Nama : Salwa Rahmatri Afsari

NIM : 21410727
Kelas : Bahasa Indonesia - A

1. Karakteristik Bahasa Hukum terdiri dari empat ciri, yaitu kejelasan makna, kepaduan
pikiran, kelugasan, dan keresmian. Jelaskan apa yang dimaksud keempat ciri hal
tersebut disertai dengan contoh!
 Kejelasan makna adalah gagasan dan ungkapan yang disampaikan menuntut
kejelasan dalam pemilihan kata maupun kalimat, sehingga tidak menimbulkan
multitafsir. Contohnya : “Nullum crimen, nulla poena sine lege certa” yang artinya
“Tidak ada perbuatan pidana, tanpa UU yang jelas”
 Kepaduan pikiran adalah memiliki makna berupa kesatuan, kebulatan, keutuhan,
dan koherensi. Dalam teks hukum kepaduan pikiran dapat diamati pada poin
penjelasan. Hal itu bertujuan antara pembuat dan pembaca memiliki kesatuan
pemahaman. Pasal 1 angka 3 UU No. 28/1999 tentang penyelenggaraan negara
yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme yang berbunyi “
Korupsi adalah tindakan pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan-
ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi.”
 Kelugasan artinya apa adanya, kesahajaan atau kesederhanaan. Suatu kata
atau kalimat dalam bahasa hukum harus memiliki satu makna. Dari sudut
hukum, yaitu memahami dengan sesungguhnya pokok substansi hukum.
Contohnya : Pasal 22 UU No. 31 Tahun 1999 “Setiap orang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28, Pasal 29, Pasal 35, atau Pasal 36 yang dengan
sengaja tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 9tiga) tahun dan paling lama 12
(dua belas) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus
lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta
rupiah)”
 Keresmian artinya bahasa hukum haruslah menggunakan bahasa yang sudah
resmi yaitu bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD-nya. Contohnya : Pada
pasal 36 dalam UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”.

2. Jelaskan fungsi kata dan buatlah contoh kalimat dari dokumen hukum (misalnya
peraturan perundang undangan, perjanjian, dsb) yang meliputi kata :
a. Dan
Dan adalah kata penghubung yang berfungsi menghubungkan kata, frasa, atau klausa.
Contohnya : Pasal 11 “Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 418 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling sedikit Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh
juta rupiah).
b. Dan/atau
Dan/atau berfungsi memberikan kelulusan kondisi kumulatif (dan) maupun kondisi alternatif
(atau). Contohnya : pasal 310 ayat 3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 “Setiap orang
yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan
Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229
ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)'.
c. Wajib
Berfungsi untuk menyatakan adanya suatu kewajiban yang telah diterapkan. Contohnya : Pasal
27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
d. Dapat
Berfungsi untuk menyatakan sifat diskresioner dari suatu kewenangan yang diberikan kepada
seseorang atau lembaga. Contohnya : UUD Pasal 7 “Presiden dan Wakil Presiden memegang
jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama,
hanya untuk satu kali masa jabatan”
e. Juncto
Berfungsi untuk mengaitkan dua peraturan perundang-undangan, seperti pasal atau ketentuan-
ketentuan lainnya. Contohnya : C menyebarkan kebencian terhadap salah satu agama di media
sosial. Sehingga, secara lengkap C didakwa dengan "Pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45 UU
ITE."
f. Junctis
Berfungsi untuk mengaitkan peraturan-peraturan dalam bentuk jamak. Contohnya : Pasal 114
dan Pasal 112 junctis Pasal 132 UU Narkotika.