TESIS
JAKARTA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
ii
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
1. Pembimbing I:
Brigjen (Purn) Dr. ARIEF PRAYITNO,
S.H., M. Hum. CIQnR, CIQaR,CIMMR.
2. Pembimbing II:
Dr Ir. RUDY LAKSMONO, M.T
3. Reviewer I:
KOL. CAJ (PURN) Dr. THOMAS
GABRIEL, M.Si.
4. Reviewer II:
MAYOR CKM (PURN)
Dr. Drs. MUKHTADI, M.M.
5. Reviewer III:
BRIGJEN TNI AGUS MANSYAH,
M.Han.
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya
atau bagian karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan jenjang apapun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat istilah, frasa, kalimat, paragraf,
subbab, atau bab dari karya yang pernah ditulis atau diterbitkan, kecuali
yang secara tertulis dirujuk dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar
Referensi.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa terdapat plagiat dalam tesis ini,
saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan dan undang-
undang yang berlaku.
Muhamad Mursyid
iv
KATA PENGANTAR
v
8. Para Dosen, Staf Prodi dan Organik Universitas Pertahanan
Republik Indonesia, yang selalu membimbing dan mendukung
dalam selama perkuliahan dan proses penyusunan tesis.
9. Para senior dan rekan-rekan Mahasiswa Prodi Strategi Pertahan
Darat atas dukungan selama perkuliahan dan proses penyusunan
tesis.
10. Seluruh narasumber yang telah membantu memberikan informasi
dan data yang diperlukan dalam penyusunan tesis ini.
11. Keluarga yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil
dengan penuh kesabaran sehingga tesis ini dapat selesai sesuai
harapan.
Semoga dukungan dan bantuan yang telah diberikan dalam
penyusunan tesis ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Peneliti menyadari sepenuhnya, bahwa tesis ini belum sempurna
dan masih terdapat berbagai kekurangan dihadapkan keterbatasan
kemampuan yang dimiliki oleh peneliti, karenanya peneliti membuka
ruang sebesar-besarnya terhadap masukan, kritik maupun saran yang
konstruktif untuk kesempurnaan tesis ini.
Akhir kata, peneliti berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pertahanan, baik secara teoritis maupun aplikatif
bagi pembangunan pertahanan negara, khususnya dalam
mengembangkan strategi pertahanan pulau-pulau besar.
Muhamad Mursyid
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
COVER.............................. i
…………………………………………………..... ii
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS.... iii
…………………………………………. iv
LEMBAR PENGESAHAN TESIS..............................................................................
v
PERNYATAAN ORISINALITAS ...............................................................................
vii
KATA PENGANTAR.................................................................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................................
i
ABSTRACT ..............................................................................................................
ix
DAFTAR xi
ISI……………………………………………………………………. xii
DAFTAR xii
GAMBAR……………………………………………………………. i
DAFTAR 1
TABEL………………………………………………………………. 9
DAFTAR 9
SINGKATAN………………………………………………………… 1
BAB 1 0
PENDAHULUAN……………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang …………. 0
………………………………………… 1
1.2 Fokus dan Sub Fokus …………. 1
………………………………… 1
1.3 Rumusan 2
Masalah………………………………………………... 1
1.4 Tujuan Penelitian…………………. 2
………………………………. 1
1.5 Manfaat 2
Penelitian………………………………………………… 1
BAB 2 TINJAUAN 4
ix
PUSTAKA…………………………….......................... 1
2.1 Landasan Teori. 5
…………………………………………………… 1
2.1.1 6
Strategi………………………………………………………… 1
2.1.2 Teori Komunikasi 7
Sosial……………………………………. 1
2.1.3 Teori Sumber Daya 8
Organisasi……………………………. 2
2.1.4 Teori Kemampuan…. 0
………………………………………… 2
2.1.5 Teori Pembinaan. 5
……………………………………………. 2
2.1.6 Buku Petunjuk Pembinaan Teritora 7
l................................... 2
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu. 7
……………………………………… 2
2.3 Kerangka 8
Pemikiran……………………………………………… 2
BAB 3 METODOLOGI 9
PENELITIAN………………………………………. 2
3.1 Metode dan Desain 9
Penelitian…………………………………… 3
3.2 Tempat dan Waktu 0
Penelitian……………………………………. 3
3.3 Subyek dan Obyek Penelitian…………. 0
………………………… 3
3.3.1 Subyek 2
Data…………………………………………………… 3
3.3.2 Obyek Data. 5
…………………………………………………… 3
3.3.3 Sumber Data…. 6
x
………………………………………………. 4
3.4 Teknik Pengumpulan 0
Data………………………………………. 4
3.5 Teknik Pengolahan 0
Data…………………………………………. 4
3.6 Teknik Analisis 2
Data………………………………………………. 4
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN 6
PEMBAHASAN………………………. 5
4.1 Gambaran Umum Obyek 0
Penelitian……………………………. 6
4.2 Hasil Pengumpulan 2
Data…………………………………………. 6
4.3 Hasil Pengolahan Data………………. 6
…………………………... 8
4.4 Hasil Analisis 6
Data………………………………………………… 8
4.5 Interpretasi 6
Data…………………………………………………… 8
4.6 Pembahasan……………………………………………. 7
………… 8
BAB 5 KESIMPULAN DAN 9
SARAN………………………………………… 9
5.1 1
Kesimpulan………………………………………………………....
5.2
Saran………………………………………………………………..
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………...
LAMPIRAN……………………………………………………………………
...
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Universitas Pertahanan RI
3
Universitas Pertahanan RI
4
Universitas Pertahanan RI
5
Universitas Pertahanan RI
6
Universitas Pertahanan RI
7
Universitas Pertahanan RI
8
Universitas Pertahanan RI
9
Universitas Pertahanan RI
10
Universitas Pertahanan RI
11
Universitas Pertahanan RI
12
Universitas Pertahanan RI
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos”, yang berarti a
general set of maneuver carried out to overcome an enemy during combat,
yaitu sekumpulan senjata yang digunakan untuk memerangi musuh selama
peperangan. Jadi, memang istilah strategi semula bersumber dari kalangan
militer dan secara popular sering dinyatakan sebagai “kiat yang digunakan
oleh para jenderal untuk memenangkan suatu peperangan” (Sihombing,
2000). Namun dewasa ini istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis
organisasi, dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap
dipertahankan, hanya saja aplikasinya disesuaikan dengan jenis organisasi
yang menerapkannya. Secara umum strategi diartikan sebagai suatu cara
13
14
yang digunakan oleh manajer atau pimpinan puncak untuk mencapai tujuan
organisasi. Strategi merupakan landasan awal bagi sebuah organisasi dan
elemenelemen di dalamnya untuk menyusun langkah-langkah atau tindakan-
tindakan dengan memperhitungkan faktorfaktor internal dan eksternal dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Manajemen Strategi terdiri
dari tiga tahap, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi
strategi. Perumusan strategi terdiri dari pengembangan misi bisnis,
identifikasi faktor eksternal (peluang dan ancaman), menentukan faktor
internal (kekuatan dan kelemahan), menyusun tujuan jangka panjang,
menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi yang tepat untuk
dilaksanakan.
Menurut Siagian (1995), pelaksanaan strategi yang tertuang dalam
program kerja harus dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen yang
mencakup pengorganisasian, pelaksanaan (actuating), penganggaran, dan
kontrol. Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas
dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi
tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai
dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam
pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Menurut Kenneth Andrew (2000), strategi adalah pola sasaran,
maksud atau tujuan kebijakan serta rencana. Rencan penting untuk
mencapai tujuan itu yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis
yang dianut dan jenis atau akan menjadi apa jenis organisasi tersebut.
Kemudian menurut Buzzel dan Gale (2001), strategi adalah kebijakan dan
keputusan kunci yang digunakan untuk manajemen, yang memiliki dampak
besar pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya
melibatkan sumber daya yang penting dan tidak dapat diganti dengan
mudah. Sintesis dari beberapa definisi strategi di atas adalah penetapan
Universitas Pertahanan RI
15
sasaran dan arahan tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.
Universitas Pertahanan RI
16
Universitas Pertahanan RI
17
2.1.4 Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa,
sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan,
kecakapan, kekuatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989: 552-553).
Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan. (Stephen P. Robbins & Timonthy A.
Judge, 2009: 57). Lebih lanjut, Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge
Universitas Pertahanan RI
18
Universitas Pertahanan RI
19
Universitas Pertahanan RI
20
agai wilayah nasional. Dengan demikian sudah tersimpul unsur ruang semest
a negara dengan segenap isinya (sosiogeografis), baik yang merupakan day
a kekuatan maupun daya kemampuan, baik kekurangannya maupun kelema
hannya, baik kualitas maupun kuantitasnya, baik yang bersifat materiil maupu
n spiritual.
Dari kedua pengertian tersebut, sesuai dengan Buku Pedoman Praktis
Aparat Teritorial, yang dimaksud dengan Pembinaan Teritorial adalah segala
usaha, pekerjaan, dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pe
ngembangan, pengerahan, serta pengendalian potensi wilayah dengan sege
nap aspeknya dalam rangka menjadikan kekuatan wilayah sebagai RAK (Ru
ang, Alat, dan Kondisi) Juang guna kepentingan pertahanan negara yang hak
ekatnya untuk mewujudkan Kemanunggalan TNI dan Rakyat guna menyukse
skan tugas pokok TNI. Pembinaan teritorial dapat dilaksanakan oleh TNI sec
ara berdiri sendiri maupun bersama-sama dengan unsur-unsur diluar TNI unt
uk membantu pemerintah dalam menyiapkan kekuatan pertahanan yang meli
puti wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya serta terwujudnya Kem
anunggalan TNI dan Rakyat.
Pembinaan Teritorial pada hakekatnya merupakan penjabaran dari per
aturan perundang-undangan dan ketetapan-ketetapan yang mengatur tentan
g hak pembelaan negara serta Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara (S
ishankamneg) yang menjadi fungsi dan peran TNI AD. Pembinaan Teritorial b
ercirikan kewilayahan, kerakyatan, dan kesemestaan, sehingga dalam pelaks
anaannya melibatkan seluruh komponen bangsa. Wujud Pembinaan Teritoria
l merupakan suatu sistem pembinaan yang digali dari pengalaman bersenjata
untuk menegakkan keutuhan negara, dengan berpegang teguh pada konstitu
si yakni Pancasila dan UUD 1945. Dalam perjuangan TNI, pembinaan teritori
al telah teruji aktivitasnya untuk menangkal berbagai peristiwa nasional maup
un sektoral yang bercorak kewilayahan sehingga dapat digunakan sebagai u
paya untuk mengelola potensi kewilayahan. Konsepsi pembinaan teritorial dal
am mengelola kekuatan pertahanan di daerah yang dikembangkan TNI pada
Universitas Pertahanan RI
21
saat ini berbeda dengan konsep lama (Hankamrata), melainkan sesuai konse
p pertahanan menyeluruh (total defence). Dalam konsepsi Hankamrata, raky
at menjadi “pagar manusia” di bidang pertahanan dan keamanan (Hankam).
Sementara dalam total defence, rakyat diberi pelatihan dan keahlian, sehingg
a dapat menjadi kekuatan pendukung pertahanan negara.
2.2.2 Ari Ganjar Herdiansyah, Kuntum Chairun Ummah, dan Sabar Sima
njuntak dengan judul “Peran dan Fungsi Pembinaan Teritorial TNI AD d
alam Perbantuan Pemerintah Daerah: Studi di Kabupaten Lebak” Tahun
2017
Penelitian ini membahas tentang peran dan fungsi pembinaan teritorial
TNI AD dalam perbantuan Pemerintah Daerah dengan studi kasus di Kabupa
Universitas Pertahanan RI
22
2.2.3 Fithra Luthfi Bahri Zaqy dengan judul “Analisis Peran Kodim 0618/
BS Kota Bandung dalam Upaya Pengurangan Resiko Bencana Alam di
Kota Bandung” Tahun 2018
Penelitian ini membahas peran Kodim dalam upaya pengurangan resik
o bencana di wilayah Kota Bandung. Pendekatan penelitian dilakukan secara
kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaa
n. Teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpul
an data saat peneliti berada di lapangan, dan menggunakan teknik deskriptif
analisis. Hasil penelitian menunjukan, bahwa: 1) peran Kodim 0618/BS cukup
vital dalam pengurangan resiko bencana alam dibuktikan dengan posisi Dand
im sebagai wakil ketua dalam susunan organisasi Satlak Penanggulangan da
n Pengurangan Resiko Bencana, 2) Kota Bandung menggunakan Dinas Pem
adam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Alam sebagai Organisasi ya
ng bertanggung Jawab dalam Penanggulangan Bencana Alam, dan 3) kuran
gnya tenaga ahli mitigasi bencana sehingga diperlukan pelatihan khusus bagi
personil.
2.2.4. Educ Permadi Eko dengan judul “Strategi Metode Binter Satuan K
omando Kewilayahan untuk Mengatasi Terorisme di Wilayah Kodim 073
5/Surakarta” Tahun 2018
Universitas Pertahanan RI
23
Universitas Pertahanan RI
24
Ari Ganjar Her Peran dan Fungsi Kualitatif Optimalisasi Binter Wawancara Lokus dan
diansyah, Kun Pembinaan Terito dalam In-depth dan hasil akhir
tum Chairun rial TNI AD dalam meningkatkan dokumentasi penelitian
Ummah, dan Perbantuan Peme kerjasama akan
Sabar Simanj rintah Daerah: Stu memaksimalkan
untak, 2017 di di Kabupaten L hasil yang optimal
ebak. terutama antara
Satkowil dengan
pemerintah.
Fithra Luthfi B Analisis Peran Ko Kualitatif Peran Kodim cukup Wawancara Objek
ahri Zaqy, dim 0618/BS Kota vital dalam dan penelitian
2018 Bandung dalam U pengurangan resiko dokumen dan fokus
paya Penguranga bencana alam, yang penelitian
n Resiko Bencana kurangnya tenaga relevan
Alam di Kota Ban ahli mitigasi
dung. bencana sehingga
diperlukan pelatihan
khusus bagi
personel.
Educ Permadi Strategi Metode B Kualitatif Pembinaan Wawancara Tujuan
Eko, 2018 inter Satuan Kom Perlawanan dan penelitian,
ando Kewilayahan Wilayah, dokumen objek
untuk Mengatasi Komunikasi Sosial, yang penelitian,
Universitas Pertahanan RI
25
Universitas Pertahanan RI
26
Universitas Pertahanan RI
27
INPUT
TEORI:
DATA SEKUNDER: ST STRATEGI, KOMSOS, SU
PENYELENGGARAAN BINTER DI BERBAGAI MBER DAYA ORGANISA
UDI LITELATUR DAN
DOKUMENTASI WILAYAH DI KOTA BANDUNG, PROGRAM- SI, KEMAMPUAN, BINT
ER
PROGRAM BINTER YANG DILAKSANAKAN.
OUTPUT OUTCOME
PENYELENGGARAAN BINTER TER
BINTER KODIM MENJA
PADU, TERARAH, DAN TEPAT SA
DI LEBIH IMPLEMENTA
SARAN
TIF
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran “Strategi Satuan Komando Kewilayahan Dalam Pen
yelenggaraan Pembinaan Teritorial Guna Mendukung Tugas Pokok TNI
AD (Studi Kasus di Kodim 0618/BS Kota Bandung)”
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2020).
Universitas Pertahanan RI
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
28
29
Universitas Pertahanan RI
30
1 Mengerjakan
Proposal tesis
2 Ujian Proposal
tesis
3 Penyusunan
Instrumen
penelitian
4 Penelitian
5 Wawancara
6 Penelusuran
literatur
7 Kosultasi draft
penelitian
8 Penulisan dan
Penyusunan
tesis
9 Ujian Tesis
10 Perbaikan Tesis
Universitas Pertahanan RI
31
Universitas Pertahanan RI
32
Universitas Pertahanan RI
33
Universitas Pertahanan RI
34
Universitas Pertahanan RI
35
Universitas Pertahanan RI
36
Universitas Pertahanan RI
37
3.5.2 Transferability.
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif
yang menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil
penelitian ke populasi dimana sampel dapat diambil.
3.5.3. Dependability.
Reliabel atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain
beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang
sama. Maka penelitian yang dependability atau reliabel adalah
penelitian apabila penelitian yang dilakukan orang lain dengan proses
yang sama akan menghasilkan hasil yang sama pula. Pengujian ini
dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses.
3.5.4. Confimability
Objektivitas pengujuan kualitas disebut juga dengan uji confirmability
penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian
telah disepakati oleh lebih banyak orang, sehingga apabila hasil
penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan,
maka penelitian tersebut telah di memenuhi standar confirmability.
Universitas Pertahanan RI
38
Universitas Pertahanan RI
39
Universitas Pertahanan RI
40
Universitas Pertahanan RI
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
41
42
Universitas Pertahanan RI
43
3) Koramil 1803/Andir-Cicendo,
4) Koramil 1804/Regol - Lengkong,
5) Koramil 1805/Kiaracondong,
6) Koramil 1806/Bandung Kulon,
7) Koramil 1807/Sukasari - Sukajad,
8) Koramil 1808/Coblong - Cidadap,
9) Koramil 1809/Gedebage,
10) Koramil 1810/Arcamanik,
11) Koramil 1811/Ujung Berung,
12) Koramil 1812/Tamansari,
13) Koramil 1813/Bojongloa Kidul - Cibaduyut,
14) Koramil 1814/Batununggal.
Universitas Pertahanan RI
44
Universitas Pertahanan RI
45
Universitas Pertahanan RI
46
Universitas Pertahanan RI
47
Universitas Pertahanan RI
48
jika dilihat dari kedewasaan dan pengalaman, namun jika dilihat dari strata
pendidikan bisa membawa kerugian. Rata rata personel Kodim 0618/BS saat
ini jika dilihat kemampuannya dalam menggunakan multimedia masih belum
optimal. Adanya sarana yg terbatas dan kemampuan menggunakannya pun
terbatas. Personel Kodim terutama Babinsa belum mampu membuat konten
atau Medsos sebagai sarana untuk menyelenggarakan dan mempromosikan
program Binter agar diketahui masyarakat.
Universitas Pertahanan RI
49
Universitas Pertahanan RI
50
Universitas Pertahanan RI
51
Universitas Pertahanan RI
52
Universitas Pertahanan RI
53
Universitas Pertahanan RI
54
Universitas Pertahanan RI
55
Universitas Pertahanan RI
56
Universitas Pertahanan RI
57
Universitas Pertahanan RI
58
Universitas Pertahanan RI
59
Universitas Pertahanan RI
60
Universitas Pertahanan RI
61
Universitas Pertahanan RI
62
yang kerap terjadi di Kota Bandung adalah banjir dan tanah longsor. Dengan
jumlah kejadian bencana banjir sebanyak enam kali dan tanah longsor
sebanyak lima kali. Keadaan demografi penduduk wilayah Kota Bandung
yang banyak dan padat serta kerapatan bangunan yang mencapai 73,5%
merupakan kawasan terbangun beresiko tinggi pada berbagai bencana
sehingga menjadikan Kota Bandung rawan terhadap bencana alam.
Di samping kedua bencana alam yang familiar dengan masyarakat
Bandung tersebut, terdapat suatu potensi bencana alam yang sangat
menghantui Kota Bandung yaitu adanya bencana alam gempa bumi. Hal
tersebut terjadi karena secara geologis Kota Bandung berada pada
Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh gunung berapi yang masih aktif dan
berada di antara tiga daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup,
yaitu sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, sumber gempa
bumi Bogor-Puncak-Cianjur, dan sumber gempa bumi Garut-Tasikmalaya-
Ciamis. Daerah-daerah ini aktif di sepanjang sesar-sesar yang ada, sehingga
menimbulkan gempa tektonik yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Berkaitan dengan kondisi diatas, maka kegiatan dengan metode
Komsos sesuai program yang telah dilaksanakan oleh Kodim 0618/BS Kota
Bandung beserta jajaran Koramil meliputi komsos dengan komponen
masyarakat, komsos dengan aparat pemerintah, dan komsos dengan
Keluarga Besar TNI (KBT). Peraturan Kasad (dalam Kartini, 2018)
menyebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan Komsos meliputi:
4.4.2.3.3.1 Memberikan penyuluhan/ ceramah dan penerangan terhadap
komponen bangsa agar mengaktifkan dan melaksanakan temu
cepat dan lapor cepat tentang fenomana/gejala kebencanaan
alam sedini mungkin.
4.4.2.3.3.2. Memberikan penyuluhan/ceramah dan sosialisasi mitigasi
bencana alam terhadap komponen bangsa agar tanggap
darurat, saling membantu dan mematuhi prosedur
penyelamatan jika terjadi bencana alam.
Universitas Pertahanan RI
63
Universitas Pertahanan RI
64
Universitas Pertahanan RI
65
Universitas Pertahanan RI
66
Universitas Pertahanan RI
67
4.6 Pembahasan
4.6.1 Kemampuan Binter Kodim 0618/BS Kota Bandung
Kodim 0618/BS Kota Bandung adalah satuan Komando Distrik Militer
yang berada di bawah Kodam III/Siliwangi yang membawahi sebanyak 14
Koramil yang tersebar di wilayah Kota Bandung. Dengan 14 Koramil yang
tersebar di wilayah Kota Bandung, Kodim 0618/BS memiliki 347 personel dan
berdiri sendiri karena tidak berada di bawah Korem dengan memiliki tugas
untuk pemberdayaan wilayah, pertahanan, dan menyiapkan semua aspek
dalam pertahanan wilayah. Pembinaan teritorial yang diselenggarakan oleh
TNI AD merupakan konsekuensi logis dari doktrin pertahanan yang dianut
bangsa Indonesia yaitu Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta). Sishanta
adalah kewilayahan, kesemestaan, dan kerakyatan yang melibatkan semua
lapisan masyarakat.
Peran Kowil (Kodam, Korem, Kodim dan Koramil) sangat menentukan
dalam memberdayakan SDM, SDA/SDB, dan sarana prasarana untuk
dijadikan kekuatan pertahanan di daerah dalam menyelenggarakan tugas
pemberdayaan wilayah pertahanan. Salah satu Kodim yang saat ini sedang
Universitas Pertahanan RI
68
Universitas Pertahanan RI
69
Universitas Pertahanan RI
70
Salah satu contoh masalah yang dihadapi oleh Kota Bandung adalah
bencana alam karena kondisi geografis Kota Bandung yang merupakan
cekungan yang dikelilingi daerah pergunungan. Peran Kodim dalam ikut serta
membantu masyarakat dalam pengurangan resiko bencana alam sangatlah
vital dan signifikan, khususnya di Kota Bandung. Pihak Kodim sendiri
memiliki Prosedur Tetap (Protap) Penanggulangan Bencana yang melingkupi
bencana yang disebabkan oleh manusia dan alam yang diantaranya
kebakaran, gempa dan gunung meletus, banjir dan tanah longsor. Langkah
ini dilakukan semata-mata karena keikutsertaan TNI dalam penanggulangan
bencana. Peran strategis tersebut telah dilaksanakan oleh Kodim 0618/BS
Kota Bandung dengan melaksanakan pembinaan komunikasi sosial yang
difungsikan untuk membekali dan menambah kemampuan komunikasi dan
manajemen teritorial prajurit dalam manajemen penanggulangan bencana
alam. Peran Kodim 0618/BS Kota Bandung tersebut telah selaras dengan
teori strategi dimana terdapat perhitungan aktor dan faktor internal serta
eksternal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan, yang dalam
hal ini mengenai kebencanaan.
Sesuai dengan Buku Pedoman Praktis Aparat Teritorial, yang dimaksu
d dengan Pembinaan Teritorial adalah segala usaha, pekerjaan, dan kegiatan
yang berhubungan dengan perencanaan, pengembangan, pengerahan, serta
pengendalian potensi wilayah dengan segenap aspeknya dalam rangka menj
adikan kekuatan wilayah sebagai RAK (Ruang, Alat, dan Kondisi) Juang gun
a kepentingan pertahanan negara yang hakekatnya untuk mewujudkan Kema
nunggalan TNI dan Rakyat guna menyukseskan tugas pokok TNI. Dalam
mengimplementasikan pemberdayaan wilayah pertahanan, sebagai pimpinan
di tingkat Kodim, maka peran Dandim sangat menentukan keberhasilan
pelaksanaan pemberdayaan wilayah pertahanan di Kodim 0618/BS Kota
Bandung.
Peran aparat keamanan sangat penting dalam mengorganisir dan
menggerakkan masyarakat. Terlebih di daerah rawan bencana, di tiap
Universitas Pertahanan RI
71
Universitas Pertahanan RI
72
Universitas Pertahanan RI
73
dilaksanakan oleh baik Babinsa maupun Danramil. Di sisi lain, dengan belum
terpenuhinya kendaraan sepeda motor, maka membatasi mobilitas Babinsa
dalam melaksanakan kegiatan Binter.
Sesuai dengan teori kemampuan dari Stephen P. Robbins & Timonthy
A. Judge (2009: 57-61) yang menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan
seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu
intelektual dan fisik. Dalam melaksanakan pemberdayaan wilayah
pertahanan di Kodim 0618/BS Kota Bandung, peran Dandim sebagai
pimpinan dengan kemampuan inetelektual dan fisiknya sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan wilayah pertahanan di Kodim
0618/BS Kota Bandung. Peran aparat keamanan juga sangat penting dalam
mengorganisir dan menggerakkan masyarakat. Di tiap desa yang rawan
bencana ditempatkan satu Babinsa (Bintara Pembina Desa) atau
Babinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat) bersama ASN kecamatan, desa, atau kelurahan. Selain upaya
di atas, aparat Kodim juga terlibat dalam penyelamatan evakuasi kepada
masyarakat yang terjebak banjir dan pelaksanaan bantuan penanganan
banjir. Mereka bekerja sama dengan BPBD dan seluruh komponen
masyarakat, Taruna Siaga Bencana (Tagana), PMI, dan Dinas Kesehatan
setempat. Kodim juga mendirikan posko-posko bencana banjir untuk
melayani masyarakat yang terkena bencana alam. Di setiap Komandan
Rayon Militer (Koramil) didirikan posko di daerah yang terkena banjir dan
longsor dengan pengerahan sejumlah 347 personel untuk membantu
menangani bencana di wilayah Kota Bandung.
Atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Kodim, baik aparat pemerintah
maupun masyarakat merasakan manfaatnya. Apalagi, personel TNI
senantiasa hadir paling awal ketika terjadi bencana alam. Peran Kodim
sangat membantu pemerintah dalam menginventarisasi infrastruktur yang
rusak di wilayah binaannya, baik karena akibat bencana alam, maupun
karena usia sarana infrastruktur. Salah satu bentuk koordinasi berupa kerja
Universitas Pertahanan RI
74
sama dengan Dinas Bina Marga membahas tentang pemilihan lokasi TNI
Manunggal Membangun Desa (TMMD). Kodim 0618/BS Kota Bandung
memiliki 14 koramil dan 6 Posramil serta 280 Babinsa. Dihadapkan dengan
luas daerah binaan yang meliputi 30 kecamatan dan 151 kelurahan, sehingga
berdasarkan data diatas, personel Babinsa masih ada yang memiliki
tanggung jawab lebih dari satu desa binaan. Dengan wilayah binaan yang
cukup luas tersebut, pembinaan desa yang dilakukan oleh Babinsa belum
optimal, karena idealnya satu Babinsa membina satu desa, sehingga
kegiatan dapat lebih optimal.
Kegiatan lainnya yaitu pada setiap hari Senin Babinsa menjadi
inspektur upacara di sekolah-sekolah binaannya secara bergiliran, serta
adanya pertemuan rutin untuk tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh
agama tingkat koramil. Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam bela
negara juga masih kurang sehingga diperlukan peran anggota TNI dan
pemerintah dalam pembinaan bela negara. Anggota Kodim 0618/BS Kota
Bandung dapat berinteraksi dan mengenal kondisi masyarakat setempat
untuk dapat memberikan informasi dan keterangan tentang kesadaran bela
negara dan bahaya radikalisme.
Universitas Pertahanan RI
75
Universitas Pertahanan RI
76
Universitas Pertahanan RI
77
Universitas Pertahanan RI
78
Universitas Pertahanan RI
79
Universitas Pertahanan RI
80
Universitas Pertahanan RI
81
Universitas Pertahanan RI
82
Universitas Pertahanan RI
83
Universitas Pertahanan RI
84
terus menerus dengan masyarakat maka akan tercipta rasa kepercayaan dari
masyarakat. Bertolak dari kepercayaan yang didapatkan inilah, maka
personel Kodim 0618/BS Kota Bandung dapat lebih mudah mempengaruhi
dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk
kepentingan pertahanan negara, mengatasi kesulitan rakyat, dan mendukung
tugas pokok TNI AD yang berkaitan dengan upaya untuk mengatasi
terorisme di wilayah Kota Bandung.
Kegiatan dengan metode komunikasi sosial sesuai program yang telah
dilaksanakan oleh Kodim 0618/BS Kota Bandung beserta jajaran Koramil
meliputi komunikasi sosial dengan komponen masyarakat, komunikasi sosial
dengan aparat pemerintah dan komunikasi sosial dengan keluarga besar TNI
(KBT). Dalam Peraturan Kasad disebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan
komunikasi sosial meliputi:
4.6.2.3.1 Memberikan penyuluhan/ceramah dan penerangan terhadap
komponen bangsa agar mengaktifkan dan melaksanakan temu
cepat dan lapor cepat tentang fenomana/gejala kebencanaan alam
sedini mungkin.
4.6.2.3.2 Memberikan penyuluhan/ceramah dan sosialisasi mitigasi bencana
alam terhadap komponen bangsa agar tanggap darurat, saling
membantu dan mematuhi prosedur penyelamatan jika terjadi
bencana alam.
4.6.2.3.3 Memberikan secara langsung penyuluhan/ceramah dan
penerangan terhadap komponen bangsa agar tidak terpengaruh
oleh provokasi, agitasi dan propaganda gerakan aksi terorisme,
sedangkan secara tidak langsung melalui media cetak dan
elektronik.
4.6.2.3.4 Memberikan penyuluhan/ceramah dan penerangan terhadap
komponen bangsa tentang pemberdayaan pemerintah daerah dan
instansi terkait secara terpadu untuk menghancurkan kekuatan
dan alat peralatan aksi terorisme.
Universitas Pertahanan RI
85
Universitas Pertahanan RI
86
Universitas Pertahanan RI
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka peneliti
menarik beberapa kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut:
87
88
menggunakan medsos serta media elektronik lainnya seperti radio dan tv,
khususnya stasiun TV di wilayah Bandung.
5.2 Saran
5.2.1 TNI secara umum, dan TNI AD secara khusus, harus lebih intensif dan
merata dalam melakukan sosialisasi terkait peraturan perundang-
undangan dan kebijakan TNI terkait tugas-tugas dalam
penyelenggaraan Pembinaan Teritorial, sehingga masyarakat semakin
dapat memahami metode Pembinaan Teritorial tersebut.
5.2.2 Kodim 0618/BS Kota Bandung diharapkan dapat melakukan
reorganisasi Kodim dengan pembentukan unit kerja kodim bidang
penerangan dan adanya pembentukan satuan di Kodim untuk
menangani penanggulangan bencana dan kegiatan lain yang
memerlukan kecepatan. Selanjutnya perlu adanya kegiatan pendidikan
dan pelatihan yang dilaksanakan oleh satuan untuk membekali
pengetahuan dan keterampilan bagi personel TNI mengenai materi
Binter. Kemudian perlu adanya peningkatan alat multimedia untuk
mendukung operasional kegiatan Binter di Kodim.
5.2.3 Strategi Kodim 0618/BS Kota Bandung dalam menjalankan Binter
dapat melibatkan sinergitas tiga pilar dalam mendukung program
Binter. Personel Kodim sebaiknya dapat menggunakan bahasa daerah
seperti Bahasa Sunda dan sarana media sosial agar program Binter
lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Bentuk kegiatan Binter dapat
dilakukan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi seperti Pramuka
dan penguatan wawasan kebangsaan agar dapat meningkatkan
kesadaran bela negara, cinta tanah air, dan wawasan kebangsaan di
kalangan masyarakat, terutama generasi muda, demi terwujudnya
doktrin Sistem Pertahanan Semesta dan kemanunggalan TNI dan
Rakyat yang dapat menunjang program Binter ke depan. Program
Binter Kodim 0618/BS bisa dilakukan dengan kerjasama dengan
Universitas Pertahanan RI
89
Universitas Pertahanan RI
DAFTAR PUSTAKA
Buku
90
91
Jurnal/Dokumen
Kementerian Pertahanan RI. 2015. Buku Putih Pertahanan Indonesia.
Jakarta: Kementerian Pertahanan RI.
Kartini, Zofran N. 2018. Peranan Komunikasi Sosial dalam Pelaksanaan
Tugas Babinsa Wilayah Koramil 02 Kodim 1421. dalam Jurnal Tabligh
19 No 2, Desember 2018: 310 – 329.
Peraturan Kepala BNPB No.1 Tahun 2008.
Peraturan Kasad Nomor 18/IV/2008 tanggal 8 April 2008.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Website/Berita
Universitas Pertahanan RI
92
TNI AD. 2012. Tugas Pokok TNI AD. Di dapat dari laman
https://tniad.mil.id/profil/ yang diakses pada tanggal 08 Maret 2020.
Universitas Pertahanan RI
93
LAMPIRAN
A. Tujuan Wawancara
1) Memperoleh penjelasan tentang kebijakan Kodim dalam
penyelenggaraan pembinaan teritorial di Kota Badung.
2) Mengetahui pembinaan teritorial yang telah dilaksanakan apakah telah
berjalan maksimal atau belum maksimal.
3) Memperoleh upaya Kodim 0618/BS dalam mendukung tugas pokok
TNI AD dalam penyelenggaraan pembinaan teritorial.
4) Memperoleh saran dan masukan tentang organisasi Kodim yang
adaptif terhadap perkembangan jaman.
B. Daftar Pertanyaan
1) Apakah ada program pembinaan teritorial dari pihak Kodim yang
dilaksanakan di Kota Bandung ini?
2) Jika ya, program/kebijakan pembinaan teritorial seperti apa yang
dirancang oleh Kodim?
3) Apakah terdapat hambatan dalam merealisasikan program/kebijakan
tersebut?
4) Jika ya, maka hambatan seperti apa yang ditemui?
5) Apa upaya yang ditempuh Kodim dalam melaksanakan pembinaan
teritorial agar mendukung Tugas Pokok TNI AD?
6) Menurut pihak Kodim, apakah pelaksanaan program ini telah tepat
sasaran?
Universitas Pertahanan RI
94
7) Strategi apa saja yang telah dirancang pihak Kodim di Kodim ini dalam
upaya penyelenggaraan pembinaan teritorial di wilayah Kota Bandung
ini dalam menghadapi ancaman di era digital saat ini dihadapkan
dengan perundang undangan yang ada?
8) Apakah komunikasi yang dilakukan oleh pihak Kodim terhadap para
pemangku kepentingan seperti Pemkot, kementerian/Lembaga lain
dan masyarakat sekitar baik dalam membantu pihak Kodim
melaksanakan penyelenggaraan pembinaan teritorial ini?
9) Bagaimana tanggapan masyarakat terkait Pembinaan teritorial yang
dilakukan oleh pihak Kodim?
10) Bagaimana rencana kedepan Kodim dalam menyelenggarakan
pembinaan teritorial ini? Apakah ada saran dan masukan yang kiranya
perlu ditingkatkan, khususnya dalam pelaksanaan pembinaan teritorial
di Kota Bandung ini?
11) Apakah organisasi Kodim saat ini sudah adaptif dan mampu
mengikuti perkembangan jaman?
12)Bagaimana penyelenggaraan pembinaan teritorial yang diilaksanakan
oleh Kodim 0618/BS Kota Bandung?
13) Apakah kemampuan personel Kodim saat ini sudah optimal dalam
mendukung program Binter khususnya dalam bidang
penerangan/penyampaian berita dan program kepada masyarakat?
14)Apakah keterlibatan Kodim saat ini dalam menanggulangi terorisme
dan kejahatan digital saat ini sudah sesuai?
Universitas Pertahanan RI
95
A. Tujuan Wawancara
1) Mengetahui Kerjasama baik yang dilakukan oleh pihak Kodim dengan
Pemkot Bandung.
2) Mengetahui pengetahuan berbagai komponen masyarakat efektifitas
penyelenggaraan pembinaan teritorial di Kota Bandung.
3) Memperoleh hasil kinerja pembinaan teritorial yang dilaksanakan oleh
pihak Kodim.
4) Mengetahui seberapa jauh masyarakat kota Bandung mengerti
program-program pembinaan teritorial Kodim?
B. Daftar Pertanyaan
1) Bagaimana pembagian tipologi wilayah di kota Bandung?
2) Kerja sama apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota dengan
Pihak Kodim dalam melaksanakan pembinaan teritorial di Kota
Bandung?
3) Apa kelebihan dan kekurangan dalam program kegiatan pembinaan
teritorial ini menurut Pemerintahan Kota Bandung?
4) Apakah program Binter Kodim saat ini telah tepat guna dan sasaran
yang dapat bersinergi dengan program Pemkot Bandung?
5) Bagaimana respon Pemkot/ masyarakat terhadap program pembinaan
teritorial yang dilaksanakan oleh Kodim?
Universitas Pertahanan RI
96
Universitas Pertahanan RI
DOKUMENTASI KEGIATAN PULDATA
97
98
Universitas Pertahanan RI
99
Universitas Pertahanan RI
100
Universitas Pertahanan RI
101
Universitas Pertahanan RI
102
Universitas Pertahanan RI
103
Universitas Pertahanan RI