Anda di halaman 1dari 3

Materi keterampilan memberi penguatan

Kelompok 5:

Tasya Sabrina Putri 5404420042

Elang Anugrahesa Sulistyo 5404420047

Lailatul Hidayah 5404420051

Siti Nurhasanah 5404420054

Natalia Inriyani Lumbanraja 5404420068

Pengertian
Penguatan merupakan respon yang diberikan terhadap perilaku atau perbuatan seseorang
yang dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya atau meningkatnya perilaku atau
perbuatan yang dianggap baik tersebut (Winataputra, 2004). Menurut Wartono, penguatan
adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali perilaku itu. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan
penguatan negatif. Dalam kegiatan pembelajaran, penguatan mempunyai peran penting dalam
meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran. Pujian atau respon positif seorang guru
terhadap perilaku siswa yang positif akan membuat siswa merasa senang karena dianggap
mempunyai kemampuan. Namun sayangnya, guru sangat jaran memuji perilaku atau
perbuatan siswa yang positif. Yang sering terjadi, adalah guru menegur atau member respon
negative terhadap perbuatan siswa yang negative. Oleh karena itu, guru perlu melatih diri
sehingga terampil dan terbiasa memberikan penguatan.

Dalam kegiatan pembelajaran , tujuan member penguatan adalah sebagai berikut:

1. meningkatkan perhatian siswa,


2. membangkitkan dan memelihara motivasi siswa,
3. memudahkan siswa belajar,
4. mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa,
5. memunculkan rasa percaya diri pada siswa,
6. mendorong perilaku yang positif pada siswa, dan
7. menjaga kelas yang kondusif.

KOMPONEN KETRAMPILAN MEMBERI PENGUATAN


Penguatan pada dasarnya dapat diberikan dalam dua jenis yaitu penguatan verbal dan
penguatan nonverbal.

1. Penguatan Verbal. Penguatan verbal paling mudah digunakan dalam kegitan


pembelajaran dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan, atau
dorongan yang diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku dan penampilan siswa
yang positif. Contoh: 1) Kata-kata: bagus, baik, luarbiasa, yak, betul. 2) Kalimat:
Pekerjaanmu rapi sekali; Wah, tulisanmu rapid an bagus; Anak-anak yang lain
perlu meniru sikap Dono
2. Penguatan Non-verbal. Penguatan nonverbal dapat ditunjukkan dengan berbagai
cara sebagai berikut:
 Mimik dan gerakan badan. Mimik dan gerakan badan seperti senyuman,
anggukan, tepukan tangan, atau acungan ibu jari dapat mengkomunikasikan
kepuasan guru terhadap siswa, yang tentu saja merupakan penguatan yang sangat
berarti bagi siswa.
 Gerak mendekati. Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan cara
melangkah mendekati siswa, berdiri di samping siswa atau kelompok siswa,
bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama siswa atau kelompok siswa. Tujuan
dari mendekati adalah memberikan perhatian.
 Sentuhan. Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu, atau pundak siswa, menjabat
tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang menang, jika dilakukan dengan
tepat, dapat merupakan penguatan yang efektif bagi siswa. Namun, jenis penguatan
ini harus dipergunakan dengan penuh kehati-hatian dengan memperhatikan umur,
jenis kelamin, serta latar belakang siswa.
 Kegiatan yang menyenangkan. Pada dasarnya, siswa akan menjadi senang jika
diberikan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi kegemarannya
atau sesuatu yang memungkinkan dia berprestasi. Oleh karena itu, kegiatan yang
disenangi siswa dapat digunakan sebagai penguatan.
 Pemberian simbol atau benda. Simbol dapat berupa tanda cek (V), komentar
tertulis pada buku siswa, berbagai tanda dengan warna tertentu misalnya merah,
kuning, hijau, atau biru.
 Penguatan tak penuh. Penguatan tak penuh diberikan untuk jawaban siswa yang
hanya sebagian benar, sedangakan bagian lainnya masih perlu diperbaiki oleh
siswa yang lain.

PRINSIP PENGUATAN
Agar penguatan yang diberikan guru dapat berfungsi secara efektif, guru hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip pemberian penguatan sebagai berikut:

1. Kehangatan dan keantusiaasan. Penguatan yang diberikan guru haruslah disertai


dengan kehangatan dan keantusiasan. Kehangatan dan keantusiasan dapat
ditunjukkan dengan berbagai cara, misalnya dengan muka/wajah berseri disertai
senyuman, suara yang riang penuh perhatian, atau sikap yang member kesan
bahwa penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh.
2. Kebermaknaan. Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa.
Artinya, siswa memang merasa terdorong untuk meningkatkan penampilannya.
3. Menghindari respon negative. Respon negative seperti kata-kata kasar, cercaan,
hukuman, atau ejekan dari guru merupakan senjata ampuh untuk menghancurkan
iklim kelas yang kondusif maupun kepribadian siswa sendiri. Oleh karena itu, guru
hendaknya menghindari segala jenis respon negatif tersebut.
Di samping ketiga prinsip tersebut di atas, dalam memberikan penguatan, guru hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Sasaran penguatan. Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas.
Misalnya, memberikan penguatan kepada siswa tertentu. Setiap penguatan yang
diberikan oleh guru harus jelas sasarannya, apakah ditujukan kepada pribadi
tertentu, kepada kelompok kecil siswa atau kepada seluruh siswa.
2. Penguatan harus diberikan segera. Hal ini bertujuan agar dampak positif yang
diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera
setelah siswa menunjukkan respom yang diharapkan. Dengan perkataan lain, tidak
ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang
diberikan.
3. Variasi dalam penggunaan. Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan
variasi yang kaya hingga dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya.
Penguatan verbal dengan kata-kata yang sama, misalnya: bagus, bagus, bagus,
akan kehilangan makna, hingga tak berarti apa-apa bagi siswa. Demikian juga
penguatan dalam bentuk mimic dan gerakan badan yang diberikan secara terus-
menerus akan membosankan dan tidak berdampak apa-apa. Oleh karena itu, guru
hendaknya berusaha mencari variasi baru dalam member penguatan.

KESIMPULAN
Penguatan adalah respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku siswa yang baik, yang
menyebabkan siswa terdorong untuk mengulangi atau meningkatan perilaku yang baik
tersebut. Penguatan diberikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,
mengontrol dan memotivasi perilaku yang negatif, menumbuhkan rasa percaya diri, serta
memelihara iklim kelas yang kondusif.Penguatan dapat dibagi menjadi penguatan dapat
dibagi menjadi penguatan verbal dan non-verbal. Penguatan verbal diberikan dalam bentuk
kata-kata/kalimat pujian, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, serta benda atau simbol.
Penguatan dapat juga diberikan dalam bentuk penguatan tak penuh, jika respon/perilaku
siswa tidak sepenuhnya memenuhi harapan.

Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1. Kehangatan dan keantusiasan


2. Kebermaknaan
3. Hindari respon negatif
4. Penguatan harus bervariasi
5. Sasaran penguatan harus jelas
6. Penguatan harus bervariasi

DAFTAR PUSTAKA
Saputra, A. M. (2000). Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud.
Winataputra, U. S. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wartono. 2003.Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan

Udin Syaefudin Saud, 2010, pengembangan profesi guru, Bandung, Alfa Beta
Supardi dkk, 2009, profesi keguruan, Jakarta; diadit media.

Anda mungkin juga menyukai