2. Jenis laporan dalam basis kas menuju akrual dan basis akrual, yaitu:
3. Dalam sebuah organisasi, rencana disusun dalam suatu hirarki yang sejajar dengan
struktur organisasi. Artinya, struktur yang lebih atas dalam suatu organisasi hams
melaksanakan perencanaan yang memiliki ruang lingkup lebih luas dibanding struktur
yang lebih rendah. Dalam hal ini, struktur atas (top manager) melaksanakan
perencanaan yang terwujud dalam bentuk penetapan tujuan, misi, sasaran, dan strategi
organisasi. Sedangkan, struktur menengah (middle manager), dan struktur bawah
(lower manager) melaksanakan perencanaan yang terwujud dalam bentuk pelaksanaan
program, proyek, dan prosedur. Di samping itu, pada setiap struktur hirarki atau
tingkatan organisasi, rencana mempunyai dua fungsi, yakni: menentukan sasaran yang
hams dicapai pada tingkat yang lebih rendah dan sebagai alat mencapai sasaran pada
tingkat lebih tinggi berikutnya.
Berbagai macam teknik yang terdapat dalam proses perencanaan dalam organisasi
sektor publik, yaitu :
Survei
a. Cross sectional survey digunakan untuk mengevaluasi nilai dalam suatu waktu.
Sedangkan, longitudinal survey digunakan untuk mengevaluasi situasi waktu
selanjutnya.
b. Ukuran sampel survei, tergantung pada populasi yang tengah disurvei, hal ini
sangat krusial pada akurasi survei.
c. Dasar random pada sampel survei, juga krusial pada tingkat akurasi survei.
d. Terdapat 3 tipe survei, yang biasanya digunakan :
- Survei Melalui Pos (Mailed surveys): Survei ini tidak mahal, tidak
memerlukan pelatihan atau perekrutan pewawancara, mengizinkan subyek merespons
dengan sesuka hatinya, dan menyediakan kepada subyek waktu untuk menjawab
secara detail setiap pertanyaan yang mungkin memerlukan ketelitian (misalnya,
berapa banyak pembayaran hipotek per bulan untuk pajak properti?). Bagaimanapun,
respons survei ini lambat, tingkat kelambatan responsnya rata- rata 15%, penyajian
pertanyaan hares jelas, familiar dalam membuka pertanyaan, dan tidak akan berjalan
baik kepada responden yang sangat tua atau berpendidikan rendah.
I - Survei melalui telepon (Telephone surveys): Survei telepon dapat dilakukan
dengan cepat, lebih murah daripada survei kepada perorangan, dan menghindari bias
yang disebabkan oleh bacaan/penerimaan responden. Survei ini terhambat kepada
responden yang tidak mempunyai telepon, dan memerlukan pewawancara yang telah
dilatih. Lebih jauh, kualitas respons survei telepon berkurang, jika pertanyaannya
memerlukan terlalu banyak waktu.
- Survei per orang (In-person surveys): Survei ini akan berjalan baik dengan
kuesioner yang panjang/banyak, mampu mendapatkan populasi yang sangat sulit dijangkau,
dan merekam respons responden secara visual. Survai ini mahal dan pewawancara dapat
menimbulkan bias.
Visioning
Visioning adalah teknik partisipasi publik yang digunakan untuk membangun cita-
cita dan tujuan organisasi yang sering didasari pada tema dalam literatur visioning. Tema ini
kemudian disusun ke dalam "pernyataan visi" yang lebih pada image masyarakat pada masa
yang akan datang. Visioning digunakan pada awal proses perencanaan. Keterwakilan sampel
pada masyarakat dipilih dengan pengaturan informal. Pemimpin kelompok, diadakan untuk
mengarahkan diskusi. Perkiraan dan ilustrasi sering digunakan untuk menunjukkan
konsekuensi dari pilihan kelompok.
Focus Group
Focus group sebagai teknik perencanaan partisipasi publik diilhami oleh kegunaannya
dalam industri periklanan. Focus group biasanya mcrupakan sampel perwakilan dari
konsumen/masyarakat yang terbentuk mclalui pengaturan informal. Seperti halnya
visioning, pemimpin kelompok berguna untuk mengarahkan diskusi. Berbeda dengan
visioning, diskusi terarah pada subyek yang banyak atau khusus. Focus group tidak mahal
dan altematif cepat untuk survei masyarakat berskala besar. Namun, partisipan yang
dominan dapat membelokkan responsfocus group.
Karakteristik Focus Group Discussion (FGD) dalam perencanaan :
(1) Karakter FGD adalah proses kerja sama jangka pendek dan intensif yang biasanya
digunakan dalam merancang proyek, perencanaan masyarakat, dan, membangun
konsensus.
(2) Karakter FGD melibatkan kelompok kecil dari kalangan profesional maupun
masyarakat yang bekerja pada sektor informal untuk menghasilkan produk. Jika produk
tersebut lebih berorientasi profesional (misal, sebuah sub divisi), maka kelompok harus
terdiri dari profesional. Jika produk lebih berorientasi konsensus, maka kelompok
seharusnya terdiri dari masyarakat.
(3) Terdapat beberapa tipe, yang biasa digunakan sebagai karakter FGD.
i.Karakter Rancangan Profesional: ini digunakan untuk mendesain proyek.
Keterlibatan kelompok yang hanya berisi profesional misalnya perencana, arsitek, arsitek
landscape, dan teknik mesin.
ii.Karakter Rancangan Partisipasi: yaitu identik dengan professional design charette,
kecuali jika kelompok bekerja dengan keberpihakan penuh pada publik.
iii.Karakter Rancangan Akademisi: yaitu mirip dengan professional design charette,
kecuali jika hal tersebut mengambil tempat pada pengaturan organisasi.
Sekian, Terimakasih.