Disusun Oleh :
Kelompok 1
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. atas nikmat sempat dan sehat dari Nya
sehingga pengerjaan tugas makalah ini selesai dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam tak lupa kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. atas
perjuangan beliau membawa umat manusia dari zaman Jahiliyyah ke zaman
Islamiyah.
Disisi lain saya menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna. Dengan demikian saya sangat mengharapkan kritik, masukan dan saran
yang bersifat membangun serta perbaikan yang dapat menjadi landasan saya dalam
menyusun makalah selanjutnya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Numerasi berasal dari kebutuhan manusia untuk menghitung,
mengukur, dan merepresentasikan jumlah atau nilai. Numerasi adalah
sistem atau metode yang digunakan dalam penulisan dan pengaturan
angka. Pada awalnya, manusia menggunakan metode yang sederhana
seperti menghitung dengan menggunakan jari-jari tangan atau
menggunakan benda-benda sebagai penanda jumlah. Namun seiring
perkembangan masyarakat dan kebutuhan yang semakin kompleks,
manusia mulai menciptakan sistem numerasi yang lebih terstruktur.
Sistem numerasi yang paling umum digunakan saat ini adalah sistem
numerasi desimal, yang menggunakan basis 10. Hal ini sangat
berpengaruh oleh banyak budaya di dunia, seperti penggunaan angka
Arab dan sistem Hindu-Arab. Sistem ini memungkinkan penggunaan
angka 0 hingga 9 untuk merepresentasikan angka dan melakukan
operasi matematika dengan mudah.
Selain numerasi desimal, manusia juga mengembangkan sistem
numerasi lainnya seperti biner (basis 2), oktal (basis 8), dan
heksadesimal (basis 16). Sistem numerasi ini digunakan dalam bidang
komputer dan matematika, di mana biner digunakan dalam representasi
data digital dan heksadesimal digunakan dalam pemrograman komputer.
numerasi juga dipengaruhi oleh budaya dan peradaban manusia. Budaya
kuno seperti Sumeria, Yunani, Mesir, dan Romawi memiliki sistem
numerasi yang berbeda-beda. Beberapa sistem numerasi kuno
digunakan dalam bidang astronomi, kalender, dan perhitungan
bangunan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Numerasi?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Numerasi?
3. Apa Jenis-Jenis Numerasi?
C. Tujuan
1. Untuk menegtahui pengertian numerasi
2. Agar mengetahui ruang lingkup numerasi
3. Agar mengetahui jenis-jenis numerasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Numerasi
Numerasi secara sederhana, adalah kemampuan/keterampilan
setiap individu untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan operasi hitung
bilangan di dalam kehidupan sehari-hari yaitu konsep penjumlahan,
pembagian, dan perkalian, Pengaplikasiannya dapat dilakukan dalam
berbagai aktivias pekerjaan maupun partisipasi sebagai warga negara dalam
kehidupan masyarakat. Termasuk juga di dalamnya,
kemampuan/keterampilan dalam menganalisis/menginterpretasi data
(informasi) dalam bentuk data kuantitatif (data dalam bentuk angka) yang
ada di lingkungan kita dan data dari berbagai media cetak maupun
elektronik. Artinya, numerasi tidak terlepas dari konsep matematika karena
numerasi terintegrasi dengan kemampuan/keterampilan dalam
mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan nyata.
Terdapat beberapa informasi tentang definisi dari 'numerasi".
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Numerasi adalah kemampuan dalam pemecahan masalah (problem
solving). menganalisis data (informasi), dan menjelaskan proses yang ada
kaitannya dengan numerasi (Kurniasih, 2019).
2. Numerasi adalah kesediaan, percaya diri, dan kemampuan untuk melibatkan
diri dalam informasi kuantitatif (spasial) dalam membuat keputusan
padasemua aspek kehidupan sehari-hari berdasarkan informasi (Alberta,
2018 dalam Mahmud & Pratiwi, 2019).
3. Manusia dapat disebut berhasil melakukan kegiatan numerasi apabila telah
mampu (Kurniasih 2019)):
a. memahami dasar-dasar operasi hitung matematika yaitu
penjumlahan.pengurangan, perkalian dan pembagian.
3
b. percaya diri dalam melakukan operasi hitung matematika secara
efektif.1
Numerasi (berhitung) adalah kemampuan dalam memahami angka
serta konsep matematika pada konteks yang beraneka ragam sehingga
dapat dipergunakan pada kehidupan sehari-hari. Secara ringkas, dapat
didefinisikan sebagai kemampuan mengaplikasikan konsep bilangan
dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari.2
Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi
hitung di dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk
menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita.
Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan
cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk
memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan tersebut juga merujuk pada
apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis,
misalnya grafik, bagan, dan tabel.
Pengetahuan matematika saja tidak membuat seseorang memiliki
kemampuan numerasi. Numerasi mencakup keterampilan
mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi real
sehari-hari. Keterampilan tersebut muncul pada saat permasalahannya
sering tidak terstruktur (unstructured), memiliki banyak cara
penyelesaian, atau bahkan tidak ada penyelesaian yang tuntas, serta
berhubungan dengan faktor nonmatematis. 3
1 Dian Aswita, dkk, Pendidikan Literasi : Memenuhi Kecakapan Abad 21, Yogyakarta, K - Media
Anggota IKAPI, 2022, hlm 80-81.
2 Heris Kurniawan, Eva Susanti, Pembelajaran Matematika dengan STEM (Science, Technology,
4
2. Ruang Lingkup Numerasi
Program pembelajaran yang baik ditunjukkan dengan
kebermakanaan dan kemanfaatan aktivitas belajar bagi siswa maupun
lingkungannya. Siswa akan memperoleh makna dan manfaat dari
pembelajaran ditunjang dengan pembelajaran yang melingkupi konteks
kehidupan sehari-hari. Konteks dalam pembelajaran menunjukkan aspek
kehidupan atau situasi untuk konten yang dipakai. Konteks dalam literasi
numerasi mencakup konteks yang dekat dengan dunia peserta didik, sosial,
budaya, lingkungan, sains, maupun keilmuan matematika. Konteks pada
literasi numerasi dikategorikan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya,
dan saintifik.
1. Personal
Konteks ini berfokus pada aktivitas seseorang, keluarganya, atau
kelompoknya. Jenis-jenis konteks yang dapat dianggap pribadi
ini antara lain dapat meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
persiapan makanan, belanja, permainan, kesehatan pribadi,
transportasi pribadi, olahraga, perjalanan, penjadwalan pribadi,
dan keuangan pribadi (Definisi Konteks Personal, 2018, PISA
Framework). Konteks ini juga mencakup hobi, cita-cita, dan
juga cara sesorang dalam melakukan pekerjaan seperti
mengukur, menghitung biaya, memesan bahan untuk bangunan,
penggajian, akuntansi, kontrol kualitas, penjadwalan, dan
pengambilan keputusan terkait pekerjaan (Definisi Konteks
Pekerjaan, 2018, PISA Framework). Dengan adanya konteks ini
diharapkan peserta didik dapat mengenali peran matematika
dalam kehidupan pribadi mereka.
2. Sosial-Budaya
Masalah yang diklasifikasikan dalam konteks ini adalah masalah
komunitas atau masyarakat (baik itu lokal/daerah, nasional,
maupun global). Konteks ini antara lain dapat meliputi sistem
5
pemungutan suara, transportasi publik, pemerintahan, kebijakan
publik, demografi, periklanan, statistik, dan ekonomi nasional.
Meskipun individu tidak terlibat secara pribadi dalam hal-hal
yang telah disebutkan, namun kategori konteks ini
memfokuskan masalah pada perspektif/pandangan masyarakat
(Definisi Konteks Sosial, 2018, PISA Framework). Konteks ini
juga meliputi masalah sosial dan kebudayaan. Peserta didik
diharapkan dapat mengenali peran matematika dalam hidup
sebagai anggota yang konstruktif. Misalnya menghitung
persentase makanan yang terbuang (wastefood) di seluruh dunia
setiap harinya atau menghitung persentase penduduk yang
mengalami kelaparan.
3. Saintifik
Masalah yang diklasifikasikan dalam konteks ini berkaitan
dengan aplikasi matematika di alam semesta dan isu serta topik
yang berkaitan dengan sains dan teknologi. Konteks ini dapat
meliputi antara lain cuaca atau iklim, ekologi, ilmu medis (obat-
obatan), ilmu ruang angkasa, genetika, pengukuran, dan
keilmuan matematika itu sendiri. Konteks yang terkait dengan
keilmuan matematika disebut konteks intra-matematika,
sedangkan yang terkait dengan keilmuan lainnya disebut ekstra-
matematika. Misalnya menghitung volume bangun ruang
termasuk intra- matematika, sedangkan menghitung waktu
paruh zat radioaktif termasuk ekstra-matematika.4
4Sutama, dkk, Desain pembelajaran berorientasi literasi numerasi sekolah dasar, Jawa tengah,
Muhammadiyah University Press, 3-9.
6
3. Jenis-Jenis Numerasi
Ada beberapa jenis numerasi yang umum digunakan, antara lain:
1. Numerasi Desimal: Numerasi desimal adalah sistem penulisan angka
menggunakan basis 10, dengan menggunakan angka 0 hingga 9.
Contoh: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dst.
2. Numerasi Biner: Numerasi biner merupakan sistem penulisan angka
menggunakan basis 2, dengan hanya menggunakan dua digit yaitu 0 dan
1.
Contoh: 0, 1, 10, 11, 100, 101, 110, dst.
3. Numerasi Oktal: Numerasi oktal adalah sistem penulisan angka
menggunakan basis 8, dengan menggunakan angka 0 hingga 7.
Contoh: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, dst.
4. Numerasi Heksadesimal: Numerasi heksadesimal adalah sistem
penulisan angka menggunakan basis 16, dengan menggunakan angka 0
hingga 9 dan huruf A hingga F untuk mewakili angka 10 hingga 15.
Contoh: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F, 10, 11, dst.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Numerasi, adalah kemampuan/keterampilan setiap individu untuk
mengaplikasikan konsep bilangan dan operasi hitung bilangan di dalam
kehidupan sehari-hari. Dan memiliki ruang lingkup yang Program
pembelajarannya yang baik ditunjukkan dengan kebermakanaan dan
kemanfaatan aktivitas belajar bagi siswa maupun lingkungannya. . Konteks
pada literasi numerasi dikategorikan menjadi tiga, yaitu personal, sosial
budaya, dan saintifik. Dan memiliki 3 jenis yaitu Numerasi Desimal,
Numerasi Biner, Numerasi Oktal, Numerasi Heksadesimal.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
Contoh Soal Numerasi
10
3. Berat badan Andre 95 kg, Risa 83 kg dan Joko 35 kg. Mereka ingin menaiki
lift secara bersama-sama. Kapasitas lift saat kosong yaitu 550 kgSaat lift
kosong berapa paling banyak orang dengan berat badan sama dengan Andre
yang dapat masuk?
a. 1
b. 5
c. 6
d. 8
11
12