1. Dwi Komalasari
2. Julian Rivalda Prasetyo
3. Khoirotul Rizkiyah
4. Rantih Parila
5. Siti Holipah
6. Tiara Oktaria Gunawan
7. Padia
MODUL 7
Keterampilan Dasar Mengajar 1
KB 1
Keterampilan Bertanya
A. RASIONAL
tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi.
Namun, kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru, tidak hanya
bertujuan tuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk meningkatkan
terjadinya teraksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan
siswa.
b. Pemusatan perhatian
Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara khusus
disertai isyarat ataugerakan seperlunya. Misalnya, guru mengucapkan kata-kata berikut.
1) "Ini penting diingat", sambil menulis istilah yang perlu diingat.
2) "Perhatikan baik-baik", sambil menunjuk ke gambar di papan tulis.
3) "Jangan lupakan ini", sambil menggarishawahi kata-kata yang dimaksud.
4) "Para ahli selalu membicarakan ini", sambil memperlihatkan gambar tentang hal yang
dibicarakan.
c. Kesenyapan
Kesenyapan dapat pula dimunculkan ketika guru mengajukan pertanyaan, dengan tujuan memberi waktu berpikir
kepada siswa. Setelah diam beberapa saat, barulah guru menunjuk siswa yang akan diminta menjawab pertanyaan tersebut.
c. Kegiatan berpasangan
1) Merundingkan jawaban pertanyaan yang diajukan secara klasikal.
2) Latihan menggunakan alat tertentu.
d. Kegiatan perorangan
1) Membaca atau menelaah satu materi.
2) Mengerjakan tugas-tugas individual, seperti mengerjakan soal-soal matematika.
3) Melakukan observasi.
4) Melakukan percobaan.
3. Variasi penggunaan alat bantu pembelajaran
Alat bantu pelajaran dapat divariasikan sesuai dengan fungsinya serta variasi kesensitifan indera
para siswa. Sebagaimana diketahui ada siswa yang lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan, melihat,
meraba, mencium atau diberi kesempatan untuk memanipulasi media/alat bantu yang digunakan.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran adalah:
1. menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran;
2. membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran;
3. memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa;
4. menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/diketahui
dengan yang akan dipelajari;
5. memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan
dalam kegiatan belajar.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah:
1. memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung,
2. mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani;
3. memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja dikuasai.
B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
1. Membuka Pelajaran
Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah sebagai
berikut.
a. Menarik perhatian siswa
Menarik perhatian siswa merupakan langkah awal dalam membuka pelajaran.
b. Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan membuka pelajaran adalah membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajari
atau memasuki topik/kegiatan yang akan dibahas atau dikerjakan.
c. Memberi acuan
Memberi acuan dalam usaha membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan gambaran singkat
kepada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan dipelajari siswa dalam pelajaran
tersebut.
d. Membuat kaitan
Salah satu aspek yang membuat pelajaran jadi bermakna adalah jika pelajaran tersebut dikaitkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Usaha guru untuk mengaitkan pelajaran baru dengan
pelajaran lama sering disebut sebagai menyajikan bahan apersepsi yang dilakukan pada awal
pelajaran.
2. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan. Agar kegiatan menutup
pelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru diharapkan menguasai cara menutup pelajaran
sebagai berikut.
a. Meninjau kembali (mereviu)
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran, pada setiap akhir penggal kegiatan
guru hendaknya melakukan peninjauan kembali. tentang penguasaan siswa.
b. Menilai (mengevaluasi)
Penggal kegiatan atau akhir satu pelajaran dapat ditutup dengan menilai penguasaan siswa tentang
pelajaran yang telah dibahas.
c. Memberi tindak lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang baru dipelajari, guru perlu
memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa:
1) tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual, seperti pekerjaan rumah (PR);
2) tugas kelompok untuk merancang sesuatu atau memecahkan masalah berdasarkan konsep yang
baru dipelajari.
C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN
Sebagaimana hal keterampilan yang lain, penerapan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran harus mengikuti prinsip tertentu. Tanpa memperhatikan prinsip tersebut, kegiatan
membuka dan menutup pelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Prinsip tersebut adalah
bermakna dan berurutan serta berkesinambungan.
1. Bermakna
Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran haruslah bermakna, artinya
relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga mampu
mencapai tujuan yang diinginkan, seperti menarik perhatian, meningkatkan motivasi, memberi
acuan, membuat kaitan, mereviu atau menilai.
B. PENGERTIAN
Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai diskusi.
Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus dipenuhi.
1. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota kelompok berkesempatan saling
melihat, mendengar, serta berkomunikasi secara bebas dan langsung.
3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja sama untuk mencapainya
.4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya tujuan kelompok.Di
dalam kegiatan pembelajaran, diskusi kelompok kecil juga harus memenuhi keempat syarat tersebut. Ini berarti
bahwa setiap diskusi kelompok kecil harus mempunyai tujuan yang jelas yang ingin dicapai oleh kelompok.
diskusi berlangsung secara sistematis, dan setiap siswa yang menjadi anggota kelompok mendapat kesempatan
untuk bertatap muka dan mengemukakan pendapat secara bebas, dengan tidak mengabaikan aturan-aturan
diskusi.
C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Membimbing diskusi kelompok secara efektif, ada 6komponen keterampilan yang perlu
dikuasai guru. Keenam komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1. Memusatkan perhatian.
2. Memperjelas masalah dan uraian pendapat.
3. Menganalisis pandangan.
4. Meningkatkan urunan.
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
6. Menutup diskusi.
1. Memusatkan Perhatian
Kegiatan memusatkan perhatian harus dilakukan guru sejak awal sampai akhir diskusi
agar siswa tidak menyimpang dari topik yang dibahas/tujuan yang ingin dicapai.
2. Memperjelas Masalah atau Uraian Pendapat
Tujuan utama memperjelas pendapat siswa adalah agar semua anggota kelompok
mempunyai persepsi/gambaran yang sama terhadap gagasan yang diajukan.
3. Menganalisis Pandangan
Dalam keadaan seperti ini, pemimpin diskusi hendaknya mencoba mengatasi situasi ini
agar para anggota kelompok dapat berpartisipasi secara konstruktif dan kreatif.
4. Meningkatkan Urunan
Salah satu manfaat yang dapat dipetik dari diskusi adalah melatih siswa untuk berpikir kritis dan
berpartisipasi secara aktif. Agar tujuan ini dapat Tercapai, dalam arti bahwa uraian yang diberikan
siswa lebih meningkat kualitasnya, guru sebagai pembimbing diskusi harus mampu mendorong
siswa mempertajam uraian pendapatnya.
6. Menutup Diskusi
Keterampilan ini perlu dimiliki oleh pemimpin diskusi/guru karena sering sekali terjadi diskusi
berakhir tanpa hasil yang jelas.
D. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat diterapkan secara efektif, Anda harus memperhatikan
prinsip penggunaan diskusi, baik sebelum maupun sesudah berlangsungnya diskusi. Prinsip prinsip penggunaan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas yang siswanya sudah mampu mengungkapkan
pikiran dan perasaan secara lisan.
2. Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topik/masalah yang memerlukan informasi/pendapat dari banyak orang untuk
membahasnya atau memecahkannya.
3. Diskusi kelompok di sekolah dasar masih memerlukan bantuan guru untuk membimbingnya. Oleh karena itu, guru hendaknya
dapat memodelkan fungsi pimpinan diskusi kelompok sehingga secara berangsur-angsur siswa dapat memimpin diskusi.
4. Diskusi harus berlangsung dalam iklim terbuka yang penuh persahabatan sehingga memungkinkan terjadinya sikap saling
menghargai.
5. Sebelum diskusi, guru hendaknya membuat perencanaan dan persiapan yang mencakup hal-hal berikut.
a. Pemilihan topik diskusi.
b. Perencanaan dan penyiapan informasi pendahuluan yang memungkinkan siswa mempunyai latar belakang yang sama terhadap
topik diskusi.
c. Penyiapan diri sebagai pemimpin diskusi, yaitu siap sebagai sumber informasi, motivator ataupun pelaksana fungsi lain.
d. Penetapan kelompok beserta anggota-anggotanya.
e. Pengaturan tempat duduk beserta tempat diskusi setiap kelompok.
6. Diskusi mempunyai kekuatan/keuntungan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
7. Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat menggagalkan atau tidak tercapainya tujuan diskusi.
8.Guru hendaknya menghindari hal-hal berikut.
a. Menyelenggarakan diskusi dengan topik yang tidak sesuai. Hal ini akan menimbulkan kebosanan dan frustrasi.
b. Mendominasi diskusi dengan berbagai informasi.
c. Membiarkan terjadinya monopoli dan penyimpangan.
KB 3
Keterampilan Mengelola Kelas
A. RASIONAL
Kegiatan pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika faktor-faktor yang
mendukung berhasilnya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan. Salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan tersebut adalah iklim belajar yang kondusif atau optimal.
B. PENGERTIAN
Pengelolaan kelas dapat didefinisikan dengan berbagai cara tergantung dari pendekatan
yang dianut.
1. Pendekatan otoriter
2. Pendekatan permisif,
3. Pendekatan modifikasi tingkah laku,
4. Definisi keempat berangkat dari asumsi bahwa proses belajar dapat dimaksimalkan
dalam iklim kelas yang positif.
5.Definisi yang kelima berdasarkan pada asumsi bahwa perilaku siswa sebagai
kelompok kelas mempunyai pengaruh pada terjadinya pembelajaran.
B. PENGERTIAN
Format kelompok kecil dan perorangan yang dibahas dalam modul ini sehingga sebagai variasi dari kegiatan klasikal
yang sudah merupakan tradisi kehidupan sekolah di Indonesia.
C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Penerapan belajar dalam kelompok kecil dan perorangan, di samping menuntut perubahan peran guru, juga menuntut
adanya perubahan dalam pengelolaan.
D. KOMPONEN KETERAMPILAN
1. Keterampilan Mengadakan Pendekatan secara Pribadi
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya
hubungan yang sehat dan akrab antara guru - siswa dan siswa siswa.
2. Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran
Salah satu peran yang harus dimainkan oleh guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai
organisator kegiatan pembelajaran.
3. Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat membantu para siswa hingga dapat
menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami frustrasi.
4. Keterampilan Merencanakan dan Melakukan Kegiatan Pembelajaran
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, tugas utama guru adalah membantu siswa baik secara kelompok
maupun perorangan agar dapat melakukan kegiatan dengan baik.
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Format mengajar kelompok kecil dan perorangan masih belum biasa bagi banyak guru di Indonesia.
1. Guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya mulai dengan pengajaran kelompok kecil,
kemudian perorangan. Sementara itu, guru yang belum memiliki cukup pengalaman mengajar sebaiknya
mulai dengan pengajaran perorangan, kemudian bertahap ke pengajaran kelompok kecil.
2. Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi umum sebaiknya diberikan secara klasikal,
sedangkan pembahasan lebih lanjut dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan kelompok kecil atau perorangan.
3. Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus melakukan pengorganisasian siswa,
sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan.
4. Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi yang dapat berupa
rangkuman, laporan atau pemantapan, yang memberi kesempatan kepada siswa untuk saling belajar.
5. Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung secara efektif, guru perlu mengenal siswa secara pribadi
sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.6. Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar
dengan bahan yang siap pakai (misalnya modul), belajar sendiri dengan jadwal harian yang disiapkan sendiri
atau dapat pula bergabung dalam kelompok kecil.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH