Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TENAGA SURYA

DESALINASI AIR LAUT TENAGA SURYA

Disusun oleh:

Golongan B ~ Kelompok 2

1. Reihan Abdilana S. (H41201016)


2. Achmad Archam S. (H41201078)
3. Naila Rohmatul H. (H41201165)
4. Indri Pratiwi (H41201348)

Dosen Pengampu:
Risse Entikaria Rachmanita, S.Pd, M.Si

Cover
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN
Dalam beberapa dekade terakhir, permasalahan kebutuhan air bersih untuk
keperluan sehari-hari menjadi tantangan utama dalam permasalahan dunia. Pada
kenyataannya, kini kandungan air banyak tercemar oleh polusi dan iklim yang
tidak normal. Berdasarkan data WHO (2000), diperkirakan terdapat lebih 2 milyar
manusia per hari terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara didunia.
1,1 milyar tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar tidak
mendapatkan sanitasi yang layak. Sedangkan pada tahun 2050 diprediksikan
bahwa 1 dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan air bersih (Gardner-
Outlaw and Engelman, 1997 dalam UN, 2003). Di Indonesia, ancaman akan
kurangnya air bersih tiap tahunnya selalu meningkat. Berdasarkan data World
Resources Institute (WRI) mengenai sumber daya air tawar yang dimiliki oleh
setiap negara di dunia, Indonesia menduduki peringkat ke-51 dengan tingkat krisis
level resiko tinggi (High 40-80% possibility). Akan tetapi dengan garis pantai
sepanjang 81.000 kilometer dan luas wilayah laut sekitar 5,8 juta kilometer
persegi. Indonesia sebenarnya dapat memanfaatkan jumlah air laut yang
melimpah ini sebagai alternatif bahan baku pemenuhan kebutuhan air bersih bagi
masyarakat. Salah satu proses pengolahan air laut menjadi air tawar disebut proses
desalinasi air laut. Dimana desalinasi ini salah satunya memanfaatkan energi surya
untuk membantu proses distilasi air laut menjadi air tawar. Perancangan teknologi
desalinasi yang memanfaatkan sumber energi matahari secara efisien dan
memiliki harga terjangkau untuk masyarakat sangatlah diperlukan. Oleh karena
itu, dalam penelitian ini akan membahas mengenai inovasi teknologi solar still
desalinasi dengan mengoptimumkan aspek material, dan desainnya (Siregar,
2021).
Dari jenis energi yang sering digunakan pada alat desalinasi yaitu matahari,
angin dan panas bumi, energi matahari ialah yang paling banyak digunakan
hingga 73% dibandingkan dengan energi lainnya. Sebelum berkembangnya
penggunaan energi matahari, penggunaan energi listrik juga telah dilakukan,
sekitar 10.000 ton bahan bakar dihabiskan untuk proses desalinasi . Energi yang
diterima sangat berpengaruh terhadap jumlah laju produksi air bersih yang
dihasilkan pada alat desalinasi, maka dibutuhkannya pemanfaatan energi yang
baik guna mengurangi jumlah energi yang terbuang pada saat proses dilakukan.
Dari beberapa literatur yang telah disebutkan di atas dapat digunakan sebagai
acuan pentingnya pengkajian alat desalinasi untuk mendapatkan formula baru
yang berguna dalam meningkatkan produksi air bersih dari alat desalinasi
(Dewantara, 2018).
Saat ini, secara global, teknologi desalinasi yang terpasang 68%
menggunakan teknologi desalinasi membran, 30% teknoli desalinasi termal, dan
2% menggunakan teknologi lainnya. Pertumbuhan kapasitas desalination di
seluruh dunia disajikan pada gambar 2. Desalinasi termal, sangat dominan
sebelum 1990, hal ini sebelum desalinasi dengan teknologi membran popular
(Abdulloh, 2015).
T1 T2 T3 T4
Waktu Ir
T. Ling T. air T. plat. abs T. kaca
10.50 35.0 38.9 34.6 27.4 994.6
10.55 34.5 44.8 33.5 28 1015
11.00 36.5 48.7 27.9 49.2 962.1
11.05 34.3 50.2 47.6 25.9 1007
11.10 39.6 51.3 51.2 49.8 1056
11.15 38.4 52.7 51.1 49.5 1024
11.20 34.6 52 51.1 48.5 989.0
11.25 34.2 52.4 22.3 52.4 1006
11.30 35 51.9 22.3 49.3 996.9
11.35 37.1 54.2 54.7 51.1 1000
11.40 37.2 54.3 53.5 51.7 1018
11.45 36.0 54.1 51.2 51.8 993.0
11.50 37.4 51.6 52.1 50.1 999.3
RATA-
36,14 50,55 42,55 44,98 1004,68
RATA

Anda mungkin juga menyukai