Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)


DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
DI PUSKESMAS SEKIP

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan


Holistik Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan

Oleh:

FINA ROUDHOTUZ ZAHROH


NIM. PO.71.24.4.22.019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

“Asuhan Kebidanan Holistik Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan”

Oleh:
Fina Roudhotuz Zahroh
NIM. PO.71.24.4.22.019

Palembang, September 2022


Menyetujui,
Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

(Dwi Astuti, SST, M.Kes) (Sari Wahyuni, SST, M.Keb)


NIP. 197104161991032005 NIP. 198502252008122002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Elita Vasra, SST., M.Keb


NIP.197305191993012001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Pendahuluan terkait Asuhan Kebidanan Perencanaan Kehamilan. Penulisan
Laporan Pendahuluan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas praktik
Asuhan Kebidanan Holistik Prakonsespsi dan Perencanaan Kehamilan Program
Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Palembang. Laporan ini terwujud
atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang
2. Ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Palembang
3. Ibu Elita Vasra, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Poltekkes Kemenkes Palembang
4. Dr. RA Emiria Umi Kalsum, M.Kes selaku Pimpinan Puskesmas Sekip Kota
Palembang
5. Pembimbing akademik Ibu Sari Wahyuni, SST, M.Keb dan Ibu Dwi
Astuti,SST, M.Kes sebagai pembimbing lahan praktik.
6. Seluruh Pegawai dan Staf Puskesmas Sekip Kota Palembang

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Palembang, September 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I TINJAUAN TEORI
A. Definisi....................................................................................................1
B. Etiologi....................................................................................................2
C. Patofisiologis...........................................................................................2
D. Faktor Yang Mempengaruhi...................................................................3
E. Dampak....................................................................................................3
F. Pencegahan..............................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Pengkajian data subyektif........................................................................5
B. Pengkajian data obyektif.........................................................................6
C. Rencana tindakan/penatalaksanaan.........................................................8
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
1. Wanita Usia Subur (WUS)

Menurut Kemenkes RI (2010), Wanita Usia Subur (WUS) adalah


wanita yang berada dalam periode umur antara 15-49 tahun. Wanita
pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS perlu mempersiapkan
kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi yang optimal
pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang janin,
kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses
melahirkan (1)

Wanita Usia Subur (WUS) sebagai calon ibu merupakan kelompok


rawan yang harus diperhatikan status kesehatannya, terutama status
gizinya. Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi
ibunya sejak sebelum hamil dan selama kehamilan. Kesehatan pra
konsepsi menjadi sangat perlu diperhatikan karena akan berkaitan erat
dengan outcome kehamilannya. Sebuah penelitian kohort pada wanita di
China menunjukkan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) wanita pra
konsepsi yang rendah (≤ 18,5 kg/m2) akan berdampak pada
terganggunya pertumbuhan janin saat kehamilan kelak dan berisiko
untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dua kali
lebih besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki IMT pra konsepsi
yang normal (> 18,5 kg/m2) (2)

2. Perencanaan Kehamilan

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang


optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan
dan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka
kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya
menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga
memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (3) (Zulfahani, 2020).

1
3. Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Kurang Energi Kronik (KEK) adalah suatu keadaan yang
menggambarkan keadaan status gizi pada wanita usia subur dimana
seorang individu mengalami kurangnya asupan zat gizi terutama energi
yang dapat diakibatkan oleh kurang terpenuhinya asupan makanan
sesuai angka kebutuhan gizi indivitu (Anggraini, 2018).
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu
menderitakekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis)
yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu sehingga
kebutuhan ibu hamil akan zat gizi yang semakin meningkat tidak
terpenuhi (4) (Nisa, 2018).

B. Etiologi
Kurang Energi Kronik (KEK) penyebabnya adalah dari ketidakseimbangan
antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi. Keadaan
KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang
dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi
antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau
keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan
digunakan untuk tubuh. (5) (Helena, 2013).

C. Patofisiologi
Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu: pertama,
ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat gizi ini berlangsung
lama maka persediaan/ cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi
ketidakcukupan itu. Kedua, apabila ini berlangsung lama, maka akan terjadi
kemerosotan jaringan, yang ditandai dengan penurunan berat badan. Ketiga,
terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan
laboratorium. Keempat, terjadi perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda
yang khas. Kelima, terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari
munculnya tanda klasik. Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor
lingkungan dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-
zat gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi

2
kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi
akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. (Aulia, 2020).

D. Faktor Yang Mempengaruhi


Menurut Supriasa (2012), Faktor–faktor yang memengaruhi KEK pada
WUS terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Internal
(individu) yaitu genetik, riwayat obstetrik, seks dan lain sebagainya.
Sedangkan eksternal adalah gizi, obat–obatan, lingkungan, keluarga, dan
penyakit (6) (Isti, 2018).

E. Dampak
Menurut Waryono (2010), Wanita yang menderita malnutrisi sebelum
hamil atau selama minggu pertama kehamilan cenderung melahirkan bayi
yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang karena sistem saraf
pusat sangat peka pada 2–5 minggu. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan) dan bayi
berat lahir rendah (BBLR) di bawah 2500 gram. Efek jangka pendek KEK
(Kekurangan Energi Kronik) diantaranya yaitu anemia, perkembangan
organ tidak optimal dan pertumbuhan fisik kurang, yang mengakibatkan
kurang produktifnya seseorang, sehingga perlu ada pencegahan terhadap
kejadian KEK (Kekurangan Energi Kronik) (3) (Zulfahani, 2020).
Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil akan meningkatkan
risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir yang rendah berturut-
turut sebesar 4,7 dan 3,7 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil
yang tidak KEK. (2) (Isti, 2018).

F. Pencegahan

3
Menurut Proctor (2006), pengetahuan gizi prakonsespi
merupakan faktor penting dalam mempersiapkan kehamilan. Ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya kekurangan asupan zat gizi selama
kehamilan (7) (Igna & Dyah, 2017).

Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental,


oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa
kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik akan
berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik, serta psikologis ibu
pada kehamilan menjadi lebih baik. Pengaturan gizi yang baik juga sangat
berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur yang sehat. Status
gizi yang baik dapat mencegah masalah gizi pada saat kehamilan seperti
anemia, KEK, pencegahan infeksi dan komplikasi kehamilan. Salah satu
upaya menanggulangi masalah gizi melalui peningkatan pengetahuan, sikap
dan tindakan seseorang dengan melakukan penyuluhan gizi. Penyuluhan
gizi merupakan suatu prinsip pemasaran yang bersifat edukatif untuk
memperbaiki kesadaran gizi yang bertujuan sebagai salah satu cara dalam
peningkatan pengetahuan seseorang dalam masalah gizi pra kehamilan.
Edukasi gizi merupakan bagian dari kegiatan pendidikan kesehatan,
didefinisikan sebagai upaya terencana untuk mengubah perilaku individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam bidang kesehatan ( Oktaria dan
Juli , 2016).

4
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Data Subjektif
1. Biodata Wanita Usia Subur (WUS)

Nama : Nama perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada


kesamaan nama dengan klien lain
Umur : Untuk mengetahui klasifikasi usia WUS (Wanita Usia
Subur)
Pendidikan : Pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan beban
akademik dan pengetahuan WUS (Wanita Usia Subur)
Pekerjaan : Untuk mengetahui aktivitas sehari-hari WUS (Wanita
Usia Subur) dan juga social ekonomi WUS (Wanita Usia
Subur)
Alamat : Untuk mengetahui karakteristik geografis WUS (Wanita
Usia Subur) berasal
2. Keluhan Utama

Apa yang dirasakan WUS (Wanita Usia Subur) pada saat ini, baik keluhan
fisik, psikis maupun sosial.

3. Riwayat Menstruasi

Untuk mengetahui riwayat obstetric WUS (Wanita Usia Subur)

4. Riwayat Kesehatan

Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas mengkaji
agar dapat mengetahui tindakan apa dilakukan

5. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi

Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi pada WUS (Wanita Usia Subur)

b. Eliminasi

BAK hendaknya 3-4x/hari berwarna kuning jernih tidak terdapat endapan


ataupun busa. BAB 1x/hari konsistensi lembek dan berwarna khas.

5
c. Istirahat/tidur

Minimal tidur malam selama 6 jam hal ini bermanfaat untuk menjaga
kesehatan dan metabolisme WUS (Wanita Usia Subur)

d. Aktivitas

Untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan WUS (Wanita Usia Subur)


sehari-hari

e. Personal hygiene

Untuk mengetahui pola kebersihan yang dilakukan WUS (Wanita Usia


Subur) terhadap tubuhnya terutama organ reproduksinya.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Perlu dikaji untuk melihat tampilan umum WUS


(Wanita Usia Subur)
Kesadaran : Composmentis
Tensi normal : 90 / 50 mmHg – 120 / 80 mmHg
Nadi normal : 80 – 100x / menit
Suhu normal : 36,5°C – 37,5° C
Nafas normal : 18 – 25x / menit
Lila Normal : ≥ 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala

Untuk mengetahui kebersihan kulit kepala, kerontokan rambut, tebal dan


panjang rambut beserta warna rambut untuk melihat nutrisnya.

b. Muka

Untuk mengetahui adakah odem, pucat atau tidak.

c. Mata

Untuk mengetahui adakah konjungtiva anemis dan sklera ikterus

6
d. Telinga

Untuk mengetahui fungsi pendengaran adakah serumen ataupun sekret


yang keluar dari telinga.

e. Hidung

Untuk mengetahui adakah polip,secret dan pernapasan cuping hidung.

f. Mulut dan Gigi

Mulut : Mengetahui kelembaban bibir adakah sariawan.

Gigi : Mengetahui adakah gigi yang berlubang dan karies.

g. Leher

Mengetahui adakah pembesaran kelenjar tyroid atau vena jugolaris.

h. Ketiak

Mengetahui adakah pembesaran kelenjar getah bening.

i. Abdomen

Untuk mengetahui apakah ada nyeri tekan pada abdomen

j. Ekstremitas

Atas : Mengetahui adakah varises, odem ataupun cacat,

Bawah :Mengetahui adakah varises,odem ataupun cacat.

3. Pemeriksaan Penunjang

Melakukan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) untuk mengetahui apakah terjadi


anemia atau tidak.

C. Rencana Tindakan/Penatalaksanaan
1. Mengantisipasi Masalah

Masalah yang dapat timbul dari diagnosa dan sebagai bidan harus
mempertimbangkan upaya pencegahan.

7
2. Menentukan Kebutuhan Segera

Kebutuhan yang segera diberikan adalah kolaborasi dengan dokter spesialis


kandungan untuk tindak lanjut dari diagnosa yang ditegakkan.

3. Menyusun Rencana Tindakan


a. Memberitahukan hasil pemeriksaan.
b. Memberikan Tablet tambah darah, asam folat dan vit. C
4. Melakukan Penatalaksanaan

Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dan


kewenangan Bidan.

5. Evaluasi

Langkah ini sebagai evaluasi asuhan yang sudah diberikan kepada WUS
(Wanita Usia Subur) dan tindak lanjut yang diambil Bidan.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Lusyana Gloria Doloksaribu, Abdul Malik Simatupang. PENGARUH KONSELING


GIZI PRAKONSEPSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA PRANIKAH
DI KECAMATAN BATANG KUIS. Wahana Inovasi. 2019 Jan 2;8(1):63–78.
2. Dian Isti Angraini. Hubungan Faktor Keluarga dengan Kejadian Kurang
Energi Kronis pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Terbanggi Besar.
UNILA. 2018 Jul 1;2(2):146–50.
3. Zulfahani. Perilaku Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat
Berdasarkan Budaya Melayu di Puskesmas Pagurawan Kec. Medang
Deras [Thesis]. [Medan]: Universitas Sumatera Utara; 2020.
4. Linda Syahadhatun Nisa, Christyana Sandra, Sri Utami. PENYEBAB
KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONISPADA IBU HAMIL
RISIKO TINGGI DAN PEMANFAATAN ANTENATAL CAREDI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS JELBUK JEMBER. Jurnal
Administrasi Kesehatan . 2018 Jul 1;6(2):136–42.
5. Helena Fitriana Sipahutar. GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI IBU
HAMIL TRIMESTER PERTAMA DAN POLA MAKAN DALAM
PEMENUHAN GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PARSOBURAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2013
[Article]. [Medan]: Universitas Sumatera Utara; 2013.
6. Dian Isti Angraini. Hubungan Faktor Keluarga dengan Kejadian Kurang
Energi Kronis pada Wanita Usia Subur.
http://repository.lppm.unila.ac.id/10018/1/2018_juli_juke_DIA. 2018
Jul 1;2.
7. Igna Nur’Arofah Umisah, Dyah Intan Puspitasari. PERBEDAAN
PENGETAHUAN GIZI PRAKONSEPSI DAN TINGKAT
KONSUMSI ENERGI PROTEIN PADA WANITA USIA SUBUR
(WUS) USIA 15-19 TAHUN KURANG ENERGI KRONIS (KEK)
DAN TIDAK KEK DI SMA NEGERI 1 PASAWAHAN. JURNAL
KESEHATAN. 2017 Des 1;10(1979–7621):23–36.

Anda mungkin juga menyukai