Anda di halaman 1dari 25

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : SITI MARIYAM

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 856264374

Tanggal Lahir : 04 MARET 1994

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4106/ Pendidikan IPS di SD

Kode/Nama Program Studi : 119/ PGSD S1

Kode/Nama UPBJJ : 14/ PADANG

Hari/Tanggal UAS THE : KAMIS/06 JULI 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : SITI MARIYAM


NIM : 856264374
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4106/ Pendidikan IPS di SD
Fakultas : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
Program Studi : PGSD S1
UPBJJ-UT : PADANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.

Silaut, 06 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

SITI MARIYAM
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban soal nomor 1


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu matapelajaran yang diberikan mulai dari
SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI matapelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Di sekolah, IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang
didasarkan pada bahan kajian goegrafi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara dengan
menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat.
Menurut Oemar (1992: 3) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu bidang studi yakni merupakan
kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti Ilmu bumi, Ekonomi-Politik,
Sejarah, Antropologi dan sebagainya. Hal ini juga selaras dengan pengertian IPS menurut Sapriya (2009:3) bahwa
mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan
Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.
Dari pengertian Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) menurut kedua ahli tersebut maka dapat disimpulkan IPS
merupakan suatu bidang studi yang didalamnya terdapat perpaduan beberapa mata pelajaran seperti ilmu bumi,
Ekonomi politik, Sejarah, Geografi dan lainnya. Sedangkan menurut Berhard G. Killer (dalam Oemar Hamalik 1992:6)
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah studi yang memberikan pemahaman pengertian-pengertian tentang cara-cara
manusia hidup, tentang kebutuhankebutuhan dasar manusia, tentang kegiatan-kegiatan dalam usaha memenuhi
kebutuhan itu, dan tentang lembaga-lembaga yang dikembangkan sehubungan dengan hal-hal tersebut.
Pengertian yang disampaikan oleh Berhard tersebut hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh
Arnie (2002:104) bependapat bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang mengkaji seperangkat fakta,
peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya,
masyarakatnya, bangsanya dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk
masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.
Dari pengertian IPS menurut ketiga ahli tersebut maka dapat disimpulkan IPS merupakan ilmu yang
mempelajarari tentang kehidupan manusia mulai dari perilaku manusia, cara hidup manusia, hingga kebutuhan-
kebutuhan manusia yang diperlukan untuk hidup. Nasution (dalam Daldjoeni 1981) berpendapat jika IPS adalah
pelajaran yang merupakan suatu fusi atau paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial, pendapat lain tentang
pengertian IPS juga disampaikan oleh Somantri dalam Sapriya (2009:11) jika pendidikan IPS adalah seleksi dari
disiplin-disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara
ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
Pengertian IPS menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan jika IPS merupakan suatu mata pelajaran
yang terintegrasi dari beberapa mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan manusia dan lingkungan dengan
tujuan untuk mengembangkan kehidupan manusia agar dapat hidup dengan lebih baik lagi.
Menurut Dewi, 2019, p. 1 ; Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu ilmu yang mengkaji interaksi
sosial manusia, yang meliputi interaksi manusia dengan manusia dan interaksi manusia dengan alam.
Pendidikan IPS bertujuan untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar agar dapat
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya serta berbagai bekal
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, tujuan yang lain yaitu mengenal
konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan
dasar untuk berpikir kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
Tujuan IPS menurut Supardi (2011: 186-187) yaitu menjadikan siswa sebagai warga negara yang
baik, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inkuiri, melatih belajar mandiri, mengembangkan
kecerdasan dan keterampilan sosial, menghayati nilai moral, serta mengembangkan kesadaran dan
kepedulian terhadap masyarakat.
Tujuan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pada tingkat SD adalah untuk mengembangkan
pemahaman siswa tentang dunia sosial, ekonomi, dan lingkungan di sekitar mereka. Tujuan ini meliputi:
1. Memahami konsep dan prinsip-prinsip sosial.
Siswa diharapkan dapat memahami konsep dasar seperti identitas, kehidupan bersosialisasi,
kegiatan ekonomi, dan pengelolaan lingkungan. Mereka juga diharapkan memahami prinsip-prinsip
sosial seperti kerjasama, toleransi, keadilan, dan demokrasi
2. Mengembangkan pemahaman tentang interaksi manusia dengan lingkungan.
Siswa diharapkan dapat memahami keterkaitan antara manusia dengan lingkungan fisik dan
alam sekitar. Mereka juga diajarkan untuk menghargai keanekaragaman budaya dan lingkungan.
3. Memahami prinsip-prinsip dasar ekonomi.
Siswa diharapkan dapat memahami prinsip-prinsip dasar ekonomi seperti produksi,
distribusi, dan konsumsi. Mereka juga diajarkan tentang pentingnya pengelolaan sumber daya
ekonomi dengan bijak.
4. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan sosial:
Pembelajaran IPS juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, seperti
mengidentifikasi masalah sosial, menganalisis informasi, dan mengambil keputusan yang tepat.
Siswa juga diajarkan keterampilan sosial seperti berkomunikasi secara efektif, bekerja sama dalam
kelompok, dan memahami perspektif orang lain.
Peran guru adalah untuk mendidik, mengajar dan melatih para siswa supaya bisa menjadi individu
yang berkualitas baik dari segi akhlak maupun intelektualnya. Peran guru adalah terciptanya serangkaian
tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan
kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya (Moch. Uzer Usman,
2011:4). Guru haruslah menjadi teladan, seorang model sekaligus mentor dari anak/siswa di dalam
mewujudkan perilaku yang berkarakter yang meliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa. Konsep pendidikan
menurut Ki Hadjar Dewantara dengan menerapkan “Sistem Among”, “Tutwuri Handayani” dan “Tringa”.
Peran guru dalam mengembangkan pemahaman siswa tentang konsep dan rasional hakikat,
landasan, dan kurikulum pendidikan IPS pada SD adalah sebagai berikut:
1. Menjadi fasilitator pembelajaran
Guru memiliki peran sebagai fasilitator dalam memandu siswa dalam memahami konsep-
konsep IPS. Mereka menggunakan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk
membantu siswa mengembangkan pemahaman yang baik.
2. Mendorong pemikiran kritis
Guru perlu mendorong siswa untuk berpikir kritis terhadap berbagai informasi yang mereka
terima. Guru dapat memberikan pertanyaan, diskusi, atau tugas-tugas yang melibatkan pemikiran
kritis, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi
informasi.
3. Mengaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari
Guru dapat membantu siswa untuk mengaitkan pembelajaran IPS dengan konteks kehidupan
sehari-hari mereka. Melalui studi kasus, pengamatan lapangan, atau diskusi, guru dapat membantu
siswa memahami bagaimana konsep IPS diterapkan dalam kehidupan nyata.
4. Memberikan pengalaman praktis
Guru dapat memberikan pengalaman praktis kepada siswa melalui simulasi, permainan
peran, atau proyek-proyek terkait dengan isu-isu IPS. Hal ini dapat membantu siswa memahami dan
mengaitkan konsep IPS dengan situasi nyata, serta mengembangkan keterampilan sosial dan
penerapan konsep-konsep dalam konteks yang relevan.
5. Membantu siswa memahami rasional, hakikat, landasan, dan kurikulum pendidikan IPS: Guru
memiliki peran penting dalam menjelaskan kepada siswa mengenai rasional, hakikat, landasan, dan
kurikulum pendidikan IPS.
Mereka menjelaskan mengapa pembelajaran IPS penting bagi perkembangan siswa, menjelaskan
tujuan dan manfaat dari pembelajaran tersebut, serta memberikan gambaran tentang struktur dan isi
kurikulum IPS yang harus dipelajari.
Melalui peran tersebut, guru dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang mendalam
tentang konsep-konsep IPS, memahami hubungan antara diri mereka dengan lingkungan sosial, ekonomi,
dan lingkungan, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan sosial yang penting untuk
kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban soal nomor 2


Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi
akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Global warming
merupakan suatu proses yang ditandai dengan naiknya suhu atmosfer , laut, dan daratan. Sekedar info ,
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F).
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian
besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia”[1] melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua
akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan
itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa
mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian
terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus
berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini
mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan
jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil
pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang
diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang
terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi
perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk
mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-
konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan
meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Pemanasan global merujuk pada peningkatan suhu rata-rata di permukaan Bumi akibat peningkatan
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Ada beberapa penyebab utama pemanasan global, antara lain:
1. Emisi Gas Rumah Kaca
Penyebab utama pemanasan global adalah emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida
(CO2) yang berasal dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil (minyak, batu bara,
gas alam), deforestasi, dan industri. Gas rumah kaca ini menciptakan efek rumah kaca di atmosfer,
memerangkap panas matahari dan meningkatkan suhu global.
2. Deforestasi
Pembabatan hutan yang masif juga berkontribusi pada pemanasan global. Hutan berfungsi
sebagai penyerap karbon alami, tetapi ketika hutan ditebang, karbon yang terkandung dalam
tumbuhan dilepaskan ke atmosfer sebagai CO2. Selain itu, deforestasi juga mengurangi kemampuan
alam untuk menyerap CO2, yang menyebabkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di
atmosfer.
3. Efek umpan balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih
banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air
absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2
memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat
dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan
meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan
sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan.
Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa
detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit
direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan
jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model
yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan
berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif
(menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke
Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo)
oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan
kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air
dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya
lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi
Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair,
menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang
meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini
diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi
pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
4. Variasi Matahari
Variasi Matahari selama 30 tahun terakhir.Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi
dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi
kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat
efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya
efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak
telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor
utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan
tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari
dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari
masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah
diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa
Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global
selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya
mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan
terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga
mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang
remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan
sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi
pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
5. Peternakan (konsumsi daging)
Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan oleh Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC), satu badan PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia,
terungkap bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet kita
semakin panas. Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida beranjak naik mulai dari 280 ppm
menjadi 379 ppm dalam 150 tahun terakhir. Tidak main-main, peningkatan konsentrasi CO2 di
atmosfer Bumi itu tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir!
IPCC juga menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, seperti karbon
dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis
menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas
rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan
penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan
menyumbang pada pemanasan global.
Dampak pemanasan global dapat dirasakan baik oleh lingkungan maupun manusia, antara lain:
1. Perubahan Iklim
Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim yang drastis. Pola cuaca yang tidak stabil,
peningkatan frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, badai, dan
topan menjadi lebih umum. Ini dapat mengganggu ekosistem alami, mengancam keberlanjutan
pertanian, dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
2. Kenaikan Permukaan Air Laut
Pemanasan global menyebabkan pencairan es di kutub, yang mengakibatkan kenaikan
permukaan air laut. Hal ini mengancam pulau-pulau kecil, pesisir, dan kota-kota pesisir yang rentan
terhadap banjir rob. Kenaikan permukaan air laut juga dapat mengakibatkan intrusi air laut ke
daerah tangkapan air tawar, mengganggu ekosistem pesisir, dan mengancam kehidupan masyarakat
pesisir.
3. Gangguan Ekosistem
Pemanasan global dapat mengubah ekosistem secara drastis. Perubahan suhu dan pola
cuaca dapat mengganggu siklus hidrologi, mengurangi ketersediaan air bersih, dan menyebabkan
kepunahan spesies. Misalnya, pemanasan global berkontribusi pada pemutihan terumbu karang
yang luas, yang mengancam keanekaragaman hayati dan ekonomi yang bergantung pada ekosistem
terumbu karang.
4. Kesehatan Manusia
Pemanasan global dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia. Peningkatan suhu
dapat menyebabkan penyebaran penyakit vektor seperti malaria dan demam dengue. Selain itu,
kualitas udara yang buruk akibat polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakitpernapasan,
seperti asma dan penyakit kardiovaskular.
5. Ketidakseimbangan Ekonomi dan Sosial
Dampak pemanasan global juga dapat berdampak pada ketidakseimbangan ekonomi dan
sosial. Misalnya, sektor pertanian yang tergantung pada kondisi cuaca dan iklim yang stabil dapat
mengalami penurunan produksi dan kerugian ekonomi yang signifikan. Selain itu, masyarakat yang
tinggal di daerah rentan terhadap perubahan iklim, seperti komunitas pesisir atau daerah
pedalaman yang mengalami kekeringan, dapat mengalami kerugian sosial dan ekonomi.

Pemanasan global merupakan masalah serius yang membutuhkan tindakan kolektif untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi dampaknya. Upaya mitigasi seperti mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil, meningkatkan efisiensi energi, mengembangkan sumber energi terbarukan,
dan mengelola hutan secara berkelanjutan sangat penting untuk mengurangi emisi dan memperlambat laju
pemanasan global. Selain itu, adaptasi yang tepat juga diperlukan untuk mengurangi kerentanan manusia
dan ekosistem terhadap perubahan iklim yang tidak dapat dihindari.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban soal nomor 3


Metode pembelajaran adalah cara sistematis dalam bentuk konkret berupa langkah-langkah untuk
mengefektifkan pelaksanaan suatu pembelajaran. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat
Iskandarwassid dan Sunendar (2011, hlm. 56) yang mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara
kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diinginkan atau ditentukan.
Sementara itu, Sutikno (2014, hlm. 33) berpendapat bahwa pengertian “metode” secara harfiah
berarti “cara”, metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Boleh dibilang juga bahwa metode pembelajaran adalah model pembelajaran yang telah memiliki aplikasi
langkah-langkah spesifik.
Perbedaan Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran yaitu Perbedaan utama dari model dan
metode pembelajaran adalah metode pembelajaran telah memiliki langkah konkret untuk
melaksanakannya. Sementara itu model pembelajaran hanya gambaran umum atau kerangka kerjanya saja.
Artinya, Guru harus membuat langkah-langkah (sintaks) sendiri.
Model dan metode pembelajaran banyak mengalami tumpang tindih istilah karena beberapa Penulis
terkadang menyebut model sebagai metode, atau sebaliknya (penggunaan istilah yang tidak tepat). Dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja sistematis yang memudahkan pelaksanaan
pembelajaran berupa implementasi spesifik langkah-langkah konkret agar terjadi proses pembelajaran yang
efektif mencapai suatu tujuan tertentu seperti perubahan positif pada peserta didik.
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya
dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno dan Nudin, 2011:7). Menurut Idris dan
Barizi (2009:109) metode pembelajaran merupakan cara guru mengorganisasikan pembelajaran dan cara
murid belajar.
Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli.
1. Wina Sanjaya
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal
(Sanjaya, 2016, hlm. 147).
2. Abdurrahman Ginting
Menurut Ginting (2014, hlm. 42) metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang
khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya
terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik.
3. Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetya
Metode pembelajaran adalah teknik yang dikuasai pendidik atau guru untuk menyajikan
materi pelajaran kepada peserta didik di kelas, baik secara individu maupun kelompok agar materi
pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik (Ahmadi &
Prasetya, 2015, hlm. 52).
4. Nur Hamiyah & Muhammad Jauhar
Sedangkan Hamiyah dan Jauhar, mengartikan metode sebagai cara untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Hamiyah & Jauhar, 2014, hlm. 49).
5. Ridwan Abdullah Sani
Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang
dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sani, 2019, hlm. 158).
6. Sofan Amri
Menurut Amri (2013, hlm. 113) metode belajar mengajar dapat diartikan sebagai cara-cara
yang dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan kepada subjek didik, atau
anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah, rumah, kampus, pondok, dan lain-
lain.
7. Komalasari
Komalasari (2017, hlm. 56) mengemukakan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai salah satu cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan metode secara
spesifik.
Sementara itu, berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk melaksanakan
pembelajaran. Berikut adalah beberapa contoh metode pembelajaran yaitu :
a. Metode Pembelajaran Examples non Examples
Metode ini meminta siswa untuk secara berkelompok menganalisis gambar lalu mendiskusikan
hasilnya. Langkah-langkah dari metode ini adalah sebagai berikut.
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui proyektor.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat
pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai.
7. Penutup (berupa rangkuman atau kesimpulan).
b. Metode Pembelajaran Picture and Picture
Metode ini mengajak siswa untuk mengurut gambar berseri yang disusun secara acak oleh
Guru sambil memaparkan alasan pengurutannya. Langkah-langkahnya metode picture and
picture adalah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi dan sebetulnya saling
terkait satu sama lain, namun susunannya telah di acak.
4. Guru menunjuk atau meminta siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar yang ditentukan oleh siswa.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.
c. Metode Numbered Heads Together
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Intinya, metode ini membagi tugas
yang diberi nomor untuk dipelajari oleh siswa yang mendapatkan nomor tersebut dalam kelompok
yang berbeda. Kemudian, masing-masing siswa pemegang nomor akan berbagi dengan kelompok
masing-masing dan kelompok lainnya. Berikut ini adalah langkah-langkahnya.
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapatkan
nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerja sama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.
d. Metode Cooperative Script
Metode naskah Kooperatif mengajak peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian
untuk menjadi pembicara dan pendengar (Dansereau Cs., 1985). Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan hasil meringkasnya sejelas mungkin dengan cara menyampaikan ide
pokok dalam ringkasannya. Sementara itu, pendengar menyimak dan jika diperlukan
membantu atau mengoreksi pembicara lalu menghubungkan materi sebelumnya dengan
materi yang dibacakan.
5. Kemudian, pembicara dan pendengar bertukar peran dan melakuan hal yang sebaliknya.
6. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama dengan siswa.
7. Penutup.
e. Metode Kepala Bernomor Terstruktur
Metode ini adalah modifikasi dari Number Heads Together. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap siswa dalam kelompok akan
mendapatkan nomor.
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor yang didapatkan terhadap
tugas yang berangkai. Misalnya, siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua
mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika diperlukan, guru dapat meminta siswa untuk bekerja kelompok.
4. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain.
5. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka.
6. Melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
7. Penutup (kesimpulan).
f. Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
STAD atau Tim siswa kelompok prestasi dikembangkan dan dipopulerkan oleh Slavin pada
tahun 1995. Metode ini mengelompokkan siswa secara heterogen menurut prestasi, gender, suku,
dsb dan diminta untuk mengerjakan tugas kelompok. Kemudian evaluasi dilakukan dalam bentuk tes
atau kuis, kelompok tidak boleh saling membantu dalam fase ini. Untuk lebih jelasnya, langkah-
langkah STAD adalah sebagai beriku.
1. Membentuk kelompok yang anggotanya berjumlah empat orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
2. Guru menyajikan materi pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggota kelompok yang telah memahami materi harus menjelaskannya kepada anggota lain
hingga semua anggota kelompok memahaminya
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup (Kesimpulan).
g. Metode Pembelajaran Jigsaw (Metode Tim Ahli)
Jigsaw membagi kelompok yang setiap anggotanya akan dibagi kelompok kembali menjadi
tim ahli dari masing-masing materi yang diberikan. Kelompok tim ahli akan secara berkelompok
mempelajari materi yan ditentukan lalu kembali ke kelompok mereka masing-masing setelah
menjadi ahli (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978). Langkah-langkah Jigsaw adalah
sebagai berikut:
1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.
2. Setiap anggota dalam tim akan diminta untuk menjadi seorang ahli dalam suatu bagian
materi yang berbeda.
3. Semua tim ahli dari tim yang berbeda berkelompok dan membentuk tim ahli untuk berdiskusi
dan mempelajari materi yang sama.
4. Kemudian masing-masing tim ahli akan kembali ke kelompok mereka untuk membagikan
keahliannya pada tim asal tersebut.
5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
6. Guru memberikan evaluasi.
7. Penutup
h. Problem Based Introduction (PBI)
Pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan dengan cara memberikan permasalahan yang
harus dipecahkan oleh peserta didik. Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
3. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
4. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
5. Guru mendorong siswa agar mengumpulkan data dan informasi yang sesuai dengan masalah.
Kemudian, siswa melaksanakan penelitian atau eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah berdasarkan pengumpulan data dan hipotesis yang didapatkan dari
eksperimen/penelitian.
6. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan
dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
7. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka gunakan.
i. Metode Pembelajaran Artikulasi
Metode pembelajaran ini meminta siswa untuk secara berpasangan untuk menyampaikan
materi yang diterima dari guru dan mencatatnya secara bergantian. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut.
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3. Bagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari dua orang (berpasangan).
4. Siswa meminta seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru
dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti
peran dan begitu juga kelompok lainnya.
5. Secara bergiliran siswa menyampaikan hasil wawancara dengan pasangannya.
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa.
7. Kesimpulan/penutup.
j. Mind Mapping
Intinya, Guru memberikan permasalahan yang memiliki jawaban atau solusi alternatif
sehingga dapat dibuat peta konsepnya dan siswa dapat mempelajari serta mendiskusikan setiap
alternatif jawaban dengan rekan-rekan dan tentunya Guru. Langkah-langkah metode mind
mapping adalah sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya
permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
5. Tiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan guru mencatatnya di papan tulis untuk
kemudian kelompokkan sesuai kebutuhan
6. Berdasarkan catatan yang ada di papan tulis, siswa diminta untuk membuat kesimpulan atau
guru memberikan bandingan materi sesuai dengan konsep yang disediakan.
Sintak atau tahapan yang harus diperhatikan dalam menerapkan metode pembelajaran IPS di kelas
tinggi SD, misalnya metode pertemuan kelas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persiapan: Guru harus mempersiapkan materi yang akan disampaikan, menentukan tujuan
pembelajaran, dan menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
2. Pengenalan: Guru memperkenalkan topik pembelajaran dan memberikan gambaran umum
tentang materi yang akan disampaikan.
3. Penjelasan: Guru memberikan penjelasan secara rinci tentang materi yang akan disampaikan,
dengan menggunakan media pembelajaran yang telah disiapkan.
4. Diskusi: Guru memfasilitasi diskusi antara siswa untuk memperdalam pemahaman mereka
tentang materi yang telah disampaikan.
5. Evaluasi: Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang
materi yang telah disampaikan.
6. Penutup: Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan dan
memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada siswa.
Metode pembelajaran IPS yang dapat diterapkan di kelas tinggi SD juga dapat beragam, seperti
metode Talking Stick atau metode lainnya yang sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Beberapa metode pembelajaran IPS lainnya yang dapat diterapkan di kelas tinggi SD
selain metode pertemuan kelas antara lain:
1. Metode diskusi
Guru memfasilitasi diskusi antara siswa untuk memperdalam pemahaman mereka tentang
materi yang telah disampaikan.
2. Metode ceramah/ekspositori
Guru memberikan penyajian fakta-fakta dan prinsip-prinsip secara lisan.
3. Metode karyawisata
Siswa melakukan kunjungan ke tempat-tempat tertentu untuk memperoleh informasi
tentang topik pembelajaran.
4. Metode simulasi
Siswa melakukan simulasi situasi atau peristiwa tertentu untuk memperoleh pengalaman
langsung tentang topik pembelajaran.
5. Metode proyek
Siswa melakukan proyek atau tugas yang berkaitan dengan topik pembelajaran untuk
memperdalam pemahaman mereka.
6. Metode penugasan
Guru memberikan tugas tertentu kepada siswa untuk memperdalam pemahaman mereka
tentang topik pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban soal nomor 4


Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis.
Menurut Gulo, pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang untuk mengundang seluruh
masalah pada kegiatan belajar mengajar. Menurutnya, pendidik harus bisa menyelesaikan sebuah persoalan
dalam kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan cara berpikir dan sikapnya. Definisi kedua menurut
sanjaya. Ia mengartikan sebagai bagaimana sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Sudut pandang
ini yang penting bagi pengajar untuk bisa menerapkan pembelajaran yang efektif.
Ada banyak ahli yang membagi pendekatan pembelajaran, di antaranya :
1. Teacher Centered
Pendekatan ini berfokus pada pengajarnya dimana seorang guru ataupun dosen sebagai
pengontrol penuh dalam proses pembelajaran itu sendiri mulai dari manajemen waktu, manajemen
materi dan aspek lainnya.
Dengan pendekatan ini, model pembelajaran ini guru ataupun dosen lebih pro aktif dan
pelajar lebih mendengarkan saja. Pengajar akan memberikan semua ilmunya kepada pelajar
sehingga pelajar yang mendengarkan dapat memahami apa yang disampaikan.
2. Student Centered
Kebalikan dari poin pertama, pada student centered hampir segala pembelajaran diarahkan
untuk peran aktif dari siswa itu sendiri. Mudahnya adalah guru sebagai pengawas dan supervisi serta
pemantik supaya siswa turut serta dalam pembelajaran dan selalu menanyakan apabila ada masalah
yang bisa diselesaikan bersama nantinya.
3. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan ini menerapkan pada pengalaman. Seorang pengajar harus bisa mengajak dan
menganalogikan sebuah permasalahan atau materi dengan kehidupan sehari-hari yang dekat
dengan kehidupan sehingga pelajar bisa mudah memahaminya. Dengan memberikan pengalaman,
biasanya pelajar akan mudah sekali memahami dan ingatan juga akan lebih jangka panjang yang
membuat siswa lebih peka terhadap lingkungan sekitar.
4. Pendekatan Konstruktivisme
Secara umum, pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang menekankan
pada pengembangan pelajar untuk berpikir kritis. Sebelumnya, sudah dibahas mengenai teori ini
sangat panjang sampai contoh juga. Untuk itu, Kamu bisa baca pada artikel: Teori Konstruktivisme.
5. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan pembelajar dengan mengenalkannya mulai dari
hal-hal atau materi yang generalis (umum) menuju ke materi yang spesifik. Biasanya, pengajar akan
menjelaskan mulai dari dasar ilmu dan konsepnya dahulu baru disambung dengan contoh-contoh.
6. Pendekatan Induktif
Kebalikan dari deduktif, pendekatan ini dibalik yaitu pelajar dikenalkan dahulu dari masalah
kecil atau materi kecil yang dekat dengan kita. Kemudian, materi tersebut dikombinasikan sehingga
bisa mencapai materi yang generalis.
7. Pendekatan Problem-Solving
Pengajar sering mengadakan studi kasus untuk mengajak siswanya memahami dan mau
berpikir kritis atas studi kasus yang diberikan. Nantinya, pola pemikiran dan pemahaman konsep bisa
terbentuk sendiri dari hasil studi kasus dan diskusi. Seorang pengajar disini sangat penting sebagai
fasilitatornya.
8. Pendekatan Saintifik
Pendekatan pembelajaran saintifik ini diterapkan di kurikulum 2013, yaitu siswa diharapkan
dapat melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan dalam kelas.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu pedoman mengajar yang sifatnya teoritis atau
konseptual untuk melatihkan siswa memecahkan masalah-masalah matematika dengan menggunakan
berbagai strategi dan langkah pemecahan masalah yang ada (Skemp, 1992).
Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015) dijelaskan bahwa pemecahan
masalah adalah proses pemikiran dan pencarian jalan keluar. Macam-macam metode pemecahan masalah
di antaranya lewat pengalaman masa lalu, berdasarkan firasat, trial and error, pemikiran ilmiah, dan secara
rasional. Lefudin dalam bukunya Belajar & Pembelajaran (2017) juga menyebutkan bahwa pemecahan
masalah mempunyai strategi tersendiri. Beberapa di antaranya adalah melalui gambar atau diagram,
menemukan pola, membuat tabel, memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik, atau menebak
dan memeriksa.
Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran
Tidak cuma ditemui dalam kehidupan sehari-hari, suatu persoalan dalam pembelajaran juga
termasuk masalah yang harus diselesaikan. Jika sering dihadapkan pada suatu masalah di kelas, siswa akan
terbiasa untuk mencari jalan keluarnya.
Menurut buku Metodologi Pengajaran (2016), pembelajaran pendekatan pemecahan masalah
menggunakan kegiatan yang melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah agar dipecahkan sendiri
atau bersama-sama. Di pendekatan Jadi, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan
pengalaman belajar dari proses penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki untuk
memecahkan masalah. ini, orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang didasarkan
pemecahan masalah.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Pemecahan Masalah


Untuk menerapkan pembelajaran pendekatan problem solving, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan. Di antaranya:
1. Merumuskan masalah, untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
2. Menelaah masalah, dengan menggunakan pengetahuan untuk merinci dan menganalisis masalah
dari berbagai sudut.
3. Merumuskan hipotesis, sehingga siswa bisa berimajinasi dan memahami ruang lingkup, sebab
akibat, serta alternatif penyelesaian.
4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
5. Pembuktian hipotesis, dengan mengkaji dan membahas data.
6. Menentukan penyelesaian masalah, melalui kegiatan penarikan kesimpulan dan memperhitungkan
akibat yang terjadi.
Setelah memperhatikan langkah-langkahnya, kita juga harus memilih bahan pelajaran yang mempunyai
permasalahan. Nggak terbatas dari buku sekolah saja, materi juga bisa didapatkan dari lingkungan sekolah
atau peristiwa di masyarakat.
Contohnya, masalah banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Selain menemukan solusi
alternatif dari masalah ini, kita juga bisa mengajarkan siklus air, proses terjadinya hujan, pentingnya
mendaur ulang sampah, dan menjaga lingkungan.
Menurut Gulo dalam Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015), ada beberapa kriteria dalam
memilih materi pelajaran, yaitu:
1. Materi bersifat isu konflik atau kontroversial.
2. Materi bersifat umum sehingga tidak asing dan mudah dipahami siswa.
3. Materi pelajaran mendukung pengajaran dan sesuai dengan kurikulum sekolah.
4. Materi mencakup kepentingan banyak orang dalam masyarakat.
5. Materi pelajaran bisa mengembangkan kelas dan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
6. Materi menjamin kesinambungan pengalaman siswa.
Selain materi pelajarannya, satu hal lagi yang nggak kalah penting yaitu Bapak dan Ibu Guru perlu
menggabungkan pendekatan pemecahan masalah dengan berbagai media pembelajaran. Dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran, guru dapat mengalami beberapa
manfaat berikut:
1. Pengembangan keterampilan berpikir kritis
Pendekatan pemecahan masalah mendorong siswa untuk berpikir secara kritis, menganalisis
situasi, mengidentifikasi masalah, dan mencari solusi yang tepat. Guru akan mendapatkan manfaat
ini dengan mengembangkan dan memperkuat keterampilan berpikir kritis mereka sendiri dalam
mengajarkan siswa.
2. Peningkatan keterlibatan siswa
Pendekatan pemecahan masalah sering melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran. Guru dapat menggunakan pendekatan ini untuk mendorong partisipasi dan
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan keterlibatan yang lebih tinggi, siswa akan
lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar.
3. Pengembangan keterampilan kolaboratif
Pemecahan masalah sering melibatkan kerja tim dan kolaborasi antara siswa. Guru dapat
menciptakan kesempatan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan menggunakan pendekatan
ini. Hal ini akan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan kolaboratif mereka dan guru
juga akan mendapatkan manfaat yang sama dengan meningkatkan kemampuan mereka dalam
mendukung kerja tim dan kolaborasi dalam pembelajaran.
4. Penerapan pengetahuan dalam konteks nyata
Pendekatan pemecahan masalah memungkinkan siswa untuk menerapkan pengetahuan
mereka dalam situasi nyata. Guru juga akan mendapatkan manfaat ini dengan mengajarkan siswa
untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam pemecahan masalah yang relevan dengan dunia
nyata. Ini membantu siswa melihat keterkaitan antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan
kehidupan sehari-hari.
5. Pengembangan kemandirian siswa
Pendekatan pemecahan masalah mendorong siswa untuk mengambil inisiatif, berpikir
mandiri, dan menemukan solusi sendiri. Guru dapat mendukung perkembangan kemandirian siswa
ini dengan memberikan bimbingan dan dorongan yang tepat. Dengan demikian, guru juga dapat
melihat siswa menjadi lebih mandiri dalam proses pembelajaran.
6. Peningkatan pemahaman konsep
Melalui pendekatan pemecahan masalah, siswa dihadapkan pada situasi yang mendorong
mereka untuk memahami konsep secara mendalam. Guru juga akan mendapatkan manfaat ini
dengan memperdalam pemahaman mereka sendiri tentang konsep yang diajarkan dan dapat
mengidentifikasi area di mana siswa memerlukan bantuan tambahan. Dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah, guru dapat mencapai banyak manfaat ini dalam pembelajaran
yang berkelanjutan dan meningkatkan pengalaman belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai