Anda di halaman 1dari 2

Pengelolaan keuangan negara bertujuan mendukung pembangunan mencapai

masyarakat adil dan sejahtera sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD


1945. Untuk itu kebijakannya harus mendukung tujuan tersebut, namun
faktanya bagaimana? Peraturan perundang-undangan keuangan negara justru
tidak mampu mendukung tujuan pengelolaan keuangan negara. Selama ini
Indonesia menghadapi hambatan yang berat di bidang pemberantasan korupsi.
BPKP mencatat praktek korupsi meningkat dari Rp. 531 Milyar sejak 1987
hingga 1996, menjadi Rp. 6 Trilyun pada 1997 hingga 1998. Bahkan dari 1999
sampai 2004, BPK menyatakan praktek ini meningkat menjadi 167 Trilyun .
Secara umum pengawasan keuangan negara dilakukan dengan pendekatan
administratif, melalui pemeriksaan rutin laporan keuangan lembaga pengguna
anggaran. Cara tersebut jelas mustahil untuk melakukan tindakan pencegahan,
karena sifatnya menunggu laporan hasil pemeriksaan. Maka dapat disimpulkan
kegiatan mengatasi korupsi lebih bersifat kuratif, yaitu menunggu adanya
laporan indikasi tindak pidana korupsi sebagai awal dilakukan penyidikan.
Seharusnya ada ruang untuk tindakan preventif atau pencegahan. Untuk itu
kebijakan harus masuk sampai ke proses kerja, sehingga dapat menghilangkan
peluang tindak pidana korupsi sejak dari awal.
Tujuan dari pemeriksaan keuangan negara adalah Pemeriksaan keuangan adalah
pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan
keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat
kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. Pemeriksaan
keuangan bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance)
bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal material, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, atau basis akuntansi komprehensif selain
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pemeriksaan atas laporan keuangan
dilakukan setelah laporan keuangan disusun oleh objek pemeriksaan (kementerian/lembaga,
pemerintah pusat, pemerintah daerah), dan diserahkan kepada BPK paling lambat 3 bulan
setelah tahun anggaran dimaksud berakhir.

Apa saja masalah yang terjadi dalam pengelolaan keuangan negara dan apa
solusinya?
Dalam pengelompokan, BPK membuat tiga kategori terkait permasalahan
keuangan negara. Yakni kelemahan sistem pengawasan internal (SPI),
ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan, serta temuan
ketidakhematan; ketidakefisienan; dan ketidakefektifan.
Pinjaman Daerah sesuai Pasal 1 angka 38 Undang-Undang No 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan
Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang
dari pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar
kembali. Daerah dapat melakukan Pinjaman Daerah yang merupakan inisiatif
dari Pemerintah Daerah dalam rangka melaksanakan urusan Pemerintahan
Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
bertanggungjawab atas kegiatan yang diusulkan untuk didanai dari Pinjaman
Daerah
Keuangan negara perlu dikelola dengan baik. Ketika pengelolaannya dilakukan
secara asal, bisa saja efeknya menjadi buruk. Efek buruk tersebut berupa
pengembangan yang tidak berhasil dilakukan. Ketika dikelola dengan baik,
beberapa aspek pasti akan berkembang. Untuk negara berkembang seperti
Indonesia, hal ini sangat dibutuhkan. Beberapa waktu lalu, Indonesia sempat
diberi label sebagai negara maju. Namun, label tersebut tidak berlangsung lama.
Label berkembang kembali disematkan kepada negeri ini. Sebenarnya jika
keuangannya kuat, kondisi tersebut tidak akan terjadi. Ekonomi yang kuat
membuat berbagai macam hal bisa dilakukan. Terlebih lagi, sumber daya alam
Indonesia sangat banyak. Yang kurang hanya tinggal cara pengelolaannya

Anda mungkin juga menyukai