Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

NAMA : GABRIELLA TESSALONIKA


NIM : 043578281
UPBJJ : JAKARTA 2021.1
MATA KULIAH : EKSI 4207 – AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

1. Melakukan penelaahan terhadap aturan terbaru Standar Akuntansi Pemerintahan


PP 71 Th 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah Undang Undang No 17 Th
2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32, bahwa bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan PP 70 Th 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan mengganti
peraturan pemerintah no 24 th 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Standar Akuntansi Pemerintahan
disusun oleh Komite Standar Akuntansi pemerintahan yang independan dan ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan
Pemeriksa Keuangan. Pemerintah telat menetapkan Peraturan Pemerintah No 24 th 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut
menggunakan basais kas menuju akrual (Cash Towards Accrual) untuk pengakuan transaksi
pendapatanm belanja dan pembiayaaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban
dan ekuitas dana. Namun, penerapan Peraturab Pemerintah no 24 th 2005 masih bersifat
sementra sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) UU No. 17 th 2003 tentang
Keuangan Negara yang menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran pendapatan
dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran
berbasis kas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut
pasal 36 ayat 1 UU no 17 th 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun. Oleh karena itu,
Peraturan Pemerintah no 24 th 2005 perlu diganti.
Perbedaan SAP versi terbaru dengan PP No. 24 th 2005, diliat dari:
- Ruang Lingkup:
Lingkup pengaturan Peraturan Pemerintah No 71 th 2010 ini meliputi SAP Berbasis
Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual. SAP Berbasis Akrual terdapat pada
lampiran I dan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan olerh
setiap entitas. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada lampiran II berlaku selama
masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual.
Sedangkan PP No 24 Th 2005 hanya SAP Berbasis Kas Menuju Akrual.
a. Komponen laporan keuangan:

PP No. 71 Th 2010 PP No. 24 Th 2005


Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Neraca
Lebih (LPSAL)
Neraca Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan Operasional (LO) Cacatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Cacatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

2. Jenis laporan dalam basis kas menuju akrual dan basis akrual, yaitu:

Basis Kas Menuju Akrual Basis Akrual


Laporan Realisasi Anggaran Laporan perubahan SAL
Neraca dengan ekuitas dirinci Neraca dengan ekuitas tidak dirinci
Laporan Operasional Laporan Operasional
Laporan Arus Kas Laporan Perubahan Ekuitas
Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan
Penerimaan dan Pengeluaran diakui dan Penerimaan dan pengeluaran diakui
dicatat pada saat kas diterima/diakui pada saat timbulnya kas
diterima/dikeluarkan

3. Dalam sebuah organisasi, rencana disusun dalam suatu hirarki yang sejajar dengan
struktur organisasi. Artinya, struktur yang lebih atas dalam suatu organisasi hams
melaksanakan perencanaan yang memiliki ruang lingkup lebih luas dibanding struktur
yang lebih rendah. Dalam hal ini, struktur atas (top manager) melaksanakan
perencanaan yang terwujud dalam bentuk penetapan tujuan, misi, sasaran, dan strategi
organisasi. Sedangkan, struktur menengah (middle manager), dan struktur bawah
(lower manager) melaksanakan perencanaan yang terwujud dalam bentuk pelaksanaan
program, proyek, dan prosedur. Di samping itu, pada setiap struktur hirarki atau
tingkatan organisasi, rencana mempunyai dua fungsi, yakni: menentukan sasaran yang
hams dicapai pada tingkat yang lebih rendah dan sebagai alat mencapai sasaran pada
tingkat lebih tinggi berikutnya.
Berbagai macam teknik yang terdapat dalam proses perencanaan dalam organisasi
sektor publik, yaitu :

 Survei

a. Cross sectional survey digunakan untuk mengevaluasi nilai dalam suatu waktu.
Sedangkan, longitudinal survey digunakan untuk mengevaluasi situasi waktu
selanjutnya.
b. Ukuran sampel survei, tergantung pada populasi yang tengah disurvei, hal ini
sangat krusial pada akurasi survei.
c. Dasar random pada sampel survei, juga krusial pada tingkat akurasi survei.
d. Terdapat 3 tipe survei, yang biasanya digunakan :
- Survei Melalui Pos (Mailed surveys): Survei ini tidak mahal, tidak
memerlukan pelatihan atau perekrutan pewawancara, mengizinkan subyek merespons
dengan sesuka hatinya, dan menyediakan kepada subyek waktu untuk menjawab
secara detail setiap pertanyaan yang mungkin memerlukan ketelitian (misalnya,
berapa banyak pembayaran hipotek per bulan untuk pajak properti?). Bagaimanapun,
respons survei ini lambat, tingkat kelambatan responsnya rata- rata 15%, penyajian
pertanyaan hares jelas, familiar dalam membuka pertanyaan, dan tidak akan berjalan
baik kepada responden yang sangat tua atau berpendidikan rendah.
I - Survei melalui telepon (Telephone surveys): Survei telepon dapat dilakukan
dengan cepat, lebih murah daripada survei kepada perorangan, dan menghindari bias
yang disebabkan oleh bacaan/penerimaan responden. Survei ini terhambat kepada
responden yang tidak mempunyai telepon, dan memerlukan pewawancara yang telah
dilatih. Lebih jauh, kualitas respons survei telepon berkurang, jika pertanyaannya
memerlukan terlalu banyak waktu.
- Survei per orang (In-person surveys): Survei ini akan berjalan baik dengan
kuesioner yang panjang/banyak, mampu mendapatkan populasi yang sangat sulit dijangkau,
dan merekam respons responden secara visual. Survai ini mahal dan pewawancara dapat
menimbulkan bias.
 Visioning
Visioning adalah teknik partisipasi publik yang digunakan untuk membangun cita-
cita dan tujuan organisasi yang sering didasari pada tema dalam literatur visioning. Tema ini
kemudian disusun ke dalam "pernyataan visi" yang lebih pada image masyarakat pada masa
yang akan datang. Visioning digunakan pada awal proses perencanaan. Keterwakilan sampel
pada masyarakat dipilih dengan pengaturan informal. Pemimpin kelompok, diadakan untuk
mengarahkan diskusi. Perkiraan dan ilustrasi sering digunakan untuk menunjukkan
konsekuensi dari pilihan kelompok.
 Focus Group
Focus group sebagai teknik perencanaan partisipasi publik diilhami oleh kegunaannya
dalam industri periklanan. Focus group biasanya mcrupakan sampel perwakilan dari
konsumen/masyarakat yang terbentuk mclalui pengaturan informal. Seperti halnya
visioning, pemimpin kelompok berguna untuk mengarahkan diskusi. Berbeda dengan
visioning, diskusi terarah pada subyek yang banyak atau khusus. Focus group tidak mahal
dan altematif cepat untuk survei masyarakat berskala besar. Namun, partisipan yang
dominan dapat membelokkan responsfocus group.
Karakteristik Focus Group Discussion (FGD) dalam perencanaan :
(1) Karakter FGD adalah proses kerja sama jangka pendek dan intensif yang biasanya
digunakan dalam merancang proyek, perencanaan masyarakat, dan, membangun
konsensus.
(2) Karakter FGD melibatkan kelompok kecil dari kalangan profesional maupun
masyarakat yang bekerja pada sektor informal untuk menghasilkan produk. Jika produk
tersebut lebih berorientasi profesional (misal, sebuah sub divisi), maka kelompok harus
terdiri dari profesional. Jika produk lebih berorientasi konsensus, maka kelompok
seharusnya terdiri dari masyarakat.
(3) Terdapat beberapa tipe, yang biasa digunakan sebagai karakter FGD.
i.Karakter Rancangan Profesional: ini digunakan untuk mendesain proyek.
Keterlibatan kelompok yang hanya berisi profesional misalnya perencana, arsitek, arsitek
landscape, dan teknik mesin.
ii.Karakter Rancangan Partisipasi: yaitu identik dengan professional design charette,
kecuali jika kelompok bekerja dengan keberpihakan penuh pada publik.
iii.Karakter Rancangan Akademisi: yaitu mirip dengan professional design charette,
kecuali jika hal tersebut mengambil tempat pada pengaturan organisasi.

Sekian, Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai