Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN LINGKUNGAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen Pengampu :
Nurul Afifah, S.Kep., Ns.
Kelas PSIK 6 C5

Anis Indriyani 2010201186


Taghsya Dhaneswara Patya 2010201187
Fanny Nugraheni 2010201188
Tri Rahayu Nur Jannah 2010201189
Erina Widayanti 2010201190
Yunita Prihandani 2010201191
Chilen Oxtaviani 2010201192
Junita Annisa Putri 2010201193
Sekar Ayu Setyaningsih 2010201194
Milatina Hanifah 2010201195
Dela Mey Sari 2010201196
Namulando Mwajib Bogere 2010201197
Nugraheni Nurismasari 2010201198
Ridho Muhammad Putra 2010201199
Diah Ayu Oktavia 2010201200

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ i


I. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
II. Masalah Kesehatan ......................................................................................................................... 2
III. Tujuan ............................................................................................................................................. 5
a. Tujuan umum .............................................................................................................................. 5
b. khusus ......................................................................................................................................... 5
IV. Materi Pembelajaran ....................................................................................................................... 5
V. Sasaran ............................................................................................................................................ 5
VI. Strategi ............................................................................................................................................ 5
VII. Pengorganisasian............................................................................................................................. 6
VIII.Kriteria Evaluasi ............................................................................................................................. 7
a. Evaluasi Struktur ......................................................................................................................... 7
b. Evaluasi Proses ........................................................................................................................... 7
c. Evaluasi Hasil ............................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 22

i
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Pokok Bahasan : PHBS Kesehatan Lingkungan
Sasaran : Warga RT 69 Padukuhan Pedak
Waktu : 25 menit
Hari/Tanggal : Kamis, 22 Juni 2023
Tempat : Gedung Aula Muhammadiyah RT 69 Padukuhan Pedak
Penyuluhan

I. Latar Belakang
Menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah ilmu dan ketrampilan yang
memusatkan pada usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik
manusia yang diperkirakan akan menimbulkan hal-hal yang merugikan
perkembangan fisik, kesehatan,atau kelangsungan hidup pada manusia. Selain itu,
kesehatan lingkungan adalah ilmu cabang dari ilmu kesehatan masyarakat yang
berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
pengkoordinasian, dan penilaian dari semua faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan.
Menurut Hendrik L. Blum faktor tersebut adalah keturunan, lingkungan,
perilaku, dan pelayanan kesehatan. Faktor-faktor tersebut saling terikat satu sama
lain, jika salah satu faktor terganggu, maka faktor yang lain juga terganggu.
Hubungan keterikatan faktor komponen lingkungan dengan perilaku manusia
memiliki potensi bahaya penyakit. Hal tersebut terjadi karena lingkungan akan
berubah seiring waktu akibat dari perilaku negatif manusia terhadap lingkungan.
Perilaku negatif tersebut adalah banyaknya pencemaran lingkungan yang sering
dilakukan manusia adalah tidak mengkondisikan sampah-sampah yang ada di
lingkungan rumah. Hal tersebut tentunya termasuk masalah kesehatan lingkungan
sesuai dengan Pasal 163 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009. Kesehatan
lingkungan adalah salah satu unsur penentu dalam kesejahteraan penduduk.

1
Lingkungan sehat dibutuhkan bukan hanya meningkatkan derajat kesehatan, tetapi
untuk kennyaman hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Oleh karena itu, kami ingin melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan
di Padukuhan Pedak, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Hasil pengkajian
yang kami lakukan di sana ternyata banyak sekali sampah rumah tangga yang tidak
dikondisikan yang tentunya bisa terjadi pencemaran lingkungan dan timbul vector-
vektor infeksius yang dapat menularkan penyakit pada warga sekitar.

II. Masalah Kesehatan


No. Masalah Dx Keperawatan
1. Kondisi tempat penampungan air Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
(terbuka) (D.00099) b.d kurangnya pengetahuan
2. Frekuensi menguras penampungan dalam pemeliharaan lingkungan rumah d.d
(bila terlihat kotor) kondisi tempat penampungan air yang
3. Pembuangan sampah (dibakar) terbuka, menguras penampungan bila
4. Kondisi penampungan sampah terlihat kotor, pengelolaan sampah yang
(terbuka) masih dibakar, dan banyaknya sarang
5. Gangguan yang ada (sarang nyamuk) nyamuk.
6. Kebiasaan sebelum berobat (beli Ketidakefektifan manajemen kesehatan
obat bebas) (D.00078) b.d kurang pengetahuan tentang
program terapeutik d.d masih banyaknya
kebiasaan masyarakat membeli obat bebas
sebelum berobat.
8. Hipertensi dan DM Defisien Kesehatan komunitas (D.00215)
b.d ketidakcukupan sumber daya (misalnya
finansial, sosial, dan pengetahuan) d.d
banyaknya masalah Kesehatan yang dialami
oleh masyarakat Dusun Pedak.

2
Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas

Skoring Masalah

No. Diagnosis Keperawatan A B C D E F G H I J K Total


Skor
1. Ketidakefektifan pemeliharaan 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 5 40
kesehatan (D.00099)
2. Ketidakefektifan manajemen 5 5 4 4 2 2 4 3 2 3 5 39
kesehatan (D.00078)
3. Defisien Kesehatan komunitas 5 5 4 5 3 4 4 3 2 3 5 43
(D.00215)

Keterangan:

A= Resiko Terjadi G= Tempat


B= Resiko Parah H= Waktu
C= Potensi untuk Pendidikan Kesehatan I= Dana
D= Minat Masyarakat J= Fasilitas Kesehatan
E= Mungkin Diatasi K= Sumber Daya
F= Sesuai dengan Program Kesehatan
Pembobotan Rentang:
1: Sangat Rendah, 2: Rendah, 3: Cukup, 4: Tinggi, 5: Sangat Tinggi

Plan Of Action (POA) Kegiatan Implementasi Keperawatan Komunitas

No. Diagnosa Tujuan Rencana Sasaran Waktu Tempat Dana PJ


Keperawatan Kegiatan
1. Defisien Untuk Pemeriksaan Lansia Menyusul Aula Stik Dhanes
Kesehatan meningkatkan Kesehatan yang menye Gedung GDS Dela
komunitas kesadaran gratis menderita suiakan Muham
(D.00215) b.d masyarakat berupa GDS hipertensi ibu madiya
ketidakcukupan terhadap gaya dan tensi. & DM dukuh h
sumber daya hidup: Edukasi Konsu Anis
(misalnya singkat msi Chilen

3
finansial, sosial, - Kepatuhan Pembagian Print Ayu
dan minum obat lembar leaflet Diah
pengetahuan) hipertensi. leaflet
d.d banyaknya - Kepatuhan
masalah mengikuti
Kesehatan yang kegiatan
dialami oleh posyandu
masyarakat lansia.
Dusun Pedak. - Mengonsums
i
makanan/min
uman rendah
garam &
gula.

2. Ketidakefektifan Meningkatkan Seminar Perwakilan Menyusul Aula Konsumsi Erina


pemeliharaan kesadaran akan dengan setiap KK Gedung
kesehatan pentingnya metode masyarakat Muham
(D.00099) b.d kebersihan ceraman RT 69 di madiya
kurangnya lingkungan Padukuhan h
pengetahuan rumah. Pedak
dalam - Pengelolaan
pemeliharaan sampah.
lingkungan - Kebersihan
rumah d.d penampunga
kondisi tempat n air.
penampungan
air yang
terbuka,
menguras
penampungan
bila terlihat
kotor,

4
pengelolaan
sampah yang
masih dibakar,
dan banyaknya
sarang nyamuk.

III. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan 1× 25menit, diharapkan warga mampu memahami dan
dan mengaplikasikan PHBS Kesehatan Lingkungan dalam kehidupan.

b. khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang lingkungan sehat selama 1 x25 menit keluarga
diharapkan mampu:
1. Menyebutkan Pengertian kesehatan lingkungan
2. Menyebutkan Tujuan program kesehatan lingkungan
3. Menyebutkan sasaran kesehatan lingkungan
4. Menyebutkan upaya pencapaian kesehatan lingkungan
5. Menyebutkan ruang lingkup kesehatan lingkungan
6. Menjelaskan keuntungan membuang sampah dengan benar

IV. Materi Pembelajaran


Terlampir

V. Sasaran
Sasaran kegiatan Penyuluhan Kesehatan Lingkungan yang akan diselenggarakan di
Aula Gedung Muhammadiyah, RT 69 Padukuhan Pedak, Kecamatan Srandakan,
Kabupaten Bantul yaitu perwakilan setiap KK (Kartu Keluarga) yang berjumlah 46
warga.

VI. Strategi
A. (MMD 1)
a. Pendekatan dan penjelasan program kuliah kesehatan komunitas, mahasiswa
menjelaskan kepada ibu dukuh terkait kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di Rt 69
Padukuhan Pedak.

5
b. Pengkajian data
Pertemuan dengan masyarakat yang bertujuan untuk mendapatkan data terkait masalah
yang ada di Rt 69 Padukuhan Pedak untuk menemukan permasalahan kesehatan yang
ada serta mencari solusi atas temuan masalah yang ada, dilakukan dengan cara
wawancara dan observasi lingkungan pemukiman penduduk secara keseluruhan dengan
cara mendatangi setiap rumah.
B. Evaluasi ( MMD 2)
a. Kegiatan musyawarah mufakat desa yang kedua ini memaparkan hasil dari proses
pengkajian dan pengolahan data yang sudah didapatkan serta rencana yang akan
diimplementasikan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian dilanjutkan
dengan sesi diskusi terhadap masalah yang sudah dipaparkan.
b. Penyuluhan (Implementasi)
- Melakukan pemeriksaan kesehatan gratis untuk lansia Rt 69 Padukuhan Pedak .
- Melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan kepada seluruh masyarakat Rt 69
Padukuhan Pedak.
C. Evaluasi (MMD 3)
Mengevaluasi program Kuliah Kerja Kesehatan Komunitas yang sudah, belum, atau
masih berjalan kepada pihak berwenang dan yang terkait diantaranya tokoh masyarakat
meliputi seluruh perangkat desa. Kegiatan ini dilaksanakan dalam musyawarah
masyarakat desa.

VII. Pengorganisasian
Hari/Tanggal Waktu Tempat Pelaksana Kegiatan
Kamis/22 Juni Pukul Gedung Aula • Seluruh Pemeriksaan Kesehatan
2023 16.00-17.30 Muhammadiyah Mahasiswa PSIK Gratis Untuk Lansia RT
WIB Rt 69 6 C5 69 Padukuhan Pedak
Padukuhan • Lansia yang
Pedak diundang

6
Pukul 19.00 Gedung Aula • Seluruh Penyuluhan kesehatan
WIB-Selesai Muhammadiyah Mahasiswa PSIK lingkungan kepada
Rt 69 6 C5 warga RT 069
Padukuhan • Warga RT 069 Padukuhan Pedak
Pedak Padukuhan
Pedak
• Perwakilan
perangkat desa

VIII. Kriteria Evaluasi


a. Evaluasi Struktur
- Satuan Acara Pemyuluhan (SAP) sudah siap
- 90% alat dan bahan yang diperlukan sudah tersedia
- Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
- Penyelenggaraan dilaksanakan di Gedung Aula Muhammadiyah Rt 69
Padukuhan Pedak
- Pengorganisasian penyelenggeraan dilaksanakan sebelumnya

b. Evaluasi Proses
- Para peserta penyuluhan dapat mengikuti acara yang diadakan.
- Informasi yang disampaikan dalam materi berhasil diterima oleh masyarakat
- Acara berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

c. Evaluasi Hasil
Masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Setelah diberikan edukasi pendidikan kesehatan:
- Peserta mampu menjelaskan yang diketahui tentang perilaku pemeliharaan
kesehatan
- Peserta mampu menjelaskan kriteria rumah bersih dan sehat
- Peserta mengetahui dan menerapkan cara menjaga kebersihan lingkungan
Defisiensi kesehatan komunitas
Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan:
- Peserta mampu menerapkan kesadaran terhadap gaya hidup sehat
- Peserta mampu untuk mengikuti kepatuhan meminum obat hipertensi
- Peserta mampu mengikuti kepatuhan kegiatan posyandu

7
Lampiran Materi Penyuluhan

KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Definisi Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan yang optimal sehingga
memiliki pengaruh pada terciptanya kondisi kesehatan yang optimal pula. (Adnani, 2011)
(Buku Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan, 2021). Menurut Soemirat (2011) dalam Buku
Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan (2021), Kesehatan lingkungan ialah ilmu yang
mengkaji hubungan antara kesehatan anusia dengan lingkungan, hewan, dan tubuhan yang
bertujuan meningkatkan faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan dan mencegah
faktor-faktor yang merugikan, untuk mengendalikan risiko kejadian gangguan kesehatan.
Semua faktor lingkungan seperti air, makanan, tanah, biota, sanitasi, bahkan manusia dan
perilakunya harus dijaga agar tidak menjadi penyebab timbulnya penyakit, baik pada
manusia, tumbuhan, hewan, dan manusia (Soemirat, 2011) (Buku Dasar-Dasar Kesehatan
Lingkungan, 2021).
Istilah kesehatan lingkungan yang berkembang dari pengertian, sanitasi lingkungan
sebagaimana yang oleh Winslow diistilahkan environmental sanitation dalam definisi
kesehatan masyarakat yang juga didukung oleh pendapat Smillie (1961) telah diterima
oleh kalangan luas. Pengertian kesehatan lingkungan ini menyangkut karakteristik dari
kondisi lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan
lingkungan merupakan bagian dari kegiatan atau usaha dari kesehatan masyarakat.
Kesehatan lingkungan juga berkontribusi dalam mencapai tujuan kesehatan masyarakat
yang menurut Winslow adalah pencegahan penyakit, perpanjangan umur, dan peningkatan
derajat kesehatan mental maupun fisik dan efisiensi.
Suatu definisi lagi yang dikenalkan oleh P. Walton Purdom sebagai berikut:
Environmental health is that aspect of public health that is concerned with those forms of
life, subtances, forces, and conditions in the surrounding of man that may exert an
influence on human health and well being. (Buku Ajar Dasar-Dasar Kesehatan
Lingkungan, 2019)
2. Masalah Kesehatan Lingkungan
Masalah-masalah kesehatan lingkungan antara lain adalah:
1. Urbanisasi penduduk
Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke kota.
Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan terbatasnya

8
lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondong-bondong datang ke
kota besar mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah tangga,
kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan menjadi pengemis dan pengamen
jalanan yang secara tidak langsung membawa dampak sosial dan dampak kesehatan
lingkungan, seperti munculnya permukiman kumuh dimana-mana.
2. Tempat pembuangan sampah
Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan secara
dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem pembuangan semacam itu selain
memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran pada udara, tanah,
dan air selain lahannya juga dapat menjadi tempat berkembangbiaknya agens dan
vektor penyakit menular.
3. Penyediaan sarana air bersih
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya sekitar 60% penduduk Indonesia
mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk perkotaan, selebihnya
mempergunakan sumur atau sumber air lain. Bila datang musim kemarau, krisis air
dapat terjadi dan penyakit gastroenteritis mulai muncul di mana-mana.
4. Pencemaran udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas normal
terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu, hampir
setiap tahun asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke negara tetangga
akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.
5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan industri dibuang
langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau laut, ditambah lagi dengan
kebiasaan penduduk melakukan kegiatan MCK di bantaran sungai. Akibatnya, kualitas
air sungai menurun dan apabila di-gunakan untuk air baku memerlukan biaya yang
tinggi.
6. Bencana alam/pengungsian
7. Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi di
Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi yang tentunya menambah banyak
permasalahan kesehatan lingkungan.
8. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah
Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan masalah baru
bagi kesehatan lingkungan. Contoh, pemberian izin tempat permukinan, gedung atau
9
tempat industri baru tanpa didahului dengan studi kelayakan yang berwawasan
lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir, pencemaran udara, air, dan tanah
serta masalah sosial lain.
9. Penyakit berbasis lingkungan
Macam-macam jenis penyakit yang terjadi akibat lingkungan antara lain:
a. Malaria
b. Demam berdarah
c. Diare
d. Kecacingan
e. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
f. Tuberkulosis paru (TB-paru)
3. Air Bersih
1. Definisi
Air bersih adalah jenis sumber daya berupa air yang bermutu baik dan dimanfaatkan
oleh manusia untuk kehidupan sehari-hari termasuk sanitasi. Menurut WHO, air
domestik adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan domestik seperti
konsumsi, air minum dan persiapan makanan.
2. Karakteristik Air Bersih
Air yang tercemar baik secara fisik, kimiawi maupun mikrobiologi, apabila diminum
atau digunakan untuk masak, mandi dan mencuci, dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan. Penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat timbul karena air
yang tercemar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu penyakit menular dan penyakit
tidak menular. Air dapat dikatakan sebagai air bersih apabila memenuhi 4 syarat yaitu
syarat fisik, kimia, biologis dan radioaktif sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002 yaitu:
a. Syarat fisik.
Syarat fisik kualitas air bersih ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan (turbidity),
warna, bau, rasa dan kejernihan air.
b. Syarat kimia.
Syarat kimia kualitas air bersih yaitu tidak terdapat bahan kimia tertentu seperti
arsen(As), besi (Fe), fluorida (F), chlorida (C), kadar merkuri (Hg), dan lain-lain.
c. Syarat Biologis.
Syarat biologis kualitas air bersih ditentukan dengan adanya mikroorganisme
patogen maupun non patogen seperti bakteri, virus, protozoa. Mikroorganisme
10
coli digunakan sebagai indikator untuk mengetahui air telah terkontaminasi oleh
bahan buangan organik.
d. Syarat Radioaktif.
Syarat radioaktif kualitas air bersih yaitu tidak terdapat bahan buangan di dalam
air yang memberikan emisi sinar radioaktif. Apabila terdapat radioaktifitas dalam
suatu air maka akan membahayakan bagi kesehatan manusia maupun hewan yang
meminum air tersebut.
3. Manfaat Air bersih:
a. Dapat memenuhi cairan dalam tubuh
Kadar air yang ada di tubuh manusia adalah 50%-80% sehingga kamu sangat
membutuhkan air. Kekurangan air dapat menyebabkan konsentrasi turun dan
rentan terhadap penyakit. Pasti ketika kamu sakit akan dianjurkan minum air putih
yang cukup.
b. Membantu kegiatan sehari-hari
Air bersih sangat dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari seperti memasak dan
mencuci. Jika air yang kita gunakan untuk memasak tidak bersih maka akan rentan
terserang penyakit. Baju yang kita cuci juga tidak bersih maksimal.
c. Irigasi pertanian
Air bersih juga merupakan faktor kesuksesan panen. Air yang kotor bisa
mengganggu kesuburan tanah. Bila tanah tidak subur sama dengan menghambat
pertumbuhan tanaman.
d. Menjaga ekosistem lingkungan
Tentu ekosistem yang ada akan terjaga dengan adanya air bersih. Tanaman dan
makhluk hidup yang ada di air bisa hidup dan berkembang biak dengan baik.
Kehidupan akan semakin sejahtera dengan adanya air yang bersih.
4. Air menjadi Penyebab Terjadinya Penyakit
Air merupakan bagian dari lingkungan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan
manusia.Dalam penggunaannya, air dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit. Air
sebagai penyebab terjadinya penyakit dibagi ke dalam 4 (empat) cara yaitu:
a. Air Sebagai Penyebar Mikroba Patogen (Water Borne Disease)
Penyakit disebarkan secara langsung oleh air dan hanya dapat menyebar apabila
mikroba penyebab terjadinya penyakit masuk ke dalam sumber air yang
digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Jenis mikroba
yang ada di dalam air yaitu virus, bakteri, protozoa dan metazoa.Penyakit yang
11
disebabkan karena mikroba patogen ini seperti cholera, thypus abdominalis,
hepatitis A, poliomyelitis, dysentry.Keluhan yang dapat muncul seperti mencret
dan kotoran berlendir.
b. Air Sebagai Sarang Vektor Penyakit (Water Related Insecta Vector)
Air dapat berperan sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit pada
masyarakat. Insekta sedemikian disebut sebagai vektor penyakit. Vektor penyakit
yang sedemikian dapat mengandung penyebab penyakit. Penyebab penyakit
dalam tubuh vektor dapat berubah bentuk, berupa fase pertumbuhan ataupun
bertambah banyak atau tidak mengalami perubahan apa-apa. Penyakit yang dapat
muncul seperti filariasis, demam berdarah, dan malaria.
c. Kurangnya Penyediaan Air Bersih (Water Washed Disease)
Kurang tersedianya air bersih untuk menjaga kebersihan diri, dapat menimbulkan
berbagai penyakit kulit dan mata.Hal ini terjadai karena bakteri yang ada pada
kulit dan mata mempunyai kesempatan untuk berkembang.Keluhan yang dapat
muncul seperti kulit merah, gatal-gatal dan mata merah, gatal dan berair.
d. Air Sebagai Sarang Hospes Sementara (Water Based Disease)
Penyakit ini memiliki host perantara yang hidup di dalam air. Penyakit yang dapat
muncul adalah schistosomiasis dan dracontiasis.
5. Ciri ciri Air bersih
a. Tidak memiliki rasa
Ciri ini adalah indikator utama kebersihan sebuah air. Jika air memiliki rasa maka
kemungkinan besar air tersebut tidak bersih. Rasa yang timbul pada air dihasilkan
dari zat-zat yang tidak seharusnya ada seperti bakteri.
b. Tidak memiliki bau
Sama seperti rasa, bau yang ada pada air disebabkan oleh bakteri dan pembusukan
zat organik. Hal ini menunjukkan sanitasi air yang rendah. Jika mendapatkan air
yang berbau sebaiknya lakukan lah perlakuan khusus sebelum menggunakan air
tersebut.
c. Jernih
Air bersih memiliki tingkat kejernihan yang stabil. Coba tuang air pada sebuah
wadah dan diamkan, jika air tersebut tetap jernih maka air tersebut merupakan air
bersih namun jika muncul endapan atau warna menempel pada wadah maka air
tersebut tidak bersih. Selain ciri-ciri yang bisa kamu identifikasi sendiri, terdapat
beberapa syarat air dinyatakan bersih dan dapat dikonsumsi secara kimiawi.
12
d. Memiliki pH netral
pH menunjukkan kadar asam/basa pada sebuah substansi. Skala asam/basa adalah
dari 1 hingga 14. Tingkat pH agar air aman digunakan adalah 6,5 hingga 8,5. Cara
mengetahui pH air ini harus menggunakan sebuah alat.
e. Tidak mengandung zat kimia berlebih
Zat kimia pada air tetap dibutuhkan untuk tubuh namun jika air memiliki kadar
zat kimia berlebih maka akan merusak kesehatan. Zat tembaga pada air
dibutuhkan untuk tubuh namun jika air mengandung zat ini terlalu banyak maka
akan membuat kerusakan pada hati.
f. Tidak mengandung bakteri
Bakteri yang harus dihindari adalah bakteri E. coli. Bakteri ini bisa hidup di dalam
usus makhluk hidup. Akibat yang ditimbulkan saat meminum air dengan
kandungan bakteri ini adalah diare ringan. Mengolah air sebelum dimasak adalah
cara terbaik menghilangkan bakteri.
6. Cara Menjaga Kualitas Air
Beberapa cara atau beberapa tips dalam menjaga kualitas air bersih:
a. Pisahkan jarak antara sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah
minimal 10 meter
b. Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar
c. Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya
gar tidak rusak
d. Lantai sumur sebaiknya kedap air (diplester) dan tidak retak, bibir sumur dan
dinding sumur harus diplester dan sumur ditutup;
e. Ember penampung air dilengkapi denga penutup dan gayung bertangkai, dijaga
kebersihannya.
f. Air harus dihaga kebersihannya dengan tidak ada genangan air di sekitar sumber
air, dan dilengkapi dengan saluran pembuangan air, tidak ada kotoran, tidak ada
lumut, pada lantai/dinding sumur.
7. Sumber Air bersih
a. Air angkasa
Air angkasa ini adalah air dari hasil penyubliman awan atau uap air contohnya
salju. Air yang dihasilkan dari salju yang meleleh bisa dimanfaatkan sebagai
sumber air. Pastikan untuk mengolahnya hingga menjadi air bersih.
b. Air hujan
13
Air hujan bisa ditampung lalu dijadikan air minum. Namun harus ditambahkan
kalsium kedalamnya karena air hujan tidak memiliki kalsium.
c. Air permukaan
Air yang berada di permukaan bumi. Air sungai, air danau, dan air laut masuk ke
dalam kategori air permukaan. Namun air permukaan ini mudah terkontaminasi
dan cenderung keruh. Harus memilih area yang tepat untuk menjadikannya
sumber air bersih.
d. Air tanah
Air ini adalah sebagian dari air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-
pori dan akar tanaman. Air tanah yang berada pada dua lapisan tanah kedap air
disebut air tanah dalam sedangkan air tanah dangkal adalah air tanah yang berada
dekat pada permukaan tanah dan kestabilan volume airnya dipengaruhi oleh curah
hujan.
e. Mata air
Air tanah yang muncul secara alamiah disebut mata air. Air ini bisa langsung
dijadikan air minum karena belum tercemar namun kamu harus tetap waspada.
Rebuslah air dari mata air ini agar terjaga keamanannya.
4. Sampah
1. Definisi
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, yang dimaksud sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah ini dihasilkan manusia setiap
melakukan aktivitas sehari-hari. Pengelolaan sampah menerapkan paradigma baru yaitu
pengelolaan sampah secara holistik dari hulu sampai hilir.
2. Jenis Sampah
Berdasarkan Sifatnya:
a. Sampah Organik (Degradable); Pengertian sampah organik adalah sampah yang
dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa
makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain.
b. Sampah Anorganik (Undegradable); Pengertian sampah anorganik adalah sampah
yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat
didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya botol plastik,
kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain
Berdasarkan Bentuknya:
14
a. Sampah Padat: Sampah pada merupakan material yang dibuang oleh manusia
(kecuali kotoran manusia). Jenis sampah ini diantaranya plastik bekas, pecahan
gelas, kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain.
b. Sampah Cair: Sampah cair merupakan bahan cair yang tidak dibutuhkan dan
dibuang ke tempah sampah. Misalnya, sampah cair dari toilet, sampai cair dari
dapur dan tempat cucian.
3. Dampak Sampah
Dampak Sampah Pada Masyarakat, pada umumnya sampah memberikan dampak buruk
bagi masyarakat, ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungannya:
a. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan
Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk bagi
kesehatan masyarakat di sekitarnya. Sampah tersebut akan berpotensi
menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti
• Penyakit diare, tifus, kolera
• Penyakit jamur
• Penyakit cacingan
b. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
Selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, penanganan sampah yang
tidak baik juga mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan. Seringkali sampah
yang menumpuk di saluran air mengakibatkan aliran air menjadi tidak lancar dan
berpotensi mengakibatkan banjir. Selain itu, sampah cair yang berada di sekitar
saluran air akan menimbulkan bau tak sedap.
c. Dampak Sampah Terhadap Sosial dan Ekonomi
d. Penanganan sampah yang tidak baik juga berdampak pada keadaan sosial dan
ekonomi. Beberapa diantaranya adalah:
• Meningkatnya biaya kesehatan karena timbulnya penyakit
• Kondisi lingkungan tidak bersih akibat penanganan sampah yang tidak baik.
Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kehidupan sosial masyarakat
secara keseluruhan
4. Cara Mengurangi Sampah Plastik
a. Membawa tas belanja sendiri
b. Membawa kotak makan sendiri
c. Mengurangi penggunaan tisu basah

15
d. Menggunakan produk yang dikemas dengan beling kaca atau karton
e. Membawa botol minum sendiri
f. Tidak lagi menggunakan sedotan plastik untuk minuman
g. Melakukan daur ulang sampah plastik
5. Pengelolaan Sampah
a. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. (UU No.
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah) Penyaluran sampah yang banyak
ditemui terdiri dari proses pengumpulan sampah dari permukiman atau sumber
sampah lain, pengangkutan sampah untuk dibuang di Tempat Penampungan
Sementara (TPS), dan proses terakhir yaitu pembuangan di Tempat Pemrosesan
Akhir. Permasalahan pengelolaan sampah yang ada di Indonesia dapat dilihat dari
beberapa faktor yaitu tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat
pengelolaan pelayanan masih rendah, TPA yang terbatas jumlahnya, institusi
pengelola sampah dan masalah biaya. Kesadaran masyarakat akan sampah dan
pentingnya menjaga lingkungan juga masih rendah sehingga dapat membawa
masalah yang baru seperti banjir.
Pengelolaan sampah selama ini juga belum sesuai dengan metode pengelolaan
sampah yang berwawasan lingkungan. Sebagian besar pengelolaan sampah TPA di
Indonesia menggunakan metode open dumping dan landfill, namun ada juga
metode lain yaitu pembuatan kompos, pembakaran, pemilahan, dan daur ulang
meskipun tidak banyak digunakan. (Winahyu dkk, 2013) Metode open dumping
adalah metode yang paling sederhana, sampah dibuang di TPA begitu saja tanpa
perlakuan lebih lanjut, sedangkan metode landfill yaitu sampah diratakan dan
dipadatkan dengan alat berat dan dilapisi dengan tanah. Kedua metode tersebut
kurang ramah lingkungan karena berpotensi terjadi pencemaran pada air tanah dan
juga pencemaran udara. Menurut Purwanta (2009) TPA berpotensi menyumbang
emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan gas yang mendominasi adalah CH4
(Metana), CO2 dan N2O. Hal tersebut mengakibatkan diperlukan adanya inovasi
dalam pengelolaan sampah sehingga sampah tidak hanya menumpuk di TPA yang
tapi juga dimanfaatkan untuk kepentingan lain
b. Pengolahan sampah dengan 3R

16
”Reduce, Reuse, Recycle” merupakan maksud penanganan sampah yang terdiri
dari tiga unsur yaitu, “Mengurangi”, “Menggunakan ulang” dan “Mendaur ulang”
sampah (juga dikenal sebagai 3R). Untuk memulai melakukan 3R ini memang
dapat dilakukan oleh siapa saja.
Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di
rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.
a) Contoh kegiatan reuse (Menggunakan ulang) sehari-hari:
• Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali
atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan dari pada
menggunakan tissu, menggunakan tas belanja dari kain dari pada
menggunakan kantong plastik.
• Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan
ditulis kembali.
• Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
• Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi
yang sama atau fungsi lainnya.
b) Contoh kegiatan reduce (mengurangi) sehari-hari:
• Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
• Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam
jumlah besar.
• Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill).
• Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.
• Menggunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
c) Contoh kegiatan recycle (mendaur ulang) sehari-hari:
• Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang.
• Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
• Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
• Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat
dan bahkan memiliki nilai jual.
3R memang hanya istilah sederhana. Namun dari hal yang sederhana ini, dapat
memberikan dampak yang positif bagi permasalahan sampah di sekitar. Maka dari
itu cintai lingkungan kita untuk melindungi bumi agar terus berkesinambungan.

17
Semangat kita pasti bisa mewujudkan linkungan yang bersih dan indah di pandang
mata.
c. Pengelolaan sampah dirumah
a) Memisahkan Sampah Sesuai Jenisnya
Cara pertama yang dapat kamu lakukan untuk pengelolaan sampah, dapat
dimulai dengan memisahkan sampah menjadi 2 bagian, yakni organik dan
anorganik. Kamu bisa mulai menyediakan 2 buah tempat sampah di rumah dan
beri tanda untuk mempermudahnya. Cara seperti ini akan mempermudah kamu
dalam memisahkan sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya.
b) Melakukan Zero Waste
Konsep zero waste yang mulai sering disuarakan agar manusia mulai peduli
dengan alam dapat diwujudkan dengan menggunakan barang-barang yang
tidak habis pakai. Salah satunya seperti mengganti plastik dengan tas belanja
kain, mengganti styrofoam dengan kotak bekal, dan memakai botol untuk
mengurangi pemakaian air minum dalam kemasan.
Pada intinya kamu bisa mulai mengurangi pemakaian plastik dengan benda-
benda yang dapat digunakan secara berulang. Walaupun cukup merepotkan
namun, perubahan yang kamu lakukan dapat memberikan dampak yang berarti
bagi bumi dan alam.
c) Membuat Pupuk dari Sampah Organik
Pengelolaan sampah selanjutnya juga dapat dilakukan pada sampah organik.
Kamu tentunya sudah tidak asing dengan teknik daur ulang, bukan? Daripada
membiarkan sampah organik berbau busuk karena karena bakteri pengurai ada
baiknya kamu melakukan daur ulang dengan menjadikannya sebagai pupuk
kompos pada tanaman.
Namun, jika aroma selama proses pembuatan pupuk kompos cukup
mengganggu, kamu bisa menyumbangkan sampah organic pada penjual
tanaman atau orang yang memiliki kesukaan berkebun. Sehingga, kamu tetap
ikut berkontribusi dalam pengelolaan sampah.
d) Membersihkan Tempat Sampah Setiap Hari
Tempat sampah di dalam rumah sangat penting untuk dijaga kebersihannya.
Oleh sebab itu, kamu perlu menjaganya dengan selalu membuang sampah
setiap hari dan memastikan tempatnya bersih agar tidak menimbulkan aroma
tidak sedap di dalam ruangan. Kamu bisa mengalasi tempat sampah dengan
18
plastik yang ramah lingkungan sehingga kebersihannya tetap terjaga setiap
saat.
e) Melakukan Daur Ulang Pada Sampah Anorganik
Sama seperti konsep 3R (reuse, reduce, dan recycle) kamu dapat membantu
pengelolaan sampah dengan memilih barang-barang yang masih dapat
digunakan kembali. Misalnya botol kaca yang dapat dibersihkan dan
digunakan kembali untuk menyimpan barang atau menjadikannya sebagai
hiasan rumah.
6. Bahaya Membakar Sampah bagi Kesehatan
Berikut ini bahaya membakar sampah bagi kesehatan:
a. Gangguan pernapasan
Bahaya membakar sampah yang paling umum terjadi adalah munculnya gangguan
pernapasan. Asap hasil pembakaran sampah dapat mencemari udara sekitar. Jika kamu
menghirupnya, zat-zat dalam asap pun otomatis juga ikut terhirup. Biasanya hal ini
menimbulkan batuk, sesak napas, dan hidung terasa perih.
Dalam jangka panjang, menghirup asap terus menerus berpotensi menyebabkan
masalah pernapasan yang lebih parah. Contohnya seperti infeksi paru-paru, pneumonia,
bronkitis, dan alergi. Terutama bagi mereka yang sudah memiliki penyakit pernapasan
sebelumnya.
b. Iritasi
Bahaya membakar sampah selanjutnya yang juga sering terjadi adalah iritasi. Asap yang
pekat dengan partikel-partikel kecil di dalamnya, jika terkena mata dapat menyebabkan
mata perih, merah, dan berair.
Sementara itu, bila terhirup dapat menyebabkan iritasi pada mulut, hidung, dan
tenggorokan. Nah, hal tersebut bisa menyebabkan batuk-batuk, kesulitan bernapas, dan
sensasi seperti tercekik di tenggorokan. Bahkan, terkadang hal ini juga disertai dengan
sakit kepala dan mual.
Ketahui juga dampak asap kebakaran lainnya bagi kesehatan tubuh, di laman berikut,
“Kenali Efek dan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran.
c. Kanker
Meskipun kemungkinannya kecil, tetapi bahaya membakar sampah dalam jangka
panjang bisa saja memicu berkembangnya jenis kanker tertentu. Bukan tanpa alasan,
pasalnya terdapat banyak zat karsinogen dalam asap hasil pembakaran sampah.

19
Contohnya dioksin, BAP, PAH, merkuri, arsenik, dan lain-lain. Bagi kelompok individu
yang lebih sensitif seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia, sebisa mungkin hindari
terpapar zat-zat tersebut.
d. Kerusakan kulit
Sebagai bagian tubuh yang terekspos langsung oleh asap, kulit juga tidak luput terkena
bahaya membakar sampah. Dalam jangka pendek, paparan dioksin, furan, dan zat
berbahaya lainnya dapat menyebabkan lesi kulit.
Ini adalah kondisi pertumbuhan jaringan abnormal pada permukaan kulit. Contoh lesi
kulit akibat paparan asap, yaitu chloracne dan warna kulit menggelap secara tidak
merata.
7. Rumah Sehat
1. Definisi
Rumah Sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan
sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan
yang optimal serta rumah yang memenuhi syarat-syarat rumah sehat seperti adanya
ventilasi, pencahayaan yang cukup, bangunan yang sesuai dengan penghuni rumah dan
di dukung oleh kesehatan lingkungan sekitar.
2. Syarat-syarat rumah sehat menurut Winslow:
a. Harus memenuhi kebutuhan fisiologis
b. Harus memenuhi kebutuhan psikologis
c. Harus dapat menghindarkan dari kecelakaan
d. Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit
3. Kriteria rumah sehat:
a. Tersedia air bersih
b. Tersedia kamar mandi dan jamban
c. Tersedia sistem pembuangan air kotor
d. Tidak padat penghuni
e. Ventilasi dan pencahayaan yang cukup
f. Pengelolaan pembuangan sampah yang tepat
g. Dapur sehat
h. Bangunan kokoh
i. Kandang ternak terpisah dari rumah
4. Rumah dikatakan tidak sehat apabila:
a. Kotor
20
b. Ruangan pengap dan lembab
c. Asap dapur tidak keluar dari rumah
d. Sampah menumpuk
e. Kamar mandi dan tempat air tidak bersih
f. Lantai kamar mandi berlumut
g. Pakaian tidak disimpan pada tempatnya
h. Sampah tidak dikelola dengan benar
5. Upaya untuk mendirikan rumah sehat:
a. Membersihkan rumah minimal satu minggu sekali
b. Membuka jendela setiap pagi dan siang
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Menguras dan menutup tempat penampungan air
e. Membersihkan kamar mandi setiap hari
f. Mendapatkan penerangan yang terang
g. Ventilasi digunakan dengan baik
h. Apabila memiliki kandang menjaga kebersihannya
Tidak merokok di dalam rumah

21
DAFTAR PUSTAKA

Raafidiani, R., Yuliana, A. ., & Bokings, T. P. O. R. (2023). PENYULUHAN RUMAH


SEHAT IDAMAN SETIAP ORANG. PUAN INDONESIA, 4(2), 309–321.
https://doi.org/10.37296/jpi.v4i2.132
Herdiani I, Kurniawati A, Nuradillah H. Penyuluhan Kesehatan Rumah Sehat Pada
Masyarakat. J Abdimas. 2021;4(1):47-52.
Egsa. (2019). SEJAUH MANAKAH INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI
INDONESIA?. URL: https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/10/19/sejauh-manakah-
inovasi-pengelolaan-sampah-di-
indonesia/#:~:text=Sebagian%20besar%20pengelolaan%20sampah%20TPA,ula
ng%20meskipun%20tidak%20banyak%20digunakan.. Diakses tanggal 19 Juni
2023.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-lahat/baca-artikel/14891/Pengelolaan-Sampah-
di-Indonesia.html
Ambarwati. (t.t). SAMPAH DAN MASALAHNYA. URL:
https://dsdap.bantenprov.go.id/upload/Advetorial/1.%201%20ARTIKEL%20SA
MPAH%20(RDA)_EDITOR.pdf. Diakses tanggal 19 Juni 2023.
Sulistiorini, I, N. (2021). PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA. URL:
https://dlhk.jogjaprov.go.id/pengelolaan-sampah-rumah-tangga. Diakses tanggal
19 Juni 2023.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar. (t.t). MENGOLAH SAMPAH DENGAN
METODE 3R. URL: https://dlh.blitarkab.go.id/mengolah-sampah-dengan-
metode-3r/. Diakses tangggal 19 Juni 2023.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang. (2020). MENGOLAH SAMPAH DARI CARA
TRADISIONAL SAMPAI TEKNOLOGI. URL:
https://dlh.semarangkota.go.id/mengolah-sampah-dari-cara-tradisional-sampai-
teknologi/. Diakses tanggal 19 Juni 2023.
Marlinae, L., dkk. (2019). BUKU AJAR DASAR-DASAR KESEHATAN
LINGKUNGAN. Fakultas Ilmu Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Ashar, Y, K. (2020). BAHAN AJAR DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri, Sumatera Utara Medan.

22
Pinontoan, O. R. & Sumampouw, O. J. 2019. Dasar Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta:
Deepublish. ISBN: 978-602-475-881-3
Herti Windya Puspasari, Risnawati Tanjung, Rezania Asyfiradayati, Angki Irawan,
Lukman Handoko, Miladil Fitra, Erick Zicof, Mila Sari, Aidil Onasis, Rahmi
Hidayanti, Jernita Sinaga, Salsabila Syafni Aulia, Lukman Waris. 2022.
Kesehatan Lingkungan: PT. GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI. ISBN: 978-
623-96136-8-6

23

Anda mungkin juga menyukai