Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jawa Tengah memiliki potensi pariwisata yang beragam, salah satunya

Kabupaten Kebumen dengan industri pariwisata sebagai salah satu rencana

strategis pengembangan pariwisata Nasional. Kabupaten Kebumen terletak di

sebelah selatan Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, Kabupaten Kebumen

terletak antara 7° 27’−7°50’ Lintang Selatan dan 109° 22’ − 109° 50’ Bujur Timur

(Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen, 2018:3). Berdasarkan Peraturan

Daerah Propinsi Jawa Tengah No 6 Tahun 2010 tentang rencana tata ruang di

Kabupaten Kebumen terdapat dua kawasan lindung geologis yaitu Kawasan Cagar

Alam Geologi Karangsambung (CAGK) dan Kawasan Karst Gombong Selatan

(KGS).

Kawasan lindung geologis ini dikemas menjadi pariwisata geologi yang

biasa disebut dengan taman bumi atau Geopark. Geopark diawali dengan

dicetuskanya ide oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and

Cultural Organization). Perkembangan Geopark diawali dengan terbentuknya

suatu organisasi non - pemerintahan yang bertujuan melindungi warisan geologi

di negara-negara EROPA bernama EGN (Europe Geopark Network) pada tahun

2001. Selanjutnya UNESCO memfasilitasi dan membentuk organisasi yang

mampu menampung lebih banyak lagi negara-negara anggota sehingga

1
2

terbentuklah GGN (Global Geopark Network) pada tahun 2004. UNESCO (2004)

menemukakan bahwa,

“Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi

terkemuka (outstanding) termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya

yang ada di dalamnya di mana masyarakat setempat diajak berperan-serta

untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam. Melalui

Geopark, warisan geologi itu digunakan untuk mendorong kesadaran

masyarakat atas isu - isu yang dihadapinya berkaitan dengan dinamika

kebumian yang terjadi di sekitar mereka. Sehingga masyarakat dapat lebih

menghargai warisan yang ada dan memiliki kesadaran untuk menjaga

warisan tersebut”

Kawasan Karangsambung dan Kawasan Karst Gombong Selatan ditetapkan

sebagai Geopark Nasional pada tanggal 30 November 2018. Geopark adalah

kawasan lindung dengan elemen geologi yang luar biasa termasuk arkeologi, nilai

nilai ekologis dan budaya di mana masyarakat local diundang untuk berpartisipasi

dalam melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam (UNESCO 2006 Global

Geopark Network). Geopark Karangsambung Karangbolong terbagi menjadi 3

segmen kawasan yaitu; Kawasan Karangsambung di utara, Kawasan Sempor di

tengah dan Kawasan Pesisir Ayah di selatan dengan luas area keseluruhan

543.599 km² terdiri dari 12 Kecamatan dan 117 Desa mempunyai morfologi yang

bervariasi mulai dari perbukitan, lembah, pedataran sampai pantai. Morfologi

yang terbentuk hasil proses geologi Zaman Kapur sampai Kuarter dan tersebar
3

dari mulai dari utara sampai selatan kawasan Geopark (Masterplan BAPPEDA

tentang Geopark: 2018).

Aspiring Geopark ini mengangkat tema “fosil” subduksi jaman Kapur-

Paleosen (Bagian Utara) di daerah Karangsambung dengan bukti-bukti

singkapan batuan yang berasal dari bagian Lempeng Samudera India-Australia

dan Lempeng Benua Eurasia. Batuan yang berumur Kapur sampai Eosen dengan

berbagai jenis mulai batuan metamorf derajat tinggi, batuan beku basa sampai

ultrabasa dan batuan sedimen laut dalam tersaji dalam bentukan perbukitan

“Melange” yang dikenal dengan nama “Melange Lukulo”. Ke arah selatan batuan

ini berubah melalui proses vulkanisme dan sedimentasi yang umurnya jauh lebih

muda dari bagian utara (Bagian Tengah). Selanjutnya, semakin keselatan

terpampanglah hamparan perbukitan berbentuk kerucut (conical hills) ciri khas

bentang alam karst dengan penyusunnya batugamping serta dibeberapa

memperlihatkan sisa proses vulkanisme berupa aliran lava dan tubuh instrusi

batuan beku (Bagian Selatan). (Bappeda.kebumen.go.id)

Status resmi tersebut membutuhkan media promosi baru yang

mengintegerasikan seluruh informasi dari setiap site Geopark. Dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kebumen Tahun

2016-2021 disebutkan bahwa strategi untuk meningkatkan daya saing pariwisata

daerah adalah dengan mengembangkan system informasi investasi daerah

perizinan satu pintu dan meningkatkan upaya penggalian dan promosi / pemasaran

obyek obyek pariwisata (bappeda.kebumenkab.go.id). Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Kebumen mengeluarkan media promosi pariwisata yang


4

masih terbatas seperti baliho, leaflet, banner dan publikasi lain yang tidak bersifat

permanen.

Ketersediaan informasi yang cukup terhadap layanan wisata di suatu

kawasan merupakan salah satu indicator pengembangan pariwisata

(Hadinoto:1996). Pencarian informasi sebelum travelling akan dilakukan oleh

calon wisata, sehingga informasi harus dibuat sedemikian rupa agar menjadi guide

yang baik dengan menampilkan informasi yang akurat dan detail. Pengetahuan

terhadap daerah tujuan wisata sangat ditentukan oleh ketersediaan informasi.

Salah satu cara penyampaian informasi pariwisata dapat dilakukan dengan

pembuatan atlas pariwisata sebagai basis data dari setiap site wisata yang memuat

informasi atraksi (geodiversity) Geopark Karangsambung Karangbolong.

Peta menyajikan data dan informasi yang diharapkan dapat digunakan

dengan baik oleh pengguna peta. Penyajian peta secara mendasar dari pembuatan

peta adalah mengadakan reduksi/memperkecil bentuk ruang/spasial dari daerah

yang luas, sebagian atau seluruh bumi menjadi suatu bentuk yang mudah

digunakan (dipelajari, dibaca, diukur) sehingga memudahkan si pembaca peta

mempunyai pandangan yang luas tentang suatu wilayah yang lebih luas dengan

hubungan-hubungannya di dalam ruang (Prasetyaningrum, 2017:3). Koop (1993

dalam Ferjan Omerling,1997) menjelaskan bahwa atlas adalah koleksi informasi

atau data geografi yang ditampilkan lebih spesifik, sistematik dan saling berkaitan

baik bentuk analog maupun digital yang didasarkan pada obyek-obyek tertentu

dan disertai dengan narasi (Christiyanna dan Susilo, 2015:309).


5

Oleh karena itu untuk mendukung tersedianya informasi dan promosi

pariwisata perlu dilakukan penelitian yang menghasilkan sajian informasi setiap

site Geopark Karangsambung Karangbolong yang dapat dengan mudah di akses

lewat internet sebagai atlas digital maupun dengan media cetak sebagai atlas

konvensional. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti terdorong

melakukan penelitian tentang “Penyusunan dan Penerapan Atlas Pariwisata

Sebagai Media Promosi Geopark Karangsambung-Karangbolong”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan adalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana penyusunan informasi setiap site Geopark Karangsambung

Karangbolong dalam bentuk atlas pariwisata yang informatif?

2. Apakah atlas pariwisata layak dijadikan media promosi Geopark

Karangsambung Karangbolong dalam penerapannya di lapangan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dalam penelitian ini maka

dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menyajikan informasi setiap site Geopark Karangsambung Karangbolong

dalam bentuk atlas pariwisata.

2. Mengetahui kelayakan atlas pariwisata Geopark Karangsambung

Karangbolong dalam penerapannya di lapangan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
6

Penelitian ini diharapkan dapat menambah atau memberikan wawasan

informasi mengenai konsep Geopark (geodiversity, biodiversity dan cultural

diversity) di setiap geosite Geopark Karangsambung Karangbolong.

2. Manfaat Praktis

a. Wisatawan

Untuk menambah bahan referensi dalam menentukan destinasi wisata dan

dapat dijadikan sebagai buku panduan informasi (guide book) menuju

tempat wisata, serta sebagai buku pendamping dalam “knowledge-based

tourism” mengenai geosite Geopark Karangsambung Karangbolong.

b. Stakeholder

Untuk menambah media publikasi dan promosi dalam mengambil

kebijakan terkait konsep integrasi konservasi, pendidikan dan

pengembangan ekonomi lokal serta pembangunan fisik dan nonfisik

kawasan Geopark Karangsambung Karangbolong.

1.5. Batasan Istilah

1. Atlas Pariwisata

Atlas adalah koleksi informasi atau data geografi yang ditampilkan lebih

spesifik, sistematik dan saling berkaitan baik bentuk analog maupun

digital yang didasarkan pada obyek-obyek tertentu dan disertai dengan

narasi. (Koop, 1993 dalam Ferjan Omerling, 1997). Atlas pariwisata

menyajikan data geografi yaitu data keruangan pariwisata dalam hal ini

geosite Geopark Karangsambung Karangbolong dalam bentuk peta wisata

dan data non keruangan dalam bentuk table narasi dan foto. Isi atlas
7

dirancang untuk menunjang penyebaran informasi dan promosi Geopark

Karangsambung Karangbolong.

a. Atlas Pariwisata Konvensional

Atlas pariwisata konvensional adalah atlas yang dicetak dalam hard

copy dalam bentuk buku. Menyajikan narasi dan informasi yang lebih

detail daripada atlas digital, karena atlas konvensional tidak memiliki

batasan untuk menampilkan informasi yang disampaikan. Untuk

memudahkan para pembaca atau pengguna atlas, maka informasi

setiap geosite dikelompokkan berdasarkan 3 kawasan Geopark

Karangsambung Karangbolong, yaitu kawasan Karangsambung,

Kawasan Sempor dan Kawasan Karst Pesisir Ayah.

b. Atlas Pariwisata Digital

Atlas pariwisata digital adalah atlas pariwisata yang membutuhkan

akses internet untuk membukanya. Atlas digital atau atlas elektronik

menampilkan informasi yang kurang detail karena harus

memperhatikan tampilan setiap page nya. Penyajian informasi setiap

geosite lebih interaktif daripada atlas konvensional karena dapat

menampilkan animasi ataupun video visual. Kelebihan lainnya atlas

digital lebih mudah dibawa dan dapat diakses dari smartphone atau

phone mobile. Pembuatan atlas digital menggunakan perangkat lunak


8

multimedia adobe flash player yang di sematkan pada website

pariwisata.

2. Adobe Flash Player

Adobe flash player adalah perangkat lunak untuk melihat multimedia,

streaming video atau audio, pada computer web browser atau pada

perangkat mobile didukung. Flas player mendukung vector dan raster

grafis, grafis 3D, sebuah bahasa scripting action script. Flash player

memiliki basis pengguna yang luas, dengan lebih dari 90% penetrasi

internet pada computer yang terhubung.

3. Media Promosi

Media merupakan segala bentuk dan saluran yang di gunakan untuk

menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak. Sedangkan

pariwisata menurut Tjiptono (2000:219) : “Promosi adalah suatu bentuk

komunikasi pemasaran”. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi

pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan

informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar

sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli,

dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

4. Geopark

Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi

terkemuka (outstanding), termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya

yang ada di dalamnya, di mana masyarakat setempat diajak berperan-serta

untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam (UNESCO,


9

2004). Menurut penjelasan UNESCO, Geopark adalah taman bumi yang

termasuk dalam kawasan konservasi yang memiliki unsur geodiversity

(keragaman geologi), biodiversity (keragaman hayati) dan cultural

diversity (keragaman budaya).

5. Geosite

Geosite diartikan sebagai situs sejarah alam yang berhubungan dengan

sejarah semesta, bumi dan manusia. Setiap situs geologi atau situs bentang

alam yang mengandung unsure keragaman geologi penting adalah geosite.

Geosite dapat dijabarkan sebagai singkapan batuan atau bhentangalam

yang menunjukkan nilai tinggi sebagai warisan bumi. Geosite adalah

sebuah situs (tempat) wisata Geopark yang terbentuk dari susunan geologi,

biologi dan kebudayaan. Geopark Karangsambung Karangbolong

memiliki 41 geosite yang mewakili 6 periode sejarah.

6. Geopark Karangsambung Karangbolong

Wilayah Karangsambung Karangbolong adalah salah satu daerah potensial

yang dikembangkan menjadi Geopark dengan luas kawasan 543.599 km²

terdiri dari 12 kecamatan 117 desa. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen

pada tahun 2016 telah membentuk team koordinasi pengembangan

Geopark Nasional / TKPGK yang telah menghasilkan peta rencana

Geopark yang mencakup Karangsambung, Sempor, dan Daerah

Karangbolong. Pada 2017 pemerintah daerah melakukan studi tentang

pembuatan Master Plan Geopark (Ansori 2018:2)

Anda mungkin juga menyukai