Anda di halaman 1dari 8

PERAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA TERHADAP HUBUNGAN

YANG HARMONIS DI JEMAAT GMII SYALOM MEDAN


Oleh:
Elisabeth Sitepu 1),
dan Rumenta Astuti Simangunsong 2)
Universitas Darma Agung, Medan 1,2)
E-mail :
Elisabeth.sitepu@yahoo.com 1)
dan mentamangunsong01@gmail.com 2,)

ABSTRACT
This study aims at determining the role of intercultural communication carried out by the
congregation of the GMII Syalom Church Medan having different cultural backgrounds and
finding out the supporting and inhibiting factors in conducting intercultural communication
carried out by the congregation of GMII Syalom Medan Church. Research method used is a
qualitative descriptive approach with data collection techniques through interviews,
document studies, observations and literature. The design of this research is expected to
provide abstract and general answers to questions arising in a basic research. Research f of
this indings show that (1) The patterns of intercultural communication carried out by the
congregations of the Church of GMII Syalom Medan with different cultural backgrounds are
in the form of symbolic intercultural communication patterns and direct intercultural
communication patterns (2) Supporting factors contained in this intercultural
communication process are the ability to communicate, attitudes to accept each other
differences, friendly attitude and courtesy, the ability to adapt, a sense of family in the
congregation, interest when communicating, and understanding of the Word of God.
Whereas the inhibiting factors of intercultural communication are individual character,
perception of communication actors, influence of other cultures, and language differences.
Keywords: Role of Intercultural Communication, Harmonious, Congregation of GMII
Syalom Medan Church
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran komunikasi antar budaya yang
dilakukan oleh jemaat-jemaat Gereja GMII Syalom Medan yang memiliki latar belakang
kebudayaan yang berbeda dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat
dalam melakukan komunikasi antar budaya yang dilakukan oleh jemaat-jemaat Gereja
GMII Syalom Medan yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda.Metode
penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan
data melalui wawancara, studi dokumen, observasi dan kepustakaan. Desain penelitian ini
diharapkan dapat memberikan jawaban secara abstrak maupun umum atas pertanyaan-
pertanyaan yang muncul dalam suatu penelitian dasar.Dari hasil penelitian ini ditemukan
bahwa (1) Pola komunikasi antarbudaya dilakukan oleh jemaat-jemaat Gereja GMII
Syalom Medan yang berlatar belakang kebudayaan berbeda ini berupa : pola komunikasi
antarbudaya simbolik dan pola komunikasi antarbudaya langsung (2) Faktor pendukung
yang terdapat pada proses komunikasi antarbudaya ini adalah adanya kemampuan
berkomunikasi, sikap saling menerima perbedaan, sikap ramah dan sopan santun,
kemampuan beradaptasi, rasa kekeluargaan di lingkungan jemaat, ketertarikan saat
berkomunikasi, dan pemahaman akan Firman Tuhan. Sedangkan faktor penghambat
komunikasi antarbudaya ini adalah watak individu, persepsi pelaku komunikasi, pengaruh
budaya lain, perbedaan bahasa.
Kata Kunci : Peran Komunikasi Antar budaya, Harmonis, Jemaat Gereja GMII Syalom Medan.

Keywords: Role of Intercultural Communication, Harmonious, Church Members of the GMII


Syalom Medan Church.

SOCIAL OPINION: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi , Volume 4 Nomor 2, Tahun 2019 (APRIL) ;85-92 1
I. PENDAHULUAN Adapun jumlah jemaat di GMII
Kebudayaan adalah sebuah kategori Syalom Medan berdasarkan pembagian
sosial. Kebudayaan dipahami sebagai segmen seperti yang dijelaskan diatas
seluruh cara hidup yang dimiliki oleh meliputi :
sekelompok masyarakat, ini adalah
pengertian kebudayaan yang bersifat Presentase kebudayaan pada jemaat
pluralis dan berpotensi demokratis GMII Syalom Medan Tahun 2019
yang telah menjelma menjadi titik
perhatian dalam sosiologi dan No Budaya Presentase
antropologi dan belakangan ini dalam
pengertian yang lebih lokal, dalam 1 Batak Toba 40%
ranah kajian budaya. Komunikasi antar
2 Batak Karo 25%
budaya memang mengakui dan
mengurusi permasalahan mengenai 3 Batak 10%
persamaan dan perbedaan dalam Simalungun
karakteristik kebudayaan antar pelaku-
pelaku komunikasi, tetapi titik 4 Nias 15%
perhatian utamanya tetap terhadap
proses komunikasi individu-individu 5 Etnis lainnya 10%
atau kelompok-kelompok yang berbeda (Ambon,
kebudayaan dan mencoba untuk Manado,
melakukan interaksi. Tionghoa,
Jawa, NTT)
Sebuah komunikasi yang dilakukan
oleh para pelaku komunikasi, masing- Total 100%
masing pihak akan mencoba
melakukan banyak hal agar komunikasi
Sumber: Data kantor GMII Syalom
yang mereka jalankan bisa berjalan lama
tahun 2019
dan efektif sehingga nanti bisa
membentuk sebuah interaksi yang baik. Sebagai gereja yang memiliki cukup
Komunikasi terjadi pada semua banyak jemaat dan berlatar belakang
kalangan, tidak memandang usia, ras, kebudayaan yang berbeda-beda, gereja
tingkatan masyarakat, pendidikan dan ini menjadi gereja yang sedikit berbeda
lain sebagainya. Dalam lingkungan dengan gereja-gereja yang hanya
gereja komunikasi sangatlah diperlukan. memiliki jemaat dari satu kebudayaan
Selain digunakan dalam beribadah, saja. Yang membedakan gereja ini
komunikasi juga dilakukan oleh jemaat- dengan gereja lain adalah proses
jemaat disuatu gereja untuk saling interaksi yang dilakukan oleh jemaat-
berinteraksi satu sama lain agar mereka jemaat yang berlatar belakang
bisa saling mengenal satu sama lain dan kebudayaan berbeda tersebut. Proses
juga bisa mengakrabkan diri satu sama interaksi yang dilakukan pastinya
lain. menggunakan komunikasi, yang mana
komunikasi ini berperan dalam
Gereja Misi Injili Indonesia merupakan
mewujudkan suatu interaksi yang baik
salah satu gereja di kota Medan, tepatnya
antar jemaat-jemaat tersebut.
di Kecamatan Medan Tuntungan. Gereja
Komunikasi dan interaksi yang baik
yang beralamat di Jalan Anggrek Raya
akan dapat mempermudah proses
No. 200. Komplek Pemda Tk. I ini bukan
adaptasi serta pemenuhan kebutuhan
merupakan gereja suku. Terdapat
selama berada di lingkungan gereja.
beberapa etnis dalam jemaat gereja ini
(multi etnis). Kondisi komunikasi yang baik
juga akan berpengaruh terhadap proses

2 PERAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA TERHADAP


HUBUNGAN YANG HARMONIS DI JEMAAT GMII
SYALOM MEDAN
komunikasi antarbudaya itu sendiri. 2. Menjelaskan mengenai faktor
Dimana kondisi komunikasi pendukung dan penghambat dalam
antarbudaya yang ada di gereja ini melakukan komunikasi antar budaya
cukup menarik untuk diteliti. Meskipun yang dilakukan oleh jemaat-jemaat GMII
budaya yang ada di gereja ini Syalom Medan yang memiliki latar
beragam, namun proses komunikasi di belakang kebudayaan yang berbeda.
gereja ini terbilang cukup berhasil dan
efektif. Hal ini terbukti dengan jarang 2. TINJAUAN PUSTAKA
sekali timbul adanya konflik yang Komunikasi menurut Berlson dan Steiner
diakibatkan oleh perbedaan budaya (1964) adalah penyampaian informasi,
pada jemaat-jemaat yang berlatar idea, emosi, keterampilan dan
belakang kebudayaan berbeda-beda seterusnya, melalui penggunaan simbol,
tersebut. Selain itu masing- masing angka, grafik dan lain-lain (Arifin,
pihak bisa saling berinteraksi satu sama 1998:25). Shannon dan Weaver (1949)
lain dengan cukup baik sehingga bisa mendefenisikan bahwa komunikasi
saling memahami budaya-budaya yang adalah bentuk interaksi manusia yang
ada dengan mudah terutama budaya saling pengaruh mempengaruhi satu
baru di lingkungan yang baru. sama lainnya, sengaja atau tidak
disengaja. Tidak terbatas pada bentuk
Berpedoman dengan latar komunikasi menggunakan bahasa verbal,
belakang yang telah diuraikan diatas, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
maka penelitian ini hendak menganalisis lukisan, seni dan teknologi (Cangara,
pokok permasalahan yang akan 2000:20).
dijabarkan kedalam suatu rumusan Pada dasarnya komunikasi antarbudaya
masalah sebagai berikut : adalah komunikasi biasa, yang menjadi
1. Bagaimanakah peran komunikasi perbedaannya adalah orang-orang yang
antar budaya pada jemaat-jemaat di terlibat dalam komunikasi tersebut
gereja GMII Syalom Medan yang memiliki berbeda dalam hal latar belakang
latar belakang kebudayaan yang budayanya. Komunikasi antarbudaya
berbeda? (Inter Cultural Communication) adalah
proses pertukaran fikiran dan makna
2. Apakah faktor pendukung dan antar orang-orang yang berbeda
penghambat dalam melakukan budayanya.(Mulyana, 2003:xi).
komunikasi antar budaya yang Memahami budaya masyarakat lain
dilakukan oleh jemaat-jemaat gereja merupakan satu hal yang sangat penting
GMII Syalom Medan yang memiliki latar dalam membangun komunikasi yang
belakang kebudayaan yang berbeda? efektif. Artinya, pemahaman dan
penerimaan yang kita lakukan terhadap
Adapun tujuan yang ingin budaya yang dimiliki oleh masyarakat
dicapai peneliti dalam penelitian ini lain yang memiliki budaya yang berbeda
disesuaikan dengan latar belakang dan menjadi satu dasar dalam membangun
rumusan masalah yang telah dijelaskan komunikasi yang efektif. Disinilah
diatas yaitu ingin menjelaskan dan komunikasi antarbudaya mempunyai
mendeskripsikan tentang : peranan yang sangat besar.
Proses komunikasi juga
1. Mendeskripsikan peran menyangkut kerangka pemikiran pihak-
komunikasi antar budaya yang pihak yang berkomunikasi,
dilakukan oleh jemaat-jemaat GMII karakteristik pengirim, penerima, jenis
Syalom Medan yang memiliki latar pesan dan media yang digunakan,
belakang kebudayaan yang berbeda maka untuk menghasilkan komunikasi
terhadap keharmonisan. yang efektif tidaklah mudah. Melalui
strategi yang baik, termasuk

SOCIAL OPINION: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi , Volume 4 Nomor 2, Tahun 2019 (APRIL) ;85-92 3
didalamnya menggunakan etika dan Metode ini juga memiliki prosedur
penggunaan ideologi yang memadai penelitian yang menghasilkan data
dapat menghasilkan komunikasi efektif deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
sebagaimana yang diharapkan. Jika lisan dari orang-orang dan perilaku yang
komunikasi yang kita lakukan berjalan diamati. Selain itu, penelitian ini
efektif, maka keharmonisan dalam berupaya mendeskripsikan, mencatat,
komunikasi pun bisa terwujud dengan menganalisis dan menginterpretasikan
mudah terutama dalam konteks kondisi yang sekarang ini terjadi.
komunikasi antarbudaya. Penelitian ini dilaksanakan di Gereja Misi
3. METODE PELAKSANAAN Injili Indonesia (GMII) Syalom Medan
Penelitian ini menggunakan metode yang beralamat di Jl. Anggrek Raya No.
deskriptif kualitatif. Teknik 200. Komplek Pemda Tk.I. Kec. Medan
pengumpulan data dengan wawancara, Tuntungan, Kota Medan.
studi dokumen, observasi dan
kepustakaan. Desain penelitian 4. HASIL dan PEMBAHASAN
merupakan suatu proses yang Analisis data adalah proses
diperlukan baik dalam suatu mengorganisasikan dan mengurutkan
perencanaan hingga pelaksanaan data ke dalam pola kategori dan suatu
penelitian. Namun, dalam arti yang lebih uraian dasar sehingga dapat ditemukan
sempit, desain penelitian hanya meliputi tema dan dapat dirumuskan hipotesis
pengumpulan serta analisis data saja. kerja seperti yang disarankan oleh data.
Desain penelitian ini diharapkan dapat (Moleong, 2008:208)
memberikan jawaban secara abstrak
maupun umum atas pertanyaan- Jadi peneliti menyimpulkan bahwa
pertanyaan yang muncul dalam suatu analisis data adalah upaya yang
penelitian dasar. bermanfaat untuk meneliti data yang
telah diperoleh dari beberapa informan
Menurut Moleong (2009:6), yang telah dipilih selama penelitian
penelitian kualitatif adalah penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna
yang secara holistic bermaksud untuk untuk menjelaskan dan memastikan
memahami hal apa yang dialami oleh kebenaran temuan penelitian. Analisis
subjek penelitian, baik itu perilaku, data ini telah dilakukan sejak awal
persepsi, motivasi, maupun tindakannya, penelitian dan bersamaan dengan proses
dan secara deskripsi dalam bentuk kata- pengumpulan data di lapangan. Setelah
kata dan bahasa. Sehingga dalam beberapa data-data terkumpulkan, yang
penelitian kualitatif ini bukan hanya digali dari beberapa informan untuk
sekedar penyajian data apa adanya menghasilkan temuan-temuan yang
melainkan juga berusaha dapat dianalisa dan dikaji serta dikaitkan
menginterpretasikan korelasi sebagai dengan pengakuan dalam fenomena saat
faktor yang ada yang berlaku meliputi berlangsungnya penelitian sehingga
sudut pandang atau proses yang sedang didapatkan hasil yang valid dan
berlangsung. mendalam. Selain itu juga dilakukan
analisis mengenai konfirmasi temuan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian selama penelitian dengan teori yang
kualitatif yang artinya peneliti lebih digunakan dalam penelitian agar
menekankan pada proses daripada hasil diperoleh hasil yang lebih valid lagi.
aktivitas. Selain itu, peneliti menganalisis Setelah itu ditarik sebuah kesimpulan
dari berbagai sudut pandang, artinya yang menjelaskan mengenai keseluruhan
bahwa peneliti tidak saja memperhatikan hasil penelitian yang telah dilakukan.
suara dan perspektif dari aktor saja, tapi
juga kelompok dari aktor-aktor yang Menurut Larry A Samovar
relevan dan interaksi antara mereka. sebagaimana dikutip oleh memberi

4 PERAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA TERHADAP


HUBUNGAN YANG HARMONIS DI JEMAAT GMII
SYALOM MEDAN
definisi tentang komunikasi antarbudaya belakang kebudayaan yang berbeda
sebagai satu bentuk komunikasi yang meliputi :
melibatkan interaksi antara orang-orang
yang persepsi budaya dan sistem 1) Kemampuan berkomunikasi
simbolnya cukup berbeda dalam suatu
komunikasi. Dalam pandangan Samovar Kemampuan berkomunikasi yang
dan kawan-kawan ini, komunikasi baik sangat diperlukan dalam
antarbudaya terjadi ketika anggota dari komunikasi antarbudaya. Dengan
dari suatu budaya tertentu memberikan komunikasi yang baik suatu pesan akan
pesan kepada anggota dari budaya yang lebih mudah untuk dipahami oleh
lain. Komunikasi antarbudaya sering penerima pesan. Hal ini dapat dilihat
melibatkan perbedaan-perbedaan dan melalui proses komunikasi yang
etnis, namun komunikasi antarbudaya dilakukan oleh jemaat di GMII Syalom
juga berlangsung ketika muncul Medan. Jemaat-jemaat ini mencoba untuk
perbedaan-perbedaan yang mencolok menjelaskan secara langsung pesan yang
tanpa harus disertai perbedaan- akan disampaikan kepada teman-
perbedaan ras dan etnis. (Darmastuti, temannya, dengan begitu diharapkan
2013:63). komunikasi bisa berjalan efektif karena
pesan yang ada langsung menuju ke
Berdasarkan hasil penyajian pokok pembahasan.
data yang telah diperoleh dapat 2) Sikap saling menerima perbedaan
ditemukan dan dianalisis bahwa proses
komunikasi antarbudaya yang dilakukan Sikap saling menerima
oleh jemaat-jemaat di GMII Syalom perbedaan merupakan suatu hal yang
Medan dengan latar belakang penting dalam menjalin suatu
kebudayaan berbeda dilakukan melalui komunikasi yang antar budaya yang baik.
proses tatap muka secara langsung, hal Dengan adanya penerimaan pada setiap
ini dilakukan agar masing-masing pihak perbedaan kebudayaan pada masing-
yang berkomunikasi bisa langsung masing pihak maka proses komunikasi
memberikan respon sehingga proses akan berjalan terus-menerus. Hal ini
komunikasi bisa berjalan lancar dan seperti yang dilakukan oleh jemaat-
terus menerus, selain itu proses jemaat di GMII Syalom Medan, yang
komunikasi juga dilakukan dengan mana mereka mencoba untuk saling
menggunakan simbol yang berupa menerima perbedaan latar belakang
komunikasi verbal dan komunikasi budaya antar sesama agar bisa saling
nonverbal. mengenal satu sama lain sehingga dapat
memahami kebudayaan masing-masing
Faktor pendukung merupakan hal dan dapat menciptakan komunikasi yang
penting yang harus diperhatikan dalam baik.
melakukan komunikasi antarbudaya,
karena faktor pendukung ini dapat Sikap saling menerima
membantu keberhasilan dalam perbedaan merupakan suatu hal yang
melakukan komunikasi antarbudaya penting dalam menjalin suatu
tersebut. komunikasi yang antar budaya yang baik.
Dengan adanya penerimaan pada setiap
Berdasarkan hasil penyajian perbedaan kebudayaan pada masing-
data-data yang diperoleh dari para masing pihak maka proses komunikasi
informan di lokasi penelitian, maka dapat akan berjalan terus-menerus. Hal ini
dianalisis bahwa faktor pendukung seperti yang dilakukan oleh jemaat-
dalam melakukan komunikasi jemaat di GMII Syalom Medan, yang
antarbudaya yang dilakukan oleh jemaat mana mereka mencoba untuk saling
GMII Syalom Medan yang memiliki latar menerima perbedaan latar belakang

SOCIAL OPINION: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi , Volume 4 Nomor 2, Tahun 2019 (APRIL) ;85-92 5
budaya antar sesama agar bisa saling menciptakan suatu komunikasi yang baik
mengenal satu sama lain sehingga dapat yang dapat dipahami oleh pelaku
memahami kebudayaan masing-masing komunikasi sehingga akan menciptakan
dan dapat menciptakan komunikasi yang komunikasi yang efektif.
baik.
8) Pemahaman akan Firman Tuhan
4) Kemampuan beradaptasi. Takut akan Tuhan adalah dasar
Kemampuan beradaptasi adalah terpenting dalam menjalin keharmonisan
salah satu hal yang sangat diperlukan dalam jemaat. Jemaat adalah satu
dalam melakukan komunikasi terutama kesatuan dalam Kristus, tidak peduli
komunikasi antarbudaya, apalagi jika apapun suku, bangsa dan rasnya (1
lingkungan tersebut merupakan Korintus 12:12-27). Dan hal yang juga
lingkungan yang baru bagi kita. Kita penting dalam menjalin hubungan
harus dapat beradaptasi agar kita dapat harmonis ini adalah dengan
melakukan komunikasi dengan orang- menempatkan kasih diatas segalanya,
orang yang ada di lingkungan baru seperti yang tertulis dalam Injil Matius
tersebut. Dengan melakukan adaptasi 22:39 “Kasihilah sesamamu manusia
kita juga dapat memahami dan mengenal seperti dirimu sendiri”
lebih dekat orang-orang yang ada di Faktor penghambat merupakan
sekitar kita. hal penting yang harus diperhatikan
dalam melakukan komunikasi
5) Rasa kekeluargaan di lingkungan
antarbudaya, karena dengan
jemaat
memperhatikan faktor penghambat ini
Rasa kekeluargaan yang terjalin maka dapat membantu keberhasilan
di jemaat GMII Syalom merupakan salah dalam melakukan komunikasi
satu kunci dari keharmonisan hubungan antarbudaya tersebut. Berdasarkan hasil
jemaatnya. penyajian data-data yang diperoleh dari
para informan di lokasi penelitian, maka
6) Adanya ketertarikan saat dapat dianalisis bahwa faktor
berkomunikasi. penghambat dalam melakukan
Adanya ketertarikan saat komunikasi antarbudaya yang dilakukan
berkomunikasi ini akan mempermudah oleh jemaat-jemaat GMII Syalom Medan
proses pelaksanaan komunikasi, yang memiliki latar belakang
terutama dalam hal komunikasi kebudayaan yang berbeda meliputi :
antarbudaya. Ketertarikan diperlukan
agar proses komunikasi yang dilakukan 1) Watak individu
bisa berjalan lancar dan menumbuhkan
Setiap komunikasi pada umumnya
keinginan untuk terus melakukan
dipengaruhi oleh watak komunikator
komunikasi.
dan komunikan itu sendiri. Jika
7) Bahasa dan lambang komunikator menunjukkan sikap
Bahasa dan lambang-lambang yang keakraban maka komunikannya juga
dipergunakan harus benar-benar dapat akan melakukan feedback yang serupa.
dipahami oleh kedua belah pihak, yaitu Namun sebaliknya jika komunikator
komunikator dan komunikan. Bahasa menunjukkan sikap yang kurang baik
dan lambang ini merupakan hal sangat maka bisa saja komunikan juga
penting dalam suatu komunikasi memberikan respon yang kurang baik.
khususnya komunikasi antarbudaya.
2) Persepsi pelaku komunikasi
Bahasa serta lambang merupakan alat
yang digunakan dalam berkomunikasi. Adanya suatu pemikiran atau
Bahasa dan lambang yang sesuai akan persepsi terhadap pelaku komunikasi

6 PERAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA TERHADAP


HUBUNGAN YANG HARMONIS DI JEMAAT GMII
SYALOM MEDAN
baik tentang kebudayaan atau yang lain, 2. Faktor pendukung dan faktor
mau tidak mau ikut mempengaruhi cara penghambat merupakan hal
orang dalam berkomunikasi di dalamnya. penting yang harus diperhatikan
Selain itu persepsi yang buruk akan dalam melakukan komunikasi
berdampak kurang baik bagi proses antarbudaya karena faktor-faktor
komunikasi bahkan bisa menghambat ini dapat membantu keberhasilan
jalannya proses komunikasi yang dalam melakukan komunikasi
dilakukan. antarbudaya tersebut. Ada banyak
3) Pengaruh budaya lain faktor pendukung dan faktor
penghambat yang dapat
Budaya yang kita miliki merupakan ditemukan dalam proses
hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi antarbudaya yang
melakukan komunikasi antarbudaya. dilakukan oleh jemaat-jemaat
Banyak hal bisa terjadi akibat perbedaan GMII Syalom Medan yang
budaya ini. memiliki latar belakang
kebudayaan berbeda. Faktor
4) Perbedaan bahasa pendukung yang terdapat pada
proses komunikasi antarbudaya
Semakin banyak suatu budaya yang
yang dilakukan oleh jemaat-
terdapat dalam suatu komunitas atau
jemaat di GMII Syalom Medan ini
sekolah mengakibatkan banyaknya
adalah kemampuan
bahasa yang ada. Bahasa merupakan hal
berkomunikasi, sikap saling
sangat penting dalam komunikasi.
menerima perbedaan, sikap
Perbedaan bahasa yang cukup banyak
ramah dan sopan santun,
dapat mengakibatkan ketidakefektifan
kemampuan beradaptasi, rasa
komunikasi yang dilakukan, sebab hal itu
kekeluargaan di lingkungan
dapat menimbulkan penafsiran dalam
jemaat, adanya ketertarikan saat
perbedaan bahasa.
berkomunikasi. Sedangkan faktor
5. SIMPULAN penghambat komunikasi
antarbudaya ini adalah watak
Berdasarkan hasil penelitian dan individu, persepsi pelaku
pembahasan yang telah dilakukan, maka komunikasi, pengaruh budaya
penulis menyimpulkan beberapa hal lain, dan perbedaan bahasa.
sebagai berikut :
1. Komunikasi antar budaya pada
jemaat yang berbeda latar
belakang kebudayaan berjalan 6. DAFTAR PUSTAKA
dengan baik. Peran komunikasi Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur
antar budaya yang baik tentunya Penelitian Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka
memberikan dampak yang positif Cipta.
pula terhadap hubungan yang Aw , Suranto. 2010. Komunikasi Sosial
harmonis terhadap jemaat di GMII Budaya . Yogyakarta : Graha Ilmu
Syalom. Keberagaman suku Darmastuti, Rini. 2013. Mindfullness
bangsa yang ada di jemaat GMII dalam Komunikasi Antarbudaya
Syalom Medan ternyata tidak .Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta
menjadi penghalang untuk Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi
jemaatnya menjalin hubungan Antarmanusia. Penerjemah : Agus
yang harmonis satu dengan yang Maulana. Jakarta : Profesional Books.
lain. Dengan kata lain, perbedaan ............................ 2005. Komunikasi Efektif
bila disikapi dengan baik bisa Suatu Pendekatan Lintasbudaya. Cet ke-2.
mendatangkan keharmonisan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

SOCIAL OPINION: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi , Volume 4 Nomor 2, Tahun 2019 (APRIL) ;85-92 7
…………….. 2009. Dasar-Dasar
Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Effendi, Onong Uchjana. 1986. Dinamika
Komunikasi. Bandung : Remaja Karya.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi
Teori & Praktek . Yogyakarta: Graha Ilmu
..........................., Jalaluddin Rahmat. 1996.
Komunikasi Antarbudaya : Panduan
berkomunikasi Dengan Orang-Orang
Berbeda Budaya. Cet ke-3. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Krisyantono, Rahmat.2012. Teknik
Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Liliweri, Alo. 2009. Makna Budaya
Dalam Komunikasi Antar Budaya.
Yogyakarta : PT LKIS Printing Cemerlang.
Mulyana, Deddy. 2014. Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja
RosdaKarya.
Porter, Michael, E. 2008. Strategi
Bersaing (Competitive Strategy).
Tangerang : Karisma Publishing Group
Sugiyono.2010. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung
: ALFABETA.
Susanto, Eko Harry. 2010. Komunikasi
Manusia Esensi dan Aplikasi Dalam
Dinamika Sosial Ekonomi Politik. Jakarta:
Mitra Wacana Media Persada.

SITUS INTERNET
https://www.kanalinfo.web.id/pengertian
-harmoni-harmonis-dan-harmonisasi
https://gmii.or.id/

8 PERAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA TERHADAP


HUBUNGAN YANG HARMONIS DI JEMAAT GMII
SYALOM MEDAN

Anda mungkin juga menyukai