HUKUM KETENAGAKERJAAN
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
FAKULTAS HUKUM
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah "Kasus Perpanjangan
Kontrak Kerja dengan Syarat Staycation".
A. Latar Belakang
Ditengarai terjadi di banyak pabrik atau tempat kerja yang mayoritas
pekerjanya kalangan perempuan. Fenomena 'staycation' atau kegiatan
menginap ‘bareng bos’ di suatu tempat sebagai syarat perpanjangan kontrak
kerja pegawai atau buruh viral di media sosial saat ini. Persoalan ini
mendapat kecaman publik karena memanfaatkan jabatan atau relasi kuasa
untuk kepentingan pribadi yang merugikan pekerja khususnya perempuan.
Dia menjelaskan, karena posisi para pekerja atau buruh tersebut dalam
posisi tersub-ordinasi karena status sosial atasan dan bawahan, membuat
mayoritas pekerja atau buruh perempuan takut untuk berbicara atas kasus
atau kondisi yang dialaminya. Baginya, fenomena ‘staycation’ dapat
dikategorikan sebagai delik aduan dalam peristiwa pidana. Karenanya
dapat dijerat dengan menggunakan Kitab Undang -
Undang Hukum Pidana (KUHP) dan bukan UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan walaupun alasannya ancaman kontrak tidak diperpanjang
atau akan di PHK apabila tidak menuruti keinginan atasan.
Selain sektor industri manufaktur yang mempekerjakan mayoritas buruh
perempuan menurut Sekretaris Eksekutif Labor Institute Indonesia itu,
sektor industri pertanian dan perkebunan dan rumah tangga adalah sektor
yang ditengarai banyak peristiwa staycation terjadi.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hak dan perlindungan dalam mencegah oknum
dalam kasus tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja merupakan salah satu turunan dari perjanjian pada
umumnya, dimana masing-masing perjanjian memiliki ciri khusus yang
membedakannya dengan perjanjian yang lain. Namun seluruh jenis
perjanjian memiliki ketentuan yang umum yang dimiliki secara universal
oleh segala jenis perjanjian, yaitu mengenai asas hukum, sahnya perjanjian,
subyek serta obyek yang diperjanjikan, sebagaimana telah diterangkan
sebelumnya. Ketentuan dan syarat-syarat pada perjanjian yang dibuat oleh
para pihak berisi hak dan kewajiban dari masing-masing pihak yang harus
dipenuhi. Dalam hal ini tercantum asas kebebasan berkontrak (idea of
freedom of contract), yaitu seberapa jauh pihak-pihak dapat mengadakan
perjanjian, hubungan-hubungan apa yang terjadi antara mereka dalam
perjanjian itu serta seberapa jauh hukum mengatur hubungan antara para
pihak.
c) Adanya waktu
Adanya waktu yang dimaksud adalah dalam melakukan pekerjaan harus
disepakati jangka waktunya.Unsur jangka waktu dalam perjanjian kerja
dapat dibuat secara tegas dalam perjanjian kerja yang dibuat misalnya
untuk pekerja kontrak, sedangkan pekerja tetap hal ini tidak diperlukan.
d) Adanya Upah
Upah memegang peran penting dalam hubungan kerja (perjanjian kerja)
bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama seorang pekerja pada
pengusaha adalah untuk memperoleh upah. Sehingga jika tidak ada unsur
upah, maka suatu hubungan tersebut bukan merupakan hubungan kerja.
Untuk program jaminan sosial nasional saat ini telah diatur dalam ketentuan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS), yang selanjutnya dibentuk 2 (dua) BPJS yaitu BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS kesehatan menyelenggarakan
program jaminan kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan menyelenggarakan
program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan
jaminan kematian.
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus tersebut harus diingat sebagai tanda serius bahwa lingkungan kerja
masih belum bisa menjadi tempat yang aman bagi pekerjanya. Direktur
Jenderal Hak Asasi Manusia Kemenkumham Dhahana Putra mengatakan
tindakan bos salah satu perusahaan di Cikarang yang tidak memperpanjang
kontrak pegawai perempuan karena menolak staycation merupakan bukan
hanya bentuk pelanggaran HAM, melainkan juga permasalahan HAM.
"Jika benar isu viral di Cikarang tersebut terjadi, maka ini bukan semata
pelanggaran hukum, tetapi juga permasalahan HAM," kata Dhahana dalam
keterangan resmi, Sabtu, 6 Mei 2023.
Ia mengatakan modus keji pelecehan seksual yang dilakukan atasan di
perusahaan semacam itu dinilai benar-benar mencederai hak asasi para
pekerja perempuan. Padahal, kata Dhanana, pemerintah telah berkomitmen
untuk terus mendorong penghormatan, perlindungan, pemajuan, penegakan
dan pemenuhan HAM (P5HAM) bagi perempuan. Selain UUD NRI 1945
dan UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, komitmen
perlindungan HAM bagi perempuan yang dilakukan pemerintah adalah
dengan meratifikasi Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) melalui Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984.
BAB IV
PENUTUP
Kasus tersebut harus diingat sebagai tanda serius bahwa lingkungan kerja
masih belum bisa menjadi tempat yang aman bagi pekerjanya. Direktur
Jenderal Hak Asasi Manusia Kemenkumham Dhahana Putra mengatakan
tindakan bos salah satu perusahaan di Cikarang yang tidak memperpanjang
kontrak pegawai perempuan karena menolak staycation merupakan bukan
hanya bentuk pelanggaran HAM, melainkan juga permasalahan HAM.
https://hukumonline.com/berita/a/staycation-sebagai-syarat-perpanjangan-
kontrak-kerja-dapatkah-dipidana-lt6454c731c5893/
https://www.konde.co/2023/05/jadi-syarat-perpanjangan-kontrak-kerja-
karyawati-di-cikarang-staycation-itu-apa-sih.html/
https://repository.uin-
suska.ac.id/15942/8/8.%20BAB%20III__2018244IH.pdf
https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/666/5/121803028_file%
205.pdf