Anda di halaman 1dari 9

Keterampilan Dasar Mengajar

2. Keterampilan Memberi
Penguatan
Penguatan atau reinforcement adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat
meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut.
Penggunaan di Dalam Kelas:
Pemberian penguatan yang tepat serta bijaksana dan didasarkan pada prinsip-prinsip
penggunaan yang benar, akan memberikan manfaat dalam pencapaian tujuan
pembelajaran.
Adapun tujuan yang dicapai adalah:
a. meningkatkan perhatian siswa,
b. membangkitkan dan memelihara motivasi siswa,
c. memudahkan siswa belajar,
d. mengontrol dan memodifikasi perilaku siswa yang kurang positif, serta
e. mendorong munculnya perilaku yang produktif.
Prinsip-prinsip penguatan:
1) Kehangatan dan keantusiasan
2) Kebermaknaan
3) Menghindari penggunaan respons negatif
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan:
a. Sasaran penguatan
Penguatan dapat diberikan kepada individu atau sekelompok siswa. Oleh karena itu,
penguatan yang diberikan guru harus jelas sasarannya.
1) Penguatan kepada pribadi tertentu
2) Penguatan kepada kelompok siswa
b. Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan hendaknya diberikan dengan segera setelah suatu tugas dikerjakan.
Pemberian penguatan yang ditunda, akan menyebabkan penguatan tidak efektif.
c. Variasi penggunaan
Pemberian pujian dengan kata-kata yang sama akan membosankan dan penguatan
menjadi kurang efektif. Jika setiap kali guru menggunakan kata yang sama, misalnya
setiap ada pekerjaan yang diselesaikan dengan baik, guru selalu berkata, “Bagus!” maka
kata “bagus” akan menjadi hambar dan tidak berarti.
Komponen-komponen Keterampilan Memberi Penguatan
a. Penguatan verbal
Komentar yang berupa kata-kata pujian, dukungan, pengakuan merupakan
penguatan verbal. Penguatan ini diberikan sebagai balikan atas penampilan yang telah
dilakukan siswa.
1) Kata-kata, seperti baik, bagus, baik sekali, tepat.
2) Kalimat, seperti Pekerjaanmu rapi benar!
3) Tugasmu selesai tepat waktu! Saranmu baik sekali!
4) Pekerjaanmu makin lama makin baik!
Penguatan nonverbal
1) Penguatan berupa mimik dan gerakan badan
Penguatan yang berupa mimik dan gerakan badan, seperti anggukan, senyuman,
acungan jempol atau tepuk tangan, biasanya disertai penguatan verbal. Misalnya,
guru memuji, “Bagus!” sambil tersenyum dan mengacungkan ibu jari. Namun
demikian, penguatan berupa mimik dan gerakan badan tidak selalu harus
bersamaan dengan penguatan verbal.
2) Penguatan dengan cara mendekati
Jika guru mendekati siswa, berarti guru menunjukkan perhatian terhadap
pekerjaan atau perilaku siswa. Pendekatan ini dapat berupa berdiri di samping
siswa, duduk dekat dengan kelompok siswa, berjalan di sisi siswa, berjalan di
lorong deretan bangku. Penguatan ini biasanya memperkuat penguatan verbal.
Misalnya, guru mendekati suatu kelompok yang sedang mengerjakan tugas,
sambil berdiri atau duduk dekat kelompok itu, guru memberikan penguatan
verbal seperlunya. Dengan demikian, penguatan verbal ini akan diperkuat karena
kehangatan dan keantusiasan guru yang akrab dengan duduk dekat kelompok.
3) Penguatan dengan kegiatan
Penguatan aktivitas terjadi di dalam kelas apabila guru mengadakan suatu
kegiatan atau memberikan tugas yang menarik minat/disenangi atau dibutuhkan
oleh siswa. Kegiatan ini sebaiknya dihubungkan dengan penampilan yang diberi
penguatan. Misalnya, siswa memperoleh prestasi terbaik, diberi penguatan,
yaitu dengan cara diberi tugas untuk memimpin upacara. Tugas-tugas tersebut
diberikan sepanjang disenangi oleh siswa yang bersangkutan.
4) Penguatan dengan sentuhan
Penghargaan kepada siswa dapat dilakukan dengan sentuhan, misalnya menepuknepuk bahu
siswa, menjabat tangan atau mengangkat tangan siswa yang menang
dalam pertandingan. Cara seperti ini disebut penguatan dengan sentuhan (contact
reinforcement). Sudah tentu penguatan ini disesuaikan dengan umur, jenis kelamin
atau budaya setempat. Jika budaya setempat melarang seorang guru pria menyentuh
siswa putri maka sebaiknya guru menghormati adat istiadat tersebut, dengan tidak
melakukan sentuhan. Pemberian penguatan dengan sentuhan juga disesuaikan
dengan tingkatan sekolah, misalnya untuk anak TK, lain dengan siswa SD.
6) Penguatan tidak penuh
Jika siswa memberikan jawaban tetapi tidak seluruhnya benar maka guru
sebaiknya tidak menyalahkan, melainkan memberi penguatan tetapi tidak
penuh, misalnya “Baik, jawabanmu prinsipnya sudah benar, akan tetapi perlu
perbaikan sedikit”. Kemudian, diminta siswa lain untuk menyempurnakan
atau menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui bahwa jawabannya tidak
seluruhnya benar, namun juga tidak salah.
Sumber:
Sri Anitah W., dkk. Strategi Pembelajaran Biologi. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai