Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE


KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD) DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
(SPLDV) DI KELAS VIII SMP NEGERI 1
DOLOK PARDAMEAN
T.A 2016/2017

Oleh:
Nama : Anita Karolina Pardosi
NPM : 12150134
Dosen Pembimbing : (I) Drs. Suprapto Manurung, M.S.
(II) Drs. Gayus Simarmata, M.Si.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh siswa SMP Negeri 1 Dolok
Pardamean kesulitan mengerjakan soal SPLDV dikarenakan siswa belum
memahami masalah yang ada pada soal dan belum memahami penggunaan
metode yang ada untuk melakukan perhitungan pada soal SPLDV. Dari hasil
wawancara dan pengamatan peneliti proses pembelajaran masih menggunakan
metode ekspositori. Pembelajaran matematika masi didominasi oleh guru, yakni
guru sebagai sumber utama pengetahuan sedangkan siswa hanya pasif menerima,
mencatat, dan menghafalkan rumus saja, sehingga proses pembelajaran kurang
efektif karena pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan cenderung
mudah dilupakan oleh siswa. Dengan demikian yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) dengan metode ekspositori di kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok
Pardamean pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) tahun
ajaran 2016/2017. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan metode
Ekspositori pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) di kelas
VIII SMP Negeri 1 Dolok Pardamean T.A 2016/2017.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan populasi
penelitian yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Dolok Pardamean T.A
2016/2017. Dengan teknik Clutser Random Sampling, diperoleh sampel penelitian
kelas eksperimen (VIII-4) dan kelas kontrol (VIII-3). Instrumen yang digunakan
adalah tes hasil belajar siswa dengan bentuk pilihan berganda yang terdiri dari 20
butir soal.
Sebelum tes diberikan maka dilakukan uji coba instrumen terlebih dahulu
dengan menggunakan validitas butir tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran butir tes
dan daya pembeda butir tes yang di uji coba pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Sidamanik. Dari hasil data penelitian diperoleh, rata-rata hitung dan simpangan

iii
baku kelompok yang menggunakan metode Kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) adalah X = 12,083 dan S = 3,129. Rata-rata hitung
dan simpangan baku kelompok yang menggunakan metode Ekspositori, Y =
9,885 dan S = 2,665, artinya rata-rata siswa yang menggunakan metode
Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih tinggi dari
pada siswa yang menggunakan metode Ekspositori.
Kemudian diuji normalitas data dengan menggunakan uji Liliefors
ternyata kedua data yang digunakan adalah menyebar normal. Uji homogonitas
diperoleh FHit > F0,05;35,34 = 2,225 dengan taraf kepercayaan  = 0,01 artinya kedua
kelompok sampel homogen karena Fhitung tidak berada pada daerah kritik. Untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan metode Ekspositori pada
materi Sistem Persamaan linear Dua Variabel (SPLDV), digunakan uji selisih dua
rataan: thitung = 3,18> ttabel = 2,39 sehingga disimpulkan bahwa rataan kedua sampel
berbeda secara signifikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada perbedaan hasil belajar
siswa yang menggunakan metode Kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) dengan metode Ekspositori, (2) Hasil belajar siswa yang
menggunakan metode Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan metode
Ekspositori. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran menggunakan metode
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkumpul dalam suatu kelompok kecil yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan ras yang berbeda, untuk memotivasi
siswa supaya saling mendukung dan membantu dalam memahami suatu materi
pelajaran, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun langkah - langkah
proses pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1. Tahap Menyajikan materi/menyampaikan informasi pembelajaran.
Pada langkah Penyajian materi ini yaitu guru menginformasikan materi yang
akan dipelajari dan mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi
prasyarat yang telah dipelajari agar siswa dapat memahami materi yang akan
disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Pengenalan materi
dilakukan sebatas untuk memberikan pandangan kepada siswa mengenai
materi yang akan dipelajari.
2. Tahap Belajar tim/tahap kerja kelompok . Pada langkah ini, siswa bekerja
secara tim atau berkelompok, dimana tiap tim terdiri dari 4-5 orang yang
berbeda – beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang
etniknya, setiap kelompok mengerjakan lembar kegiatan siswa (LKS) yang
dibagikan guru secara bersama – sama agar setiap anggota dalam kelompok /
tim tersebut memahami materi yang dibahas. Fungsi utama dari tim ini adalah
memastikan bahwa semua anggota tim benar – benar belajar, dan lebih
khususnya lagi , adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa
mengerjakan kuis dengan baik.
3. Tahap tes individual. Kuis individu dilakukan pada akhir pembelajaran atau
setelah selesai melakukan Penyajian materi dan belajar tim. Pada tahap ini

iv
para siswa akan mengerjakan kuis individual, para siswa tidak diperbolehkan
untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis, sehingga tiap siswa
bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
4. Tahap Rekognisi tim/penghargaan kelompok. Rekognisi tim maksudnya tim
akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor
rata – rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim dihitung berdasarkan
skor kemajuan individual. Skor kemajuan Individual maksudnya yaitu tiap
siswa diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata – rata kinerja siswa
tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama, siswa selanjutnya
akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan
skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.
Sedangkan pada metode Ekspositori proses belajar mengajar berpusat
pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran) baik secara lisan atau
tulisan dalam menumbuhkan ide atau gagasan dalam proses pembelajaran,
Dimana peran siswa dalam metode ini adalah menyimak dan menguasai materi
pelajaran yang disampaikan guru. Hal inilah yang membuat siswa cenderung
mudah melupakan materi yang diajarkan dikarenakan bukan siswa yang
menemukan konsep serta pemecahan masalah yang ada pada materi pembelajaran,
sehingga berdampak kurang baik terhadap hasil belajar siswa dan menyebabkan
hasil belajar siswa menggunakan metode ekspositori lebih rendah dibandingkan
dengan hasil belajar siswa menggunakan metode kooperatif tipe STAD.

Pematangsiantar, September 2016


Peneliti

Anita Karolina Pardosi


NPM: 12150134

Anda mungkin juga menyukai