Anda di halaman 1dari 3

PAJAK DAN KEDUDUKAN DALAM HUKUM SERTA

HAMBATAN DALAM PEMUNGUTAN PAJAK


Nama : Putu Mahayana
NIM : 2117051001 (01)

Seperti yang kita ketahui, Pajak merupakan pengutan wajib kepada orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang.
Kedudukan hukum perpajakan terdiri dari 2 bagian yaitu Hukum Perdata yang
dimana mengatur hubungan antara seorang individu dengan individu lainnya dan
Hukum Publik yang berkaitan mengatur hubungan antara pemerintah dengan
masyarakatnya. Selain itu, Hukum Publik terdiri dari Hukum Pajak, Hukum Tata
Usaha Negara, Hukum Tata Negara, dan Hukum Pidana. Dalam hal ini, bisa
dikatakan bahwa Hukum Pajak merupakan bagian dari Hukum Publik yang
dimana mengatur hubungan antara pemerintah (selaku pemungut pajak) dengan
masyarakatnya (selaku wajib pajak).
Hukum pajak terdiri dari 2 macam yaitu Hukum Pajak Materiil dan
Hukum Pajak Formil. Hukum Pajak Materiil adalah hukum yang memuat tentang
norma-norma yang menjelaskan tentang keadaan, perbuatan, objek pajak
( peristiwa hukum yang dikenai pajak), subjek pajak ( siapa yang dikenakan
pajak), tarif pajak (besaran pajak yang dikenakan), dan terkait timbul dan
hapusnya utang pajak. Contoh dari Hukum Pajak Materiil yaitu UU PPh dan UU
PPN. Lalu, Hukum Pajak Formil adalah hukum yang memuat tentang prosedur
atau tata cara untuk merealisasikan Hukum Pajak Materiil. Hukum ini juga
memuat mengenai prosedur penetapan utang pajak, hak fiskus, kewajiban wajib
pajak dan hak wajib pajak.
Dalam pemungutan pajak, terdapat 3 sistem pemungutan yaitu Official
Assessment System (wewenang kepada fiskus dalam menentukan besaran pajak
terutang), Self Assessment System (wewenang kepada WP dalam melaporkan
besaran pajaknya) dan With Holding System (wewenang kepada pihak ketiga
dalam memungut pajak kepada WP). Membahas mengenai pemungutan pajak,
pastinya ada hambatan dalam pemungutan pajak tersebut. Hambatan dalam
pemungutan pajak ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis hambatan yaitu
Perlawanan Pasif dan Perlawanan Aktif. Perlawanan Pasif merupakan hambatan
yang disebabkan karena kurangnya pemahaman mengenai peraturan dan sistem
perpajakan oleh masyarakat yang membuat masyarakat pasif dalam membayar
pajak. Lalu, Perlawanan Aktif merupakan hambatan yang disebabkan oleh
kesengajaan dari WP (wajib pajak) untuk melakukan penghindaran (tax
avoidance) atau pengelakan (tax evasion) dalam membayar pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Yasa, I Nyoman Putra. 2021. Dasar-Dasar Perpajakan Di Indonesia.
Prabandaru, Ageng. 2019. Ketahui Kedudukan Hukum Pajak di Indonesia.
https://klikpajak.id/blog/ketahui-kedudukan-hukum-pajak-di-
indonesia/. Diakses tanggal 11 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai