Anda di halaman 1dari 4

Nama: Iftinan Taqiyah

NIM: 11220820000165

Kelas: 3B-Akuntansi

Publikasi: https://youtu.be/S0h9QCJnUDw?si=Lk-GsNSryAVtLuqb

MAKNA, KANDUNGAN, DAN TAFSIR SURAH AT-TAUBAH

(Dr. KH. Hasani Ahmad Said, M.A.)

Para pembaca yang dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala di bulan yang mulia yang insya
Allah diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta'ala di bulan yang kedua di bulan hijriyah yakni
bulan Safar, kali Ini sudah memasuki tanggal 11 Safar, kita sudah meninggalkan bulan-bulan
haram dan kita sudah memasuki bulan Safar. Ada yang menganggap bahwa bulan Safar
adalah bulan sial sehingga di beberapa daerah ada tradisi yang menganggap “Siapa yang
melakukan transaksi dan melakukan pernikahan di bulan Safar itu sial” padahal Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam menikah dengan Khadijah itu di bulan Safar , Rasulullah
menikahkan putrinya dengan Ali Bin Abi Thalib itu juga di bulan Safar, maka dari itu tidak
benar anggapan bahwa bulan Safar itu adalah bulan sial. Kita tidak bahas tentang itu tetapi
yang akan kita bahas adalah kita akan mentadabburi surah ke-9 At-Taubah atau nama lainnya
adalah Barooah. Kalau di mushaf Madinah tidak ada Surah At-Taubah tetapi adanya surah
Bara'ah Kenapa surah Bara'ah diawali dengan “Bara Atum minallah” ini yang akan kita kaji
dalam artikel ini. Jamaah sekalian Insya Allah setelah kita mentadabburi surah al-anfal, dan
kali ini kita akan mentadabburi surah At-Taubah. Ditilik dari perspektif tafsir ijmali secara
global saja, Surah 9 ini bernama Surah At-Taubah dalam mushaf Al Quran mushaf Utsmani
yang kita kenal, Surah At-Taubah itu masuk urutan surah yang ke-9, akan tetapi dari sisi
nuzul Al-Qurannya masuk surah ke-113, 6666 jumlah ayat dalam Al-Quran, namun coba
sesekali anda hitung di mushaf mulai dari surah al-fatihah hingga An-Naas namun tidak
ditemukan total ayat hingga 6666 ayat, surah yang pertama kali turun adalah surah Al-Alaq
tapi mengapa di mushaf Al Quran tidak diruntutkan surah Al-Alaq di urutan pertama dan
kenapa malah surah Al-Fatihah, itu lah yang menyebabkan timbul pertanyaan “apakah semua
nama surah diberikan oleh Nabi?”, dan jawabannya adalah tidak, sebagiannya diberikan
nama oleh tim perumus Al-Quran itu, termasuk pembukuan Alquran pun nabi tidak pernah
menyuruh untuk membukukan Alquran, maka dari itu ketika Umar Bin Khattab mengusulkan
untuk pembukuan Al-Quran/kodifikasi Al Quran pertama kalinya ditolak oleh Abu Bakar
As-Shiddiq, karena Rasulullah tidak pernah memerintahkan akan hal ini. Dua hal terkait
dengan tartibul surah dan susunan ayat Alquran; yang pertama itu Taukifi (bersumber dari
nabi), yang kedua ijtihadi, termasuk penyusunan surah dan ayat ada nuansa ijtihadi. Secara
turunnya, surah At-Taubah itu masuk urutan ke-113 tetapi penempatan di mushaf Utsmani
menjadi urutan yang ke-9, maka surah At-Taubah itu termasuk kategori surah madaniyah.
Apa itu surah madaniyah? yaitu surah atau ayat yang turun tepat pasca Rasulullah hijrah,
bukan turun di Madinah, sebagian besar betul akan tetapi tidak semua ayat atau surah yang
turun di Madinah itu termasuk surah madaniyah. Dan surah-surah yang turun di Mekah itu
tidak semuanya termasuk surah makiyah, lantas dari mana kita bisa mematokkan bahwa itu
makiyah atau madaniyah? kalau sebelum hijrah dipastikan semuanya makiyah, kalau setelah
hijrah itulah madaniyah, karena setelah hijrah ada yang turun di Makkah tidak dinamakan
Makkiyah tapi madaniyah, maka patokan pastinya adalah setelah hijrah atau sebelum hijrah.
kalau ayat ini atau surah ini termasuk surah-surah madaniyah, berarti sudah tidak lagi
berbicara terkait dengan keimanan, memperkokoh aqidah, dan mengajak kepada tauhid.
Kalau surat-surah madaniyah itu surah-surah yang terkait dengan peperangan, sosial
kemasyarakatan, pernikahan, aturan-aturan bernegara, aturan-aturan bersosial
kemasyarakatan, dan lain sebagainya. Kesimpulannya bahwa Surah At-Taubah ini termasuk
kategori surah madaniyah. Turunnya surah ini yaitu saat selepas hijrahnya Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam. Dari sisi tema, surat ini mengajak manusia untuk bertaubat
kepada Allah, itulah kenapa dinamakan surah at-taubah. Kita diajak oleh Allah untuk
bertaubat kepada Allah, sadar akan kesalahan dan kekurangan dalam berbagai hal terutama
terkait dengan jihad. Lalu yang kedua; tema surah at-taubah ini perkataan penting yang
disebutkan dalam surah At-Taubah, paling tidak ada dua term yang terbanyak, yang pertama
terkait dengan Taubat, yang kedua terkait dengan jihad. Taubat itu terulang sampai 17 kali
lalu terkait dengan jihad terulang sebanyak 10 kali, maka hadirlah surah At-Taubah. Sebelum
masuk ke pembahasan berikutnya, Surah At-Taubah ini adalah surah yang unik, dikatakan
unik karena tidak ada basmalahnya, begitu surah al-anfal selesai langsung dilanjut dengan
ta’awudz dan dilanjut dengan ayat satu At-Taubah. Yang pertama surah ini banyak ulama
yang menyatakan bahkan beberapa hadist dan beberapa riwayat atau banyak riwayat yang
menyatakan surah at-taubah ini masih satu surah dengan Surah al-anfal, maka oleh dari itu
dari surah al-anfal terakhir langsung saja tidak usah memakai basmalah karena di ayat
pertama surah At Taubah ini masih termasuk satu surah dengan surah al-anfal surah
sebelumnya. Lalu apakah boleh berpendapat jumlah surah di Al-Quran bukan 114 surah
tetapi 113? boleh saja karena tahu ilmunya. Banyak ulumul Quran dan para ahli tafsir
mengatakan demikian salah satu alasannya karena surah al-anfal dengan Surah bara'ah ini
satu surah. Yang kedua surah At-taubah ini ada kaitannya dengan peperangan. Jadi kalau
perang itu ada nilai-nilai basmalah yaitu Bismillahirrahmanirrahim Dengan nama Allah yang
maha pengasih lagi maha penyayang. Karena konteksnya adalah konteks perang jadi tidak
perlu disebutkan Bismillah karena sekarang sedang tren syariatisasi, ada kolam renang
syariah, jilbab syar'i, pakaian-pakaian syar'i, perbankan syariah, gadai Syariah, utang Syariah,
leasing Syariah. Karena konteksnya peperangan, perang tidak memunculkan maharahman
maharahimnya dan itu bukan bagian dari Rohman rahimnya artinya jika bisa tidak berperang
maka itu jauh lebih baik daripada pencuri-pencuri Syariah (sebelum mencuri membaca
Bismillahirrahmanirrahim) oleh karena itu alasan surah Bara'ah atau surah At-Taubah tidak
ada basmalahnya karena tentang peperangan. Sedangkan nilai Bismillahirrahmanirrahim
Bismillahirohmanirohim itu nilai-nilai kasih sayang, maka Karena nilai-nilai ar-rahman
ar-rahim itu adalah kasih sayang dan karena Attaubah ini tentang peperangan maka tidak
dinamai tidak dimulai dengan basmalah. Ketiga, yang mendekati keduanya shahih dan kedua
pendapat ini kuat, pendapat para ulama dan pendapat banyak dari kita mengatakan demikian,
tetapi yang lebih mendekati adalah karena surah At-Taubah ini nabi tidak mencontohkan
dengan basmalah. Tema surah ini tentang taubat, karena 17 kali disebutkan Taubah, lalu
selain itu kandungan-kandungan surahnya di sebelah kanannya ayat 1 sampai ayat 15 terkait
dengan pemisahan hubungan dan perjanjian di antara Muslim dan musyrikin sebelum
pembukaan Kota Mekah. Sebelum Fathu Makkah ada pemisahan hubungan perjanjian antara
muslim dengan musyrikin dan sebelum adanya Fathu Makkah/pembebasan kota Mekkah,
ayat 1 sampai ayat 15 ayat 16 sampai 28 itu terkait dengan perbandingan antara jihad di jalan
Allah dan peranan musyrikin di Mekah, serta penegasan terhadap kepentingan jihad terhadap
orang muslim itu berada di ayat 16 hingga ayat 28 terkait dengan perbandingan jihad di jalan
Allah dan peranan musyrikin di Mekkah serta penegasannya terhadap kepentingan jihad
terhadap orang muslim. Juga ada perang hunain di ayat selanjutnya yaitu ayat 29 sampai 37
terkait dengan larangan kepada ahli kitab dan musyrikin dan seruan agar mereka bertaubat
kepada Allah, jadi ada larangan bagi Ahlul kitab dan larangan bagi musyrikin dan ada seruan
agar mereka semuanya bertaubat kepada Allah. Ayat selanjutnya ayat 38 sampai 110 terkait
dengan peringatan Tarbawi kepada orang yang beriman dan kesadaran orang munafik dan
orang Arab dalam Perang Tabuk. Dua peperangan inilah yang terungkap, diantaranya adalah
yang pertama perang Hunain dan yang kedua adalah perang Tabuk. Surah At-Taubah berarti
pengampunan, termasuk ke surah madaniyah atau ketika turunnya Paskah hijrahnya
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam setelah kembali dari Perang Tabuk tahun ke-9 hijrah.
Ayat ini turun berbarengan dengan Perang Tabuk di tahun ke-9 hijrah, jadi setelah hijrah 9
tahun kemudian turun surah At-taubah, Perang Tabuk juga terjadi di tahun ke-9 hijrah dan
tentu surah At-taubah di mushaf Utsmani masuk ke urutan ke-19 tetapi secara tertib
nuzulinya masuk ke 113 jumlah ayatnya ada 129. Penamaan surah At-taubah ada kaitannya
dengan pembahasan pemutusan perjanjian damai dengan Kubu musyrikin dan
diperbolehkannya memerangi mereka dikarenakan banyak isi perjanjian yang mereka
langgar. Perjanjian-perjanjian itu penting, dari zaman nabi sudah banyak perjanjian-perjanjian
aqabah 1 dan aqabah 2, maka setiap transaksi apapun akan diabadikan melalui perjanjian,
perbedaan yang mencolok antara Surah At-Taubah dengan Surah yang lainnya adalah surah
Attaubah ini tidak diawali dengan bacaan Basmalah, ada tiga alasan yang kuat menurut
pandangan para ulama. Penamaan surah ada yang menamakan surah ‘melepaskan diri’,
Bara’ah (melepaskan diri) kata yang terdapat dalam ayat pertama mengandung arti
pemutusan hubungan atau ikatan perjanjian yang telah disepakati antara kaum muslimin
dengan kaum musyrikin karena banyak perjanjian-perjanjian yang dilanggar, ada lagi
penamaannya adalah surah Al-fatihah (membuka rahasia), karena surah ini telah membuka
rahasia orang-orang munafik yaitu kekufuran dan niat buruk yang tersimpan dalam hati
mereka, karena Allah yang berkehendak maka terbukalah rahasia-rahasia itu dan pada
akhirnya surah ini dinamakan surah al-fatihah. Ada juga yang menyebutnya dengan surah Al
mudamdimah, Kenapa dinamakan surah al-mudamdimah? karena berarti ungkapan atau
curahan murka Allah terhadap orang-orang munafik, ada beberapa ayat terkait dengan
curahan Allah atau murka Allah terhadap orang-orang munafik. Dalam surah At-taubah
terdapat kisah taubatnya tiga orang yang tidak ikut dalam perang Tabuk, di mana ketiganya
ini selalu mengikuti perang melawan musuh-musuh Allah tetapi dalam Perang Tabuk itu
ketiganya tidak ikut, maka karena itu mereka bertaubat kepada Allah, Siapa saja tokoh-tokoh
itu? yaitu ka’ab bin Malik, Hilal bin Umayyah, dan Muraroh bin Arobin, ketiga tokoh ini
yang tidak ikut dalam perang Tabuk padahal pada perang-perang sebelumnya mereka selalu
mengikutinya. Terkait dengan tahun turunnya surah At-taubah para mufassir sepakat bahwa
surat At-taubah ini diturunkan pada akhir tahun ke-9 hijrah, di tahun ke-9 hijrah ini Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersama sejumlah umat Islam berangkat menuju
perang Tabuk dengan maksud untuk menghalau tentara Romawi, tentara Romawi ketika itu
kurang lebih 40.000. Pasca Fathu Makkah, 10.000 pasukan Rasulullah dari Madinah menuju
Mekkah dan seolah-olah Islam sudah menang, akan tetapi dibalik mereka itu ada yang
membayang-bayangi bahwa kekuatan Romawi sangat kuat, dan Islam tidak sebanding
dengan kekuatan Romawi. Raja Romawi yang yang berkuasa ketika itu adalah Heraklius,
tokoh yang disegani dengan 40.000 pasukan yang siap menghancurkan Madinah. Dan hal
yang membuat siap akan keberangkatan umat Islam ketika itu adalah satu spirit jamaah yang
ketika saat itu sedang terjadi paceklik yang luar biasa dan panas yang berkepanjangan terjadi
dan pangan pun agak susah, maka satu yang digelorakan oleh Rasulullah spirit jihad, spirit
wakaf, dan spirit infaq. Sehingga Rasulullah mengajak untuk berwakaf, berinfak. Maka
Rasulullah putuskan untuk melakukan perlawanan peperangan, dan ini adalah peperangan
yang terbesar dengan jumlah pasukan yang saat hanya 10.000, lalu saat sudah
berbondong-bondong Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan diplomasi
diplomasi kepada kabilah-kabilah yang belum memeluk agama Islam dan akhirnya terkumpul
lah pasukan Rasulullah dengan 30.000, lalu Rasulullah menggelorakan wakaf zakat, infaq,
dan sedekah. Maka berbondong-bondonglah diantaranya ada Umar Bin Khattab yang
menyedekahkan separuh harta yang ia punya dan disedekahkan untuk wakaf. Lalu yang
berikutnya Utsman bin Affan menyumbangkan 1000 Dirham, begitupun yang lain-lain yang
menyumbangkan gandum. Dapat dikatakan bahwa perang ini adalah perang tanpa perang,
karena bangsa Romawi di tahun ke-9 hijrah itu mundur dengan sendirinya dan sudah
bertekuk lutut kepada umat Islam yang awalnya hanya 3000 pasukan lalu kemudian dengan
kekuatan 10.000, dan dari 10.000 berbondong-bondong lah menjadi 30.000. ketika itu zaman
Rasul memimpin perang dan Rasulullah meminta Ali bin Abi Thalib untuk menjadi wakilnya
menggantikan kekuasaan di Madinah ketika itu.

Anda mungkin juga menyukai