Anda di halaman 1dari 259

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... iii


DAFTAR ISI ...................................................................................... v
PENDAHULUAN
Konsep dan konstruk Perencanaan dalam pembelajaran
tematik ....................................................................................1
BAB I KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN ........ 7
DefinisiPerencanaan Pembelajaran ....................................... 7
Tiga Aktivitas Utama Perencanaan Pembelajaran ............... 12
Manfaat Desain Pembelajaran ............................................ 15
Rambu-rambu Perencanaan Pembelajaran ......................... 16
Simpulan ............................................................................. 16

BAB II DASAR-DASAR PENGEMBANGAN PERENCANAAN


PEMBELAJARAN ........................................................ 17
Filosofi Pengembangan Perencanaan Pembelajaran .......... 19
Teoritik Pengembangan Perencanaan Pembelajaran ......... 24
Praktik Pengembangan Perencanaan Pembelajaran ........... 35
Simpulan ............................................................................. 36

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN TUJUAN


PERENCANAAN PEMBELAJARAN ........................... 37
Analisis Tujuan Pembelajaran ............................................. 37
Pengembangan Tujuan Pembelajaran ................................ 38
Simpulan ............................................................................. 40

BAB IV PERENCANAAN MATERI PEMBELAJARAN .................. 41


Struktur Materi Ajar .............................................................. 41
Jenis Materi Ajar .................................................................. 42
Pengembangan Perencanaan Materi Ajar ........................... 43
Simpulan ............................................................................. 43

BAB V PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN ............ 45


Pengertian Strategi Pembelajaran ....................................... 45
v
Macam-macam Strategi Pembelajaran ................................ 47
Merencanakan strategi pembelajaran .................................. 68
Simpulan ............................................................................. 69

BAB VI PERENCANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ............. 71


Konsep Kegiatan Pembelajaran .......................................... 71
Model dan Desain Kegiatan Pembelajaran .......................... 73
Perencanaan Kegiatan Pembelajaran ................................. 77
Perencanaan Kegiatan Inti Pembelajaran ............................ 77
Perencanaan Kegiatan Penutup Pembelajaran ................... 78
Simpulan ............................................................................. 79

BAB VII PERENCANAAN MEDIA PEMBELAJARAN ................... 80


Pengertian Media Pembelajaran .......................................... 80
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ........................... 81
Jenis-jenis Media Pembelajaran .......................................... 83
Perencanaan media Pembelajaran ...................................... 85
Simpulan ............................................................................. 85

BAB VIII PERENCANAAN PENGELOLAAN KELAS


PEMBELAJARAN .......................................................... 86
Konsep Pengelolaan Pembelajaran ..................................... 86
Manfaat Pengelolaan Pembelajaran .................................... 88
Model Pengelolaan Kelas Pembelajaran ............................. 88
Simpulan ............................................................................. 89

BAB IX PERENCANAAN PENILAIAN PEMBELAJARAN ............. 90


Kisi-kisi Penilaian Pembelajaran .......................................... 90
Teknik Penilaian Pembelajaran ........................................... 92
Instrumen Penilaian Pembelajaran ...................................... 94
Penyusunan Perencanaan Penilaian Hasil Belajar .............. 95
Simpulan ............................................................................. 95

BAB X MODEL DESAIN PERANCANAAN PEMBELAJARAN ...... 97


Konsep Desain Perencanaan Pembelajaran ....................... 97
Model Desain Perencanaan pembelajaran .......................... 98
Perkembangan Kurikulum di Indonesia ............................. 100
Simpulan ........................................................................... 102

vi
BAB XI RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN TEMATIK .......................................... 103

PENUTUP ..................................................................................... 215


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 219
GLOSSARY .................................................................................. 223
LAMPIRAN ................................................................................... 225
BIODATA ..................................................................................... 249

vii
viii
Perencanaan Pembelajaran

PENDAHULUAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN;
KONSEP DAN KONSTRUK DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK

Beryukur kehadirat Allah Swt atas rahmat-Nya bahwa buku ini


ada pada tangan para pembaca yang budiman. Buku ini
didedikasikan untuk membuka jalan bagi yang berkehendak untuk
pengembangan profesinalisme guru. Satu tanda professional,
seorang guru hendaknya dapat update informasi terhadap
perkembangan tugas-tugas profesional yang digelutinya.
Tugas professional guru yang perlu diupdate adalah tentang
kesediaannya dalam mengembangkan perencanaan. Perencanaan
merupakan satu dari kewajiban guru yang harus dikuasai yaitu
merencanakan, melaksankan, menilai dan mengevaluasi
pembelajaran.
Saat buku ini ditulis, penulis membayangkan dan merasakan
seandainya melakukan perencanaan pembelajaran untuk
pembelajaran secara real teaching. Tepat satu hari sebelum
pembelajaran berlangsung, meskipun meyakinkan diri bahwa proses
pembelajaran tanpa disusun perencanaan pembelajaranpun dapat
berlangsung. Tetapi tidak bisa hal itu terjadi, karena dalam pikiran
terdalam sebagai seorang guru muncul pertanyaan yang mewakili
dasar-dasar pengembangan perencanaan pembelajaran misalnya,
apa yang akan diajarkan besok hari? Bagaimana mengajarkannya?
Bagaimana mengetahui bahwa siswa telah mencapai tujuan
pembelajaran? pertanyaan itu hanya terjawab apabila guru segera
menyusun perencanaan pembelajaran. Intinya perencanaan
pembelajaran dapat disusun dengan mengajukan pertanyaan
sederhana di atas.
Atas dasar pertanyaan itu, perencanaan pembelajaranpun
dapat disusun, akhirnya gurupun tahu dengan jelas kedalaman dan

1
Asep Ediana Latip

keluasan materi yang diajarkan, alokasi waktu yang dibutuhkan,


langkah pembelajaran yang akan digunakan serta alat penilaian yang
akan dijadikan istrumen untuk mengetahui pencapaian penguasan
hasil belajar. Lebih dari itu, dalam konteks pembelajaran tematik,
guru seyogyanya memperhatikan makna dari tema yang sedang
diajarkan. Karenanya perencanaan pembelajaranpun seyogyanya
disusun untuk memaknai tema dalam berbagai aspeknya
(meaningfull learning).
Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan enjoy (joyfull
learning), setuju dengan yang berpendapat bahwa nerveous itu ada,
sehebat apapun persiapannya selalu saja nerveous. Dan nerveous
menjadi salah satu alasan pembelajaran tidak terjadi menyenangkan.
Tetapi para ahli retorika menasihati bahwa nerveous tidak bisa hilang
dari manusia, karena itu sifat dasar kemanusiaan, yang bisa
dilakukan oleh seorang orator, bahkan guru adalah mendesain
bahan-bahan yang akan diajarkan, dengan begitu nerveouspun
menjadi berkurang dan pada akhirnya pembelajaran menjadi
menyenangkan atau bahkan appealing; menarik. Dirasakan betul,
bahwa apabila kesiapan diri dalam pembelajaran dimulai dari
perasaan senang karena siap dengan perangkatnya, maka aura
senang tersebut dapat menular kepada peserta didik, sudah
dipastikan proses pembelajaranpun tercipta kondisi yang
menyenangkan. Siswa pun dapat ikut merasakan aura positif yang
terpancar dari guru.
Itulah sebabnya buku ini hadir dihadapan Anda, berbagi
pengalaman yang berharga atau paling tidak menyimpan
pengalaman berharga ini dalam sebuah buku yang berharap dapat
menginspirasi, menyimpan memori, dan bahkan kajian ilmiah dalam
pengembangan perencanaan pembelajaran. inilah yang ingin
dijelaskan kepada pembaca, dengan mengharap Ridha dan
RahmatNya bahwa buku ini ditulis merupakan pengalaman penulis
dalam melakukan pembelajaran, meskipun pembelajaran itu
berlangsung pada jenjang perguruan tinggi namun akhir dari capaian
pembelajaran tersebut bahwa lulusannya dapat menjadi guru.
Sebetulnya dari tingkat kesulitannya bahwa desain perencanan
pembelajaran pada jenjang perguruan tinggi adalah
mempertimbangkan dua hal yaitu berupaya menciptakan proses
pembelajaran yang menantang untuk level mahasiswa dan sekaligus
mefasilitasinya agar lulusannya memiliki keterampilan merencanakan

2
Perencanaan Pembelajaran

pembelajaran untuk kemudian dapat merencanakan pembelajaran


untuk jenjang pendidikan dasar dengan peran sebagai guru kelas.
Berperan sebagai guru kelas pada jenjang pendidikan dasar,
ibarat berperan sebagai seorang dokter umum, peran itu memiliki
kemampuan yang multidisiplenery, ibarat kata adalah dapat
melakukan proses pembelajaran dengan muatan dari berbagai
disiplin ilmu seperti IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dan
bahkan sebagai konselor, serta bisa jadi pembelajaran seni serta
pendidikan jasmani, olaharaga dan kesenian. Tetapi sebenarnya,
dalam konteks pembelajaran tematik, guru kelas tidak mengajarkan
disiplin ilmu tersebut, yang jelas adalah mengajarkan tema, karena
itulah disebut pembelajaran tematik. Meskipun jika dilihat dari struktur
kurikulum muatan disiplin ilmu tersebut disebutkan plus sebagai
nama mata pelajarannya, kemudian disebutkan pula tema-tema yang
menggamit mata pelajaran tersebut sebagai pengintegrasian. Namun
yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran tematik atau
pembahasan mengenai tema berhenti pada desain lebih tepatnya
pada pemetaan tema.
Pembelajaran tematik berbeda dengan pembelajaran
broadfield, pembelajaran tematik bersifat integrative dengan
menggamit tema secara multidisiplin, sementara pembelajaran
broadfield bersifat parsial terbatas secara monodisiplin. Keberadaan
pembelajaran tematik yang menggamit secara multidisiplin, dapat
berdampak pada desain perencanaan pembelajaran. Desain
perencanaan pembelajaran tematik dengan broadfield tentu berbeda
dalam beberapa aspek, diantaranya dalam alokasi waktu, muatan
materi pelajaran dan capaian pembelajaran akhir.
Dalam pelaksanaan pembelajarannya masih berbasis mata
pelajaran misalnya jika tema pembelajaran tentang diriku kemudian
jika dipetakan dapat menggamit muatan mata pelajaran IPA, IPS dan
Matematika, maka jika alokasi waktunya adalah sehari pembelajaran
apabila pembelajaran itu kelas satu maka pada saat pembelajaran
tematik adalah dibagi menjadi tiga space waktu yaitu space waktu
untuk pembelajaran IPA, space yang lain untuk IPS dan space
lainnya lagi untuk Matematika, yang dilupakan adalah temanya.
Mungkin ini pula yang perlu direnungkan, bahwa tematik yang
berlangsung adalah tematik semu buka tematik murni, karena tematik
murni adalah membahas tema maka kemudian tidak ada lagi mata
pelajaran, sarannya adalah mata pelajaran harus dihilangkan dalam

3
Asep Ediana Latip

struktur kurikulum, sebaiknya bahas saja tema tidak perlu ada


pemetaan tema yang menggamit mata pelajaran tetapi pure tema.
Karena begitulah untuk menciptakan guru di jenjang pendidikan
dasar, jika hal ini dipertahankan, maka yang terjadi adalah semua
lulusan prodi yang lain dapat masih mungkin untuk mengajar pada
jenjang pendidikan dasar MI/SD, karena misalanya lulusan IPA masih
punya peluang untuk mengajarkan IPA di jenjang pendidikan dasar,
karena kenyataanya masih disebutkan mata pelajaran IPA dan
seterusnya, tetapi apabila mata pelajaran itu dihilangkan yang ada
adalah tema yang dibelajarkan kepada peserta didik maka tidak ada
pintu lain untuk masuk pada jenjang pendidikan dasar selain lulusan
pendidikan guru madarasah Ibtidaiyah atau pendidikan dasar atau
pendidikan sekolah dasar.
Menarik lagi penilaian pembelajaranpun yang dijadikan
standar adalah penguasaan tema, sementara ini inkonsisten
pembelajaran diharapkan tema tetapi buku dan sumber belajar yang
beredar adalah tema yang menggamit mata pelajaran dan pada
akhirnya penilaian akhirpun menjadi mata pelajaran kembali.
Akhirnya temanya tidak disebutkan lagi dalam penilaian akhir.
Sayang sekali, padahal tema tersebut menggambarkan bahwa
apabila peserta didik menuju pada jenjang selanjutnya dapat
mengetahui kajian yang sesungguhnya dari tema itu. Karena untuk
menjadi guru kelas, sulit bahwa seorang guru dapat menguasai
semua disiplin ilmu secara mendalam. Karena itu tidak perlu bahwa
peserta didik tahu sedang mempelajari mata pelajaran, tetapi yang
perlu tahu itu adalah tema pembelajaran dan bahkan sebaiknya
gurunya pun mempelajari tema pembelajaran.
Persoalan itu dapat diselesaikan apabila guru memahami
konsep dasar pembelajaran tematik seutuhnya bukan secara parsial
atau semu. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran tematik yang
dikembangkan dalam buku ini mencoba menawarkan gagasan
tematik yang tidak lagi berbasis pada mata pelajaran tetapi pure
tema, meskipun pada akhirnya berbenturan dengan kebijakan
pelaksanaan pembelajaran tematik, harapannya bahwa pemikiran ini
dapat menjadi pertimbangan untuk kemudian diredisain ulang
penyusunan kurikulum tematik pada jenjang pendidikan dasar. Tidak
perlu ragu untuk merendesain ulang, karena pada hakikatnya semua
tema tersebut dapat dikaji secara mendalam dari berbagai disiplin
ilmu, hanya perlu tekad will untuk melakukan perubahan kearah yang

4
Perencanaan Pembelajaran

lebih baik, karena dasar filosofinya jelas tematik itu mengakomodasi


karakteristik berpikir peserta didik yang konkrit dan holistic, kalau
berbasis mata pelajaran lagi itu namanya parsial atau kalau dalam
dunia kedokteran itu spesialis. Lulusan pada jenjang pendidikan
dasar MI/SD buka untuk menjadi spesialis tetapi mendasari untuk
menuju seoran ahli dalam disiplin mata pelajaran tersebut.
Gagasan yang dibangun dalam buku ini diuraikan secara
sistematis dalam 12 bab yaitu konsep dasar perencanaan
pembelajaran, dasar pengembangan perencanana pembelajaran,
konsep dasar pembelajaran tematik, analisis tujuan pembelajaran,
pengembangan materi ajar, pengembangan perencanan strategi
pembelajaran, perencanan media pembelajaran, perencanaan
sintaks pembelajaran, perencanan evaluasi pembelajaran, dan rambu
penyusunan perencanan pembelajaran.
BAB I KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
B. Ruang lingkup Perencanaan Pembelajaran
C. Pemanfaatan Perencanaan Pembelajaran
D. Konsep dasar pembelajaran tematik
BAB II Dasar-Dasar Pengembangan Perencanaan Pembelajaran
A. Dasar-dasar philosofi pengembangan perencanaan
pembelajaran
B. Dasar teoritis pengembangan perencanaan pembelajaran
BAB III Analisis tujuan perencanaan pembelajaran
A. Standar Kompetensi lulusan
B. Kompetensi Inti
C. Kompetensi dasar
D. Indikator Kompentensi
E. Tujuan Pembelajaran
BAB IV Perencanaan Materi Pembelajaran
A. Pengertian Materi Ajar
B. Jenis-Jenis Materi Ajar
C. Pengembangan Materi Ajar
BAB V Pengembangan Strategi Pembelajaran
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
B. Macam-macam Strategi Pembelajaran
C. Fungsi Strategi Pembelajaran
D. Merencanakan strategi pembelajaran

5
Asep Ediana Latip

BAB VI Perencanaan Sintaks Pembelajaran


A. Model-model sintaks pembelajaran
B. Perencanaan aktivitas pembukaan pembelajaran
C. Perencanaan aktivitas inti pembelajaran
D. Perencanaan aktivitas penutup pembelajaran
BAB VII Perencanaan Media Pembelajaran
A. Pengertian Media Pembelajaran
B. Jenis-jenis Media Pembelajaran
C. Fungsi Media Pembelajaran
D. Perencanaan media Pembelajaran
BAB VIII Perencanaan Penilaian Pembelajaran
A. Perencanaan Teknik Penilaian Pembelajaran
B. Perencanaan Instrumen Penilaian Pembelajaran
C. Perencanan Pengolahan Penilaian Pembelajaran
BAB IX Perancanaan pembelajaran pada kelas rendah
A. Rencana pembelajaran pada tema 1
B. Rencana pembelajaran pada tema 2
C. Rencana pembelajaran pada tema 3
D. Rencana pembelajaran pada tema 4
BAB X Perancanaan pembelajaran pada kelas tinggi
A. Rencana pembelajaran pada tema 1
B. Rencana pembelajaran pada tema 2
C. Rencana pembelajaran pada tema 3
D. Rencana pembelajaran pada tema 4

Semua bab tersebut dikembangkan dalam konstruk


pembelajaran tematik. Sehingga harapannya bahwa buku ini dapat
menjadi referensi ilmiah, dan panduan penyusunan perencanan
pembelajaran dalam konstruk pembelajaran tematik bagi siapa saja
yang berkepentingan terhadap peningkatan atau wawasan
pengembangan perencanaan pembelajaran tematik dapat saja itu
guru, dosen, mahasiswa dan unsure lain yang tertarik dengan profesi
keguruan.

6
Perencanaan Pembelajaran

BAB I
KONSEP DASAR PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

Bahan ajar konsep dasar perencanaan pembelajaran ini


merupakan saduran dari instructional design Patricia L. Smith dan
Tillman J. Ragan Second Edition The University of Oklahoma. Smith
and Ragan menjelaskan secara komprehensif terkait dengan konsep
dasar perencanaan pembelajaran. Model desain pembelajaran Smith
and Ragan merupakan model design yang simple dan holistic. Oleh
karena itu menarik untuk dipelajari serta dijadikan wacana ilmiah
dalam mengkaji secara mendalam terkait dengan konsep dasar
perencanan pembelajaran.
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai pengertian
perencanaan pembelajaran, distingsi pembelajaran, pendidikan,
pengajaran dan pelatihan, mengidentifikasi tiga aktivitas utama dalam
proses perencanan pembelajaran, pemanfaatan perencanaan
pembelajaran dan tipe kontekstual dalam perencanaan pembelajaran

DEFINISI PERENCANAN PEMBELAJARAN


1. Definisi Perencanaan (design, dan atau planning)
Dalam Bahasa Inggris perencanaan dapat saja disebut
dengan design dan planning. Tetapi menurut Smith and Ragan
design dan planning terdapat perbedaan. Perbedaannya terdapat
pada kualitas dari presisi, perhatian dan keahlian. Design
membutuhkan high quality dalam presisi, perhatian dan keahalian,
sementara planning cukup dengan adanya presisi, perhatian dan
kebiasaan. Presisi yang dimaksud adalah ketelitian dan keakuratan.
Perhatian yang dimaksud adalah perhatian terhadap lingkungan
belajar, karakteristik peserta didik dan kompetensi yang hendak
dicapai oleh peserta didik. Keahlian yang dimaksud adalah bahwa
seorang designer hendaknya memiliki kualifikasi sebagai seorang

7
Asep Ediana Latip
designer. Sementara untuk planning tidak membutuhkan keahlian.
Setiap orang dapat membuat planning tetapi tidak semuanya sebagai
designer. Designer termasuk pada professional. Seorang guru adalah
lebih dari sekadar planner sudah termasuk designer masa depat
peserta didik.
Untuk dapat mendesain pembelajaran as a designer seorang
guru hendaknya memiliki kapasitas imagination dan creativitaion.
Seorang imagination biasanya anti mainstream dan sangat futuristic.
Seorang guru hendaknya dapat mengimajinasikan desainnya untuk
masa depat peserta didik. Seorang guru hendaknya kreatif dalam
merencanakan pembelajaran. Kreativitas perencanan pembelajaran
akan mengarahkan pada proses pembelajaran yang efektif, efesien
dan appealing atau menarik.

2. Definisi Pembelajaran
Dalam istilah pembelajaran tersimpan unsur pembelajar dan
unsur pengajar. Pembelajar adalah peserta didik yang belajar
menggunakan berbagai sumber belajar yang sengaja diterima
olehnya dalam suatu proses yang disengaja dan ruang dan waktu
yang telah direncanakan. Pengajar merupakan seseorang yang
berkualifikasi keguruan yang melakukan proses transformasi
keilmuan, pengalaman, inspirasi, motivasi, dan tauladan bagi para
pembelajar. Dengan demikian pembelajaran merupakan proses
interaktif yang terlanksana secara tersengaja, terdesain dan
terencana dalam kurun waktu dan tempat yang telah didesain
sebelumnya.
Hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran adalah
peningkatan kapasitas keilmuan, kemahiran keterampilan, dan
inspirasi sikap soial dan spiritual pembelajar dalam suatu tema
pembelajaran. Arah pembelajaran menuju pada perubahan dari
pembelajar. Tentang perubahan pembelajar para ahli pendidikan
mendefinisikan kriterianya sebagai berikut:
a. Ivan Favlov : arah peubahan pembelajar adalah diperolehnya
pengalaman baru
b. Skinner: arah perubahan pembelajar adalah diperolehnya
pengetahuan dari pengalaman

8
Perencanaan Pembelajaran
c. Bloom: arah perubahan pembelajar adalah diperolehnya
pengetahuan yang terdiri dari mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta
d. Piaget: arah perubahan pembelajar adalah diperolehnya berpikir
konkrit dan abstrak
e. Gardner: arah perubahan pembelajar adalah diperolehnya
kecerdasan ganda baik itu natural, logis matematis, linguistic,
interpersonal, intrapersonal, dan seterusnya.
f. Dyers: arah perubahan pembelajar adalah diperolehnya
keterampilan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan.
g. Anderson: arah perubahan pembelajar adalah diperolehnya
sikap belajar menerima, menunjukkan, mengamalkan, dan
menghayati.

3. Distingsi pembelajaran, pendidikan, pengajaran dan pelatihan

Desain adalah suatu kegiatan atau proses yang dilakukan seseorang


agar dapat meningkatkan kualitas dari apa yang diciptakannya.
Desain berkaitan dengan suatu perencanaan yang sistematis, efektif
dan berkesinambungan, yang dilaksanakan sebelum melakukan
pengembangan dari apa yang dirancangnya.
Instruction adalah suatu usaha yang disengaja untuk memfasilitasi
proses pembelajaran guna mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

Intructional design (Desain Pembelajaran)


1. Suatu proses sistematik dalam mengidentifikasi masalah,
mengembangkan bahan dan strategi instruksional serta

9
Asep Ediana Latip
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi-nya dalam mencapai
tujuan pembelajaran
2. Suatu proses yang sistematis dan reflektif dari penerapan
prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam rencana
dari : materi, kegiatan, sumber informasi dan evaluasi hasil
pembelajaran

Smith dan Ragan menjelaskan istilah "education" adalah istilah


yang sangat luas yang menggambarkan semua pengalaman yang di
dalamnya ada proses belajar. Pengalaman tersebut bisa didapatkan
melalui jalan yang tidak direncanakan, bersifat insidental dan jalur
informal. Seperti pengendara mobil yang belajar mengendarai mobil
di kota yang padat kendaraan melalui suatu proses coba dan salah
(trial and error). Semua pengajaran (instruction) adalah bagian dari
edukasi (education) karena pengajaran terdiri dari pengalaman-
pengalaman yang mengarahkan pada pembelajaran (learning).
Training (pelatihan) pada umumnya dimaksudkan untuk
mendeskripsikan pengalaman-pengalaman pembelajaran
(instructional experiences) yang terfokus pada pencapaian keahlian
yang spesifik seseorang, seperti sekolah kejuruan yang mengajarkan
pada program keahlian tertentu, seperti jurusan otomotif atau bisnis
manajemen. Proses training dilaksanakan oleh para siswa agar
mereka mendapatkan keahlian (skill) yang memiliki kompetensi kerja.
Banyak jenis pengajaran (instruction) di dunia bisnis, militer dan
pemerintahan yang dapat diistilahkan training. Hal itu karena
pengalam-pengalaman yang dilangsungkan menuju pada persiapan
peserta didik (learners) dengan kekhususan pada keahlian kerja.
Dapat dikatakan, training adalah jenis 'instruction' pada kelas
pendidikan khusus tertentu (training the instruction in certain special
education)
Sedangkan 'teaching' (pengajaran) mengacu pada
pembelajaran pengalaman yang segala pesan pembelajaran (the
instructional message) disampaikan oleh seorang manusia bukan
oleh media pembelajaran seperti video, tape-recorder, bukan teks,
atau program computer tetapi seorang guru yang hidup. Berarti
semua pengajaran (teaching) meliputi instruction, yang ditambahkan
proses transfer informasi menggunakan media pembelajaran.
Term desain (design) yang padanan kata dalam bahasa
Indonesia, model atau rancangan berarti proses perencanaan
10
Perencanaan Pembelajaran
sistematis yang dimaksudkan untuk mengembangkan sesuatu atau
memutuskan beberapa rencana untuk menyelesaikan masalah.
Seorang perancang dituntut mengetahui tingkat presisi, keakuratan,
kehati-hatian, dan keahlian dalam perencanaan suatu proyek secara
sistematis. Dengan demikian, Smith dan Ragan mendefinisikan
model pembelajaran sebagai proses yang di dalamnya meliputi
perencanaan pembelajaran yang sistematis (the process involved in
the systematic planning of instruction) yaitu proses desain,
pengembangan, implementasi, dan perbaikan.
Ada tiga langkah yang menjadi pedoman dalam model Smith
dan Ragan yaitu : Tahap pertama, memperlihatkan secara
terperinci analisis instruktional untuk menentukan "kita akan kemana"
(where we're going). Kedua, mengembangkan strategi instruksional
untuk menentukan "bagaimana kita akan sampai di sana" (how we'll
get there). Ketiga, mengembangkan dan melaksanakan evaluasi
untuk menentukan "bagaimana kita akan tahu ketika kita berada di
sana" (how we'll know when we're there).
Tahap kedua, Smith & Ragan mengajukan proses berikutnya,
yaitu strategi pembelajaran. Ada tiga hal yang sangat dominan dalam
strategi ini, yaitu pemilihan tempat, penentuan cara atau jenis
kegiatan, dan pemilihan media pembelajaran. Ketiga, domain
tersebut akan menentukan sukses dan gagalnya desain
pembelajaran.
Tahap ketiga adalah evaluasi yakni direncanakan perencanaan
suatu pendekatan evaluasi untuk menentukan jenis-jenis perubahan
apa saja yang hendak dilakukan oleh mereka. Evaluasi yang
ditawarkan Smith & Ragan berupa evaluasi formatif (Formative
evaluation), dan evaluasi sumatif (summative evaluation).

4. Definisi perencanan pembelajaran dalam konstruk tematik


Berdasarkan pada definisi di atas, perencanaan pembelajaran
berarti kegiatan merencanakan pembelajaran dalam waktu dan
tempat yang disengajar untuk supaya pembelajar dapat belajar dalam
meraih perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara
permanent.
Dalam pembelajaran tematik, perencanaan pembelajaran
diarahkan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap

11
Asep Ediana Latip
sesuai dengan tema pembelajaran yang telah direncanakan
berdasarkan kurikulum yang berlaku.

TIGA AKTIVITAS UTAMA PERENCANAAN PEMBELAJARAN


1. Analisis
Terdapat lingkungan belajar Meliputi prosedur menetapkan
kebutuhan akan adanya proses pembelajaran dan lingkungan
tempat program pembelajaran.Siswa kita juga harus memahami
karakteristik siswa dari ekonomi dan sebagainya. Dan yang ketiga
ada tugas pembelajaran dalam hal ini siswa di ajak untuk men-
deskripsikan suatu tugas yang telah di berikan.
a) Analisis Lingkungan Belajar: Meliputi prosedur
menetapkan kebutuhan akan adanya proses
pembelajaran dan lingkungan tempat program
pembelajaran akan diimplementasikan. Digunakan untuk
mengetahui dan mengidentifikasi masalah-msalah
pembelajaran.

12
Perencanaan Pembelajaran
b) Analisis Karakteristik Siswa : Meliputi kondisi ekonomi,
penguasaan isi atau materi pelajaran, dan gaya belajar.

c) Analisis Tugas Pembelajaran : Disebut juga task


analysis(kompetensi belajar), merupakan langkah yang
dilakukan untuk membuat deskripsi tugas-tugas dan
prosedur yang perlu dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tingkat kompetensi dalam melakukan suatu jenis
pekerjaan. Perlu dilakukan untuk menetapkan tujuan
pembelajaran yang spesifik.

13
Asep Ediana Latip

2. Strategi
Di lakukan agar siswa dapat mengelola program pembelajaran
yang didisain agar dapat membantu siswa dalam melakukan
proses pembelajaran dengan baik.
a) Menentukan Strategi Pembelajaran : Dilakukan untuk
mengelola program pembelajaran yang dilakukan di
desain agar dapat membantu siswa dalam melakukan
proses pembelajaran yang bermakna. Strategi
pembelajaran dalam konteks ini dapat diartikan sebagai
siasat yang perlu dilakukan oleh instruktur agar dapat
membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang
optimal.
b) Analisis Tugas Pembelajaran : Disebut juga task analysis,
merupakan langkah yang dilakukan untuk membuat
deskripsi tugas-tugas dan prosedur yang perlu dilakukan
oleh siswa untuk mencapai tingkat kompetensi dalam
melakukan suatu jenis pekerjaan. Perlu dilakukan untuk
menetapkan tujuan pembelajaran yang spesifik.
c) Memproduksi Program Pembelajaran : Mempunyai
makna adanya proses atau aktivitas dalam
menerjemahkan desain sistem pembelajaran yang telah
dibuat kedalam bahan ajar atau program pembelajaran.
Mencakup deskripsi tentang kompetensi atau tujuan,

14
Perencanaan Pembelajaran
metode, media, strategi dan isi atau materi pembelajaran
serta evaluasi hasil belajar.

3. Evaluasi
Evaluasi ini berfungsi untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari proses pembelajaran yang telah di lakukan. Agar
menjadi program pembelajaran yang efektif efisien dan menarik
oleh siswa.
a) Melakukan Evaluasi Sumatif : Untuk menemukan
kelemahan-kelemahan dari draf bahan ajar yang telah
dibuat untuk segera direvisi agar menjadi program
pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Evaluasi
formatif pada umumnya dilakukan terhadap prototipe
proram pembelajaran yang sedang dikembangkan.
b) Merevisi Program Pembelajaran : Dilakukan terhadap
kelemahan-kelemahan yang masih terlihat pada
rancangan atau draf program pembelajaran. Dengan
melakukan revisi diharapkan dapat menjadi program
pembelajaran yang berkualitas, yaitu pembelajaran yang
efektif, efisien dan menarik.

MANFAAT DESAIN PEMBELAJARAN


Manfaat dari Penggunaan Systematic Instruksional Design adalah :
1. Mendukung siswa untuk belajar (Provides learner advocacy).
Untuk sebuah tingkat yang besar, pelajar fokus pada pengajaran
2. Membuat pembelajaran menjadi efektif, efisien dan menarik
(Promote effective, efficient, appeling instruction). Maksud dari
efektif itu memiliki alokasi waktu yang sudah tersusun, sedangkan
efisien memiliki arti tepat sasaran atau sesuai dengan tujuan.
3. Mendukung kordinasi perencana, pengembang, dan pelaksana
pembelajaran (Support coordination among designers, developers,
and those who will implement the instruction).
4. Memudahkan untuk desiminasi atau diadopsi atau duplikasi
(Facilitate dissemination/adoption)
5. Mendukung pengembangan alternatif system (Support
development of alternative delivery). Contohnya dengan
mengoptimalkan media atau alat alternatif seperti alat proyektor,
komputer, dan print atau video, dll.

15
Asep Ediana Latip
6. Memudahkan kesesuaian atau kecocokan diantara tujuan,
aktivitas, dan penilaian (Has congruence among objektives,
activities, and assessment).
7. Memberikan sebuah kerangka yang sistematis untuk menghadapi
masalah pembelajaran atau belajar (Provides a systematic
framework for dealing with learning problems).
8. Arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas
agar memperoleh hasil yang maksimal (Assists coordination).

RAMBU-RAMBU PERENCANAAN PEMBELAJARAN


1. Mengidentifikasi hasil belajar (Reguires identification of outcomes)
2. Merencanakan alokasi waktu pembelajaran (Requires lead time)
3. Perencanaan diterapkan pada pembelajaran (Is not appllicable to
noninstructional problems)

SIMPULAN
Berdasarkan pada definisi di atas, perencanaan pembelajaran
berarti kegiatan merencanakan pembelajaran dalam waktu dan
tempat yang disengajar untuk supaya pembelajar dapat belajar dalam
meraih perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara
permanent.
Dalam pembelajaran tematik, perencanaan pembelajaran
diarahkan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap
sesuai dengan tema pembelajaran yang telah direncanakan
berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Dalam perencanaan pembelajaran terdapat tiga aktivitas
utama perencanaan pembelajaran analisis karakteristik peserta didik,
strategi dan evaluasi. Manfaat desain pembelajaran untuk provides
learner advocacy, promote effective, efficient, appeling instruction,
assists coordination, facilitate dissemination, support development of
alternative delivery, has congruence among objektives, activities, and
assessment.
Rambu-rambu perencanaan pembelajaran adalah requires
identification of outcomes, requires lead time, and is not appllicabe to
noninstructional problems

16
Perencanaan Pembelajaran

BAB II
DASAR PENGEMBANGAN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru tidak bisa


lepas dari dasar pengembangan perencanaan pembelajaran. Oleh
karena itu dasar pengembangan perencanaan pembelajaran akan
dibahas secara mendalam dalam bagian ini yaitu menjelaskan
tentang dasar philosofi pengembangan perencanaan pembelajaran
dan dasar teoritis pengembangan perencanaan pembelajaran. Bahan
ajar dasar pengembangan perencanaan pembelajaran ini merupakan
sebagian besar merupakan saduran dari instructional design Patricia
L. Smith dan Tillman J. Ragan Second Edition The University of
Oklahoma.
Mengapa perlu untuk mendiskusikan dasar filsafat, teoritis
dan dasar praktis dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran?. Setidaknya ada tiga alasan yang mendasarinya yaitu:
1. Alasan prinsipil
Secara prinsipil, filsafat merupakan induk dari suatu teori.
Atas dasar filsafat itu sebagian besar teori berkembang. Karena
filsafat dapat menjelaskan dari aspek ontology, epistemology dan
aksiology dari suatu perencanaan pembelajaran. Ontology
perencanaan pembelajaran mendasari perencanaan pada aspek
hakekat makna dari perencanaan pembelajaran yang meliputi
komponen perencanaan, tipe perencanaan dan lainnya.
Epistemology mendasari pengembangan perencanaan pada aspek
caranya, langkah-langkahnya dan model-modelnya. Sementara
aksiologi perencanaan pembelajaran mendasari pada pemanfaatan
perencanaan pembelajaran, keuntungan dan kekurangannya serta
yang paling penting adalah kontribusinya terhadap efetivitas
pembelajaran.

17
Asep Ediana Latip
Secara principil, suatu teori menjadi asas bagi pengembangan
perencanaan dan bentuk tanggungjawab akademik dalam
pengembangannya. Teori yang dapat dijadikan asas pengembangan
perencanaan pembelajaran dapat berkaitan dengan karakteristik
peserta didik, kompetensi guru, karakteristik media, macam-macam
starategi pembelajaran dan bentuk bentuk hasil belajar yang hendak
dicapai peserta didik.
Secara principil, suatu asas praktis mendasari akhir dari suatu
filsafat dan teori sejatinya menjadi panduan praktis dalam
pengembangan perencanaan pembelajaran. Trilogy filsafat, teori dan
praktis menjadi berjalan seirama menuju kesempurnaan
pengembangan perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dikembangkan secara filosofi, teoritis juga dapat
dilaksanakan secara praktis dalam situasi pembelajaran.

2. Alasan relationship
Recara relationsif, baik asas filosofi, teoritis dan praktis
merupakan relasi yang saling ketergantungan (interdependensi) satu
sama lain membuktikan keandalannya serta akuntabilitasnya dan
yang pasti adalah kemanfaatannya. Keandalan dari suatu filsafat
adalah dapat menjadi asas perencanaan pembelajaran sehingga
perencanaan pembelajaran memiliki dasar filosofisnya. Kemanfaatan
dari suatu perencanaan pembelajaran dapat dijelaskan secara
filsafat. Begitu pula akuntabilitas teori dapat terbukti dengan
pengembangan perencanaan pembelajaran yang disusun
berdasarkan toeritik yang mendukungnya. Dari sisi kamanfaatannya
secara praktis, perencanaan pembelajaran seutuhnya dapat dijadikan
sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran yang efektif.
Oleh karena itu alas an relational ini pentik dari sisi asasinya,
dari sisi lain, bahwa perencanaan pembelajaran mengandung
berbagai kompoenen dalam pengembangannya dan penjelasannya
dapat relevan dengan mendasarkan secara relasi antara berbagai
aspeknya berdasarkan asas filsafat, teoritik dan praktinya.

3. Alasan eksplanasi
Secara eksplanasi, bahwa perencanaan pembelajaran
didesain untuk menciptakan pembelajaran efektif, hasil belajar yang
optimal dan kompetensi peserta didik akuntabel. Untuk dapat

18
Perencanaan Pembelajaran
menjelaskan dan memetakan desain pembelajaran tersebut
membutuhkan sorotan fisolofis, teoriti dan kebutuhan praktis suatu
perencanan pembelajarna.
Oleh karena asas filsafat, teoritis dan praktis dapat membantu
menjelaskan tentang pengembangan perencanaan pembelajaran
yang didesai guru. Dan gurupun sejatinya memahami betul asas
filsafat, teoriti dan praktisnya sehingga pengembangan perencanaan
pembelajaran dapat dipertanggunjwabkan secara akademik dan
profesionalime.
Smith and Ragan menjelaskan Tiga alasan utama kita
memerlukan landasan pilosofi dan teori dalam desain pembelajaran
yaitu:
a. Teori akan menjadi sumber dan dasar untuk segala sesuatu baik
untuk dasar pengetahuan yang akan membantu kita.
b. Karena filsafat dan teori dapat menghubungkan para ilmuan
dengan bidang kajiannya Dalam praktek kehidupan sehari – hari.
c. Mempelajari pilsafat dan teori agar para peneliti dan perancang
pembelajaran dapat menjelaskan mengapa mereka membuat
keputusan yang mereka lakukan.

FILOSOFI PENGEMBANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Filsafat apa saja yang memiliki strong influence terhadap perencanan
pembelajaran? Dalam filsafat pendidikan yang popular dan memiliki
impact yang kuat terhadap teori pembelajaran termasuk perencanaan
pembelajaran adalah konstruktivisme, kontekstualisme, empirisme,
dan pragmatism.

1. Konstruktivime
a. Apa dasar pemikiran konstruktivisme?
Dasar pemikirannya adalah rasionalisme, keyakinannya
terletak pada argumentasi. Argumentasi/reasoning merupakan
primary source of knowledge yang dikontruksi dari realitas yang
ditemukan. Realitas menurut rasionalis tidak ada single reality,
karena realitas tersebut sebetulnya telah dikontruksi oleh seseorang
yang disebut dengan personal reality.
Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang
bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa

19
Asep Ediana Latip
yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan
gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini
merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi
pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan
dan menjadi lebih dinamis. Para ahli konstruktivisme memandang
bahwa belajar sebagai hasil dari konstruksi mental. Para siswa
belajar dengan mencocokkan informasi baru yang mereka peroleh
bersama-sama dengan apa yang telah mereka ketahui. Siswa akan
dapat belajar dengan baik jika mereka mampu mengaktifkan konstruk
pemahaman mereka sendiri. Menurut para ahli konstruktivisme,
belajara juga dipengaruhi oleh konteks, keyakinan , dan sikap siswa.
Dalam proses pembelajaran para siswa didorong untuk menggali dan
menemukan pemecahan masalah mereka sendiri serta mencoba
untuk merumuskan gagasan-gagasan dan hipotesis. Di dalam kelas
konstruktivis, para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang
berada dalam diri mereka. Mereka berbagi strategi dan penyelesaian,
debat antara satu dengan lainnya, berfikir secara kritis tentang cara
terbaik untuk menyelesaikan setiap masalah.
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal
berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori
perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori
perkembangan intelektual. Teori belajar tersebut berkenaan dengan
kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap
perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Piaget yang
dikenal sebagai konstruktivis pertama yang menegaskan bahwa
pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi
dan akomodasi.
Macam-macam kontruktivisme; (a) kontruktivisme individu,
Asumsi utama konstruktivisme individu adalah sebagai berikut:
(1)Pengetahuan dibangun dari pengalaman, belajar hasil dari
interpretasi pribadi pengetahuan, (2)belajar adalah proses aktif di
mana makna dikembangkan atas dasar pengalaman. Piaget,
menyoroti bagaimana anak-anak pelan-pelan membentuk skema
pengetahuan, pengembangan skema dan mengubah skema. Ia
menekankan bagaimana anak secara individual mengkonstruksi
pengetahuan dari berinteraksi dengan pengalaman dan objek yang
dihadapinya. Ia menekankan bagaimana seorang anak mengadakan
abstraksi, baik secara sederhana maupun secara refleksif, dalam
membentuk pengetahuannya. Tampak bahwa tekanan perhatian

20
Perencanaan Pembelajaran
Piaget lebih keaktifan individu dalam membentuk pengetahuan.
Dalam pandangan Piaget, pengetahuan dibentuk oleh anak lewat
asimilasi dan akomodasi dalam proses yang terus menerus sampai
ketika dewasa. Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya
seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, nilai-nilai ataupun
pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di
dalam pikirannya. Dalam proses pembentukan pengetahuan dapat
terjadi seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman baru
dengan skema yang telah dipunyai. Dalam keadaan seperti ini orang
akan mengadakan akomodasi, yaitu (1) membentuk skema baru
yang cocok dengan rangsangan yang baru, atau (2) memodifikasi
skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. (b)
Kontruktivisme social, Asumsi utama konstruktivisme sosial adalah
sebagai berikut: (1)Pembelajaran bersifat kolaboratif dengan makna
yang dinegosiasikan dari banyak perspektif. Teori konstruktivisme di
dalam bidang pendidikan terdiri dari dua aliran besar yaitu
konstruktivisme sosial dan konstruktivisme personal. Konstruktivisme
sosial dan konstruktivisme personal sama-sama berpendapat bahwa
ilmu pengetahuan adalah hasil rekayasa manusia sebagai individu.
Akan tetapi keduanya memiliki perbedaan pandangan mengenai
peranan individu dan masyarakat dalam proses pembentukan ilmu
pengetahuan itu. Pendukung konstruktivisme sosial berpendapat
bahwa di samping individu, kelompok di mana individu berada,
sangat menentukan proses pembentukan pengetahuan pada diri
seseorang. Melalui komunikasi dengan komunitasnya, pengetahuan
seseorang dinyatakan kepada orang lain sehingga pengetahuan itu
mengalami verifikasi, dan penyempurnaan. Selain itu, melalui
komunikasi seseorang memperoleh informasi atau pengetahuan baru
dari masyarakatnya. Pandangan yang dianut oleh konstruktivisme
sosial seperti dipaparkan di atas sangat berbeda dengan pandangan
yang dianut oleh para pendukung konstruktivisme personal.
Konstruktivisme personal kadang kala dikenal sebagai
konstruktivisme psikologis, yang memandang bahwa pembentukan
pengetahuan adalah sepenuhnya persoalan individu. Konstruktivisme
personal sangat menekankan pentingnya peranan individu dalam
proses pembentukan ilmu pengetahuan (Suparno, 1997: 44).
Konstruktivisme sosial menekankan bahwa pembentukan ilmu
pengetahuan merupakan hasil pembentukan individu bersama-sama
dengan masyarakat sekitarnya.

21
Asep Ediana Latip
b. Apa prinsip dasar konstruktivisme tentang pengetahuan?
Foundamentional tenet of contructivisme adalah mengakar
pada pemikiran Jean Piaget that Knowledge is not transmitted: it is
constructed

c. Mengapa ada individual constructivisme dan social


contruktivisme?
Karena terdapat perbedaan pehamaman tentang
diperolennya pengetahuan, bahwa pengetahuan dapat saja
dikontruksi oleh sendiri tetapi juga dapat dikontruksi secara
kelompok. Oleh karena itu terdapat personal/individual constructive
dan terdapat social contruktivisme Individual construktivisme
d. Äpa asumsi dasar individual construktiviem?
e. Apa impactnya terhadap guru sebagai designer pembelajaran?
f. Social constructivisme
g. Apa asumsi dasar social construktivisme ?
h. Apa impactnya terhadap guru sebagai deigner pembelajaran?
Kotekstualisme
a. Apa asumsi dasar kontekstualisme ?
b. Apa konsep kontekstualisme dalam berpikir?
c. Apa rekomendasi kontekstualisme dalam belajar?
d. Apa rekomendasi kontekstualisme dalam assessment ?
e. Apa yang dimaksud dengan performance assessment?
Contribution and limitation of constructivisme
Apa kontribusi konstruktivisme terhadap desain
pembelajaran? Yaitu 1. Increase the care of th intentionality of the
learners. 2. Bring to the learning situation sebagai specific prior
knowledge. 3. Rekognisi nature of knowledge, 4. understanding
multiple perspective. 5. Creative strategis
Apa implikasi konstruktivisem terhadap pembelajaran? Cobb’s
conclucion regarding three major instructional implicationas of
consctruction?

2. Empirisme
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan
bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.

22
Perencanaan Pembelajaran
Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah
pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Bagi penganut
empirisme sumber pengetahuan yang memadai itu adalah
pengalaman. Yang dimaksud dengan pengalaman disini adalah
pengalaman lahir yang menyangkut dunia dan pengalaman bathin
yang menyangkut pribadi manusia. Sedangkan akal manusia hanya
berfungsi dan bertugas untuk mengatur dan mengolah bahan-bahan
atau data yang diperoleh melalui pengalaman. Kaum empiris
berpendapat bahwa pen getahuan manusia itu bukan didapatkan
lewat penalaran rasional yang abstrak namun lewat pengalaman
yang konkret. Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris
adalah bersifat konkret dan dapat dinyatakan lewat tangkapan
pancaindera manusia. Totalitas pengamatan yang disimpan di dalam
ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa
depan, sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa lalu.
Menurut John Locke (1632-1704), ilmu pengetahuan adalah
pengalaman empiris. Ia mengemukakan bahwa rasio manusia harus
dipandang sebagai”lembaran kertas putih” (as white paper) atau
disebut dengan teori tabularasa. Melalui kertas putih inilah tercatat
pengalaman-pengalaman inderawi. Dia juga memandang akal
sebagai tempat penampungan, yang secara pasif menerima hasil-
hasil penginderaan tersebut.
Apa perspektif empirisme terhadap perencanan
pembelajaran?
a. sebagai ovjektivisme; bahwa pengetahuan diperoleh
berdasarlam pengalaman
b. sebagai reductionisme;
c. as associtionisme;

3. Pragmatism

Pragmatisme adalah bisa dianggap sebagai “jalan tengah”


antara rasionalisme (konstruktivisme) dan empirisme. Meskipun
pragmatis, seperti empiris, percaya bahwa pengetahuan diperoleh
melalui pengalaman, mereka percaya bahwa pengetahuan ini
ditafsirkan melalui akal dan bersifat temporer dan tentatif. Menurut
Kamus Ilmiah Populer, Pragmatisme adalah aliran filsafat yang
menekankan pengamatan penyelidikan dengan eksperimen (tindak
percobaan), serta kebenaran yang mempunyai akibat – akibat yang
memuaskan (rasionalisme). Dan aliran ini bersedia menerima segala

23
Asep Ediana Latip
sesuatu, asal saja hanya membawa akibat praktis. Pengalaman-
pengalaman pribadi (empirisme), kebenaran mistis semua bisa
diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa
akibat yang praktis yang bermanfaat. Dengan demikian, patokan
pragmatisme adalah “manfaat bagi hidup praktis”. Dari kesimpulan yg
diambil, maka itulah yg dimaksud dengan jalan tengah rasionalisme
(kontruktivisme) dan empirisme asalkan “praktis”. Dengan demikian,
patokan pragmatisme adalah “manfaat bagi hidup praktis”.
Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah
“faedah” atau “manfaat”. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh
Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain,
suatu teori itu benar kalau berfungsi (if it works).
Apa perspective pragmatis terhadap perencanaan
pembelajaran?
a. Sebagai truth for now;
b. As a middle groud;

TEORITIK PENGEMBANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Assumption Underling Instructional Design
Sejumlah asusmsi mendasari proses desain instruksional. Perancang
pemula harus menghadapi asumsi ini dalam bentuk yang dinyatakan
secara eksplisit. Walaupun mereka munkin tidak sepenuhnya setuju
dengan asumsi (dan sering merancang instruksi yang bagus tanpa
kesepakatan ini), perancang pemula dapat menemukan proses
perancangan lebih bermakna bila asumsi ini dibuat eksplisit. Terdapat
7 asumsi desain pembelajaran, berikut adalah 7 asumsi yang paling
penting dalam perencanaan pembelajaran.
1. Untuk merancang instruksi, perancang harus memiliki
gagasan yang jelas tentang apa yang harus dipelajari pelajar
sebagai hasil dari instruksi.
2. Instruksi”terbaik” adalah apa yang efektif, efisien, dan
menarik.
3. Siswa dapat belajar dari berbagai media.
4. Ada prinsip instruksi yang berlaku disemua kelompok usia dan
semua area konten.
5. Evaluasi harus mencangkup evaluasi instruksi serta evaluasi
kinerja peserta didik.
6. Tujuan penilaian adalah untuk menentukan apakah peserta
didik telah mencapai tujuan pembelajaran, peserta didik harus
24
Perencanaan Pembelajaran
dievaluasi dalam hal bagaimana mereka mencapai tujuan
instruksional tersebut daripada bagaimana mereka “terjebak”
terhadap sesama siswa mereka.
7. Harus ada kesesuaian antara tujuan, kegiatan belajar, dan
penilaian.

What is a theory?
Sebuah teori adalah sebuah organisasi seperangkat yang
memungkinkan untuk kita menjelaskan, meramalkan, atau
mengendalikan kejadian. Teori dari mana desain yang menarik terdiri
dari dua macam teori deskriptiv dan preskriptiv teori. Teori deskriptif
menggambarkan fenomena karena mereka berhipotesis untuk eksis.
Banyak belajar teori bersifat deskriptif: Mereka menggambarkan
bagaimana pembelajarn terjadi. Teori preskriptif menentukan
tindakan untuk mengambil yang akan memimpin untuk hasil tertentu.
Teori instructional pada dasarnya bersifat prescriptive:
a. Mereka menyarankan jika instruksi termasuk fitur tertentu
b. Itu akan mengarah ke tipe tertentu dan jumlah dalam belajar.

Four Major Theory bases contributing to instructional design


Menurut perspektif filosofis; media pembelajaran itu sangat
penting, dilihat dari basis teori, para filosofis membuat kerangka kerja
berdasarkan prinsip dan prosedur perancangan instruksional. Ada 4
prinsip dan prosedur perancangan instruksional yaitu :
1. Teori system (Systems theoris)
2. Teori komunikasi (Communication theory)
3. Teori pembelajaran (Theories of learning)
4. Teori pengajaran/instruksional (Theories of instruction)
Dari kerangka kerja filosofis ini, terdapat teori komunikasi yang
mana berkaitan dengan media pembelajaran. Karena didalam proses
pembelajaran terdapat proses komunikasi yang berlangsung dalam
suatu sistem dan didalamnya terdapat media pembelajaran. Oleh
karena itu, tanpa adanya media pembelajaran sebagai proses
komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pendidikan
akan lebih berhasil bila anak turut aktif dalam proses pendidikan
tersebut. Dengan kata lain, yang menjadi pusat kegiatan dalam

25
Asep Ediana Latip
kegiatan belajar mengajar seharusnya bukanlah guru melainkan
anak. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya fasilitas belajar, termasuk
media pembelajaran. Misalnya media elektronik: komputer, proyektor,
handphone, televise, radio, dan lain-lain, media cetak: buku, Koran,
dan lain-lain.
Seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus
memiliki gagasan yang ditunjukkan dalam design pembelajaran,
sebagai titik awal dalam melaksanakan komunikasi dengan anak
didiknya. Karena itu diperlukan pemahaman tentang unsur-unsur
yang dapat menunjang proses komunikasi serta tujuan dari
komunikasi. Agar proses komunikasi pembelajaran berjalan secara
efektif dan efisien, oleh karena itu guru harus perlu menggunakan
media untuk merangsang anak didiknya dalam belajar. Jadi pada
prinsipnya media bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran,
hal ini bukan saja membuat penyajian menjadi lebih konkrit, tetapi
juga ada kegunaan yang lain. Misalnya isi pembelajaran tersebut
dapat mudah diterima oleh siswa.

Learning Theoris
Mempromosikan proses kognitif yang mengarah pada
pembelajaran adalah desain instruksional. Oleh karena itu,
perancang instruksional sangat tertarik untuk mempelajari teori, teori
yang mencoba menggambarkan, menjeaskan, dan memprediksi
pembelajaran mungkin sangat membantu saat ini untuk
mendefinisikan apa yang biasa dimaksud dengan belajar. R. Gagne
mendefinisikan pembelajaran sebagai perubahan dalam disposisi
atau kemampuan manusia yang berahan selama periode waktu
tertentu dan tidak hanya dianggap sebagai proses pertumbuhan yang
tidak dapat dijelaskan. Terdapat tiga teori belajar yaitu:
1. Behaviorisme
2. Cognitive learning theories
3. Developmental theories

Behaviorisme
Teori perilaku menekankan pengaruh lingkungan terhadap
pembelajaran. Menurut behaviorisme, pembelajaran telah terjadi saat
peserta didik membuktikan respons yang tepat terhadap stimulus
tertentu. Bagaimana hubungan atau asosiasi antara stimulus dan

26
Perencanaan Pembelajaran
respons ini dikembangkan adalah penjelasan utama yang menjadi ciri
teori perilaku. Kemudian, teori perilaku, terutama pengkondisian
operan Skinner, menjelaskan perkembangan asosiasi ini sebagai
hasil peserta didik yang menerima penguatan yang sesuai saat
respons yang tepat diberikan pada stimulus tertentu.
Prinsip behaviorisme dalam hal pengkondisian klasik dan
operan, khususnya pengaruh reinforcers dalam membangun asosiasi
tanggapan stimulus, relatif tidak berpengaruh pada praktik
perancangan instruksional saat ini. (Pernyataan ini juga didukung
oleh Case and Bereiter, 1984.) Namun, beberapa aplikasi
behaviorisme, seperti instruksi terprogram, memiliki dampak yang
langgeng. Meskipun instruksi terprogram tidak merevolusi pendidikan
karena banyak pemikiran yang akan dilakukan, warisannya telah
signifikan. Inovasi yang merupakan bagian dari instruksi terprogram
mencakup pengakuan bahwa pengajaran mediasi non-manusia yang
efektif dapat dikembangkan dan evaluasi dan revisi materi melalui uji
empiris efeknya dapat meningkatkan keefektifan pengajaran. Seperti
yang dapat Anda lihat dari asumsi utama rancangan instruksional
yang tercantum di awal Bab ini, kedua gagasan ini adalah bloc
bangunan utama dalam prinsip-prinsip perancangan instruksional.
Mereka memiliki dampak yang sangat besar pada desain instrucion
kualitas untuk konteks pendidikan dan pelatihan.

Cognitive learning theories


Saat ini teori belajar kognitif adalah pengaruh toeristis yang
dominan pada praktik pengajaran instruksional. Teori belajar kognitif
umumnya berhubungan dengan filosofi rasionalis dan sering tampak
sesuai dengan prnsip utama kontruksivisme.
Teori belajar kognitif lebih menekankan faktor-faktor dalam
pembelajaran yang kurang menekankan faktor-faktor di dalam
lingkungan dari pada teori prilaku. Schuell (1986) mengkreditasikan 5
cara utama psikologi kognitif telah mempengaruhi teori belajar:
1. Belajar sebagai proses aktif dan konstruktif
2. Adanya proses yang tinggi dalam belajar
3. Sifat komulatif dalam pembelajaran dan peran yang sesuai
yang dimainkan oleh pengetahuan sebelumnya

27
Asep Ediana Latip
4. Memperhatikan terhadap bagaimana pengetahuan diwakili
dan di organisasikan dalam ingatan
5. Perhatian dalam menganalisis tugas dan kinerja
pembelajaran dalam hal proses kognitif yang terlibat.
Jelas, teori belajar kognitif berfokus pada menjelaskan struktur
kognitif, proses, representasi, yang menengahi antara pengajaran
dan pembelajaran. Dalam memperhatikan stuktur dan proses ini,
peran peserta didik sebagai peserta aktif dalam proses pembelajaran
sangatlah penting. Pelajar di pandang sebagai pembangun makna
yang tinggal sendiri di dalam instruksi. (Sebuah presektif yang sesuai
dengan filosofi konstruktivis). Oleh karena itu, adanya proses kognitif
stuktur dan representasi yang dihipotesiskan utk beroperasi di dalam
pembelajaran. Termasuk pengalaman, nilai, dan keyakinan kita,
mempengaruhi rangsangan yang kita hadiri.
Teori utama kognitif dan cara-cara berkontribusi dengan
perancangan intruksional. Bahwa pengetahuan peserta didik
kemampuan umum dalam hal keterampilan pengolahan semakin
dicari oleh desainer. Perancang juga menggambar dari kognitif dan
pengembangan sosial untuk karakteristik pelajar lainnya, seperti
sikap, motivasi, atribusi, dan minat yang harus dianalisis karena
pengaruh mereka yang kuat terhadap pembelajaran.
Psikologi kognitif memiliki pengaruh paling kuat adalah dengan
caram enganalisis tugas belajar. Di masa lalu, sebuah tugas
dianalisis tanpa adanya perilaku yang dapat diamati yang harus
diselesaikan untuk melakukan tugas tertentu. Prosedur ini telah
diperkaya dan diperkuat dengan memperhatikan tugas mental yang
dibutuhkan untuk melakukan tugas yang dapat diamati. Jenis analisis
ini disebut analisis pemrosesan informasi atau analisis tugas kognitif.
Beberapa perancang bahkan mungkin menganalisa perbedaan
antara cara pemula dan berbagai level ahli menyelesaikan tugas
mental dan fisik agar bisa memahami tingkat keahlian yang bisa
dipelajari. Penekanan pada aspek kognitif dan kinerja tugas tercermin
dalam jenis tujuan dan sasaran yang dikembangkan. Perhatian
diberikan dalam tujuan untuk memanfaatkan "pemahaman" di bawah
kinerja. Misalnya, tidak jarang menemukan tujuan yang meminta
peserta didik untuk menjelaskan proses penalaran di balik kinerja
mereka.

28
Perencanaan Pembelajaran
Developmental theories
Salah satu teorema paling berpengaruh adalah teori Piaget
(1969) perkembangan kognitif. Banyak pendidik yang populer dengan
teori perkembangan panggungnya, yang menetapkan empat tahap
yang berbeda yang harus dilakukan semua orde manusia. Setiap
tahap diidentifikasikan dengan munculnya kemampuan kognitif.
Kemampuan kognitif ini memerlukan organisasi struktur kognitif.
Proses utama yang disarankan oleh Piaget adalah:
1. Asimilasi, proses kognitif yang bisa sesuai dengan
pembelajaran baru ke dalam struktur kognitif yang ada,
2. Acomodation, proses kognitif yang memodifikasi ada. Struktur
kognitif berdasarkan informasi baru yang tidak akan "sesuai"
dengan struktur yang ada,
3. Disequilbrium, keadaan kognitif kebingungan, disonansi, atau
ketidaknyamanan saat informasi baru tidak dapat
diintegrasikan dalam struktur yang ada.
4. Ekuilibrasi, proses kognitif yang menciptakan restrukturisasi
pengetahuan utama untuk mengakomodasi atau
mengasimilasi informasi yang menyebabkan disekuilibrium.
Piaget dengan jelas melihat bahwa pembelajaran prosedural
berkembang, dengan kata lain, peserta didik harus secara kognitif
"siap" sebelum mereka
dapat menyelesaikan tugas-
tugas tertentu. Berbeda
dengan Piaget, vygotsky
(1978) mengemukakan
bahwa pembelajaran
memulai perkembangan. Dia
menciptakan istilah "zona
pengembangan proksimal"
untuk menggambarkan
bahwa tidak mungkin bagi
seorang pelajar secara mandiri namun dapat dihasilkan dengan
bantuan (perancah) seorang guru atau rekan yang lebih
berpengetahuan.
Para ahli teori dalam tradisi ini telah berusaha untuk menjelaskan
perkembangan kognitif dalam hal perubahan pada sistem
pemrosesan informasi manusia. Sebagai contoh, Case (1993)

29
Asep Ediana Latip
menjelaskan teori tahap piaget dalam istilah pemrosesan informasi,
dia mengusulkan agar "ruang mental" sebuah konsep kerja simultan,
meningkat selama pengembangan, dia menyarankan bahwa
peningkatan tipis terjadi karena tiga proses: pematangan otak dan ini
menghasilkan myelinization meningkatkan kecepatan pemrosesan,
menjadi lebih luas dan lebih terorganisir.
Berbeda dengan Piaget, yang menganggap pengembangan
sebagai pembelajaran sebelumnya, dan Vygotsky, yang menganggap
pengembangan sebagai berikut pembelajaran, Case dan Siegler
tampaknya merasakan pembelajaran dan pengembangan sebagai
sesuatu yang bersamaan.
Sampai saat ini, diskusi kita tentang perkembangan kognitif telah
menggambarkan perkembangan kognitif tanpa memandang usia,
meskipun beberapa pendidik akan menganggap teori ini lebih relevan
dengan perkembangan kognitif anak daripada orang dewasa. Ini
mungkin karena perkembangan primer pada orang dewasa bersifat
sosial dan pribadi, berlawanan dengan kognitif (Rice, 1995). Oleh
karena itu, teori utama yang menangani perkembangan orang
dewasa berhubungan dengan pematangan sosial dan pribadi.

Konstribusi terhadap perencanaan pembelajaran


Meskipun teori perkembangan tidak memiliki banyak dampak
pada desain instruksional seperti teori kognitif lainnya, ada implikasi
spesifik yang dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat selama
setidaknya dua aktivitas perancangan intruksi. Selama analis peserta
didik, mungkin bermanfaat untuk mempertimbangkan tingkat
pengembangan kognitif peserta didik. Akhirnya, dalam
mempertahankan keyakinan vygotsky tentang sifat sosial
pembelajaran, banyak perancang mungkin ingin mempertimbangkan
strategi yang mendukung pembentukan komunitas belajar. Sampai
tingkat tertentu, penelitian yang menyelidiki teori-teori yang disajikan
di bagian ini cenderung mendukung posisi ini. Faktor yang mungkin
memainkan peran paling membedakan antara pelajar dewasa dan
anak adalah motivasi. Bagian selanjutnya membahas teori intruksi,
yang telah berkembang terutama dari teori pembelajaran kognitif.
Instructional Theoris
Dari semua basis Teori, teori instruksional adalah teknik yang
digunakan oleh instruktur instruksional secara langsung. Bruner

30
Perencanaan Pembelajaran
biasanya dikreditkan sebagai orang pertama yang mendeskripsikan
karakteristik Teori Instruksional.
Baru-baru ini, gagne dan dick menggambarkan teori
instruksional sebagai berikut teori pengajaran berusaha untuk
menghubungkan kejadian spesifik yang terdiri dari pengajaran
terhadap proses belajar dan hasil belajar, dengan memanfaatkan
pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dan teori pembelajaran.
Sering teori instruksional bersifat preskriptif dalam arti upaya
untuk mengidentifikasi kondisi pengajaran yang akan
mengoptimalkan pembelajaran, retensi dan transfer belajar untuk
diklasifikasikan sebagai teori, perumusan ini dapat diharapkan, paling
tidak, untuk memberikan deskripsi kausal yang rasional hubungan
antara prosedur yang digunakan untuk mengajarkan dan
konsekuensi perilaku mereka dalam meningkatkan kinerja manusia.
Teori ini sangat berbeda dengan teori belajar yang
menjelaskan bagaimana pembelajaran terjadi, tanpa memperhatikan
apa yang pelajar atau orang lain lakukan untuk menumbuhkan
pembelajaran ini Sebaliknya, teori instruksional secara eksplisit
membahas mana dan bagaimana fitur pembelajaran dan lingkungan
dapat dikembangkan untuk secara sengaja mempromosikan
pembelajaran. Sebagai contoh, kita akan menggambarkan satu
model pembelajaran Pengajaran Teori-Bloom yang umum.
Gambaran Bagaimana Situasi Belajar Terjadi. Suasana
belajar, banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi dan
membuat keberhasilan dalam belajar di kelas, salah satunya adalah
suasana belajar. Agar siswa tidak asik sendiri saat guru sedang
mengajar atau menjelaskan materi, maka guru harus menciptakan
Susana belajar yang menyenangkan. Karena bila siswa tidak
memperhatikan selain siswa tersebut tidak dapat menyerap materi
dengan baik, kita sebagai guru juga merasa tidak dihargai
keberadaannya. Agar semua itu tidak terjadi maka guru tidak boleh
melakukan pembelajaran yang monoton. Dalam pembelajan seperti
ini guru memposisikan siswa menjadi siswa yang pasif. Guru hanya
menyampaikan materi tanpa melibatkan dan berinteraksi dengan
siswanya. Sebagai guru yang baik dan profesional, guru dituntut
untuk kreati dan inofatif serta menguasai pembelajaran dengan
berbagai metode pendekatan, karena siswa itu unik dan mereka
memiliki karakter yang berbeda-beda.

31
Asep Ediana Latip
Instruksional adalah teori pengolahan informasi. Teori
pengolahan informasi, menggambarkan pembelajaran sebagai
rangkaian transformasi informasi (pengolahan) melalui serangkaian
struktur postulat di dalam otak. struktur ini saat ini hanya
dihipotesiskan dan diutamakan untuk menjelaskan proses belajar.
Sampai saat ini, penelitian otak belum mengidentifikasi lokasi spesifik
dari struktur khusus ini, tidak ada teori pemrosesan informasi yang
pernah dipertimbangkan secara fisik. salah satu teori pemrosesan
informasi yang paling berpengaruh adalah konsepsi "model multi
store."
Dua teori pemrosesan informasi berpengaruh lainnya, teori
skema (rummelhart, 1980) dan tingkat teori pemrosesan (clart dan
lockhart, 1972) pada awalnya diajukan sebagai alternatif teori multi-
store. Namun, pada tahun-tahun sebelumnya, teori ini dipandang
lebih sebagai teori yang kompatibel dengan teori multi-toko dan
mampu menjelaskan subproses atau struktur di dalamnya.

1. Gagne and Dick theoris


Information processing theory. Salah satu kontribusi paling
berpengaruh dari teori pembelajaran kognitif terhadap praktik
perancangan instruksional adalah teori pengolahan informasi. Teori-
teori kognitif saat ini menganjurkan teori (sebenarnya seperangkat
teori) yang disebut pemrosesan informasi. Teori Pemrosesan
informasi yang sangat kontras dengan teori perilaku,
menggambarkan pembelajaran sebagai serangkaian informasi yaitu
perumusan melalui serangkaian struktur postulat di dalam otak.
Struktur ini dijelaskan proses belajar. Model ini menjelaskan
pembelajaran sebagai rangkaian transformasi informasi melalui
beberapa jenis penyimpanan atau memori. Atkinson dan Shiffrin

32
Perencanaan Pembelajaran
(1968) adalah model pertama adalah model multi store. R.Gagne
(1974) elaborasi model ini menggambarkan struktur dan proses
pemrosesan informasi.
Register sensoric atau perspektif selektif, Reseptor
sensorik yang mengimpuls informasi dari visual yang diberi label
register sensoris untuk selanjutnya di proses di dalam otak. Persepsi
banyak lingkungan masuk dalam daftar ini namun sangat sedikit yang
mendapat perhatian terkadang diistilahkan perspektif selektif.
Memori kerja, informasi yang mendapat perhatian telah
dilewatkan kedalam struktur yang disebut memori kerja ( daya ingat).
Memori kerja telah disamakan dengan meja kerja dimana semuanya
benar – benar menampung sejumlah memori yang akan
dihipotesiskan oleh teori informasi dipandang sebagai entitas yang
dinamis dan fleksibel.
Pengkodean dan ingatan jangka panjang, Transfer
informasi kejangka panjang memori yang menyediakan penyimpanan
informasi jangka panjang yang dipindahkan dari memori kerja, adalah
proses yang paling penting dari semua pemrosesan informasi kepada
mereka yang tertarik untuk belajar, maka harus diintegrasikan
dengan pengetahuan sebelumnya yang terkait atau informasi yang
sudah disimpan dalam memori jangka panjang.
Model mental, mirip dengan rancagan tapi selain konsep dan
relasinya yang tersimpan dalam skema, model mental mengandung
informasi tentang tuntutan tugas dan kinerja tugas yang digunakan
untuk pemecahan masalah. Model mental untuk menyimpan
informasi mengenai bagaimana mesin bekerja atau bagaimana
situasi di organisir. Teori kognitif seperti Anderson menunjukan
bahwa jenis pengetahuan yang berbeda yaitu pengetahuan
procedural disimpan dan diwakili dalam bentuk yang sangat berbeda
dan proposisi.

2. Bloom’s of Mastery Learning


Two essential elements: (1) the feedback, correc-tive, and
enrichment process; and (2) instructional alignment/consistency
among all componenc isntrcution. Kontribusi Bloom yang paling
berpengaruh terhadap bidang desain instruksional adalah proposisi
bahwa "kurva normal" seharusnya bukan model hasil akhir instruksi
yang diharapkan. Menurut Bloom kurva normal, dengan beberapa

33
Asep Ediana Latip
siswa belajar dengan sangat baik, beberapa belajar dengan baik,
beberapa belajar dengan kurang baik, banyak belajar secara medial,
beberapa belajar dengan buruk dan sedikit belajar dengan sangat
buruk, adalah apa yang mungkin kita harapkan terjadi tanpa adanya
intervensi dari instruksi. Itulah yang akan kita harapkan jika siswa
benar-benar belajar sendiri, dengan kemampuan menjadi. Satu-
satunya faktor yang mempengaruhi pembelajaran. Namun, instruksi
seharusnya mendorong pembelajaran. Maka Bloom berpendapat
sebagai berikut: "kebanyakan siswa dapat menguasai apa yang
harus kita ajarkan kepada mereka, dan ini adalah tugas instruksi
untuk menemukan cara yang memungkinkan mereka menguasai
topik yang sedang dipertimbangkan".
Akhirnya, Bloom membahas fitur instruksi berkualitas yang
bisa mempromosikan Penguasaan antar peserta didik. Dia Jelaskan
empat fitur instruksi kualitas: isyarat, partisipasi, penguatan dan
umpan balik / koreksi. Isyarat komunikasi kepada peserta didik
mengenai persyaratan tugas belajar dan bagaimana cara memenuhi
persyaratan rhese. Partisipasi melibatkan konversi atau praktik aktif
yang terbuka dengan tugas belajar.Bloom memberi dorongan bahwa
penguatan, apakah positif atau negatif harus diberikan kepada
peserta didik oleh guru, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya
untuk menunjukkan persetujuan terhadap prestasi belajar positif dan
ketidaksetujuan terhadap kinerja yang buruk. Umpan balik dan
prosedur perbaikan mengikuti partisipasi adalah Interaksi oleh
pelajar. Mereka mungkin termasuk "isyarat alternatif atau waktu dan
latihan tambahan"
Model pembelajaran penguasaan Bloom telah memiliki dampak
yang kuat pada praktik perancangan instruksional, memang pada
filosofi dasarnya. Tujuan perancangan instruksional adalah untuk
mengembangkan pengajaran dari mana sebagian besar siswa
dapat belajar dengan sangat baik

3. Gagne’s Theory on condition of learning


In addition, the theory outlines nine instructional events and
corresponding cognitive processes:
a. Gaining attention (reception) show variety of computer
generated triangles
b. Informing learners of the objective (expectancy) pose
question: "What is an equilateral triangle?"

34
Perencanaan Pembelajaran
c. Stimulating recall of prior learning (retrieval) review
definitions of triangles
d. Presenting the stimulus (selective perception) give
definition of equilateral triangle
e. Providing learning guidance (semantic encoding) show
example of how to create equilateral
f. Eliciting performance (responding) ask students to create
5 different examples
g. Providing feedback (reinforcement) check all examples as
correct/incorrect
h. Assessing performance (retrieval) provide scores and
remediation
i. Enhancing retention and transfer (generalization). show
pictures of objects and ask students to identify equilaterals

4. Reigeluth’s Elaboration Model


Elaboration theory is an instructional design theory that argues
that content to be learned should be organized from simple to
complex order, while providing a meaningful context in which
subsequent ideas can be integrated
5. Collins’s theory of inquiry teaching
6. Keller’s ARCs Model of Motivation (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction)

PRAKTIK PENGEMBANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Secara praktis pengembangan perencanaan pembelajaran
hendaknya dapat usefull dalam pembelajaran. Secara umum asas
praktis pengembangan perencanaan pembelajaran mengacu pada
perudang-undangan system pendidikan nasional no 20 tahun 2013,
merujuk pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan mulai
dari peraturan tentang standar kompetensi lulusan, kompetensi inti,
kompetensi dasar, badan standar nasional pendidikan, standar
proses, standar penilaian, standar pendidik dan standar isi, dan
bahkan petunjuk teknis pengembangan perencanaan pembelajaran.

35
Asep Ediana Latip
Diantara peraturan menteri pendidikan yang dapat dijadikan
dalam pengembangan perencanaan pembelajaran adalah
Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar proses,
Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang standar penilaian,
Permendikbud No 103 tahun 2014 tentang standar proses,
Permendikbud No 104 tahun 2014 tentang standar penilaian,
Permendibud No 57 tahun 2015 tentang standar proses,
Permendibud No 23 tahun 2016 tentang standar proses,
Permendikbud no 24 tahun 2016 tentang standar penilaian, dan
permendibud no 3 Tahun 2017 tentang standar penialian.
Peraturan menteri dan kebudayaan tersebut ada yang sudah
dibatalkan ada yang tetap berlaku sesuai dengan perkembangan dan
uapaya optimalisasi pengembangan perencanaan pembelajaran.

SIMPULAN
Dasar pengembanga perencanaan pembelajaran merujuk
pada dasar filosofis, teoritik dan praktik. Dasar filosofis
pengembangna perencanaan pembelajara meliputi konstruktivis,
empirisme, kontekstualisme, dan pragmatisme. Dasar teoritik terdiri
dari teori belajar, Gagne’s Theory on condition of learning,
Reigeluth’s Elaboration Model, Collins’s theory of inquiry teaching,
Keller’s ARCs Model of Motivation, Bloom’s of Mastery Learning,
Gagne and Dick theoris dan yang lainnya.
Dasar praktis terdiri dari Diantara peraturan menteri
pendidikan yang dapat dijadikan dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran adalah Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang
standar proses, Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang standar
penilaian, Permendikbud No 103 tahun 2014 tentang standar proses,
Permendikbud No 104 tahun 2014 tentang standar penilaian,
Permendibud No 57 tahun 2015 tentang standar proses,
Permendibud No 23 tahun 2016 tentang standar proses,
Permendikbud no 24 tahun 2016 tentang standar penilaian, dan
permendibud no 3 Tahun 2017 tentang standar penilaian.

36
Perencanaan Pembelajaran

BAB III
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN TUJUAN
PEMBELAJARAN

Pada bab ini akan dibahas tentang analisis tujuan pembelajaran dan
pengembangan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dalam
system pendidikan Indonesia terdiri dari tujuan pendidikan Nasional,
Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
Indikator Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran. Semua tujuan itu
akan dibahas berdasarkan pada tulisan karya Wes Williams dkk.;
Instructional Goals and Objectives: Learning Activities

ANALISIS TUJUAN PEMBELAJARAN


Tujuan pembelajaran menurut Williams terdiri tujuan
pembelajaran (instructional gols) dan sasaran pembelajaran
(instructional objective). Yang dimaksud instructional goals adalah
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan bersifat observable dan
measurable dan contextual. Yang dimaksud instructional objective
adalah sasaran pembelajaran yang yang menggambarkan upaya
pencapaian, prilaku pembelajaran dan kriteria pembelajaran yang
dapat diamati dan kontekstual.
Dalam proses pendidikan di Indonesia Tujuan Pembelajaran
merupakan pengembangan dari Tujuan pendidikan nasional,
institusional, kurikuler, dan pembelajaran. Apabila disintesakan
dengan pendapat Williams, maka Tujuan pendidikan nasional,
institusional, kurikuler disebut sebagai Instructional Goals. Sementara
Tujuan pembelajaran disebut sebagai instructional objective.
Suatu tujuan sebagai Instructional goals menurut Williams
terdiri dari observable dan contekstual. Observable merupakan
prilaku yang dapat diamati dari proses pembelajaran. Contekstual
berarti prilaku yang dipelajari tersebut dapat diperoleh dalam situasi
dan kondisi yang terkondisikan misalnya disekolah, dirumah dan

37
Asep Ediana Latip
tempat bermain. Yang termasuk instructional goals dalam konteks
kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah Standar Kompetensi
Lulusan, Komptensi Inti, dan Kompetensi Dasar.
Suatu tujuan sebagai instructional objective menurut Williams
terdiri dari condition, behaviour dan criterion. Condition berarti
memuat spesifikasi materi ajar. Behaviour berarti memenuhi
observable dan terukur. Criterion berarti mencapai kriteria waktu,
tempat, kesempurnaan dan lain sebagainya. Yang termasuk
insctructional objective dalam konteks kurikulum yang berlaku di
Indonesia adalah Indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran itu
sendiri. Indicator dan tujuan pembelajaran ini menjadi arah
pembelajaran dan sekaligus menjadi dasar penilaian pencapaian
hasil belajar.

PENGEMBANGAN TUJUAN PEMBELAJARAN


Ada tiga model pengembangan tujuan pembelajaran sebagai
instructional objective yaitu …
1. Model CBC (Condition, Behaviour, dan Criterrion)
Tujuan pembelajaran yang terukur adalah tujuan
pembelajaran yang dikembangkan dengan memenuhi kriteria
condition, behaviour, dan criterion. Condition bearti segala hal yang
mendukung pencapaian kompetensi seperti media, strategi, metode
dan lingkungan kondusif. Behaviour adalah kompetensi yang berupa
perilaku yang operasional dan dapat teramati pada peserta didik yang
termuat didalamnya kata kerja dan inti dari materi ajar. Criterion
merupakan batasan kedalaman dan keluasan materi ajar yang
direncanakan untuk dikuasai oleh peserta didik.
Contoh suatu tujuan pembelajaran yang telah memenuhi
kriteria CBC, “dengan menggunakan media visual kartun, peserta
didik dapat menjelaskan ciri-ciri lingkungan hidup sehat pada
lingkungan sekolah secara lengkap”

2. Model SMART (Spesifik, Measurble, Achievable/Attainable,


Relevance/Realistic dan Time specific/Time Bound)
Tujuan pembelajaran dapat dikembangkan dengan
memperhatikan kriteria Smart. Smart berarti cerdas, artinya tujuan
pembelajaran dapat dikembangkan untuk tujuan mencerdaskan

38
Perencanaan Pembelajaran
peserta didik, oleh karena itu kecerdasan yang akan dibangun dari
peserta harus direncanakan dengan spesifik, measurable,
achievable/attainable, relevance/realistic, dan time specific/time
bound. Spesifik berarti keluasan dan kedalaman materi ajar dibatasi
pada spesifikasi yang jelas, misalnya jika materi yang akan diajarkan
tentang energy, spesifikasi apa saja yang akan diajarkan dari enery
itu, apakah jenisnya, alatnya, kegunaannya, atau pengembangannya,
tentukanlah salah satunya dan rumuskan sembagai tujuan
pembelajaran. Measurble dapat berarti kompetensinya dapat diamati
dalam bentuk kata kerja operasional dan tidak bermakna ganda, dan
juga berarti keluasan dan kedalaman materi ajarnya terukur dari
jumlahnya atau banyaknya tidak melebar dan tidak meluas sehingga
sulit untuk melakukan pengukuran. Achievable mengandung arti
menyuratkan capaian hasil belajar yang dapat membedakan capaian
hasil belajar sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Relevance
berarti tujuan pembelajaran dikembangkan relevan dengan
kompetensi dasar yang menjadi payung utama tujuan pembelajaran
baik dari aspek kompetensi yang tersirat dalam kata kerja
operasional dan dari aspek keluasan dan kedalam materi ajar. Time
specific berarti bahwa tujuan pembelajaran hendaknya
dikembangkan dengan memperhatikan alokasi waktu yang jelas
dalam upaya pencapaiannya.
Contoh pengembangan tujuan pembelajaran dengan
mendasarkan pada model smart yaitu “Menjelaskan lima anggota
tubuh yang berfungsi sebagai pancaindera secara lengkap”

3. Model ABCD (Audience, Behaviour, Condition, dan Degree)


Disamping model di atas, guru dapat mengembangkan tujuan
pembelajaran dengan menggunanak model Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree. Audience berarti peserta didik sebagai
pembelajar yang sedang menduduki kelas tertentu pada jenjang
pembelajaran tertentu. Behaviour merupakan kompetensi yang
tersirat dalam kata kerja opearasional dan dapat pula berupa
keluasan dan kedalam materi ajar yang jelas dapat diamati. Condition
berarti aspek lingkungan belajar, media pembelajaran, strategi
pembelajaran dan aspek kontekstual lainnya yang dapat mendukung
pencapaian hasil belajar peserta didik. Degree berarti batasan
keluasan dan kedalaman materi ajar yang hendak dikuasai oleh
peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

39
Asep Ediana Latip
Contoh pengembangan tujuan pembelajaran yang
berdasarkan pada model ABCD adalah “Peserta didik pada kelas 4
jenjang pendididikan dasar MI/SD semester 2, dapat menjelaskan
dua macam gaya secara lengkap dengan menggunakan media audio
visual dengan berkelompok”

SIMPULAN
Tujuan pembelajaran merupakan unjung tombak dari tujuan
pendidikan nasional, standar kompetensi lulusan, kompetensi inti,
kompetensi dasar dan indicator pembelajaran. Oleh karena itu untuk
mengembangkannya diperlukan untuk melakukan analisis tujuan
pendidikan nasional, standar kompetensi lulusan, kompetensi inti,
kompetensi dasar dan indicator pembelajaran.
Dalam pengembangan tujuan pembelajaran dapat
menggunakan berbagai model yang relevan diantarnya model CBC,
SMART dan ABCD atau bahkan yang lainnya.

40
Perencanaan Pembelajaran

BAB IV
PERENCANAAN MATERI PEMBELAJARAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang perencanana materi


pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan stuktur ini yang harus
dibelajarkan kepada peserta didik. Peserta didik mempelajari struktur
materi ajar yang telah didesain oleh pendidik. Oleh karena itu materi
ajar yang didesain hendaknya memiliki batasan keluasan dan
kedalaman sesuai tingkat dan jenjang pendidikan dasar yang
dikembangkan. Penting untuk guru dalam mendesain materi ajar,
karena dengan materi ajar ini guru dapat melakukan standar
pancapain hasil belajar peserta didik baik dari aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Oleh karena itu, dalam bab ini akan diuraikan tentang strutktur materi
ajar, jenis materi dan pengembangan perencanaan materi ajar.

STRUKTUR MATERI AJAR


Secara structural materi ajar memiliki tingkat kesulitan,
keluasan, dan kedalaman. Kesulitan materi ajar menuntut alokasi
waktu yang lebih lama dan strategi pembelajaran efektif dalam
penguasaannya sehingga sesulit apapun materi ajar, peserta didik
dapat menguasainya. Tingkat kesulitan materi ajar bisanya berkaitan
dengan keluasan dan kedalaman materi ajar. Semakin luas materi
ajar semakin sulit untuk dipelajari, semakin dalam materi ajar
semakin sulit materi ajar dipelajari. Oleh Karena itu mensiasati hal itu,
guru dapat mengurangi kesulitan materi ajar dengan mempersempit
keluasan materi dan memperndek kedalaman materi ajar.
Keluasan materi ajar dapat dipersempit dengan keterbatasan
alokasi waktu dan tingka kelas dari peserta didik. Misalnya materi
berkaitan dengan energy, pada tingkat kelas rendah peserta didik
cukup diarahkan untuk menguasai penggunaan energy, sementara
pada tingkat tinggi siswa diarahkan untuk menguasai konsep sampai
pada penerapannya bahkan memodifikasinya menjadi energy yang
kompleks.
Kedalaman materi ajar berkaitan dengan tingkatan dari
tuntutan penguasanaan materi ajar tersbut baik dari sisi kompetensi

41
Asep Ediana Latip
maupun dari sisi struktur materinya. Dari sisi kompetensi merujuk
pada kedalaman yang digambarkan oleh Bloom apakah pada tingkat
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi
dan menkreasi?, ataukah pada struktur materinya apakah fakta, data,
konsep, prinsip, prosedur, dan atau metakognitif?
Atas dasar struktur itulah, bahwa guru dapat
mempertimbangkan tingkat, jenjang pendidikan yang sedang
direncanakan untuk pengembangan materi ajarnya. Sehingga
rencana pengembangan materi ajar dapat dengan efektif bermanfaat
untuk pencapaian hasil belajar yang optimal.

JENIS MATERI AJAR


Materi ajar pada jenjang pendidikan dasar tergamit dalam
tema pembelajaran yang memuat content IPA, IPS, Matematika,
Bahasa Indonesia, PKn, dan IPS serta bahkan yang lainnya secara
terintegrasi. Oleh karena itu jenis materi ajar yang diajarkan pada
peserta didik sejenis dengan tema yang akan direncanakan.
Tema pembelajaran pada setiap kelasnya berbeda sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, namun secara
karakteristik tema pembelajaran berkaitan dengan tingkat
pemahaman peserta didik.
Berdasarkan tema pembelajaran inilah, guru dapat
menguraikan materi ajar secara mendalam atau meluas untuk
mendasari pemahaman peserta didik pada jenjang pendidikan
selanjutnya. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa jenis materi pada
jenjang pendidikan dasar terdiri dari :
1. Jenis materi ajar tematik
Jenis materi ajar tematik, mendasari uraian materinya pada
tema-tema pembelajaran yang kemudian dikembangkan dan
diuraikan berdasarkan temanya.
2. Jenis materi ajar bidang studi
Jenis materi ajar bidang studi, mendasari uraian materinya
berdasarkan mutan bidang studi dari disiplin ilmu ternteu.
3. Jenis materi pengayaan
Jenis materi pengayaan ini adalah materi yang melaupai
batasan kedalaman dan keluasan yang telah ditetapkan dalam
kompetensi dasar pembelajaran untuk tujuan wawasan dari peserta
didik.

42
Perencanaan Pembelajaran

PENGEMBANGAN PERENCANAAN MATERI AJAR


Pengembangan perencanaan materi ajar dapat dilakukan oleh
guru dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengindentifikasi hasil pengembangan tujuan pembelajaran
2. Menguraikan keluasan materi ajar yang telah ditentukan dalam
tujuan pembelajaran
3. Menguraikan kedalaman materi ajar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
4. Memperkaya sumber belajar dalam setiap uraian materi ajar
dengan berbagai sumber belajar yang mendukung
5. Mendesain uraian materi ajar sesuai dengan media
pembelajaran yang telah ditentukan
6. Mendesain uraian materi ajar secara kelompok apabila proses
pembelajarannya dilaksanakan dalam bentuk kelompok.

SIMPULAN
Perencanaan materi ajar penting untuk didesain oleh guru
untuk mengurangi kesulitan, membatasai keluasan dan
memperpendek kedalaman pembelajaran sehingga proses
pembelajaran tidak terkesan “ngawur”.
Secara structural materi terdiri dari tingkat kesulitan,
kedalaman dan keluasan materi ajar. Kedalaman materi ajar terdiri
dari sisi kompetensi merujuk dapat beri[a mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menkreasi ataukah
fakta, data, konsep, prinsip, prosedur, dan atau metakognitif.
Keluasan materi ajar didasarkan pada tingkat dan jenjang dari
pendidikan dasar, keluasan materi ajar untuk kelas rendah tentu
berbeda dengan keluasan materi ajar pada tingkatan yang tinggi.
Jenis materi ajar dalam kontesk pembelajaran tematik terdiri
dari materi ajar tematik, bidang studi dan materi pengayaan. Untuk
pengembangan materi ajar dapat dilakukan dengan langkah
mengindentifikasi hasil pengembangan tujuan pembelajaran,
menguarikan keluasan materi ajar yang telah ditentukan dalam tujuan
pembelajaran, menguraikan kedalaman materi ajar sesuai dengan
tujuan pembelajaran, memperkaya sumber belajar dalam setiap
uraian materi ajar dengan berbagai sumber belajar yang mendukung,
mendesain uraian materi ajar sesuai dengan media pembelajaran
yang telah ditentukan, dsan mendesain uraian materi ajar secara

43
Asep Ediana Latip
kelompok apabila proses pembelajarannya dilaksanakan dalam
bentuk kelompok.

44
Perencanaan Pembelajaran

BAB V
PENGEMBANGAN STRATEGI
PEMBELAJARAN

Dalam merencanakan pembelajaran, setelah menentukan


materi ajar yang akan dibelajarkan kepada peserta didik, guru dapat
mengajukan pertanyaan tentang bagaimana melaksanakan
pembelajaran yang efektif? Jawabannya adalah merencanakan
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menjawab pertanyaan
itu dengan memberikan rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran.
Sehingga memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang
efektif menjadi penting untuk menciptakan situasi dan kondisi
pembelajaran menarik, menyenangkan, kelompok atau individu,
kreatif dan aktif.
Oleh karena pentingnya strategi pembelajaran, dalam bagian
ini akan dibahas tentang pengembangan strategi perencanan
pembelajaran yang terdiri dari pengertian strategi pembelajaran,
macam-macam strategi sembelajaran, fungsi strategi sembelajaran
dan merencanakan strategi pembelajaran.

PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN


Terdapat istilah yang sering bertukaran makna
(interchangeable) dalam memaknai strategi pembelajaran yaitu
pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode
pembelajaran, dan teknik pembelajaran. Dalam kesempatan ini tidak
akan dibahas mengenai interchangeable tersebut, lebih cocok
dibahas dalam buku yang membahas khusus semantic kebahasaan
karena itu panjang dan debatable.
Focus dalam buku ini akan memaknai dari sisi kesamaan
pada semua istilah tersebut yaitu terletak pada terdapatnya langkah
real action dalam melaksanakan pembelajaran. Jika disebutkan
pendekatan pembelajaran cooperative, pasti memiliki langkahnya,
demikian juga jika disebut dengan strategi pembelajaran cooperative,

45
Asep Ediana Latip
pasti memiliki langkahnya, hal sama juga jika disebut sebagai metode
dan teknik pembelajaran tetap saja ada langkahnya, dan langkahnya
mengarah pada upaya menciptakan proses belajar bersama
(cooperative learning).
Oleh karena itu, dalam buku ini akan masuk pada perdebatan
apakah strategi pembelajaran ditentukan setelah menetapkan
pendekatan pembelajaran, kemudian memilih model pembelaran,
selanjutnya menentukan metode pembelajaran dan terakhir teknik
pembelajaran, ataukah terlebih dahulu model pembelajaran, baru
dipilih pendekatan pembelajaran, kemudian ditetapkan strategi
pembelajaran, selanjutnya dipilih metode pembelajaran dan terakhir
adalah teknik belajaran. Kenapa tidak masuk pada perdebatan di
atas, karena perdebatan yang ada adalah hanya akan menghambat
tersusunnya perencanaan pembelajaran, menghilangkan substansi
perumusan perencanan pembelajaran yaitu terdapatnya langkah-
langkah pembelajaran yang lahir dari strategi pembelajaran yang
dipilih, yang ketiga bagi guru akan kesulitan untuk dapat memadu-
padankan berbagai istilah dalam satu rangkain kegiatan dan rumusan
pembelajaran, disamping itu penggunaan istilah tersebut ternyata
debatable karena tidak prinsip umum yang mendasarinya sehingga
apabila focus pada perdebatan itu hanya akan mempersulit jawaban
utama dari perencanaan strategi pembelajaran yang hanya
mempertanyakan bagaimana pembelajaran dilaksanakan?. Tentu
membutuhkan jawaban langkah-langkah pembelajaran. Namun
setuju bahwa guru tetap harus memilih starategi pembelajaran,
karena strategi pembelajaran dapat mengarahkan pada langkah-
langkah pembelajaran. yang bermuara pada proses pembelajaran
yang menarik, menyenangkan, menantang, active, dan kreatif.
Oleh karena itu strategi pembelajaran yang dimaksud dalam
buku ini adalah dapat saja merupakan pendekatan pembelajaran,
metode pembelajaran, model pembelajaran dan bahkan teknik
pembelajaran yang penting adalah memuat langkah pembelajaran.
Langkah pembelajaran dapat bervariasi yang didesain oleh guru
bergantung pada strategi pembelajaran yang dipilih. Dalam
pengertian, jika strategi pembelajaran yang dipilih adalah cooperative
learning, maka langkah pembelajaran berfokus pada langkah
memfasilitasi peserta didik untuk belajar bersama. Lain halnya
dengan strategi pembelajaran kontekstual, maka langkah
pembelajaran diarahkan belajar kontekstual dari kajian teks yang

46
Perencanaan Pembelajaran
telah disediakan, dan begitu seterusnya, bahwa langkah
pembelajaran mengikuti strategi pembelajaran yang dipilih.

MACAM-MACAM STRATEGI PEMBELAJARAN


Dalam mendesain strategi pembelajaran, guru dapat
mengembangan macam-macam strategy pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran. Terdapat banyak strategi
pembelajaran dan langkah-langkahnya yang dapat digunakan oleh
guru, dan bahkan guru sendiri secara kreatif dapat mengembangkan
starategi pembelajaran.
Diantara berbagai strategi pembelajaran terdapat strategi
pembelajaran yang dikembangkan oleh departemen pendidikan
nasional yang bahkan disebutnya bukan strategi pembelajaran tetapi
sebagai model-model pembelajaran efektif, padahal dalam
kesempatan yang berbeda suka disebut dengan strategi
pembelajaran. Adapun strategi pembelajaran yang dikembangkan
Departemen Pendidikan Nasional yang sekarang menjadi
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan yaitu:

EXAMPLES NON EXAMPLES


Langkah-langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan
melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa
untuk memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari
analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan

47
Asep Ediana Latip
PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan
yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar
tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman

COOPERATIVE SCRIPT (DANSEREAU CS., 1985)


Skrip kooperatif :
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian
secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang
dipelajari
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin,
dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok
yang kurang lengkap

48
Perencanaan Pembelajaran
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok
dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
7. Penutup

KEPALA BERNOMOR STRUKTUR


(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor
terhadap tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu
bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal
dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan
seterusnya.
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok.
Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung
bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain.
Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa
saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan

STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)


TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku,
dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti
49
Asep Ediana Latip
dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada
saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan

JIGSAW (MODEL TIM AHLI)


(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali
ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim
mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup

PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)


(PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH)
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan
menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.
Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

50
Perencanaan Pembelajaran
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis,
pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan

ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok
berpasangan dua orang
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan
materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya
mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian
berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan
hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai
sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya
belum dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup

MIND MAPPING
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan
ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang
mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

51
Asep Ediana Latip
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban
hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca
hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan
mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan
atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang
disediakan guru

MAKE - A MATCH
(MENCARI PASANGAN) (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya
satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup

THINK PAIR AND SHARE


(FRANK LYMAN, 1985)
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan
yang disampaikan guru

52
Perencanaan Pembelajaran
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diungkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup

DEBATE
Langkah-langkah :
1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan
yang lainnya kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan
didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu
anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian
ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan
pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis
inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan
sejumlah ide diharapkan.
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak
siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada
topik yang ingin dicapai.

ROLE PLAYING
Langkah-langkah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam
waktu beberapa hari sebelum KBM

53
Asep Ediana Latip
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin
dicapai
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil
mengamati skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan
lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing
kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup

GROUP INVESTIGATION (SHARAN, 1992)


Langkah-langkah :
1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok
mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari
kelompok lain
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada
secara kooperatif yang bersifat penemuan
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan
hasil pembahasan kelompok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi
kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup

TALKING STICK
Langkah-langkah :

54
Perencanaan Pembelajaran
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membaca dan mempelajari materi.
3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan
mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa,
setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang
memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup

BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk
pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas
dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu
pasangan yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian
pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari
kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan
kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi
55
Asep Ediana Latip
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya
masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada temannya
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas
kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat
seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain
selama ± 15 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang
tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING


Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada
siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6. Penutup

COURSE REVIEW HORAY


Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

56
Perencanaan Pembelajaran
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak
9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka
sesuai dengan selera masing-masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban
di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi
tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda  vertikal atau horisontal,
atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang
diperoleh
8. Penutup

DEMONSTRATION
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan
disampaikan
3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan
sesuai skenario yang telah disiapkan.
5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan
menganalisanya.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga
pengalaman siswa didemontrasikan.
7. Guru membuat kesimpulan.

EXPLICIT INTRUCTION
(PENGAJARAN LANGSUNG) (ROSENSHINA & STEVENS, 1986)
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

57
Asep Ediana Latip
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION


(CIRC) KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS
(STEVEN & SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara
heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik
pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan
ditulis pada lembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup

INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE
(LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR) OLEH SPENCER
KAGAN
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan
pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan
menghadap keluar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran
pertama, menghadap ke dalam
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar
berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh
semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat,
sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser
satu atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang
membagi informasi. Demikian seterusnya
58
Perencanaan Pembelajaran
TEBAK KATA
Media :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya
yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang
mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi
ataudiselipkan di telinga.
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi
± 45 menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10x10 cm yang
nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang
lainnya diberi kartu yang berukuran 5x2 cm yang isinya tidak
boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau
diselipkan ditelinga.
4. Sementara siswa membawa kartu 10x10 cm membacakan
kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya
menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10x10 cm. jawaban
tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi
atau telinga.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka
pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang
telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain
asal jangan langsung memberi jawabannya.
6. Dan seterusnya

CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas Dimiliki oleh 1
orang Struktur organisasinya tidak resmi Bila untung dimiliki, diambil
sendiri NAH … SIAPA … AKU ? JAWABNYA : PERUSAHAAN
PERSEORANGAN

59
Asep Ediana Latip
WORD SQUARE
Media :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai TPK
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin
dicapai.
2. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak
sesuai jawaban
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

CONTOH SOAL
1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran
dengan cara …….
2. ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang
atau jasa disebut nilai …….
6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang
asing disebut …….
7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual
beli disebut motif …….
9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke
bank untuk membayar sejumlah uang disebut …….

SCRAMBLE
Media :
1. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai
2. Buat jawaban yang diacak hurufnya

60
Perencanaan Pembelajaran
Langkah-langkah :
1. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
2. Membagikan lembar kerja sesuai contoh

TAKE AND GIVE


Media :
1. Kartu ukuran ± 10x15 cm sejumlah peserta tiap kartu berisi
sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi
sesuai dengan TPK
2. Kartu contoh sejumlah siswa

Langkah-langkah :
1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
2. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi
masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih
kurang 5 menit
4. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk
saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama
pasangannya pada kartu contoh.
5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling
memberi dan menerima materi masing-masing (take and
give).
6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan berikan siswa
pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang
lain).
7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
8. Kesimpulan

CONSEPT SENTENCE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi secukupnya.

61
Asep Ediana Latip
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang
secara heterogen.
4. Guru Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang
disajikan.
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan
menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno
yang dipandu oleh Guru.
7. Kesimpulan.

COMPLETTE SENTENCE
Media : Siapkan blangko isian berupa paragraph yang kalimatnya
belum lengkap
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh
membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang
kalimatnya belum lengkap (lihat contoh).
5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci
jawaban yang tersedia.
6. Siswa berdiskusi secara berkelompok
7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki.
Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hapal
8. Kesimpulan

TIME TOKEN ARENDS 1998


Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan
sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau
siswa diam sama sekali
Langkah-langkah :
1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative
learning / CL)

62
Perencanaan Pembelajaran
2. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik.
Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa
diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.
4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang
masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
5. Dan seterusnya

PAIR CHEKS (SPENCER KAGEN 1993)


Langkah-langkahnya:
1. BEKERJA BERPASANGAN
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa.
Setiap pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua
itu akan membantu melatih
2. PELATIH MENGECEK
Apabila patner benar pelatih memberi kupon
3. BERTUKAR PERAN
Seluruh patner bertukar peran dan mengurangi langkah 1 –
3
4. PASANGAN MENGECEK
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan
membandingkan jawaban
5. PENEGASAN GURU
Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep

KELILING KELOMPOK
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat
kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya
Langkah-langkahnya:
1. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai
dengan memberikan pandangan dan pemikirannya
mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
2. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya

63
Asep Ediana Latip
3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah
perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan

TARI BAMBU
Agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan
dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur
strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran
pengalaman pikiran dan informasi antar siswa
Langkah-langkahnay:
1. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu
banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa
berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa
berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini
akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan
waktu relatif singkat.
2. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang
pertama
3. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi
sinformasi.
4. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah
satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini
kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa
mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran
bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan

DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY)


SPENCER KAGAN 1992
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lainnya.
Langkah-langkahnya :
1. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4
(empat) orang
2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu
kedua kelompok yang lain

64
Perencanaan Pembelajaran
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri
dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka

COOPERATIVE LEARNING
Langkah-langkahnya
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Menginformasikan kemanfaatan tujuan belajar
3. Membagi kelompok belajar
4. Mendampingi, dan mengarahkan kelompok belajar
5. Mengevaluasi secara kelompok
6. Memberikan reward kelompok

EKSPOSITORI
Langkah-langkahnya:
1. Persiapan (preparation)
2. Penyajian (presentation)
3. Korelasi (correlation)
4. Menyimpulkan (generalization)
5. Mengaplikasikan (Application)

QUANTUM LEARNING
Langkah-langkahnya:
1. Menumbuhkan pengetahuan awal dan motivasi peserta didik
dengan menyampaikan tujuan belajar(Tumbuhkan)
2. Melakukan permainan dan simulasi (Alami)
3. Menggunakan media pembelajaran (Namai)
4. Mendiskusikan dan mendemonstrasikan (Demontrasikan)
5. Menyimpulkan bersama (Ulangi)
6. Memberikan reward (Rayakan)

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)


Langkah-langkahnya:

65
Asep Ediana Latip
1. Konstruktivistik dengan salah satu dari elemen yaitu activasi
pengetahuan, perolehan pengetahuan baru, pemahaman
pengetahuan, praktek, dan refleksi
2. Mengajukan pertanyaan
3. Menemukan (inquiry)
4. Menciptakan kelompok belajar (learning community)
5. Memberikan contoh pembelajaran (modelling)
6. Refleksi
7. Penilaian
Langkah-langkah CTL
Berdasarkan versi Center for Occupational Research and
Development
1. Relating; menghubungan tujuan dan pengalaman belajar
2. Experiencing; mengarahkan untuk mengalamai pembelajaran
3. Applying; mendemonstrasikan pembelajaran
4. Cooperating; belajar kelompok
5. Transferring; bertukar pendapat dalam bentuk presentasi.

INKUIRI
Langkah-langkahnya:
1. Persiapan
2. Menyajikan pertanyaan atau masalah
3. Membuat hipotesis
4. Merancang percobaan
5. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi
6. Mengumpulkan dan menganalisis data
7. Membuat kesimpulan

STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN


BERPIKIR (SPPKB)
Langkah-langkahnya:
1. Orientasi
2. Pelacakan kemampuan belajar peserta didik
3. Konfrontasi persoalan dengan peserta didik
4. Inkuiri pemecahan masalah
5. Akomodasi dengan diskusi untuk penyimpulan pengetahuan
6. Transfer dengan penyajian atau presentasi

66
Perencanaan Pembelajaran
7. Refleksi
8. Evaluasi

SCIENTIFIC APPROACH
Langkah-langkahnya:
1. Mengamati (Observing)
2. Menanya (Questioning)
3. Mencoba (Exploring)
4. Menalar (Assosiating)
5. Menyajikan (Communicating)

PROBLEM BASED LEARNING


Langkah-langkanya:
1. Petunjuk dasar (basic concept) pembelajaran seperti
menjelaskan tujuan pembelajaran, sumber belajar, skill yang
perlu diketahui dan mind mapping pembelajaran
2. Pembatasan masalah (defining the problem) masalah dapat
ditemukan secara brainstorming, kemudian diseleksi untuk
menentukan focus, dan penentuan masalah serta pembagian
kelompok penyeselesaian masalah
3. Belajar Mandiri (self learning) yaitu bahwa proses pemecahan
masalah belajar diselesaikan dapat diselesaikan secara
mandiri atau dalam kelompok dalam bimbingan guru
4. Pertukaran pengetahuan (exchange knowledge) kegiatan ini
seperti sharing, presentasi dan diskusi.
5. Penilaian (Assesment)

PROJECT BASED LEARNING


Langkah-langkahnya:
1. Memulai dengan pertanyaan (start with the essential question)
2. Mendesain suatu project (design a plan for the project) seperti
menentukan bentuk project pembelajaran, aturan main, alat,
capaian dan rubric penilaian project
3. Menyusun jadwal (create a schedule), seperti timeline,
deadline penyelesaian project
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan project (monitor the
students and the progress of the project)
67
Asep Ediana Latip
5. Menilai hasil (Assess the outcome)
6. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the experience)

DISCOVERY LEARNING
Langkah-langkahnya:
1. Stimuasi (stimulation)
2. Identifikasi masalah (problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Kesimpulan (generalisation)

MERENCANAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN


Rambu-rambu merencanakan strategi pembelajaran adalah :
1. Karakteristik peserta didik,
Strategi pembelajaran yang dipilih niscaya memperhatikan
karakteristik peserta didik pada setiap jenjang pendidikan. Misalnya
penggunaan strategi pembelajaran kontekstual pada jenjang
pendidikan dasar akan berbeda dengan strategi pembelajaran
kontekstual pada jenjang pendidikan menengah atas dan seterusnya.
Yang berbeda adalah treatment yang diberikan, sementara langkah-
langkah pembelajarannya dapat sama berdasarkan karaktersitik dari
strategi pembelajaran yang dipilih.

2. Keluasan dan kedalaman materi ajar,


Keluasan materi ajar dapat membantu menentukan strategi
pembelajaran yang akan dipilih, karena keluasan materi ajar dapat
saja menghabiskan banyak waktu untuk dipelajari, tetapi apabila
dipilih strategi pembelajaran yang mengakomodir efektivitas waktu
dan memadai dalam penguasaan keluasan materi ajar sudah barang
tentu keluasan materi ajar menjadi efektif dalam waktu yang tersedia
dapat difahami oleh peserta didik. kedalam materi ajar juga dapat
menjadi rambu-rambu dalam pemilihan starategi pembelajaran,
terdapat banyak strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengakomodir kedalaman materi ajar dan bahkan guru dapat
mengembangkannya yang pasti adalah bahwa strategi pembelajaran

68
Perencanaan Pembelajaran
dapat efektif digunakan apabila memperhatikan tingkat kedalaman
materi ajar.

3. Ketersediaan media pembelajaran,


Media pembelajaran dapat dikembangkan setelah ditentukan
strategi pembelajaran, atau sebaliknya strategi pembelajaran dapat
ditentukan setelah diketahui terdapat ketersediaan media
pembelajaran. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang dipilih
niscaya memperhatikan ketersediaan media pembelajaran atau
bahkan tingkat kemenarikannya bagi peserta didik dalam penerapan
strategi pembelajaran

4. Efektivitas dan efesiensi pembelajaran,


Strategi pembelajaran digunakan untuk menciptakan proses
pembelajaran yang efektif dan efesien. Sehingga jika pemilihan
strategi pembelajaran diprediksi tidak dapat mendukung efektivitas
dan efesiensi pembelajaran, sebaiknya tidak dipilih dan dicarikan
alternative yang mendukung efektivitas dan efesiensi pembelajaran.
efektivitas pembelajaran maksudnya bahwa strategi pembelajaran
dipandang efektif apabila dapat mendukung ketercapaian ketuntasan
belajar dari aspek keluasan dan keladaman materi ajar. efesiensi
pembelajaran maksudnya bahwa strategi pembelajaran dipandang
efesien apabila dapat mendukung ketercapaian ketuntasan belajar
dari aspek ketersediaan waktu.
Adapun Langkah-langkah merencanakan strategi
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan pepembelajaran
2. Mengidentifikasi strategi pembelajaran berdasarkan tujuan
pembelajaran
3. Merumuskan langkah pembelajaran berdasarkan strategi
pembelajaran yang telah dipilih
4. Melaksanakan langkah-langkah strategi pembelajaran dalam
kegiatan inti pembelajaran

SIMPULAN
Strategi pembelajaran memiliki peranan signifikan dalam
memfasilitasi peserta didik untuk mencapai ketuntasan belajar.

69
Asep Ediana Latip
Strategi pembelajaran ditentukan dalam rangka menjawab
pertanyaan, bagaimana pembelajaran dilaksanakan?. Disebut
strategi pembelajaran apabila dalam rangka menjawab pertanyaan
tersebut, meskipun kemudian istilah muncul beragam baik itu sebagai
pendekatan, model, metode dan bahkan teknik pembelajaran.
Terdapat banyak strategi pembelajaran yang dapat digunakan
oleh guru dari yang klasik sampai dengan modern misalnya strategi
pembelajaran, kontekstual dan lainnya. Keberagaman ini menyiratkan
bahwa setiap guru dapat mengembangkannya sendiri secara kreatif
yang penting merujuk pada prinsip-prinsip umum pembelajaran yang
disebutkan dalam Permendibud No 22 tahun 2014 tentang Standar
Proses.
Dalam menentukan starategi pembelajaran, perlu diperhatikan
rambu-rambu pemilihan staragi pembelajaran diantaranya adalah
karakteristik peserta didik, ketersediaan media pembelajaran,
keluasan dan kedalaman materi ajar, dan efektifis dan efesiensi
strategi pembelajaran.
Adapun langkah-langkah merencanakan strategi
pembelajaran adalah menetapkan tujuan pembelajaran,
mengidentifikasi strategi pembelajaran dan menggunakannya pada
kegiatan inti pembelajaran.

70
Perencanaan Pembelajaran

BAB VI
PERENCANAAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN

Kegiatan pembelajaran merupakan frame bagi strategi


pembelajaran, artinya salah satu dari inti kegiatan pembelajaran
adalah pemilihan dari strategi pembelajaran atau dengan kata lain
langkah strategi pembelajaran semestinya terdapat dalam kegiatan
pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran tergambar pula keterampilan
mengajar guru dalam setiap langkahnya. Keterampilan guru dalam
melakukan pembelajaran dapat menjadi parameter kegiatan
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, menantang dan
bahkan menyeangkan.
Untuk menciptakan kegiatan pembelajaran mengakomodir
strategi dan keterampilan guru dalam melakukan pembelajaran
dibutuhkan wawasan pengembangan perencanaan kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu dalam bab ini akan dibahas berkenaan
dengan kegiatan pembelajaran yang meliputi konsep kegiatan
pembelajaran, model disain kegiatan pembelajaran, perencanaan
kegiatan pembukaan pembelajaran, perencanaan kegiatan inti
pembelajaran, perencanaan kegiatan penutup pembelajaran.

A. Konsep Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang meliputi
kegiatan guru dan kegiatan peserta didik. Kegiatan pembelajaran
peserta didik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik
yang merupakan impact dari arahan kegiatan dari guru. Kegiatan
pembelajaran guru melibatkan keterampilan guru dalam melakukan
proses pembelajaran. Turney (Sumantri, 2016:57) mengklasifikasi 8
(delapan) keterampilan dasar kegiatan guru dalam pembelajaran,
yakni:
1. Keterampilan Bertanya
2. Keterampilan memberikan penguatan
3. Keterampilan mengadakan variasi
71
Asep Ediana Latip
4. Keterampilan menjelaskan
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Gagne dan Briggs (Sumantri, 2016:57) mengklasifikasi pada 9


(Sembilan) keterampilan guru dalam pembelajaran yaitu:
1. Memberikan motivasi pembelajaran
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Mengingatkan kompetensi prasayarat
4. Memberi stimulus yang berhubungan dengan masalah, topik dan
konsep
5. Memberikan petunjuk cara mempelajari
6. Menimbulkan penampilan sisiwa
7. Memberi umpan balik
8. Menilai penampilan siswa
9. Memberik kesimpulan

Kegiatan pembelajaran guru dan peserta didik harus


diarahkan sesuai dengan prinsip pembelajaran yang disebutkan
dalam permendibud no 22 tahun 2016 tentang standard proses yaitu
1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; 2.
dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar; 3. dari pendekatan tekstual menuju
proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; 4. dari
pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi; 5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran
terpadu; 6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal
menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi; 7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan
aplikatif; 8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan
fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); 9.
pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); 11. pembelajaran

72
Perencanaan Pembelajaran
yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat; 12.
pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan 14.
Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik.

B. Model Disain Kegiatan Pembelajaran


Model disain kegiatan pembelajaran berkembang secara
teoritis dan praktis. Secara toeritis artinya diperoleh dari hasil
penelitian yang kemudian dijadikan referensi keilmuan yang dapa
dijadikan argumentasi akademik dalam implementasinya secara
praktis. Secara praktis artinya model disain kegiatan pembelajaran
merujuk pada peraturan yuridis formal yang dikeluarkan oleh
kementerian pendidikan yang menjadi dasar implementasi kurikulum
pembelajaran.
Secara teoritis model disain kegiatan pembelajaran merujuk
pada teori-teori sebagai berikut:
1. Model disain kegiatan Pembelajaran Briggs
Langkah-langkah kegiatannya:
a. Stimulasi pembelajaran
b. Penggunaan media
c. Penentuan kondisi belajar
d. Pelaksanaan strategi pembelajaran
e. Pelaskanaan evaluasi
2. Model dsain kegiatan pembelajaran Bella
Langkah-langkah kegiatannya:
a. Analisis kemampuan awal
b. Pelaksanaan pembelajaran
3. Model disain kegiatan pembelajaran Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional
a. Mengadakan pretest
b. Menyampaikan materi
c. Mengadakan posttest
d. Melakukan perbaikan
4. Model disain kegiatan pembelajaran Instructional Development
Institute
a. Define
73
Asep Ediana Latip
b. Develop
c. Evaluate
5. Model disain kegiatan pembelajaran Kemp
a. Pretest
b. Menerapkan strategi pembelajaran yang dipilih
c. Mengoordinasi sarana pembelajaran
d. mengevaluasi
6. Model disain kegiatan pembelajaran Dick and Carey
a. Kegiatan pendahuluan untuk mengidentifikasi prilakua awal
peserta didik
b. Kegiatan inti pembelajaran dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang telah dipilih dan Menerapkan media
pembelajaran, menggunakan berbagai sumber belajar
c. Melaksanakan evaluasi pembelajaran
7. Model disain kegiatan pembelajaran Simth and Ragan
a. Penyiapan lingkungan belajar
b. Mengorganisir pembelajaran
c. Melakuan refleksi pembelajaran
Secara praktis, model disain kegiatan pembelajaran merujuk
pada peraturan kementerian pendidikan nasional berdasarkan
kurikulum yang berlaku diantaranya:
1. Kurikulum 2004
Kurikulum 2004 dikenal dengan kurikulum berbasis
kompetensi. Disain kegiatan pembelajaran pada kurikulum
berorientasi pada pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Disain kegiatannya tidak berbeda dengan kurikulum
2006.

2. Kurikulum 2006
Berdasarkan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2007 Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan
Dasar Dan Menengah bahwa model disain kegiatan pembelajaran
terdiri dari
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a. menyiapkan peserta
didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b.
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. menjelaskan

74
Perencanaan Pembelajaran
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d.
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.

b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi.
1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) melibatkan
peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain; 3) memfasilitasi
terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4)
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan 5) memfasilitasi peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) membiasakan
peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna; 2) memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3)
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 4)
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif; 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 6) memfasilitasi
peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 7)
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok; 8) memfasilitasi peserta didik

75
Asep Ediana Latip
melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan; 9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan
yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik.
3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) memberikan
umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, 2)
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber, 3) memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan, 4) memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar: a) berfungsi sebagai narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku
dan benar; b) membantu menyelesaikan masalah; c) memberi
acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi; d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif. 3. Kegiatan

c. Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; b. melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram; c. memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran; d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e. menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

3. Kurikulum 2013
Disain pembelajaran kurikulum 2013 terdiri dari kegiatan :
1. Kegiatan pendahuluan
2. Kegiatan inti yang meliputi kegiatan untuk mencapai sikap,
pengetahuan dan keterampilan
3. Kegiatan penutup

76
Perencanaan Pembelajaran
Uraian kegiatan tersebut dibahas dalam sub bagian
terserndiri, karena disain kurikulum 2013 yang kemudian
diberlakukan secara nasional.

C. Perencanaan Kegiatan Pendahuluan pembelajaran


Disain kegiatan pembelajaran kurikulum 2013, berdasarkan
pada permendikbud no 23 tahun 2016 tentang standar proses
dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru
wajib:
1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
2. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari,
dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional
dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan
jenjang peserta didik;
3. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
4. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai; dan
5. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.

D. Perencanaan Kegiatan Inti pembelajaran


Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau
saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.

1. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif
yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,

77
Asep Ediana Latip
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang
mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.

2. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga
mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan
ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam
domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik,
tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).
Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan
kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).

3. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi
materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari
keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses
pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan
tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning)
dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning).

E. Perencanaan Kegiatan Penutup pembelajaran


Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik
secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi:
1. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan
manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung;

78
Perencanaan Pembelajaran
2. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
3. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok; dan
4. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.

F. SIMPULAN
Kegiatan pembelajaran perlu didesain oleh guru untuk
menciptakan kegiatan pembelajaran yang berorienasi pada aktivitas
peserta didik. Keigatan pembelajaran melibatkan kegiatan
pembelajaran guru dan kegiatan peserta didik. Kegiatan peserta didik
merupakan impact dari kegiatan guru.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru melakukan
desain kegiatannya dalam kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Dari kegiatan ini merujuk pada kurikulum berbasis kompetensi,
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kurikulum berbasis saintifik.
Pada setiap langkah kegiatan tersebut guru dapat mengembangkan
keterampilan mengajarnya secara optimal.
Terdapat berbagai model disain kegiatan pembelajaran
diantaranya model Briggs, Bella, PPSI, Smith And Ragan, Kemp, dan
lainnya. Berbagai model disain tersebut sebetunya dapat frame
dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

79
Asep Ediana Latip

BAB VII
PERENCANAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Dalam pembelajaran guru memerlukan media untuk


menciptakan proses pembelajaran yang menarik, efektif, efesien dan
menyenangkan. Sebagaimana namanya disebut dengan media,
istilah itu mewakili materi yang akan disampaikan oleh guru.
Pada faktanya dalam proses pembelajaran dapat
dilaksanakan tanpa media pembelajaran, atau guru dapat saja
menggunakan media dalam pembelajaran, dan guru dapat saja tidak
menggunakan media pembelajaran. Namun realitanya, proses
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran setidaknya
dapat dirasakan beberapa hal diantaranya: proses pembelajaran
tidak membosankan, efektif, efesien, menarik, memperjelas materi
ajar dan memorizing; mudah diingat dan bahkan dapat diingat dalam
waktu yang lama (long term memories) oleh karena itu strong
recommended untuk menggunakan media pembelajaran dalam
proses pembelajarannya.
Namun perlu diketahui sebelum dapat menggunakan media
pembelajaran, guru perlu mengetahui pengertian, fungsi, jenis dan
perencanaan media pembelajaran. Oleh Karena itu dalam bab ini
akan diulas untuk menjadi dasar penyurusunan perencanan media
pembelajaran.

PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN


Media pembelajaran terdiri dari dua kata yang memiliki makna
yang berbeda. Media berarti perantara, mediasi. Pembelajaran berarti
kegiatan interaktif peserta didik dengan peserta didik, peserta didik
dengan pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar pada
lingkungan belajar. Sehingga media pembelajaran berarti memediasi
kegiatan interaktif peserta didik dengan peserta didik, peserta didik
dengan pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar lainnya
pada lingkungan belajarnya.
Ada istilah lain yang sering dipertukarkan maknanya dengan
media (interchangeable) yaitu alat, padahal secara makna berbeda,
80
Perencanaan Pembelajaran
setuju bahwa suatu media dapat berupa alat, tetapi suatu alat belum
tentu menjadi media. Suatu alat dapat menjadi media apabila
memiliki fungsi memediasi antara satu hal dengan hal lain, dalam
konteks pembelajaran misalnya dapat memediasi interaksi peserta
didik dengan pendidik. “Pagi ini yang akan dikenalkan oleh guru
kepada peserta didik adalah symbol-simbol sila Pancasila. Kemudian
dibagilah peserta didik sebuah poster yang memuat symbol-simbol
Pancasila, dan guru meminta peserta didik untuk mengamati symbol-
simbol pancasila tersebut serta dilanjutkan dengan
mendiskusikannya secara berpasangan”.
Dari ilustrasi tersebut tampak bahwa poster yang memuat
symbol Pancasila telah berubah menjadi suatu media pembelajaran
karena digunakan oleh guru dan dapat menciptakan proses
pembelajaran. Berbeda halnya apabila poster tersebut tidak
digunakan dalam pembelajaran, maka poster tersebut tidak menjadi
media pembelajaran, namun sebagai poster saja atau sebagai
gambar yang pada umumnya ditempel pada dinding lembaga-
lembaga pendidikan, tetapi jika digunakan dalam pembelajaran dapat
disebut sebagai media pembelajaran.
Guru dapat menggunakan berbagai alat yang ada disekitar
lingkungan peserta didik untuk menjadi media pembelajaran, tidak
mudah untuk mendesain media pembelajaran, karena guru harus
mengubah suatu alat untuk menjadi media pembelajaran
membutuhkan konsep dan penyesuaian dengan materi ajar dan
kesanggupannya serta kembermaknaannya apabila digunakan oleh
peserta didik.

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN


Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran,
memiliki beberapa fungsi yang dapat dijadikan dasar mendisain
perencanaan media pembelajaran diantaranya:
1. Fungsi eksplanasi
Suatu media pembelajaran dapat membantu menjelaskan
konsep keilmuan yang sedang atau akan dikaji dalam suatu proses
pembelajaran. Misalnya guru menjelaskan konsep tentang energy,
guru dapat menggunakan media seperti menghadirkan video
kendaraan, atau alat transportasi yang menggunakan energy untuk
menjelaskan konsep tentang suatu energy. Penjelasan dengan

81
Asep Ediana Latip
menggunakan media tersebut dapat membantu peserta didik
menerima penjelasan dan dapat membantu mengerti penjelasan dari
konsep energy.
Sebaliknya, akan kesulitan bagi peserta didik untuk mengerti
tentang suatu energy apabila tidak dibantu dijelaskan dengan
penggunaan media pembelajaran. Disini tampak sekali media
pembelajaran memiliki fungsi eksplanasi suatu materi ajar. Contoh
lain, misalnya akan dijelaskan tentang arah kepulau di Indonesia,
maka guru dapat menggunakan globe sebagai media pembelajaran
yang dapat membantu menjelaskan letak geografis dari kepulauan di
Indoneisa, maka globe membantu menjelaskan kepada peserta didik
sebagai media yang berfungsi eksplanasi.

2. Fungsi mediasi
Di atas telah disinggung, bahwa pembelajaran itu interkasi
antara peserta didik dengan pendidik atau interaksi peserta didik
dengan peserta didik atau bahkan interkasi peserta didik dengan
sumber belajar pada lingkungannya. Apabila dalam interaksi peserta
didik dengan pendidik di mediasi oleh suatu media pembelajaran
maka media pembelajaran berfungsi untuk memediasi interaksi
peserta didik dengan pendidik. interaksi pendidik dengan peserta
didikpun tidak perlu secara langsung terjadi karena telah dimediasi
oleh penggunaan media pembelajaran.
Dalam era digital ini, terdapat perangkat teknologis yang
dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran sebagi suatu
media pembelajaran. Mengarahkan peserta didik untuk
menggunakan perangkat teknologis dalam interaksinya dengan
pendidik berarti guru telah melakukan upaya mediasi peserta didik
dengan media pembelajaran yang telah didesain sebelumnya.

3. Fungsi efesiensi
Penggunaan media pembelajaran, dapat mendukung
efesiensi dan bahkan efektivitas pembelajaran. Efensiensi
pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran adalah
bahwa alokasi waktu yang digunakan dapat secara efesien
dimanfaatkan secara optimal karena peserta didik dan pendidik
berinterkasi menggunakan bantua media pembelajaran. Dengan
media pembelajaran itulah yang semula memerlukan waktu yang

82
Perencanaan Pembelajaran
lama dalam pembahasan, penguasaan dan bahkan penerapannya
namun dengan adanya media pembelajaran menjadi efesien.
Efektivitas pembelajaran berarti pembelajaran dapat dilakukan
secara efektif dari kedalaman dan keluasan materi ajar karena
dengan penggunaan media pembelajaran kedalaman dan keluasan
materi ajar menjadi efektif dikuasai dan bahkan difahami oleh peserta
didik.
Dari fungsi di atas, maka dapat dirasakan beberapa mafaat
dari fungsi media pembelajaran baik bagi pendidik, peserta didik,
maupun hasil belajar peserta didik. Bagi peserta didik, penggunaan
media pembelajaran dapat meciptakan suasana pembelajaran
menjadi menarik, tidak membosankan dan bahkan menyengkan. Bagi
pendidik, penggunaan media pembelajaran bermanfaat dalam
mengurangi kompleksitas materi ajar, dan bahkan mengurangi
kelelahan dalam pembelajaran. Bagi hasil belajar peserta didik,
karena peserta didik memiliki pemahaman yang dalam serta daya
ingat yang kuat sebagai impact penggunaan media pembelajaran,
maka dipastikan dapat membantu mendukung pencapaian hasil
belajar yang optimal.

JENIS MEDIA PEMBELAJARAN


Suatu alat yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
dilihat dari sisi penggunaannya oleh peserta didik terdapat beberapa
jenisnya diantaranya: media pembelajaran visual, media
pembelajaran audio dan media pembelajaran audio-visual dan
bahkan sekarang muncul teknologi interaktif yang tidak sekadar
visual, atau audio saja atau bahkan audio visual saja.
1. Media audio
Media audio adalah media yang dapat digunakan melibatkan
fungsi pendengaran dalam pembelajaran. Pembelajaran dapat
menggunakan teknologi berbasis audio yang difungsikan sebagai
media pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat focus
mendengarkan isi dari audio tersebut.
Pembelajaran dapat disain untuk mendengarkan isi audio
dalam menerima penjelasan tentang suatu kajian pembelajaran.
Misalnya peserta didik secara kelompok mendengarkan penjelasan
ahli atau tokoh tentang suatu kajian pembelajaran.

83
Asep Ediana Latip
2. Media visual
Media visual adalah media pembelajaran yang
penggunaannya melibatkan indra penglihatan. Peserta didik dapat
berinteraksi dengan cara membacanya, mengamatinya dan
mengkajinya dari media visual yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran.
Media visual dapat berupa gambar, bahan kajian, alat
pendidikan edukatif dan lainnya yang dapat dilihat oleh peserta didik.
Dengan melihat itulah peserta didik belajar bahan kajian secara
langsung. Penggunaan media visual secara psikologis dapat
mendukung penguatan hasil belajar dalam aspek mengingat bahan
ajar ibara pepatah klasik pelajaran yang dilihat dapat lama diingat.

3. Media audio visual


Paduan teknologi yang melibatkan fungsi pendengaran dan
indra penglihatan adalah audio-visual. Teknologi audio-visual dapat
menjadi media pembelajaran karena dapat difungsikan membantu
eksplanasi dalam kajian suatu bahan ajar.
Media audio visual dapat digunakan oleh guru untuk
menjelaskan bahan kajian yang dapat langsung dilihat dan didengan
oleh peserta didik. auduio visual biasanya berupa video, tv dan
youtube serta hal lain melibatkan fungsi pendengaran dan
penglihatan.

4. Media teknologi interaktif


Perkembangan teknologi berkembang pesat, teknologi dapat
membantu secara interaktif dalam mendukung proses pembelajaran.
Media tekonologi interaktif dapat berupa smartphone dengan fasilitas
videa call, tv langsung, dan hal lain yang menciptakan proses
interaksi.
Teknologi interaktif tersebut dapat dijadikan media
pembelajaran misalnya dengan komunikasi langsung dengan tokoh
atau ahli dari bahan kajian yang sedang dipelajari atau dengan
lembaga tertentu misalnya komunikasi secara video call dengan
pihak NTMC untuk menjelaskan tentang fungsi lalulintas kepada
peseta didik atau dengan BMKG untuk minta penjelasan tentang
penanganan cuaca.

84
Perencanaan Pembelajaran
PERENCANAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Untuk merencanakan media pembelajaran terdapat hal-hal
yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1. Penggunaan media pembelajaran dapat didasarkan pada
strategi pembelajaran yang dipilih, karena strategi pembelajaran
biasanya membutuhkan penggunaan media pembelajaran
2. Penggunaan media pembelajaran dapat langsung ditetapkan
tanpa berdasarkan pada strategi pembelajaran, karena juga
biasanya penggunaan media pembelajaran yang justeru
membutuhkan strategi pembelajaran tertentu.
3. Penggunaan media pembelajaran dapat didasarkan pada
kedalaman dan keluasan materi ajar.
4. Penggunaan media pembelajaran dapat digunakan apabila
mendukung proses pembelajaran yang praktis dan tidak
membahayakan porses interaksi peserta didik dengan pendidik.
SIMPULAN
Perencanaan media pembelajaran berarti penggunaan alat
yang difungsikan untuk mendukung proses interaksi peserta didik
dengan pendidik, pendidik dengan peserta didik, peserta didik
dengan peserta didik dan bahkan interkasi denga sumber belajar
yang lainnya.
Media pembelajaran memiliki fungsi eksplanasi, efesiensi,
mediasi dalam mendukung proses pembelajaran yang
menyenangkan, menantang, variatif dan memperkaya pendalaman
materi ajar untuk peserta didik.
Jenis media yang umum digunakan dalam pembelajaran
dapat dikelompokkan menjadi media audio, visual, audio-visual dan
media tekonologi interaktif.
Perencanan media pembelajaran dapat dikembangkan
apabila telah menetapkan strategi pembelajaran, atau bahkan
ditetapkan terlebih dahulu baru kemudian ditetapkan strategi
pembelajaran dan tidak kalah pentingya adalah bahwa media
pembelajaran digunakan untuk menambah kepraktisan proses
pembelajaran tidak dalam rangka mempersulit pembelajaran.

85
Asep Ediana Latip

BAB VIII
PERENCANAAN PENGELOLAAN KELAS
PEMBELAJARAN

Pengelolaan kelas salah satu yang perlu direncanakan.


Pengelolaan kelas berkenaan dengan pengelolaan tempat duduk
peserta didik, pengelolaan belajar peserta didik, pengelolaan tempat
duduk pendidik, dan posisi pendidik dalam pendampingan
pembelajaran. Kadang-kadang guru kesuitan menemukan model
pengelolaan kelas dalam pembelajaran karena sulitnya penjelasan
tentang pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas masih berkait dengan pemilihan strategi
pembelajaran dan atau penggunaan media pembelajaran. Karena
biasanya dalam strategi pembelajaran membutuhkan pengelolaan
tempat duduk peserta didik apakah dilaksankan individu,
berpasangan atau berkelompok. Namun demikian, pengelolaan kelas
membutuhkan simulasi dan pengalaman langsung untuk dikuasai
oleh pendidik, sehingga dalam kesempatan ini dibahas secara
khusus dalam bab ini berkenaan dengan perencanaan pengelolaan
kelas pembelajaran.
Dalam bab ini akan diuraikan tentang konsep pengelolaan
kelas pembelajaran, model pengelolaan kelas pembelajaran dan
manfaat pengelolaan kelas pembelajaran.

KONSEP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN


Istilah pengelolaan merupakan istilah lain dari manajemen.
Dalam ilmu manajemen, pengelolaan terdiri dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengasawan dan evaluasi. Sehingga
pengelolaan kelas dapat dimaknai dengan perencanaan pengelolaan
kelas, pelaksanaan pengelolaan kelas, pengawasan pengelolaan
kelas dan evaluasi pengelolaan kelas. Dapat pula dimaknai dengan
pengelolaan kelas yang membutuhkan kegian perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan eveluasi kegiatan. Senada dengan
ilmu manajemen, dalam pembelajaran terdapat pula kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan evaluasi. Sehingga
86
Perencanaan Pembelajaran
pengelolaan kelas dalam pembelajaran berarti perencanaan,
pelaksanaan, penilaian dan evaluasi yang terjadi pada kelas yang
dikelas itu terjadi kegiatan interaktif antar peserta didik, peserta didik
dengan pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar lainnya.
Paradigma pembelajaran dalam perkembangannya terdiri dari
paradigma teacher centered menuju pembelajaran student centered.
Paradigm ini dapat pula berpengaruh pada pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas berorientasi peserta didik dapat berbeda dengan
pengelolaan kelas berorientasi pendidik.
Pengelolaan kelas berorientasi pendidik, adalah bahwa
pembelajaran berlangsung dalam posisi yang saling berhadapan atau
sering juga disebut dengan istilah pembelajaran klasikal.
Pembelajaran kelasikal yaitu pembelajaran yang berlangsung one
way orientation; pembelajaran satu arah yang berarti bahwa peserta
didik menghadap langsung kepada peserta didik, dan pendidik
menghadap secara langsung kepada peserta didik. Jika
digambarkan akan tampak sebagai berikut:

Pengelolaan kelas berorientasi peserta didik, adalah bahwa


pembelajaran berlangsung untuk memfasilitasi proses interaksi antar
peserta didik, sehingga keberadaan guru adalah sebagai fasilitator.
Oleh Karena itu pengelolaan kelasnya menjadi bervariasi dapat saja
berpasangan, berkelompok baik kelompok kecil, maupun kelompok
besar atau bahkan dapat saja melingkar, dengan posisi guru sebagai
sumber belajar yang berada ditengah para pembelajaran. Secara
lebih khusu akan dibabahas dalam sub khusus tersendiri.

87
Asep Ediana Latip
MANFAAT PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Pengelolaan kelas yang didisain secara variatif dalam proses
pembelajaran dapat menciptakan iklim kelas yang selalu hangat dan
menggarahkan serta yang pasti tidak akan membosankan. Diantara
manfaat pengelolaan kelas adalah :
1. Manfaat secara psikologis
Secara psikologis suasana yang baru dapat memberikan energy
yang positif untuk belajar secara aktif, memompa motivasi belajar
dan menghindarkan dari kejenuhan yang berkelanjutan yang
dapat merusak pencapaian hasil belajar karena rendahnya
moody belajar.
2. Manfaat bagi peserta didik
Bagi peserta didik, dengan jumlah yang besar apabila
dikembangkan variasi belajar yang beragam dapat menemukan
banyak pengalaman karena akan banyak berinteraksi dengan
teman yang berbeda dan bahkan dapat menciptakan kehangatan
belajar dalam satu kelas.
3. Manfaat bagi pendidik
Bagi pendidik, pengelolaan kelas yang berorientasi pada peserta
didik dapat mengurangi verbalisme dalam pembelajaran serta
pendidik akan dengan leluasa dapat memonitor proses
pembelajaran secara lebih dekat dan variatif.

MODEL PENGELOLAAN KELAS PEMBELAJARAN


Pengelolaan kelas dapat beragam modelnya dan tidak
terbatas jumlahnya bergantung pada kreativitas pendidik, kreativitas
peserta didik dapat dikembangkan dengan cara terus menerus
mengupdate pengetahuan tengan pengelolaan kelas atau bahkan
mengembangkan strategy pembelajaran.
Salah satu model pengelolakan kelas pembelajaran adalah
mengikuti kebutuhan dari tuntutan strategi pembelajaran yang dipilih.
Misalnya dipilih stragegi pembelajaran Think Pare and Share, maka
pengelolaan kelas pembelajaran dapat berupa berpasangan dengan
memposisikan tempat duduk yang saling berhadapan dan secara
klasikal ketika sedang mempresentasikan hasil diskusinya.
Disamping dilihat dari kebutuhan strategi pembelajaran, dapat
pula ditentukan berdasarkan pada peran dari seorang pendidik, peran
seorang pendidik dalam pembelajaran diantaranya sebagai fasilitator,

88
Perencanaan Pembelajaran
moderator, orator, atau bahkan sebagai evaluator. Jika sebagi
fasilitator, pengelolaan kelas didisain supaya dapat memfasilitasn
proses pembelajaran semua peserta didik misalnya disain kelompok
belajar berjumlah kecil. Jika sebagai moderator, pengelolaan kelas
dapat didisain dengan cara peserta didik melingkar mengelilingi
pendidik. jika sebagai orator, pendidik dapat mendesain
pembelajaran secara klaikal. Jika sebagai evaluator, pendidik dapat
mendesai pembelajaran secara individual dengan posisi duduk yang
terpisah supaya tidak terjadi kerjasa dan apalagi saling mencontek
saat ujian berlangsung.

SIMPULAN
Pengelolaan kelas penting untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang memotivasi dan berorientasi pada pembelajaran
peserta didik. Pengelolaan kelas dapa didisain oleh pendidik
berdasarkan kebutuhan dari strategi pembelajaran yang telah dipilih
atau bahkan media pembelajaran yang digunakan.
Pengelolaan kelas bermanfaat bagi semua pihak dalam
rangka menciptakan suasana pembelajaran yang bervariatif.
Terdapat banyak model pengelolaan kelas yang dapat digunakan
oleh peserta didik, pengelolaan kelas yang didisain dapat didasarkan
pada kebutuhan peran dalam pembelajaran misalnya melingkar
mengelilingi pendidik untuk mengembangkan proses pembelajaran
diskusi dengan dimoderatori langsung oleh pendidik dan dapat pula
saling berhadapan untuk peran sebagai konsultan dalam
mengembangkan proses pembelajarannya serta terdapat hal lainnya
sesuai dengan perang yang ingin diterapkan.

89
Asep Ediana Latip

BAB IX
PERENCANAAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN

Dalam perencanaan pembelajaran, penilaian merupakan


salah satu komponen integrative yang tidak bisa dipisahkan. Dengan
kegiatan penilaian inilah informasi kualitas pembelajaran dapat
dikumpulkan yang selanjutnya diolah menjadi skor, kualitas dan
bahkan deskripsi hasil pembelajaran.
Mengumpulkan informasi dan sekaligus mengolah data dari
proses pembelajaran membutuhkan perencanaan yang matang dari
seorang guru, karena penilaian dibangun dari tujuan pembelajaran,
sementara tujuan pembelajaran dicapai melalui kegiatan
pembelajaran, dan untuk membuktikan pencapaian tujuan
pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dilakukan penilaian
pembelajaran.
Oleh karena penilaian pembelajaran sebagai proses integrasi
dari perencanaan pembelajaran, guru membutuhkan wawasan
tentang penilaian pembelajaran terutama dalam penyusunan
perencanaan penilaian pembelajaran. Dalam bab ini akan dibahas
tentang Kisi-kisi penilaian, teknik, dan intrumen penilaian
pembelajaran.

KISI-KISI PENILAIAN PEMBELAJARAN


Perencanaan penilaian pembelajaran dapat disebut juga
dengan kisi-kisi penilaian pembelajaran. Kisi-kisi penilaian
pembelajaran memuat garis besar rancangan kegiatan penilaian
pembelajaran. Dalam merencanakan penilaian pembelajaran
diperlukan untuk menyusun kisi-kisi penilaian dengan alasan,
Pertama kisi-kisi penilaian dapat membantu keterkaitan antara
komponen lain dalam perencanaan pembelajaran. Kedua kisi-kisi
penilaian dapat memetakan kesesuaian antara teknik, dan instrument
penilaian dengan tujuan pembelajaran. Ketiga kisi-kisi penilaian dapat
menjaga keutuhan system pembelajaran. Keempat kisi-kisi penilaian

90
Perencanaan Pembelajaran
dibuat untuk menghindari penyimpangan dengan tujuan
pembelajaran. Keempat kisi-kisi penilaian dibuat untuk
mempermudah penyusunan instrument penilaian dan. Kelima kisi-kisi
penilaian dibuat untuk memetakan kompleksitas, kedalaman dan
keluasan instrument penilaian.
Atas dasar itu, dalam merencanakan penilaian pembelajaran
perlu untuk menyusun kisi-kisi penilaian untuk kemudian dijadikan
dasar pengembangan teknik, dan instrument penilaian. Dalam
penilaian hasil belajar, kisi-kisi disusun untuk melakukan penilaian
terhadap pencapaian hasil belajar sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Dalam kurikulum 2013, penilaian hasil belajar sikap,
pengetahuan dan keterampilan disusun seara classified, yaitu
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan, sehingga dalam
pengembangan kisi-kisi penilaiannya dapat disusun secara terpisah
berdasarkan kelompok hasil belajarnya.
Kisi-kisi penilaian sikap memuat sikap-sikap yang terdapat
dalam kompetensi dasar pada kompetensi inti 1 dan 2. Kompetensi
dasar pada kompetensi inti 1 memuat kompetensi sikap spiritual.
Kompetensi dasar pada kompetensi inti 2 memuat kompetensi sikap
social.
Kisi-kisi penilaian pengetahuan memuat aspek pengetahuan
yang biasanya terdiri dari C1 (Cognitif tingkat kesatu berupa
mengenal), C2 ( cognitive tingkat kedua berupa memahami), C3
(cognitive tingkat ketiga yaitu mengaplikasikan), C4 (cognitive tingkat
empat yaitu menganalisis), C5 (cognitive tingkat kelima yaitu
mengevauasi) dan sampai C6 (cognitive tingkat keenam berupa
mengkreasi) berdasarkan taksnomi Blomm. Aspek pengetahuan
dinyatakan dalam kurikulum 2013 dalam kompetensi dasar pada
kompetensi inti ke 3.
Kisi-kisi penilaian keterampilan memuat aspek keterampilan
sebagai bentuk penerapan dari pengetahuan. Dalam kurikulum 2013
dinyatakan dalam kmpetensi dasar pada kompetensi inti.
Setelah guru mengetahui kompetensi yang sedang
dibelajarkan kepada peserta didik, maka guru dapat
mengembangkan kisi-kisi penilaian berdasarkan pada aspek
kompetensi yang hendak dicapai. Masing-masing kisi-kisi memuat
teknik dan instrument penilaiah hasil belajar yang akan
dikembangkan sebagai alat pengumpul informasi berdasarkan
capaian hasil belajar yang telah ditetapkan pada tujuan

91
Asep Ediana Latip
pembelajaran. Berikut adalah contoh kisi-kisi penilaian hasil belajar
baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan
Contoh format kisi-kisi penilaian hasil belajar sikap sebagai
berikut:
No Aspek sikap yang diamati Teknik Instrument Rubrik Sikap
berdasarkan kompetensi dasar penilaian penilaian
pada KI-1 dan 2
1
2
3
4
Dst.

Contoh kisi-kisi penilaian hasil belajar pengetahuan sebagai


berikut:
No Indikator Indikator Tingkatan Teknik Instrumen Butir
Kompetensi soal kesulitan Penilaian soal soal
soal
1
2
3
4
Dst.

Contoh kisi-kisi penilaian hasil belajar keterampilan sebagai


berikut:
No Indikator Aspek Teknik Instrumen Rubrik
Kompetensi keterampilan Penilaian penilaian keterampilan
keterampilan
1
2
3
4
Dst

TEKNIK PENILAIAN PEMBELAJARAN


Dalam merencanakan pembelajaran teknik penilaian
pembelajaran ditentukan berdasakan pada indicator kompetensi
pembelajaran. Pada masing-masing jenis penilaian baik sikap,
pengetahuan dan keterampilannya pengembangannya sebagai teknik
berbeda sebagaimana tergambar dalam contoh format di atas.

92
Perencanaan Pembelajaran
Penentuan teknik penilaian sikap ditentukan setelah
mengetahui aspek sikap yang dapat diamati dalam proses
pembelajaran. Penilaian sikap untuk pembelajaran tematik dilakukan
secara nurturant effect atau pengiring proses pembelajaran. Setelah
ditentukan maka dapat ditentukan teknik penilaiannnya.
Teknik penilaian sikap terdiri dari observasi, jurnal harian, self
assessment, dan peer assessment. Teknik yang paling pokok dalam
penilaian sikap adalah observasi. Observasi dilakukan selama proses
pembelajaran dan bahkan diluar pembelajaran untuk tujuan
optimalisasi. Observasi sikap peserta didik dalam pembelajaran
merupakan terhadap sikap yang muncul dari treatment pembelajaran
pencapaian hasil pengetahuan atau keterampilan.
Secara opearional observasi dilakukan dapat secara
terstruktur atau tidak terstruktur. Observasi terstruktur merupakan
observasi yang dikembangkan berdasarkan pada aspek sikap ideal
pada kompetensi dasar yang akan diamati dalam pembelajaran yang
dikembangkan menjadi item-item sikap yang dinyatakan dalam
bentuk pernyataan operasional. Observasi tidak terstruktur
merupakan observasi yang dilakukan terhadap peserta didik yang
focus pada kemunculan sikap ideal yang telah ditetapkan atau
penyimpangan dari sikap ideal yang terdapat pada kompetensi dasar.
Teknik penilaian pengetahuan dikembangkan berdasarkan
pada indicator kompetensi dan bahkan indicator soal yang telah
dirumuskan sebelumnya. Teknik penilaian yang dapat digunakan
adalah teknik tes tulis, tes lisan dan, penugasan. Dalam tes lisan
dapat dilakukan dalam proses pembelajaran berlangsung seperti
tanyajawab, atau bahkan setelah proses pembelajaran berdasarkan
daftar pertanyaan yang telah dirumuskan.
Teknik penilaian keterampilan dikembangkan berdasarkan
pada keterampilan yang telah ditetapkan pada indicator kompetensi
keterampilan. Teknik penilaian keterampilan terdiri dari praktek,
unjuk kerja, produk dan portofolio. Penilaian keterampilan merupakan
kelanjutan dari pencapaian pengetahuan, oleh karena itu
keterampilan merupakan penerapan dari pengetahuan yang telah
dimiliki oleh peserta didik. Pada teknik penilaian produk misalnya
merupakan penilaian yang dilakukan terhadap produk sebagai hasil
dari proses kerja pengetahuan.

93
Asep Ediana Latip
INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN
Instrument penilaian pembelajaran merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi pencapaian proses dan
hasil belajar peserta didik. istilah instrument seperti dalam music
digunakan sebagai intro nada pengantar suatu lagu akan dimulai,
maka dalam pembelajaran instrument adalah alat yang digunakan
ketika informasi pencapaian hasil belajar akan dikumpulkan.
Instrument penilaian pembelajaran dikembangkan
berdasarkan pada teknik pembelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya. Samahalnya dengan teknik penilaian pembelajaran,
maka instrument penilaian pembelajaran berkaitan erat dengan jenis
capaian hasil belajarnya yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Instrument penilaian pembelajaran sikap berdasarkan
tekniknya terdiri dari lembar observasi, lembar jurnal harian, lembar
peer assessment, dan lembar self assessment. Penggunaan
isntrumen penilaian sikap terserbut bersifat optional dan konfirmatif,
yang utama dalam penilaian sikap adalah penggunaan observasi
secara tidak terstruktur yang disebut dengan jurnal harian atau juga
dapat disebut dengan istilah anecdotal record yang pelaksanaanya
hanya mencatat kejadian yang muncul baik itu ideal ataupun yang
paling buruk dari sikap ideal.
Instrument penilaian yang sifatnya optional dan konfirmatif
adalah penggunan instrument self assessment dan peer assessment.
Self assessment dapat dilaksanakan oleh guru apabila membutuhkan
informasi mendalam terkait dengan sikap yang muncul dari peserta
didik tertentu. Begitupula pada peer assessment dilakukan apabila
dibutuhkan dan untuk keperluan konfirmasi terkait dengan sikap yang
muncul pada peserta didik, maka apabila tidak diperlukan tidak perlu
dilaksanakan penilaian self assessment dan peer assessment.
Perencanaan penilaian self assessment dan peer assessment
didasarkan pada sikap ideal yang hendak diamati pada peserta didik
merujuk pada kompetensi dasar sikap spiritual dan social yang
terdapat pada kompetensi dasar dalam kompetensi inti 1 dan 2.
Instrument penilaian pengetahuan dapat dibedakan
berdasarkan pada tekniknya yaitu jika teknik penilaian berupa tes
tulis maka instrumen penilaiannya dapat berupa multiple choice,
essay, benar-salah, dan menjodohkan, serta yang lainnya yang
sejenis. jika teknik tes lisan, maka instrument penilainnya dapat

94
Perencanaan Pembelajaran
berupa daftar pertanyaan. Jika teknik penugasan, maka instrument
penilainnya dapat berupa daftar petunjuk penugasan.
Instrument penilaian keterampilan dapat dipilih dari beragam
bentuk instrument yang dapat digunakan sesuai teknik penilaian
keterampilan diantaranya apabila teknik penilaiannya berupa praktek,
maka instrument penilaiannya dapat berupa daftar petunjuk praktek
dan rubric penilaian. Apabila tekniknya berupa produk, maka
instrument penilaiannya dapat berupa daftar petunjuk pembuatan
suatu produk dan rubric penilainnya. Apabila tekniknya berupa
performance atau unjuk kerja, maka instrument penilaiannya dapat
berupa daftar kerampilan performance serta rubric penilainnya.
Rubric penilaian merupakan istilah yang digunakan untuk
mewakili kriteria ideal yang yang akan dikuasai oleh peseta didik.
Kriteria dalam rubric penilaian keterampilan dikembangkan
berdasarkan pada bentuk keterampilan yang tergambar pada
kompetensi dasar sesuai dengan kompetensi inti 4.

PENYUSUNAN PERENCANAN PENILAIAN HASIL BELAJAR


Langkah penyusunan perencanan penilaian hasil belajar
dalam suatu perencanan pembelajaran adalah
1. Menetapkan jenis kompetensi yang akan dinilai baik itu sikap,
pengetahuan maupun keterampilan
2. Mengembangkan kisi-kisi penilaian berdasarkan pada jenis
kompetensi yang telah ditentukan
3. Menentukan teknik penilaian berdasarkan pada indicator
kompetensi yang telah dirumuskan dalam pembelajaran
4. Menentuka instrument penilaian sesuai dengan teknik penilaian
yang telah tetapkan
5. Mengembangkan instrument penilaian menjadi lembar yang
dapat digunakan untuk menjadi alat pengumpul informasi sesuai
dengan jenis capaian hasil belajar yang diharapkan

SIMPULAN
Perencanan penilaian hasil belajar memuat penentuan jenis,
teknik, dan instrument penilaian hasil belajar. Penentuan jenis
penilaian didasarkan pada aspek kompetensi yang akan dinilai baik
itu sikap, pengetahuan maupun keterampilan.

95
Asep Ediana Latip
Setelah ditentukan jenisnya, dapat dikembangkan kisi-kisi
penilaian yang memuat indicator kompetensi, teknik, dan instrument
penilaian hasil belajar. Setelah ditentukan kisi-kisinya dapat
dilanjutkan untuk dikembangkan dalam bentuk instrument yang siap
dijadikaan alat untuk mengumpulan infomrasi hasil belajar.

96
Perencanaan Pembelajaran

BAB X
MODEL DISAIN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

Perencanaan pembelajaran perlu dirumuskan secara


sistematis dalam sebuah kerangka yang komprehensif melibatkan
semua komponen yang saling terkait misalnya tujuan, materi ajar,
strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran.
Sistematika dalam setiap komponen perencanaan
pembelajaran penting untuk mejaga keutuhan pencapaian hasil
belajar dan kebermaknaan proses pembelajaran dengan
perencanaan pembelajaran.
Oleh karena itu dalam bab ini akan dibahas secara khusus
berkenaan dengan konsep disain perencanaan pembelajaran, model
disain perencanaan pembelajaran, dan disain perencanaan
pembelajaran berdasarkan perkembangan kurikulum di indonesian

KONSEP DISAIN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Disain perencanaan pembelajaran merupakan kerangka
perencanaan pembelajaran yang disusun secara sistematis
berdasarkan pada struktur komponen yang saling berkaitan satu
sama lain. Disain yang dimaksud adalah formulasi, format, dan atau
kerangka yang memfigurasi semua komponen menjadi satu kesatuan
utuh sebagai perencanaan pembelajaran.
Suatu kerangka dalam suatu perencanan pembelajaran perlu
dikembangkan oleh guru untuk mempermudah control
pengembangan setiap komponennya. Dengan kerangka yang
sistematis guru dapat mengevaluasi keterlaksanaan, ketercapaian
dan keberhasilah suatu proses pembelajaran.
Terdapat banyak kerangka yang dapat dipilih sebagai
alternative disain yang dapat digunakan sesuai kebutuhan baik
secara toeritik maupuan secara praktis. Secara toeritik dikembangkan
oleh para ahli perencanaan pembelajaran berdasarkan logika
97
Asep Ediana Latip
keterurutan suatu perencanana pembelarjaran. Secara praktis
kerangka atau disain perencanaan pembelajaran merujuk pada
standar proses yang berlaku pada kurikulum yang berlaku di
Indonesia.

MODEL DISAIN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Terdapat banyak model disain perencanan pembelajaran
yang dapat dijadikan alternative pengembangan disain perencanaan
pembelajaran dan sekaligus sebagai rujukan teoritis dalam
pengembangan wawasan perencanaan pembelajaran. Namun secara
implementatif, disain perencanan pembelajaran umumnya merujukan
pada standar proses yang telah distandarkan secara nasional.
Berikut ini diuraikan beberapa model disain perencanan
pembelajaran secara toeritis:

1. Model disain Perencanaan Pembelajaran Briggs


Disain perencanaan pembelajaran dengan model Briggs
dapat didisain dengan meliputi komponen sebagai berikut:
a. Penentuan tujuan
b. Perincian tujuan
c. Rumusan tujuan
d. Analisis tujuan
e. Penyiapan evaluasi hasil belajar
f. Sekuens dan jenjang belajar
g. Penentuan kegiatan pembelajaran diantaranya meliputi: stimulasi
pembelajaran, penggunaan media, penentuan kondisi belajar,
pelaksanaan strategi pembelajaran, dan pelaksanaan evaluasi
h. Monitoring pelaksanaan kegiatan yang direncanakan
i. Uji coba dan revisi (evaluasi formatif)
j. Evaluasi sumatif

2. Model Disain Perencanaan Pembelajaran Bella H. Banaty


Disain perencanaan pembelajaran dengan model Bella dapat
didisain dengan meliputi komponen sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan
b. Mengembangkan tes (Developing test)
c. Analisis kegiatan belajar (Analyzing of learning task) seperti
analisis kemampuan awal

98
Perencanaan Pembelajaran
d. Mendesain system instruksional
e. Melaksanakan kegiatan dan test hasil (Implement and test
output)
f. Mengadakan perbaikan
3. Model disain kegiatan pembelajaran Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI)
Disain perencanaan pembelajaran dengan model PPSI
(berlaku dalam kurikulum 1975) dapat didisain dengan meliputi
komponen sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan instruksional khusus
b. Menyusun alat evaluasi
c. Menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran
d. Melaksanakan program seperti mengadakan pretest,
menyampaikan materi, mengadakan posttest dan pelakukan
perbaikan
4. Model disain perencanaan pembelajaran Instructional
Development Institute (IDI)
Disain perencanaan pembelajaran dengan model IDI dapat
didisain dengan meliputi komponen sebagai berikut:
a. Define (pembatasan): yang terdiri dari identifikasi masalah (need
assessment, dan establish priorities serta state problem), analisis
latar (karakteristik peserta didik, kondisi, dan sumber-sumber
relevan), pengelolaan organisasi (pembagian tugas,
tanggungjawab, jadwal pelaksanaan)
b. Develop (pengembangan); meliputi identifikasi tujuan (umum,
dan khusus), penentuan metode, dan penyusunan prototype
c. Evaluate (penilaian); meliputi tes uji coba, analisi hasil dan
pelaksanaan

5. Model disain perencanaan pembelajaran Kemp


Disain perencanaan pembelajaran dengan model Kemp dapat
didisain dengan meliputi komponen sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan umum
b. Membuat analisis karakteristik peserta didik
c. Menentukan kompetensi dan indicator yang operasional dan
terukur
d. Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan indicator
e. Menentukan staragei pembelajaran

99
Asep Ediana Latip
f. Mengordinasi sarana penunjang yang diperlukan
g. Mengadakan evaluasi
6. Model disain kegiatan pembelajaran Dick and Carey
Disain perencanaan pembelajaran dengan model Dick and
Carey dapat didisain dengan meliputi komponen sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran


b. Melakukan analisis pembelajaran
c. Mengidentifikasi prilakua awal dan karakteristik peserta didik
d. Merumuskan tujuan pembelajaran
e. Mengembangkan butir tes acuan kriteria
f. Mengembangkan strategi pembelajaran
g. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
h. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
i. Merevisi pembelajaran
j. Melakukan evaluasi sumatif

7. Model disain kegiatan pembelajaran Simth and Ragan


Disain perencanaan pembelajaran dengan model Simth and
Ragan dapat didisain dengan meliputi komponen sebagai berikut:

a. Analisis lingkungan pembelajaran


b. Analisis karakteristik peserta didik
c. Analisis tugas belajar peserta didik
d. Penentuan strategi pengorganisasan pembelajaran
e. Penentuan strategi penyampaian
f. Penentuan strategi pengelolaan
g. Melaksanakan evaluasi formatif pembelajaran

DISAIN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN


PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIAN
Disain perencanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum
2013 ditegaskan dalam permendikbud no 22 tahun 2016 tentang
standar prosesn bahwa perencanaan pembelajaran didisan dengan
meliputi pomponen perencanaan pembelajaran yang disebut dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terdiri atas:
1. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

100
Perencanaan Pembelajaran
3. kelas/semester;
4. materi pokok;
5. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang
harus dicapai;
6. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
9. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
untuk menyampaikan materi pelajaran;
11. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
12. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13. penilaian hasil pembelajaran.

Disain dalam kurikulum di atas dikembangkan dalam rangka


mengakomodir prinsip perencanan pembelajaran sebagaimana
dijelaskan dalam permendikbud no 22 tahun 2016 bahwa dalam
menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut: a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan
awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik. b. Partisipasi aktif peserta didik. c. Berpusat
pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian. d.
Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. e.
Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan

101
Asep Ediana Latip
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi. f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-
terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragaman budaya.
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

SIMPULAN
Disain perencanan pembelajaran merujuk pada format
memuat komponen yang saling terkait satu sama lain. Dengan
merujuk pada model-model disain perencanaan pembelajaran dapat
dijadikan alternative untuk guru dalam mengembangkan perencanan
pembelajaran.
Disain prencanaan pembelajaran perlu dikembangkan untuk
menjaga sistematika antara berbagai komponen perencanan
pembelajaran sehinggat satu sama lain dapat terjaga kesesuainnya.
Terdapat banyak model secara toeritis yang dapat dijadikan
alternatifnya seperti dijelaskan di atas. Namun pada akhirnya desain
perencanan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru niscaya
merujuk pada desain perencaan pembelajaran yang telah
distandarkan secara nasional pada standar proses melalui peraturan
kementerian pendidikan dan kebudayaan.

102
Perencanaan Pembelajaran

BAB XI
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN TEMATIK

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah


Kelas/Semester : IV/2(dua)
Tema : 6. Cita - Citaku
Subtema : 2. Hebatnya Cita - Citaku
Pembelajaran ke :6
Alokasi Waktu : 5 x 35 menit (1 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang


dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar
3.6 Menggali isi dan amanat puisi yang disajikan secara lisan
dan tulis dengan tujuan untuk kesenangan.
103
Asep Ediana Latip
4.6 Melisankan puisi hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi,
dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri.

Indikator
3.6.1 Mendiskusikan isi dan amanat puisi yang disajikan secara
lisan dengan tujuan untuk kesenangan.
3.6.2 Mencatat isi dan amanat puisi yang disajikan secara
tertulis dengan cara menyimpulkan dengan tujuan untuk
kesenangan.
4.6.1 Menirukan contoh pengucapan puisi dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat.
4.6.2 Melatih pengucapan puisi hasil karya pribadi dengan
lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk
ungkapan diri.
4.6.3 Mendemonstrasikan puisi hasil karya pribadi dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk
ungkapan diri.

SBdP
Kompetensi Dasar
3.4 Mengetahui karya seni rupa teknik tempel.
4.3 membuat karya kolase, mortase, aplikasi dan mosaik.

Indikator
3.4.1 Menyebutkan macam – macam karya seni rupa teknik
tempel..
3.4.2 Memasangkan gambar karya seni rupa teknik tempel
sesuai dengan karya kolase,mortase, aplikasi dan mosaik.

4.3.1 Menyebutkan teknik-teknik pembuatan karya kolase,


mortase, aplikasi dan mosaik.
4.3.2 Menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
pembuatan karya kolase, mortase, aplikasi dan mosaik
secara kelompok.
4.3.3 Menampilkan hasil pembuatan karya kolase, mortase,
aplikasi dan mosaik dengan memajang karya didinding.

104
Perencanaan Pembelajaran
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan diskusi dan menyimpulkan, siswa dapat mampu
menggali isi dan amanat puisi yang disajikan secara lisan dan
tulis secara lengkap.
2. Melalui kegiatan meniru, melatih, mendemonstrasikan, siswa
mampu melisankan puisi hasil karya pribadi dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi dengan tepat.
3. Dengan cara menyebutkan macam karya seni rupa teknik
tempel dan memasangkan gambar karya seni rupa teknik
tempel, siswa mampu mengetahui karya seni rupa teknik
tempel dengan baik.
4. Dengan cara menyebutkan teknik pembuatan karya kolase,
mortase, aplikasi dan mosaik, menyiapkan bahan yang
dibutuhkan dan menampilkan hasil, siswa mampu membuat
karya kolase, mortase, aplikasi dan mosaik dengan tepat.

D. Materi Ajar
1. Puisi anak.
2. Teknik pengucapan puisi.
3. Karya seni rupa teknik tempel pembuatan karya kolase,
mortase, aplikasi dan mosaik.

E. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran :
Ceramah, diskusi, tanya jawab,
pembelajaran koperatif dan
demonstrasi.
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Model Pembelajaran : Critic Picture

D. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Lembar Kerja
2. handout text (print)
3. Video Senam Otak
4. Buku Guru SD/MI Kelas IV. 2016. Tema 6 : “Cita-citaku”.
5. Buku Siswa SD/MI Kelas IV. 2016. Tema 6 : “Cita-citaku".

105
Asep Ediana Latip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Serua Indah 01


Tema/Subtema : Berbagai Pekerjaan/Pekerjaan Orang Tuaku
Kelas/ Semester : 4/1
Materi Pokok : 1. Menilai cerita utuh.
2. Mengidentifikasi kegiatan terkait
pengontrolan dalam pemanfaatan sumber
daya alam.
3. Melaporkan jenis-jenis pekerjaan terkait
sosial budaya.
Pertemuan ke :1
Alokasi Waktu : 1 x 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan, dan menghargai ajaran agama
yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Membangun pendapat 3.5.1 Menilai kejadian yang
pribadi tentang isi buku sastra terdapat di dalam
(cerita, dongeng, dan dongeng Tupai dan
sebagainya). Ikan Gabus
3.5.2 Mengananlisis unsur
106
Perencanaan Pembelajaran
yang terdapat di
dalam dongeng Tupai
dan Ikan Gabus
3.5.3 Menjelaskan pendapat
tentang cerita tentang
Tupai dan Ikan Gabus
4.5 Mengomunikasikan secara 4.5.1 Mendeskripsikan
lisan dan tulisan pendapat penilaian dongeng Tupai dan
pribadi tentang isi buku sastra Ikan Gabus secara lisan dan
yang dipilih sendiri dan tulisan
dibaca yang didukung oleh 4.5.2 Menuliskan penilaian
alasan pribadi tentang dongen Tupai
dan Ikan Gabus secara lisa
dan tulisan
4.5.3 Menceritakan alasan
penilaian tentang dongen
Tupai dan Ikan Gabus
secara lisan dan tulisan

IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.8 Menjelaskan pentingnya 3.8.1 Memahami pentingnya
upaya keseimbangan dan upaya keseimbangan dan
pelestarian sumber daya pelestarian sumber daya
alam di lingkungannya. alam di lingkungannya
3.8.2 Memprediksi dampak
dari kekurangan sumber daya
alam.
3.8.3 Menjelaskan pendapat
tentang upaya pelestarian
sumber daya alam.
4.8 Melakukan kegiatan 4.8.1 Memberikan tulisan
upaya pelestarian sumber kegiatan pencegahan
daya alam bersama orang- berkurangnya sumber daya
orang di lingkungannya. alam dalam kehidupan
sehari-hari
4.8.2 Memberikan contoh
kegiatan upaya pelestarian
sumber daya alam.
4.8.3 Menerapkan upaya

107
Asep Ediana Latip
pelestarian sumber daya
alam di lingkungan sekitar

IPS
Kompetensi Dasar Indikator
3.3 Mengidentifikasi kegiatan 3.3.1 Menyebutkan jenis
ekonomi dan hubungannya pekerjaan yang berhubungan
dengan berbagai bidang dengan sosial budaya
pekerjaan, serta kehidupan 3.3.2 Menganalisis kegiatan
sosial dan budaya di ekonomi yang ada di
lingkungan sekitar sampai lingkungan sekitar yang
provinsi. berhubungan dengan sosail
budaya.
3.3.3 Menilai kegiatan
ekonomi yang ada
dilingkungan sekitar yang
berhubungan dengan sosial
budaya.
4.3 Menyajikan hasil 4.3.1 Melaporkan jenis
identifikasi kegiatan ekonomi pekerjaan yang berhubungan
dalam meningkatkan dengan sosial budaya
kehidupan masyarakat di 4.3.2 Mengamati kegiatan
bidang pekerjaan, sosial dan ekonomi di lingkungan
budaya di lingkungan sekitar sekitar yang berhubungan
sampai provinsi. dengan sosial budaya
4.3.3 Memberikan tulisan
kegiatan ekonomi di
lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan sosial
budaya

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca dongeng “Tupai dan Ikan gabus”, siswa
mampu menilai cerita dengan detail.
2. Setelah membaca dongeng “Tupai dan Ikan gabus”, siswa
mampu mendeskripsikan penilaian cerita secara lisan dan
tulisan dengan detail.
3. Setelah membaca teks tentang pengrajin kayu, siswa mampu
mengidentifikasi jenis pekerjaan terkait sosial budaya di
wilayahnya dengan rinci.

108
Perencanaan Pembelajaran
4. Setelah berdiskusi, siswa mampu mengomunikasikan jenis
pekerjaan terkait sosial budaya di wilayahnya dengan tepat.
5. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menginformasikan
dampak pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkontrol
dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
6. Setelah berdiskusi, siswa mampu menuliskan contoh kegiatan
sebagai upaya pencegahan langkanya sumber daya alam
dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.

D. Materi Pembelajaran
1. Membaca dongeng “Tupai dan Ikan Gabus”.
2. Membaca teks “Pengrajin Kayu”
3. Jenis pekerjaan terkait sosial budaya diberbagai wilayah.
4. Dampak pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkontrol
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Contoh kegiatan sebagai upaya pencegahan langkanya
sumber daya alam.

E. Metode Pembelajaran
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah.

F. Media Pembelajaran
1. Gambar tupai dan ikan gabus
2. Buku Siswa Tema 4 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).

G. Sumber Belajar
1. Diri Anak
2. Lingkungan Sekitar
3. Buku tematik siswa kelas 4 tema 1 ”Berbagai Pekerjaan”.
Buku tematik terpadu kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

A. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Waktu
1. Kelas dimulai dengan dibuka
dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran

109
Asep Ediana Latip
siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do‟a
dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta
membaca do‟a adalah siswa
siswa yang hari ini datang paling 5 menit
Kegiatan awal.
Pendahuluan 3. Siswa diingatkan untuk selalu
mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya cita-cita.
4. Guru melakukan apersepsi
(mengaitkan materi pelajaran di
pertemuan sebelumnya dengan
pertrmuan hari ini).

1. Sebelumnya guru menempelkan


gambar tupai dan ikan gabus di
papan tulis.
2. Guru menyampaikan bahwa hari
ini siswa akan membaca
dongeng dari daerah
Kalimantan Barat, yaitu „Tupai
dan Ikan Gabus‟.
Kegiatan Inti 3. Guru meminta siswa untuk 25 Menit
membuat prediksi ceritanya.
Prediksi tidak harus benar.
4. Siswa diminta membaca dalam
hati teks tentang “Tupai dan
Ikan Gabus” dalam hati.
5. Setiap siswa menemukan unsur
cerita dan menuliskannya
kedalam peta pikiran. Siswa
kemudian mendiskusikan
hasilnya dengan teman satu
kelompok. Guru membimbing
diskusi dan berjalan berkeliling
dari kelompok satu ke kelompok
lain untuk memastikan bahwa

110
Perencanaan Pembelajaran
setiap anggota berpartisipasi
aktif.
6. Guru mengajak satu atau dua
siswa untuk menyampaikan
hasil diskusinya, lalu memberi
penguatan kepada seluruh
siswa mengenai jawaban yang
diharapkan.
7. Guru dapat memberi
kesempatan kepada seluruh
siswa untuk memberikan
komentar dari jawaban yang
ada. Guru tidak menjawab
langsung namun memberi
kesempatan kepada siswa lain
untuk mencoba menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh
temannya. Guru dapat
menguatkan jawaban-jawaban
yang ada.
8. Siswa diminta menuliskan
pendapatnya mengenai cerita
tersebut.
9. Siswa menukarkan hasil
pekerjaannya dengan pekerjaan
temannya dan saling
mengomentari. Siswa dapat
bekerja berpasangan.
10. Untuk menambah pemahaman
siswa tentang jenis-jenis
pekerjaan, guru mengajak siswa
membaca teks tentang seorang
pengrajin kayu.
11. Siswa diminta menjawab
pertanyaan pada buku pelajaran
dan mendiskusikannya dengan
teman kelompok.
12. Guru meminta satu perwakilan
siswa untuk menyampaikan
hasilnya dan membahasnya

111
Asep Ediana Latip
bersama.
13. Secara individu, siswa harus
menuliskan pengrajin yang ada
di sekitar mereka.
14. Guru melanjutkan pembelajaran
dengan meminta siswa untuk
mengamati gambar dan mengisi
diagram tentang kondisi hutan di
Kalimantan.
15. Guru meminta setiap kelompok
untuk mendiskusikannya dan
memberikan penguatan.
16. Siswa melanjutkan
pekerjaannya dengan
mengamati gambar Kalimantan
dan membuat prediksi tentang
kondisi hutan. Siswa diminta
untuk menuliskan alternatif jalan
keluar agar kondisi hutan tidak
bertambah buruk.
17. Siswa diminta membuat
perkiraan tentang kenampakan
hutan di Kalimantan pada tahun
2030, dengan cara mewarnai
menggunakan warna hijau.
18. Siswa menuliskan cara-cara
yang harus dilakukan untuk
menghindari kerusakan hutan.
19. Siswa kemudian mendiskusikan
hasilnya secara berpasangan.
20. Siswa melakukan refleksi
dengan menjawab pertanyaan
yang terdapat dalam buku
siswa.
1. Guru meminta siswa untuk
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
berlangsung.
2. Guru melakukan konfirmasi dan
menyimpulkan pembelajaran 5 menit

112
Perencanaan Pembelajaran
Kegiatan yang telah berlangsung
Penutup 3. Guru mengajak semua siswa
untuk berdoa menurut agama
dan kepercayaan masing-
masing.
4. Guru mempersilahkan siswa
pulang. Siswa memberi salam
pada guru.

B. Penilaian
1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
INSTRUMEN PENILAIAN DIRI SENDIRI SIKAP SPIRITUAL
Nama peserta didik : ………………..………………..
Kelas : ………………..………………..
Semester : ………………..………………..
Waktu penilaian : ………………..………………..
Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1. Saya ikut berdoa bersama saat mulai dan
selesai belajar di kelas
2. Saya mengucapkan rasa syukur atas karunia
Tuhan
3. Saya memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4. Saya tidak mengganggu teman saya yang
beragama lain berdoa
sesuai agamanya.
5. Saya sholat lima waktu tepat waktu.

INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI SIKAP SOSIAL


Perubahan Tingkah Laku
No Nama Siswa Percaya Diri Disiplin Tanggung Jawab
BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM
1 Ahmad
2 Baraclito

113
Asep Ediana Latip
3 Muhammad
4 ………

Keterangan:
BT : Belum Terlihat
MT : Mulai Terlihat
MB : Mulai Berkembang
SM : Sudah Membudaya
Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai

3. Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis
Pertanyaan Tes Tertulis:
1. Sebutkan unsur cerita yang terdapat pada dongeng Tupai
dan Ikan Gabus!
2. Sifat apa saja yang dimilki tokoh tupai?
3. Sebutkan jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa!
4. Apa saja jenis pekerjaan di lingkungan sekitarmu yang
berhubungan dengan sosail budaya!
5. Apa saja pekerjaan yang menghasilkan barang?
6. Apa saja kegiatan ekonomi yang ada disekitarmu?
7. Sebutkan sumber daya alam yang dapat diperbahrui!
8. Hutan merupakan sumber daya alam yang harus
dilestarikan, apa dampak dari semakin berkurangnya
hutan?
9. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan
hutan?
10. Kenapa kita harus melestarikan sumber daya alam di
sekitar kita?
Kunci Jawaban:
1. Judul, tokoh, sifat tokoh, tempat,dan pesan moral.
2. Setia kawan, cerdik, baik hati.
3. Guru, tukang cukur rambut, tukang pijat atau urut dokter
dan lain-lain.
4. Pengrajin, tukang sayur, tukang buah dan lain-lain.
5. Pengrajin, pedagang makanan, pedagang minuman dan
lain-lain.
6. Produksi, distribusi, dan konsumsi.

114
Perencanaan Pembelajaran
7. Tumbuh-tumbuhan seperti sayur dan buah, hewan yang
hidup di darat maupun di air, dan lain-lain.
8. Berkurangnya sumber oksigen, burkurangnya lahan
serapan air hujan, rawan bencana dan lain-lain.
9. Reboisasi, melakukan tebang pilih, tidak menebang pohon
secara ilegal.
10. Karena untuk kebaikan bersama, untuk menghemat
sumber daya alam untuk masa sekarang dan masa yang
akan datang, dan tidak merugikan orang lain.

115
Asep Ediana Latip
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN (TEST TULIS)
Petunjuk :
-Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai pengetahuan peserta didik
dalam penilaian harian. Berilah skor pada kolom nomor soal dengan
kriteria skor sebagai berikut:
-10 = Benar, apabila jawaban sesuai dengan pernyataan.
-5 = Kurang, apabila jawaban kurang tepat.
-0 = Salah, apabila jawaban tidak sesuai dengan pernyataan.
No Nama Nomor soal Jumlah
peserta skor
didik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

1.

2.

3.

4.

-Skor akhir menggunakan skala 0 sampai 100


-Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Total penjumalah dari skor pada kolo nomor soal.
-Peserta didik memperoleh nilai :
-Baik Sekali : apabila mendapat skor 80 – 90
-Baik : apabila mendapat skor 70 – 79
-Cukup : apabila mendapat skor 60 – 69
-Kurang : apabila mendapat skor kurang dari 60

116
Perencanaan Pembelajaran
1. Penilaian Keterampilan
Rubrik Kegiatan Berdiskusi
Kriteria Sangat Baik(3) Cukup(2) Perlu
Baik(4) Pendampin
g(1)
Mendengark Selalu Mendengar Masih perlu Sering
an mendengar kan teman diingatkan diingatkan
kan teman yang untuk untuk
yang berbicara, mendengar mendengark
sedang namun kan teman an teman
berbicara sesekali yang yang
masih perlu sedang sedang
diingatkan. berbicara. berbicara,
namun tidak
mengindahk
an.
Komunikasi Merespon Merespon Sering Membutuhk
non verbal dan dengan merespon an bantuan
(kontak menerapka tepat kurang dalam
mata, n terhadap tepat memahami
bahasa komunikasi komunikasi terhadap bentuk
tubuh, non verbal non verbal komunikasi komunikasi
postur, dengan yang non verbal non verbal
ekspresi tepat ditunjukkan yang yang
wajah, teman. ditunjukkan ditunjukkan
suara). teman. teman.

Partisipasi Isi Berbicara Berbicara Jarang


(menyampai pembicaraa dan dan berbicara
kan ide, n menerangk menerangk selama
presaan, menginspir an secara an secara proses
pikiran). asi teman. rinci, rinci, diksusi
Selalu merespon namun berlangsung
mendukung sesuai terkadang .
dan dengan merespon
memimpin topik. kurang
lainnya sesuai
saat diskusi dengan
topik.

117
Asep Ediana Latip
Instrument Penilaian Kegiatan Berdiskusi
No Nama Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
Siswa 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
Keterangan :
Skor 4 : Baik sekali
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Cukup
Skor1 : Perlu Pendamingan

Rubrik Komentar/Pendapat Siswa Tentang Cerita


Sangat Baik(3) Cukup(2) Perlu
Kriteria Baik(4) Pendamping(
1)
Topik Topik cerita Topik cerita Topik cerita Topik cerita
cerita disampaika disampaika disampaika tidak
n dengan n n, namun disampaikan.
benar. mendekati kurang
benar. benar.

Alur cerita Alur cerita Alur cerita Sebagian Sebagian kecil


disampaika disampaika besar alur alur cerita
n dengan n dengan cerita disampaikan
lengkap lengkap, disampaika dan tidak
dan runtut. namun n dengan runtut.
tidak runtut.
runtut.

Latar Latar Latar Latar Latar belakang


belakang belakang belakang belakang cerita tidak
cerita cerita cerita cerita disampaikan.
disampaika disampaika disampaika
n dengan n n namun
benar. mendekati kurang
benar. benar.

118
Perencanaan Pembelajaran
Fakta Fakta Fakta Fakta Fakta yang
pendukun pendukung pendukung pendukung disampaikan
g yang yang yang tidak sesuai
disampaika disampaika disampaika cerita.
n n sebagian n, sebagian
seluruhnya besar kecil sesuai
sesuai sesuai dengan isi
dengan isi dengan isi cerita.
cerita. cerita.

Instrument Komentar/Pendapat Siswa Tentang Cerita


N Nama Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4
o Siswa 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Ahmad
2 Baraclito
3 Muhamma
d
4
5
Keterangan :
Skor 4 : Baik sekali
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Cukup
Skor1 : Perlu Pendamping

Mengetahui
.…………,……………………
Kepala Sekolah, Guru Kelas 4 ,

………………………………. …………………………………….
NIP………………………… NIP………………………………..

119
Asep Ediana Latip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Pasir Jaya


Tema/Subtema : 4. Berbagai Pekerjaan/2. Pekerjaan di
Sekitarku
Kelas/Semester :4/I
Pembelajaran : (satu)
Materi Pokok :- Mempraktikkan gerakan tangkisan pada bela
diri silat
- Membandingkan sifat-sifat tokoh
- Memberi contoh kegiatan pembatasan
penggunaan sumber daya alam sebagai
upaya pelestarian
Alokasi waktu : 1 x 40 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : PJOK
Kompetensi Indikator
3.4 Menerapkan gerak 3.4.1 Menjelaskan gerak dasar
dasar lokomotor dan lokomotor dan non-lokomotor
non-lokomotor untuk untuk membentuk gerak dasar
membentuk gerak seni beladiri.
dasar seni beladiri. 3.4.2 Menyebutkan gerakan
120
Perencanaan Pembelajaran
tangkisan pada
bela diri silat secara benar dan
tepat.
3.4.3 Mengulang gerak dasar lokomotor
dan non-lokomotor dengan tepat.
4.4 Mempraktikkan 4.4.1 Menguasai gerak dasar lokomotor
gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor dalam seni
dan non- lokomotor beladiri.
untuk membentuk 4.4.2 Mengikuti prosedur gerakan
gerak dasar seni tangkisan beladiri silat secara
beladiri berurutan
4.4.3 Mempraktikkan gerakan tangkisan
beladiri silat di ruangan kelas.

Muatan : Bahasa Indonesia


Kompetensi Indikator
3.5 Menguraikan pendapat 3.5.1
Membaca isi bacaan dalam
pribadi tentang isi buku naskah cerita “Pensil”
sastra (cerita, dongeng, dan secara benar.
sebagainya). 3.5.2 Mendiskusikan cerita
“Pensil” bersama teman
kelompok.
3.5.3 Mempresentasikan hasil
diskusi cerita “Pensil” di
depan kelas.
4.5 Menyajikan petunjuk 4.5.1 Menceritakan teks Cerita
penggunaan alat dalam “Pensil” dengan bahasa
bentuk teks tulis dan visual yang baik dan benar
menggunakan kosakata baku 4.5.2 Memberikan contoh
dan kalimat efektif.. mengenai suatu teks
dengan menggunakan
kosakata yang baku.
4.5.3 Menyampaikan pendapat
dengan memperhatikan
kosakata yang baku dan
kelimat efektif.

121
Asep Ediana Latip
Muatan : IPA
Kompetensi Indikator
3.8 Menjelaskan 3.8.1 Menuliskan barang-
pentingnya upaya barang yang di
keseimbangan dan hasilkan dari
pelestarian sumber pemanfaatan sumber
daya alam di daya alam
lingkungannya. 3.8.2 Mengidentifikasikan
barang-barang yang
dihasilkan dari setiap
pekerjaan yang
beragam.
3.8.3 Mendemonstrasikan
pentingnya membatasi
penggunaan sumber
daya alam dalam
kehidupan sehari-hari
4.8 Melakukan 4.8.1 Menentukan barang-
kegiatan upaya barang yang di
pelestarian sumber hasilkan dari
daya alam pemanfaatan sumber
bersama orang- daya alam
orang di 4.8.2 Menyelesaikan tabel
lingkungannya. kegiatan tentang
pemanfaatan sumber
daya alam.
4.8.3 Menunjukkan hasil
laporan mengenai
pemanfaatan sumber
daya alam kepada
guru.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu menjelaskan
langkah gerakan tangkisan pada bela diri silat dengan tepat.
2. Setelah mengamati, siswa mampu mempraktikkan langkah-
langkah gerakan tangkisan pada bela diri silat dengan lancar.
3. Setelah berdiskusi, siswa mampu menyebutkan pentingnya
membatasi penggunaan sumber daya alam dalam kehidupan
sehari-hari dengan detail.
122
Perencanaan Pembelajaran
4. Setelah berdiskusi, siswa mampu mengomunikasikan contoh
kegiatan menjaga kelestarian alam dalam kehidupan sehari-
hari dengan detail.
5. Setelah membaca cerita, siswa mampu menilai cerita tersebut
dengan detail.
6. Setelah berdiskusi, siswa mampu menyampaikan
pendapatnya mengenai suatu cerita secara lisan maupun
tulisan dengan sistematis.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bahasa Indonesia
- Watak tokoh yang terdapat pada teks cerita "Pak Welly".
2. IPS
- Perbedaan pekerjaan dalam bidang ekonomi
3. IPA
- Pentingnya upaya keseimbangan pelestarian sumber daya
alam.

E. METODE
Penjelasan menggunakan Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, dan
Penugasan.

F. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


 Powerpoint tentang gerakan silat
 Powerpoint tentang cerita “Pensil”
 Powerpoint tentang berbagai pekerjaan yang dapat
menghasilkan sumber daya alam.
 Laptop dan Proyektor

G. SUMBER
- Buku Pedoman Guru Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2017).
- Buku Siswa Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2017).

123
Asep Ediana Latip
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Guru mengucapkan salam dan 5 menit
Pendahuluan meminta siswa untuk berdoa,
dipimpin oleh ketua kelas.
2. Guru menanyakan kabar siswa.
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa.
4. Guru merieview pembelajaran
sebelumnya dan mengaitkan
dengan pembelajaran hari ini.
5. Guru menginformasikan Tema
yang akan diajarkan, yaitu
tentang “ Pekerjaan di Sekitarku
” dengan tema Berbagai
Pekerjaan.
Kegiatan 1. Guru mengajak seluruh siswa 30 menit
Inti berdiri di depan kelas dan
meminta mereka berbaris
membentuk huruf U.
2. Guru melakukan gerak pertama
yaitu tangkisan dalam dan siswa
mengikuti gerakan guru.
3. Guru berkeliling untuk mengecek
posisi gerakan kaki siswa.
4. Guru meneriakkan kata “Ha”
setiap memulai atau mengganti
gerakan..
5. Gerakan 1 diulang beberapa kali
agar siswa mahir.
6. Guru meminta satu anak untuk
melakukan gerakan dan diikuti
anak yang lain.
7. Guru melakukan gerakkan kedua
yaitu Tangkisan Luar dan siswa
mengikuti gerakan guru.
8. Guru melakukan kegiatan sama
seperti di atas. Melatih beberapa
kali gerakan.

124
Perencanaan Pembelajaran
9. Guru melanjutkan gerakkan
ketiga yaitu Tangkisan Atas.
10. Berikutnya guru mempraktikkan
gerakan keempat yaitu
Tangkisan Bawah.
11. Bersama-sama, siswa kemudian
berlatih gerakan satu demi satu,
dua gerakan sekaligus, tiga
gerakan dan akhirnya seluruh
gerakkan dipraktikkan.
12. Siswa diminta berlatih sendiri
sambil mengingat gerakan.
13. Setelah semua siswa dapat
mengingat dan melakukan
gerakan tangkisan silat dengan
lancar, guru meminta salah satu
siswa mencontohkannya ke
depan kelas.
14. Setelah semua siswa dapat
melakukan gerakan tangkisan
seni bela diri silat , siswa diminta
duduk kembali.
15. Kemudian siswa diminta
membaca dalam hati teks
tentang „pensil‟.
16. Guru meminta siswa untuk
membentuk kelompok yang
terdiri dari 3 orang.
17. Setelah membentuk kelompok,
guru meminta siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan
yang ada sesuai dengan
pendapat siswa.
18. Setelah semua siswa selesai,
siswa diminta untuk
mendiskusikan jawabannya di
kelompok.
19. Kemudian siswa diminta untuk
menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas.

125
Asep Ediana Latip
20. Selanjutnya guru menjelaskan
materi terkait dengan berbagai
barang yang dihasilkan dari
pemanfaatan sumber daya alam
di Indonesia.
21. Guru menampilkan gambar
mengenai berbagai pekerjaan
yang memanfaatkan sumber
daya alam dalam bentuk
powerpoint.
22. Siswa diminta untuk mengamati
gambar berbagai pekerjaan
dengan seksama.
23. Setelah selesai mengamati, guru
menanyakan satu persatu
gambar yang terdapat pada
powerpoint tersebut.
24. Guru mengajak siswa secara
bersama-sama menjawab jenis
barang yang dihasilkan dari
setiap pekerjaan dan jenis
sumber daya alam yang
digunakan.
25. Kemudian siswa diminta untuk
mengamati tabel dan menjawab
pertanyaan yang terdapat dalam
buku siswa.
26. Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil kerja.
Kegiatan 1. Guru memberikan 5 menit
Penutup kesimpulan terkait materi
yang sudah dipelajari
bersama.
2. Guru mengajak siswa
berdoa untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
3. Guru mengucapkan
salam kepada siswanya.

126
Perencanaan Pembelajaran
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Teknik penilaian
a) Penilaian sikap : Observasi
b) Penilaian pengetahuan : Penugasan
c) Penilaian keterampilan : Unjuk kerja

2. Penilaian Hasil Belajar


a) Penilaian Sikap Sosial
INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI SIKAP SOSIAL
Perubahan Tingkah Laku
No Nama Siswa Disiplin
BT MT MB SM
1 Kamilah Dzulhijjah
2 Shafa Ulfia
3 Karina Mahdalia
4 ………

Keterangan :
BT = Belum Telihat
MT = Mulai Terlihat
MB = Mulai Berkembang
ST = Sudah Terlihat

Catatan :
Diberi tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai.

b) Penilaian Pengetahuan
Kisi-Kisi Penilaian Harian
Muatan Kompetensi Indikator Bentuk Soal Nomor
Pelajaran Dasar Soal

PJOK 3.5 Menerapkan 3.5.1 Menjelaskan Isian singkat 1-5


gerak dasar gerak dasar
lokomotor lokomotor
dan non- dan non-
lokomotor lokomotor
untuk untuk
membentuk membentuk
gerak dasar gerak dasar
seni beladiri. seni beladiri

127
Asep Ediana Latip
3.5.2 Menyebutka
n gerakan
tangkisan
pada beladiri
silat secara
benar dan
tepat.
3.5.3 Mengulang
gerak dasar
lokomotor
dan non-
lokomotor
dengan
tepat.
Bahasa 3.5 Menguraikan 3.5.1 Membaca isi Isian singkat 6-10
Indonesia pendapat bacaan
pribadi dalam
tentang isi naskah cerita
buku sastra “Pensil”
(cerita, secara
dongeng, benar.
dan 3.5.2
sebagainya). Mendiskusik
an cerita
“Pensil”
bersama
teman
kelompok.
3.5.3
Mempresent
asikan hasil
diskusi cerita
“Pensil” di
depan kelas.

128
Perencanaan Pembelajaran
IPA 3.8 Menjelaskan 3.8.1 Menuliskan Isian singkat 11-15
pentingnya barang-
upaya barang yang
keseimbangan dihasilkan
dan pelestarian dari
sumber daya pemanfaatan
alam di sumber daya
Indonesia. alam.
3.8.2
Mengidentifik
asikan
barang-
barang yang
dihasilkan
dari setiap
pekerjaan
yang
beragam.
3.8.3
Mendemonst
rasikan
pentingnya
membatasi
penggunaan
sumber daya
alam dalam
kehidupan
sehari-hari.

129
Asep Ediana Latip
SOAL PENILAIAN HARIAN

Nama : ..................... Tema : Berbagai Pekerjaan


Kelas/Semester : IV / 1 Subtema : Jenis-jenis pekerjaan
Tanggal : ...................

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!


1. Ada berapa jenis tangkisan dalam seni bela diri silat?
2. Sebutkan gerakan tangkisan dalam bela diri silat!
3. Apa fungsi dari tangkisan atas?
4. Bagaimana posisi gerakan tangkisan luar?
5. Bagaimana posisi gerakan pada tangkisan dalam ?
6. Bagaimana tahapan proses dalam pembuatan pensil?
7. Sumber daya alam apa yang digunakan untuk pembuatan
pensil?
8. Apa saja bahan yang digunakan untuk pembuatan pensil?
9. Berasal dari manakah kayu untuk pembuatan pensil?
10. Bagaimana upaya melestarikan sumber daya alam yang ada di
sekitar kita ?
11. Sebutkan 3 pekerjaan yang menghasilan barang!
12. Jenis sumber daya alam apakah yang dihasilkan oleh petani?
13. Apa manfaat sumber daya alam bagi kehidupan manusia?
14. Apa saja bahan yang dapat dihasilkan oleh pengrajin kayu?
15. Apa yang terjadi jika kita tidak dapat memanfaatkan sumber daya
alam dengan baik?

Pengayaan
Siswa membuat poster tentang penghematan sumber daya alam
dalam kehidupan sehari-hari.

Remedial
Siswa yang belum memahami gerakan tangkisan dapat
mempraktikkannya bersama dengan teman saat istirahat.

130
Perencanaan Pembelajaran
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN (TEST TULIS)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai pengetahuan peserta didik
dalam penilaian harian. Berilah skor pada kolom nomor soal dengan
kriteria skor sebagai berikut:
2 = Benar, apabila jawaban sesuai dengan pernyataan.
1 = Kurang, apabila jawaban kurang tepat dengan pernyataan.
0 = Salah, apabila jawaban tidak sesuai dengan pernyataan.

No Nama Nomor soal Jumlah


peserta skor
didik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

1.

2.

3.

4.

Petunjuk Penyekoran :
Skor akhir menggunakan skala 0 sampai 90
Instrumen Penilaian : isian singkat
Skor tertinggi : 90
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Peserta didik memperoleh nilai :


Baik Sekali : apabila mendapat skor 80 – 90
Baik : apabila mendapat skor 70 – 79
Cukup : apabila mendapat skor 60 – 69
Kurang : apabila mendapat skor kurang dari 60

c) Penilaian Keterampilan

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN (PRAKTIK)

1) Mata Pelajaran : PJOK

131
Asep Ediana Latip

Kriteria Ya Tidak Komentar Guru

Siswa dapat melakukan gerakan


tangkisan dalam.

Siswa dapat melakukan gerakan


tangkisan luar.

Siswa dapat melakukan gerakan


tangkisan atas.

Siswa dapat melakukan gerakan


tangkisan bawah.

2) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kriteria Sangat Baik Baik (3) Cukup (2) Perlu
(4) Pendampingan
(1)
Topik cerita Topik cerita Topik cerita Topik cerita Topik
disampaikan disampaikan disampaikan cerita tidak
dengan mendekati namun kurang disampaikan.
benar. benar. benar.

Alur cerita Alur cerita Alur cerita Sebagian Sebagian kecil


disampaikan disampaikan besar alur cerita
dengan dengan alur cerita disampaikan
lengkap lengkap disampaikan dan tidak runtut
dan runtut. namun tidak dengan runtut.
runtut.

Latar Latar Latar belakang Latar belakang Latar belakang


belakang belakang cerita cerita cerita tidak
Cerita cerita disampaikan disampaikan disampaikan.
disampaikan mendekati namun kurang
dengan benar. benar.
benar.
Fakta Fakta Fakta Fakta Fakta yang
Pendukung pendukung pendukung pendukung disampaikan
yang yang yang tidak sesuai
disampaikan disampaikan disampaikan cerita.

132
Perencanaan Pembelajaran
seluruhnya sebagian sebagian kecil
sesuai besar sesuai dengan
dengan sesuai dengan isi cerita.
isi cerita. isi cerita.

Petunjuk :
Berilah tanda ceklis () pada kolom skor sesuai keterampilan yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

Kemampuan yang di Nilai


Topik Alur cerita Latar Fakta
No Nama cerita belakang pendukung
Siswa cerita
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1. Rizky
2. Sekar
3. Neli

Petunjuk :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Perlu Bimbingan

( )

3) Mata Pelajaran : IPA


Perlu
Sangat Baik Pendampinga
Kriteria Baik (3) Cukup (2)
(4) n (1)
Sumber Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
daya sumber daya sumber daya sumber daya sumber daya
Alam alam yang alam yang alam yang alam yang
digunakan digunakan digunakan digunakan
dalam dalam dalam dalam

133
Asep Ediana Latip
kehidupan kehidupan kehidupan kehidupan
sehari-hari sehari-hari sehari-hari sehari-hari
paling sedikit 5 paling sedikit 4 paling sedikit 3 paling sedikit 2
dan benar. dan benar. dan benar. dan benar.
Cara Menyampaika Menyampaika Menyampaika Tidak
menghemat n n n menyebutkan
sumber daya paling paling paling cara
alam sedikit 3 cara sedikit 2 cara sedikit 1 cara menghemat
menghemat menghemat menghemat sumber daya
sumber daya sumber daya sumber daya alam.
alam dalam alam dalam alam dalam
kehidupan kehidupan kehidupan
sehari-hari. sehari-hari. sehari-hari.

134
Perencanaan Pembelajaran
Kemampuan yang di Nilai

No Nama Sumber daya Cara menghemat


Siswa alam sumber daya alam
4 3 2 1 4 3 2 1

1. Santi
2. Nathan
3. Salma

Petunjuk :
Berilah tanda ceklis () pada kolom skor sesuai keterampilan yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

Petunjuk :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Perlu Bimbingan

( )

Refleski Guru

Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

135
Asep Ediana Latip

Mengetahui Tangerang Selatan, 21 Februari


Kepala Sekolah 2018
Guru Kelas IV

---------------------------- Iin Indriani, S.Pd.


NIP. .................... NIP. ............................

136
Perencanaan Pembelajaran
A. Langkah-langkah Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memasuki kelas dengan mengucapkan 30 menit
salam dan menyapa siswa sekaligus guru
mengondisikan kelas.
2. Guru memperhatikan setiap sudut kelas dan
meminta siswa untuk memeriksa kerapihan
diri dan kebersihan kelas.
3. Guru bersama siswa berdoa sebelum
memulai pembelajaran yang dipimpin oleh
ketua kelas.
4. Pembelajaran dibuka saat siswa telah
memberi salam dan guru menjawab
salamnya.
5. Guru menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa dengan daftar hadir.
6. Siswa secara bersama-sama Menyanyikan
Lagu Indonesia Raya dan guru menguatkan
kepada siswa bahwa perkembangan
Indonesia terdapat dalam cita-cita generasi
mudanya.
7. Guru mengulas ulang kepada siswa tentang
materi sebelumnya tentang pengelompokan
puisi sesuai dengan makna/jenisnya.
8. Guru menanyakan pengalaman siswa tentang
puisi anak,dan bagaimana aturan membaca
dan menulisnya.
9. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
10. Guru menjelaskan cakupan materi
pembelajaran.

137
Asep Ediana Latip
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
11. Untuk menyegarkan suasana kembali, Guru
bersama siswa melakukan ice breaking
dengan menampilkan video senam otak,
setelah itu penguatan oleh guru bahwa cita –
cita apapun itu harus di capai dengan tekad
kuat, fokus, sungguh-sungguh dan kerja
keras.

Kegiatan inti Mengamati: 130


1. Siswa mendengarkan ceramah guru, bahwa menit
hari ini akan mempelajari Puisi dan Karya
seni rupa teknik tempel seperti karya
kolase, mortase, aplikasi dan mosaik.
2. Siswa diminta untuk mengamati puisi yang
telah disiapkan oleh guru didepan kelas
berupa handout text (print) dan guru
menghubungkan karya seni rupa teknik
tempel seperti karya kolase, mortase,
aplikasi dan mosaik.
3. Siswa mendengarkan pembacaan puisi
oleh guru dengan tekun, memperhatikan
cara pengucapannya yang tepat.
4. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan
isi dan amanat puisi tersebut di kelompok
dan dengan karya seni rupa teknik tempel
apa yang akan dibuat untuk memperindah
tampilan puisi tersebut.
Menanya:
1. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
mengenai puisi anak,dan bagaimana aturan
membaca dan menulisnya.
2. Siswa dibagikan lembar kerja berupa table

138
Perencanaan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
dan diminta mengisi tentang isi dan amanah
puisi berdasarkan hasil diskusi kelompok.
3. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jika ada hal yang
perlu ditanyakan terkait materi yang sedang
dipelajari.
Mencoba:
1. Siswa berdiskusi untuk mencoba menjawab
pertanyaan yang terdapat di lembar kerja
dalam kelompok.
2. Siswa menirukan pembacaan puisi
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
guru dengan sebaik – baiknya.
3. Siswa melatih membacakan puisi yang
telah dibuatnya di kelompoknya masing –
masing dan setiap anggota kelompok saling
membantu membetulkan atau memberikan
masukan jika ada pengucapan yang
kurang tepat.
Menalar:
1. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-
masing untuk membandingkan lembar kerja
kelompok lain.
2. Setiap kelompok menganalisis seni rupa
teknik tempel apa yang cocok untuk
memperindah tampilan puisi tersebut.
3. Guru membimbing siswa untuk membuat
puisi dengan baik.
Menyajikan:
1. Siswa membuat puisi sendiri dengan tema
Cita – Cita.
2. Guru meminta siswa untuk

139
Asep Ediana Latip
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
mendemonstrasikan puisi hasil karya
pribadinya dengan percaya diri didepan
kelas. Kemudian puisi tersebut diperindah
dengan karya seni rupa teknik tempel.
dipajang didinding kelas, setelah itu
kelompok critic piture lain untuk
berpendapat hasilnya.
3. Guru memberikan komentar terhadap puisi
siswa.
Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil 15 Menit
pembelajaran yang telah berlangsung.
2. Guru memeberikan penguatan materi yang
telah dibahas dengan penambahan tentang
puisi.
3. Siswa bersama guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah berlangsung ;
 Apa saja yang telah dipahami siswa?
 Apa yang belum dipahami siswa?
 Bagaimana perasaan selama
pembelajaran?
4. Guru bersama siswa bertanya jawab yang
telah dipelajari.
5. Guru memberikan reward pin kepada siswa
yang dapat menyelesaikan membuat puisi
dengan tepat waktu.
6. Guru bersama siswa memberikan reward
upplouse kepada siswa yang telah
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
baik.
7. Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang aktivitas pembelajaran pada materi
selanjutnya.

140
Perencanaan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
8. Siswa melakukan operasi semut untuk
menjaga kebersihan kelas.
9. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan kelas
dengan membaca doa bersama dipimpin
oleh ketua kelas.

SUMBER BELAJAR
1. Buku Tematik kelas IV
2. Sumber belajar lain yang relevan

PENILAIAN
1. Penilaian sikap
2. Penilaian pengetahuan
3. Penilaian keterampilan

141
Asep Ediana Latip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan : MI Nurul Huda
Tema/Subtema : 4. Berbagai Pekerjaan/2. Pekerjaan di
Sekitarku
Kelas/Semester :4/I
Pembelajaran : 1 (satu)
Materi Pokok : • Menilai cerita utuh
• Membandingkan pemanfaatan
teknologi modern dan tradisional serta
dampaknya bagi sumber daya alam
• Membandingkan jenis-jenis pekerjaan
dalam suatu kegiatan ekonomi
Alokasi waktu : 1 x 40 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, Menerima, menjalankan, dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang
jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia

142
Perencanaan Pembelajaran
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : Bahasa Indonesia
Kompetensi Indikator
3.5 Menguraikan pendapat pribadi 3.5.1 Menentukan tentang isi cerita
tentang isi buku sastra (cerita, dari buku sastra.
dongeng, dan sebagainya). 3.5.2 Menjelaskan tentang isi cerita
dari buku sastra.
3.5.3 Menyimpulkan tentang isi cerita
dari buku sastra
4.5 Menyajikan petunjuk penggunaan 4.5.1 Membuat cerita berdasarkan
alat dalam bentuk teks tulis dan pengalaman dengan menggunakan
visual menggunakan kosakata baku bahasa yang baik dan benar.
dan kalimat efektif. 4.5.2 Memberikan contoh mengenai
suatu teks dengan menggunakan
kosakata yang baku.
4.5.3 Menyampaikan pendapat
dengan memperhatikan kosakata
yang baku dan kalimat efektif.

Muatan : IPS
Kompetensi Indikator
3.3 Mengidentifikasi kegiatan 3.3.1 Menyusun daftar kegiatan
ekonomi dan hubungannya dengan ekonomi dan hubungannya
berbagai bidang pekerjaan, serta dengan berbagai bidang
kehidupan sosial dan budaya di pekerjaan.
lingkungan sekitar sampai provinsi. 3.3.2 Menganalisis kegiatan
ekonomi dan hubungannya
dengan bidang pekerjaan
serta kehidupan sosial.
3.3.3 Menjelaskan kegiatan
ekonomi hubungannya
dengan berbagai bidang
pekerjaan serta kehidupan

143
Asep Ediana Latip
sosial.

4.3 Menyajikan hasil identifikasi 4.3.1 Membuat kegiatan ekonomi


kegiatan ekonomi dalam dalam meningkatkan kehidupan
meningkatkan kehidupan masyarakat masyarakat di bidang pekerjaan,
di bidang pekerjaan, sosial dan sosial dan budaya di lingkungan
budaya di lingkungan sekitar sampai sekitar.
provinsi. 4.3.2 Memberikan contoh mengenai
kegiatan ekonomi dalam
meningkatkan kehidupan masyarakat
di bidang pekerjaan.
4.3.3. Menyampaikan pendapat
tentang kegiatan ekonomi dalam
meningkatkan kehidupan masyarakat
di bidang pekerjaan.

Muatan : IPA
Kompetensi Indikator
3.9 Menjelaskan pentingnya upaya 3.9.1 Menentukan pengertian
keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam beserta
sumber daya alam di komponennya.
lingkungannya. 3.9.2 Menyebutkan upaya
pelestarian sumber daya
alam di lingkungannya.
3.9.3 Mengingat pentingnya
menjaga sumber daya alam
sebagai salah satu upaya
pelestarian sumber daya
alam.
4.9 Melakukan kegiatan upaya 4.9.1 Membuat rencana kegiatan
pelestarian sumber daya alam upaya pelestarian sumber
bersama orang-orang di daya alam di lingkungan
lingkungannya. sekitar.
4.9.2 Membuat laporan mengenai

144
Perencanaan Pembelajaran
rencana kegiatan upaya
pelestarian sumber daya
alam di lingkungan sekitar.
4.9.3 Menerapkan upaya
pelestarian sumber daya
alam di lingkungan sekitar.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca cerita tentang sosok pekerja, siswa
mampu menilai cerita secara perinci.
2. Setelah membaca cerita tentang sosok pekerja, siswa
mampu menjelaskan alasan dari penilaian cerita secara
lisan dan tulisan secara perinci.
3. Setelah mengamati gambar tentang penggunaan
teknologi saat bekerja, siswa mampu mengidentifikasi
dampak penggunaan teknologi bagi keberadaan sumber
daya alam dengan tepat.
4. Setelah berdiskusi, siswa mampu mengembangkan
laporan tentang pemanfaatan teknologi yang ramah
lingkungan bagi keberadaan sumber daya alam dengan
benar.
5. Setelah mengamati gambar, siswa mampu
menginformasikan perbedaan jenis pekerjaan dalam
suatu kegiatan ekonomi secara teperinci.
6. Setelah berdiskusi, siswa mampu menuliskan contoh
pekerjaan dalam suatu kegiatan ekonomi secara
lengkap.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bahasa Indonesia
Guru menampilkan cerita “Pak Welly” dan siswa
membaca cerita pak welly dengan seksama, setelah itu

145
Asep Ediana Latip
guru menyuruh siswa bercerita kembali tentang cerita pak
welly menggunakan kosakata yang baik.
2. IPS
Guru menjelaskan kegiatan ekonomi dengan
berbagai bidang pekerjaan, setelah itu guru memberi
contoh tentang kegiatan ekonomi yaitu pelelangan ikan
lalu guru menyuruh siswa menyebutkan macam-macam
profesi pekerjaan.
3. IPA
Guru menjelaskan pengertian dan komponen dari
sumber daya alam, setelah itu guru memberi contoh
tentang perusakan sumber daya alam di laut lalu guru
menyuruh siswa menyebutkan tentang upaya menjaga
pelestarian sumber daya alam di lingkungan.

E. METODE
Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, dan Penugasan.

F. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


 Gambar nelayan menggunakan jaring dan menggunakan
bom.
 Powerpoint tentang cerita Pak Welly.
 Video pelelangan ikan.
 Laptop dan Proyektor.

G. SUMBER
- Buku Pedoman Guru Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017).
- Buku Siswa Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2017).

146
Perencanaan Pembelajaran
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokas
Kegiatan Deskripsi Kegiatan i
Waktu
Kegiatan 6. Guru mengucapkan salam dan meminta 5
Pendahuluan siswa untuk berdoa, dipimpin oleh ketua menit
kelas.
7. Guru menanyakan kabar siswa.
8. Guru mengabsen kehadiran siswa.
9. Guru menginformasikan Tema yang akan
diajarkan, yaitu tentang “ Pekerjaan di
Sekitarku ” dengan tema Berbagai
Pekerjaan.
Kegiatan 27. Guru menanyakan macam-macam
Inti pekerjaan yang siswa ketahui.
28. Siswa diminta membaca teks tentang tokoh
tersebut di Buku Siswa dalam hati. .
29. Guru menanyakan kepada siswa mengenai
cerita tersebut.
30. Setelah membaca teks, guru bersama
siswa berdiskusi tentang tokoh kepala
sekolah tersebut.
31. Guru menjelaskan kegiatan ekonomi yang
berhubungan dalam bidang pekerjaan di 30
sekitar. Menit
32. Setelah semua siswa memahami
penjelasan dari guru mengenai kegiatan
ekonomi dalam macam-macam pekerjaan,
siswa memberi contoh macam-macam
pekerjaan.
33. Guru menampilkan gambar nelayan yang
menggunakan alat modern dan alat
tradisional.
34. Guru menjelaskan tentang pelestarian

147
Asep Ediana Latip
sumber daya alam di laut.
35. Setelah guru menjelaskan tentang
pelestarian sumber daya alam dilaut, guru
bertanya kepada siswa tentang pelestarian
sumber daya alam.
36. Guru meminta siswa untuk berkelompok
yang terdiri dari 4-5 orang.
37. Siswa secara berkelompok diminta
membuat rencana kegiatan terkait upaya
menjaga sumber daya alam di sekitar
sekolah. Siswa harus memilih paling sedikit
dua sumber daya alam yang ada di sekitar
sekolah. Mereka harus merencanakan tiga
kegiatan untuk menjaganya dengan mengisi
tabel berikut.
38. Siswa membandingkan pekerjaan nelayan
tradisional dan nelayan modern.
39. Guru menjelaskan hasil tangkap dijual ke
pedagang ikan di pelelangan.
40. Guru menayangkan video tentang profesi
pekerjaan.
41. Siswa mengamati video tentang profesi
pekerjaan dengan seksama.
42. Setelah siswa melihat video tersebut, guru
menanyakan tentang isi video tersebut.
43. Guru menjelaskan tentang kegiatan
ekonomi berhubungan dalam bidang
pekerjaan.
44. Guru meminta siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan yang ada sesuai dengan
pendapat pribadi siswa.
45. Setelah semua siswa selesai, siswa diminta
untuk menyampaikan pendapat tentang
kegiatan ekonomi dalam bidang pekerjaan.

148
Perencanaan Pembelajaran
46. Guru memberikan soal kepada siswa untuk
mengevaluasi pembelajaran hari ini.

Kegiatan 4. Guru memberikan kesimpulan terkait materi 5 menit


Penutup yang sudah dipelajari bersama.
5. Guru mengajak siswa berdoa untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran.
6. Guru mengucapkan salam kepada
siswanya.

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. Teknik penilaian
a) Penilaian sikap : Observasi
b) Penilaian pengetahuan : Penugasan
c) Penilaian keterampilan : Unjuk kerja

2. Penilaian Hasil Belajar

d) Penilaian Sikap Sosial


INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI SIKAP SOSIAL
Perubahan Tingkah
Laku
No Nama Siswa
Percaya Diri
BT MT MB SM
1 Kamilah Dzulhijah
2 Vetti Normala Sari
3 One Sukowati
4 ………
Keterangan :
BT = Belum Telihat
MT = Mulai Terlihat
MB = Mulai Berkembang
ST = Sudah Terlihat

149
Asep Ediana Latip
Catatan :
Diberi tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai.

e) Penilaian Pengetahuan
Kisi-Kisi Penilaian Harian
Muatan Kompetensi Indikator Bentuk Soal Nomor
Pelajaran Dasar Soal

Bahasa 3.5 Menguraikan 3.5.1 Isian singkat 1-5


Indonesia pendapat Memaha
pribadi mi
tentang isi tentang
buku sastra isi cerita
(cerita, dari buku
dongeng, dan sastra.
sebagainya). 3.5.2
Menjelask
an tentang
isi cerita
dari buku
sastra.
3.5.3
Menyimp
ulkan
tentang
isi cerita
dari buku
sastra

150
Perencanaan Pembelajaran
IPA 3.8 Menjelaskan 3.8.1 Menentuk Isian singkat 6-13
pentingnya an
upaya pengertian
keseimbanga sumber
n dan daya alam
pelestarian beserta
sumber daya komponen
alam di nya.
lingkunganny 3.8.2 Menyebutk
a. an upaya
pelestarian
sumber
daya alam
di
lingkungan
nya.
3.8.3 Mengingat
pentingnya
menjaga
sumber
daya alam
sebagai
salah satu
upaya
pelestarian
sumber
daya alam.
IPS 3.3 3.3.1 Menyusun Isian singkat 14-15
Mengidentifika daftar
si kegiatan kegiatan
ekonomi dan ekonomi
hubungannya dan
dengan hubungan
berbagai nya

151
Asep Ediana Latip
bidang dengan
pekerjaan, berbagai
serta bidang
kehidupan pekerjaan.
sosial dan 3.3.2 Menganali
budaya di sis
lingkungan kegiatan
sekitar sampai ekonomi
provinsi. dan
hubungan
nya
dengan
bidang
pekerjaan
serta
kehidupan
sosial.
3.3.3 Menjelask
an
kegiatan
ekonomi
hubungan
nya
dengan
berbagai
bidang
pekerjaan
serta
kehidupan
sosial.

152
Perencanaan Pembelajaran
SOAL PENILAIAN HARIAN

Nama : ..................... Tema : Berbagai Pekerjaan


Kelas/Semester : IV / 1 Subtema : Pekerjaan di Sekitarku
Tanggal : ...................

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan


tepat!
1. Sebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita Pak Welly
?
2. Apa yang diharapkan oleh Bapak Welly ?
3. Mengapa Bapak Welly memiliki harapan tersebut ?
4. Apa yang dilakukan Bapak Welly dan siswa di
sekolahnya ?
5. Tokoh mana yang memiliki watak yang baik ?
6. Apa yang digunakan oleh nelayan tradisional untuk
menangkap ikan ?
7. Apa yang digunakan oleh nelayan modern untuk
menangkap ikan ?
8. Bagaimana pendapat anda tentang pemakaian alat
nelayan modern untuk menangkap ikan ?
9. Bagaimana pendapat anda tentang pemakaian alat
nelayan tradisional untuk menangkap ikan ?
10. Menurutmu apa yang akan terjadi dengan laut jika
semua nelayan menggunakan perhu besar dan
perlengkapan modern ?
11. Bagaimana seharusnya para nelayan mencari ikan
supaya kelestarian ekosistem tetap terjaga ?
12. Bagaimana cara menjaga kelestarian ekosistem di
sekitar ?
13. Apa saja kegiatan negatif yang dapat dilakukan manusia
sehingga mencemarkan lingkungan ?

153
Asep Ediana Latip
14. Sebutkan apa saja kegiatan ekonomi dalam bidang
pekerjaan ?
15. Apa saja kegiatan jual beli ?

Pengayaan
Siswa menuliskan judul yang kira-kira sesuai dengan isi cerita
„Pak Welly‟.

Remedial
Siswa yang belum memahami tentang kegiatan ekonomi
dalam meningkatkan kehidupan masyarakat di bidang
pekerjaan, sosial dan budaya di lingkungan sekitar.

154
Perencanaan Pembelajaran
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN (TEST TULIS)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai pengetahuan
peserta didik dalam penilaian harian. Berilah skor pada kolom
nomor soal dengan kriteria skor sebagai berikut:
2 = Benar, apabila jawaban sesuai dengan pernyataan.
1 = Kurang, apabila jawaban kurang tepat dengan pernyataan.
0 = Salah, apabila jawaban tidak sesuai dengan pernyataan.

No Nama Nomor soal Jumlah


peserta skor
didik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

1.

2.

3.

4.

Petunjuk Penyekoran :
Skor akhir menggunakan skala 0 sampai 90
Instrumen Penilaian : isian singkat
Skor tertinggi : 90
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Peserta didik memperoleh nilai :


Baik Sekali : apabila mendapat skor 80 – 90
Baik : apabila mendapat skor 70 – 79
Cukup : apabila mendapat skor 60 – 69
Kurang : apabila mendapat skor kurang dari 60

155
Asep Ediana Latip
f) Penilaian Keterampilan

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN (PRAKTIK)

1) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Sangat Baik Baik Cukup Perlu


No. Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
1 Gambar Gambar Gamb Gambar Gambar yang
yang ar yang dihasilkan
dihasilkan yang dihasilkan tidak
mencerminka dihasil sebagian mencerminka
n kan kecil n
tokoh dalam sebag mencermi tokoh dalam
cerita. ian nkan cerita..
besar tokoh
menc dalam
ermin cerita.
kan
tokoh
dalam
cerita.
.
2 Alasan Alasan Sebag Sebagian Alasan
pemilihan pemilihan ian kecil diberikan
bagian didasarkan besar alasan berdasarkan
cerita yang kepada fakta alasa pemilihan opini bukan
disukai. yang ada. n didasarka fakta dari
pemili n cerita.
han kepada
didas fakta
arkan yang ada.
kepad

156
Perencanaan Pembelajaran
a
fakta
yang
ada.
3 Topik Topik-topik Sebag Sebagian Topik yang
yang ian kecil disampaikan
disampaikan besar topik di
sesuai topik yang luar cerita
dengan yang disampai yang
cerita. disam kan ada.
diskusi. paika sesuai
n dengan
sesuai cerita..
denga
n
cerita.
4 Fakta Fakta Fakta Fakta Fakta yang
pendukung pendukung pendu pendukun disampaikan
yang kung g yang tidak sesuai
disampaikan yang disampai cerita.
seluruhnya disam kan
sesuai paika sebagian
dengan isi n kecil
cerita. sebag sesuai
ian dengan
besar isi cerita.
sesuai
denga
n isi
cerita.

157
Asep Ediana Latip
Petunjuk :
Berilah tanda ceklis () pada kolom skor sesuai keterampilan
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut :
Kemampuan yang di Nilai
Mendengar Komunikasi Partisipasi Fakta
kan non (menyampaikan Penduku
N Nama verbal (kontak ide, perasaan, ng.
o Siswa mata, bahasa pikiran)
tubuh, postur,
ekspresi
wajah,
suara).

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1. Santi
2. Natha
n
3. Salma

Petunjuk :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Perlu Bimbingan

( )

158
Perencanaan Pembelajaran
2) Mata Pelajaran : IPA
Sangat Baik Baik Cukup Perlu
No. Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
1 Penera Memperlihat- Memperli Memperlihat- Perlu
pan kan pemaha- hatkan kan pemaha- bimbingan
Konsep man konsep pemaham man konsep saat
dengan an dengan menun- menyampaika
menun- konsep jukkan bukti n bukti dan
jukkan bukti dengan yang terbatas pemahaman
pendukung menunjuk dan penyam- inti
dan kan paian pemaha- dari konsep
menyampaik bukti man inti dari yang
an pendukun konsep tidak dipelajari.
pemahaman g, jelas.
inti dari namun
konsep perlu
yang sedang bantuan
di- saat
pelajari menyamp
dengan aikan
benar. pemaham
an
inti dari
konsep
yang
yang
sedang
dipelajari.
2 Komuni Hasil Hasil Hasil kegiatan Hasil kegiatan
kasi kegiatan kegiatan disampaikan disampaikan
disampaikan disampai dengan jelas, dengan kurang
dengan jelas kan namun hanya jelas dan
serta objektif dengan didukung tanpa

159
Asep Ediana Latip
dengan jelas sebagian data
didukung dan kecil data penunjang.
data didukung penunjang.
penunjang. sebagian
data
penunjan
g.
3 Prosed Seluruh data Seluruh Sebagian Sebagian kecil
ur dan dicatat, data besar data data dicatat,
Strategi langkah dicatat, dicatat, langkah langkah
kegiatan langkah kegiatan kegiatan
dilakukan kegiatan dan strategi tidak
secara dilakukan dilakukan sistematis
sistematis, secara secara dan strategi
dan sistematis sistematis yang dipilih
strategi yang , setelah tidak
digunakan namun mendapat tepat.
saat masih bantuan guru.
kegiatan membutu
berhasil. hkan
bimbinga
n
dalam
menemuk
an
strategi
agar
kegiatan
berhasil.
4 Perenc Perencanaa Perencan Perencanaan Perencanaan
anaan n aan disusun kurang disusun
dan disusun disusun lengkap dan kurang
tindak lengkap dan lengkap sebagian lengkap dan ti-
lanjut rencana namun rencana tindak dak ada

160
Perencanaan Pembelajaran
tindak sebagian lanjut kurang rencana
lanjut sangat rencana memungkinkan tindak lanjut.
memungkink tindak untuk
an lanjut dilaksanakan.
untuk kurang
dilaksanakan memungk
. inkan
untuk
dilaksana
kan.

Petunjuk :
Berilah tanda ceklis () pada kolom skor sesuai keterampilan
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut :

Kemampuan yang di Nilai


Penerapan Komunikasi. Prosedur dan Perencana
konsep strategi an dan
No Nama tindakan.
Siswa

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1. Santi
2. Nathan
3. Salma

161
Asep Ediana Latip
Petunjuk :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Perlu Bimbingan
( )

3) Mata Pelajaran : IPS


Sangat Baik Baik Cukup Perlu
No. Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
1 Jenis Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Tidak
kegiatan dan dan kegiatan menyebutkan
Ekonomi menjelaskan menjelaskan ekonomi, sama sekali
kegiatan kegiatan namun tidak
ekonomi ekonomi, sesuai
yang namun dengan
sesuai kurang pekerjaan.
dengan sesuai
pekerjaan. dengan
pekerjaan.
2 Lapangan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
Pekerjaan paling sedikit sebagian satu lapangan
3 lapangan besar lapangan pekerjaan,
pekerjaan lapangan pekerjaan namun salah.
dengan pekerjaan dengan
benar. dengan benar.
benar.
3 Penyebaran Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
Barang distribusi distribusi distribusi distribusi
barang barang barang tidak barang
secara dengan runtut dan tidak runtut

162
Perencanaan Pembelajaran
runtut dan benar. sebagian dan
benar. benar. sebagian
besar
tidak benar.
4 Hasil yang Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Tidak
Diperoleh hasil yang hasil yang hasil yang menyebutkan
diperoleh diperoleh diperoleh hasil yang
pekerja dari pekerja dari pekerja dari diperoleh
pekerjaannya pekerjaannya pekerjaannya pekerja dari
dan dan sebagian dan sebagian pekerjaannya.
semuanya besar benar. kecil benar.
benar.

Petunjuk :
Berilah tanda ceklis () pada kolom skor sesuai keterampilan
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut :

Kemampuan yang di Nilai


Jenis kegiatan Laporan Penyebaran Hasil yang
ekonomi pekerjaan barang diperoleh
No Nama
Siswa

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1. Santi
2. Nathan
3. Salma

163
Asep Ediana Latip
Petunjuk :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Perlu Bimbingan

( )

Refleski Guru

Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui Tangerang Selatan, 21 Februari 2018


Kepala Sekolah Guru Kelas IV

---------------------------- Indri Antika, S.Pd.


NIP. ….................... NIP. ............................

164
Perencanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan pendidikan : MI Al Mu'liyah
Tema / Subtema : Berbagai Pekerjaan / Pekerjaan di
Sekitarku
Kelas / Semester : IV / I
Materi Pokok : Menemukan luas dan keliling persegi
panjang
Mendiskusikan makna sila kedua
Pancasila
Menggambar sesuai kreasi
Pertemuan ke : 1(satu)
Alokasi waktu : 1 x 40 menit

A. KOMPETESI INTI (KI)


1. Menerima, menjalankan, dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

165
Asep Ediana Latip
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Matematika
Kompetensi Indikator
3.9 Menjelaskan dan menentukan 3.9.1 Mengindentifikasi
keliling luas persegi, pesergi panjang, keliling luas persegi, persegi
dan segitiga serta hubungan pangkat panjang, dan segitiga serta
dua dengan akar pangkat dua. hubungan pangkat dua
dengan akar pangkat dua.
3.9.2 Menyebutkan keliling
luas persegi, persegi
panjang, dan segitiga serta
hubungan pangkat dua
dengan akar pangkat dua.
3.9.3 Menjelaskan keliling
persegi, persegi panjang, dan
segitiga serta hubungan
pangkat dua dengan akar
pangkat dua.
4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan 4.9.1 Menyebutkan masalah
dengan keliling luas persegi, persegi yang berkaitan dengan
panjang, dan segiitiga termasuk keliling luas persegi, persegi
melinbatkan pangkat dua dengan panjang, dan segitiga
akar pangkat dua. termasuk melibatkan
pangkat dua dengan akar
pangkat dua.
4.9.2 Menyebutkan masalah
yang berkaitan dengan
keliling luas persegi, persegi
panjang, dan segitiga
termasuk melibatkan
pangkat dua dengan akar
pangkat dua.
4.9.3 Menyimpulkan masalah
yang berkaitan dengan

166
Perencanaan Pembelajaran
keliling luas, persegi, persegi
panjang, dan segitiga
termasuk melibatkan
pangkat dua dengan akar
pangkat.

PPKn
Kompetensi Indikator
3.1 Memaknai makna hubungan 3.1.1 Mendiskusikan makna
dengan simbol sila-sila Pancasila hubungan simbol sila-sila
Pancasila.
3.1.2 Menjelaskan makna
hubungan simbol sila-sila
Pancasila.
3.1.3 Menyimpulkan makna
hubungan simbol sila-sila
dengan Pancasila.
4.1 Menjelaskan makna hubungan 4.1.1 Menyebutkan sila-sila
simbol sila-sila Pancasila sebagai pada Pancasila.
satu kesatuan dalam kehidupan 4.1.2 Membuat gambar
sehari-hari. simbol pada sila-sila
Pancasila.
4.1.3 Menyimpulkan makna
hubungan simbol-simbol
Pancasila sebagai satu
kesatuan dalam kehidupan
sehari-hari.

SBdP
Kompetensi Indikator
3.1 Memahami gambar dan bentuk 3.1.1 Menjelaskan gambar
tiga dimensi. dan bentuk tiga dimensi.
3.1.2 Mendiskusikan gambar
dan bentuk tiga dimensi.

167
Asep Ediana Latip
3.1.3 Membedakan gambar
dan bentuk tuiga dimensi.
4.1 Menggambar dan membentuk 4.1.1 Membuat gambar tiga
tiga dimensi. dimensi.
4.1.2 Mengaplikasikan
gambar tiga dimensi.
4.1.3 Mengapresiasikan
gambar tiga dimensi yang
telah dibuat oleh siswa.

C. Tujuan
1. Setelah mencari informasi, siswa mampu menjelaskan
hubungan simbol dengan makna sila kedua Pancasila
dengan benar.
2. Setelah diberikan masalah, siswa mampu menganalisis
masalah yang terkait dengan sila kedua Pancasila
dengan terperinci.
3. Setelah berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi hal-
hal yang diperhatikan saat menggambar dengan
terperinci.
4. Setelah berdiskusi, siswa mampu menggambar
kegiatan yang menunjukkan pengalaman sila kedua
pancasila dengan kreatif.
5. Setelah bereksplorasi, siswa mampu menemukan
rumus luas dan keliling persegi panjang menggunakan
benda konkret dengan benar.
6. Setelah bereksplorasi, siswa mampu menyelesaikan
masalah tentang luas dengan keliling persegi panjang
dengan bener.
D. Materi
1. Matematika
- Luas dan Kelilng persegi dan persegi panjang.
2. PPKn
- Makna hubungan dengan simbol sila-sila Pancasila.

168
Perencanaan Pembelajaran
3. SBdP
- Gambar dan bentuk tiga dimensi.
E. Metode Pembelajaran
Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, dan Penugasan.

F. Media Pembelajaran
 Gambar lambang sila kedua Pancasila.
 Powerpoint tentang Pak Made dan Pak Toni.
 Vidio tentang gambar tiga dimensi.
 Laptop dan Proyektor.

G. Sumber Belajar
- Buku Pedoman Guru Tema Berbagai Pekerjaan Kelas
IV (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017).
- Buku Siswa Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 201sumb3. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017).

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Pada awal pelajaran, guru 5 Menit
memberi salam dan
mengucapkan selamat datang
kepada siswa.
2. Mengajak semua siswa berdo‟a
yang dipimpin oleh ketua kelas.
3. Guru menanyakan kabar siswa.
4. Guru mengabsen kehadiran
siswa.
5. Guru menginformasikan Tema
yang akan diajarkan yaitu
tentang, “Pekerjaan di Sekitarku”
dengan berbagai pekerjaan.

169
Asep Ediana Latip
Kegiatan inti 1. Guru menanyakan pekerjaan 30 Menit
apa yang paling baik.
2. Guru menampilkan crita tentang
Pak Made dan Pak toni.
3. Siswa diminta membaca cerita
yang telah ditampilkan oleh
guru dalam hati.
4. Setelah selesai membaca, guru
menunjuk salah satu siswa
untuk menyimpulkan cerita yang
sudah ia baca di depan teman-
temannya.
5. Guru menjelaskan tentang sikap
Pak Made dan Pak Toni yang
termasuk kedalam sila kedua
Pancasila.
6. Guru menampilkan lambang
tentang sila kedua Pancasila.
7. Guru menjelaskan makna sila
kedua Pancasila.
8. Guru menjelaskan sikap Dayu
yang tidak mencerminkan sila
kedua Pancasila.
9. Guru memberikan contoh
perilaku yang tidak
mencerminkan sila kedua
Pancasila.
10. Guru meminta siswa untuk
memberi contoh yang lain
terhadap sila kedua Pancasila.
11. Guru menjelaskan tentang Pak
Tony yang seorang penjahit
harus mengetahui tentang luas
dan keliling dari pakaian yang

170
Perencanaan Pembelajaran
akan dijahit.
12. Guru menjelaskan rumus luas
dan keliling persegipanjang.
13. Guru menampilkan ganbar
persegi dan persegipanjang.
14. Guru menyuruh siswa untuk
menghitung luas dan keliling
persgi panjang yang ditampilkan
oleh guru.
15. Guru menunjuk siswa maju
kedepan untuk
mempresentasikan hasil yang
sudah dikerjakan oleh siswa.
16. Guru memberikan soal kepada
siswa untuk mengevaluasi
pembelajaran ini.
Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan 5 Menit
terkait meteri yang sudah
dipelajari bersama.
2. Guru mengajak siswa berdoa
untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
3. Guru mengucapkan salam
kepada siswa.

I. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik penilaian
a. Penilaian sikap : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan : Penugasan
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja

2. Penilaian sikap
SikapSpiritual
Kelas/semester :

171
Asep Ediana Latip
Pelaksanaan pengamatan :
Tanggal :
Petunjuk : beri tanda centang pada
salah satu jawaban "ya"
atau "tidak"
No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya ikut berdoa saat dimulai


dan saat selesai pembelajaran

2. Saya mengucapkan rasa syukur


atas karunia tuhan

3. Saya memberi salam sebelum


dan sesudah menyampaikan
pendapat
4. Saya tidak mengganggu teman
yang sedang berdoa
5. Saya mengerjakan ibadah tepat
waktu

Sikap Sosial
Kelas/semester :
Pelaksanaan pengamatan :
Tanggal :
Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai
No Nama Aspek yang diamati
Siswa Disiplin Bertanggung jawab
BT MT MB ST BT MT MB ST
1. Shella
2. Indri
3. Iin

172
Perencanaan Pembelajaran
Keterangan :
BT = Belum Terlihat
MT = Mulai Terlihat
MB = Mulai Berkembang
ST = Sudah Terlihat
Catatan :
Diberi tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai.

3. Penilaian Pengetahuan

Kisi-kisi Penilaian Harian

Mata Kompetensi Indikator Bentuk Nomor


Pelajaran Dasar Soal Soal

Matematika 3.9 3.9.1 Isian 1-5


Menjelaskan Mengindentifikasi singkat
dan keliling luas
menentukan persegi, persegi
keliling luas panjang, dan
persegi, segitiga serta
pesergi hubungan pangkat
panjang, dan dua dengan akar
segitiga serta pangkat dua.
hubungan 3.9.2 Menyebutkan
pangkat dua keliling luas
dengan akar persegi, persegi
pangkat dua. panjang, dan
segitiga serta
hubungan pangkat
dua dengan akar
pangkat dua.
3.9.3 Menjelaskan

173
Asep Ediana Latip
keliling persegi,
persegi panjang,
dan segitiga serta
hubungan pangkat
dua dengan akar
pangkat dua.
PPKn 3.1 Memaknai 3.1.1 Mendiskusikan Isian 6-10
makna makna hubungan singkat
hubungan simbol sila-sila
dengan simbol Pancasila.
sila-sila 3.1.2 Menjelaskan
Pancasila makna hubungan
simbol sila-sila
Pancasila.
3.1.3 Menyimpulkan
makna hubungan
simbol sila-sila
dengan Pancasila.
SBdP 3.1 Memahami 3.1.1 Menjelaskan Isian 11-15
gambar dan gambar dan singkat
bentuk tiga bentuk tiga
dimensi. dimensi.
3.1.2 Mendiskusikan
gambar dan
bentuk tiga
dimensi.
3.1.3 Membedakan
gambar dan
bentuk tuiga
dimensi.

174
Perencanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU
Satuan Pendidikan : MI Qalbun Salim
Tema / Subtema : Berbagai Pekerjaan / Pekerjaan di
Sekitarku
Pembelajaran :5
Kelas / Semester : IV / 1
Materi Pokok : • Menggambar tiga dimensi
• Menyelesaikan masalah sehari-hari
terkait luas dan keliling persegi dan
persegi panjang
• Mendiskusikan tentang kegiatan
ekonomi dan berbagai pekerjaan
terkait
Alokasi Waktu : 1 x 40 JP
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang
jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
5.

175
Asep Ediana Latip
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : SBdP
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Memahami gambar dan 3.1.1 Menguraikan pengertian
bentuk tiga dimensi dan contoh benda yang
termasuk seni rupa tiga
dimensi
3.1.2 Menggali informasi tentang
cara melakukan apresiasi
terhadap hasil karya seni
menggambar
4.1 Menggambar dan 4.1.1 Menggambar karya seni
membentuk tiga dimensi rupa tiga dimensi secara
mandiri
4.1.2 Menyajikan hasil apresiasi
terhadap hasil karya seni
menggambar

Muatan : Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menjelaskan dan 3.9.1 Menghitung keliling
menentukan keliling dan luas dan luas persegi dan
persegi, persegi panjang, persegi panjang.
dan segitiga serta hubungan
pangkat dua dengan akar
pangkat dua
4.9 Menyelesaikan masalah 4.9.1 Memecahkan masalah
berkaitan dengan keliling yang berkaitan dengan
dan luas persegi, persegi keliling dan luas
panjang, dan segitiga bangun persegi dan
termasuk melibatkan persegi panjang dalam
pangkat dua dengan akar kehidupan sehari-hari.
pangkat dua

176
Perencanaan Pembelajaran
Muatan : IPS
Kompetensi Dasar Indikator
3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi 3.3.1 Menjelaskan hasil
dan hubungannya dengan identifikasi tentang
berbagai bidang pekerjaan, serta kegiatan ekonomi
kehidupan sosial dan budaya di dan berbagai
lingkungan sekitar sampai provinsi pekerjaan yang
terkait dengan
kegiatan ekonomi
tersebut di
lingkungan sekitar
4.3 Menyajikan hasil identifikasi 4.3.1 Mengomunikasikan
kegiatan ekonomi dalam hasil identifikasi
meningkatkan kehidupan tentang kegiatan
masyarakat di bidang pekerjaan, ekonomi dan
sosial dan budaya di lingkungan berbagai pekerjaan
sekitar sampai provinsi yang terkait dengan
kegiatan ekonomi
tersebut di
lingkungan sekitar

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah menguraikan pengertian dan contoh seni
rupa tiga dimensi serta menggali informasi tentang
cara mengapresiasi karya seni, siswa mampu
menjelaskan terkait seni rupa tiga dimensi dan
mampu menjelaskan cara melakukan apresiasi
terhadap gambar tersebut secara perinci.
2. Setelah mengamati gambar hasil karya teman, siswa
mampu memberikan apresiasi terhadap gambar
tersebut dengan percaya diri.
3. Disajikan soal cerita, siswa mampu menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari berkaitan

177
Asep Ediana Latip
dengan keliling dan luas persegi panjang dengan
benar.
4. Dengan menggali informasi tentang pekerjaan dan
kegiatan ekonomi, siswa mampu menjelaskan
berbagai pekerjaan dan kegiatan ekonomi di
lingkungan sekitar dengan benar.
5. Dengan menggali informasi tentang pekerjaan dan
kegiatan ekonomi, siswa mampu menyajikan
informasi tentang berbagai pekerjaan dan kegiatan
ekonomi di lingkungan sekitar dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN
SBdP :  Menjelaskan bentuk dan contoh seni
rupa tiga dimensi
 Menggambar dan
mempresentasikan hasil karya seni
rupa tiga dimensi secara mandiri
Matematika :  Menyelesaikan masalah sehari-hari
terkait keliling maupun luas persegi
dan persegi panjang
IPS :  Menggali dan mengkomunikasikan
informasi tentang kegiatan ekonomi
dan berbagai pekerjaan terkait

E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Strategi : Contextual Teaching and Learning
(CTL)
Metode : Diskusi kelompok, penugasan, tanya
jawab, ceramah dan games

F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media Pembelajaran : Powerpoint, video, gambar,
bola kertas

178
Perencanaan Pembelajaran
Alat : Proyektor, kertas gambar,
kertas berpetak dan pensil warna/krayon

G. SUMBER BELAJAR
1. Buku Pedoman Guru Tema 4 Kelas 4 dan Buku
Siswa Tema 4 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Revisi 2017, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
2. Buku Siswa Tema : Berbagai Pekerjaan Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Revisi 2017,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013 Rev.2017).
3. Video pembelajaran, http://youtube.com.

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Guru memberikan salam dan 5 menit
Pendahuluan menanyakan kabar
2. Guru membentuk tempat
duduk siswa
3. Guru mengajak berdoa untuk
memulai pembelajaran
4. Melakukan komunikasi
tentang kehadiran siswa dan
memeriksa kerapihan
pakaian.
5. Guru menyampaikan materi
pembelajaran hari ini.
6. Guru melakukan apersepsi
dengan terus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk
mengarahkan siswa ke materi
yang akan dipelajari

179
Asep Ediana Latip
7. Guru mengajak siswa untuk
tepuk semangat
Kegiatan 1. Guru menyajikan gambar tiga 30 menit
Inti dimensi.
2. Siswa diminta memerhatikan
berbagai bentuk bangun
pada gambar.
3. Guru menanyakan:
 bentuk gambar apakah
itu?
 Apasih yang dimaksud
dengan seni rupa tiga
dimensi?
 Sebutkan contoh-
contohnya!
4. Selanjutnya, guru membentuk
beberapa kelompok dalam
proses pembelajaran
5. Siswa diminta menggambar
menggambar kubus dan balok
di dua media yang berbeda,
yaitu kertas kosong dan kertas
berpetak.
6. Siswa membandingkan cara
menggambar menggunakan
kedua media tersebut.
7. Siswa diminta mengamati
video berbagai pekerjaan
yang mereka temukan di
lingkungan sekitar
8. Setelah video diputar, guru
memberikan contoh pedagang
yang sesuai dengan kisah
rasulullah serta teladan

180
Perencanaan Pembelajaran
tanggung jawab yang dapat
diambil dalam kisahnya.
9. Siswa diminta menuliskan
jenis pekerjaan beserta
kegiatan yang terkait dengan
pekerjaan tersebut
10. Siswa diminta memilih salah
satu pekerjaan yang telah
ditulis oleh siswa sebelumnya
11. Setelah memilih, siswa
diminta menggambar
pekerjaan tersebut beserta
kegiatan terkait.
12. Siswa diminta membuat
sketsa terlebih dahulu.
13. Setelah itu, siswa membuat
gambar pada selembar kertas
berdasarkan sketsa.
14. Selanjutnya, siswa mewarnai
gambar yang telah mereka
buat.
15. Kemudian, siswa diminta
menceritakan gambar yang
telah mereka buat secara
berpasangan.
16. Guru meminta siswa
memperhatikan kertas gambar
yang mereka gunakan untuk
menggambar.
17. Guru bertanya:
Apakah kamu bisa
menghitung luas dan keliling
kertas tersebut?
18. Guru menyampaikan kepada

181
Asep Ediana Latip
siswa bahwa kita dapat
menghitung luas dan keliling
permukaan bangun datar
yang ada di sekitar kita.
19. Guru mengajak siswa untuk
berlatih menghitung luas dan
keliling bangun datar

Berlatih
20. Siswa mencermati soal cerita
yang disajikan dalam buku
siswa dengan teliti. (lihat
halaman 85)
21. Siswa menjawab setiap
pertanyaan yang disajikan.
(lihat halaman 85-86)
22. Siswa mengerjakan soal
latihan secara mandiri. (lihat
halaman 86)
23. Guru mengingatkan siswa
untuk membaca setiap kalimat
dalam soal cerita dengan teliti
dan menggarisbawahi kata
kunci
Berdiskusi
24. Siswa mengamati gambar
tentang bagaimana ikan yang
ditangkap nelayan bisa kita
makan. (lihat halaman 87)
25. Terkait gambar pada halaman
87, siswa mendiskusikan
dengan teman tentang: (lihat
halaman 88)
 Jenis barang yang

182
Perencanaan Pembelajaran
dijualbelikan,
 Jenis pekerjaan yang
terlibat pada kegiatan di
atas, dan
 Hasil dari setiap
pekerjaan.
26. Guru memberi tahu siswa
bahwa kegiatan jual beli yang
dilakukan oleh pemilik barang
dan pembeli dikenal dengan
istilah kegiatan ekonomi.
27. Siswa diminta menggali
informasi tentang berbagai
kegiatan ekonomi dan
pekerjaan yang terkait dengan
kegiatan ekonomi tersebut di
sekitar mereka dan kegiatan
ekonomi yang terkait dengan
pekerjaan tersebut serta
pengaruh kondisi alam
terhadap kegiatan ekonomi.
28. Siswa menyajikan informasi
yang mereka peroleh dalam
bentuk tabel.
29. Siswa mendiskusikan tabel
yang dibuat dalam kelompok.
30. Siswa melengkapi tabel dan
mendiskusikannya dengan
teman satu kelompok. Guru
membimbing diskusi dan
berjalan berkeliling dari
kelompok satu ke kelompok
lain untuk memastikan bahwa
setiap anggota berpartisipasi

183
Asep Ediana Latip
aktif.
31. Guru meminta perwakilan
masing-masing kelompok
untuk menyampaikan hasil
diskusi.

Mengamati
32. Setelah melakukan point-point
Berdiskusi diatas, guru
mengajak siswa untuk
mengamati karya seni tiga
dimensi yang telah dibuat oleh
siswa.
33. Siswa diminta memajang
gambar yang telah mereka
buat di sekeliling meja.
34. Siswa diminta memperhatikan
setiap gambar dengan
seksama.
35. Siswa menulis komentar pada
setiap gambar pada secarik
kertas.
36. Siswa diminta menukarkan
hasil karya mereka dengan
salah seorang teman dan
menjawab pertanyaan berikut.
(lihat halaman 88-89)
 Bagaimana pendapatmu
tentang hasil karya
temanmu tersebut?
 Bagian mana yang kamu
suka? Jelaskan.
 Apa saran yang kamu
berikan agar gambar

184
Perencanaan Pembelajaran
tersebut lebih baik lagi di
masa yang akan
datang?
37. Di akhir pembelajaran guru
mengajak siswa untuk
bermain games “Lempar Bola”
dengan berkelompok. Bola
tersebut berupa kumpulan
kertas-kertas berisi
pertanyaan-pertanyaan yang
telah dipelajari sebelumnya.
Bola berkeliling dari satu
kelompok ke kelompok
lainnya selama lagu diputar,
setelah lagu berhenti diputar
maka kelompok yang
memegang mendapat
kesempatan untuk menjawab
satu pertanyaan pada bola
tersebut. Setelah menjawab,
bola dikelilingi kembali sampai
pertanyaan yang ada di bola
tersebut habis.
Renungkan
38. Siswa melakukan perenungan
dengan menjawab pertanyaan
yang terdapat dalam buku
siswa. (lihat halaman 90)
39. Guru dapat menambahkan
pertanyaan perenungan
berdasarkan panduan yang
terdapat pada lampiran di
buku guru.
Penutup 1. Siswa dan Guru bersama 5 menit

185
Asep Ediana Latip
sama merangkum materi
pembelajaran
2. Siswa dan Guru mereflikasi
kegiatan pembelajaran
3. Guru memberikan gambaran
mengenai kegiatan
pembelajaran pertemuan
berikutnya
4. Kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan membaca doa.

Belajar dirumah bersama


Orangtua
 Siswa diminta mengamati
sumber-sumber ekonomi yang
ada di sekitar rumah mereka.
 Siswa menuliskan hasil
pengamatan dan penjelasan
pada kolom berikut yang
terdapat dalam buku siswa.

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. Penilaian Sikap (Sosial)
Teknik Penilaian : Observasi
Instrumen Penilaian Sikap : Anekdot
Nama :
………………………….
Kelas/ Semester :
.........................................
Tema/Subtema/Pembelajaran :
.........................................
Keter
Belum Mulai Mulai Membu-
No Sikap anga
terlihat terlihat berkembang daya
n

186
Perencanaan Pembelajaran
1. Tanggungjawab
2. Disiplin
3. Teliti
4. Kerjasama
5. Aktif berdiskusi
6. Ingin tahu
Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi
kriteria.
2. Penilaian Keterampilan
a. IPS dan Matematika
Diskusi tentang kegiatan ekonomi dan pekerjaan dinilai
dengan rubrik daftar ceklis.
No. Rubrik Baik Perlu Bimbingan
1. Siswa mampu Sesuai petunjuk Siswa belum
mengomunikasikan hasil mampu
identifikasi tentang kegiatan mengomunikasikan
ekonomi dan berbagai hasil identifikasi
pekerjaan yang terkait dengan tentang kegiatan
kegiatan ekonomi tersebut di ekonomi dan
lingkungan sekitar berbagai pekerjaan
yang terkait dengan
kegiatan ekonomi
tersebut di
lingkungan sekitar
2. Siswa mampu memecahkan Sesuai petunjuk Siswa mampu
masalah yang berkaitan belum memecahkan
dengan keliling dan luas masalah yang
bangun persegi dan persegi berkaitan dengan
panjang dalam kehidupan keliling dan luas
sehari-hari. bangun persegi dan
persegi panjang
dalam kehidupan
sehari-hari.

187
Asep Ediana Latip
Daftar Ceklist
No. Nama Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1.
2.
3.
Dst

b. SBdP
Apresiasi karya gambar tiga dimensi dinilai dengan catatan
anekdot:
Nama : ………………………….
Kelas/ Semester : .........................................

Tercapai Tercapai
No Kriteria Catatan
Ya Tidak Ya Tidak
1. Kerapian menggambar
2. Keserasian warna
3. Teknik gambar kreatif
4. Hasil daya cipta sendiri
5. Penggunaan alat dan
media sesuai
Tema/Subtema/Pembelajaran : .........................................
Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria.

3. Pengetahuan
Tabel pekerjaan dan kegiatan ekonomi dinilai dengan
daftar periksa.

188
Perencanaan Pembelajaran
Daftar Periksa SPdB
Nama : ………………………….
Kelas/ Semester : ......................................
Tema/Subtema/Pembelajaran : ......................................
Kriteria Tercapai Catatan
Ya Tidak
Menjelaskan pengertian
Menggali informasi tentang cara melakukan
apresiasi terhadap hasil karya seni
menggambar
Menguraikan contoh seni rupa tiga dimensi

Daftar Periksa Matematika


Nama : ………………………….
Kelas/ Semester : .......................................
Tema/Subtema/Pembelajaran : .......................................
Kriteria Tercapai Catatan
Ya Tidak
Memahami rumus keliling serta luas bangun
datar persegi dan persegi panjang
Menghitung keliling persegi dan persegi
panjang.
Menghitung luas persegi dan persegi panjang

189
Asep Ediana Latip
Daftar Periksa IPS

Nama : ………………………….
Kelas/ Semester : ......................................
Tema/Subtema/Pembelajaran : ......................................
Kriteria Tercapai Catatan
Ya Tidak
Menuliskan minimal 4 kegiatan ekonomi
yang ada di sekitar lingkungan siswa.
Menuliskan sedikitnya satu pekerjaan
untuk masing-masing kegiatan ekonomi.
Menjelaskan kaitan antara kegiatan
ekonomi dan pekerjaan yang terkait.

Rumus perhitungan skor akhir Penilaian pengetahuan:


x 100 = skor akhir

190
Perencanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan pendidikan : MIN / SD
Tema / Subtema : 4 (Berbagai pekerjaan) / 3 ( pekerjaan
orang tuaku)
Kelas / Semester : IV / 1
Materi pokok : Menemukan luas segitiga
Mendiskusikan makna sila ketiga
pancasila
Menggambar sesuai kreasi
Alokasi waktu : 7 x 35
Hari / tanggal : Rabu, 28 februari 2018

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya
2. Menunjukkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga , teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca ) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda -
benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang
jelas , sisteamtis dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan prilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

191
Asep Ediana Latip
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mencari informasi, siswa mampu
menjelaskan hubungan simbol dengan makna sila
ketiga Pancasila dengan benar.
2. Setelah diberikan masalah, siswa mampu
menganalisis masalah yang terkait dengan sila ketiga
Pancasila dengan terperinci.
3. Setelah bereksplorasi, siswa mampu menemukan
rumus luas segitiga menggunakan benda konkret
dengan benar.
4. Setelah bereksplorasi, siswa mampu menyelesaikan
masalah tentang luas segitiga dengan benar.
5. Setelah berdiskusi, siswa mampu menggambar
bertema nelayan dengan kreatif.

C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Muatan : PPKN
Kompotensi dasar Indikator
1.1 mensyukuri 1.1.1 menerima bintang,
ditetapkannya rantai, pohon beringin,
bintang, rantai, kepala banteng, dan
pohon beringin, padi kapas sebagai
kepala banteng, dan gambar pada lambang
padi kapas sebagai negara “ garuda
gambar pada pancasila”
lambang negara
“Garuda Pancasila”
2.1 bersikap santun, 2.1.1 menunjukkan sikap
rukun, mandiri, dan santun, rukun, mandiri
percaya diri sesuai dan percaya diri sesuai
dengan sila - sila dengan sila - sila
pancasila dalam pancasila

192
Perencanaan Pembelajaran
lambang negara
“Garuda Pancasila”
dalam kehidupan
sehari - hari.
3.1 memahami makna 3.1.1 menyebutkan 5 sila
hubungan simbol pancasila
dengan sila - sila 3.1.2 mengidentifikasi simbol -
pancasila simbol pancasila
3.1.3 menjelaskan hubungan
simbol dengan makna
sila ketiga pancasila
dengan benar

4.1 menjelaskan makna 4.1.1 menuliskan makna sila


hubungan simbol ketiga pancasila
dengan sila - sila 4.1.2 menganalisis masalah
pancasila sebagai yang terkait dengan sila
satu kesatuan dalam ketiga pancasila
kehidupan sehari – 4.1.3 memberi contoh dalam
hari kehidupan sehari - hari
yang sesuai dengan sila
ketiga

Muatan : MATEMATIKA

Kompotensi dasar Indikator


3.9 menjelaskan dan 3.9.1 menentukan rumus dari
menentukan keliling suatu bangun datar
dan luas persegi, 3.9.2 menunjukkan rumus
persegi panjang, luas segitiga
dan segitiga serta 3.9.3 menghitung luas
hubungan pangkat segitiga dengan rumus
dua dan akar yang tepat
pangkat dua

193
Asep Ediana Latip
4.9 menyelesaikan 4.9.1 Membuat rencana dan
masalah berkaitan melaksanakannya
dengan keliling dan untuk menemukan
luas persegi, masalah.
persegi panjang, 4.9.2 Memotong persegi
segitiga termasuk menjadi dua sama
melibatkan pangkat panjang
dua dengan akar 4.9.3 Mengidentifikasi luas
pangkat dua. segitiga yang
dihasilkan
4.9.4 Mengomunikasikan
hasil pekerjaan dengan
logis, sistematis dan
menggunakan kalimat
matematika dengan
benar.

Muatan : SPDB
Kompetensi dasar Indikator
3.1 mengetahui gambar dan 3.1.1 menjelaskan makna
bentuk tiga dimensi gambar berbentuk tiga
dimensi
3.1.2 menyebutkan gambar
yang berbetuk tiga
dimensi
3.1.3 menunjukkan gambar
yang temasuk tiga
dimensi
4.1 menggambar dan 4.1.1 membuat gambar
membentuk tiga dimensi dengan tema nelayan
4.1.2 mengkomunikasikan
gambar yang telah
dibuat

194
Perencanaan Pembelajaran
4.1.3. menyimpulkan hasil
gambar yang telah
dibuat

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Luas segitiga
Luas segitiga adalah ½ dari luas persegi panjang,
maka luas segitiga adalah
( L = ½ x alas x tinggi )
Keterangan : a = alas dan t = tinggi
 Makna sila ketiga pancasila
Pancasila adalah dasar negara republik indonesia.
Dasar negara republik indonesia terdiri dari 5, yaitu :
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia

Makna dari sila ketiga adalah :


1. Negara kesatuan republik indonesia
2. Cinta damai dan persatuan
3. Tidak mementingkan kepentingan sendiri
4. Dan lain sebagainya,,,

E. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : saintifik
 Metode : Praktik, ceramah, diskusi, tanya
jawab

195
Asep Ediana Latip
F. MEDIA PEMBELAJARAN
 Gambar perahu layar
 Gambar pohon beringin
 Buku gambar

G. SUMBER BELAJAR
 Buku pedoman guru tema 4 kelas IV (buku tematik
terpadu kurikulum 2013, jakarta : kementerian
pendidikan dan kebudayaan , 2017 )
 Buku pedoman siswa tema 4 kelas IV (buku tematik
terpadu kurikulum 2013, jakarta : kementerian
pendidikan dan kebudayaan , 2017 )

H. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


 Kegiatan pembuka
1. Pada awal pelajaran, guru memberi salam
2. Guru mengajak siswa berdoa sebelum memulai
kegiatan
3. Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar,
apakah sehat atau sakit. Semoga semua dalam
keadaan sehat
4. Guru menanyakan materi yang sudah dipelajari
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan tersebut dan ruang lingkup materi
yang akan dipelajari.
6. Guru memberikan ice breaking untuk
membangkitkan semangat peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran

 Kegiatan inti
1. Guru membagikan kertas berisi cerita “sikap
gotong royong di kampung nelayan” kepada
siswa.

196
Perencanaan Pembelajaran
2. Secara individu siswa diminta untuk membaca
cerita tersebut. Setelah membaca, siswa
menjawab pertanyaan bacaan.
3. Guru membahas pertanyaan tersebut di depan
kelas. Siswa diberi kesempatan untuk
menyampaikan pendapatnya
4. Selanjutnya, guru menunjukkan gambar simbol
sila ketiga dengan ukuran yang cukup besar. “
guru bertanya “ apa arti dari lambang sila
ketiga?
5. Siswa mengamati simbol sila ketiga pancasila.
Siswa mencari informasi tentang arti lambang
sila tersebut.
6. Guru dan siswa membahas jawaban dari
pertanyaan tersebut
7. Guru menguatkan makna sila ketiga pancasila
kemudian mengaitkan dengan sikap pak Eko
8. Selanjutnya, guru membacakan cerita tentang
pak Eko dalam mencari Ikan
9. siswa akan bereksplorasi tentang luas segitiga,
siswa akan bekerja secara pasangan
10. guru menguatkan tentang luas segitiga
11. guru meminta siswa untuk mengerjakan soal -
soal yang ada di buku siswa
12. Guru berkeliling memberikan bimbingan kepada
siswa yang masih kesulitan. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang
dirasa sulit. Siswa yang masih sangat
membutuhkan bimbingan bisa diberikan soal
yang tingkat kesulitannya lebih mudah.
13. Setelah selesai, siswa menukarkan jawaban
dengan temannya. Siswa saling memeriksa dan
memberikan pendapat terhadap hasil pekerjaan
temannya.

197
Asep Ediana Latip
14. Selanjutnya, siswa meminta untuk menggambar
sesuai daya cipta masing - masing dan sesuai
dengan tema
15. Setelah selesai, siswa mewarnai gambarnya
dengan memperhatikan komposisi warna dan
kerapihan
16. Siswa mempresentasikan gambar yang
dibuatnya di depan kelas
17. Guru memberikan apresiasi dan masukkan
kepada karya siswa.

 Kegiatan penutup
1. Sebelum kegiatan belajar ditutup, guru
menanyakan kembali kepada siswa tentang
kegiatan apa saja yang telah dilakukan hari ini
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
kegiatan pembelajaran yang di ikuti
3. Guru menutup pelajaran dengan membimbing
doa bersama – sama
4. Guru memberikan salam penutup
5. Guru mempersilahkan siswa untuk pulang.

I. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Penilaian sikap

Lembar observasi sikap sosial selama


kegiatan pembelajaran
Kelas :
Hari / tanggal :

Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang


sesuai

198
Perencanaan Pembelajaran
No Nama Sikap yang diamati Keterang
Disiplin Bertanggung an
jawab
BT MT MB M BT MT MB M
1
2
3

Keterangan :
 BT : belum terlihat
 MT : mulai terlihat
 MB : mulai berkembang
 M : membudaya

2. Penilaian pengetahuan
Muatan Kompetensi indikator Bentuk Nomor
Pelajaran dasar soal soal
PPKN 3.1 memahami 3.1.1 Pilihan 1-3
makna menyebutkan ganda
hubungan 5 sila
simbol dengan pancasila
sila - sila 3.1.2
pancasila mengidentifika
si simbol -
simbol
pancasila
3.1.3
menjelaskan
hubungan
simbol dengan
makna sila
ketiga
pancasila

199
Asep Ediana Latip
dengan benar

Matematika 3.9 3.9.2 Pilihan 4-5


menjelaskan menunjukkan ganda
dan rumus luas
menentukan segitiga
keliling dan 3.9.3
luas persegi, menghitung
persegi luas segitiga
panjang, dan dengan rumus
segitiga serta yang tepat
hubungan
pangkat dua
dan akar
pangkat dua

200
Perencanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TEMATIK TERPADU

Satuan Pendidikan : MI Al-Hasanah


Tema / Subtema : Berbagai Pekerjaan / Jenis-jenis
Pekerjaan
Pembelajaran ke :5
Kelas/Semester :4/1
Materi Pokok : - Menggambar tiga dimensi
- Menyelesaikan masalah sehari-hari
terkait keliling
- Menggali informasi tentang
kegiatan ekonomi dan berbagai
pekerjaan yang terkait
Alokasi waktu : 7 x 35 JP

A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

201
Asep Ediana Latip
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu
mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperhatikan
saat menggambar dengan benar.
2. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu
menggambar kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan secara tepat.
3. Disajikan berbagai soal, siswa mampu
menjelaskan penyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari tentang keliling dan luas
persegi dan persegi panjang dengan benar.
4. Disajikan berbagai soal, siswa mampu
menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari tentang keliling dan luas persegi dan
persegi panjang dengan benar.
5. Dengan menggali informasi tentang pekerjaan
dan kegiatan ekonomi, siswa mampu
menjelaskan berbagai pekerjaan dan kegiatan
ekonomi di lingkungan sekitar dengan tepat.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator


Muatan : SBdP
Kompetensi Indikator
3.1 Memahami gambar dan 3.1.1 Mengenali gambar dan bentuk
bentuk tiga dimensi tiga dimensi berkaitan dengan
pekerjaan di lingkungan sekolah
3.1.2 Menyebutkan gambar dan
bentuk tiga dimensi berkaitan
dengan pekerjaan di lingkungan

202
Perencanaan Pembelajaran
sekolah
3.1.3 Menceritakan gambar dan
bentuk tiga dimensi berkaitan
dengan pekerjaan di lingkungan
sekolah
4.1 Menggambar dan 4.1.1. Melakukan kegiatan
membentuk tiga dimensi menggambar dan membentuk
tiga dimensi
4.1.2. Menjalankan aturan kegiatan
menggambar dan membentuk
tiga dimensi
4.1.3. Menunjukkan hasil kegiatan
menggambar dan membentuk
tiga dimensi

Muatan : Matematika
Kompetensi Indikator
3.9 Menjelaskan dan 3.9.1 Mengingat rumus keliling dan
menentukan keliling dan luas persegi, persegipanjang,
luas persegi, dan segitiga serta hubungan
persegipanjang, dan pangkat dua dengan akar
segitiga serta hubungan pangkat dua
pangkat dua dengan 3.9.2 Menyebutkan rumus keliling dan
akar pangkat dua luas persegi, persegipanjang,
dan segitiga serta hubungan
pangkat dua dengan akar
pangkat dua
3.9.3 Mengidentifikasi rumus keliling
dan luas persegi,
persegipanjang, dan segitiga
dengan benda di sekitar kelas

203
Asep Ediana Latip
4.9 Menyelesaikan masalah 4.9.1. Mengidentifikasi penyelesaikan
berkaitan dengan masalah dalam kehidupan
keliling dan luas sehari-hari tentang keliling dan
persegi, luas persegi, persegi panjang
persegipanjang, dan dan segitiga termasuk
segitiga termasuk melibatkan pangkat dua dengan
melibatkan pangkat dua akar pangkat dua menggunakan
dengan akar pangkat kertas berpetak
dua. 4.9.2. Menyajikan penyelesaikan
masalah dalam kehidupan
sehari-hari tentang keliling dan
luas persegi, persegi panjang
dan segitiga termasuk
melibatkan pangkat dua dengan
akar pangkat dua
4.9.3. Menunjukkan hasil
penyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari tentang
keliling dan luas persegi,
persegi panjang dan segitiga
termasuk melibatkan pangkat
dua dengan akar pangkat dua
menggunakan kertas berpetak

Muatan : IPS
Kompetensi Indikator
3.3 Mengidentifikasi 3.3.1 Mengingat kegiatan ekonomi
kegiatan ekonomi dan dan hubungannya dengan
hubungannya dengan berbagai bidang pekerjaan,
berbagai bidang serta kehidupan sosial dan
pekerjaan, serta budaya di lingkungan sekitar
kehidupan sosial dan sampai provinsi
budaya di lingkungan 3.3.2 Menyebutkan kegiatan ekonomi
sekitar sampai provinsi. dan hubungannya dengan

204
Perencanaan Pembelajaran
berbagai bidang pekerjaan,
serta kehidupan sosial dan
budaya di lingkungan sekitar
sampai provinsi
3.3.3 Menjelaskan hasil identifikasi
tentang kegiatan ekonomi dan
berbagai pekerjaan yang terkait
dengan kegiatan ekonomi
tersebut di lingkungan sekitar.
4.3 Menyajikan hasil 4.3.1 Menggali informasi tentang
identifikasi kegiatan kegiatan ekonomi dan berbagai
ekonomi dalam pekerjaan yang terkait dengan
meningkatkan kegiatan ekonomi tersebut di
kehidupan masyarakat lingkungan sekitar
di bidang pekerjaan, 4.3.2 Menulis kegiatan ekonomi dan
sosial dan budaya di berbagai pekerjaan yang terkait
lingkungan sekitar dengan kegiatan ekonomi
sampai provinsi. tersebut menggunakan tabel
4.3.3 Menyajikan hasil identifikasi
tentang kegiatan ekonomi dan
berbagai pekerjaan yang terkait
dengan kegiatan ekonomi
tersebut di lingkungan sekitar.

D. Materi Pembelajaran
SBdp : Gambar contoh tiga dimensi terdapat
di powerpoint “seorang seniman yang
sedang memahat batu”
Matematika : Gambar bangun persegi dikolom
berpetak
IPS : Gambar rumah makan dan tabel
kegiatan pekerjaan terdapat di
powerpoint

205
Asep Ediana Latip
E. Metode Pembelajaran
Metode : Metode Ceramah, Tanya Jawab,
Diskusi
Strategi : Cooperative Learning

F. Media Pembelajaran
1. Media Pembelajaran : power point, video
2. Alat : kertas gambar, kertas
berpetak

G. Sumber Belajar
1. Buku Pedoman Guru Tema 4 Kelas 4 dan Buku
Siswa Tema 4 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2016)

H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Kelas dimulai dengan dibuka
dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran
siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do‟a
dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta
Pendahulua
membaca do‟a adalah siswa 15 menit
n
siswa yang hari ini datang paling
awal.
3. Siswa diingatkan untuk selalu
mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya cita-cita.
4. Guru mereview ulang materi

206
Perencanaan Pembelajaran
pelajaran dihari sebelumnya
1. Pada awal pelajaran, guru
bertanya kepada siswa tentang
pelajaran hari ini.
2. Guru menampilkan gambar
lukisan di power poit dan
meminta siswa mengamati
lukisan tersebut.
3. Guru menerangkan materi seni
rupa.
4. Guru meminta siswa mengamati
gambar selanjutnya dan bertanya
pekerjaan yang sedang dilakukan
pada gambar tersebut.
5. Guru menerangkan pekerjaan
yang ada pada gambar tersebut
dan meminta siswa mengamati
215
Inti gambar berikutnya.
menit
6. Guru bertanya pekerjaan yang
berada di lingkungan sekolah.
7. Siswa menyebutkan pekerjaan
yang ada di lingkungan sekolah
dengan kegiatannya
8. Siswa diminta untuk memilih satu
jenis pekerjaan yang telah
disebutkan dan menggambarnya
pada kertas yang telah diberikan
oleh guru
9. Guru memberi instruksi untuk
membuat sketsa gambar dan
memberi contoh yang terdapat
pada power point
10. Siswa membuat sketsa gambar di
kertas dan mewarnainya.

207
Asep Ediana Latip
11. Setiap siswa mempresentasikan
hasil gambarnya, urutan maju
ditentukan dengan pensil
bernyanyi
12. Guru bertanya bentuk kertas
yang dipakai saat menggambar
13. Siswa mengingat rumus keliling
dan luas persegi, persegi panjang
dan segitiga
14. Guru membagikan kertas
berpetak kepada siswa dan
meminta membuka buku siswa
kelas 4 tema 4 hal.39

15. Siswa diajak menggambar


persegi di kertas petak sesuai
keliling dan luas bangun tersebut.
16. Siswa membentuk kelompok
yang terdiri dari 2 peserta setiap

208
Perencanaan Pembelajaran
kelompoknya dan berdiskusi
mengenai gambar persegi yang
terdapat di kertas petak
17. Guru meminta perwakilan
kelompok maju dan
menyampaikan hasil diskusi
18. Siswa diminta mengerjakan
latihan yang terdapat di buku
siswa kelas 4 tema 4 hal.40-41

209
Asep Ediana Latip

19. Siswa diminta membuat 2 soal


terkait keliling dan luas persegi
dikertas kecil dan digulung untuk
dilemparkan ke teman
20. Siswa menjawab soal yang
diberikan dari temannya
21. Guru meminta siswa mengamati
gambar yang terdapat di dalam
power point
22. Guru menjelaskan gambar
tersebut dan meminta siswa
menyebutkan jenis pekerjaan dan
kegiatannya sesuai kegiatan
ekonomi
23. Siswa berdiskusi secara
kelompok dan mencatat hasil
diskusi di buku catatan
1. Kegiatan ditutup dengan diskusi
mengenai kegiatan hari ini. Siswa
Penutup 15 menit
menceritakan perasaan dan
kesulitannya saat menggambar

210
Perencanaan Pembelajaran
bentuk tiga dimensi.
2. Sebelum pulang, guru melontarkan
pertanyaan sebagai refleksi.
▪ “apa saja pekerjaan yang ada di
lingkungan sekolah?”
▪ ”apa rumus luas persegi panjang?”
▪ “coba sebutkan, apa saja jenis
pekerjaan terkait kegiatan
ekonomi!”
3. Siswa berdoa sebelum mengakhiri
pembelajaran
4. Guru memberi salam penutup. Siswa
berpamitan dan memberi salam
kepada guru saat pulang.
5. Setelah pulang ke rumah, siswa
memberi salam saat masuk ke dalam
rumahnya dan bercerita kepada orang
tua tentang kegiatan yang dilakukan
di kelas pada hari itu.

A. Kerjasama dengan orang tua:


1. Pengamatan sikap siswa di rumah
berkaitan dengan hasil laporan yang
dipresentasikan di kelas
● Orang tua mengamati sikap siswa
dalam menyampaikan hasil
laporan dirumah
● Orang tua menuliskan komentar
hasil laporan di bawah keterangan
gambar

211
Asep Ediana Latip
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Sikap
a. Sikap Spiritual
Berilah tanda (√) pada tabel berikut sesuai
kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria
Nama Taat Toleransi
No Bersyukur Berdoa
Siswa Beribadah Beragama
ST BT ST BT ST BT ST BT
1 Naifa
2 Fadhilah
3 Indri

Keterangan :
ST = Sudah Terlihat
BT = Belum Telihat

b. Sikap Sosial
Berilah tanda (√) pada tabel berikut sesuai
Kriteria
Nama Kerjasa Tanggung Tertib
No Disiplin Jujur
Siswa ma Jawab
ST BT ST BT ST BT ST BT ST BT
1 Naifa
2 Fadhilah
3 Indri

kriteria yang telah ditentukan.

Keterangan :
ST = Sudah Terlihat
BT = Belum Telihat

212
Perencanaan Pembelajaran
2. Penilaian Pengetahuan
(Terlampir)
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian unjuk kerja : Menggambar
Pekerjaan di lingkungan Sekolah

Rubrik Penilaian Unjuk Kerja


Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu
4 3 2 Bimbingan
1. Kemamp Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa
uan melakukan 4 melakukan 3 melakukan 2 mampu
mengen kriteria : kriteria dalam komponen melakukan
al Kreatif , menggambar dalam 1
gambar membuat sketsa menggambar komponen
dan gambar, dalam
bentuk mewarnai menggam
tiga gambar, bar
dimensi membuat garis
rapih
2. Kemamp Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa
uan melakukan melakukan melakukan belum
menjala kegiatan sesuai kegiatan kegiatan mampu
nkan dengan instruksi sesuai aturan sesuai aturan, melakukan
peratura tanpa tetapi dengan tetapi dengan kegiatan
n pada pengetahuan 1 kali arahan lebih dari 1 sesuai
mengga ulang ulang kali arahan dengan
mbar ulang aturan

Instrumen Penilaian : Bermain Kasti


Kriteria 1 Kriteria 2
No Nama Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Naifa
2 Fadhilah
3 Indri

213
Asep Ediana Latip
b. IPS (Penilaian Daftar Periksa)

Tabel Laporan Hasil Diskusi Kelompok


Kriteria Ya Tidak Catatan
Menuliskan sedikitnya 4 kegiatan ekonomi yang ada
di sekitar lingkungan siswa.
Menuliskan sedikitnya satu pekerjaan untuk masing-
masing kegiatan ekonomi.
Menjelaskan kaitan antara kegiatan ekonomi dan
pekerjaan yang terkait.

3. Penilaian Kerjasama dengan Orang Tua


(Catatan yang terdapat dalam kolom komentar
menggambar bentuk tiga dimensi)

Refleksi Guru

Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui …………………, ...............


Kepala MI Al-Hasanah Guru Kelas 4 ,

……………………………… ………………………………
NIP. ………………………… NIP………………………….

214
Perencanaan Pembelajaran

P E N U T U P

Perencanaan pembelajaran yang diusun pada jenjang


pendidikan dasar memiliki perbedaan mendasar dari perencanaan
pembelajaran pada jenjang selanjutnya. Salah satu perbedaan
mendasarnya dalah bahwa perencanaan pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dikonstruk dalam konteks pembelajaran tematik.
Sementara pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
dilakukan berbasis tema yang dapat menggamit muatan materi ajar
secara multidisiplin.
Konstruk perencanaan pembelajaran tematik melibatkan
pemetaan tema yang dapat menggamit muatan materi ajar secara
multidisiplin, sehingga dalam penyusunannya diperlukan pemahaman
konseptual terhadap pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik
didesain dalam kerangka satu kegiatan yang sekaligus dapat
menjelaskan muatan pembelajaran secara holistic, aktif, autentik dan
kontektual.
Pemahaman konseptual pembelajaran tematik bermula dari
pemahaman atas perencanan pembelajaran tematik. Dalam
mendesaian perencaan pembelaran tematik dikembangkan prosedur
analisis tujuan pembelaran, pengembangan materi pembelajaran,
strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media pembelajar,
penilaian pembelajaran dan disain perencanaan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen
perencanan pembelajaran tematik yang dikembangkan berdasarkan
kompetensi inti, kompetensi dasar, indicator pembelajaran dan tujua
pembelajaran. Tujuan yang dikembangkan pada kompetensi tersebut
melibatkan semua muatan tematik secara multidisipliner, misalanya
yang terdapat pada materi IPA, IPS, PKN, Matematika dan Bahasa
Indonesia.
Pengembangan materi ajar berbeda dengan materi
pembelajaran. Materi ajar merupakan rincian uraian materi yang akan
dijadikan bahan ajar pencapaian kompetensi pengetahuan.
Sementara materi pembelajaran berarti uraian materi ajar yang telah
didisain berdasarkan pada strategi, dan media pembelajaran yang
dikembangkan. Karena materi pembelajaran merupakan materi yang
telah disiapkan untuk kebutuhan proses pembelajaran dan dibelajar
215
Asep Ediana Latip
kepada peserta didik, misalnya apabila proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi ekspository, dan guru menggunakan
powerpoint, maka materi pembelajaran dapat dikembangkan dalam
bentuk power point. Contoh lain misalnya menggunakan strategi
Jigsaw, maka materi ajar dikembangkan menjadi materi
pembelajaran dalam bentuk yang bisa digunakan oleh kelompok
yang berbeda.
Pengembangan strategi pembelajaran merupakan salah satu
dari isi kegiatan pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran yang
telah dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu maka
kegiatan pembelajaran dapat menjadi variatif dan memiliki
karakteristik masing-masing untuk dijadikan dasar pencapaian tujuan
pembelajaran.
Pengembangan media pembelajaran dapat menjadi support
terhadap kegiatan pembelajaran yang menarik dan variatif.
Pengembangan media dapat digunakan berdasarkan pada
kebutuhan strategi pembelajaran dapat pula dikembangkan
berdasarkan pada kebutuhan materi pembelajaran. Misalnya
pengembangan media pembelajaran untuk penggunaan materi
pembelajaran dalam pembelajaran individu dapat dipastikan berbeda
dengan pengembangan media pembelajaran untuk pengembangan
materi pembelajaran secara kelompok.
Kegiatan pembelajaran dalam perencanan pembelajaran
merupakan ekeskusi dari pengembangan tujuan pembelajaran,
strategi pembelajaran, media pembelajaran dan pengembangan
materi pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran dapat tergambar
kegiatan peserta didik dan kegiatan pendidik. Pada kegiatan peserta
didik merupakan impact dari arahan yang diberikan pada kegiatan
pendidik. Pada kegiatan pendidik tergambar keterampilan guru dalam
mengajar. Keterampilan guru dalam mengajar merepresentasikan
kesiapan guru dalam melakukan proses pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran diframe dalam kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Pada setiap kegaitan tersebut dapat menggambarkan keterampilan
guru dalam melakukan proses pembelajaran. Kegiatan pendahuluan,
inti dan penutup merupakan disain pembelajaran yang
dikembangakan dalam kurikulum yang berlaku di Indonesia.
Terdapat banyak model disain perencanan pembelajaran
tematik, tetapi dari sejumlah disain yang ada disain perencanan
pembelajaran tematik merujuk pada disain yang telah

216
Perencanaan Pembelajaran
distandardisasikan secara minimal oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan pada standar proses.

217
Asep Ediana Latip

218
Perencanaan Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Akdeniz, Celal (2016) Instructional Strategies. Education Faculty, S.


Demirel University, East Campus (Doğu Yerleşkesi),
Room: 354, Isparta, Turkey e-mail:
akdenizcelal@yahoo.com © Springer Science+Business
Media Singapore 2016 C. Akdeniz (ed.), Instructional
Process and Concepts in Theory and Practice, DOI
10.1007/978-981-10-2519-8_2
Bybee, Rodger W. 2009 The Bscs 5e Instructional Model And 21st
Century Skills A commissioned paper prepared for a
workshop on exploring The intersection of science
education and the development of 21st century skills
Prepared by Executive Director (Emeritus) Biological
Sciences Curriculum Study (BSCS) Submitted to The
National Academies Board on Science Education.
Gagne, Robert M, and M, David Merrill (tt) Integrative Goals for
Instructional Design. ETR&D, Vol, 38, No. 1, pp. 23-30
ISSN 1042-1629
Gagne. (tt) Gagne’s Nine Events Of Instruction. Northern Illinois
University, Faculty Development and Instructional Design
Center facdev@niu.edu, www.niu.edu/facdev,
815.753.0595
Gardner, John, 2014 Assessment in education, London vol. 1 s/d vol.
4, 24 cm, Journal: Sage Reference
Guskey, Thomas R. Closing Achievement Gaps: Revisiting Benjamin
S. Bloom’s “Learning for Mastery”. Journal Jaa: Volume
19 ✤ Number 1 ✤ Fall 2007 ✤ pp. 8–31: University of
Kentucky
Gustafson, Kent L., dkk., (tt) What is Instructional Design? Chpater 2.
University of Georgia.
Latip, Asep Ediana, 2013 Pembelajaran Tematik; Kajian Teoritik dan
Praktik. Jakarta. UIN Jakarta Press

219
Asep Ediana Latip
________, 2017 Evaluasi Pembelajaran: Perencanaan dan
Pelaksanaan Pembelajaran Autentik Pada Jenjang
Pendidikan Dasar MI/SD. Jakarta. FIKT Press
Lebow, David Systems Design: Five Principles Toward a New
Mindset. ETR &O, Vol. 4t, No. 3, PP, 4-t6 ISSN t042-
1629: CONSTRUCT IVIST VAIUES FOR ISD .
Mudhofir & Rusydiyah, 2017 Desain Pembelajaran Inovatif; Dari Teori
ke Praktik. Jakarta: PT Rajagrapindo Persada
Patricia L. Smith & Tilman J. Ragan (tt) Instructional Design; Second
Edition. The University of Oklahoma: John Wiley & Sons,
Inc.
Petrina, Stephen. (tt) Curriculum and Instruction For Technology
Teac. in press.
Poulsen, Aura, & Khoa Lam, Sarah Cisneros, Torrey Trust, 2008
ARCS Model of Motivational Design. EDTEC 544 .
Ruis, Nuhung , Muhyidin & Tri waluyo. 2009 Instructional Media.
Ministry of Nasional Education: Directorate General of
Quality Improvement of Teachers and Education
Personnel Center For Development and Empowerement
of Language Teachers and Education Personnel.
Seel, Norbert M., Thomas Lehmann, Patrick Blumschein and Oleg A.
Podolskiy (tt) Instructional Design for Learning;
Theoretical Foundations. Sense Publishers, P.O. Box
21858, 3001 AW Rotterdam, The Netherlands
https://www.sensepublishers.com
Sumantri, Syarif Mohammad, 2016 Strategi Pembelajaran; Teori dan
Praktik Pendidikan Dasar. Jakarta. PT. Rajagrapindo
Persada
________, 2016 Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar.
Jakarta. PT. Rajagrapindo Persada
Sundayana, Wachyu, 2016 Pembelajaran Berbasisi Tema; Panduan
Guru dalam Mengembangkan Pembelajaran Terpadu.
Jakarta. Erlangga
tn., (tt) Instructional Strategies. Health and Life Skills Guide to
Implementation (K–9) Instructional Strategies /67.
©Alberta Learning, Alberta, Canada

220
Perencanaan Pembelajaran
White, Christopher, MD and Lynn Manfred, MD, EdD, Dkk. (tt)
Instructional Methods and Strategies
Willburn, Sharon T., Dkk (tt) Developing Measurable Program Goals
and Objectives. Florida Department of Education
Academic Achievement through Language Acquisition
Williams, Wes. Instructional Goals And Objective: Learning Activities.
Special Education Program 499B Waterman Building,
University of Vermont, Burlington

221
Asep Ediana Latip

222
GLOSSARRY

Pembelajaran merupakan gabungan kegiatan belajar dan mengajar yang terjadi


secara interaktif untuk tujuan mencapai perubahan keterampilan (behavioristik),
pengetahuan (kognitif, mental, pikiran, ingatan, rentensi dll) dan sosial serta bahkan
spritiual yang bersifat permanen pada pembelajar.
Pembelajaran tematik merupakan kegiatan interaktif antar peserta didik, peserta
didik dengan pendidik, dan peserta didik dengan sumber belajar pada lingkungannya
berdasarkan pada tema yang menggamit muatan pelajaran secara multisiplin,
intradisiplin, dan interdisiplin.
Perencanaan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan sistematis dalam
mempersiapkan pembelajaran interaktif, efektif, efesien, appealing (menarik) dan
bahkan kreatif.
Disain pembelajaran merupakan formula sistematis yang menggambarkan
keterurutan setiap komponen prencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran tematik merupakan rangkaian kegiatan sistematis
dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran interaktif berdasarkan pada tema
yang menggamit muatan pelajaran secara multisiplin, intradisiplin, dan interdisiplin.
Fislafat perencanaan pembelajaran merupakan dasar pengembangan
perencanaan pembelajaran secara ontologies, epistemologis dan aksiologis seperti
konstruktivisme, empirisme dan pragmatism serta yang lainnya.
Teoritik perencanaan pembelajaran merupakan dasar teori pengembangan
perencanaan pembelajaran berdasarkan tinjauan teori belajar baik dari sisi
behavioristik, kognitif, maupun sosial.
Praktik perencanaan pembelajaran merupakan tinjauan penyusunan perencanaan
pembelajaran berdasarkan pada yuridis formal yang dikeluarkan oleh kementerian
pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.
Tujuan dalam perencanaan pembelajaran adalah tergambar secara hirarkial dan
sistematis berdasarkan pada standard kompenensi lulusan, kompetensi inti,
kompetensi dasar, indicator kompetensi dan tujuan pembelajaran.
Materi pembelajaran merupakan pengelolaan stuktur inti yang harus dibelajarkan
kepada peserta didik yang meliputi kompleksitas, kedalaman dan keluasan materi
ajar.
Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah yang diplih untuk suatu
kegiatan pembelajaran berdasarkan pada keluasan dan kedalaman materi
pembelaran.
Kegiatan pembelajaran merupakan formula pembelajaran yang didesain menjadi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup serta menggambarkan keterampilan
mengajar dasar guru.

223
Asep Ediana Latip
Media pembelajaran berarti memediasi kegiatan interaktif peserta didik dengan
peserta didik, peserta didik dengan pendidik dan peserta didik dengan sumber
belajar lainnya pada lingkungan belajarnya.
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan mengelola hubungan guru dengan peserta
didik, peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik sumber belajar yang
lainya pada suatu lingkungan belajar.
Penilaian pembelajaran merupakan kegiatan penentuan jenis, teknik, dan
instrument penilaian hasil belajar, berdasarkan aspek kompetensi yang akan dinilai
baik itu sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah disain yang dikembangkan guru
berdasarkan pada formula praktis yang telah dikembangkan oleh kementerian
pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.

224
Lampiran

LAMPIRAN

225
Asep Ediana Latip
SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 45 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5670);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH.
Pasal 1
(1) Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan.
(2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A;
b. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan
c. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/
Paket C.
(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian

226
Lampiran
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2016

MENTERI PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 953

Salinan sesuai dengan aslinya,


plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Biro Kepegawaian,

TTD.

Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001

227
Asep Ediana Latip
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 20 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat(3)
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang. Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal
3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang berm artabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi
kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Dalam
penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa
standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus
dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
B. Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
C. Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.
D. Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta
didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
E. Monitoring dan Evaluasi

228
Lampiran
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi
Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang
digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang
diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi
penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

BAB II
KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN
Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga
dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/ SMALB/Paket
C memiliki kompetensi pada dimensi sikap sebagai berikut.

DIMENSI SIKAP
SD/MI/SDLB/Paket A SMP/MTs/SMPLB/Paket B SMA/ MA/SMALB /
Paket C
RUMUSAN
Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap: mencerminkan sikap: mencerminkan sikap:
1. Beriman dan 1. beriman dan 1. beriman dan
bertakwa kepada bertakwa kepada bertakwa kepada
Tuhan YME, Tuhan YME, Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, 2. berkarakter, jujur, 2. berkarakter, jujur,
dan peduli, dan peduli, dan peduli,
3. bertanggungjawa 3. bertanggungjawab, 3. bertanggungjawab,
b,pembelajar 4. pembelajar sejati 4. pembelajar sejati
sejati sepanjang sepanjang hayat, sepanjang hayat,
hayat, dan dan dan
4. sehat jasmani 5. sehat jasmani dan 5. sehat jasmani dan
dan rohani sesuai rohani sesuai rohani sesuai
dengan dengan dengan
perkembangan perkembangan anak perkembangan anak
anak di di lingkungan di lingkungan
lingkungan keluarga, sekolah, keluarga, sekolah,
keluarga, masyarakat dan masyarakat dan
sekolah, lingkungan alam lingkungan alam
masyarakat dan sekitar, bangsa, sekitar, bangsa,
lingkungan alam negara, dan negara, kawasan
sekitar, bangsa, kawasan regional. regional, dan
dan negara. internasional.

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/ SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/


SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan sebagai berikut.

229
Asep Ediana Latip
DIMENSI PENGETAHUAN
SD/MI/SDLB/Paket A SMP/MTs/SMPLB/ SMA/ MA/SMALB / Paket C
Paket B
RUMUSAN
Memiliki pengetahuan Memiliki Memiliki pengetahuan
faktual, konseptual, pengetahuan faktual, faktual, konseptual,
prosedural, dan konseptual, prosedural, dan metakognitif
metakognitif pada prosedural, dan pada tingkat teknis, spesifik,
tingkat dasar metakognitif pada detil, dan kompleks
berkenaan dengan: tingkat teknis dan berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan, spesifik sederhana 1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi, berkenaan dengan: 2. teknologi,
3. seni, dan 1. ilmu 3. seni,
4. budaya. pengetahuan, 4. budaya, dan
2. teknologi, 5. humaniora.
Mampu mengaitkan 3. seni, dan
pengetahuan di atas 4. budaya. Mampu mengaitkan
dalam konteks diri pengetahuan di atas dalam
sendiri, keluarga, Mampu mengaitkan konteks diri sendiri,
sekolah, masyarakat pengetahuan di atas keluarga, sekolah,
dan lingkungan alam dalam konteks diri masyarakat dan lingkungan
sekitar, bangsa, dan sendiri, keluarga, alam sekitar, bangsa,
negara. sekolah, masyarakat negara, serta kawasan
dan lingkungan alam regional dan internasional.
sekitar, bangsa,
negara, dan
kawasan regional.

Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif pada masing -


masing satuan pendidikan dijelaskan pada matriks berikut.

Penjelasn SD/MI/SDLB/Paket A SMP/MTs/SMPLB/ SMA/ MA/SMALB /


Paket B Paket C
alam sekitar, bangsa, masyarakat dan masyarakat dan
dan negara. lingkungan alam lingkungan alam
sekitar, bangsa, sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan negara, kawasan
regional. regional, dan
internasional.
Prosedural Pengetahuan tentang Pengetahuan tentang Pengetahuan tentang
cara melakukan cara melakukan cara melakukan
sesuatu atau kegiatan sesuatu atau kegiatan sesuatu atau kegiatan
yang berkenaan yang terkait dengan yang terkait dengan
dengan ilmu pengetahuan teknis, pengetahuan teknis,
pengetahuan, spesifik, algoritma, spesifik, algoritma,
teknologi, seni, dan metode tingkat metode, dan kriteria
budaya terkait dengan sederhana berkenaan untuk menentukan

230
Lampiran
diri sendiri, keluarga, dengan ilmu prosedur yang sesuai
sekolah, masyarakat pengetahuan, berkenaan dengan
dan lingkungan alam teknologi, seni, dan ilmu pengetahuan,
sekitar, bangsa dan budaya terkait dengan teknologi, seni, dan
negara. masyarakat dan budaya, terkait
lingkungan alam dengan masyarakat
sekitar, bangsa, dan lingkungan alam
negara, dan kawasan sekitar, bangsa,
regional. negara, kawasan
regional, dan
internasional.
Metakognitif Pengetahuan tentang Pengetahuan tentang Pengetahuan tentang
kekuatan dan kekuatandan kekuatan dan
kelemahan diri sendiri kelemahan diri sendiri kelemahan diri sendiri
dan menggunakannya dan menggunakannya dan menggunakannya
dalam mempelajari dalam mempelajari dalam mempelajari
ilmu pengetahuan, pengetahuan teknis pengetahuan teknis,
teknologi, seni dan dan spesifik tingkat detail, spesifik,
budaya terkait dengan sederhana berkenaan kompleks, kontekstual
diri sendiri, keluarga, dengan ilmu dan kondisional
sekolah, masyarakat pengetahuan, berkenaan dengan
dan lingkungan alam teknologi, seni, dan ilmu pengetahuan,
sekitar, bangsa dan budaya terkait dengan teknologi, seni, dan
negara. masyarakat dan budaya terkait dengan
lingkungan alam masyarakat dan
sekitar, bangsa, lingkungan alam
negara, dan kawasan sekitar, bangsa,
regional. negara, kawasan
regional, dan
internasional.

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/ SMALB/Paket


C memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan sebagai berikut.

DIMENSI KETERAMPILAN
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
Paket A Paket B Paket C
RUMUSAN
Memiliki keterampilan Memiliki Memiliki
berpikir dan keterampilan
berpikir dan bertindak: keterampilan
berpikir dan
bertindak: bertindak:
1. kreatif, 1. kreatif, 1. kreatif,
2. produktif, 2. produktif, 2. produktif,
3. kritis, 3. kritis, 3. kritis,
4. mandiri, 4. mandiri, 4. mandiri,

231
Asep Ediana Latip
5. kolaboratif, dan 5. kolaboratif, dan 5. kolaboratif, dan
6. komunikatif 6. komunikatif 6. komunikatif
melalui pendekatan melalui pendekatan melalui pendekatan
ilmiah sesuai dengan ilmiah sesuai dengan ilmiah sebagai
tahap perkembangan yang dipelajari di pengembangan dari
satuan
anak yang relevan pendidikan dan yang dipelajari di
sumber
dengan tugas yang lain secara mandiri satuan pendidikan
diberikan dan
sumber lain
secara
mandiri
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan
memperhatikan:
a. perkembangan psikologis anak;
b. lingkup dan kedalaman;
c. kesinambungan;
d. fungsi satuan pendidikan; dan
e. lingkungan.
MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA,
TTD.
ANIES BASWEDAN
Salinan sesuai dengan aslinya,
plh. Kepala Biro Hukum
dan Organisasi Kepala Biro
Kepegawaian,
TTD.
Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001

232
Lampiran
SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR ISI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Ketentuan Pasal 5 ayat (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telahdiubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG
STANDAR ISI SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Pasal 1
(1) Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya
disebut Standar Isi terdiri dari Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
(2) Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
ketrampilan.
(3) Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran
dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
(4) Standar Isi untuk muatan peminatan kejuruan pada SMK/MAK setiap
program keahlian diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah.
(5) Pencapaian Kompetensi Inti dan penguasaan ruang lingkup materi pada
setiap mata pelajaran untuk setiap kelas pada tingkat kompetensi sesuai
dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
(6) Perumusan Kompetensi Dasar pada setiap Kompetensi Inti untuk setiap
mata pelajaran sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu

233
Asep Ediana Latip
ditetapkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
(7) Perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti Sikap Spiritual
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (6) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budipekerti disusun secara jelas.
(8) Perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti Sikap Soial
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasiladan
Kewarganegaraan disusun secara jelas.
(9) Standar Isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Satuan Pendidikan Dasar dan Satuan
Pendidikan Menengah wajib menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 3
(tiga) tahun untuk semua tingkat kelas.
Pasal 3
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2016
MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 954
Salinan sesuai dengan aslinya,
plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kepala Biro Kepegawaian,

234
Lampiran

TTD.

Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001

235
Asep Ediana Latip
SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 22.TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 24 Peraturan Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG
STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Pasal 1
(1) Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut
Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah
untuk mencapai kompetensi lulusan.
(2) Standar Proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

236
Lampiran
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2016

MENTERI PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 955

Salinan sesuai dengan aslinya,


plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Biro Kepegawaian,

TTD.

Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001

237
Asep Ediana Latip
LAMPIRAN
SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 22 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1
angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses
dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah
ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip
pembelajaran yang digunakan:
1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;
3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

238
Lampiran
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11. pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup


perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

BAB II
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi
memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan.
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh
melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.
Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah
(scientific), tematik terpadu (tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu
mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/ inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk
menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut
Sikap Pengetahuan Keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati, Menganalisis Menalar

239
Asep Ediana Latip
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

- Mencipta

Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.


Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.
Pembelajaran tematik terpadu di SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan
tingkat perkembangan peserta didik. Proses pembelajaran di SMP/MTs/SMPLB/Paket
B disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang mulai memperkenalkan mata
pelajaran dengan mempertahankan tematik terpadu pada IPA dan IPS.
Karakteristik proses pembelajaran di SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C
Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik
masih dipertahankan.
Standar Proses pada SDLB, SMPLB, dan SMALB diperuntukkan bagi tuna netra, tuna
rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal.
Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang taks onomi
tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara umum sudah dikenal
luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut, capaian pembelajaran dapat dikelompokkan
dalam tiga ranah yakni: ranah kognitif, affektif dan psikomotor. Penerapan teori
taksonomi dalam tujuan pendidikan di berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai
dengan kebutuhannya masing-masing. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah
tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa
dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh
melahirkan kualitas pribadi yang sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

BAB III
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Desain Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
1. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai

240
Lampiran
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
g. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun; dan
j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
k. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana

241
Asep Ediana Latip
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,
dan penutup; dan
m. penilaian hasil pembelajaran.
3. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

BAB IV
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran


1. Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran
a. SD/MI : 35 menit
b. SMP/MTs : 40 menit
c. SMA/MA : 45 menit
d. SMK/MAK : 45 menit
2. Rombongan belajar
Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah maksimum
peserta didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan dalam tabel berikut:

242
Lampiran
Jumlah
Jumlah Maksimum
Satuan Peserta Didik Per
No Rombongan
Pendidikan Rombongan
Belajar
Belajar
1. SD/MI 6-24 28
2. SMP/MTs 3-33 32
3. SMA/MA 3-36 36
4. SMK 3-72 36
5. SDLB 6 5
6. SMPLB 3 8
7. SMALB 3 8

3. Buku Teks Pelajaran


Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembelajaran yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
4. Pengelolaan Kelas dan Laboratorium
a. Guru wajib menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dalam menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta mewujudkan
kerukunan dalam kehidupan bersama.
b. Guru wajib menjadi teladan bagi peserta didik dalam menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
c. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik dan sumber
daya lain sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
d. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik.
e. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti
oleh peserta didik.
f. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar peserta didik.
g. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
h. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil
belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
i. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
j. Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
k. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus
mata pelajaran; dan
l. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu

243
Asep Ediana Latip
yang dijadwalkan.
B. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta
disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik
dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan
(discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran
berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik
untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik
aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/ inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik
menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan
sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus

244
Lampiran
mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan
pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/ inquiry learning) dan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

BAB V
PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic


assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas,
gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak
instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring
(nurturant effect) pada aspek sikap.
Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan
(remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain
itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar
pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran
dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil
evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil
pembelajaran.

BAB VI
PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN

Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi,


evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan
proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.
1. Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan

245
Asep Ediana Latip
mutu secara berkelanjutan.
2. Sistem dan Entitas Pengawasan
Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas
pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk
supervisi akademik dan supervise manajerial.
3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan
melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara
lain, pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau
pelatihan.
c. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan
keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.
d. Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1) Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang
memenuhi atau melampaui standar; dan
2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN

Salinan sesuai dengan aslinya,


plh. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kepala Biro Kepegawaian,

TTD.

Dyah Ismayanti
NIP 196204301986012001

246
Lampiran

247
Asep Ediana Latip

248
BIODATA PENULIS

Asep Ediana Latip, Berasal dari Cianjur, 23-06-1981.


Pengalaman Pendidikan dari SDN Panyindangan (1995),
MTsN Tanggeung (1998), MAN Tanggeung (2001), S1
PAI UIN Bandung (2005), dan S2 PENDAS UPI Bandung
(2009) dan S3 DIKDAS UNJ (2017 – Proses). Saat ini
telah dikarunia dua putra yaitu Reyhanda Vattan El
Ameen, dan Zayyandra Zakhir El Hameedy buah cinta
dengan Yusi Sofiyah, Ners., M.Kep. Profesionalitasnya
didedikasikan di Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas lmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2009.
Tugas professional lainnya yang telah diwujudkan adalah menulis buku, diantaranya
Pembelajaran tematik (Uin Press, 2012), Psikologi Perkembangan (UIN Press,
2014), Redesain Model Pendidikan Guru (Prenada, 2015). Pendidikan Islam, Isu dan
Inovasi (FITK, 2017), dan Pendidikan Guru Indonesia (FITK, 2017). Tugas
professional dalam bentuk penelitian, diantaranya: Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik di Jabodetabek (Jurnal Media Pendidikan UIN Bandung, 2011), Identifikasi
Kesulitan Pembelajaran Tematik di Jabobeka (Lemlit UIN Jakarta, 2012), Analisis
Faktor-faktor yang mempengerahui prilaku bullying pada jenjang pendidikan dasar
MI/SD (2013), Integrasi Keilmuan dan keisalaman di Perguruan tinggi di Indonesia
(Lemlit Kemenag, 2014), Kesiapan Pelaksanaan KKNI pada Program Studi Di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (Jurnal Tarbiya UIN Jakarta, 2015), Pelaksanaan
pendidikan gratis pada jenjang pendidikan dasar MI/SD di Jabodetabek (Lemlit, UIN
Jakarta, 2016) dan Evaluasi Tugas Profesional Guru Kelas Pada Jenjang Pendidikan
Dasar di Jabodetabek (Lemlit, 2017), serta buku Perencanaan Pembelajaran;
Konsep dan Konstruk dalam Pembelajaran Tematik (2018).
Kegiatan professional lainnya adalah pengabdian kepada masyarakat, diantaranya:
narasumber pelatihan dan pendampingan guru Madrasah Ibtidaiyah se-Jabodetabek
(2017), Narasumber pelatihan dan pendampingan guru madarasah ibtidaiyah se-
Pondok Aren (2016), Narasumber pelatihan dan pendampingan guru madrasah
ibtidaiyah se Tangerang Selatan (2015). Disamping itu, sebagai Instruktur Nasional
Program Latihan dan Profesi Guru (PLPG) tahun 2017.
Berbagai kegiatan yang mendukung profesionalitas dan pengembangan diri telah
diikutinya seperti sebagai Narasumber Nasional Kurikulum 2013, Narasumber

249
pemakalah dalam kegiatan seminar nasional yang diselenggarakan Perkumpulan
Dosen PGMI Indonesia di Aceh (2016), Riau (2017), Makassar (2013),
Lombok(2015), dan Bandung (2014), serta Narasumber pemakalah internasional
yang diselenggarakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (ICEM) (2017), dan
konferensi nasional oleh Universitas Pendidikan Indonesia Bandung (2016). Dari
kegiatan tersebut telah dipbulikasikan berbagai artikel tentang ilmu pendidikan dasar
baik dalam bentuk proceeding maupun jurnal.

250

Anda mungkin juga menyukai