Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok Klimatologi

Kelompok 5 :
Amalia Nugrahaningtyas (225040207111082)
Nadya Ghina Dewanti (225040207111083)
Karina Ayu Wulandari (225040207111173)
Aura Syabandriah (225040207111175)
Geri Manogi Pasaribu (225040207111267)

Faktor yang mempengaruhi Evaporasi :


1. Kelembaban udara
Kelembapan udara adalah kandungan uap air yang ada di dalam udara. Jumlah air
yang ada dalam udara ini sebenarnya hanya sebagian kecil dari seluruh
atmosfer.Perbedaan tekanan uap
menyebabkan, terjadinya penguapan. Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara
semakin banyak, tekanan uap airnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan
tekanan uap semakin kecil, sehingga menyebabkan berkurangnya laju penguapan.
Apabila udara di atas permukaan air sudah jenuh uap air, tekanan udara telah
mencapai tekanan uap jenuh, dimana pada saat itu penguapan terhenti (Hartini, 2017).

2. Angin
Angin merupakan udara yang bergerak. Pergerakan angin disebabkan oleh beberapa
hal. Salah satunya karena bumi berputar atau berotasi. Udara juga bergerak karena
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya.
Apabila proses evaporasi terus berlangsung udara akan menjadi jenuh terhadap uap
air dan evaporasi akan terhenti. Agar proses penguapan dapat berjalan terus, lapisan
udara yang telah jenuh harus diganti dengan udara kering. Penggantian tersebut dapat
terjadi apabila ada angin. Di daerah terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih
besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam (Hartini, 2017).

3. Suhu
Suhu atau temperatur merupakan suatu ukuran panas atau dinginnya suatu benda.
Temperatur adalah salah satu besaran pokok fisika. Temperatur adalah besaran fisika
yang menyatakan derajat panas suatu zat.
Perbedaan suhu dan temperatur adalah bahwa temperatur adalah ukuran kualitatif
(panas dan dingin) yang menyatakan panas atau dinginnya suatu zat. Sedangkan suhu
adalah ukuran kuantitatif (berapa derajat panasnya) yang menyatakan secara spesifik
berapa tingkat atau derajat panasnya.
Semakin tinggi temperatur, semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap air.
Selain itu, semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air meningkat, sehingga
molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapisan udara di atasnya dalam bentuk
uap air (Hartini, 2017).

4. Tekanan Uap Air di Udara


Laju molekul air meninggalkan permukaan air akan tergantung pada tekanan uap dari
zat air. Begitu pun dengan laju molekul air tergantung pada tekanan uap di udara.
Oleh karena itu, evaporasi tergantung pada perbedaan antara tekanan uap air dan zat
cair dengan tekanan uap air dari udara di aras permukaan air (Hartini, 2017).
Tanaman Semusim Semangka

Kebutuhan Air Tanaman:


kebutuhan air yang diperlukan dari fase awal hingga fase akhir adalah 776 mm.
Misal : luas polibag =3,14 x 10 cm x 10 cm = 314 cm2
Jumlah total kebutuhan air tan kacang hijau = 776 mm x 314 cm2
= 77,6 cm x 314 cm2
= 24.366,4 cm3
= 24,3664 dm3
= 24,3664 liter
Koefisien crop (kc) semangka :
Initial Stage (1-10 hari) : 0,40
Crop Dev-Stage (1-20 hari) : 0,75
Mid Season Stage (1-20 hari) : 1,00
Late Season Stage (1-30 hari) : 0,70
Total : 2,85
Kebutuhan Air tiap Fase :
Initial Stage : (0,40/2,85 x 24,3664) / 10 hari = 0,34 liter/hari
Crop Dev-Stage : (0,75/2,85 x 24,3664) / 20 hari = 0,32 liter/hari
Mid Season Stage : (1,00/2,85 x 24,3664) / 20 hari = 0,42 liter/hari
Late Season Stage : (0,70/2,85 x 24,3664) / 20 hari = 0,29 liter/hari
Sumber: Cahyani et al. (2017)
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, N. P. L., Sukerta, I. M., & Suryana, I. M. (2017). Penentuan Waktu Tanam
Semangka (Citrullus Vulgaris) Berdasarkan Neraca Air Lahan di Kecamatan
Mendoyo Kabupaten Jembrana. Jurnal Agrimeta, 7(13).
Hartini, E. (2017). Modul Hidrologi & Hidrolika Terapan. Universitas Dian Nuswantoro
Semarang, 5–7.

Anda mungkin juga menyukai