Anda di halaman 1dari 40

Kelompok 3

1. Dwi Komalasari
2. Julian Rivalda Prasetyo
3. Khoirotul Rizkiyah
4. Rantih Parila
5. Siti Holipah
6. Tiara Oktaria Gunawan
7. Padia
MODUL 7
Keterampilan Dasar Mengajar 1
KB 1
Keterampilan Bertanya
A. RASIONAL
tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi.
Namun, kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru, tidak hanya
bertujuan tuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk meningkatkan
terjadinya teraksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan
siswa.

B. DEFINISI DAN FUNGSI PERTANYAAN


G. A. Brown dan R. Edmondson (1984) mendefinisikan
pertanyaan sebagai "segala pernyataan yang menginginkan tanggapan
verbal (lisan)". Dengan mengambil definisi ini, ketiga kalimat
tersebut dapat digolongkan pertanyaan. Dengan perkataan lain,
pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, tetapi dapat juga
dalam bentuk kalimat perintah atau kalimat pernyataan.Fungsi
pertanyaan di dalam kegiatan pembelajaran sepintas telah disinggung
dalam bagian A (rasional).
C. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA

1. Keterampilan Bertanya Dasar


a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
b. Pemberian acuan
c. Pemusatan
d. Pemindahan giliran
e. Penyebaran
f. Pemberian waktu berpikir
g. Pemberian tuntunan

2. Keterampilan Bertanya Lanjut


Komponen keterampilan bertanya lanjut terdiri atas:
a. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan.
b. Pengaturan urutan pertanyaan.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak.
d. Peningkatan terjadinya interaksi.
D. PRINSIP PENGGUNAAN

1. Kehangatan dan Keantusiasan


2. Menghindari Kebiasaan-kebiasaan Berikut
a. Mengulangi pertanyaan sendiri
b. Mengulangi jawaban siswa
c. Menjawab pertanyaan sendiri
d. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban
serentak
e. Mengajukan pertanyaan ganda
f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
3. Memberikan Waktu Berpikir
4. Mempersiapkan Pertanyaan Pokok yang akan Diajukan
5. Menilai Pertanyaan yang telah Diajukan
Keterampilan Memberi Penguatan
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Penguatan adalah respons yang diberikan terhadap perilaku atau perbuatan yang dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya
atau meningkatnya perilaku/perbuatan yang dianggap baik tersebut.

B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN


1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal merupakan penguatan yang paling mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yang dapat diberikan dalam bentuk
komentar, pujian, dukungan, pengakuan atau dorongan yang diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku dan penampilan siswa.
2. Penguatan Non verbal
a. Mimik dan gerakan badan Mimik dan gerakan badan seperti senyuman, anggukan, tepukan tangan atau acungan ibu jari dapat
mengomunikasikan kepuasan guru terhadap respons siswa, yang tentu saja merupakan penguatan yang sangat berarti bagi siswa.
b. Gerak mendekati Tujuan gerak mendekati adalah memberikan perhatian, menunjukkan rasa senang akan pekerjaan siswa, bahkan juga
memberi rasa aman kepada siswa.
c. SentuhanSentuhan seperti menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang menang jika
dilakukandengan tepat, dapat merupakan penguatan yang efektif bagi siswa. Namun, jenis penguatan ini harus dipergunakan dengan penuh
kehati-hatian dengan memperhatikan umur, jenis kelamin, serta latar belakang budaya siswa.
d. Kegiatan yang menyenangkan pada dasarnya, siswa akan menjadi senang jika diberikan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi
kegemarannya atau sesuatu yang memungkinkan dia berprestasi.
e. Pemberian simbol atau benda
3. Penguatan Tak Penuh
Penguatan tak penuh diberikan untuk jawaban/respons siswa yang hanya sebagian benar, sedangkan bagian lainnya masih perlu diperbaiki.
C. PRINSIP PENGGUNAAN
1. Kehangatan dan Keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, misalnya dengan
muka/wajah berseri disertai senyuman, suan yang riang penuh perhatian atau sikap yang memberi kesan
bahwa penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh.
2. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa. Artinya, siswa memang merasa
terdorong untuk meningkatkan penampilannya. Misalnya, guru mengatakan "model yang kamu rancang
sangat menarik, karena model yang dibuat siswa tersebut memang benar-benar menarik sehingga siswa benar-
benar merasa bahwa ia memang patut mendapat pujian.
3. Menghindari Penggunaan Respons Negatif
Respons negatif, seperti kata-kata kasar, cercaan, hukuman atau ejekan dari guru merupakan
senjata ampuh yang dapat menghancurkan iklim kelas yang kondusif dan kepribadian siswa sendiri.Dalam
memberika penguatan, guru hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Sasaran penguatan
2. Penguatan harus diberikan dengan segera
3. Variasi dalam penggunaan
KB 3
Keterampilan Mengadakan Variasi
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton.
Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang
sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Misalnya, 2
model baju yang sama, tetapi berbeda hiasannya akan menimbulkan kesan unik
bagi masing-masing model tersebut.
Variasi di dalam kegiatan pembelajaran bertujuan antara lain untuk
hal hal berikut.
1. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
2. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu.
3. Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelidiki hal-hal
baru.
4. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
5. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
B. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
1. Variasi dalam Gaya Mengajar
a. Variasi suara
Oleh karena itu, guru dapat memvariasikan suaranya:
1) dari besar ke kecil;
2) dari tinggi ke rendah;
3) dari cepat ke lambat;
4) dari nada sedih ke nada gembira;
5) dengan memberi tekanan tertentu melalui suara lambat-lambat.

b. Pemusatan perhatian
Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus
disertai isyarat ataugerakan seperlunya. Misalnya, guru mengucapkan kata-kata berikut.
1) "Ini penting diingat", sambil menulis istilah yang perlu diingat.
2) "Perhatikan baik-baik", sambil menunjuk ke gambar di papan tulis.
3) "Jangan lupakan ini", sambil menggarishawahi kata-kata yang dimaksud.
4) "Para ahli selalu membicarakan ini", sambil memperlihatkan gambar tentang hal yang
dibicarakan.
c. Kesenyapan
Kesenyapan dapat pula dimunculkan ketika guru mengajukan pertanyaan, dengan tujuan memberi waktu berpikir
kepada siswa. Setelah diam beberapa saat, barulah guru menunjuk siswa yang akan diminta menjawab pertanyaan tersebut.

d. Mengadakan kontak pandang


Memandang seluruh siswa ketika mulai berbicara dan kemudian memandang siswa tertentu dengan
pemahamannya atau memberi perhatian khusus, mencerminkan keakraban tujuan mengecek hubungan antara guru dan siswa
dalam mengajar.

e. Gerakan badan dan mimik


Mimik dan gerakan badan yang dapat divariasikan, antara lain:
1) ekspresi wajah: tersenyum, mengerutkan kening. mengangkat alis, cemberut, tertawa;
2) gerakan kepala: menggeleng, mengangguk, tegak mengangkat kepala, menunduk;
3) gerakan tangan: mengangkat tangan, mengacungkan ibu jari,mengepalkan tinju untuk menegaskan, bertepuk tangan,
4) gerakan bahu: mengangkat bahu,
5) gerakan badan secara keseluruhan; berdiri kaku, bersikap santai, gerak mendekati atau menjauhi.

f. Perubahan dalam posisi guru


Guru dapat memvariasikan posisinya secara wajar, misalnya berdiri di depan kelas, pindah ke samping atau ke
tengah, ke belakang atau duduk sebentar. Ada kalanya karena tujuan tertentu guru berjalan-jalan di antara siswa untuk melihat
siswa yang sedang bekerja, di saat lain guru mungkin berdiam agak lama di satu tempat membantu siswa yang mendapat
kesukaran. Perubahan posisi guru harus dilakukan dengan niat tertentu serta terkesan wajar dan tidak dibuat-buat.
2. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan
Pola interaksi dalam kegiatan pembelajaran dapat bervariasi dari yang paling didominasi guru sampai yang berpusat pada
siswa sendiri. Dilihat dari pengorganisasian siswa, pola interaksi dapat dibedakan atas pola interaksi klasikal, kelompok, dan perorangan.
Jika pengorganisasian ini dikombinasikan dengan variasi kegiatan siswa maka variasi yang dapat dibuat oleh guru sangat kaya. Berikut ini
diberikan berbagai contoh variasi pola interaksi dan kegiatan.
a. Kegiatan klasikal
1) Mendengarkan informasi dan tanya-jawab secara klasikal/diskusi klasikal.
2) Demonstrasi oleh guru atau siswa tentang satu keterampilan atau percobaan,
3) Menyaksikan tayangan film, video atau permainan peran, yang kemudian diikuti oleh diskusi atau tugas-tugas lain.

b. Kegiatan kelompok kecil


1) Mendiskusikan pemecahan suatu masalah.
2) Menyelesaikan suatu proyek, misalnya laporan tentang suatukegiatan.
3) Melakukan suatu percobaan/observasi.
4) Melakukan latihan suatu keterampilan.

c. Kegiatan berpasangan
1) Merundingkan jawaban pertanyaan yang diajukan secara klasikal.
2) Latihan menggunakan alat tertentu.

d. Kegiatan perorangan
1) Membaca atau menelaah satu materi.
2) Mengerjakan tugas-tugas individual, seperti mengerjakan soal-soal matematika.
3) Melakukan observasi.
4) Melakukan percobaan.
3. Variasi penggunaan alat bantu pembelajaran
Alat bantu pelajaran dapat divariasikan sesuai dengan fungsinya serta variasi kesensitifan indera
para siswa. Sebagaimana diketahui ada siswa yang lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan, melihat,
meraba, mencium atau diberi kesempatan untuk memanipulasi media/alat bantu yang digunakan.

a. Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat dilihat


Variasi alat bantu pembelajaran yang tergolong dalam kelompok ini sangat beragam, seperti
gambar-gambar, diagram, grafik, papan, buletin, slide, ukiran, peta, yang semuanya dapat dipakai guru sesuai
dengan topik yang sedang dibahas, karakteristik siswa, tujuan pengajaran, ketersediaan alat bantu tersebut, serta
yang tak kalah pentingnya, kemampuan guru dalam menggunakannya.

b. Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat didengar


Guru harus mampu memvariasikan suaranya, dari tinggi ke rendah, besar ke kecil, sedih ke
gembira, keras ke lembut atau dari cepat ke lambat. Guru dapat pula menggunakan berbagai variasi alat bantu
yang dapat didengar, seperti rekaman suara binatang, pidato atau suara tokoh tokoh terkemuka.

c. Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat diraba dan dimanipulasi


Tergolong ke dalam bagian ini, antara lain biji-bijian, model, binatang kecil yang hidup, patung, alat mainan atau
alat-alat laboratorium.
C. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar variasi dapat berfungsi secara efektif, guru perlu memperhatikan prinsip
penggunaan sebagai berikut.
1. Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, karakteristik kemampuan siswa, latar belakang sosial budaya, materi yang sedang
disajikan, dan kemampuan guru menciptakan variasi tersebut.
2. Variasi harus terjadi secara wajar, tidak berlebihan sehingga tidakmengganggu terjadinya
proses belajar.
3. Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan, hingga tidak merusak
suasana kelas, dan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar.
4. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan perencanaan yang
baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan dalam rencana pembelajaran. Selain itu,
perubahan komponen keterampilan mengadakan variasi dapat dilakukan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung sesuai dengan balikan yang diterima guru dari siswa selama
pembelajaran berlangsung.
KB 4
Keterampilan Menjelaskan
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
1. membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, dalil, dan sebagainya secara
objektif dan bernalar;
2. membimbing siswa menjawab pertanyaan "mengapa" yang muncul dalam proses
pembelajaran;
3. meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui cara
berpikir yang lebih sistematis;
4. mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya terhadap konsep yang
dijelaskan dan untuk mengatasi salah pengertian;
5. memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penalaran dalam
penyelesaian ketidakpastian.

Sementara itu,penguasaan memungkinkan guru untuk:


1.meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan
penjelasan yang bermakna bagi siswa;
2. memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan;
3. membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber;
4. mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar;
5. menggunakan waktu secara efektif.
B. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENJELASKAN
1. Keterampilan Merencanakan Penjelasan
a. Merencanakan isi pesan (materi)
Perencanaan ini mencakup 3 hal penting, yaitu :
1) Menganalisis masalah yang akan dijelaskan secara keseluruhan, termasuk unsur-unsur yang
terkait dalam masalah itu Misalnya, penjelasan tentang perkembangan kosakata bahasa
Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur komunikasi dan informasi antarsuku bangsa
dan antarbangsa serta ciri khas bahasa Indonesia itu sendiri.
2) Menetapkan jenis hubungan antara unsur-unsur yang berkaitan tersebut. Jenis hubungan dapat
berupa perbedaan, pertentangan, saling menunjang atau hubungan prasyarat. Sebagai contoh,
perbedaan tekanan udara menyebabkan terjadinya angin atau udara yang mengalir.
3) Menelaah hukum, rumus, prinsip atau generalisasi yang mungkin dapat digunakan dalam
menjelaskan masalah yang ditentukan. Termasuk dalam perencanaan ini kemungkinan penerapan
hukum tersebut dalam peristiwa atau situasi lain.

b. Menganalisis karakteristik penerimaan pesan


Karakteristik siswa yang perlu dianalisis antara lain mencakup usia, jenis kelamin,
jenjang kemampuan, latar belakang keluarga, dan lingkungan belajar. Dalam merencanakan
penjelasan, perbedaan-perbedaan karakteristik siswa yang satu dengan yang lain harus selalu
terbayang di benak guru.
2. Keterampilan menyajikan penjelasan
a. Kejelasan
Kejelasan dari suatu penjelasan tergantung dari berbagai faktor seperti: kelancaran dan kejelasan
ucapan dalam berbicara, susunan kalimat yang baik benar, penggunaanistilah-istilah yang sesuai dengan
perbendaharaan bahasa siswa, serta penggunaan waktu "diam sejenak" untuk melihat reaksi siswa
terhadap penjelasan yang diberikan.
b. Penggunaan contoh dan ilustrasi
Contoh-contoh dapat berupa contoh konkret dalam kehidupan, dapat pula berupa ilustrasi yang diambil
dari bidang lain yang kira-kira mudah dipahami oleh siswa.
c. Pemberian tekanan
Guru hendaknya memberi tekanan pada "inti masalah" yang dijelaskan, serta membatasi diri dalam
menyampaikan cerita-cerita sampingan. Ada dua subketerampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam
memberikan tekanan, yaitu variasi gaya mengajar dan membuat struktur sajian.
d. Balikan
Selama memberikan penjelasan, guru hendaknya meluangkan waktu untuk memeriksa pemahaman para
siswa dengan cara mengajukan pertanyaan atau melihat ekspresi wajah siswa setelah mendengarkan
penjelasan guru. Dengan cara seperti ini, guru akan mendapatkan balikan dari penjelasan yang
diberikan.
C. PRINSIP PENGGUNAAN
Dalam memberikan penjelasan, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1. Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (guru), yang mendengarkan, dan bahan yang
dijelaskan. Ketiga komponen ini harus mempunyai kaitan yang jelas sehingga bahan yang
dijelaskan guru sesuai dengan khazanah pengalaman dan latar belakang kehidupan siswa.
2. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, tergantung dari
munculnya kebutuhan akan penjelasan.
3. Penjelasan yang diberikan harus bermakna dan sesuai dengan tujuan pelajaran.
4. Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila kebutuhan akan suatu
penjelasan muncul dari siswa, misalnya siswa mengajukan suatu pertanyaan yang memerlukan
penjelasan.
MODUL 8
Keterampilan Dasar Mengajar 2
KB 1
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Secara umum dapat dikatakan bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah
keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan
keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam
mengakhiri pelajaran.

Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran adalah:
1. menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran;
2. membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran;
3. memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa;
4. menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/diketahui
dengan yang akan dipelajari;
5. memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan
dalam kegiatan belajar.

Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah:
1. memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung,
2. mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani;
3. memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja dikuasai.
B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
1. Membuka Pelajaran
Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah sebagai
berikut.
a. Menarik perhatian siswa
Menarik perhatian siswa merupakan langkah awal dalam membuka pelajaran.
b. Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan membuka pelajaran adalah membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajari
atau memasuki topik/kegiatan yang akan dibahas atau dikerjakan.
c. Memberi acuan
Memberi acuan dalam usaha membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan gambaran singkat
kepada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan dipelajari siswa dalam pelajaran
tersebut.
d. Membuat kaitan
Salah satu aspek yang membuat pelajaran jadi bermakna adalah jika pelajaran tersebut dikaitkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Usaha guru untuk mengaitkan pelajaran baru dengan
pelajaran lama sering disebut sebagai menyajikan bahan apersepsi yang dilakukan pada awal
pelajaran.
2. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan. Agar kegiatan menutup
pelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru diharapkan menguasai cara menutup pelajaran
sebagai berikut.
a. Meninjau kembali (mereviu)
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran, pada setiap akhir penggal kegiatan
guru hendaknya melakukan peninjauan kembali. tentang penguasaan siswa.
b. Menilai (mengevaluasi)
Penggal kegiatan atau akhir satu pelajaran dapat ditutup dengan menilai penguasaan siswa tentang
pelajaran yang telah dibahas.
c. Memberi tindak lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang baru dipelajari, guru perlu
memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa:
1) tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual, seperti pekerjaan rumah (PR);
2) tugas kelompok untuk merancang sesuatu atau memecahkan masalah berdasarkan konsep yang
baru dipelajari.
C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
Sebagaimana hal keterampilan yang lain, penerapan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran harus mengikuti prinsip tertentu. Tanpa memperhatikan prinsip tersebut, kegiatan
membuka dan menutup pelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Prinsip tersebut adalah
bermakna dan berurutan serta berkesinambungan.

1. Bermakna
Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran haruslah bermakna, artinya
relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga mampu
mencapai tujuan yang diinginkan, seperti menarik perhatian, meningkatkan motivasi, memberi
acuan, membuat kaitan, mereviu atau menilai.

2. Berurutan dan Berkesinambungan


Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari kegiatan pembelajaran, dan
bukan merupakan kegiatan yang lepas-lepas dan berdiri sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya
selalu menjaga agar prinsip berurutan dan berkesinambungan ini terwujud di dalam kelas.
KB 2
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Kecil
A. RASIONAL
Sila ketiga dari Pancasila berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan". Sila ini mengisyaratkan kepada kita bahwa musyawarah dan mufakat merupakan
ciri khas kehidupan bangsa Indonesia yang diterapkan untuk menghasilkan berbagai keputusan. Agar proses
musyawarah dan mufakat dapat berlangsung secara efektif sehingga mampu menghasilkan keputusan yang
bermanfaat maka anggota-anggota musyawarah haruslah memiliki keterampilan bermusyawarah.

B. PENGERTIAN
Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai diskusi.
Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus dipenuhi.
1. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota kelompok berkesempatan saling
melihat, mendengar, serta berkomunikasi secara bebas dan langsung.
3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja sama untuk mencapainya
.4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya tujuan kelompok.Di
dalam kegiatan pembelajaran, diskusi kelompok kecil juga harus memenuhi keempat syarat tersebut. Ini berarti
bahwa setiap diskusi kelompok kecil harus mempunyai tujuan yang jelas yang ingin dicapai oleh kelompok.
diskusi berlangsung secara sistematis, dan setiap siswa yang menjadi anggota kelompok mendapat kesempatan
untuk bertatap muka dan mengemukakan pendapat secara bebas, dengan tidak mengabaikan aturan-aturan
diskusi.
C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Membimbing diskusi kelompok secara efektif, ada 6komponen keterampilan yang perlu
dikuasai guru. Keenam komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1. Memusatkan perhatian.
2. Memperjelas masalah dan uraian pendapat.
3. Menganalisis pandangan.
4. Meningkatkan urunan.
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
6. Menutup diskusi.

1. Memusatkan Perhatian
Kegiatan memusatkan perhatian harus dilakukan guru sejak awal sampai akhir diskusi
agar siswa tidak menyimpang dari topik yang dibahas/tujuan yang ingin dicapai.
2. Memperjelas Masalah atau Uraian Pendapat
Tujuan utama memperjelas pendapat siswa adalah agar semua anggota kelompok
mempunyai persepsi/gambaran yang sama terhadap gagasan yang diajukan.
3. Menganalisis Pandangan
Dalam keadaan seperti ini, pemimpin diskusi hendaknya mencoba mengatasi situasi ini
agar para anggota kelompok dapat berpartisipasi secara konstruktif dan kreatif.
4. Meningkatkan Urunan
Salah satu manfaat yang dapat dipetik dari diskusi adalah melatih siswa untuk berpikir kritis dan
berpartisipasi secara aktif. Agar tujuan ini dapat Tercapai, dalam arti bahwa uraian yang diberikan
siswa lebih meningkat kualitasnya, guru sebagai pembimbing diskusi harus mampu mendorong
siswa mempertajam uraian pendapatnya.

5. Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi


Keadaan seperti ini juga mungkin terjadi di dalam kelas. diskusi didominasi oleh guru atau siswa
tertentu sehingga siswa lain hanya berperan sebagai penonton. Jika situasi seperti ini terjadi, tentu
kesimpulan yang didapat tidak dapat dikatakan milik atau hasil kelompok karena hanya dihasilkan
oleh anggota tertentu.

6. Menutup Diskusi
Keterampilan ini perlu dimiliki oleh pemimpin diskusi/guru karena sering sekali terjadi diskusi
berakhir tanpa hasil yang jelas.
D. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat diterapkan secara efektif, Anda harus memperhatikan
prinsip penggunaan diskusi, baik sebelum maupun sesudah berlangsungnya diskusi. Prinsip prinsip penggunaan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas yang siswanya sudah mampu mengungkapkan
pikiran dan perasaan secara lisan.
2. Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topik/masalah yang memerlukan informasi/pendapat dari banyak orang untuk
membahasnya atau memecahkannya.
3. Diskusi kelompok di sekolah dasar masih memerlukan bantuan guru untuk membimbingnya. Oleh karena itu, guru hendaknya
dapat memodelkan fungsi pimpinan diskusi kelompok sehingga secara berangsur-angsur siswa dapat memimpin diskusi.
4. Diskusi harus berlangsung dalam iklim terbuka yang penuh persahabatan sehingga memungkinkan terjadinya sikap saling
menghargai.
5. Sebelum diskusi, guru hendaknya membuat perencanaan dan persiapan yang mencakup hal-hal berikut.
a. Pemilihan topik diskusi.
b. Perencanaan dan penyiapan informasi pendahuluan yang memungkinkan siswa mempunyai latar belakang yang sama terhadap
topik diskusi.
c. Penyiapan diri sebagai pemimpin diskusi, yaitu siap sebagai sumber informasi, motivator ataupun pelaksana fungsi lain.
d. Penetapan kelompok beserta anggota-anggotanya.
e. Pengaturan tempat duduk beserta tempat diskusi setiap kelompok.
6. Diskusi mempunyai kekuatan/keuntungan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
7. Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat menggagalkan atau tidak tercapainya tujuan diskusi.
8.Guru hendaknya menghindari hal-hal berikut.
a. Menyelenggarakan diskusi dengan topik yang tidak sesuai. Hal ini akan menimbulkan kebosanan dan frustrasi.
b. Mendominasi diskusi dengan berbagai informasi.
c. Membiarkan terjadinya monopoli dan penyimpangan.
KB 3
Keterampilan Mengelola Kelas
A. RASIONAL
Kegiatan pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika faktor-faktor yang
mendukung berhasilnya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan. Salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan tersebut adalah iklim belajar yang kondusif atau optimal.

B. PENGERTIAN
Pengelolaan kelas dapat didefinisikan dengan berbagai cara tergantung dari pendekatan
yang dianut.
1. Pendekatan otoriter
2. Pendekatan permisif,
3. Pendekatan modifikasi tingkah laku,
4. Definisi keempat berangkat dari asumsi bahwa proses belajar dapat dimaksimalkan
dalam iklim kelas yang positif.
5.Definisi yang kelima berdasarkan pada asumsi bahwa perilaku siswa sebagai
kelompok kelas mempunyai pengaruh pada terjadinya pembelajaran.

C. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL


Kegiatan pengelolaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan, memelihara
atau mengembalikan kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran
yang efektif, seperti membuat aturan tata tertib kelas atau mengembangkan hubungan
yang sehat dan akrab antara guru siswa dan siswa-siswa.kegiatan instruksional adalah
kegiatan diarahkan untuk membantu siswa menguasai kemampuan yang diharapkan,
seperti memberikan penjelasan, mendiagnosis kesulitan belajar. membimbing diskusi
kelompok atau menyusun lembaran kerja.
D. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN
1. Keterampilan yang Bersifat Preventif
a. Menunjukkan sikap tanggap
mengetahui dengan cepat adanya perubahan-perubahan di dalam kelas Misalnya, ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, guru
segera mengatasinya.
b. Membagi perhatian
Dalam mengelola kegiatan pembelajaran guru dituntut mampu membagi perhatiannya kepada semua siswa.
c. Memusatkan perhatian kelompok
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dapat dipertahankan jika guru mampu secara terus-menerus memusatkan
perhatian kelas kepada tugas yang diberikan.
d. Memberikan petunjuk yang jelas
Petunjuk yang jelas, singkat, dan mudah dimengerti oleh siswa akan sangat membantu kelancaran tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
hingga kondisi belajar dapat dioptimalkan.
e. Menegur
Ada kalanya, guru tidak berhasil menciptakan kondisi belajar yang optimal dengan cara-cara yang telah disebutkan.
f. Memberi penguatan
Penguatan terutama diberikan kepada siswa yang sering mengganggu, tetapi suatu ketika bertingkah laku yang baik.

2. Keterampilan yang Bersifat Represif


Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengatasi gangguan yang muncul secara berkelanjutan sehingga kondisi
kelas yang terganggu dapat dikembalikan menjadi kondisi yang optimal.
a. Memodifikasi tingkah laku
Pendekatan ini memandang bahwa tingkah laku dapat dipelajari melalui kebiasaan. Guru dapat mengubah tingkah laku siswa melalui
penguatan untuk meningkatkan terjadinya tingkah laku yang diharapkan serta melalui hukuman yang bertujuan
mengurangi/menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
b. Pengelolaan kelompok
Pendekatan ini beranggapan bahwa kelas merupakan kelompok masyarakat kecil sehingga masalah-masalah yang muncul sebaiknya
diselesaikan melalui kelompok.
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah pendekatan.
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Agar mampu mengelola kelas secara efektif, guru harus memperhatikan berbagai hal
berikut.
1. Kehangatan dan keantusiasan guru sangat berperan dalam menciptakan iklim kelas yang
menyenangkan.
2. Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk belajar dan berperilaku
baik akan mengurangi kemungkinan munculnya perilaku yang menyimpang.
3. Penggunaan variasi dalam mengajar dapat mengurangi terjadinya gangguan.
4. Keluwesan guru dalam kegiatan pembelajaran dapat mencegah munculnya gangguan.
KB 4
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan
A. RASIONAL
Sebagai individu pada dasarnya manusia memiliki karakteristik dan kebutuhan sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan
yang lainnya.

B. PENGERTIAN
Format kelompok kecil dan perorangan yang dibahas dalam modul ini sehingga sebagai variasi dari kegiatan klasikal
yang sudah merupakan tradisi kehidupan sekolah di Indonesia.

C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Penerapan belajar dalam kelompok kecil dan perorangan, di samping menuntut perubahan peran guru, juga menuntut
adanya perubahan dalam pengelolaan.

D. KOMPONEN KETERAMPILAN
1. Keterampilan Mengadakan Pendekatan secara Pribadi
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya
hubungan yang sehat dan akrab antara guru - siswa dan siswa siswa.
2. Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran
Salah satu peran yang harus dimainkan oleh guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai
organisator kegiatan pembelajaran.
3. Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat membantu para siswa hingga dapat
menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami frustrasi.
4. Keterampilan Merencanakan dan Melakukan Kegiatan Pembelajaran
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, tugas utama guru adalah membantu siswa baik secara kelompok
maupun perorangan agar dapat melakukan kegiatan dengan baik.
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Format mengajar kelompok kecil dan perorangan masih belum biasa bagi banyak guru di Indonesia.
1. Guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya mulai dengan pengajaran kelompok kecil,
kemudian perorangan. Sementara itu, guru yang belum memiliki cukup pengalaman mengajar sebaiknya
mulai dengan pengajaran perorangan, kemudian bertahap ke pengajaran kelompok kecil.
2. Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi umum sebaiknya diberikan secara klasikal,
sedangkan pembahasan lebih lanjut dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan kelompok kecil atau perorangan.
3. Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus melakukan pengorganisasian siswa,
sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan.
4. Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi yang dapat berupa
rangkuman, laporan atau pemantapan, yang memberi kesempatan kepada siswa untuk saling belajar.
5. Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung secara efektif, guru perlu mengenal siswa secara pribadi
sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.6. Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar
dengan bahan yang siap pakai (misalnya modul), belajar sendiri dengan jadwal harian yang disiapkan sendiri
atau dapat pula bergabung dalam kelompok kecil.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai