ketika kita dekat denganNya?
Kapan kita merasa dekat? Sebagai orang Islam kita harus merasa dekat dengannya a nytime and anywhere.
Tapi seringkali rasa kedekatan itu kita rasakan disaat merasa butuh denganNya, yaitu ketika kita dalam
kesulitan. Kita memohon, menangis agar keinginan kita terkabulkan.
22
Barangkali ananda tidak asing dengan Asmaul Husna (nama-nama Allah) yang berjumlah 99 itu., masing-
masing namaNya memiliki makna yang luas yang menujukkan kemahaan Allah. Maka sepantasnyalah dan
hanya pada Dia kita bermohon agar yang kita cita-citakan tercapai.
Mulai saat ini juga perdekatkanlah diri denganNya. Dengan cara sebagai berikut:
Bersunyilah dengan Dia di sepertiga malam, pada saat alam semesta seakan lelap dalam
dengkur panjang. Berceritalah dengan Dia tentang segala sesuatu yang ananda inginkan
Yakinilah bahwa dia menatap penciptanya, menjaganya tanpa pernah tidur. Maka malulah
padaNya tika ada keinginan untuk menghalalkan segala cara dalam mencapai kelulusan. Tidak ada
istilah bahwa “jimat takambang jadi guru”. Karena Dia sangat membenci ketidakjujuran, penipuan dan
lain sebagainya.
Percaya dirilah karena Dia bersama kita, dan hanya padaNya kita memohon kejernihan akal,
sehingga dimudahkanNya.
Berusaha maksimallah dengan langkah-langkah yang dipaparkan tadi. Karena Dia mencintai
orang yang bekerja keras. Bersungguh-sungguhlah karena akan membawa pada keberuntungan.
Renungkanlah petikan lirik Dealova ini”
Hanya diriMu yang bisa membuatku tenang, tanpa diriMu aku merasa hilang………..dan sepi,………………dan
se……pi…………”
Ingat!!!! Allah beserta kita
23
KUALITAS DIRI (SELF QUALITY)
Macam2 kualitas diri Ciri-ciri
Kualitas iman dan takwa 1. Rohani yang tenang dan terkendali
2. Bersikap jujur pada diri sendiri dan orang lain
3. Mempunyai disiplin yang tinggi
4. Memiliki iman dan spiritual yang kuat
Kualitas kesehatan jasmani/rohani Fisik yang sehat
Hidup hemat, sehat dan bersahaja
Belajar dan bekerja lebih giat
Kualitas study dan karir Lulus dengan nilai terbaik
Berani mengambil resiko
Mencintai dunia belajar dan karir
Memunyai spesialisasi keahlian
Memiliki semangat dan kepribadian dalam
kompetensi belajar
Mampu menemukan peluang
Mengelola hidup dengan baik
Mampu menuangkan ide
Melakukan investasi
Kualitas harmonisasi keluarga Memiliki kepemimpinan yang baik
Memjadi figur yang bisa diteladani
Memiliki pasangan hidup yang mendukung impian
dan cita-cita di masa depan
Kualitas hubungan sosial Memiliki kepekaan sosial yang tinggi
Berinteraksi secara wajar dan bermamfaat
24
Delapan kecerdasan (multiple intellegences)
A. Data Diri
27
d. No Telp/HP :……………………………………………………
2. Ibu
a. Nama :……………………………………………………
b. Pekerjaan :……………………………………………………
c. Pendididkan terakhir :……………………………………………………
d. No Telp/HP :……………………………………………………
C. Harapan Sekolah di Diniyyah Puteri Padang Panjang
…………………………………………………………......................................................…………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………...........................................................................................................…….
……………………………………………………………………………………………......................................................
D. Kata-kata Motivasi Sang Juara
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
......................................................................
28
29
BIODATA SANTRI
TEKAD SANTRI
DAFTAR ISI
A. EVALUASI BELAJAR
1. Hakikat evaluasi belajar......................................................................................1
2. Macam-macam evalusi.......................................................................................2
3. Tugas..................................................................................................................3
C. EMOSI
1. Pengertian emosi................................................................................................6
2. Karakteristik dan klasifikasi emosi......................................................................6
30
3. Kecerdasan emosi..............................................................................................7
4. Tugas................................................................................................................. 8
D. BERFIKIR
1. Hakekat berfikir.................................................................................................9
2. Berfikir ilmiah...................................................................................................10
3. Berfikir amaliah...............................................................................................10
4. Tugas..............................................................................................................11
E. STUDI LANJUTAN
1. Jenis Perguruan Tingggi.................................................................................12
2. Status Perguruan Tinggi..................................................................................13
3. Progam Pendidikan di Perguruan Tinggi........................................................14
4. Jalur Memasuki Perguruan Tinggi..................................................................15
5. Persiapan Masuk Perguruan Tinggi................................................................15
F. PENGAMBILAN KEPUTUSAN..................................................................................15
G. KOMUNIKASI EFEKTIF
1. bahasa tubuh...................................................................................................18
2. komunikasi formal...........................................................................................18
3. komunikasi informal.........................................................................................19
I. MATERI SUPLEMEN
J. LAMPIRAN (REKAYASA MASA DEPAN)
31
1. PERGURUAN TINGGI YANG KU INGINKAN
...........................................................................................................................................
32
...........................................................................................................................................
Perguruan Tinggi
Jurusan
S: Strenght (Kekuatan)
Potensi diri yang mendukung pengambilan keputusan
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
W: Weakness (Kelemahan)
kekurangan yang ada pada diri sendiri yang kurang mendukung pengambilan keputusan.
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………O:
Opportunity (Peluang)
Segala sesuatu yang dapat menunjang kekokohan keputusan yang ditetapkan
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
T ; Traits (Ancaman)
Segala sesuatu yang dapat menggagalkan keputusan yang ananda ambil
33
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
KESULITAN BELAJAR
NO KESULITAN PENYEBAB ALTERNATIF PENANGANAN
KEBIASAAN-KEBIASAAN
NO KEBIASAAN POSITIF KEBIASAAN NEGATIF
34
(Cari Klipingnya, dan Tempelkan di Sini)
35
My Plan In The Life
1. Jangka Pendek
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
....................................................
2. Jangka Menengah
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
....................................................
3. Jangka Panjang
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
....................................................
36
37