Anda di halaman 1dari 5

Nama : Esti Vera Yosa

Matkul : Ilmu Filsafat


Dosen : Ibu Farida

TUGAS P-4
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Apa hakikat Pengetahuan Subyektif dan Pengetahuan Objektif?


2. Bagaimana cara menembus Ruang dan Waktu?
3. Apakah setiap pertanyaan mempunyai jawaban?
4. Bagaimana kedudukan Objek Filsafat (yang Ada dan yang mungkin Ada) dalam konteks
Spiritualitas?
5. Bagaimana hubungan antara Wadah dan Isi?
6. Bagaimana Filsafat mampu menjelaskan Hukum Sebab-Akibat?
7. Apa persamaan dan perbedaan antara Ilmuwan dan Filsuf?
8. Apa saja sumber-sumber Ilmu dan bagaimana pembenarannya?
9. Bagaimana hubungan antara Etik-Etik dan Estetika-estetika yang ada di seluruh Dunia?
10. Bagaimana hubungan antara Psikologi dan Filsafat?

Pembahasan :
1. Hakikat Pengetahuan Subyektif dan Pengetahuan Objektif:
• Pengetahuan Subyektif adalah pengetahuan yang tergantung pada pandangan,
perasaan, atau pengalaman individu tertentu. Ini bersifat pribadi dan relatif, karena
berbeda-beda antara individu. Contohnya adalah preferensi rasa makanan, perasaan
cinta, atau kepercayaan agama.
• Pengetahuan Objektif adalah pengetahuan yang berdasarkan fakta dan data yang dapat
diverifikasi secara independen oleh banyak orang. Ini bersifat universal dan tidak
bergantung pada pandangan individu. Contohnya adalah hukum fisika, teori evolusi,
atau data sejarah yang terverifikasi.

2. Cara Menembus Ruang dan Waktu:


• Filsafat akan selalu menembus ruang dan waktu, karena bersifat relatif, tidak ada tolok
ukur mengenai semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Tidak ada yang dapat

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS


membenarkan dan menyalahkan semua hal yang ada dan yang mungkin ada. Semua
bergantung bagaimana kita memikirkannya, dari sisi atau segi apa kita melihat dan
memikirkannya. Mengingat bahwa filsafat berbicara mengenai yang ada dan yang
mungkin ada maka, tidak ada yang dapat membatasi pikiran kita, sehingga tidak ada yang
bisa membatasi filsafat.
• Manusia itu mempunyai dimensi yang lengkap, yaitu dimensi material, spiritual, formal,
dan normative. Karakter menembus ruang dan waktu dalam material, sebagai contohnya,
apabila kita terjun dari pesawat menggunakan parasut, saat itu lah kita menembus ruang
dan waktu secara material dengan menggunakan parasut. Menembus ruang dan waktu
secara formal adalah dokumen (SK kenaikan jabatan). Sedangkan pikiran diri sendiri,
filsafat itu menembus ruang secepat kilat, pikiran kita bisa di Jakarta, kemudian ke
Melbouren,dan seterusnya begitu cepat, merupakan contoh menembus ruanag dan waktu
secara normaltif. Dalam spiritual menembus ruang dn waktu adalah doa, kita tahu bahwa
doa lebih cepat dari pikiran.
• Bahkan sebuah batu menembus walaupun duduk disitu selamanya, sadar maupun tidak
sadar batu juga menembus ruang dan waktu. Batu akan mengalami pengkikisaan karena
hujan dan panas.
• Ruang dalam filsafat dapat meliputi normatif, formal, material, spiritual, suami istri, anak,
dosen, mahasiswa, yang ada dan yang mungkin ada.
• Menembus ruang dan waktu secara formal, Ini berkaitan dengan waktu, Imannuel Kant
membagi waktu menjadi tiga, yaitu waktu yang berurutan, berkelanjutan, dan
berkesatuan. Untuk memahami waktu kita membutuhkan ruang. Dalam menunjukan
waktu, biasanya kita menggunakan jam, jam itulah sebagai ruang.
• Metodologi menembus ruang dan waktu, yaitu
o pemahaman kita tentang fenomenologi (Husserl) menembus ruang dan waktu.
o pemahaman tentang fondasionalism dan anti fondasionalism. Apa itu yang
dimaksud dengan fenomenologi? Fenomenologi terdiri dari idealisasi dan
abstraksi. Idealisasi adalah menganggap sempurna yang ada, hanya saja karena
di dunia ini tidak ada yang sempurna. Abstraksi, sebenar-benar manusia itu
abstraksi karena manusia hanya dapat dipilih dan memilih, hanya melihat satu
atau beberapa dari banyak titik dan tidak akan bisa meihat keseluruhan dalam

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS


waktu yang bersamaan. Manusia hanya bisa melihat apa yang ada di depan kita,
dan tidak akan pernah bisa melihat apa yang ada dibelakang mata kita. Dapat
dikatakan bahwa hakikat abstraksi adalah reduksi. Abstraksi atau reduksi pikiran
berarti tidak perlu memikirkan apa yang tidak perlu dipikirkan.
o Tokoh dari filsafat fondasionalism dan antitesisnya antifondasionalism adalah
Brouer. Contoh kaum fondasionalism adalah semua umat beragama karena
mereka mayakini bahwa Tuhan sebagai “Causa Prima”. Inilah fondamennya orang
beragama. Selain itu, orang yang sudah menikah juga sebagai kaum
fondasionalism dengan fondamennya ijab qabul.
o Jika kita tahu kapan kita memulai maka pastilah itu fondasionalism. Sebaliknya
jika kita tidak tahu kapan dimulainya maka itulah intuisi. Sebagai contoh, kapan
kita mulai tahu jauh dan dekat, kapan kita mulai besar dan kecil, kapan kita mulai
tahu sebentar dan lama, kapan kita tahu cinta, dan lain sebagainya. Itu semua
merupakan intuisi.

3. Setiap Pertanyaan Memiliki Jawaban:


Dalam berfilsafat, setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan akan menimbulkan lebih
banyak lagi pertanyaan. Kemungkinan lain adalah bahwa ada beragam jawaban yang ditawarkan
para filosof atas satu pertanyaan, sehingga bisa membingungkan.
Namun demikian, menganalisa berbagai jawaban ini merupakan bagian dari berfilsafat itu
sendiri. Jadi, jika filsafat hanya membuat kita ‘bingung’ dan tidak mampu menyodorkan
‘jawaban’ yang siap pakai, maka untuk apa kita susah payah belajar filsafat, apalagi berfilsafat?
Tentu saja, jawaban dari pertanyaan ini adalah tergantung pada diri Anda.

4. Kedudukan Objek Filsafat dalam Konteks Spiritualitas:


Filsafat dan spiritualitas adalah dua domain berbeda, meskipun terkadang saling terkait. Filsafat
adalah upaya pemikiran kritis dan rasional untuk memahami dunia dan pertanyaan-pertanyaan
mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, dan etika. Sementara spiritualitas lebih berkaitan
dengan pengalaman pribadi, nilai-nilai, dan pertanyaan tentang makna hidup. Namun, ada filsuf
yang mempertimbangkan aspek-aspek spiritual dalam pemikirannya, dan ada pertanyaan
filosofis yang berkaitan dengan spiritualitas.

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS


5. Hubungan antara Wadah dan Isi:
Konsep wadah dan isi sering digunakan dalam filsafat untuk menggambarkan hubungan antara
struktur atau konteks (wadah) dengan konten atau makna (isi). Misalnya, dalam filsafat
bahasa, sebuah kalimat (wadah) dapat membawa makna atau proposisi (isi). Hubungan ini
menunjukkan bagaimana struktur atau wadah membentuk cara kita memahami atau
menginterpretasikan isi.

6. Filsafat dan Hukum Sebab-Akibat:


Filsafat mampu menjelaskan konsep hukum sebab-akibat secara konseptual dan analitis.
Filsafat dapat membantu dalam memahami dasar-dasar logis dari hukum sebab-akibat, serta
mempertimbangkan masalah filosofis yang mungkin muncul, seperti pertanyaan tentang
determinisme versus kebebasan.

7. Persamaan dan Perbedaan antara Ilmuwan dan Filsuf:


• Persamaan: Keduanya berusaha memahami dunia dan fenomena di sekitar mereka.
Keduanya menggunakan pemikiran kritis dan metode penelitian.
• Perbedaan: Ilmuwan berfokus pada metode empiris dan eksperimental untuk memahami
fenomena alam, sementara filsuf lebih cenderung mempertanyakan konsep, nilai-nilai,
dan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang mendasar.

8. Sumber-sumber Ilmu dan Pembenarannya:


• Sumber-sumber ilmu melibatkan pengumpulan data, observasi, eksperimen, dan analisis
empiris. Pembenarannya melalui metode ilmiah yang mencakup verifikasi, reproduksi
hasil, dan uji coba hipotesis.

9. Hubungan antara Etika dan Estetika di Seluruh Dunia:


• Hubungan antara etika (moral) dan estetika (keindahan) dapat bervariasi di seluruh
budaya. Beberapa budaya mungkin menghubungkan nilai-nilai etika dengan estetika
dalam seni atau ekspresi budaya, sementara yang lain mungkin memisahkan keduanya. Ini
adalah bidang penelitian dalam etnologi dan filsafat budaya.

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS


10. Hubungan antara Psikologi dan Filsafat:
Psikologi adalah studi tentang perilaku dan proses mental manusia, sedangkan filsafat adalah
pemikiran kritis tentang pertanyaan mendasar. Keduanya dapat saling melengkapi dalam
memahami aspek-aspek manusia, seperti etika, kesadaran, atau filsafat pikiran. Misalnya,
filsafat pikiran dapat menggali pertanyaan tentang sifat kesadaran, sementara psikologi
menyediakan data empiris untuk mendukung atau menantang pandangan tersebut.

TUGAS-FILSAFAT ILMU FARIDA YS

Anda mungkin juga menyukai