Makalah Peng. Bahasa Kelompok 4
Makalah Peng. Bahasa Kelompok 4
Penulis Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................3
C. TUJUAN....................................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................5
A. SINTAKSIS...............................................................................................................6
B. SEMATIK..................................................................................................................7
C. PRAGMATIK............................................................................................................8
BAB III. PENUTUP..........................................................................................................9
A. KESIMPULAN .........................................................................................................10
B. PESAN.......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh masyarakat sekarang ini sudah
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, karena kebermanfaatannya yang sudah sangat
membantu dalam berbagai hal. Akan tetapi diperlukan implementasi sistem informasi
manajemen pendidikan yang tepat agar pelaksanaan dan pemanfaatannya optimal sesuai
dengan kepentingan dan sasaran dunia pendidikan. Implementasi sistem informasi
manajemen beserta komponennya telah menandai terjadinya revolusi peradaban yang
memungkinkan pekerjaan-pekerjaan dalam sistem organisasi dapat di selesaikan secara
cepat, akurat, efektif dan efisien.
Dalam hal ini yang menjadi kunci utama tercapai pemanfaatan sistem informasi
manajemen adalah komunikasi. Dengan adanya komunikasi yang baik akan tercipta
kejelasan terhadap suatu informasi. Manusia dalam bertutur, bercerita ataupun
menyampaikan informasi dapat dikatakan sebagai kegiatan berbahasa. Dalam kegiatan
berbahasa akan muncul kalimat-kalimat sebagai penyalur informasi. Maka dari itu terdapat
suatu ilmu ketatabahasaan yang disebut ilmu linguistik. Ilmu linguistik saat ini masih
dianggap sulit oleh sebagian besar manusia. Padahal ilmu linguistik merupakan ilmu yang
bersifat umum dan hanya mengkaji sebuah bahasa saja. Ilmu linguistik sejatinya merupakan
ilmu yang penting bagi penutur bahasa, karena untuk menciptakan komunikasi yang efektif
perlu memahami makna suatu bahasa dengan baik dan benar.
Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa
atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Bahasa sebagai objek kajian
linguistik dapat dibandingkan dengan fenomena-fenomena yang menjadi kajian dari bagian
ilmu lain. Dalam ilmu linguistik, banyak sekali cabang-cabang keilmuan yang dipelajari,
antara lain sintaksis, semantik, dan pragmatik. Berdasarkan uraian di atas, penulis
memaparkan sebuah makalah mengenai informasi sintaksis, semantik, dan pragmatik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sintaksis?
2. Apa yang dimaksud dengan semantik?
3. Apa yang dimaksud dengan pragmatik?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan mengenai pengertian dari sintaksis.
2. Untuk menjelaskan mengenai pengertian dari semantik.
3. Untuk menjelaskan mengenai pengertian dari pragmatik.
BAB II
PEMBAHAAN
A. INFORMASI SINTAKSIS
Dalam suatu organisasi informasi mempunyai peranan yang sangat penting. Tanpa
informasi, para anggota organisasi tersebut tidak dapat bekerja dengan efisien. Informasi
menurut Gaol (2008:7) adalah segala sesuatu keterangan yang bermanfaat untuk para
pengambil keputusan/manajer dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah
ditetapkan. Sedangkan menurut KBBI, informasi adalah keseluruhan makna yang
menunjang amanat yang terlihat dalam bagian-bagian amanat itu. Dapat disimpulkan
informasi merupakan keterangan yang memberikan manfaat seperti menambah
pengetahuan dan memudahkan pengambilan keputusan bagi si penerima.
Dalam unsur tata kebahasaan terdapat cabang ilmu bahasa (linguistic) yang
mengatur hubungan kata dengan kata lain atau dapat disebut stuktur bahasa yaitu
sintaksis. Sintaksis sering juga disebut sebagai ilmu tata kalimat. Ilmu yang lebih
memfokuskan kajiannya pada kata, kelompok kata (frasa), klausa, dan kajian yang
berkaitan dengan jenis-jenis kalimat. Jenis-jenis kalimat tersebut, meliputi kalimat
tunggal, kalimat majemuk, kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat transitif, dan kalimat
intransitive.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sintaksis adalah pengaturan
hubungan kata dengan kata atau satuan lain yang lebih besar; cabang linguistik tentang
susunan kalimat dengan bagian-bagiannya atau ilmu tata kalimat; subsistem ilmu bahasa
yang mencakup hal tersebut (sering dianggap bagian dari gramatikal; bagian lain ialah
morfologi). Sedangkan menurut Supriyadi (2014:1) sintaksis adalah bagian dari
tatabahasa yang membahas tentang kaidah penggabungan kata menjadi satuan gramatik
yang lebih besar yang disebut frasa, klausa, dan kalimat, serta penempatan morfem
suprasegmental (intonasi) sesuai dengan struktur semantik yang diinginkan pembicara
sebagai dasarnya.Dari segi etimologi, menurut Verhaar dalam Suhardi (2013:13) kata
sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata sun yang berarti dengan serta kata
tattein yang berarti menempatkan. Sehingga kata suntattein berarti.
B. INFORMASI SEMANTIK
Setiap kata demi kata tentulah memiliki sebuah arti. Bidang studi dalam linguistik
yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa ialah semantik. Kata semantik dalam
bahasa Indonesia (Inggris: semantics) diturunkan dari kata bahasa Yunani Kuno sema
(bentuk nominal) yang berarti "tanda" atau "lambang". Bentuk verbalnya adalah
semaino yang berarti menandai" atau "melambangkan". Yang dimaksud dengan tanda
atau lambang di sini sebagai padanan kata "sema" itu adalah tanda linguistic (Prancis:
signe linguistique) seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure dalam Chaer
dan Muliastuti (2014:3). Sudah disebutkan bahwa tanda linguistik itu terdiri dari
komponen penanda (Prancis: signifie) yang berwujud bunyi, dan komponen petanda
(Prancis: signifie) yang berwujud konsep atau makna.
Menurut KBBI, semantik adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat; pengetahuan
mengenai seluk beluk dan pergeseran arti kata; bagian struktur bahasa yang
berhubungan dengan makna ungkapan atau struktur makna suatu wicara. Sedangkan
menurut Cann (1994:1), semantik adalah ilmu tentang makna dan ilmu tentang makna
yang diekspresikan oleh kata, frase, dan kalimat dari bahasa manusia. Semantik
merupakan suatu bagian dari tata bahasa yang menyelidiki tentang tata makna atau arti
kata dan bentuk linguistik, yang berfungsi sebagai simbol dan peran yang dimainkan
dalam hubungannya dengan kata-kata lain dan tindakan manusia (Partanto dan Albarry,
1994:700). Matthews (1997:337) mendefinisikan arti sebagai hubungan antara bentuk
bahasa dengan sesuatu diluar bahasa, sedangkan makna didefinisikan sebagai hubungan
di antara kata itu sendiri di dalam bahasa. Dapat disimpulkan bahwa semantik adalah
ilmu tentang makna kata, frasa, maupun kalimat dalam sebuah bahasa. Semantik
merujuk kepada makna perkataan sedangkan sintaksis merujuk kepada struktur
kebahasaan.
Dalam satu bahasa, makna kata terkadang saling berhubungan dengan kata yang
lain. Hal ini dinamakan relasi makna. Relasi makna ini mewujud dalam berbagai jenis,
seperti homonimi, polisemi, sinonimi, antonimi, hiponimi dan meronimi. Darmojuwono
dan Kushartanti (2005:116) menjelaskan bahwa hiponimi adalah relasi makna antarkata
yang penulisan dan pelafalannya sama tetapi maknanya berbeda, contohnya ada pada
kata tahu, yang bisa diartikan sebagai jenis makanan dari ampas tempe tapi juga bisa
diartikan sebagai “paham”. Yang kedua adalah polisemi, merupakan kata yang memiliki
beberapa makna berhubungan. Bebeda dengan sinonimi yang merupakan relasi makna
antarkata yang maknanya sama. Selanjutnya antonimi, yang artinya relasi kata yang
bertentangan maknanya. Kelima ada hiponimi, adalah relasi makna berkaitan dengan
peliputan makna spesifik dan makna general. Dan selanjutnya ada meronimi, yaitu relasi
makna yang memiliki kemiripan dengan hiponimi karna di meronimi ini makna bersifat
hirarkis dan lebih menjelaskan makna bagian dengan makna keseluruhan, lebih jelasnya
bisa dilihat pada kata atap atau mungkin pintu dan jendela yang merupakan meronimi
dari kata rumah.
Semantik menurut Resmini (2014:48) memiliki tiga unsur yaitu:
1. Tanda dan lambang, adalah substitusi untuk hal lain. Oleh karena itu, tanda
memerlukan interpretasi. Contoh:tomat berwarna merah menandakan tomat sudah
matang.
2. Makna leksikal dan hubungan referensial. Makna leksikal adalah makna hubungan
antara kata-kata dengan unsur-unsur tertentu dalam sebuah peristiwa bahasa.
Hubungan antara kata, makna kata, dan dunia kenyataan disebut hubungan
referensial. Hubungan referensial adalah hubungan-hubungan yang terdapat pada,
antara a) kata sebagai satuan fonologis, yang membawa makna, b) makna atau konsep
yang dibentuk oleh kata, dan c) dunia kenyataan yang ditunjuk oleh kata.
3. Penamaan, adalah proses pencarian lambang bahasa untuk menggambarkan objek
konsep, proses, dan lain-lain. Berfungsi sebagai istilah, istilah-istilah akan menjadi
jelas bila diberi definisi, demikian pula nama. Istilah sama halnya dengan definisi,
keduanya berisi pembahasan tentang suatu fakta, peristiwa atau kejadian, dan proses.
Semantik merupakan subdisiplin linguistik yang objeknya adalah makna. Makna
dapat dikaji dari banyak aspek seperti teori maupun aliran. Terdapat dua jenis
semantic menurut Affandi dan Su’ud (2016:114), yaitu Leksikal dan Historis sebagai
berikut ini:
a. Semantik Historis, adalah semantik yang mengkaji sistem makna dalam rangkaian
waktu, bukan pada sejarah perubahan bentuk kata. Contohnya; kata juara dahulu
bermakna pengatur pesta atau hakim, pada suatu acara menyabung ayam, dan
sekarang telah dimaknai dengan seorang yang mendapat peringkat teratas dalam
suatu perlombaan.
b. Semantik Leksikal, merupakan kajian semantik yang lebih memuaskan pada
pembahasan sistem makna yang terdapat dalam kata. Semantik ini tidak terlalu
sulit, contohnya adalah sebuah kamus, dimana makna kata diuraikan di dalamnya
secara komplit.
B. PESAN
Mudah-mudahan makalah ini bisa diterima dengan baik oleh kawan-kawan semua,
kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2011. Pragmatik; Konsep Dasar Memahami Konteks Tuturan, (Online).
(https://www.researchgate.net/publication/283403378_
PRAGMATIK_KONSEP_DASAR_MEMAHAMI_KONTEKS_TUTURAN), diakses 8
September 2019
Affandi, A., dan Su’ud, M. 2016. Antara Takwa dan Takut (Kajian Semantik Leksikal dan
Historis Terhadap Al-Qur’an). Jurnal Al–Hikmah, (Online), 2016/Vol.4 (Nomor 2):114,
(http://jurnal.staiba.ac.id/index .php/alhikmah/article/download/21/19), diakses 8
September 2019.
Arifin, Z., dan Junaiyah. 2009. Sintaksis. Jakarta : PT Grasindo
Cann, R. 1994. Formal Semantics. New York: Cambridge University Press.
Chaer, A., dan Muliastuti, L. 2014. Makna dan Semantik, (Online),
(http://repository.ut.ac.id/4770/1/PBIN4215-M1.pdf), diakses 8 September 2019.
Darmojuwono, S., dan Kushartanti, U.Y. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami
Linguistik. Jakarta: Gramedia Utama
Gaol, C. J. L. 2008. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (Online),
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/), diakses 07 September 2019.
Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik: Introduction to Theoretic Linguistics. Jakarta: PT
Gramedia.
Leech, G. 1997. Prinsip-Prinsip Pragmatik. (Terj. Dr. M.D.D. Oka). Jakarta :UI Press.
Levinson, Stephent C. 1983. Pragmatics. Cambridge: Cambridge Univercity Press.
Matthews, Petter H. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford : Oxford
University Press.
Noortyani, R. 2017. Buku Ajar Sintaksis. Yogyakarta: Penebar Pustaka Media.
Parera, J. D (2004) Teori Semantik. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga.
Partanto, P.A., dan Albarry. 1994. Kamus Ilmiyah Populer. Surabaya: Arloka.
Pevensie, E. 2011. Sejarah Singkat Pragmatik. (Online),
(https://www.scribd.com/doc/48254615/SEJARAH-SINGKAT-PRAGMATIK), diakses 8
September 2019.
Resmini, N. 2014. Unsur Semantik dan Jenis Makna,(Online),
(http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_8.pdf), diakses 8
September 2019.
Suhardi. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Supriyadi. 2014. Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press.
Yuliana, R., dkk. 2013. Daya Pragmatik Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra
Indonesia dan Pengajarannya, (Online), 2013/Vol.2 (Nomor 1):3,
(https://media.neliti.com/media/publications/55012-ID-none.pdf), diakses 8 September
2019.